Berita dan Fundamental

Sterling Masih Diperkuat oleh Data PDB

q-GfQV8gSn6ZIa-Xzx68hg.jpeg


Sterling Masih Diperkuat oleh Data PDB

Sterling naik ke level tertinggi 9 hari pada hari Kamis setelah data pertumbuhan ekonomi Inggris yang kuat mendorong ekspektasi Bank of England akan menaikkan suku bunga minggu depan.


Pertumbuhan produk domestik bruto hari Rabu untuk kuartal ketiga mengalahkan ekspektasi, meningkatkan peluang kenaikan suku bunga setelah pertemuan BoE berikutnya pada 2 November dan memicu diskusi mengenai apakah itu akan merupakan awal dari serangkaian kenaikan.

Pertumbuhan PDB naik menjadi 0,4 persen pada kuartal ketiga dari 0,3 persen di kuartal kedua, mengalahkan ekspektasi sebagian besar ekonom di 0,3 persen.

Sterling mencapai level tertinggi 9 hari dan terakhir terpantai berada di level $1,3278 pada hari ini, meneruskan kenaikan yang diperoleh pada perdagangan hari Rabu. Terhadap euro, sterling turun 0,2 persen, dan diperdagangkan pada level 89,29 pence.

Data lainnya yang dirilis pada hari Kamis menunjukkan pertumbuhan rumah yang kuat dalam oleh perusahaan konstruksi Inggris yang diterapkan untuk membangun selama tiga bulan sampai akhir September.

Namun kekhawatiran terhadap perkembangan negosiasi Brexit masih terus membebani sterling, dengan kebingungan mengenai rincian strategi pemerintah sehingga menambah kondisi ketidakpastian.

Beragam pesa dari Perdana Menteri Inggris Theresa May dan menteri Brexit David Davis pada hari Rabu mengenai jadwal keluarnya Inggris dari Uni Eropa menyebabkan klarifikasi selama sehari dan menghembuskan kehidupan baru dalam perpecahan politik ketika para anggota parlemen Inggris akan memberikan suara pada kesepakatan Brexit.
 
Laporan Pendapatan AS Positif Saham Asia Menguat

vpKkAxwCQImTXLIA8pFcvw.jpeg


Laporan Pendapatan AS Positif Saham Asia Menguat

Pasar saham Asia menguat pada hari Jumat setelah optimisme pendapatan dari raksasa hi-tech AS mendorong saham teknologi sementara euro mendekati level terendah tiga bulan terhadap dolar setelah Bank Sentral Eropa memperpanjang stimulusnya.


Indeks Nikkei Jepang naik 0,6 persen sementara Kospi Korea Selatan naik 0,2 persen dan saham Australia naik 0,2 persen. Indeks saham terbesar Asia Pasifik dalam dolar MSCI di luar Jepang diperdagangkan datar.

Laba dari Alphabet, Microsoft dan Amazon.com, semuanya melaporkan hasil yang cukup optimis, meningkatkan saham mereka. Saham-saham perusahaan tersebut masing-masing mencatat kenaikan 2,8 persen, 4,5 persen dan 7,6 persen.

Sebelum itu, Indeks S&P 500 AS naik 0,1 persen mendekati rekor tertinggi yang disentuh pekan lalu, berkat ekonomi global yang kuat dan pendapatan perusahaan yang solid. Di saat laporan pendapatan kuartal ketiga mendekati setengah jalan, 74 persen perusahaan AS telah melampaui ekspektasi, di atas tingkat 72 persen selama empat kuartal lalu.

Dewan Perwakilan Rakyat AS membantu membuka jalan pada hari Kamis untuk pemotongan pajak yang mendalam yang dicari oleh Presiden Donald Trump, meluluskan cetak biru anggaran untuk fiskal 2018 yang akan memungkinkan undang-undang perpajakan tersebut untuk memenangkan persetujuan kongres tanpa suara Demokrat.

Indeks saham Jerman mencapai rekor tertinggi sementara indeks Eurofirst pan-Eropa menguat 1,1 persen, kenaikan terbesar dalam 3 setengah bulan, setelah ECB memperpanjang program pembelian obligasi hingga September. Meskipun ECB mengurangi separuh besaran pembelian obligasi menjadi 30 miliar euro per bulan dari bulan Januari, ECB juga menjanjikan stimulus bertahun-tahun dan bahkan membuka peluang untuk meninjau kembali.

Di pasar mata uang, sikap dovish ECB membuat euro ke level terendah tiga bulan terhadap dolar AS di level $1,1631. Dolar bergerak tipis terhadap yen di level 114,09, mendekati level tertinggi tiga bulan di hari Rabu di 114,245. Dolar Australia tergelincir ke level terendah 3 setengah bulan di level $0,7654, terpengaruh oleh data inflasi lokal yang lebih lembut dari perkiraan di awal minggu ini.
 
Emas Masih Tertahan Di Level Terendah 3 Minggu

KIlq_ITJRYuFeNYlz_pNiQ.png


Emas Masih Tertahan Di Level Terendah 3 Minggu

Harga emas mendekati level terendah tiga minggu pada hari Jumat karena penguatan dolar terus menekan logam mulia dan risk appetite untuk ekuitas masih terus berlanjut.


Pada perdagangan di divisi Comex New York Mercantile Exchange, emas untuk pengiriman Desember turun $0,57, atau sekitar 0,04%, menjadi $1.269,03 per troy ounce, tidak jauh dari level bawah intraday di $1.266,28 yang disentuh pada sesi sebelumnya, level terendah sejak 6 Oktober.

Emas sensitif terhadap penguatan dolar karena membuat logam mulia lebih mahal bagi pemegang mata uang asing.

Indeks dolar AS, yang mengukur kekuatan greenback terhadap enam mata uang utama, naik 0,20% di level 94,74, mendekati level tertinggi 3 bulan di level 94,98 yang dicapai pada 20 Juli lalu. Dolar menguat setelah DPR AS meluluskan resolusi anggaran pada hari Kamis, membuka jalan bagi Kongres menuju "pemotongan pajak" besar-besaran yang diajukan oleh Presiden Donald Trump.

Greenback menemukan kekuatan pada sesi Kamis pagi dengan euro setelah mata uang tunggal tersebut merasakan tekanan dari keputusan Bank Sentral Eropa untuk mengurangi pembelian obligasi sembari memperpanjang program stimulus moneternya untuk periode sembilan bulan.

Presiden ECB Mario Draghi mengindikasikan bahwa program pembelian aset bank sentral "terbuka untuk sementara", membuka peluang untuk stimulus moneter jangka panjang melampaui bulan September 2018. Draghi meyakinkan para pelaku pasar bahwa ECB akan terus menginvestasikan kembali pembayaran pokok dari obligasi yang jatuh tempo dalam program tersebut tepat setelah otoritas moneter berhenti memperluas neraca keuangannya.

