Berita dan Fundamental

Pasar saham Asia Masih “Terkekang”

ALgnX5hkQvSOtRLSmipUGw.jpeg


Pasar saham Asia Masih “Terkekang”

Ekuitas Asia diperdagangkan beragam di sesi perdagangan Kamis pagi karena pasar masih dipengaruhi perkembangan terakhir atas ketegangan perdagangan AS dengan mitra utamanya.


Semalam, S&P 500 hapus kenaikan mencapai 0,9% dan berakhir pada level terburuk sejak 29 Mei, sedangkan indeks komposit Nasdaq turun 1,3% di tengah kekhawatiran baru bahwa administrasi Trump akan menindak investasi China.

Di Asia, indeks komposit Shanghai dan komponen Shenzhen China dibuka melemah 0,2% dan 0,4%. Sementara indeks Hang Seng Hong Kong hanya mencatat kenaikan 0,2%.

Penasihat ekonomi Presiden AS Donald Trump, Larry Kudlow, mengatakan pada hari Rabu bahwa presiden tidak mundur di China, meskipun rencana Trump untuk menindak investasi asing kurang kasar dari yang diperkirakan banyak orang.

Gedung Putih mengumumkan bahwa mereka tidak akan memaksakan 25% batasan baru atas kepemilikan Cina di perusahaan yang terkait dengan teknologi AS, seperti yang dilaporkan sebelumnya pada minggu ini. Sebaliknya, pemerintah akan bergantung pada Komite Investasi Asing di Amerika Serikat, atau CFIUS, yang baru saja diperkuat untuk menangani kekhawatiran.

Sementara itu, Menteri Keuangan Steven Mnuchin mengatakan semua penasehat Presiden Trump sepakat tentang pembatasan investasi Cina yang baru diperkenalkan, yang diumumkan Rabu pagi.

"Kami akan memperlakukan China dengan cara sebagaimana kami akan memperlakukan negara lainnya," kata Menteri Keuangan, Steve Ste Mnuchintold. “Dan sejauh ini kami khawatir tentang transaksi, kami akan memblokirnya. Tapi kami tidak akan men mendiskriminasi pada basis grosir terhadap Cina sebagai bagian dari negosiasi."

"Ini jelas dianggap sebagai hal negatif di pasar saham," ujar kepala strategi investasi global Charles Schwab, Jeffrey Kleintop, dalam sebuah wawancara dengan Bloomberg pada hari Rabu

Di tempat lain, indeks Nikkei Jepang tergelincir 0,4% di sesi perdagangan pagi. Sementara indeks S&P / ASX 200 Australia naik tipis 0,2%.
 
Rupiah Diperkirakan Masih Melemah

fFd_UjM6Rri3Mqxh_5Lm5A.jpeg


Rupiah Diperkirakan Masih Melemah

Perdagangan Rupiah di awal sesi Jumat ini berhasil menguat ke posisi Rp14.357 per dolar AS setelah kemarin ditutup di atas level Rp14.300 per dolar AS.


Analis memperkirakan nilai tukar rupiah terhadao dolar AS masih akan melemah pada hari ini, masih dipengaruhi oleh sentimen dan kekhawatiran pasar atas perang dagang antara AS China yang masih terus berlanjut dan menggerogoti psikologis pelaku pasar.

Namun, rilisan hasil pertemuan dan keputusan Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) terkait suku bunga acuan pada siang ini diyakini akan membuat pergerakan rupiah sedikit membaik.

Praktisi dan pengamat memperkirakan, nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS akan bergerak di kisaran level Rp14.420 dan Rp14.370 per dolar AS.

Sementara itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan depresiasi rupiah ini dipicu oleh faktor internal dan eksternal. Terkait dengan kerangka kebijakan ekonomi makro, mulai dari fiskal dan moneter hingga rasio pembayaran.

Sri Mulyani menambahkan bahwa pemerintah akan meninjau di sisi fiskal, terutama defisit anggaran, pendapatan negara dan anggaran negara. "[Semua upaya adalah] untuk meminimalkan kerentanan," ungkap beliau di Jakarta pada hari Kamis.

Adapun faktor eksternal, pemerintah akan memantau perubahan kebijakan di Amerika Serikat, penguatan dolar AS dan pergerakan modal asing.
 
Saham China, Yuan Masih Terpengaruh Perang Dagang

Hz2cOumkSpm1budKfVze2g.jpeg


Saham China, Yuan Masih Terpengaruh Perang Dagang

Saham China merosot di Senin pagi, mengembalikan sebagian penguatan yang mereka peroleh dari akhir pekan lalu karena batas waktu yang ditetapkan untuk tarif baru dalam sengketa perdagangan antara China dan Amerika Serikat.


