Berita dan Fundamental

Badai Harvey Sebabkan Harga Minyak Menguat

Badai Harvey Sebabkan Harga Minyak Menguat

IEL1_rlLTn6Px0CIhP0wkg.png


Harga minyak mentah bergerak menguat pada hari Jumat, karena perusahaan pertambangan pada menarik pekerja dari platform minyak lepas pantai dan menghentikan pengeboran darat di Texas selatan untuk persiapan Badai Harvey.


Kontrak minyak mentah AS West Texas Intermediate September berada di $47,76 per barel, naik sekitar 33 sen atau 0,70%. Minyak Brent untuk pengiriman Oktober di ICE Futures Exchange di London naik 35 sen atau 0,67% menjadi $52,38 per barel.

Harga minyak menguat karena pasar bersiap menghadapi potensi gangguan produksi akibat Badai Harvey menuju ke jantung industri minyak AS di Teluk Meksiko. Harvey meningkat sejak Kamis dan berpotensi menjadi badai terbesar yang melanda daratan Amerika Serikat dalam 12 tahun. Saat ini Harvey sedang menuju antara Houston dan Corpus Christi di pesisir Texas.

Komoditas ambruk awal pekan ini setelah Administrasi Informasi Energi AS mengatakan produksi minyak mentah dalam negeri naik ke tingkat tertinggi sejak Juli 2015, meskipun persediaan minyak mentah turun untuk delapan minggu berturut-turut.

Harga minyak juga mendapat tekanan dalam beberapa pekan terakhir meskipun ada upaya yang dipimpin oleh Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) untuk membatasi produksi guna meningkatkan harga. OPEC dan 10 produsen di luar kartel, termasuk Rusia, sepakat sejak awal tahun ini untuk memangkas pasokan 1,8 juta barel per hari sampai Maret 2018 untuk mengurangi kelangkaan pasokan global dan menyeimbangkan pasar.

Sejauh ini, kesepakatan tersebut tidak terlalu berdampak pada tingkat persediaan global karena masih terjegal kenaikan pasokan dari produsen yang tidak berpartisipasi dalam kesepakatan tersebut, seperti Libya dan Nigeria, serta peningkatan output serpihan AS yang tiada henti.

Di tempat lain di Nymex, harga bensin berjangka untuk bulan September naik 0,3 sen atau sekitar 1,87% menjadi $1,714 per galon, sementara minyak pemanas September naik 0,2 sen atau 1,34% menjadi $1,643 per galon. Kontrak berjangka gas alam untuk pengiriman September turun sekitar 0,1 sen atau 0,51% menjadi $2,934 per juta unit thermal Inggris.
 
Dipengaruhi Harvey dan pertemuan Wyoming Bursa Asia Lesu

Dipengaruhi Harvey dan pertemuan Wyoming Bursa Asia Lesu

T1srv-IDT6ilw27Wyxw6kQ.png


Pasar saham Asia melemah pada hari Senin dengan indeks Hong Kong pengecualian, akibat dampak Badai Harvey terhadap pertumbuhan AS di kuartal saat ini dan tidak ada petunjuk baru mengenai kebijakan moneter oleh Fed atau ECB pada akhir pekan turut membebani.


Indeks Nikkei 225 Jepang turun 0,10%, sementara Kospi Korea Selatan turun 0,65% pasca uji coba rudal oleh Korea Utara pada akhir pekan. Di Australia, S&P/ASX 200 turun 0,66, sementara Shanghai Composite turun 0,86% dan indeks Hang Seng melawan tren naik 0,56%

Di Hong Kong, sahamGrup Evergrande mengungguli saham properti Hong Kong lainnya sebelum membukukan hasil sementara untuk paruh pertama tahun ini. Saham Evergrande naik 5,39%.

Pekan lalu, Wall Street ditutup menguat pada hari Jumat, menghentikan penurunan dua minggu berturut-turut di tengah optimisme baru bahwa Presiden Donald Trump akan memberikan reformasi pajak.

Dow Jones Industrial Average. S&P 500 ditutup naik 0,17% sementara indeks Nasdaq Composite ditutup hamper flat.

Menyusul beberapa hari perdagangan dengan volume rendah, saham AS kembali memicu kehidupan, setelah pidato Ketua Federal Reserve Yellen di Jackson Hole tidak memberikan indikasi tentang pemikiran bank sentral terhadap kebijakan moneter mada depan sehingga meredam ekspektasi kenaikan suku bunga ketiga tahun ini.

Sementara data ekonomi menunjukkan pesanan barang tahan lama di bulan Juli meleset dari ekspektasi. Secara keseluruhan pesanan untuk barang tahan lama, produk keras yang dapat bertahan tiga tahun atau lebih, turun 6,8% pada bulan Juli, Departemen Perdagangan mengatakan pada hari Jumat, meleset dari ekspektasi penurunan 6%.
 
Indeks Dolar Ambruk Setelah Pidato Jackson Hole

Indeks Dolar Ambruk Setelah Pidato Jackson Hole

gRHM-pe-Rt6pYHDeaAzlRQ.png


Dolar melayang di posisi terendah 15 bulan terhadap mata uang utama pada hari Senin, karena komentar oleh Ketua Federal Reserve Janet Yellen di Jackson Hole mengecewakan investor dan bersamaan dengan euro yang masih didukung secara luas.


Indeks dolar AS turun 0,11% di 92,37. Greenback melemah secara luas setelah pidato oleh Yellen pada simposium ekonomi Jackson Hole yang tidak mengacu pada kebijakan moneter, mengecewakan pasar yang berharap dia akan mengadopsi nada hawkish.

Dolar telah berada di bawah tekanan jual yang kuat tahun ini di tengah ketidakpastian yang sedang berlangsung mengenai agenda ekonomi Presiden AS Donald Trump dan meragukan bahwa Fed akan melakukan kenaikan suku bunga ketiga tahun ini.

EUR/USD stabil pada level tertinggi dua setengah tahun di 1.1931 setelah Presiden Bank Sentral Eropa Mario Draghi di Jackson Hole menghindari untuk memberi indikasi baru mengenai kapan bank sentral eropa menurunkan program stimulusnya, namun mengakui bahwa Pemulihan di kawasan euro mendapatkan momentum.

Yen dan franc Swiss menguat, dengan USD/JPY turun 0,14% pada level 109,22 dan dengan USD/CHF turun 0,32% diperdagangkan pada level 0,9532.

Di tempat lain, GBP/USD naik tipis 0,22% ke level 1,2907, meskipun investor tetap berhati-hati karena perundingan Pasal 50 putaran ketiga antara Inggris dan Uni Eropa akan dimulai di Brussels hari Senin.