Pada perdagangan logam lain di Nymex, perak turun 0,27% pada level $16,776 per troy ounce. Platinum turun 0,34% di harga $919,00 per troy ounce, sementara paladium turun 0,77% menjadi $970,67 per troy ounce setelah kedua logam tersebut mencapai titik terendah satu minggu dalam semalam. Perdagangan logam lainnya, tembaga turun 1,49% menjadi $3,130 per pon setelah pemerintah China menegaskan kembali bahwa ekonomi negara tersebut berada di jalur yang tepat untuk mencapai target pertumbuhan resmi meskipun pasar perumahan melambat.
 
Saham Asia, Minyak Mentah Naik; Euro Tercekik

mNL2nJXWR3KU6i7jw-LhWQ.png


Saham Asia, Minyak Mentah Naik; Euro Tercekik

Pasa saham Asia menguat pada hari Senin sementara minyak mentah naik ke level tertinggi 2 tahun, namun euro masih tertahan di sekitar level terendah 3 bulan pasca keputusan Bank Sentral Eropa yang memperpanjang stimulusnya sehingga menggemukkan yield obligasi dolar.


Indeks saham Asia Pasifik MSCI di luar Jepang menguat 0,2 persen. Indeks saham terbesar Asia Pasifik itu naik 3,4 persen sejauh bulan ini. Di jepang, Nikkei naik 0,2 persen, sementara saham Seoul naik 0,7 persen.

Pasar saham global telah mengalami tren kenaikan sejak awal tahun ini, dibantu oleh pendapatan perusahaan yang solid dan data ekonomi positif di negara-negara besar. Indeks saham dunia melonjak 17,6 persen sepanjang 2017.

Pada hari Jumat, Nasdaq naik 2,2 persen, S&P 500 naik 0,81 persen dan Dow naik 0,14 persen. Saham Amazon, naik 13,2 persen, bertanggung jawab atas kenaikan terbesar indeks S&P 500 setelah laporkan lonjakan penjualan per kuartalnya. Laporan dari raksasa teknologi, Apple Inc akan dirilis hari Kamis.

Indeks dolar sedikit melembut, setelah dua hari berturut-turut menguat dibantu oleh data PDB kuartal ketiga AS yang optimis. Perekonomian AS tumbuh pada tingkat tahunan 3,0 persen dari bulan Juli sampai September, menunjukkan ketahanan setelah badai baru-baru ini.

Saat ini, pasar fokus pada penunjukan Ketua Federal Reserve selanjutnya, dengan spekulasi bahwa Gubernur Fed Jerome Powell meru[akan kandidat yang disukai. Dikatakan bahwa Powell, yang dianggap pasar sebagai kandidat sedikit hawkish, akan menjadi orang pilihan yang memperjuangkan penguatan dolar dan menyeret imbal hasil 2 tahun Treasury dari posisi tertinggi sembilan tahun. Keputusan tersebut diperkirakan diumumkan dalam pekan ini.

Di Eropa, ketidakpastian politik dan ECB membebani mata uang bersama, menandai penurunan mingguan terbesar tahun ini. Mesku menguat ke level $1.1602, namun euro masih tidak jauh dari level terendah sejak 20 Juli pada level $1,1573.

Keputusan ECB pekan lalu untuk memperpanjang pembelian obligasi hingga September 2018 berperan dalam lemahnya euro, mendorong yield pada obligasi Jerman dua tahun turun.

Premi bahwa pembayaran hutang 2 tahun AS atas yield obligasi 2 tahun Jerman saat ini paling lebar sejak pertengahan 1999, membuatnya lebih menarik untuk dipinjam dalam euro untuk membeli dolar.

Sementara di Spanyol, Madrid memecat pemerintah daerah Catalonia pada hari Jumat, membubarkan parlemen Catalan dan menyerukan pemilihan cepat setelah Catalonia mengumumkan kemerdekaan dari Spanyol.

Di sektor komoditas, minyak mentah Brent naik menjadi $60,63 per barel, tertinggi sejak Juli 2015, setelah Arab Saudi setuju untuk mendukung perpanjangan kesepakatan pemotongan produksi minyak global. Minyak mentah AS menguat 0,32 persen pada $54,07 per barel.
 
Pertemuan Bank Sentral Pengaruhi Minat Terhadap Emas

uyef_VrgS26ZiTpWjCAzJw.png


Pertemuan Bank Sentral Pengaruhi Minat Terhadap Emas

Emas beringsut melemah pada hari Senin karena investor masih berhati-hati menjelang pertemuan kebijakan tiga bank sentral utama, seraya terus memantau perkembangan seputar siapa yang akan menduduki kursi ketua Federal Reserve AS berikutnya.


Saat ini pasar memang sedang menantikan berbagai isyarat dari pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) serta bank sentral Inggris dan Jepang dalam minggu ini. Kenaikan suku bunga akan berimbas pada penguatan dolar dan mendorong yield obligasi, sehingga menekan harga emas karena harga emas menjadi lebih mahal meningkatkan biaya oportunitas pemilikan bullion yang tidak menghasilkan.

Selain menantikan kebijakan suku bunga bank sentral, pasar juga tengah menantikan keputusan Presiden AS Donald Trump yang diperkirakan akan mengumumkan siapa yang akan menjadi suksesor petahana Janet Yellen, di tengah spekulasi bahwa gubernur Jerome Powell bisa menjadi kandidat favorit. Trump terlihat lebih menunjuk Powell dari lima kandidat untuk menjabat ketua bank sentral AS berikutnya, dua sumber yang mengetahui masalah tersebut mengatakan pada hari Jumat.

Harga emas spot turun 0,3 persen, menjadi $1.269,23 per ons emas. Sementara berjangka AS untuk pengiriman Desember turun 0,1 persen menjadi $1.270,10.

Indeks dolar sedikit melemah terhadap mata uang, sementara saham Asia naik, dengan indeks saham terbesar Asia Pasifik MSCI di luar Jepang menguat 0,4 persen.

Menurut analis teknis Reuters, Wang Tao, emas spot masih berpeluang sedikit menguat menuju level resistance di $1,278 per ounce sebelum akhirnya kembali melemah.

Hedge fund dan money manager mengurangi posisi long net mereka dalam kontrak emas COMEX untuk minggu keenam berturut-turut, dalam sepekan hingga 24 Oktober, data Commodity Futures Trading Commission (CFTC) AS menunjukkan pada hari Jumat.

Di antara logam mulia lainnya, perak tergelincir 0,7 persen menjadi $16,72 per ounce. Platinum turun 0,2 persen menjadi $912,70 per ounce, sementara paladium naik 0,4 persen menjadi $969,22 per ounce.
 