Yuan, mengalami bulan terburuknya dalam catatan, terus melemah terhadap dolar, diperdagangkan di sekitar 6,6320 dari penutupan 6,6225 pada hari Jumat. Yuan jatuh 3,25 persen terhadap dolar pada Juni.

Ketegangan terus tumbuh menjelang batas waktu 6 Juli ketika Amerika Serikat akan memberlakukan bea terhadap ekspor Cina senilai $34 miliar. Beijing diperkirakan akan menanggapi dengan tarifnya sendiri terhadap produk AS.

Pada hari Jumat, saham China dan yuan melambung dengan indeks saham acuan mencatat salah satu hari terbaiknya sejak pertengahan 2016.

Namun, Juni menjadi salah satu bulan terburuk untuk saham China di lebih dari dua tahun dan penurunan bulanan terbesar yuan dalam catatan.

Pada hari Senin, indeks CSI300 turun hampir 1 persen, sedangkan Indeks Komposit Shanghai turun sekitar 0,75 persen. Saham keuangan memimpin penurunan, dengan indeks keuangan CSI turun sekitar 1,7 persen. Pasar Hong Kong ditutup pada hari Senin untuk hari libur umum.

Pada hari Jumat, hari perdagangan terakhir untuk Juni, ING menurunkan prediksi yuan menjadi 7 per dolar pada akhir tahun dari perkiraan sebelumnya 6,6, mengutip risiko terhadap prospek kebijakan.

Pergeseran perkiraan ING ini mengikuti langkah serupa oleh Deutsche Bank pada pada 24 Juni, yang mengatakan pihaknya memperkirakan yuan terdepresiasi menjadi 6,8 per dolar pada akhir tahun ini dan 7,2 pada akhir 2019. Sebelumnya diperkirakan 6,4 yuan per dolar di setiap tahun.

Depresiasi diyakini akan ditengarai oleh perubahan penting dari sikap kebijakan dari pengetatan hingga pelonggaran.
 
BI prioritaskan kestabilan rupiah

S-3EEa8jQo_NMQnwZbFhvQ.jpeg


BI prioritaskan kestabilan rupiah

Untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah, Bank Indonesia akan korbankan pertumbuhan ekonomi dengan meluncurkan kebijakan suku bunga agresif.


Bank Indonesia secara mengejutkan menaikkan suku bunga 50 basis poin pada Jumat lalu menjadikan suku bunga acuan pada level 5,25 persen dan sepertinya pengetatan susulan akan berlangsung.

Akibat naiknya suku bunga AS yang berdampak kepada kaburnya investor dari negara-negara pasar berkembang, rupiah mendapat pukulan yang cukup telak dimana sampai hari ini sudah anjlok lebih dari 5% terhadap usd.

Rupiah sempat menguat sampai 0,6% setelah kenaikan suku bunga tapi kembali jatuh dan bertengger di 14.340. Sementara indeks acuan Jakarta Composite Index menguat 0,1%.

Disamping beberapa kebijakan lainnya, BI juga melonggarkan batas rasio pinjaman untuk sektor properti agar perbankan dapat meningkatkan pemberian kredit perumahan.

Pertumbuhan ekonomi saat ini jauh jika dibandingkan dengan perkiraan awal yaitu 7%. Selain itu inflasi juga cenderung rendah dimana harga konsumen naik 3,2 persen di Mei. Sebagai informasi, pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini berada di kisaran 5%
 
Saham Asia Melemah, Cina Semakin Tertekan

qG-nZT6UQgCQ3FFQ94kEHg.jpeg


Saham Asia Melemah, Cina Semakin Tertekan

Saham Asia turun di sesi sementara perdagangan Selasa pagi karena masih rapuhnya sentimen dalam menghadapi tensi hubungan perdagangan antara Amerika Serikat dan ekonomi utama, dengan investor bersiap menghadapi sesi keras lainnya untuk pasar Cina.


Investor, khawatir deretan perdagangan dapat menggagalkan masa sinkronisasi pertumbuhan global yang langka, telah menarik diri dari aset berisiko dalam sebulan terakhir atau lebih.

Indeks MSCI Asia Pasifik tidak termasuk Jepang turun 0,66 persen di perdagangan Selasa pagi, sementara indeks Nikkei Jepang hanya bergerak tipis. Indeks Komposit Shanghai turun 0,23 persen dan indeks blue chip CSI300 turun 0,19 persen.