Dolar Australia menguat, dengan AUD/USD naik 0,18% pada level 0,7948, sementara NZD / USD bertahan stabil pada level 0,7243. Sementara itu, USD/CAD tergelincir 0,13% diperdagangkan pada level 1,2465.
 
Tembakan Rudal Korut Seret Dolar Ke Level Terendah Terhadap Yen

Tembakan Rudal Korut Seret Dolar Ke Level Terendah Terhadap Yen

4GEWlwTDRWqH5PRn3WJBBA.jpeg


Dolar merosot ke level terendah empat bulan terhadap yen di awal sesi Selasa setelah Korea Utara menembakkan sebuah rudal yang melewati utara Jepang, aksi provokasi terbaru oleh Pyongyang yang telah meningkatkan ketegangan di kawasan tersebut selama bulan lalu.


Risk aversi pasar pun terjadi di wilayah tersebut menyusul peluncuran rudal, dengan Nikkei Jepang jatuh ke level terendah empat bulan.

Yen cenderung menguat selama masa geopolitik atau tekanan keuangan karena Jepang adalah negara kreditur terbesar di dunia dan ada anggapan bahwa investor Jepang akan memulangkan dana jika terjadi krisis. Dolar turun 0,55 persen pada 108,660 yen setelah mencapai level 108,330, terendah sejak 18 April.

Korea Utara menembakkan rudal pada awal Selasa yang melawati di atas Jepang dan mendarat di perairan Pasifik di wilayah utara Hokkaido. Korea Selatan dan Jepang mengatakan dalam peningkatan tajam ketegangan di semenanjung Korea.

Peluru kendali Korea Utara terakhir yang terbang di atas Jepang terjadi pada tahun 2009. Amerika Serikat, Jepang dan Korea Selatan menganggap bahwa peluncuran tersebut merupakan uji coba rudal balistik sementara Korea Utara mengatakan bahwa itu adalah sebuah roket yang membawa satelit komunikasi ke orbit.

Dolar juga melemah setelah Badai Tropis Harvey melumpuhkan Houston, Texas, memacu kekhawatiran tentang potensi dampak badai terhadap ekonomi AS.

Euro turun 0,1 persen pada $1,1965 setelah kenaikan ke $ 1,1986, tertinggi sejak Januari 2015. Indeks dolar terhadap enam mata uang utama stabil di level 92.274 setelah tergelincir hingga ke level 92.137, terlemah sejak Mei 2016.
 
Kekhawatiran Atas Korea Utara Surut Saham Asia Datar, Dolar Rebound

Kekhawatiran Atas Korea Utara Surut Saham Asia Datar, Dolar Rebound

rq5EoVLdScS4LiQ_gCgzyA.png


Dolar rebound dari level terendah 2 setengah tahun pada hari Rabu karena kekhawatiran akan uji coba rudal Korea Utara terhadap Jepang mulai surut, namun saham Asia masih diredam kendati Wall Street menguat.


Indeks dolar (DXY), yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama, naik tipis 0,1 persen menjadi 92,34.

Dolar naik 0,15 persen ke level 109,825 yen. Pada hari Selasa, setelah merosot ke level terendah 4 setengah bulan terhadap mata uang safe haven tersebut, greenback ditutup naik 0,5 persen. Yen cenderung menguat selama masa geo-politik atau tekanan keuangan karena Jepang adalah negara kreditur terbesar di dunia dan ada anggapan bahwa investor Jepang akan memulangkan dana kondisi krisis.

Dolar juga bergerak tipis terhadap safe haven Swiss franc, sempat diperdagangkan di level 0,9555 pada awal sesi Rabu, setelah mencapai level terendah sejak Agustus 2015 di sesi sebelumnya.

Presiden AS Donald Trump memberikan respon yang cukup terukur (ke Korea Utara) dan pandangan bahwa 'semua opsi sudah dipersiapkan' menunjukkan bahwa dia belum siap untuk membawa membalas, seorang analis mengatakan, mengacu pada peringatan Trump kepada Pyongyang sebelumnya di bulan ini.

Pasar sejauh ini sepertinya acuhkan pernyataan Korea Utara pada hari Rabu bahwa tes tersebut merupakan langkah awal dalam aksi militer di Pasifik hingga ke kawasan teretori AS Guam. Laporan peluncuran oleh media Korea Utara mengindikasikan bahwa tes tersebut mungkin tidak sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

Pasar mata uang saat ini sedang menunggu data non-farm payrolls untuk bulan Agustus, yang akan dirilis pada hari Jumat.

Sementara itu, Indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang diperdagangkan datar pada awal perdagangan. Indeks saham KOSPI Korea Selatan (KS11) dan saham Australia (AXJO) naik tipis 0,1 persen. Nikkei Jepang (N225) naik 0,5 persen didorong oleh pelemahan yen.
 
Harga Minyak Mentah Tergelincir, Bensin Naik

Harga Minyak Mentah Tergelincir, Bensin Naik

nYmm6YF6RdC4Ys9kupD5HQ.png


Harga minyak mentah turun lebih rendah pada hari Rabu karena gangguan akibat dari Badai Tropis Harvey membuat kilang dari membeli minyak mentah yang masih berlanjut, sehingga menekan permintaan namun memicu kekhawatiran akan kekurangan bahan bakar.


Minyak mentah AS turun 27 sen atau 0,6% pada level $46,16 per barel, tidak jauh dari level terendah satu bulan Senin di $45,77. Brent Berjangka yang menjadi patokan global di $51,35 per barel, turun 31 sen atau 0,56%.

Beberapa kilang di Corpus Christi yang ditutup menjelang badai bersiap untuk kembali beroperasi, namun hujan lebat diperkirakan akan berlangsung hingga Rabu, menambah banjir yang dahsyat. Badan Cuaca Nasional mengatakan badai tersebut telah membuat rekor curah hujan untuk siklon tropis di Texas.

Tapi meski kilang yang bisa beroperasi kembali kemungkinan mengalami kesulitan mendapatkan pasokan minyak yang cukup. Kapal yang membawa minyak masih tidak dapat memasuki pelabuhan Texas, sementara produsen di Texas selatan yang menghentikan operasi hanya mulai berbenah dan beberapa jaringan pipa yang membawa pasokan ke kilang masih ditutup.

Harga bensin berjangka AS menguat, naik 0,62% menjadi $1,6302. Harga melonjak ke puncak dua tahun di $1,8180 pada hari Senin setelah Motiva Enterprises mengatakan bahwa pihaknya menghentikan pengeboran terbesar di negara tersebut karena banjir. Harga minyak dan bahan bakar telah menyimpang sejak badai dimulai di tengah kekhawatiran akan kekurangan bahan bakar.

