Berita dan Fundamental

Dolar stabil Setelah aksi jual

Dolar stabil Setelah aksi jual

iCDtCVr3RIKvG5H2wr1L5g.jpeg


Dolar naik tipis pada hari Senin, menjauh dari posisi terendah minggu lalu terhadap mata uang utama setelah Korea Utara menandai ulang tahun negara tersebut tanpa menggunakan rudal atau uji coba nuklir lagi. Sebagai gantinya Korea Utara merayakan ulang tahun ke-69 berdirinya negara tersebut pada hari Sabtu dengan sebuah perayaan yang menghormati para ilmuwan di balik uji coba nuklir besar yang dilakukan minggu lalu.


Dolar menguat 0,5 persen terhadap safe haven Yen Jepang yang pada level 108,42 yen, bergerak menjauh dari titik nadir 10 bulan 107,32 yen yang disentuh pada hari Jumat. Yen cenderung mendapat keuntungan selama masa ketidakpastian ekonomi dan politik karena status Jepang sebagai negara kreditor bersih.

Bukti atas kurangnya tindakan provokatif lebih lanjut oleh Korea Utara telah menyebabkan short-covering dalam dolar, kata seorang pedagang untuk sebuah bank Jepang di Singapura. Pasar sedikit panik pada hari Jumat, karena kekhawatiran pada akhir pekan. Namun, kekhawatiran terhadap ketegangan di semenanjung Korea masih menjadi sumber tekanan pada dolar, dan juga kemungkinan terjadinya hantaman Badai Irma ke AS yang telah melanda Florida.

Presiden AS Donald Trump mengatakan pada hari Sabtu bahwa dia akan meminta Kongres yang dikuasai Republikan untuk lebih mempercepat upayanya merombak kode pajak AS, dengan alasan dampak potensial Badai Irma sebagai alasan untuk mempercepat reformasi.

Indeks dolar, yang melacak dolar AS terhadap enam mata uang utama, naik 0,2 persen pada level 91,522, setelah meluncur ke level terendah 2 setengah tahun di level 91,011 pada hari Jumat. Euro turun 0,2 persen pada level $1,2013, setelah naik ke level $1,2092 pada hari Jumat, tertinggi sejak Januari 2015.

Terlepas dari penguatan mata uang bersama dan prospek kenaikan lebih lanjut ekspektasi dalam kebijakan moneter, Bank Sentral Eropa telah memberi sinyal bahwa pihaknya bersiap untuk meruncingkan program stimulus massalnya.

Dolar juga menguat terhadap yuan China, yang menjauh dari level tertinggi 21 bulan pada hari Jumat. Yuan mencatat kenaiakn 6,8 persen sepanjang tahun ini, melampaui penurunan hampir 6,6 persen yang diderita pada 2016.

Bank sentral China berencana untuk memangkas persyaratan cadangan untuk lembaga keuangan yang menyelesaikan posisi valuta asing berjangka terhadap yuan yang mulai berlaku Senin, sumber yang memiliki pengetahuan langsung atas kondisi tersebut mengatakan pada hari Jumat.
 
WTI Berjangka Masih Bertahan, Brent Balik Arah

WTI Berjangka Masih Bertahan, Brent Balik Arah

cRQ3CCORSXaIAJg-Ej483w.png


Harga minyak berjangka AS masih mencatat kenaikan pada hari Senin, sementara Brent malah kehilangan beberapa poin karena kekhawatiran atas dampak Badai Irma terhadap industri minyak mulai mereda dan di tengah pembicaraan tentang kemungkinan perpanjangan penagkasan produksi OPEC.


Kontrak minyak mentah AS West Texas Intermediate Oktober berada di $47,62 per barel, naik 18 sen atau sekitar 0,38%. Di tempat lain, minyak Brent untuk pengiriman November di ICE Futures Exchange di London turun 30 sen atau 0,56% menjadi $53,48 per barel.

Kontrak berjangka minyak AS menemukan dukungan menyusul turunnya kekuatan Badai Irma ke Kategori 1, saat badai tersebut melanda Florida akhir pekan lalu setelah menghancurkan sebagian besar wilayah Karibia. Meningkatnya badai telah membanjiri daerah-daerah di Florida Selatan, sementara pohon-pohon yang tumbang dan putusnya jaringan listrik telah menyebabkan lebih dari 2 juta penduduk tanpa listrik.

Harga minyak juga didorong oleh laporan menteri minyak Saudi yang membahas perpanjangan perjanjian untuk mengurangi pasokan minyak global hingga Maret 2018 bersama dengan rekan-rekannya di Venezuela dan Kazakh pada hari Minggu. OPEC dan produsen lainnya, termasuk Rusia, telah sepakat untuk mengurangi produksi sekitar 1,8 juta barel per hari sampai Maret mendatang dalam upaya mengurangi persediaan minyak global dan mendukung harga minyak.

Perpanjangan perjanjian lebih lanjut untuk setidaknya tiga bulan lagi setelah Maret saat ini sedang dibahas sebelum OPEC bertemu lagi di bulan November.

Di tempat lain, harga bensin berjangka turun 1,94% menjadi $1,616 per galon, sementara gas alam berjangka menguat 1,11% menjadi $2,922 per juta unit thermal Inggris.
 
Bursa Saham Asia Ke Level Tertinggi 10 Tahun

Bursa Saham Asia Ke Level Tertinggi 10 Tahun

JyD5iwRgTU2C5p27xXHDGw.png


Pasar saham Asia mencapai puncak 10 tahun pada hari Selasa dimana para pelaku pasar bernapas lega dari kekhawatiran di Korea Utara yang mulai mereda dan skenario terburuk dari Badai Irma tampaknya telah dihindari.


Indeks saham Asia Pasifik terbesar MSCI di luar Jepang naik 0,2 persen ke level tertingginya sejak akhir 2007. Nikkei 225 naik 1,05% dan Kospi membukukan kenaikan 0,12%. Di Australia, S&P/ASX 200 melonjak 0,72%. Indeks Komposit Shanghai naik 0,07%

Di Wall Street pada hari Senin, S&P 500 Index naik lebih dari 1 persen ke rekor tinggi 2.488 sementara indeks MSCI dunia yang mencakup 47 pasar juga mencapai rekor tertinggi baru, telah membuat kenaikan terbesar dalam waktu sekitar dua bulan.

Saham asuransi salah satu yang mencatat kenaikan terbesar, dengan indeks MSCI World naik 1.5 persen pada hari Senin, karena kerugian properti yang diasuransikan dari Badai Irma diperkirakan akan lebih kecil dari perkiraan semula. Turunnya level menjadi badai tropis Senin pagi, Irma yang telah memutus aliran listrik untuk jutaan orang masuk peringkat sebagai salah satu badai Atlantik terkuat yang tercatat.