Bursa Shanghai mencapai posisi terendah di lebih dari dua tahun pada hari Senin, dan yuan jatuh di tengah kegelisahan menjelang batas waktu 6 Juli ketika Amerika Serikat siap untuk mengenakan tarif pada barang senilai $34 miliar dari China, episentrum sengketa perdagangan panas antara Washington dan negara-negara ekonomi utama yang telah mengguncang pasar keuangan.

Beijing diperkirakan akan menanggapi dengan tarifnya sendiri atas barang-barang AS karena perang perdagangan antara dua ekonomi terbesar dunia itu mengancam akan merusak perdagangan dan investasi global.

Di sesi Senin, yuan Cina, hadapi bulan terburuknya dalam catatan, terpuruk terhadap dolar dan ditutup pada level 6,6660. Dan perdagangan di awal Selasa, yuan mengalami tekanan lebih besar.

Di tempat lain di pasar mata uang, euro, yang telah tertekan ketidakpastian politik di Jerman, memangkas penurunan di akhir perdagangan AS atas laporan Kanselir Angela Merkel yang menyelesaikan migrasi yang mengancam akan menggulingkan pemerintahannya setelah menteri dalam negeri Horst Seehofer menjatuhkan ancaman berhenti.

Euro diperdagangkan di $1,1630 setelah turun 0,45 persen semalam. Aussie stabil di level $0,7338 setelah turun ke level $0,7311 semalam, terendah sejak Januari 2017. Dolar stabil terhadap yen dan diperdagangkan di level 110.895 yen setelah merayap naik 0,2 persen di sesi kemarin, didukung oleh data ekonomi AS yang kuat, hasil Treasury yang lebih tinggi dan kenaikan saham di Wall Street.

Smeentara itu, harga minyak kembali naik di awal perdagangan sesi Selasa di Asia, dengan minyak mentah Brent naik 0,41 persen menjadi $77,30 per barel dan minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) naik 0,32 persen menjadi $73,94 per barel.
 
Euro Digdaya, Dolar, Yen Merana

8uYfJtrMRJmLAi5SJUxbNQ.jpeg


Euro Digdaya, Dolar, Yen Merana

Euro menguat pada perdagangan sesi Selasa seiring meredanya risiko politik di Jerman, sementara dolar dan yen merosot karena kekhawatiran atas ketegangan perdagangan mulai mereda, meski sentimen investor tetap rapuh.


EUR/USD naik 0,26% ke level 1,1669 setelah mengakhiri sesi sebelumnya dengan penurunan turun 0,32%. Euro terdongkrak setelah Kanselir Jerman Angela Merkel mencapai kesepakatan tentang kebijakan imigrasi dengan mitra koalisi, menyelesaikan perselisihan yang telah meragukan masa depan pemerintah.

Indeks dolar AS, yang mengukur kekuatan greenback terhadap pasangan enam mata uang utama, turun 0,2% ke level 94,41.

Bea impor yang dikenakan AS terhadap Cina senilai $ 34 miliar akan berlaku mulai tanggal 6 Juli, dimana Cina siap untuk membalas dengan tarif impornya sendiri dengan nilai yang sama atas produk AS.

Presiden AS Donald Trump mendesak rencana untuk menghukum mitra dagang utamanya, termasuk Uni Eropa, Meksiko dan Kanada sebagai bagian dari kebijakan 'Amerika First' nya yang banyak ditakuti investor akan memukul pertumbuhan global.

Dolar beringsut menguat terhadap yen, dengan USD/JPY merayap naik ke level 110,98. Euro juga menguat terhadap yen, dengan EUR/JPY naik 0,36% ke level 129,52. Demikian juga dengan pound yang mencatat kenaikan, dengan GBP/USD naik 0,27% ke level 1,3156.

Perdagangan mata uang Australia dan Selandia Baru yang sensitif juga mencatat kenaikan, dengan AUD/USD naik 0,64% ke level 0,7386 dan NZD/USD naik 0,15% diperdagangkan pada level 0,6725.

Reserve Bank of Australia kembali mempertahankan suku bunganya semalam dan mengatakan bahwa kebijakan perdagangan AS adalah sumber ketidakpastian atas prospek ekonomi global.
 
Pasar Asia Masih Terhantam Perang Dagang

-OPZqBUdTTujO8PcY4E-dQ.jpeg


Pasar Asia Masih Terhantam Perang Dagang

Pasar ekuitas Asia masih mencatat penurunan pada perdagangan Rabu pagi karena masih tingginya tensi perdagangan menjelang batas waktu pada 6 Juli ketika tarif AS pada barang-barang Cina sebesar 34 miliar dolar akan diberlakukan.