Investor mulai mengalihkan perhatian mereka pada laporan persediaan minyak mingguan pemerintah AS, di mana para analis memperkirakan akan kembali terjadi penurunan persediaan.

American Petroleum Institute, sebuah kelompok industri, mengatakan pada Selasa bahwa persediaan minyak mentah AS turun sebesar 5,780 juta barel pekan lalu, mengindikasikan bahwa pasar minyak AS secara bertahap kesulitan.
 
Dolar, Saham Asia Ditopang Data China, Berita Ekonomi AS

Dolar, Saham Asia Ditopang Data China, Berita Ekonomi AS

DJ325BCWTnazgM8OFy1hbA.png


Pasar kembali mendapatkan rasa terhadap dolar dan saham Asia pada hari Kamis karena berita ekonomi China dan AS yang psotif membangkitkan selera terhadap aset berisiko di seluruh dunia, bahkan saat ketegangan mengenai Korea Utara masih memanas.


Harga minyak naik karena banjir dan kerusakan akibat Badai Tropis Harvey menutup hampir seperempat kapasitas kilang AS, sehingga membatasi permintaan minyak mentah. Akibat kurangnya bahan bakar bermotor membuat bensin AS berjangka naik 6,4 persen di perdagangan Asia ke level tertinggi dalam dua tahun. Harga telah melonjak lebih dari 20 persen dalam sepekan terakhir.

Menambah sentiment positif, sebuah survei menunjukkan pertumbuhan sektor manufaktur China secara tak terduga meningkat pada bulan Agustus, berlawanna dengan perkiraan penurunan. Versi resmi PMI menguat menjadi 51,7, dari 51,4 di bulan Juli.

Indeks saham Asia Pasifik terbesar MSCI di luar Jepang naik tipis 0,2 persen, menghantarkan kenaikan 0,7 persen sepanjang bulan ini. Indeks Nikkei Jepang naik 0,6 persen ke tingkat terbaik dalam dua minggu, dibantu oleh penurunan yen. Namun, indeks masih turun 1,5 persen pada bulan ini.

Wall Street mendapat dorongan pada hari Rabu ketika data menunjukkan pertumbuhan ekonomi pada tingkat tahunan AS tumbuh pada yang direvisi naik 3 persen pada kuartal kedua, berkat belanja konsumen yang kuat dan investasi bisnis yang kuat. Indeks Dow Jones (DJI) naik 0,12 persen, sementara S&P 500 (SPX) menguat 0,46 persen dan Nasdaq (IXIC) 1,05 persen.

Angka lainnya menunjukkan sektor swasta AS menciptakan 237.000 lapangan pekerjaan baru pada bulan Agustus, kenaikan bulanan terbesar dalam lima bulan dan menjadi optimisme untuk laporan payroll pada hari Jumat. Berita ekonomi yang lebih baik membantu mengalihkan perhatian dari gemuruh di semenanjung Korea dan mengangkat dolar AS.

Presiden Donald Trump pada hari Rabu menyatakan "berbicara bukanlah jawabannya" terhadap kebuntuan ketegangan dengan Korea Utara atas pengembangan rudal nuklirnya, namun menteri pertahanan dengan cepat menegaskan bahwa opsi diplomatik tetap ada.

Terhadap mata uang utama, dolar AS bertahan di level 92,868 menjauhi dari level terendah 2 setengah tahun di 91,621 yang disentuh pada hari Selasa.

Dolar juga melambung terhadap yen ke level 110,40 dan menembus level terendah 4 bulan di level 108,25. Euro mundur ke level $1,1894 dari puncaknya di level $1,2069, terbebani oleh spekulasi bahwa Bank Sentral Eropa mungkin mulai melakukan protes terhadap kekuatan mata uang tersebut.
 
Emas Semakin Terseok Jelang Data AS

Emas Semakin Terseok Jelang Data AS

dokRBPPETiWnziaIivYUXg.png


Harga emas turun dan menjauh dari level tertinggi dalam 11 bulan pada hari Kamis, karena pelaku pasar menantikan sejumlah data ekonomi AS untuk mengukur kekuatan negara ekonomi terbesar di dunia tersebut dan bagaimana hal itu akan mempengaruhi pandangan Federal Reserve terhadap kebijakan moneter.


AS akan merilis laporan pendapatan pribadi dan belanja konsumen untuk bulan Juli, yang mencakup data pengeluaran konsumsi pribadi, data inflasi yang menjadi parameter yang disukai oleh Fed untuk inflasi. Selain itu juga data klaim pengangguran mingguan, diikuti oleh PMI Chicago dan penjualan rumah yang tertunda.

Emas berjangka Comex turun $4,70, atau sekitar 0,4% menjadi $1.309,51 per troy ounce, turun dari level tertinggi sejak 9 November di $1.331,90 yang dicapai pada hari Selasa. Emas berakhir turun pada hari Rabu setelah data ekonomi AS yang optimis dan dolar yang lebih kuat mendorong harga emas hentikan kenaikan dalam tiga sesi beruntun.

Departemen Perdagangan mengatakan perkiraan kedua produk domestik bruto AS menunjukkan kenaikan pada tingkat tahunan 3,0% pada kuartal kedua, laju tercepat dalam lebih dari dua tahun.

Selain itu, laporan dari ADP menunjukkan sektor swasta AS mempekerjakan 237.000 pekerja pada bulan Agustus untuk kenaikan bulanan terbesar dalam lima bulan. Angka ADP dirilis menjelang laporan payroll non-pertanian Departemen Tenaga Kerja AS yang lebih komprehensif pada hari Jumat.

Di tempat lain di Comex, perak berjangka tergelincir 6,5 sen atau sekitar 0,4% menjadi $17,33 per troy ounce. Perdagangan logam mulia lainnya, platina turun 0,5% menjadi $989,90, sementara paladium sedikit berubah di harga $931,12 per ons.

Sementara itu, harga tembaga berjangka menguat ke level tertinggi di hampir tiga tahun setelah data menunjukkan bahwa pertumbuhan sektor manufaktur China secara tak terduga berakselerasi pada Agustus, menunjukkan ekonomi terbesar kedua di dunia itu masih berkembang meskipun meningkatnya biaya pendanaan dan pasar perumahan yang mendingin.

China adalah konsumen tembaga terbesar di dunia, terhitung hampir 40% dari konsumsi dunia tahun lalu.
 