Pasar Saham Lesu, Dolar Melorot

fR6-S9SwQHCdvnyKRpFqgA.png


Pasar Saham Lesu, Dolar Melorot

Perdagangan di pasar saham Asia sebagian besar terlihat lesu di sesi Selasa terpengaruh oleh melemah Wall Street di sesi Senin, sementara dolar merosot menyusul pemberitaan bahwa penyelidik telah menuduh penyelidikan atas campur tangan Rusia dalam pemilihan presiden AS 2016 lalu telah menuduh manajer kampanye mantan presiden Donald Trump.


Di China, data menunjukkan pertumbuhan pabrik di bulan Oktober di China perlambatan yang lebih tajam dari perkiraan juga menahan minat investor regional terhadap aset berisiko. Perang Beijing terhadap polusi udara di musim dingin memaksa banyak pabrik baja di kawasan utara, pabrik peleburan dan pabrik lainnya untuk mengurangi produksi, menambah ketidakpastian di tengah tanda-tanda awal perlambatan ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut.

Indeks saham Shanghai turun 0,3 persen dan Hang Seng Hong Kong turun 0,35 persen. Di Jepang, indeks Nikkei turun 0,3 persen, sementara indeks saham Australia datar secara efektif dan indeks KOSPI Korea Selatan naik 0,3 persen. Indeks saham terbesar Asia Pasifik MSCI di luar Jepang naik 0,2 persen.

Pada perdagangan sesi Senin, Wall Street turun dari wilayah rekor tertinggi, terbebani oleh penurunan saham produsen obat Merck dan sebuah laporan bahwa anggota parlemen AS sedang membahas pemotongan pajak perusahaan secara bertahap daripada mengurangi semuanya sekaligus.

Sementara itu, dolar merangsek turun mendekati level terendah 10 hari terhadap yen dan diperdagangkan pada level 113,02 yen di sesi kemarin. Greenback turun sekitar 0,4 persen terhadap yen karena sikap hati-hati investor menyusul berita mantan manajer kampanye Presiden Trump Paul Manafort menghadapi tuduhan. Manafort dan pembantu lainnya, Rick Gates, didakwa melakukan pencucian uang pada hari Senin oleh penyidik federal.

Mata uang AS juga tertekan karena yield Treasury AS tergelincir atas laporan bahwa Presiden Trump kemungkinan akan menunjuk Gubernur Federal Reserve Jerome Powell, yang dipandang lebih dovish daripada pesaing lainnya, sebagai kepala Federal Reserve berikutnya.

Imbal hasil obligasi Treasury 30-tahun AS turun ke level terendah dalam sepekan setelah Bloomberg mengutip pernyataan Menteri Keuangan, Steven Mnuchin, yang mengatakan bahwa pemerintah tidak melihat banyak permintaan untuk obligasi ultra-panjang.

Indeks dolar terhadap sekeranjang enam mata uang utama masih mencatat penguatan di level 94,596 setelah pada sesi kemarin tergelincir dari level tertinggi tiga bulan di level 95,150.
 
Dolar Tergelincir, Investor Berhati-hati Pasca Penyelidikan Rusia

im1oe3vARm_zjREFUE3t8A.png


Dolar Tergelincir, Investor Berhati-hati Pasca Penyelidikan Rusia

Dolar tergelincir ke level terendah 11 hari terhadap yen pada hari Selasa, dengan investor kembali berhati-hati setelah pemberitaan bahwa investigator yang menyelidiki campur tangan Rusia dalam pemilihan AS tahun lalu telah menuduh mantan manajer kampanye presiden Donald Trump.


Greenback, yang sempat menguat ke level tertinggi 3 setengah bulan terhadap mata uang Jepang pada hari Jumat, dengan singkat turun di bawah level 113 yen.

Terhadap mata uang utama, dolar juga tergelincir, setelah turun dari level tertinggi dalam tiga bulan pada akhir pekan lalu karena wacana ketua Federal Reserve AS berikutnya dapat mengarahkan kebijakan ke arah yang lebih hawkish dan berharap Trump bisa mendorong melalui reformasi pajak.

Namun perkembangan terakhir, yang menunjukkan mantan manajer kampanye Trump, Paul Manafort, dan pembantu lainnya, Rick Gates, yang pada hari Senin dituduh melakukan pencucian uang, mengalihkan perhatian investor kembali pada kondisi politik AS.

Beberapa analis mengatakan spekulasi bahwa Gubernur Fed Jerome Powell kemungkinan akan menjadi kursi Fed berikutnya - dan bukan ekonom John Taylor, yang dianggap kandidat paling hawkish - juga turut memebani. Namun, pakar strategi Societe Generale Kit Juckes, di London, mengatakan bahwa kunci yang membatasi penguatan mata uang AS lebih lanjut adalah hasil Treasury.

Sementara itu, Yen tidak terlaku bereaksi pasca Bank of Japan kembali mempertahankan kebijakan moneternya pada hari Selasa, seperti yang diperkirakan secara luas, namun sedikit menurunkan perkiraan inflasi untuk tahun fiskal berjalan.

Euro turun 0,1 persen menjadi $1,1644, mendekati level terendah tiga bulan di level $1,1574 yang dicapai pada hari Jumat. Investor mengamati data inflasi zona euro setelah data pertumbuhan harga Jerman yang lebih lemah dari perkiraan pada hari Senin.

Di tempat lain, dolar Australia melemah setelah data PMI pabrik resmi China menunjukkan tertahannya pertumbuhan manufaktur melampaui perkiraan pada bulan Oktober. Aussie, yang sangat sensitif terhadap data ekonomi China karena hubungan dagang kuat antar kedua negara, turun 0,2 persen pada hari ini di level $0,7675.
 
Pasar Saham Asia Melambung Ke Level Atas 10 Tahun

B0ZEbESITY2pleJYi4quww.png


Pasar Saham Asia Melambung Ke Level Atas 10 Tahun

Perdagangan pasar saham di Asia mencapai level tertinggi 10 tahun pada hari Rabu berkat laporan pertumbuhan ekonomi yang solid secara global, sementara harga minyak memperpanjang kenaikan atas harapan produsen minyak utama akan mempertahankan penurunan produksi mereka.


Indeks MSCI Asia-Pasifik tidak termasuk luar Jepang naik 0,6 persen, dipimpin oleh pasar saham Korea Selatan yang mencatat kenaikan 1,1 persen sementara indeks Nikkei Jepang naik 1,4 persen. Di Wall Street, tiga indeks utama akhiri perdagangan Oktober dengan kenaikan bulanan terbesar sejak Februari.

Ekonomi Korea Selatan mencatat pertumbuhan tercepat dalam tujuh tahun terakhir pada kuartal lalu sementara pertumbuhan di Taiwan selama periode yang sama menjadi yang terkuat dalam 2 setengah tahun.

Laporan awal PDB AS di kuartal Juli - September juga menunjukkan pertumbuhan positif yakni 3,0 persen, jauh di atas rata-rata di atas 2,0 persen sejak krisis keuangan di tahun 2008-09.