Semalam, saham AS berakhir melemah setelah mencatat kenaikan di awal sesi. Dengan indeks S&P 500 tersandung setelah pengadilan Cina sementara melarang penjualan chip oleh Micron Technology Inc. di negara itu.

Di Asia, China Shanghai Composite dan Komponen Shenzhen masing-masing mencatat penurunan 0,5% dan 0,7%. Sementara penurunan nilai tukar yuan juga masih menjadi fokus pasar setelah Bank sentral China bersumpah untuk menjaga kestabilan mata yuan dan tidak menggunakannya sebagai senjata dalam konflik perdagangan dengan AS.

Yi Gang, gubernur PBOC, mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Selasa bahwa bank sentral akan memantau dengan ketat fluktuasi di pasar valas dan akan mengambil tindakan untuk menjaga yuan pada tingkat yang stabil dan wajar. Berita itu dikutip sebagai mendukung mata uang dan membantu memulihkan yuan yang sempat merosot baru-baru ini.

ZTE Corp menjadi fokus setelah perusahaan menerima penangguhan sementara dari Departemen Perdagangan AS yang kemungkinan akan mengizinkannya untuk melakukan bisnis yang diperlukan untuk memelihara jaringan dan peralatan yang ada di AS.

Perusahaan peralatan telekomunikasi yang berbasis di China itu terpaksa menghentikan sebagian besar operasinya kembali pada April setelah AS memberlakukan larangan pemasok dan menuduh perusahaan melanggar kesepakatan untuk mendisiplinkan para eksekutif yang berkomplot untuk menghindari sanksi AS terhadap Iran dan Korea Utara.

Indeks Hang Seng Hong Kong turun 0,8%. Di tempat lain, Nikkei 225 Jepang turun 0,5%, sementara KOSPI Korea Selatan naik tipis 0,1%.

Sementara itu, indeks S&P / ASX 200 Australia tergelincir 0,4% di tengah pelemahan di sektor keuangan dan subindeks teknologi informasi.
 
Manfaatkan Momen, Emas Naik ke level Sepekan

3AAUgK_zQxe84r4Oo42oPA.jpeg


Manfaatkan Momen, Emas Naik ke level Sepekan

Harga emas naik ke level tertingginya dalam satu minggu pada perdagangan sesi Rabu di saat dolar mengalami pelemahan sehingga menimbulkan minat pasar terhadap logam kuning tersebut.


Emas berjangka untuk pengiriman Agustus di Bursa New York Trade Exchange naik 0,44% menjadi $1,259.00 per troy ounce.

Indeks Dollar AS, yang mencatat greenback terhadap sekeranjang enam mata uang utama, berdiri di 94,536 pada hari Selasa, turun 0,1%.

Aset berdenominasi dolar seperti emas sangat sensitif terhadap pergerakan dolar, melemahnya dolar membuat emas lebih murah bagi pemegang mata uang asing dan dengan demikian, meningkatkan permintaan untuk logam mulia tersebut.

Kekhawatiran perdagangan masih menjadi fokus karena para pelaku pasar menunggu batas waktu 6 Juli ketika tarif perdagangan AS sebesar $ 34 miliar atas barang-barang Cina akan berlaku. Sebagai tanggapan, Cina telah mengumumkan bahwa mereka akan membalas dengan pengenaan tarif dengan nilai yang sama atas produk AS.

Namun, aktivitas perdagangan diperkirakan akan relatif sepi, karena perdagangan pasar AS di pada hari Rabu ini tutup karena libur Hari Kemerdekaan.
Dalam perdagangan logam mulia lainnya, perak berjangka naik 0,42% menjadi $16,110 per troy ounce, sementara platinum berjangka turun 0,11% pada $843,40 per ons.

Ke depannya, pelaku pasar juga menantikan risalah pertemuan Federal Reserve AS di Juni yang akan dirilis pada hari Kamis dan data payroll non-farm AS pada hari Jumat.
 
Harga Minyak Selangit, Trump "REDUCE PRICING NOW!"

f0ICG6fzQUC5njKO3YJdUQ.jpeg


Harga Minyak Selangit, Trump "REDUCE PRICING NOW!"

Harga minyak jatuh pada hari Kamis yang diyakini setelah Presiden AS Donald Trump mengirim tweet melengking menuntut OPEC memangkas harga minyak mentah.


Minyak mentah Brent berjangka berada di$ 77,70 per barel, turun 54 sen, atau 0,7 persen, dari penutupan terakhirnya. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) turun 26 sen, atau 0,4 persen, pada $73,88 per barel.

Trump pada Rabu menuduh Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) menaikkan harga bahan bakar.