Bursa Asia Ikuti Wall Street, Dolar Melambat Jelang Payroll

Bursa Asia Ikuti Wall Street, Dolar Melambat Jelang Payroll

fj6Ybu1STVu34B0WoG8B0A.png


Pasar saham Asia mengikuti kenaikan di Wall Street tadi malam dan menguat pada sesi Jumat sementara kenaikan dolar terlihat melambat menjelang laporan pekerjaan AS yang akan dirilis hari ini.


Laporan nonfarm payrolls menjadi data ekonomi terakhir sebelum pertemuan kebijakan Federal Reserve berikutnya dan diharapkan dapat mempengaruhi waktu kenaikan suku bunga Fed.

Indeks saham MSCI Asia Pasifik di luar Jepang naik 0,3 persen.

Saham Australia (AXJO) naik 0,15 persen sementara KOSPI (KS11) Korea Selatan lepas kenaikan sebelumnya dan turun 0,2 persen. Nikkei Jepang (N225) naik 0,2 persen. Shanghai (SSEC) naik 0,4 persen dan Hong Kong Hang Seng (HSI) naik 0,3 persen.

Saham China menguat setelah indeks manajer pembelian manufaktur Caixin sektor swasta menunjukkan aktivitas manufaktur Agustus Cina melonjak pada laju tercepat dalam enam bulan.

Saham Wall Street ditutup menguat pada hari Kamis setelah pasar merespons data ekonomi yang kuat dan tangguhkan harapan dari janji terakhir pemerintah Trump terhadap rincian rencana reformasi perpajakan yang telah lama ditunggu.

Belanja konsumen AS hanya naik sedikit dan di bawah perkiraan pada bulan Juli dan inflasi tahunan meningkat pada laju yang paling lambat di lebih dari 1 setengah tahun, sehingga mengurangi ekspektasi kenaikan suku bunga di bulan Desember.

Dolar yang sebelumnya sempat menguat kembali melambat akibat surutnya ekspektasi kenaikan suku. Greenback naik 0,05 persen terhadap yen pada level 110,015 setelah naik 110,675 semalam, level atas dalam dua minggu. Euro stabil di $1,1910 setelah kemarin turun ke level terendah satu minggu di $1,1823.

Pasar saat ini tengah menantikan laporan payroll non pertanian AS sebagau petunjuk lebih lanjut mengenai keadaan ekonomi AS. Dalam survei yang dilakukan oleh Reuters para ekonom memperkirakan nonfarm payroll AS naik 180.000 pekerjaan pada Agustus setelah melonjak 209.000 di bulan Juli dan pendapatan rata-rata per jam meningkat 0,2 persen setelah naik 0,3 persen pada bulan Juli.

Indeks dolar terhadap enam mata uang utama turun 0,1 persen di level 92.603. Indeks dolar tergelincir sekitar 0,2 persen pada hari Kamis dan diperkirakan akhiri pecan ini dengan penurunan 0,1 persen di mana indeks tersebut sempat menyentuh level terendah 2 setengah tahun di level 91.621 atas ketegangan geopolitik sebelum kembali menguat.
 
Tergelincir, Euro Hentikan Kenaikan Enam Bulan

Tergelincir, Euro Hentikan Kenaikan Enam Bulan

rHB8ovIDTbWPcettcNA2lA.png


Euro jatuh pada hari Jumat dan mengakhiri kenaikan enam bulan berturut-turut, karena investor bersiap pada pertemuan Bank Sentral Eropa minggu depan di mana para pembuat kebijakan diharapkan untuk membahas dampak kekuatan mata uang tersebut.


Dengan hanya 15 dari 79 analis dalam jajak pendapat terbaru Reuters memperkirakan ECB akan mengumumkan waktu untuk penarikan rencana pembelian obligasinya, dimana pasar memperkirakan penguatan mata uang tersebut akan mengundang beberapa komentar dari pejabat.

ECB diyakini tidak mungkin mengambil keputusan untuk memangkas pembelian asetnya, yang akan dihapus secara perlahan karena kenaikan cepat euro terhadap dolar mengkhawatirkan pembuat kebijakan, tiga sumber yang mengetahui diskusi tersebut mengatakan kepada Reuters.

Mata uang tunggal tergelincir 0,25 persen menjadi $1,1881 pada hari Jumat. Sebelumnya, euro menguat selama enam bulan berturut-turut sampai Agustus, menyentuh level tertinggi 2 setengah tahun di atas level $1,20 minggu ini. Ahli strategi Morgan Stanley mengatakan euro diperkirakan akan tetap kuat terhadap dolar karena euro masih di bawah nilai jika dibandingkan dengan rekan-rekannya.

Di tempat lain, dolar bertahan dalam rentang akrab sebelum data pekerjaan di sesi hari ini. Laporan nonfarm payroll yang akan dirilis Jumat diperkirakan menunjukkan peningkatan 180.000 lapangan pekerjaan pada bulan Agustus, menurut perkiraan median 93 ekonom yang disurvei oleh Reuters.

Belanja konsumen AS naik sedikit dan di bawah perkiraan pada bulan Juli dan inflasi tahunan meningkat pada laju yang paling lambat sejak akhir 2015. Selain itu, kenaikan kecil dalam pengajuan baru tunjangan pengangguran pekan lalu di tengah pasar kerja yang ketat.
 
Korut Semakin Frontal, Yen, Obligasi dan Emas Catat Kenaikan

Korut Semakin Frontal, Yen, Obligasi dan Emas Catat Kenaikan

XvzY5RfOQliXEfa12xsnwA.png


Yen Jepang, emas dan obligasi pemerintah menguat pada hari Senin atas uji coba nuklir Korea Utara terkini yang memprovokasi pergeseran spontan dari aset bersiko ke safe havens, meskipun pelemahan pasar ekuitas masih cukup ringan di tengah harapan bahwa geopolitik akan segera berlalu.


Dolar turun terhadap yen ke level 109,22 pada pembukaan, melepas keseluruhan yen dari sesi Jumat malam, namun belum ada indikasi aksi jual lanjutan sejak sentuh level 109,84.

Nikkei Jepang (N225) pun berimbas buruk dengan mencatat penurunan 0,9 persen. Indeks MSCI saham Asia Pasifik di luar Jepang merosot 0,4 persen dengan indeks utama Korea Selatan (KS11) turun 0,6 persen.

Korea Utara pada hari Minggu melakukan uji coba nuklir keenam dan paling kuat, uji coba yang disebut sebagai sebuah bom hidrogen lanjutan untuk rudal jarak jauh, sehingga mendorong ancaman respons militer "masif" dari Amerika Serikat jika AS sendiri atau sekutunya diancam .