Pasar saat ini fokus pada perkembangan rencana pemotongan pajak AS oleh Presiden Donald Trump dan Republikan serta pengumuman ketua Federal Reserve berikutnya. Gedung Putih mengatakan beliau akan mengungkapkan keputusan tersebut pada hari Kamis.

Undang-undang perpajakan diperkirakan akan diumumkan pada hari Rabu, namun beberapa sumber mengatakan anggota Partai Republik di parlemen AS akan menunda pengumuman tersebut dalam satu hari karena anggota parlemen mencoba mengatasi perbedaan yang melibatkan perlakuan terhadap rekening tabungan pensiun dan pajak negara bagian dan lokal.

Keputusan Trump mengenai ketua The Fed terpelih telah dimulai dengan pertemuan kebijakan di Washington selama dua hari pada hari Selasa, meskipun diyakini akan mempertahankan suku bunga dalam pernyataannya pada hari Rabu.

Indeks dolar terhadap enam mata uang utama diperdagangkan di level 94,66, naik dari puncak tiga bulan pekan lalu di 95,15.

Sementara itu, harga minyak memperpanjang reli yang dimulai pada awal Oktober, sebagian besar didorong oleh harapan bahwa negara-negara produsen minyak akan sepakat untuk memperpanjang penurunan produksi pada pertemuan mereka akhir bulan ini.

Harga minyak mentah Brent mencapai level tertinggi dua tahun di $61,41 per barel pada hari Selasa dan saat ini mencapai $61,16 per barel pada awal perdagangan Asia, naik 0,4 persen. Sementara harga minyak mentah AS bertahan di $54,87 per barel, mendekati level tertinggi delapan bulan di $54,85 yang dicapai pada hari Selasa.
 
Dolar Stabil, Kiwi Menjadi Pusat Perhatian

ajjuqZgqSni2lgD38nGtoA.png


Dolar Stabil, Kiwi Menjadi Pusat Perhatian

Dolar menguat terhadap sekeranjang mata uang utama pada hari Rabu karena investor saat ini tengah mengamati keputusan kebijakan dari Federal Reserve AS pada hari ini, sementara dolar Selandia Baru yang sebelumnya babak belur justru melonjak pasca laporan data pekerjaan yang lebih kuat dari perkiraan.


Kemudian pada Rabu, hari ini, bank sentral AS diperkirakan akan kembali mempertahankan suku bunga. Investor juga akan memantau indikasi baru bahwa Fed akan melanjutkan kenaikan suku bunga bulan depan seperti yang diharapkan, dan waktu pergerakan apapun pada 2018, namun mereka tidak mengharapkan keputusan untuk menghasilkan reaksi pasar yang besar.

Indeks dolar, yang mengukur mata uang AS terhadap enam mata uang utama, naik 0,1 persen menjadi 94,680, namun indeks dolar tetap tidak jauh dari level tertinggi tiga bulan di 95.150 yang dicapai di hari Jumat kemarin.

Para ekonom mengatakan bahwa para investor akan menantikan data pekerjaan ADP AS yang akan dirilis hari ini, menjelang laporan payroll non-pertanian Jumat yang sangat penting. Mereka juga akan memantau situasi di Washington, di mana pada Rabu hari ini anggota parlemen dari Partai Republik bisa mengajukan pemotongan pajak dan Departemen Keuangan akan merilis rencana pengembalian dana.

Investor juga akan mencari petunjuk tentang siapa yang mungkin akan menjadi ketua Fed berikutnya. Menjelang perjalanan ke Asia, Presiden Donald Trump diperkirakan akan mengumumkan pilihannya untuk posisi tersebut pada hari Kamis, dengan laporan berita bahwa Gubernur Fed Jerome Powell kemungkinan akan dinominasikan untuk mengambil alih Ketua The fed saat masa jabatan Janet Yellen berakhir pada bulan Februari.

Dolar Selandia Baru mencuri perhatian Asia, naik 1,2 persen ke level $0,6931 setelah data menunjukkan tingkat pengangguran negara tersebut merosot ke level terendah sembilan tahun sebesar 4,6 persen. Kiwi mendapat tekanan dalam beberapa pekan terakhir karena kekhawatiran kebijakan koalisi kiri pimpinan pemerintah yang dipimpin Buruh, termasuk penundaan investasi asing dan migrasi.
 
Optimisme Fed Dorong Pasar Saham Asia Ke Puncak 10 Tahun

ZPY41G_GRSi3DMArxaPYoQ.png


Optimisme Fed Dorong Pasar Saham Asia Ke Puncak 10 Tahun

Pasar saham Asia menguat pada hari Kamis setelah Federal Reserve AS menyatakan optimisme terhadap ekonomi, yang hampir memperkuat kasus kenaikan suku bunga akhir tahun karena investor menunggu nominasi resmi ketua bank sentral berikutnya.


Gedung Putih berencana untuk menunjuk Gubernur Fed Jerome Powell sebagai suksesor Janet Yellen ketika masa jabatan berakhir pada Februari, seorang sumber yang mengetahui masalah tersebut mengatakan pada hari Rabu. Pencalonan Powell diharapkan pada hari Kamis dan perlu dikonfirmasi oleh Senat. Meningkatnya ekspektasi bahwa Presiden Donald Trump akan menunjuk Powell, yang dipandang lebih banyak melakukan tindakan terhadap suku bunga, telah menekan imbal hasil Treasury AS dan dolar minggu ini.

Indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang naik 0,1 persen di awal perdagangan, kembali ke puncak 10 tahun yang sempat disentuh pada sesi sebelumnya.

Indeks Nikkei Jepang naik 0,2 persen, mencatat level baru 21 tahun dan menuju kenaikan 2,3 persen dalam minggu ini. Pasar Jepang akan ditutup untuk hari libur nasional pada hari Jumat.

Pada sesi Rabu, Wall Street membukukan kenaikan moderat setelah Fed mempertahankan kebijakan seperti yang diperkirakan dan menggarisbawahi pertumbuhan ekonomi AS yang solid serta pasar tenaga kerja yang kuat acuhkan dampak badai baru-baru ini.

Pasar kembali mendpaati sinyalemen bahwa bank sentral AS berada di jalur untuk melanjutkan kenaikan suku bunga bulan depan, dengan dana federal berjangka membuat peluang kenaikan suku bunga di Desember naik sekitar 98 persen, menurut program FedWatch CME Group.

The Fed telah menaikkan suku bunga dua kali tahun ini, dan diperkirakan kembali menaikkan suku bunga pada akhir tahun sebagai bagian dari siklus pengetatannya yang dimulai pada akhir tahun 2015.

Selain penilaian yang mendorong The Fed, laporan ADP National Employment menunjukkan sektor swasta menambah 235.000 pekerja pada bulan Oktober, terbanyak dalam tujuh bulan.

Pada hari Jumat, laporan payroll nonpertanian Departemen Tenaga Kerja diperkirakan akan tumbuh 303.000 lapangan pekerjaan di bulan Oktober, dibandingkan dengan penurunan 40.000 bulan sebelumnya. Total pekerjaan non-pertanian diperkirakan meningkat sebesar 312.000, menurut ekonom dalam survei Reuters.