Tidak terjadinya uji coba rudal Korea Utara di akhir pekan ini seperti yang dikhawatirkan beberapa pihak, telah meningkatkan risk appetite. Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa Bangsa dengan suara bulat meningkatkan sanksi terhadap Korea Utara pada hari Senin atas uji coba nuklir keenam dan paling kuat di negara tersebut pada 3 September, yang memberlakukan larangan ekspor tekstil negara tersebut dan membatasi impor minyak mentah.

Aset safe haven seperti Treasuries AS dan emas melepas kenaikan yang sempat dicapai. Hasil Treasury 10 tahun AS melonjak menjadi 2,129 persen dari 2,061 persen, kenaikan terbesar dalam satu setengah bulan. Emas turun menjadi $1.325 per ounce, dibandingkan dengan puncak tertinggi satu tahun di $ 1.357,4 pada hari Jumat.

Kenaikan tajam imbal hasil obligasi AS juga mendorong buyback dolar yang sempat babak belur. Euro turun ke $1,1958, menjauh dari puncaknya di sesi Jumat di $1,2092, level tertinggi sejak Januari 2015. Dolar kembali menguat terhadap yen ke level 109,35 naik dari level terendah 10 bulan di 107,32.

Harga minyak masih mencatat kenaikan karena kilang utama AS kembali beroperasi pasca Badai Harvey, yang dapat membantu menghidupkan kembali pengolahan minyak mentah. Kemungkinan perpanjangan pakta produksi 15 bulan antara anggota Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan produsen non-OPEC juga membantu mendukung harga.

Harga minyak mentah Brent berada di $53,78 per barel sementara minyak mentah berjangka AS berada pada level $48,04 per barel, naik 1,2 persen pada hari Senin.
 
Minyak Tergelincir Atas Kekhawatiran Permintaan

Minyak Tergelincir Atas Kekhawatiran Permintaan

iSlLaAVQQdOVkbm_MHZzNw.png


Harga minyak melunak pada hari Selasa karena dampak badai Badai Irma mempengaruhi permintaan kilang yang kembali beroperasi setelah didera Badai Harvey.


Minyak acuan internasional Brent turun 35 sen menjadi $53,49 per barel dari penutupan sebelumnya. Minyak mentah AS West Texas Intermediate (WTI) turun 30 sen menjadi $47,77 per barel.

Sementara kilang terbesar AS, Motiva Port Arthur, dan sejumlah kilang lainnya kembali memulai operasionalnya setelah lebih dari dua minggu tutup akibat Badai Harvey yang melanda pantai Teluk AS, dampak dari Irma tidak terlalu mempengaruhi harga minyak.

Irma menghantam Florida pada hari Minggu, menyebabkan lebih dari 7,4 juta rumah dan bisnis tanpa aliran listrik, namun sejak itu kategori diturunkan menjadi badai tropis.

Goldman Sachs memperingatkan bahwa permintaan kemungkinan turun 900.000 barel per hari (bpd) di September dan 300.000 bpd pada bulan Oktober akibat angin topan tersebut.

Investor juga mengawasi dampak badai terhadap persediaan. Data dari kelompok industri American Petroleum Institute (API) akan dirilis pada hari Selasa sementara Departemen Energi Informasi Informasi Energi AS (EIA) akan merilis data pada hari Rabu.

Di tengah kekhawatiran yang terus berlanjut, Menteri Energi Arab Saudi Khalid al-Falih melakukan pembicaraan dengan rekan-rekannya di Venezuela dan Kazakh tentang kemungkinan memperpanjang pemangkasan pasokan hingga Maret 2018.

Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC), dimana Arab Saudi adalah pemimpin de facto, dan produsen lainnya termasuk Rusia, telah sepakat untuk menahan output produksi minyak mereka sekitar 1,8 juta barel per hari sampai Maret mendatang.

Sekretaris Jenderal OPEC Mohammad Barkindo mengatakan pada hari Senin bahwa kesepakatan pemangkasan persediaan diperkirakan akan membantu menyeimbangkan pasar minyak global dan permintaan yang kuat dapat mengurangi persediaan minyak lebih lanjut.
 
Pasar Saham Asia Masih Dekati Level Atas 10 Tahun

Pasar Saham Asia Masih Dekati Level Atas 10 Tahun

OrGeiqnYSFW0NDLP1aS-rg.png


Meski relatif lemah pada hari Rabu namun pasar saham Asia masih bertahan di level tertinggi 10 tahun, mengikuti pencapaian rekor tertinggi Wall Street, sementara saham pemasok Apple Inc turun menyusul rilis iPhone terbaru.


Pada perdagangan sesi Selasa, indeks S&P 500, industri Dow Jones dan Nasdaq Composite sukses mencatat rekor pada penutupan karena kekhawatiran para pelaku pasar terhadap ketegangan Korea Utara serta dampak Badai Irma semakin memudar. Namun, penguatan pada pasar saham AS tertahan oleh melemahnya saham Apple Inc setelah meluncurkan jajaran iPhone terbarunya. Saham Apple turun 0,6 persen namun mengurangi beberapa kerugian dalam perdagangan sebelumnya. Penjualan iPhone yang baru akan memiliki dampak luar biasa bagi banyak pemasok dan juga pesaingnya.

Indeks saham Taiwan turun 0,5 persen, karena saham pemasok Apple, Taiwan Semiconductor Manufacturing Co, kontrak pembuat chip terbesar di dunia, turun 0,5 persen, sementara Hon Hai Precision Industry turun 0,4 persen.

Indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang sedikit melemah, setelah sebelumnya sempat ke level tertinggi sejak Oktober 2007. Indeks saham Australia naik 0,2 persen, sementara indeks saham Korea naik 0,1 persen. Indeks saham Nikkei Jepang naik 0,5 persen ke level tertinggi satu bulan, yang naik karena yen masih menjauh dari puncaknya baru-baru ini.

Dolar beringsut turun 0,1 persen terhadap yen ke level 110,06 yen, namun tetap jauh di atas level terendah 10 bulan terakhir di hari Jumat di 107,32 saat terjadinya Badai Irma dan investor bersiap menghadapi kemungkinan uji coba rudal atau nuklir Korea Utara lain untuk menandai berdirinya Korea Utara pada bulan September 9.

Investor masih mewaspadai ketegangan yang setiap saat bisa meningkat di semenanjung Korea, dengan Presiden AS Donald Trump mengatakan pada hari Selasa bahwa sanksi PBB terhadap Korea Utara minggu ini adalah "langkah yang sangat kecil," dan "tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan apa yang pada akhirnya akan harus terjadi "untuk menangani program nuklir negara tersebut.

Korea Utara tetap menentang sanksi terakhir, berjanji untuk melipatgandakan usaha untuk melawan apa yang dikatakannya sebagai ancaman invasi AS.