"Monopoli OPEC harus ingat bahwa harga gas naik dan mereka tidak banyak membantu," tulis Trump di akun Twitter pribadinya. "Jika ada, mereka mendorong harga lebih tinggi karena Amerika Serikat membela banyak anggotanya untuk sangat sedikit keuntungan."

Ini pasti jalan dua arah, "tulisnya, dan menambahkan di dengan huruf capital," TURUNKAN HARGA SEKARANG! "

OPEC bersama dengan kelompok produsen non-OPEC yang dipimpin oleh Rusia mulai menahan output pada tahun 2017 untuk menopang harga. Kenaikan harga baru-baru ini juga telah didorong oleh pengumuman AS bahwa pihaknya berencana untuk memperkenalkan kembali sanksi terhadap Iran dari November, yang juga akan menargetkan industri minyaknya.

"Pendorong utama kenaikan harga adalah kesepakatan OPEC-Rusia untuk memangkas produksi minyak, diperparah dengan mengurangi produksi Venezuela dan keputusan AS untuk mengakhiri kesepakatan Iran," National Australia Bank (NAB) mengatakan dalam prospek bulan Juli.

OPEC dan Rusia pada bulan Juni mengumumkan mereka bersedia untuk meningkatkan output untuk mengatasi kekhawatiran kekurangan pasokan yang muncul akibat gangguan yang tidak direncanakan dari Venezuela ke Libya, dan kemungkinan juga untuk menggantikan potensi penurunan pasokan Iran karena sanksi AS.

NAB mengatakan perkiraan harga minyaknya "menunjukkan Brent untuk beberapa bulan ke depan sebagian besar di kisaran $70-an (per barel) menengah-ke-tinggi, meskipun peningkatan output OPEC-Rusia dapat mendorong harga lebih rendah pada akhir tahun dan serpih AS yang lebih tinggi. produksi harus memaksakan batas atas pada WTI. "
 
Saham China, Yuan Di Bayang-bayang Implementasi Tarif AS

Y-XiHDgmQvuFOPjxVfV42w.jpeg


Saham China, Yuan Di Bayang-bayang Implementasi Tarif AS

Saham China dan yuan tergelincir pada Jumat pagi menjelang implementasi tarif besr-besaran yang akan menggerakkan deretan perdagangan antara Amerika Serikat dan China ke tingkat baru dan mengaburkan prospek ekonomi global.


Indeks CSI300 (CSI300) turun 0,5 persen setelah diperdagangkan di wilayah positif sebelumnya. Indeks Komposit Shanghai (SSEC) juga merosot ke zona merah, diperdagangkan turun lebih dari 0,5 persen mendekati level terendah baru dua tahun.

Sementara, Yuan diperdagangkan pada di level 6,6567 per dolar, setelah mengakhiri perdagangan sesi Kamis di level 6,6371.

Amerika Serikat menetapkan untuk memberlakukan tarif senillai $34 miliar impor Cina terhitung mulai pukul 04.01 GMT pada hari Jumat dan telah memperingatkan mungkin pada akhirnya menargetkan barang senilai lebih dari $500 miliar, atau kira-kira jumlah total yang diimpor Amerika Serikat dari China tahun lalu.

Beijing telah berjanji untuk segera menanggapi dengan jumlah tarifnya sendiri yang sama terhadap impor mobil, produk pertanian AS dan lainnya, meskipun tidak jelas seberapa cepat tindakan itu bisa meningkat menjadi perang dagang habis-habisan.
 
Tarif AS Dimulai, Dolar Stabil Pasar Nantikan Tanggapan China

XtCA9iDmTB_DnX9ITlO15A.jpeg


Tarif AS Dimulai, Dolar Stabil Pasar Nantikan Tanggapan China

Dolar hanya bergerak tipis terhadap mata uang mayoritas pada hari Jumat dan kehati-hatian investor muncul seiring tarif AS atas produk Cina mulai mempengaruhi pasar dan pelaku pasar mengalihkan perhatian mereka pada laporan pekerjaan AS yang akan diumumkan hari ini.


Peringatan pertama dari konflik perdagangan antara kekuatan ekonomi terbesar dunia dimulai pada hari Jumat dengan tarif AS sebesar $34 miliar atas produk Cina mulai berlaku.

Fokus saat ini bergeser ke langkah-langkah balas dendam yang kemungkinan diterapkan China, dimana Beijing mengatakan pada hari Jumat bahwa mereka tidak punya pilihan selain melawan kembali penindasan terhadap perdagangan AS - dan dapat menyebabkan potensi volatilitas pasar keuangan global. Tetapi respon langsung di antara mata uang utama terbatas.