Sementara itu, Hasil Treasury AS terus menurun pada hari Rabu dan kurva imbal hasil menjadi yang paling tipis sejak 2007 setelah Departemen Keuangan mengatakan akan mempertahankan besaran lelang dalam beberapa bulan mendatang, meskipun Fed berencana untuk mengurangi kepemilikan obligasi.
 
Minyak Mentah Turun Saat Ekspor AS Meningkat

I6exTq5HTzy-h5-u-4yCjg.png


Minyak Mentah Turun Saat Ekspor AS Meningkat

Harga minyak turun untuk hari kedua pada hari Kamis setelah ekspor minyak mentah AS mencatat lonjakan dan mengimbangi data yang menunjukkan persediaan minyak mentah dan bensin AS menurun lebih melampaui perkiraan.


Kontrak minyak mentah AS West Texas Intermediate Desember turun 16 sen atau 0,29% menjadi $54,14 per barel. Sementara itu, minyak Brent untuk pengiriman Januari di ICE Futures Exchange di London turun 23 sen atau 0,38% menjadi $60,26 per barel.

Data pada hari Rabu menunjukkan bahwa produksi minyak AS tumbuh sebesar 46.000 barel per hari (bph) menjadi 9,55 juta bph, tidak jauh dari penurunan ada 5 Juni 2015 saat mencatat rekor tertinggi 9,61 juta barel per hari, sementara ekspor minyak mentah mingguan AS naik ke level tertinggi sepanjang masa di 2,13 juta barel per hari.

Lonjakan ekspor minyak mentah AS yang sedang terjadi ini seiring melebarnya spread antara minyak mentah WTI dan harga minyak Brent yang terus mengalami peningkatan permintaan internasional untuk minyak mentah AS karena lebih murah.

Peningkatan produksi membayangi laporan beragam dari Energy Information Administration (EIA) yang menunjukkan stok minyak mentah dan bensin turun melampaui perkiraan, sementara minyak sulingan turun namun lebih kecil dari yang diperkirakan.

Persediaan minyak mentah AS turun sekitar 2,4 juta barel dalam pekan hingga 27 Oktober, penurunan yang lebih curam dari 1,8 juta barel seperti yang diperkirakan. Persediaan bensin turun 4 juta barel, berlawanan dengan ekspektasi yang hanya memperkirakan 2,1 juta barel sementara persediaan minyak sulingan turun sekitar 320.000 barel, berbanding ekspektasi penurunan 2,1 juta barel.

Penurunan harga minyak ini terjadi di tengah meningkatnya ekspektasi perpanjangan terhadap perjanjian pengurangan produksi mengangkat harga minyak mentah ke level tertinggi delapan bulan setelah Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan anggota non-OPEC memberi tanda dukungan untuk perpanjangan jelang pertemuan OPEC yang akan datang di bulan November.

Perdagangan lainnya di Nymex, harga bensin berjangka untuk pengiriman Desember turun 0,33% di $1,7399 per galon, sementara minyak pemanas turun 0,59% menjadi $1,8520 per galon. Kontrak berjangka gas alam untuk pengiriman Desember naik 0,59% menjadi $2,914 per juta unit thermal Inggris.
 
Dolar Stabil Saat Pasar Pantau Data NFP AS

Mpffo6XRQ0aRIIo9LVA3DQ.png


Dolar Stabil Saat Pasar Pantau Data NFP AS

Dolar diperdagangkan stabil terhadap mata uang pada hari Jumat, di saat fokus pasar beralih pada data pekerjaan AS, dengan pencalonan Gubernur Federal Reserve Jerome Powell oleh Presiden Donald Trump untuk menjabat ketua Fed berikutnya bukanlah hal yang mengherankan.


Trump pada hari Kamis menunjuk Powell untuk memimpin bank sentral AS, mengistirahatkan preseden dengan menolak petahana Janet Yellen untuk menjabat periode kedua namun mensinyalir kelanjutan dari kebijakan moneternya yang berhati-hati. Keputusan Trump ini sejalan dengan perkiraan pelaku pasar, dan dolar menunjukkan reaksi terbatas setelah berita tersebut.

Indeks dolar terakhir terpantau pada level 94,696, setelah bangkit dari level terendah satu minggu di 94,411 yang dicapai pada hari Kamis. Greenback tergelincir pada hari Kamis setelah Partai Republik di Dewan Perwakilan Rakyat AS mengeluarkan proposal untuk merombak kode pajak.

Partai Republik meminta pemotongan tingkat pajak perusahaan menjadi 20 persen dari 35 persen, memangkas tarif pajak pada keuntungan luar negeri perusahaan dan pada individu serta keluarga. Namun bagian pengesahan pada kongres masih jauh dari pasti.

Terhadap yen, dolar turun 0,1 persen menjadi 113,94 yen, diperdagangkan di bawah level tertinggi 3 setengah bulan di level 114,45 yen yang dicapai Jumat lalu. Euro bertahan stabil terhadap doalr di $1,1659.

Sterling masih berjuang dengan penurunan yang dialaminya setelah mencatat penurunan terbesar dalam satu hari terhadap dolar sejak Juni pada hari Kamis. Penurunan ini terjadi setelah Bank of England menaikkan suku bunga untuk pertama kalinya di lebih dari satu dekade namun mengatakan bahwa pihaknya hanya melihat kenaikan bertahap di depan.

Sterling bertahan stabil di $1,3056, setelah jatuh 1,4 persen pada hari Kamis. Keputunan BoE tersebut dengan suara 7 berbanding 2 untuk kenaikan suku bunga acuan Bank menjadi 0,50 persen dari 0,25 persen, namun mengatakan bahwa pihaknya memperkirakan kenaikan tersebut "sangat gradual".

Sementara itu, dolar Australia tergelincir 0,3 persen menjadi $0,7689, dan berada di bawah tekanan setelah data menunjukkan penjualan ritel Australia datar pada bulan September, berada di bawah ekspektasi pasar untuk kenaikan 0,4 persen pada bulan tersebut.
 
Penunjukkan Powell Seret Emas

lxZ9vO7IQ4W5fd1B6F9CFA.png


Penunjukkan Powell Seret Emas

Harga emas beringsut turun sejak sesi perdagangan Jumat pagi setelah Presiden Donald Trump mencalonkan Jerome Powell untuk memimpin Federal Reserve pada hari Kamis.


Powell, sebelumnya pada 2012 sempat dinominasikan sebagai gubernur Fed oleh mantan Presiden Barak Obama dan kembali dicalonkan pada 2014, yang dianggap dovish. Dia cenderung mengikuti kebijakan moneter yang sama seperti petahana Janet Yellen. Pencalonannya tunduk pada konfirmasi oleh Senat.