Berbicara di luar Gedung Putih setelah bertemu dengan Presiden Donald Trump dan tim keamanan nasionalnya, Menteri Pertahanan AS Jim Mattis mengatakan bahwa Trump meminta diberi tahu tentang semua pilihan militer yang ada.

Kontrak berjangka 10 tahun Treasuries AS naik 5 poin, sementara imbal hasil pada obligasi pemerintah 10 tahun Jepang menguat ke level terendah sejak November lalu. E-Mini futures untuk S&P 500 turun 0,3 persen, meski pasar AS akan ditutup pada hari Senin karena libur Hari Buruh.

Dolar tergelincir terhadap franc Swiss ke level 0,9610 dari 0,9646, dan indeks dolar turun 0,15 persen di level 92,674. Emas mencapai level tertinggi 10-bulan dan terakhir naik 0,6 persen di harga $1.332,20.

Euro tampak stabil di level $1,1880 dengan para pelaku pasar masih berhati-hati menjelang pertemuan Bank Sentral Eropa pada hari Kamis. Ada beberapa laporan yang membuat ECB tidak senang dengan kekuatan euro dan tidak terburu-buru untuk menandai dimulainya pengetatan dalam neraca besarnya.

Wall Street akhiri sesi pekan lalu dengan catatan yang sedikit positif setelah laporan payroll AS yang hangat meredam harapan untuk kenaikan suku bunga lainnya di tahun ini.

Indeks Dow Jones akhiri sesi hari Jumat (DJI) dengan kenaikan 0,18 persen, sementara S&P 500 (SPX) catat kenaikan 0,20 persen dan indeks Nasdaq (IXIC) naik 0,1 persen.

Pertumbuhan pekerjaan AS melambat lebih dari yang diperkirakan pada bulan Agustus setelah mencatat hasil positif dalam dua bulan berturut-turut. Nonfarm payrolls hanya naik sebesar 156.000 pada bulan lalu, sementara ekonom memperkirakan kenaikan 180.000.
 
Kehati-hatian Pasar Paksa Indeks Dolar Melemah

Kehati-hatian Pasar Paksa Indeks Dolar Melemah

1KBW6yTSSJ6gixW59dcaWQ.png


Dolar melemah terhadap mata uang utama utama pada hari Senin, setelah data ketenagakerjaan AS pada hari Jumat tidak berpihak pada pasar, justru mengecewakan sehingga terus membebani ditambah dengan sikap hati-hati pasar menyusul ancaman baru dari Korea Utara.


Greenback masih mengalami tekanan setelah Departemen Tenaga Kerja AS pada hari Jumat melaporkan AS hanya menambahkan 156.000 lapangan pekerjaan baru pada bulan Agustus dari bulan sebelumnya, sementara tingkat pengangguran kembali naik menjadi 4,4%. Kedua laporan tersebut di bawah ekspektasi ekonom dengan perkiraan 180.000 untuk pekerjaan baru dan tingkat pengangguran 4,3%. Laporan tersebut mengindikasikan the Fed mungkin akan menangguhkan kenaikan suku bunga lagi sebelum akhir tahun.

Sentimen terhadap aset berisiko berkurang setelah Korea Utara mengatakan pada hari Minggu bahwa pihaknya telah melakukan tes bom hidrogen yang dimaksudkan untuk dipasang di rudal balistik antar benua. Uji coba Pyongyang disebut sukses dilakukan, dengan hasil lebih besar dari tes sebelumnya dan tidak berdampak buruk terhadap lingkungan.

Berita tersebut mendorong AS untuk memperingatkan respons militer "masif" jika sekutu-sekutunya terancam. Presiden AS Donald Trump juga mengancam akan menghentikan kerjasama perdagangan dengan negara manapun yang melakukan bisnis dengan Korea Utara.

Yen safe haven dan franc Swiss catat kenaikan, dengan USD/JPY turun 0,67% pada level 109,52 sementara USD/CHF meluncur 0,83% diperdagangkan pada level 0,9567. EUR/USD naik 0,51% ke level 1,1919, sementara GBP/USD bertahan stabil di 1,2944 bahkan saat data menunjukkan aktivitas konstruksi Inggris secara tak terduga turun pada bulan Agustus, mencapai level terendah satu tahun.

Dolar Australia masih melemah, dengan AUD/USD turun 0,13% pada level 0,7958, sementara NZD/USD menguat 0,29% pada level 0,7176. Sementara itu, USD/CAD turun tipis 0,10% pada level 1,2409.

Indeks dolar AS, yang mengukur kekuatan greenback terhadap enam mata uang utama, turun 0,43% pada level 92,42.
 
RBA Pertahankan Suku Bunga Aussie Pertahankan Kekuatan

RBA Pertahankan Suku Bunga Aussie Pertahankan Kekuatan

lhp9x0y5QE2_PBsuWFC4QQ.png


Aussie masih cuku kuat di Asia pada hari Selasa setelah keputusan oleh bank sentral Australia (RBA) yang mempertahankan suku bunga seperti yang diharapkan pada 1,50%.


Sebelumnya, Australia melaporkan bahwa current account-nya mencapai surplus A$ 9,6 miliar, lebih besar dari surplus A$ 8,1 miliar yang terlihat pada kuartal kedua. Sementara indeks PMI Jasa Caixin China untuk bulan Agustus juga melonjak menjadi 52,7, dibandingkan dengan perkiraan 51,8.

AUD/USD naik 0,20% diperdagangkan pada level 0,7961, sementara USD/JPY diperdagangkan pada level 109,28, atau mencatat penurunan 0,40%.

Indeks dolar AS, yang mengukur kekuatan greenback terhadap enam mata uang utama, turun 0,14% berada pada level 92,44.

Dolar terus melemah terhadap mata uang utama pada hari Senin, karena data ketenagakerjaan AS yang dirilis pada hari Jumat mengecewakan pasar dan terus membebani bersamaan dengan ancaman baru dari Korea Utara mendominasi perhatian pasar. Volume perdagangan diperkirakan akan tetap ringan dengan pasar AS masih ditutup karena libur Hari Buruh.

Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan pada hari Jumat ekonomi menambahkan 156.000 pekerjaan pada bulan Agustus dari bulan sebelumnya, sementara tingkat pengangguran naik menjadi 4,4%. Para ekonom memperkirakan kenaikan 180.000 lapangan kerja baru dan tingkat pengangguran 4,3%.

Laporan data tenagakerja tersebut menjadi indikasi bahwa Fed mungkin akan semakin berat untuk menaikkan suku bunga lagi sebelum akhir tahun.