Indeks dolar terhadap enam mata uang utama cenderung stabil di level 94,388 (DXY) setelah tergelincir ke ke level 94,177, di sesi kemarin yang merupakan level terendah sejak 26 Juni.

Dolar Australia, dianggap sebagai proxy untuk perdagangan yang berhubungan dengan China, naik tipis 0,15 persen menjadi $0,7398 setelah pasar keuangan di kawasan itu menyambut aktivasi tarif dengan tenang.

Terhadap yen safe-haven, greenback naik tipis 0,05 persen menjadi 110,735 yen. Euro stabil pada di level $1,1694 setelah naik 0,3 persen semalam, ketika menyentuh terkuat sejak 26 Juni di level $1,1721.

Mata uang tunggal menguat di sesi Kamis atas pesanan industri Jerman yang kuat dan Washington melunakkan retorika perdagangan terhadap mobil Uni Eropa.

Sementara itu, laporan nonfarm payrolls Departemen Tenaga Kerja AS diperkirakan akan meningkat 195.000 di Juni setelah melonjak sebesar 223.000 pada bulan Mei. Penghasilan bulanan rata-rata per jam kemungkinan naik 0,3 persen, yang akan mengangkat kenaikan tahunan menjadi 2,8 persen dari 2,7 persen pada bulan Mei.

Pound secara efektif flat di level $1,3224, setelah naik ke puncak sembilan hari di $1,3275 pada hari Kamis menyusul Gubernur Bank of England, Mark Carney, mengatakan dia yakin perlambatan ekonomi bersifat sementara, tetapi kenaikan memudar dengan kegelisahan sebelum pertemuan pemerintah Jumat tentang kebijakan Brexit.

Yuan China turun 0,2 persen di level 6,6506 per dolar, tetapi masih relatif jauh dari level terendah 11-bulan di angka 6,7204 yang dicapai pada sesi Selasa. Yuan telah mengalami penurunan ke level terendah 11 bulan di tengah masalah perdagangan sebelum kembali naik atas jaminan oleh bank sentral China.
 
Dolar Tertahan Data Upah, Masalah Brexit Bebani pound

nSOSdTReRU25d-ww03Ihjw.jpeg


Dolar Tertahan Data Upah, Masalah Brexit Bebani pound

Dolar berjaku untuk bangkit dari level terendah 3 setengah minggu terhadap mata uang mayoritas rekannya pada hari Senin setelah data pekerjaan AS menunjukkan pertumbuhan upah yang lebih kecil dari perkiraan, sementara pound melemah menyusul pengunduran diri salah satu pejabat penting kabinet Inggris atas rencana Brexit Perdana Menteri Theresa May.


Indeks dolar terhadap enam mata uang mayoritas diperdagangkan turun 0,15 persen di level 93,877. Indeks dolar turun hampir 0,5 persen pada hari Jumat dan ditutup pada level 93.921, terendah sejak 14 Juni, setelah indikator upah AS mengecewakan pasar.

Data menunjukkan rata-rata penghasilan per jam AS naik lima sen, atau 0,2 persen pada Juni setelah naik 0,3 persen pada Mei. Hal ini menunjukkan tekanan inflasi moderat yang merusak ekspektasi Federal Reserve akan menaikkan suku bunga sebanyak empat kali pada 2018.

Nonfarm payrolls naik sebesar 213.000 lebih kuat dari yang diperkirakan pada bulan Juni, meskipun data tersebut memiliki sedikit dampak pada mata uang.

Dolar bergerak tipis terhadap yen di level 110,42 setelah turun 0,2 persen pada hari Jumat. Euro naik tipis 0,2 persen terhadap dolar AS di level $1,1765. Mata uang tunggal tersebut berhasil menguat 0,45 persen di sesi Jumat, ketika menyentuh level $ 1,1768, level terkuat sejak pertengahan Juni.

Pound menghapus kenaikan sebelumnya dan secara efektif datar di level $1,3300. Sterling sempat naik ke level $1,3328 pada sesi sebelumnya, tertinggi sejak 14 Juni, sebelum kembali turun atas berita bahwa Sekretaris Brexit Inggris David Davis mengundurkan diri, sebuah pukulan bagi Perdana Menteri Theresa May.

Sementara itu Yuan China naik 0,5 persen di pasar internasional ke level 6,6310, terus menjauh dari level terendah 11 bulan di 6,7344 yang dicapai pada 3 Juli. Dan dolar Australia naik 0,5 persen ke level $0,7460 mencapai level tertinggi sejak pertengahan Juni.
 