Euro naik 0,1 persen pada level $1,1978, sementara indeks dolar turun 0,1 persen pada level 91,814, bertahan di atas level terendah 2 setengah tahun di hari Jumat di 91,011.
 
Indeks Dollar Stabil Dalam Kehatian-hatian Pasar

Indeks Dollar Stabil Dalam Kehatian-hatian Pasar

lKH-64CWTnyXUu7LbZlnxQ.png


Dolar bertahan dan stabil terhadap mata uang utama pada perdagangan hari Rabu, karena investor masih berhati-hati atas pengaruh potensi ketegangan geopolitik baru dengan Korea Utara.


Sentimen pasar masih sedikit didukung karena Badai Irma tampaknya menyebabkan kerusakan yang tidak terlalu parah dari yang dikhawatirkan dan dengan tidak adanya provokasi baru dari Korea Utara. Irma, yang telah memukul Karibia akhir pekan lalu dan merupakan salah satu badai Atlantik terkuat, melemah menjadi badai tropis, sehingga mengurangi kekhawatiran atas tingkat keparahan dampak finansial akibat badai tersebut.

Secara terpisah, pelaku pasar tampaknya mengabaikan penolakan Korea Utara atas sanksi yang diberlakukan oleh Dewan Keamanan PBB. Dewan Keamanan dengan suara bulat pada hari Senin meningkatkan sanksi atas yang terjadi di semenanjung Korea, sebagai tanggapan atas uji coba nuklir keenamnya.

Presiden AS Donald Trump mengatakan pada hari Selasa bahwa sanksi PBB merupakan "langkah yang sangat kecil" dan "tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan apa yang sebenarnya harus terjadi" untuk memerangi program nuklir rezim tersebut.

Safe haven Yen dan franc Swiss stabil, dengan USD/JPY di level 110.13 dan USD/ CHF diperdagangkan di level 0.9604. Di tempat lain, EUR/USD juga hanya bergerak tipis dan diperdagangkan pada level 1,1973, sementara GBP/USD turun 0,11% ke level 1,3269 setelah data menunjukkan bahwa tingkat pengangguran Inggris secara tidak terduga jatuh pada bulan Juli namun pertumbuhan upah lebih lemah dari yang diperkirakan.

Sterling rally secara luas pada hari Selasa di tengah harapan bahwa laporan inflasi yang kuat hari itu akan mendorong Bank of England untuk mengambil sikap yang lebih hawkish mengenai tingkat suku bunga.

Australia menguat, dengan AUD/USD naik 0,22% pada level 0,7283, NZD/USD hampir tidak berubah pada level 0,7283. Sementara itu, USD/CAD merosot 0,38% diperdagangkan di level 1,2140.

Indeks dolar AS, yang mengukur kekuatan greenback terhadap enam mata uang utama, bergerak pada rentang tipis dan diperdagangkan pada level 91,84.
 
Aussie Kehilangan Tenaga Setelah Data China

Aussie Kehilangan Tenaga Setelah Data China

vexmPt1ASBC_ewkQZEGIDw.png


Aussie harus kembali melemah setelah sempat menguat di hari Kamis berkat kenaikan tajam laporan pekerjaan untuk Agustus namun harus terdera oleh lemahnya investasi aset tetap, angka penjualan ritel dan output industri dari China selaku mitra dagang utamanya.


China laporkan investasi aset tetap untuk Agustus naik 7,8%, namun di bawah kenaikan 8.2% yang diperkirakan pada tahun ini, produksi industri naik 6,0%, dibandingkan dengan perkiraan kenaikan 6,6%, dan penjualan ritel meningkat 10,1%, dibandingkan dengan ekspektasi kenaikan 10,5 %.

Sebelumnya, Australia melaporkan data pekerjaan dengan angka lapangan kerja yang melonjak 54.200, dibandingkan dengan kenaikan 15.000 pekerjaan yang dilaporkan pada Agustus di bawah tingkat partisipasi 65,3%, lebih tinggi dari perkiraan 65,1%, untuk tingkat pengangguran stabil di 5,6%.

USD/JPY melemah dan diperdagangkan pada level 110,47, turun 0,01%, sementara AUD/USD diperdagangkan di level 0,8003, naik 0,21%. Indeks dolar AS naik 0,06% menjadi 92,45.

Pada sesi kemarin, dolar menguat tajam terhadap mata uang utama, acuhkan data ekonomi suram yang menunjukkan inflasi grosir melampaui ekspektasi menjelang data inflasi konsumen yang akan dirilis Kamis.

Perlambatan inflasi dipantau secara ketat karena dapat menggagalkan rencana Federal Reserve untuk menaikkan suku bunga setidaknya sekali lagi tahun ini.

Komite Pasar Terbuka Federal Reserve dijadwalkan akan melakukan pertemuan pada 19-20 September untuk meninjau kondisi ekonomi dan keuangan, dan menentukan sikap kebijakan moneter yang tepat. Menjelang pertemuan FOMC, beberapa anggota the fed pada awal bulan September mendesak bank sentral untuk mengesampingkan rencana kenaikan suku bunga tambahan.

Sementara itu, pound turun dari level tertinggi satu tahun terhadap greenback, turun 0,65% menjadi $1,3196, karena data pasar tenaga kerja Inggris terakhir menunjukkan bahwa pertumbuhan upah tetap lamban menjelang keputusan suku bunga Bank of England pada hari Kamis.
 
Dollar Stabil Menjelang Data Inflasi AS

Dollar Stabil Menjelang Data Inflasi AS

xrMlu_ZqQP6uF8itWoyPeQ.jpeg


Dolar stabil terhadap mata uang utama pada hari Kamis karena para pelaku pasar data investor yang ditunggu mengenai inflasi konsumen A.S. di kemudian hari untuk indikasi baru apakah Federal Reserve akan menaikkan suku bunga lagi tahun ini.


Indeks dolar AS, yang mengukur kekuatan greenback terhadap enam mata uang utama, berada di level 91,39. Indeks dolar telah mencatat kenaikan 1,14% sejauh minggu ini, rebound dari posisi terendah lebih dari dua tahun terakhir di tengah reli yang dipicu oleh kekhawatiran berkurangnya program nuklir Korea Utara dan dampak Badai Irma terhadap ekonomi.

Harapan baru untuk rencana administrasi Trump untuk merombak pajak membantu dolar pada hari Rabu.

Sementara itu, data pada hari Rabu menunjukkan inflasi produsen AS sedikit naik dalam pengaruh tekanan inflasi Agustus, yang berpotensi menjadi rintangan bagi rencana Fed untuk menaikkan suku bunga. Laporan inflasi konsumen pada Kamis nanti akan sangat diawasi karena The Fed mempertimbangkan apakah akan menaikkan suku bunga lagi sebelum akhir tahun.