Sementara sentimen terhadap bersiko berisiko berkurang setelah Korea Utara mengatakan pada hari Minggu bahwa pihaknya telah melakukan tes bom hidrogen yang akan dipasang di rudal balistik antar benua. Uji coba Pyongyang disebut terbilang sukses, dengan hasil lebih besar dari tes sebelumnya dan tidak berdampak buruk terhadap lingkungan.

Berita tersebut mendorong AS memberikan respons militer "masif" jika sekutu-sekutunya terancam. Presiden AS Donald Trump juga mengancam akan menghentikan perdagangan dengan negara manapun yang melakukan bisnis dengan Korea Utara.
 
Ketegangan Korut Masih Panas, Pasar Balik Ke Safe Haven

Ketegangan Korut Masih Panas, Pasar Balik Ke Safe Haven

QYv44s_vSZKhgD7l073MeQ.png


Harga emas mencapai harga tertingginya di sekitar satu tahun pada hari Selasa, akibat permintaan aset safe haven yang terus kuat pasca uji coba nuklir Korea Utara yang paling kuat sampai saat ini.


Ketegangan geopolitik cenderung mendorong permintaan safe haven seperti emas, yang dianggap sebagai nilai tukar yang baik selama volatilitas di pasar. Korea Utara melakukan uji coba nuklir keenam dan paling kuat sampai saat ini pada hari Minggu, yang menurutnya merupakan ledakan bom hidrogen lanjutan yang berhasil.

Menambah kekhawatiran di semenanjung Korea, Kementerian Pertahanan Korea Selatan mengatakan pada hari Senin bahwa Pyongyang sedang mempersiapkan peluncuran rudal balistik antar benua lainnya. Para ahli telah mempersiapkan uji coba senjata sekitar tanggal 9 September, ketika Korea Utara merayakan ulang tahun berdirinya negara tersebut pada tahun 1948.

Menanggapi hal tersebut, AS mengatakan kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa pada hari Senin bahwa Pyongyang "mengemis untuk perang," sebelum mendesak 15 anggota Dewan Keamanan untuk menanggapi dengan "tindakan terkuat yang mungkin dilakukan" terhadap rezim yang terisolasi tersebut.

Ketegangan yang semakin meningkat ini mendorong para pelaku pasar untuk membuang aset yang terlihat lebih berisiko, seperti saham dan mata uang berimbal hasil tinggi, dan berduyun-duyun ke aset safe haven seperti yen, obligasi pemerintah dan emas batangan.

Emas berjangka Comex melonjak $10.30, atau sekitar 0,8% menjadi $1.340,77 per troy ounce setelah sempat menyentuh level terbaiknya sejak 27 September 2016 pada $1,345.50. Pada perdagangan lainnya di Comex, perak berjangka naik 14,7 sen atau sekitar 0,8% menjadi $17,96 per troy ounce. Sebelumnya perak sempat naik menjadi $18,03, terbesar sejak 25 April.

Di antara logam mulia lainnya, platinum naik 0,3% menjadi $1.012,20, sementara paladium stabil di harga $976,90 per ons. Sementara itu, tembaga berjangka menguat 5,6 sen atau sekitar 1,8% ke level tertinggi lebih dari tiga tahun di $3,176 per pon, didorong oleh kepercayaan investor terhadap ekonomi global.
 
Ancaman Irma dan Laporan API Minyak Turun Di Asia

Ancaman Irma dan Laporan API Minyak Turun Di Asia

mvAXQKOERzm_ZoGa7s0j5g.png


Harga minyak mentah turun di Asia pada hari Rabu dengan data mingguan pertama terpengaruh dampak Badai Harvey menjelang perkiraan industri dari American Petroleum Institute dan kehatian-hatian pasar akan Badai Irma yang tengah menuju Florida.


Di New York Mercantile Exchange crude futures untuk pengiriman Oktober turun 0,32% menjadi $48,55 per barel, sementara di London Intercontinental Exchange, Brent turun 0,49% menjadi $53,12 per barel. Kemarin, harga minyak mentah berjangka menguat pada hari Selasa, karena kilang Gulf Coast kembali memulai operasinya, menyusul gangguan yang disebabkan oleh Badai Harvey minggu lalu.

Harga minyak terus mengalami penurunan yang terus berlanjut pekan lalu, setelah kilang minyak, jaringan pipa dan rute transportasi yang melintasi Texas dan Louisiana memulai kembali operasinya, memperbaiki kapasitas kilang AS, setelah banjir akibat Badai Harvey menutup hampir seperempat kapasitas kilang minggu lalu.

Sekitar 2 juta barel per hari, atau 11% dari kapasitas penyulingan AS, masih belum aktif pada hari Senin, menurut Commerzbank. Namun, Kilang terbesar di Port Arthur diperkirakan masih belum akan kembali ke kapasitas normal setidaknya selama empat minggu, menurut Andy Lipow, presiden Lipow Oil Associates.

Minyak mentah yang cukup kuat mulai minggu ini berpeluang mendapat tekanan karena para analis memperkirakan laporan persediaan minyak mentah pada hari Kamis oleh Badan Energi Informasi menunjukkan peningkatan pasokan minyak mentah menyusul rendahnya permintaan dari penyulingan minggu lalu.

Sementara itu, badai lainnya, Irma, semakin menguat pada hari Selasa menjadi Kategori 5 - badai paling kuat pada skala Saffir-Simpson - dengan angin yang bertahan lebih dari 157 mil (253 km) per jam, memicu kekhawatiran badai tersebut berpeluang menuju ke fasilitas minyak dan gas AS di teluk.
 
Geopolitik di Korea Masih Lemahkan Dolar

Geopolitik di Korea Masih Lemahkan Dolar

6d-0x42UTiu1kNGziwFTow.png


Dolar tergelincir terhadap yen pada hari Rabu, mendorong kembali ke level terendah 4 setengah bulan pada minggu lalu atas kekhawatiran ambisi nuklir Korea Utara dan juga komentar dari pejabat Federal Reserve mengenai inflasi AS yang tertekan.


Presiden Korea Selatan Moon Jae-in mengatakan kepada Presiden Rusia Vladimir Putin pada hari Rabu bahwa situasi di semenanjung Korea bisa menjadi tidak dapat diprediksi jika Pyongyang tidak menghentikan "tindakan provokatif" setelah uji coba bom nuklir mutakhirnya.

Seorang diplomat besar Korea Utara pada hari Selasa memperingatkan negaranya siap mengirim "paket hadiah lebih banyak" ke Amerika Serikat karena kekuatan dunia berjuang untuk menanggapi uji coba tersebut.