Data pada hari Kamis mengangkat ekspektasi kenaikan suku bunga pada bulan Desember, yang menyeret emas. Sementara, Departemen Tenaga Kerja AS Kamis melaporkan klaim pengangguran awal turun 5.000 menjadi 229.000 dengan penyesuaian musiman untuk pekan hingga 28 Oktober, lebih rendah dari perkiraan ekonom. Laporan nonfarm payroll yang sangat dinantikan akan dirilis pada pukul 8:30 pagi waktu setempat atau 12:30 PM waktu GMT.

Harga emas sangat sensitif terhadap pergerakan kenaikan suku bunga, karena meningkatkan biaya kesempatan untuk menahan aset yang tidak menghasilkan seperti bullion.

Kontrak emas untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Mercantile Exchange mencatat penurunan 0,11% menjadi $1276,72 per troy ounce.

Dalam perdagangan logam mulia lainnya, perak berjangka turun 0,16% menjadi $17,109 per troy ounce, sementara platinum futures tergelincir 0,25% menjadi $925,20. Tembaga berjangka naik 0,25% menjadi $3,146 sementara gas alam berjangka meningkat 0,41% menjadi $2,946.
 
Saham Asia Tergelincir Dari Level Tertinggi Dekade

93tpX8GoTJusxjF_IGthjg.png


Saham Asia Tergelincir Dari Level Tertinggi Dekade

Pasar saham Asia turun dari level tertinggi pada hari Senin sementara dolar AS rally atas faktor yang luas dan minyak melonjak ke puncak lebih dari dua tahun setelah putra mahkota Arab Saudi kokohkan kekuatannya melalui tindakan keras anti-korupsi.


Harga minyak mencapai titik tertinggi sejak Juli 2015 karena pembersihan yang dilakukan Mohammed bin Salman menyebabkan penangkapan para bangsawan, menteri dan investor termasuk miliarder bisnis terkemuka Alwaleed bin Talal.

Dolar naik ke level puncak delapan bulan terhadap yen setelah serangkaian data AS positif, rencana kenaikan suku bunga Federal Reserve bulan depan dan pengetatan hingga 2018.

Sentimen jangka pendek akan diarahkan oleh berita terkait dengan perjalanan Presiden AS Donald Trump di Asia minggu ini. Pada hari keduanya di Jepang, Trump mengemukakan retorikanya terhadap Korea Utara, mengatakan bahwa Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya siap untuk membela kebebasan.

Presiden AS menginginkan sebuah front persatuan dengan para pemimpin Jepang dan Korea Selatan sebelum dia mengunjungi Beijing untuk membawa kasus tersebut kepada Presiden China Xi Jinping bahwa lebih banyak yang perlu dilakukan untuk mengendalikan Pyongyang. Trump juga berencana bertemu presiden Rusia Vladimir Putin dalam 12 hari perjalanannya.

Dengan para trader di tepi hasil mengenai hasil pertemuan tingkat tinggi ini, indeks saham MSCI Asia Pasifik tidak termasuk Jepang tergelincir 0,7 persen ke level 552,8 dari level 557,9 merupakan level tertinggi sejak November 2007 yang dicapai pada hari Jumat.

Indeks KOSPI Korea Selatan turun 0,5 persen. Indeks S&P/ASX Australia turun 0,1 persen namun bertahan dalam jarak yang mencolok dari level puncak dua tahun pada hari Jumat. Indeks Hang Seng Hong Kong tergelincir 1 persen. Sementara indeks Nikkei Jepang melemah namun masih belum jauh dari level tertinggi 21 tahun.

Penurunan di pasar saham Asia terjadi meski Wall Street pada hari Jumat mencatat hasil positif, dengan indeks Dow Jones Industrial Average naik 0,1 persen, S&P 500 naik 0,31 persen dan Nasdaq naik 0,74 persen.

Indeks dolar bertahan di dekat level tertinggi empat bulan terhadap mata uang, sementara euro masih berada di sekitar terendah sejak Juli.

Di pasar energi, reformasi yang dilakukan Bin Salman termasuk rencana mencantumkan sebagian perusahaan raksasa minyak milik negara Saudi, Aramco, tahun depan, dan kenaikan harga minyak dipandang menguntungkan bagi kapitalisasi pasar perusahaan berjangka yang terdaftar. Brent berjangka naik 23 sen menjadi $62,30 per barel, tertinggi sejak Juli 2015. Sementara minyak mentah AS naik 17 sen menjadi $55,81.
 
Emas Memulai Pekan Ini Dari Level Terendah Mendekati 3 Bulan

JJtrP909TJmLqhks1XZ1xA.png


Emas Memulai Pekan Ini Dari Level Terendah Mendekati 3 Bulan

Harga emas di awal perdagangan minggu ini berada di dekat level terendah tiga bulan pada hari Senin, di saat sebagian besar data ekonomi AS yang menguat, semakin mendorong harapan atas Federal Reserve akan menaikkan suku bunga pada pertemuan Desember, dan kemungkinan kenaikan lebih lanjut di tahun 2018.


Kontrak berjangka emas Comex bergerak tipis pada level $1,270.33 per troy ounce setelah tertahan di level terendah sejak awal Agustus, Jumat. Logam kuning tersebut mencatat penurunan mingguan sekitar 0,2% di pekan lalu, penurunan ketiga berturut-turut.

Institute for Supply Management pada hari Jumat melaporkan indeks manajer pembelian non-manufaktur naik ke level tertingginya sejak tahun 2005. Laporan lain menunjukkan bahwa pesanan baru untuk barang buatan AS naik untuk bulan kedua berturut-turut pada bulan September dan pesanan untuk barang modal inti meningkat melampaui perkiraan.

Laporan tersebut dirilis pasca laporan pekerjaan bulanan AS yang menunjukkan ekonomi menambah lapangan pekerjaan lebih sedikit di Oktober dari yang diperkirakan, namun tingkat pengangguran turun ke tingkat terendah sejak Desember 2000.

Data yang sebagian besar positif ini mempertegas bahwa Federal Reserve akan menaikkan suku bunga pada laju yang lebih cepat dalam beberapa bulan mendatang. Emas sangat sensitif terhadap kenaikan suku bunga, yang mengangkat biaya oportuniti untuk kepemilikan aset yang tidak menghasilkan seperti bullion, sementara kenaikan suku bunga menopang dolar.

Dalam pekan yang relatif sepi untuk data ekonomi kali ini, investor masih akan terus memantau perkembangan undang-undang perpajakan Amerika Serikat.

Beberapa pelaku pasar meyakini bahwa reformasi pajak dapat mendorong pertumbuhan, menambahkan tekanan pada Federal Reserve untuk menaikkan suku bunga, yang dikenal sebagai perdagangan "Trumpflation".