Dolar merosot terhadap yen, dengan USD/JPY bertahan di level 110,36. Euro berhasil menyentuh level yang lebih tinggi, dengan EUR/USD di level 1.1894, bertahan di bawah level tertinggi dua setengah tahun di hari Jumat di level 1.2091. Sterling juga naik tipis, dengan GBP/USD di level 1.3222 menjelang pertemuan kebijakan Bank of England hari ini.

Sterling turun dari level tertinggi satu tahun terhadap dolar pada hari Rabu setelah laporan ketenagakerjaan Inggris terakhir menunjukkan pertumbuhan upah masih lamban, menambah kekhawatiran mengenai tekanan pada standar hidup.

Dengan inflasi yang melampaui pertumbuhan gaji, tekanan pada biaya hidup semakin memburuk, yang kemungkinan akan menghalangi BoE menaikkan suku bunga.

Dolar Australia lebih tinggi dengan AUD/USD naik 0,24% pada level 0,8004 setelah data pekerjaan, namun kenaikan tersebut terpengaruh oleh data ekonomi yang tidak bersemangat dari China, salah satu mitra dagang terbesar di negara tersebut.
 
Pasar Saham AS, Asia Turun Pasca Korut luncurkan rudal

Pasar Saham AS, Asia Turun Pasca Korut luncurkan rudal

hkddnvWNRaKOelDKgjwMaw.png


Saham berjangka AS dan saham Asia merosot setelah Korea Utara melepaskan rudal lainnya melewati Jepang ke Samudera Pasifik pada hari Jumat, menunjukkan perlawanan Pyongyang dalam menghadapi sanksi yang mengintensifkan.


Saham berjangka AS turun 0,2 persen sementara indeks saham MSCI Asia-Pasifik tidak termasuk Jepang turun 0,4 persen, meski masih naik 0,4 persen dalam sepekan. Nikkei Jepang naik 0,1 persen. Jepang mengatakan rudal Korea Utara jatuh ke laut sekitar 2.000 km atau 1.240 mil timur Hokkaido.

Peluncuran tersebut terjadi hanya beberapa hari setelah Dewan Keamanan PBB menyetujui sanksi baru terhadap Pyongyang untuk uji coba nuklirnya pada 3 September, namun tampaknya pasar semakin terbiasa dengan baku tembak Korea Utara.

Sebelum peluncuran rudal Korea Utara, imbal hasil obligasi AS meningkat sementara saham Wall Street mixed setelah data inflasi konsumen AS menghidupkan kembali ekspektasi the Fed akan menaikkan suku bunga pada bulan Desember.

Indeks harga konsumen naik 0,4 persen pada Agustus dari Juli, lebih cepat dari perkiraan kenaikan 0,3 persen oleh analis dalam jajak pendapat Reuters. CPI inti, yang tidak termasuk energi dan pangan, naik 0,2 persen. Pada basis 12 bulan, inflasi sebesar 1,7 persen, di atas perkiraan 1,6 persen oleh para ekonom.

Setelah data tersebut, peluang kenaikan tingkat suku bunga Fed AS sekitar 45 persen dan kemungkinan Fed akan menaikkan suku bunga pada bulan Desember, dibandingkan dengan sekitar 25 persen pada awal minggu ini.

Hasil obligasi Treasury 10-tahun AS naik ke level 2.225 persen, namun turun kembali menjadi 2,178 persen di Asia pada hari Jumat setelah peluncuran rudal Korea Utara.

Di pasar mata uang, dolar gagal memanfaatkan data CPI karena rally yang dimulai pada awal minggu mulai kehabisan tenaga. Euro diperdagangkan pada level $1,1910, dari level terendah dua minggu di bawah $1,18365. Pound mencapai level tertinggi satu tahun di $1,3407 pada hari Kamis dan terakhir bertahan di level $1,3388.

Pound Inggris terus menguat setelah Bank of England memperingatkan bahwa mereka mungkin menaikkan suku bunga untuk pertama kalinya dalam satu dekade dalam "bulan-bulan depan" jika tekanan ekonomi dan harga terus tumbuh.
 
Dolar Acuhkan Rudal Korut

Dolar Acuhkan Rudal Korut

Rr1FErEoT2WuWynjXgyPBA.png


Dolar rebound terhadap yen di perdagangan sesi Eropa pada hari Jumat setelah para pelaku pasar segera menyingkirkan berita rudal terbaru yang diluncurkan dan melewati Jepang oleh Korea Utara, setelah melemah di awal sesi hari ini akibat risk appetite.


Korea Utara menembakkan sebuah rudal pada hari Jumat yang terbang di atas pulau Hokkaido utara Jepang jauh ke Samudera Pasifik, kata pejabat Korea Selatan dan Jepang, yang selanjutnya meningkatkan ketegangan setelah uji coba bom nuklir yang kuat Pyongyang terbaru.

Jepang adalah negara kreditor bersih terbesar di dunia, dan pada saat yang tidak pasti, para pelaku pasar berasumsi bahwa pemulangan dana luar negeri Jepang akan menggoncang penjualan aset Jepang oleh investor asing. Yen masih dianggap sebagai "safe-haven" meskipun jarak geografis Jepang ke Korea Utara tidaklah jauh.

Dolar merosot hingga ke level 109,55 yen di sesi perdagangan Asia, namun naik lebih dari 1 persen di atas 110,68 yen. Dolar menuju performa terbaik pekan ini terhadap mata uang Jepang sejak November.

Peluncuran rudal tersebut dilakukan beberapa hari setelah 15 anggota Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa dengan suara bulat meningkatkan sanksi terhadap Korea Utara dalam uji coba nuklirnya pada 3 September, yang memberlakukan larangan ekspor tekstil dan pembatasan impor minyak mentah.

Dolar juga didukung oleh data inflasi konsumen AS terbaru, yang memperkuat harapan bahwa Federal Reserve AS kemungkinan menaikkan suku bunga lagi pada akhir tahun, kata Masashi Murata, ahli strategi mata uang untuk Brown Brothers Harriman di Tokyo.

Di tempat lain, sterling mencapai level tertinggi 14 bulan di $1,3350 dan menuju minggu terbaiknya di lebih dari delapan tahun dengan basis perdagangan, dimana para pelaku pasar memperkirakan kenaikan suku bunga jangka pendek oleh Bank of England.

Euro stabil di $1,1918, bertahan di bawah level tertinggi 2 setengah tahun di level $1,2092 minggu lalu, sementara indeks dolar juga datar pada hari ini.
 