Sentix: Kepercayaan Investor Bangkit, Saat Outlook Tidak Stabil

GRTOiSkZT1yACX1zm50ypg.jpeg


Sentix: Kepercayaan Investor Bangkit, Saat Outlook Tidak Stabil

Semangat investor di zona euro meningkat pada bulan Juli sehingga mengakhiri suramnya kepercayaan dalam lima bulan berturut-turut, survei Sentix pada hari Senin menunjukkan, namun lembaga riset tersebut mengatakan momok meningkatnya ketegangan perdagangan dengan Amerika Serikat berisiko kembali menekan sentimen.


Indeks Sentix untuk zona euro naik menjadi 12,1 dari 9,3 pada bulan Juni. Angka yang berlawanan dengan perkiraan konsensus Reuters yakni penurunan menjadi 8,2.

"Perkembangan ini kemungkinan tidak untuk memulai awal baru," kata Sentix dalam sebuah catatan penelitiannya.

"Jika Presiden AS Trump sekarang membidik industri mobil Eropa, sengketa perdagangan dapat mengarahkan pada lebih dari perlambatan dalam sentimen ekonomi," tambahnya.

Trump bulan lalu mengancam akan memberlakukan tarif impor 20 persen pada semua kendaraan yang dirakit Uni Eropa, yang dapat mengubah model bisnis industri saat ini untuk menjual mobil di Amerika Serikat.

Trump juga menghantam Uni Eropa, Kanada dan Meksiko dengan tarif 25 persen untuk impor baja dan 10 persen pada aluminium pada awal Juni, mengakhiri pengecualian yang telah diberlakukan sejak Maret. UE dan Kanada menanggapi dengan pungutan mereka sendiri atas barang-barang AS.

China juga telah mengenakan tarif untuk barang-barang AS sebagai tanggapan terhadap keputusan Trump yang memaksakan pungutan impor Cina, mengkhawatirkan pabrikan Jerman yang bergantung pada dua ekonomi terbesar dunia untuk pertumbuhan negaranya.

Indeks Sentix untuk kepercayaan investor Jerman turun menjadi 16,2 dari 18,5 pada Juni, mencatat penurunan keenam berturut-turut dan mencapai level terendah sejak Februari 2016. Sentix mensurvei 917 investor antara 5 dan 7 Juli.
 
Saham Asia Terus Membaik, Pound Terbelenggu Politik

v2efYk7XQZ2RdSE0kpwI7A.jpeg


Saham Asia Terus Membaik, Pound Terbelenggu Politik

Saham Asia rally untuk sesi ketiga pada hari Selasa atas harapan terhadap optimisme pendapatan perusahaan dukung Wall Street, sementara beberapa pengunduran diri pejabat tinggi pemerintah Inggris mengekang pergerakan sterling.


Indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang naik 0,4 persen di awal perdagangan, menambah kenaikan 1,3 persen pada hari Senin. Sementara indeks Nikkei Jepang naik sekitar 1 persen dan Kospi Korea Selatan naik 0,5 persen, sedangkan E-mini berjangka S&P 500 menguat 0,2 persen.

Saham China sedikit melunak dengan indeks blue chips Shanghai turun 0,2 persen setelah naik 2,8 persen pada hari Senin mencapai lompatan harian terbesar sejak Agustus 2016.

Baik Dow maupun S&P 500 mendongkrak kenaikan terbesarnya di lebih dari sebulan di sesi semalam, karena saham bank melonjak menjelang laporan laba akhir pekan ini. Indeks S&P bank mencatat kenaikan tertajam sejak 26 Maret. Dow naik 1,31 persen, sedangkan S&P 500 naik 0,88 persen dan Nasdaq naik 0,88 persen.

Investor berada di penantikan dalam beberapa saat belakangan ini dengan Amerika Serikat dan China terapkan pungutan pada ekspor satu sama lain, memacu kekhawatiran perlambatan pertumbuhan global dan melukai saham dan komoditas.

Sementara kondisi di pasar mata uang semua masih tentang caper politik di London dengan menteri luar negeri Perdana Menteri Theresa May dan perunding Brexit mengundurkan diri pada hari Senin sebagai protes atas rencananya untuk menjaga hubungan perdagangan yang erat dengan Uni Eropa setelah Inggris meninggalkan blok tersebut, sehingga menimbulkan pemberontakan di tingkat partainya.