Perdagangan lainnya di Comex, perak berjangka naik 5,0 sen atau 0,3% menjadi $16,88 per troy ounce. Di antara logam mulia lainnya, platinum naik tipis 0,2% menjadi $923,40, sementara paladium naik 0,6% menjadi $997,28 per ounce. Sementara itu, tembaga berjangka naik 3,5 sen atau 1,1% menjadi $3,152 per pon.
 
Aussie Hanya Naik Tipis Pasca Keputusan Bank Sentral

3RXZZGGRQPyDczbwjUI-Rw.jpeg


Aussie Hanya Naik Tipis Pasca Keputusan Bank Sentral

Aussie membukukan rebound ringan setelah bank sentral mempertahankan suku bunga stabil dan menunjuk pada upah dan harga rumah sebagai area fokus bersamaan dengan para pelaku pasar menantikan pidato oleh Presiden Donald Trump di Korea Selatan.


Reserve Bank of Australia mengeluarkan keputusan suku bunga terkini dan mempertahankan suku bunga acuan sebesar 1,50% seperti yang sudah diperkirakan, menandakan bahwa pasar tersebut mengamati pasar perumahan dengan ketat dan jika dolar Australia lebih tinggi akan menahan tekanan harga.

Pada mata uanglainnya, USD/JPY diperdagangkan di level 113,87, naik 0,15%, sementara AUD/USD diperdagangkan pada level 0,7694, naik 0,03%. GBP/USD naik 0,04% menjadi 1,3176. Sebelumnya di Jepang, rata-rata pendapatan kas naik 0,9%, dibandingkan dengan kenaikan 0,6% yang diperkirakan untuk bulan September.

Indeks dolar AS, yang mengukur kekuatan greenback terhadap enam mata uang utama perdagangan, naik 0,02% menjadi 94,64.

Pada sesi kemarin, dolar berbalik negatif terhadap mata uang utama karena meningkatnya gejolak politik di Timur Tengah yang memicu permintaan safe haven sementara berita bahwa Presiden Federal Reserve New York William Dudley yang akan pensiun dini membebani sentimen.

Dolar memberikan kenaikannya terhadap mata uang safe haven seperti yen dan franc Swiss di tengah ketidakpastian politik di Timur Tengah setelah putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman memimpin sebuah upaya anti-korupsi yang mengakibatkan serangkaian penangkapan terhadap orang-orang Arab Saudi terkemuka.

Menambah penurunan dolar lainnya adalah ketidakpastian mengenai kepemimpinan Federal Reserve setelah Federal Reserve Bank of New York mengkonfirmasi bahwa William Dudley akan pensiun lebih awal dari yang direncanakan pada pertengahan 2018 dari masa jabatannya yang akan berakhir pada 19 Januari.

Namun, penurunan greenback diyakini akan terbatas setelah data menunjukkan para pelaku pasar memangkas perkiraan bearish mereka pada dolar pekan lalu.
 
Saham Asia Kembali Capai Level Tertinggi 10 Tahun

gC-dMg8OQ7OuFlRc5C3NRQ.jpeg


Saham Asia Kembali Capai Level Tertinggi 10 Tahun

Pasar saham Asia kembali naik ke level tertingginya dalam satu dasawarsa, indeks Nikkei Jepang naik ke level penutupan terbaik sejak 1992 pada hari Selasa, sementara harga minyak berjuang mempertahankan kenaikan pada level puncak di lebih dari dua tahun atas pembersihan anti-korupsi Arab Saudi.


Perdagangan indeks berjangka mengisyaratkan pembukaan yang solid di bursa Eropa, dengan indeks saham berjangka Dax Jerman, FTSE Inggris dan CAC Perancis masing-masing menguat 0,3 persen.

Indeks saham Asia Pasifik terbesar MSCI tidak termasuk Jepang memperpanjang penguatan di awal sesi, naik 0,7 persen ke level tertinggi sejak November 2007. Penguatan indeks Nikkei tak lepas penguatan ketiga indeks ekuitas utama AS yang mengakhiri sesi Senin di rekor tertinggi.

Nikkei Jepang berhasil naik dari penurunan di awal dan ditutup dengan kenaikan 1,7 persen, atas ekspektasi pendapatan yang kuat dari perusahaan Jepang. Indeks S&P/ASX 200 Australia melonjak 1 persen ke level tertinggi hampir 10 tahun, didukung oleh harga komoditas yang kuat.

Kenaikan indeks Australia diyakini atas pengaruh langkah Bank sentral Australia yang kembali menahan suku bunga pada rekor terendah pada pertemuan kebijakan ke-14 berturut-turut pada hari Selasa dan hasil tersebut sudah diperkirakan sebelumnya. RBA memberi isyarat kemungkinan masih dengan langkah kebijakan yang sama dalam beberapa bulan mendatang akibat rendahnya inflasi.

Sementara itu, di sektor komoditi, minyak mentah AS turun 11 sen menjadi $57,24 setelah menembus di atas $56 per barel untuk pertama kalinya di lebih dari dua tahun di sesi Senin. Harga minyak mentah Brent turun 7 sen menjadi $64,20. Minyak turun setelah putra mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman melakukan penahanan keluarga kerajaan, menteri dan investor, termasuk investor miliarder terkemuka Alwaleed bin Talal.

Saat ini, para analis tidak melihat Arab Saudi akan mengubah kebijakannya untuk tetap mendukung harga minyak mentah, namun tindakan keras tersebut telah mendorong kekhawatiran di Timur Tengah atas penarikan dana dari pasar keuangan global.

Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama, naik 0,1 persen ke level 94,847. Terhadap yen, dolar naik 0,4 persen dan diperdagangkan pada level 114,12 namun masih di bawah level tertinggi delapan bulan di 114,737 yang dicapai pada sesi kemarin. Euro turun tipis 0,1 persen ke level $1,1597.
 
Dolar Meredup di Asia Selama Trump Tour

Evl35gQ7TrG1gGZVoSbWlw.jpeg


Dolar Meredup di Asia Selama Trump Tour

Dolar meredup di perdagangan Asia pada hari Rabu setelah pidato keras Presiden Donald Trump kepada parlemen Korea Selatan di mana dia memperingatkan Korea Utara untuk tidak membuat "kesalahan perhitungan" dalam pengembangan program senjata rudal dan nuklirnya.


Dolar melemah terhadap yen, dengan USD/JPY diperdagangkan di level 113,77, atau turun 0,20%, sementara AUD/USD naik 0,16% menjadi 0,7655. EUR/USD naik 0,09% menjadi 1,1597. ING Markets di Asia mengatakan data perdagangan akan lebih menyebabkan fokus pasar pada Trump di China.

Indeks dolar AS, yang mengukur kekuatan greenback terhadap enam mata uang utama, merosot 0,07% menjadi 94,74. Pada sesi kemarin, dolar menguat pada di tengah data yang menunjukkan kenaikan pada kekuatan pasar kerja karena lowongan pekerjaan pada bulan September melampaui ekspektasi.