Dolar Bersinar, Saham Asia Tergelincir Pasca Sinyalemen Fed

Dolar Bersinar, Saham Asia Tergelincir Pasca Sinyalemen Fed

kiJR0yCoSGqnE62HE3obdw.png


Dolar AS bersinar saat pasar saham Asia tergelincir pada hari Kamis setelah Federal Reserve AS umumkan rencana untuk mulai menyusutkan neraca anggaran dan memberi sinyal kenaikan suku bunga satu tingkat lagi akhir tahun ini.


Saham Eropa diperkirakan akan mendapatkan keuntungan dari penurunan euro terhadap dolar dengan perkiraan kenaikan 0,5 persen di DAX Jerman dan CAC Prancis di pembukaan sesi.

Nikkei Jepang naik 0,2 persen atas kenaikan yield obligasi AS mengangkat saham keuangan, sementara jatuhnya yen terhadap dolar AS setelah keputusan Fed membantu eksportir. Bank of Japan, yang diperkirakan akan mempertahankan pengaturan kebijakannya tidak berubah, di mana pasar menunggu konferensi pers oleh gubernur BoJ pada hari ini.

Indeks saham terbesar Asia Pasifik MSCI di luar Jepang turun 0,5 persen, dengan saham Australia di antara yang terburuk dengan penurunan 0,8 persen.

Indeks saham utama AS pulih dengan cepat dari penurunan awal setelah pengumuman Fed, dengan S&P 500 berakhir sedikit menguat, sebagian dibantu oleh kenaikan saham finansial dan energi.

Pandangan Fed juga mendorong rotasi dari saham teknologi ke saham finansial, yang mendapat manfaat dari kenaikan suku bunga. Seperti yang diharapkan, Fed mengatakan akan memulai pada bulan Oktober untuk memangkas kepemilikan obligasi Treasury AS dan sekuritas berbasis mortgage yang diperoleh pada tahun-tahun setelah krisis keuangan tahun 2008.

The Fed mengisyaratkan masih mengharapkan satu kenaikan suku bunga lagi pada akhir tahun, meskipun baru-baru ini mengalami inflasi yang rendah, namun menurunkan perkiraan tingkat suku bunga jangka panjangnya.

Yield Treasury dua tahun AS melonjak menjadi 1,451 persen, level tertinggi sejak November 2008 yang dicapai pada Rabu kemarin. Hasil Treasury Treasury 10 tahun naik menjadi 2,278 persen, sempat menyentuh level tertinggi enam minggu di 2,289 persen.

Di pasar mata uang, kenaikan imbal hasil Treasury mendorong daya tarik dolar. Euro turun ke level $1,1883 dari atas level $1,20 sebelum pengumuman kebijakan the Fed. Demikian juga dollar melonjak terhadap yen ke level 112.595, level tertinggi dua bulan, dari sekitar level 111.30.
 
Yen Naik Tajam Atas Uji Coba Nuklir Korut

Yen Naik Tajam Atas Uji Coba Nuklir Korut

YY6f4apzR0Ob6EF8OOeUoA.png


Yen menguat tajam di Asia pada hari Jumat karena para pelaku pasar menerima laporan yang mengkhawatirkan bahwa Korea Utara kemungkinan menguji senjata nuklir di atas Samudera Pasifik serta perhatian terhadap pidato kebijakan mengenai Brexit di hari ini.


Menteri Luar Negeri Korea Utara Ri Yong Ho mengatakan pada hari Jumat bahwa dia yakin Korut dapat mempertimbangkan uji coba bom hidrogen di Samudera Pasifik dalam skala yang belum pernah terjadi sebelumnya, kantor berita Korea Selatan Yonhap melaporkan.

Ri berbicara dengan wartawan di New York ketika ditanya apakah maksud pemimpin Korea Utara Kim Jong Un ketika dia mengancam dalam sebuah pernyataan sebelumnya mengenai "tindakan pembalasan tingkat tertinggi dalam sejarah" melawan Amerika Serikat. Korea Utara dapat mempertimbangkan uji coba bom hidrogen, kata Ri, meskipun dia tidak mengetahui pemikiran pasti Kim, lapor Yonhap.

Indeks dolar AS, yang mengukur kekuatan greenback terhadap perdagangan enam mata uang utama, turun 0,12% menjadi 91,86. USD/JPY diperdagangkan di level 112,02, turun 0,40%, sementara AUD/USD diperdagangkan di level 0,7933, naik 0,03%. GBP/USD terakhir terlihat turun 0,02% ke level 1,3579.

Semalam, sterling menambahkan penguatan sebelumnya terhadap greenback yang naik karena pelaku pasar menantikan pidato kunci dari Perdana Menteri Inggris Theresa May mengenai Brexit yang dijadwalkan pada hari Jumat.

Dolar jatuh terhadap sekeranjang mata uang utama setelah penguatan pasca keputusan Fed memudar meski ada duo laporan ekonomi yang menunjukkan aktivitas manufaktur dan pasar tenaga kerja melampaui ekspektasi. Laporan manufaktur bullish mengalahkan perkiraan untuk hasil di angka 18 diantara ekspektasi para ekonom bahwa gangguan akibat Badai Harvey akan mengurangi manufaktur nasional.

Namun, penurunan greenback terbatas, karena yen masih melemah setelah keputusan Bank of Japan semalam yang kembali mempertahankan suku bunganya tidak berubah.
 
Dollar Masih Melemah Pasar Berhati-hati

Dollar Masih Melemah Pasar Berhati-hati

RxMlO-zgRZ2wLQy1yv61hg.png


Dolar masih melemah terhadap mata uang utama pada hari Jumat, meskipun data AS baru-baru ini positif dan kemungkinan akan kenaikan lainnya pada suku bunga oleh Federal Reserve tahun ini, karena ketegangan antara AS dan Korea Utara terus membebani sentimen pasar.


Dolar telah menguat secara luas setelah the Fed pada hari Rabu mengindikasikan akan ada satu kenaikan suku bunga yang kemungkinan di tahun ini juga dan mengatakan akan mulai mengungkap neraca sebesar $4,5 triliun pada bulan Oktober. Greenback juga didukung oleh serangkaian laporan optimis atas klaim pengangguran AS dan aktivitas manufaktur di wilayah Philadelphia yang dirilis pada hari Kamis.

Namun sentimen pasar terpukul setelah pemimpin Korea Utara Kim Jong Un pada hari Jumat mengatakan bahwa Pyongyang akan mempertimbangkan "langkah pembalasan garis keras level tertinggi dalam sejarah" terhadap AS sebagai tanggapan atas ancaman Presiden Donald Trump untuk menghancurkan negara tersebut.

Tak lama setelah itu, Menteri Luar Negeri Korea Utara Ri Yong Ho mengatakan negaranya dapat melakukan uji bom hidrogen di Samudra Pasifik dengan skala yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Dalam pidato pertamanya di depan Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa pada hari Selasa, Trump mengatakan "Amerika Serikat memiliki kekuatan dan kesabaran yang besar, namun jika dipaksa untuk mempertahankan diri dan sekutunya, kita tidak punya pilihan selain menghancurkan Korea Utara secara total."