Pasar umumnya sedikit menghindari risiko karena kekhawatiran yang terus berlanjut di Korea Utara, "kata ahli strategi mata uang RBC Global Markets, Adam Cole, di London.

Sebagian besar pasangan mata uang tertahan dalam kisaran ketat jelang pertemuan bank sentral, dengan Bank Sentral Eropa salah satu bank sentral yang akan mengadakan pertemuan pada hari Kamis dan akan sangat dipantau pasar tanda-tanda apakah bank sentral telah merasa tidak nyaman dengan penguatan euro saat ini, sebuah kekhawatiran yang bisa menunda program stimulus moneter ekspansifnya.

Greenback diperdagangkan datar terhadap mata uang utama (DXY), tertekan pada hari Selasa oleh pejabat Fed Lael Brainard yang mengatakan inflasi "Mendekati" target dan Fed harus berhati-hati dalam menaikkan suku bunga AS.

Euro melemah 0,1 persen di level $1,1928, setelah mencapai level terkuatnya sejak Januari 2015 pada minggu lalu. Dolar tergelincir 0,3 persen terhadap yen, yang cenderung diincari saat minat pasar terhadap aset berisiko pudar, berada di level 108,54, sehingga menyeret greenback mendekati level terendah 4 setengah bulan di level 108,265.

Yen cenderung menguat saat investor mencoba mengurangi aset berisiko. Ini tidak lepas karena mata uang tersebut sering dijadikan safe haven dan digunakan sebagai sumber pendanaan untuk membeli aset berisiko tinggi dan yield yang lebih tinggi.

Dolar Kanada terakhir diperdagangkan di level C$1,2395 per dolar AS, setelah sempat sentuh level tertinggi dua tahun di level C$1,2336 pada hari Selasa menjelang keputusan suku bunga Bank of Canada pada hari Rabu.
 
Kesepakatan Plafon Utang AS Angkat Saham Asia, Euro Pantau ECB

Kesepakatan Plafon Utang AS Angkat Saham Asia, Euro Pantau ECB

HQ6n01mzTcWzUdlcqTbcjA.png


Saham Asia naik tipis pada hari Kamis setelah Presiden AS Donald Trump dan para pemimpin kongres sepakat untuk menaikkan batas utang pemerintah sampai Desember, sehingga mengurangi risiko penutupan pemerintah setidaknya untuk saat ini.


Sementara Euro mempertahankan kenaikan tipis minggu ini menjelang pertemuan kebijakan Bank Sentral Eropa di hari ini.

Indeks saham MSCI Asia Pasifik di luar Jepang naik 0,3 persen sementara Nikkei Jepang naik 0,6 persen. Di New York pada hari sebelumnya, S&P 500 naik 7,69 poin atau 0,31 persen, dipimpin oleh penguatan sektor energi didukung kenaikan harga minyak.

Trump akhirnya menemukan kesepakatan mengejutkan dengan Demokrat di Kongres untuk menaikkan batas utang AS dan memberikan dana pemerintah sampai 15 Desember, merangkul lawan politiknya dan membutakan sesama Republikan dalam kesepakatan bipartisan yang langka.

"Batas akhir plafon telah diperpanjang hanya tiga bulan sehingga akan kembali menghantui pasar lagi akhir tahun ini. Meski begitu, pasar menyukai hal itu karena kita tidak perlu khawatir akan hal itu untuk saat ini," ungkap senior ahli strategi Sumitomo Mitsui Asset Management, Masahiro Ichikawa.

Berita tersebut juga membantu mengangkat imbal hasil Treasuries AS, dengan yield 10 tahun naik kembali ke 2,101 persen dari level terendah 10 bulan di 2,054 persen yang disentuh pada hari Rabu.

Pemulihan risk appetite membantu dolar kembali menguat terhadap yen da diperdagangkan ke level 109,24 dari level rendah hari Rabu di 108,45 yen.

Fokus utama hari ini adalah euro, yang sempat diperdagangkan pada level $1,1925 menjelang pertemuan kebijakan ECB, mempertahankan uptrendnya sejak awal tahun ini.

Presiden ECB Mario Draghi diharapkan dapat meletakkan dasar bagi pengurangan stimulus, meskipun pasar mengharapkan kerangka kerja yang jelas. Namun beberapa partisipan khawatir Draghi mungkin memperingatkan terhadap penguatan euro yang berhasil menguat 13 persen sepanjang tahun ini, kinerja terkuat di antara mata uang utama.

Namun saat ini, perhatian pasar akan fokus ke Badai Irma, yang masuk dalam salah satu dari lima badai Atlantik yang paling kuat dalam 80 tahun terakhir. Irma telah melewati Kepulauan Virgin paling utara pada Rabu siang dan diperkirakan akan mencapai Florida pada akhir pekan.
 
Minyak Tertekan kekhawatiran Irma Dan Produksi Libya

Minyak Tertekan kekhawatiran Irma Dan Produksi Libya

vombdCXqQwyq9sLzQaZMTg.png


Harga minyak turun pada hari Kamis karena kekhawatiran Badai Irma di Karibia diperkirakan dapat mengganggu pengiriman minyak mentah dari dan ke Amerika Serikat, bersamaan dengan produksi di Libya mulai pulih dari gangguan. Namun harga masih mendapat topangan atas meningkatnya permintaan di Amerika Serikat, di mana kilang Gulf Coast mulai beroperasi kembali setelah Badai Harvey yang melanda wilayah tersebut kurang dari dua minggu yang lalu.


Minyak mentah berjangka AS West Texas Intermediate (WTI) turun 18 sen atau 0,4 persen menjadi $48,98 per barel, namun masih mendekati level tertinggi di lebih dari tiga minggu yang dicapai pada sesi sebelumnya. Harga minyak mentah Brent, patokan harga minyak di luar Amerika Serikat, turun 21 sen atau 0,4 persen menjadi $53,99 per barel, berada di dekat titik tertinggi pada bulan Mei yang dicapai sehari sebelumnya.

Fasilitas Gulf Coast AS perlahan pulih dari dampak buruk Harvey, yang menyerang Louisiana dan Texas hampir dua minggu yang lalu, menutup infrastruktur utama di jantung industri minyak dan gas bumi AS. Pada hari Rabu, sekitar 3,8 juta barel kapasitas penyulingan harian, atau sekitar 20 persen masih ditutup, meskipun sejumlah kilang minyak, serta pelabuhan penanganan minyak bumi sedang dalam proses memulai kembali.