Laporan Survei Job Openings and Labor Turnover Survey (JOLT) terbaru dari Departemen Tenaga Kerja AS, sebuah ukuran permintaan tenaga kerja, menunjukkan lowongan pekerjaan pada bulan September meningkat menjadi sekitar 6,1 juta, mengalahkan ekspektasi 6,091 juta.

Dolar melemah menyusul data tersebut, karena para pelaku pasar alihkan fokus pada pidato Presiden Donald Trump di Korea Utara yang dijadwalkan pada hari Rabu. Trump akan menggunakan pidato tersebut untuk menyelesaikan kunjungannya ke Korea Selatan saat Presiden mempersiapkan kunjungannya ke Beijing pada hari Rabu sebagai bagian dari tur Asia 12 harinya.

Penurunan greenback dari level tertinggi sesi diyakini terbatas di tengah tanda-tanda perkembangan reformasi pajak setelah anggota parlemen dari Republikan pada hari Senin mulai merevisi perombakan yang diusulkan mereka terhadap sistem pajak AS.

Sementara di Eropa, data penjualan ritel yang optimis gagal mengimbangi penurunan euro, sementara data perumahan Inggris yang melampaui perkiraan memiliki dampak kecil terhadap sterling karena pelemahan kedua mata uang tersebut terhadap greenback.
 
Ketegangan Geopolitik Pengaruhi Penguatan Emas

vfzKN29zQLmNOc4FIbivgw.jpeg


Ketegangan Geopolitik Pengaruhi Penguatan Emas

Harga emas berbalik menguat pada hari Rabu, karena kekhawatiran akan adanya overhaul pajak AS yang membebani dolar, sementara ketegangan geopolitik dengan Korea Utara dan kondisi di Timur Tengah mendorong investor untuk berduyun-duyun ke aset yang lebih aman.


Melemahnya dolar membuat emas lebih murah bagi pemegang mata uang asing. Greenback dilanda laporan bahwa kunci pemotongan pajak perusahaan yang saat ini sedang dibahas dalam rencana reformasi pajak AS dapat ditunda selama satu tahun.

The Washington Post pada hari Selasa melaporkan bahwa para pemimpin Senat Republik berpikir untuk menunda pelaksanaan pemotongan pajak perusahaan untuk mematuhi peraturan Senat.

Dalam beberapa sesi belakangan ini, dolar AS didukung oleh harapan pemotongan pajak pemerintah AS dapat meningkatkan ekonomi. Indeks dolar AS, yang mengukur kekuatan greenback terhadap enam mata uang utama, stabil di level 94,74.

Sementara itu, investor masih berhati-hati setelah Presiden AS Donald Trump dalam sebuah pidato kepada parlemen Korea Selatan pada hari Rabu membahas mengenai ketegangan dengan Korea Utara, dengan mengatakan bahwa pihaknya "telah menafsirkan pengekangan Amerika masa lalu sebagai kelemahan."

Trump tiba di Korea Selatan pada hari Selasa setelah bertemu dengan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe akhir pekan lalu.

Permintaan safe haven juga menguat setelah Arab Saudi pada akhir pekan meluncurkan pembersihan anti-korupsi di antara pejabat tingkat tertinggi.

Menambah ketegangan geopolitik lokal, dalam sebuah acara terpisah kerajaan Saudi menuduh Iran bertanggung jawab atas serangan rudal balistik yang dilakukan di Yaman.

Selain itu, Perdana Menteri Libanon Saad Hariri mengejutkan pasar dengan pengumuman pengunduran dirinya pada hari Sabtu, dengan alasan ancaman pembunuhan dan menyalahkan Iran atas campur tangan di Lebanon.

Comex emas berjangka naik 0,26% pada level $1,279.06 per troy ounce. Perdagangan lainnya di Comex, perak berjangka naik 0,60% menjadi $17,04 per troy ounce.
 
Indeks Saham Asia Terus Dekat Level Tertinggi Dekade

tDPnTXyURAqDopKxg4ptaw.jpeg


Indeks Saham Asia Terus Dekat Level Tertinggi Dekade

Pasar saham Asia melonjak dan terus mendekati level tertinggi satu dekade pada hari Kamis menyusul Wall Street yang kembali mencatat rekor lainnya, sementara dolar Selandia Baru menguat atas pernyataan pejabat bank sentral Selandia Baru mendorong Kiwi menguat yang sempat babak belur.


Indeks terluas di Asia-Pasifik MSCI tidak termasuk Jepang naik 0,3 persen dan mendekati level tertinggi 10 tahun di hari sebelumnya.

Indeks Saham Australia naik 0,4 persen dan ke tingkat tertinggi sejak Januari 2008 sementara KOSPI Korea Selatan naik 0,2 persen. Indeks Shanghai naik 0,1 persen dan indeks Hang Seng Hong Kong naik 0,6 persen. Indeks Nikkei Jepang naik 1,4 persen, mencapai level tertinggi yang tidak terlihat sejak Januari 1992.

Pada sesi rabu, Wall Street berkat sebuah aksi unjuk rasa oleh pembuat videogame, dengan ketiga indeks utama ditutup pada rekor tertinggi.

Dalam mata uang, dolar Selandia Baru menguat setelah Reserve Bank of New Zealand (RBNZ) pada Kamis pagi mengatakan bahwa penambahan stimulus fiskal dan pelemahan kiwi akan menyebabkan inflasi lebih cepat dan kemungkinan kenaikan suku bunga yang lebih awal. RBNZ mempertahankan suku bunga di 1,75 persen seperti yang sudah diperkirakan.

Kiwi mencatat kenaikan besar, melonjak sekitar 1 persen ke level tertinggi dua minggu di $0,6974 yang sebelumnya diperdagangkan di level $0,6951. Dolar Selandia Baru sempat terpuruk ke level terendah lima bulan di $0,6818 pada akhir Oktober karena perubahan pada investor yang belum pulih oleh pemerintah.

Indeks dolar terhadap enam mata uang utama stabil di level 94.899, berada di bawah level tertinggi tiga bulan di level 95.150 pada akhir Oktober. Dolar telah mencapai level tertingginya atas harapan reformasi pajak AS yang akan disahkan. Namun ketidakpastian terkini mengenai kondisi rencana reformasi pajak telah membebani dolar.

Sebuah rancangan pemotongan pajak Senat AS, yang berbeda dari yang ada di Dewan Perwakilan Rakyat, diperkirakan akan diluncurkan pada hari Kamis, mempersulit upaya pemotongan pajak oleh Partai Republik dan meningkatkan skeptisisme di Wall Street atas usaha tersebut.

Greenback naik tipis terhadap yen, 0,1 persen ke level 113,980, naik dari level terendah satu minggu di 113,395 semalam, karena yield obligasi jangka panjang AS melambung kembali dari level terendah tiga minggu. Euro bergerak tipis di level $1,1594 dan tidak jauh dari level terendah 3 setengah bulan di $1,1553 yang dicapai pada awal minggu ini.
 
Back
Top