Safe haven Yen dan franc Swiss mencatat kenaikan, dengan USD/JPY meluncur 0,39% ke level 112,03, dari level puncak dua bulan sesi sebelumnya di 112,72, sementara USD/CHF turun 0,24% diperdagangkan pada level 0,9684. Di tempat lain, EUR/USD naik 0,37% diperdagangkan pada level 1,1985, sementara GBP/USD turun tipis 0,08% ke level 1,3570, dari level tertinggi 15 bulan di bulan September di 1,3620.

Dolar Australia dan Selandia Baru menguat, dengan AUD/USD naik 0,20% pada level 0,7947 dan NZD/USD naik 0,10% ke level 0,7315. Sementara itu, USD/CAD turun 0,32% ke level 1,2288.

Indeks dolar, yang mengukur kekuatan greenback terhadap enam mata uang utama, turun 0,29% pada level 91,70, dari level tertinggi satu minggu yang disentuh pada hari kamis di level 92,42.
 
Euro, Kiwi Diselubungi Ketidakpastian Politik

Euro, Kiwi Diselubungi Ketidakpastian Politik

vFJMURHxTXOTosbSo-Hc-A.png


Euro tergelincir di awal perdagangan Asia pada hari Senin setelah pemilihan Jerman menunjukkan lonjakan dukungan untuk partai sayap kanan yang membuat Kanselir Angela Merkel terpaksa membentuk koalisi pemerintahan.


Euro turun 0,5 persen ke level $1,1896 dan terakhir berada di $1,1933, atau turun 0,2 persen, bertahan di atas support sekitar $1,1860.

Merkel memenangkan masa jabatan keempat pada hari Minggu namun harus membangun koalisi yang tidak nyaman untuk membentuk sebuah pemerintahan setelah konservatifnya mendapat dukungan luar biasa dalam menghadapi lonjakan oleh anti-imigrasi Alternatif untuk Jerman (AfD).

Meskipun mendapat suara terbanyak, blok Merkel merosot ke hasil terburuk sejak 1949 dan rekan koalisinya Sosial Demokrat saat ini mengatakan mereka akan menjadi oposisi setelah jatuh mencapai proyeksi 20,7 persen, sebuah titik terendah pasca perang.

Tapi membangun koalisi semacam itu bisa memakan waktu berbulan-bulan karena hubungan tiga arah belum teruji di tingkat nasional.

Ketidakpastian politik juga membebani dolar Selandia Baru setelah tidak ada partai tunggal yang memenangkan mayoritas dalam sebuah pemilihan akhir pekan ini. Mata uang Selandia Baru turun 0,9 persen ke level $0,7269.

Partai Nasional yang berkuasa memenangkan suara terbanyak dalam pemilihan, namun partai-partai besar tersebut tidak memenangkan cukup kursi untuk mendapatkan suara mayoritas di parlemen, memaksa putaran pembangunan koalisi yang bisa berlangsung berhari-hari atau berminggu-minggu.

Sterling menguat di level $1,3486 setelah jatuh pada hari Jumat ketika lembaga pemeringkat Moody's turunkan peringkat kredit Inggris, mengatakan bahwa rencana pemerintah untuk menurunkan hutang telah diputuskan dan Brexit akan membebani ekonomi.

Beberapa jam setelah Perdana Menteri Theresa May menetapkan rencana untuk hubungan baru dengan Uni Eropa, Moody's pangkas rating Inggris menjadi Aa2, menggarisbawahi risiko ekonomi yang menyebabkan kelompok tersebut berada pada ekonomi kelima terbesar di dunia. Mei gagal memberikan rincian konkret untuk bagaimana Inggris bisa mempertahankan akses istimewa ke pasar tunggal Eropa dalam pidatonya.

Sementara itu Yen melemah 0,3 persen ke level 112,30 yen per dolar, dibantu oleh harapan baru stimulus ekonomi Perdana Menteri Shinzo Abe karena ia diperkirakan akan mengumumkan sebuah pemilihan cepat, yang akan diadakan pada 22 Oktober.

Sebuah survei akhir pekan oleh harian bisnis Nikkei menunjukkan 44 persen pemilih berencana untuk memilih Partai Demokrat Liberal Abe (LDP) berbanding 8 persen untuk partai oposisi utama Partai Demokrat.
 
Minyak Mentah Awali Pekan Dengan Penurunan

Minyak Mentah Awali Pekan Dengan Penurunan

gcdSRmMtQCGCqmb1B7PW_w.png


Harga minyak mentah memulai perdagangan minggu ini dengan penurunan, namun harga minyak masih mendekati harga tertingginya dalam beberapa bulan di tengah optimisme pasar minyak mentah sedang dalam perjalanan menuju penyeimbangan kembali.


Minyak mentah berjangka AS West Texas Intermediate (WTI) turun 21 sen atau sekitar 0,4% menjadi $50,45 per barel, tidak jauh dari level tertinggi empat bulan di $51,11 yang disentuh pekan lalu. Sementara itu, harga minyak mentah Brent turun 16 sen atau sekitar 0,3% menjadi $56,26 per barel. Brent sempat diperdagangkan hingga ke $56,91 pada hari Jumat, tingkat yang terakhir terlihat sejak 1 Maret. Minyak mentah WTI mengalami kenaikan 1,5% minggu lalu, sementara Brent berakhir dengan kenaikan sekitar 2,2% pada minggu tersebut.

Produsen minyak utama yang mengadakan pertemuan di Wina untuk sebuah pertemuan komite pimpinan OPEC pada hari Jumat sesuai dengan kesepakatan produksi mereka, namun, seperti yang diharapkan, harus menunggu lebih lama untuk diputuskan apakah diperlukan tindakan lebih lanjut.

Perlakuan OPEC dan non-OPEC terhadap kesepakatan untuk menahan output naik menjadi 116% di bulan Agustus, komite mengatakan, kenaikan yang kuat dari kepatuhan 94% yang dicapai sebulan yang lalu.

Pada bulan Mei, anggota OPEC dan non-OPEC yang dipimpin oleh Rusia setuju untuk memperpanjang pengurangan produksi 1,8 juta barel per hari untuk jangka waktu sembilan bulan sampai Maret 2018 dalam upaya mengurangi persediaan minyak global dan mendukung harga minyak.

Namun sejauh ini produksi yang meningkat dari AS, Nigeria dan Libya telah merusak upaya kartel untuk menghambat kelebihan pasokan.