Sementara efek Harvey perlahan memudar, Badai besar Irma telah menghantam pulau-pulau di Karibia kemarin dengan kecepatan angin hingga 185 mil per jam atau sekitar 295 km/jam dan mengarah ke Florida, di mana dilaporkan terjadi ganguan persediaan bahan bakar di saat kilang gas masih berupaya memenuhi permintaan pelanggan untuk mengisi tangki untk persiapan jika badai melanda, yang diharapkan pada akhir pekan ini.

Badai Atlantik lainnya, yang dinamai Jose, mengikuti jejak Irma dan telah ditingkatkan menjadi kekuatan topan oleh Pusat Badai Nasional AS. Badai lainnya, Katia, sedang berkembang di Teluk Meksiko.

Sementara itu, ANZ mengatakan bahwa kembalinya ladang minyak terbesar Libya untuk produksi "sedikit menopang" harga. Produksi minyak di Sharara Libya, yang merupakan lading minyak terbesar di negara itu, dilanjutkan pada hari Rabu setelah dibukanya kembali jaringan pipa yang ditutup oleh sebuah kelompok bersenjata selama lebih dari dua minggu, kata sumber industri minyak Libya.
 
Data Perdagangan Cina Naik, Minyak Mentah Menguat Di Asia

Data Perdagangan Cina Naik, Minyak Mentah Menguat Di Asia

jGXubE7QQSe-qcIngTq3QA.png


Harga minyak mentah naik pada hari Jumat di Asia setelah data perdagangan Agustus Cina mendukung perdagangan dalam yuan meskipun angka dolar secara keseluruhan menunjukkan penurunan dari bulan Juli.


Di New York Mercantile Exchange minyak mentah berjangk untuk pengiriman Oktober naik 0,22% menjadi $49,20 per barel, sementara di London Intercontinental Exchange, Brent naik 0,31% menjadi $54,66 per barel.

Data neraca perdagangan China mencapai surplus $41,99 miliar, lebih sempit dari perkiraan $48,6 miliar yang diperkirakan untuk bulan Agustus. Impor melonjak 13,3%, lampaui perkiraan 10%, sementara ekspor naik 5,5%, dibandingkan dengan kenaikan 6,0% yang diperkirakan. Sebelumnya, China melaporkan ekspor berdenominasi yuan naik 14,4% pada tahun lalu dan naik 6,9% pada bulan Agustus untuk surplus neraca perdagangan CNY286 miliar.

China mengatakan impor minyak pada Agustus mencapai 33,98 juta metrik ton, turun dari 34,74 juta metrik ton pada Juli. Impor minyak mentah naik 12,2% menjadi 281 juta metrik ton pada periode tersebut.

Semalam, harga minyak mentah melemah pada hari Kamis, setelah data menunjukkan pasokan minyak mentah AS naik untuk pertama kalinya dalam sepuluh minggu, setelah penghentian beberapa kilang minyak pekan lalu akibat badai Harvey yang menurunkan permintaan minyak mentah. Persediaan minyak mentah AS naik sekitar 4,6 juta barel dalam pekan hingga 1 September, meleset dari ekspektasi kenaikan sekitar 4 juta barel. Ini adalah kenaikan mingguan pertama stok minyak mentah selama sepuluh minggu.

Persediaan bensin, salah satu produk yang disuling mentah, turun sekitar 3,2 juta barel, meleset dari ekspektasi untuk 5 juta barel sementara persediaan minyak distilasi turun sebesar 1,4 juta barel, di bawah ekspektasi penurunan 3 juta barel.

Meningkatnya stok minyak mentah terjadi setelah banjir besar akibat badai Harvey mendera hampir seperempat kapasitas penyulingan AS minggu lalu, menurunkan permintaan minyak mentah, input utama di kilang minyak.
 
Dolar Di Level Terendah 2 Tahun, Pasar Cemaskan Irma

Dolar Di Level Terendah 2 Tahun, Pasar Cemaskan Irma

5oliRapoRf6G2g6anBwIjQ.png


Dolar masih berada di posisi terendah 32 bulan terhadap mata uang utama pada hari Jumat atas kekhawatiran akan potensi dampak Badai Irma di pantai Florida dan ketegangan dengan Korea Utara terus membebani greenback.


EUR/USD naik 0,31% pada level 1,2058, tertinggi sejak Januari 2015. Mata uang tunggal menguat setelah Bank Sentral Eropa mempertahankan suku bunga tidak berubah seperti yang diharapkan pada hari Kamis dan memberi sinyal bahwa informasi tentang lancarnya program pembelian aset bank sentral akan disampaikan pada bulan Oktober

Sementara itu, sentimen pada greenback masih cukup rentan karena pasar mencemaskan Badai Irma. Badai yang sudah memasuki kategori 5 ini diproyeksikan akan melanda Florida pada akhir pekan.

Pelaku pasar sepertinya mengabaikan ucapan Presiden Federal Reserve New York, William Dudley, Kamis kemarin yang meminta bank sentral AS untuk terus menaikkan suku bunga, karena inflasi yang rendah harus rebound.

Safe haven Yen dan franc Swiss menguat, dengan USD/JPY turun 0,65% pada level terendah 10-bulan di 107,73, dan USD/CHF turun 0,27% ke level 0,9481.

Pasar juga masih berhati-hati di tengah spekulasi Korea Utara kemungkinan akan meluncurkan rudal balistik antar benua pada hari Sabtu, yang akan menandai ulang tahun berdirinya negara tersebut.

Presiden AS Donald Trump mengatakan pada hari Kamis bahwa dia lebih memilih untuk tidak menggunakan tindakan militer melawan Pyongyang untuk melawan ancaman nuklir dan rudalnya namun jika dia melakukannya akan menjadi "hari yang sangat menyedihkan" bagi kepemimpinan Korea Utara.

Di tempat lain, GBP/USD naik 0,28% pada level tertinggi lima minggu di 1,3148 setelah data menunjukkan produksi manufaktur Inggris naik melampaui perkiraan pada bulan Juli, sementara produksi industri meningkat sejalan dengan ekspektasi. Laporan terpisah menunjukkan defisit perdagangan Inggris menyempit menjadi £11,58 miliar di bulan Juli dari revisi £11,53 miliar pada bulan sebelumnya.

Dolar Australia dan Selandia Baru menguat, dengan AUD/USD naik 0,61% pada level 0,8097 dan NZD/USD naik 0,90% menjadi 0,7299. Sementara itu, USD/CAD stabil di level terendah 28 bulan di 1,2113.

Indeks dolar AS, yang mengukur kekuatan greenback terhadap enam mata uang utama, turun 0,31% pada level 91,21, tingkat terendah sejak Januari 2015.
 
Back
Top