Menteri energi Rusia mengatakan bahwa Januari adalah tanggal paling awal jika perpanjangan kesepakatan global dapat dipertimbangkan, walaupun menteri lain menyarankan agar keputusan semacam itu dapat diambil sebelum akhir tahun ini. Pertemuan komite berikutnya dijadwalkan berlangsung pada 29 November di Wina, sehari menjelang pertemuan OPEC yang dijadwalkan secara reguler.

Di tempat lain, harga bensin berjangka berada di $1,624 per galon, hanya bergerak tipis dari level Jumat, sementara gas alam naik setengah sen menjadi $3,026 per juta thermal unit Inggris.
 
Harga Emas Terus Menguat di Asia

Harga Emas Terus Menguat di Asia

cxOpaHFaTRe4PNJQuiLe8A.jpeg


Harga emas kembali mencatat penguatan pada perdagangan di Asia pada hari Selasa karena para pelaku pasar masih menunjukkan sikap berhati-hati atas ketegangan yang terjadi di semenanjung Korea.


Harga emas naik tajam pada hari Senin akibat semakin meningkatnya ketegangan geopolitik di Semenanjung Korea sehingga memicu permintaan safe haven setelah Menteri Luar Negeri Korea Utara Ri Yong Ho memperingatkan bahwa Pyongyang memiliki hak untuk "menembak jatuh pembom AS".

Kontrak emas untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Mercantile Exchange naik 0,27% menjadi $1.315,00.

Mengawali pekan ini dengan catat yang kuat terjadi setelah logam mulia itu merosot untuk pekan kedua berturut-turut minggu lalu karena para pelaku pasar membatalkan beberapa taruhan bullish mereka pada emas. Bullish bersih pada emas turun menjadi 236.100, menurut sebuah laporan dari Commodity Futures Trading Commission (CFTC) pada hari Jumat.

Namun, permintaan akan logam mulia tersebut bisa saja mendapat tekanan selama seminggu ini karena sejumlah juru pembicara Federal Reserve dijadwalkan akan menyampaikan pidato termasuk ketua bank sentral Janet Yellen pada hari Selasa.

Menyusul kesimpulan dari pertemuan dua hari kebijakan the fed pekan lalu, Federal Reserve mengisyaratkan bahwa kenaikan suku bunga akhir tahun masih cukup layak. Dalam lingkungan suku bunga yang meningkat, minat para pelaku pasar terhadap emas melemah karena biaya peluang menahan kenaikan logam mulia relatif terhadap aset berbunga lainnya seperti obligasi.
 
Ketegangan Korut Dan Dukungan Terhadap Yen

Ketegangan Korut Dan Dukungan Terhadap Yen

dt7H4Og5RwquSd_40HGBEw.png


Yen masih terus tertopang hingga hari Selasa di tengah meningkatnya ketegangan di Semenanjung Korea, dan bersamaan dengan para pelaku pasar menanti petunjuk baru mengenai arah kebijakan moneter AS.


Permintaan untuk safe haven yen terus mendapat dukungan setelah menteri luar negeri Korea Utara pada hari Senin mengatakan bahwa Presiden AS Donald Trump telah mengumumkan perang terhadap negaranya dan Pyongyang mencadangkan hak untuk menembak jatuh pesawat pembom AS.

Yen yang sering dicari pada saat ketegangan geopolitik atau turbulensi pasar karena Jepang memiliki surplus transaksi berjalan yang besar dan pasar cenderung menganggap investor Jepang akan memulangkan dana pada saat krisis.

Sementara itu mata uang tunggal masih dipengaruhi kemenangan Kanselir Jerman Angela Merkel pada pemilihan akhir pekan namun melihat sejumlah besar pemilih meninggalkan partainya ke sayap kanan. Merkel saat ini menghadapi pembicaraan koalisi yang akan berlangsung lama untuk mencoba membentuk pemerintahan yang stabil.

Sentimen pada euro juga terpukul setelah Presiden Bank Sentral Eropa Mario Draghi Senin mengatakan bahwa sejumlah akomodasi ECB masih diperlukan dan menambahkan bahwa volatilitas mata uang adalah sumber ketidakpastian yang memerlukan pemantauan.

USD/JPY diperdagangkan pada level 111,73 setelah jatuh hingga ke level 111,47 tadi malam. Euro jatuh ke posisi terendah empat minggu terhadap dolar, dengan EUR/USD turun 0,3% menjadi 1,1811 setelah mengakhiri sesi sebelumnya dengan turun 0,6%. Euro juga melemah terhadap penguatan yen, dengan EUR/JPY turun 0,21% pada level 132,09.

Indeks dolar AS, yang mengukur kekuatan greenback terhadap enam mata uang utama, naik 0,21% pada level 92,62, didorong oleh euro yang lebih lemah.

Pasar tengah menantikan pidato oleh Ketua Fed Janet Yellen pada hari ini setelah bank sentral AS pada pekan lalu mengindikasikan bahwa pihaknya masih berada di jalur untuk kenaikan suku bunga ketiga sebelum akhir tahun.

Sementara itu, dolar Selandia Baru melemah, dengan NZD/USD turun 0,66% pada level 0,7225, menambah penurunan hari sebelumnya. Kiwi mendapat tekanan setelah Partai Nasional pimpinan Perdana Menteri Selandia Baru, Bill English memenangkan pemilihan akhir pekan namun gagal mendapatkan mayoritas secara langsung, sehingga pasar mungkin menghadapi ketidakpastian sepanjang pekan sebelum sebuah pemerintahan dibentuk.
 
Menjelang Rencana Pajak AS; Saham Asia Naik, Dolar Dekati Level Tertinggi

Menjelang Rencana Pajak AS; Saham Asia Naik, Dolar Dekati Level Tertinggi

8rsEy4HzTLO_lauB4s60Tw.jpeg


Saham Asia naik pada hari Rabu karena para pelaku pasar mengharapkan adanya kemajuan dalam reformasi pajak utama di Amerika Serikat, sementara dolar melayang mendekati level tertinggi satu bulan karena ekspektasi kenaikan suku bunga AS di bulan Desember.


Pemerintah dan Partai Republik di Kongres dijadwalkan menyusun rencana pajak pada hari Rabu. Jika lolos, itu akan menjadi kemenangan legislatif penting pertama bagi Presiden AS Donald Trump sejak menjabat pada Januari.

Ini juga akan menjadi kemenangan bagi Wall Street karena pemotongan pajak perusahaan berpotensi meningkatkan keuntungan, sementara amnesti pajak atas kepemilikan dana tunai di luar negeri dapat mendorong lebih banyak buyback dan dengan demikian memiliki nilai saham.

Analis mengatakan sektor teknologi AS akan menjadi satu sektor yang kan dipantau karena memiliki sejumlah dana tunai yang bisa dibawa kembali untuk pembelian kembali saham dan dividen.

Wall Street berakhir datar pada hari Selasa, namun sektor teknologi naik 0,4 persen, dengan saham Apple naik 1,7 persen setelah empat sesi mencatat penurunan.

Pada hari Rabu, indeks saham Asia Pasifik terbesar MSCI di luar Jepang naik 0,2 persen, setelah jatuh selama empat hari berturut-turut ke level terendah tiga minggu. Nikkei Jepang turun 0,5 persen, dengan beberapa saham memperdagangkan ex-dividend, sementara indeks utama Australia turun 0,3 persen.

Pada perdagangan mata uang, indeks dolar terakhir berada di level 93,06 dari 93,286 yang disentuh pada hari Selasa, tertinggi sejak 31 Agustus.

Pasar mendapatkan pemberitahuan dari Ketua Federal Reserve Janet Yellen melalui pidatonya pada hari Selasa untuk memperingatkan bahwa akan menjadi kelalaian untuk mempertahankan kebijakan hingga inflasi kembali ke 2 persen. Dia mengatakan bank sentral AS "juga harus waspada dengan langkah yang terlalu bertahap" terhadap suku bunga.

Dolar naik terhadap yen bergerk mendekati level tertinggi 2 setengh bulan di level 112,39, dibantu oleh kenaikan yield Treasury AS. Yield Treasury 2 tahun AS, yang meningkat atas ekspektasi pasar terhadap suku bunga Fed yang lebih tinggi, menyentuh 1,4590 persen, tingkat yang tidak terlihat sejak Oktober 2008.

Sementara Euro mendekati posisi terendah satu bulan di $1,1788 karena pasar menghadapi pekan dengan kondisi politik di Jerman sebelum sebuah pemerintahan baru dapat dibentuk.
 
Dolar Masih Cukup Kokoh

Dolar Masih Cukup Kokoh

gpFeKhDvQj_Rt5OlXq5eNQ.png


Dolar masih mendekati level tertinggi satu bulan terhadap mata uang utama pada hari Rabu, setelah komentar hawkish oleh Ketua Federal Reserve Janet Yellen dan harapan akan adanya reformasi pajak AS yang akan datang.


Dalam pidatonya pada hari Selasa, Ketua Fed Janet Yellen mengatakan pada hari Selasa bahwa Federal Reserve perlu melanjutkan kenaikan suku bunga secara bertahap meskipun ketidakpastian mengenai jalur inflasi. Ini "akan menjadi hal yang tidal layak mempertahankan kebijakan moneter hingga inflasi kembali ke 2%," katanya.

Dolar AS juga menguat menjelang rencana pajak AS yang sangat dinanti, yang akan diresmikan pada hari Rabu. Rencana tersebut telah dikembangkan selama beberapa bulan oleh enam pejabat Gedung Putih dan anggota Kongres, tanpa ada masukan dari Demokrat.

Namun, kekhawatiran geopolitik masih mendera saat Presiden AS Donald Trump mengatakan pada hari Selasa bahwa opsi militer untuk Korea Utara bukanlah pilihan yang lebih disukai, tetapi jika memang demikian, hal itu akan menjadi "menghancurkan" bagi Pyongyang.

Safe haven Yen dan franc Swiss melemah, dengan USD/JPY naik 0,61% pada level 112,93 dan USD/CHF naik 0,63% diperdagangkan pada level 0,9749.

Pound juga melemah, dengan GBP/USD turun 0,49% pada level terendah di hampir dua minggu di level 1,3393. EUR/USD turun 0,44% menjadi 1,1741, terendah sejak 18 Agustus, karena investor masih mencerna fakta bahwa Kanselir Jerman Angela Merkel akan menghadapi bulan perundingan koalisi untuk mencoba membentuk pemerintahan yang stabil.

Sementara risiko politik di Spanyol masih membebani, dengan pemerintah Catalan berencana mengadakan referendum apakah akan melepaskan diri dari Spanyol pada hari Minggu, meski mendapat tentangan dari pihak berwenang Spanyol.

Di tempat lain, dolar Australia dan Selandia Baru melemah, dengan AUD/USD turun 0,60% pada level 0,7839, terendah sejak 16 Agustus, dan dengan NZD/USD turun 0,26% menjadi 0,7188. Sementara itu, USD/CAD naik 0,45% diperdagangkan pada level tertinggi tiga minggu di level 1,2405.

Indeks dolar AS, yang mengukur kekuatan greenback terhadap enam mata uang utama, naik 0,48% pada level puncak satu bulan di 93,25.
 
Dolar Stabil Di Dekat Level Tertinggi Satu Bulan

Dolar Stabil Di Dekat Level Tertinggi Satu Bulan

H4p1D5eSQHWodGKTRtnY_A.jpeg


Dolar diperdagangkan mendekati level tertinggi satu bulan terhadap mata uang pada hari Kamis, didukung oleh harapan bahwa pemerintahan Presiden AS Donald Trump kemungkinan menghasilkan kemajuan dalam reformasi fiskal.


Indeks dolar (DXY) terhadap enam mata uang utama terakhir diperdagangkan di level 93.414. Indeks dolar mencapai level tertinggi 93.607 pada hari Rabu, tingkat terkuatnya sejak 23 Agustus dan telah menguat sekitar 1,3 persen sejauh minggu ini.

Presiden AS Donald Trump pada hari Rabu mengusulkan perombakan pajak terbesar di AS dalam tiga dekade, menawarkan pemotongan pajak bagi kebanyakan warga Amerika namun mendorong kritik bahwa rencana tersebut menguntungkan orang kaya dan perusahaan dan dapat menambahkan defisit triliunan dolar.

Penyingkapan rencana pajak tersebut, ditambah dengan data optimis atas pesanan barang tahan lama AS, membantu memberi penguatan greenback, yang mendapat keuntungan dari ekspektasi kembali bahwa Federal Reserve akan menaikkan suku bunga lagi pada akhir tahun.

Terhadap yen, dolar berada pada level 112,82 yen, setelah naik hingga ke level 113,26 yen pada hari Rabu, level terkuatnya di lebih dari dua bulan. Euro bertahan stabil di level $1,1748, sempat jatuh ke level $1,1717 pada hari Rabu, tingkat terendah di lebih dari sebulan.

Sentimen investor terhadap euro telah terbentur oleh pemilihan Jerman hari Minggu, di mana Kanselir Angela Merkel sedang berjuang untuk membentuk pemerintah koalisi.

Di tempat lain, bank sentral Selandia Baru pada hari Kamis mempertahankan suku bunga pada rekor terendah 1,75 persen dan berpegang teguh pada sikap netralnya, dengan latar belakang ketidakpastian politik setelah pemilihan nasional yang tidak meyakinkan.

Dolar Selandia Baru bertahan di level $0,7228. Kiwi sempat tergelincir ke level di bawah $0,7200 setelah pernyataan bank sentral, namun kemudian kembali menguat.
 
Back
Top