Menteri Luar Negeri Boris Johnson mengundurkan diri hanya beberapa jam setelah pengunduran diri negosiator Brexit David Davis, membuat beberapa orang di Partai Konservatifnya mempertimbangkan melengserkannya. Ketidakpastian itu membuat sterling merosot terhadap dolar AS hingga ke level $1,3189 di satu titik sebelum memantul ke level $ 1,3254. Dan sterling terakhir turun 0,1 persen di level $1,3248.

Pasar masih berpikir kemungkinan Bank of England akan menaikkan suku bunga pada bulan Agustus, tetapi krisis politik penuh dapat mengubah itu.

Keterpurukan pound menjadi anugerah untuk dolar AS yang rally secara luas atas ekspektasi the Fed akan terus menaikkan suku bunganya. Terhadap mata uang mayoritas, dolar naik ke level 94,083 dari posisi terendahnya di 93,713.
 
Sterling Menguat, Pasar Pantau Data PDB

0HPNpJSLT-_Hsl3w3Iq4VA.jpeg


Sterling Menguat, Pasar Pantau Data PDB

Pound berhasil menguat di sesi Selasa ditengah ketidakpastian baru atas Brexit menyusul pengunduran diri David Davis dan Boris Johnson, karena para pelaku pasar menantikan data pertumbuhan Inggris yang dapat menjaga Bank Inggris di jalur untuk kenaikan suku bunga di Agustus.


Namun, sterling masih relatif melemah setelah Boris Johnson mengundurkan diri sebagai menteri luar negeri Inggris pada hari Senin, daripada mendukung rencana Perdana Menteri Theresa May untuk Brexit yang lembut, sehingga menjadi menteri ketiga yang mundur dari pemerintah dalam dua puluh empat jam.

Pengunduran diri Johnson meningkatkan kemungkinan bahwa May dapat menghadapi mosi tidak percaya, yang dapat membuat masa depan pemerintahannya diragukan.

Namun pound mendapati dukungan di tengah laporan bahwa May dapat menghindari tantangan kepemimpinan, menjaga harapan bahwa Brexit yang lebih lunak dapat terus diterapkan.

GBP/USD diperdagangkan di level 1,3274 terhadap dolar AS, setelah semalam menyentuh terendah di 1,3224. Sterling juga menguat terhadap euro, dengan EUR/GBP turun 0,21% dan diperdagangkan pada level 0,8843.

Investor saat ini tengah menantikan data PDB Inggris, yang diperkirakan ekonomi terus menunjukkan pemulihan dari penurunan tajam pada awal tahun. Data pertumbuhan yang solid akan meningkatkan peluang kenaikan suku bunga oleh BoE pada pertemuan berikutnya pada bulan Agustus.

Inggris juga akan merilis data perdagangan bersama dengan angka produksi industri dan manufaktur.

Euro stabil terhadap dolar, dengan EUR/USD diperdagangkan di level 1,1745 setelah naik ke level tertinggi tiga minggu 1,1790 pada hari Senin. Dolar menguat terhadap yen, dengan USD/JPY naik 0,23% ke level 111,09.

Indeks dolar bergerak direntang tipis, dan terakhir terpantau berada di level 93,87.

Kekhawatiran akan eskalasi perselisihan perdagangan AS-Cina sudah mereda, meskipun ada tarif perdagangan baru yang mulai berlaku pada hari Jumat.
 
Yuan, Aussie Terhantam Ancaman Tambahan Tarif AS Atas China

8ILABb0VSYqPlqpgVsmOKg.jpeg


Yuan, Aussie Terhantam Ancaman Tambahan Tarif AS Atas China

Dolar naik mendekati level tertinggi 11 bulan terhadap yuan China dan dolar Australia jatuh setelah AS mengatakan akan mengenakan tarif impor tambahan senilai $200 miliar dari China, sehingga memperkurah ketegangan antara dua ekonomi terbesar dunia.


Berita itu memicu perang perdagangan AS-Cina kembali menjadi sorotan hanya beberapa hari setelah Washington memberlakukan tarif 25 persen atas impor Cina senilai $34 miliar, dan Beijing segera menanggapinya dengan mencocokkan tarif dengan jumlah yang sama dari ekspor AS ke China.

Yuan Cina dalam perdagangan internasional jatuh hingga ke posisi 6,6918 per dolar, turun lebih dari 0,5 persen dari posisi terakhir di sesi perdagangan AS dan merayap mendekati level terendah 11 bulan di posisi 6,7344 yang dicapai pada 3 Juli silam.

Dolar Australia tergelincir 0,6 persen ke level $0,7417 dari level atas minggu ini di $0,7484, merupakan level tertinggi aussie di lebih dari tiga minggu.

Sementara dolar diperdagangkan pada level 110,91 terhadap yen setelah turun ke sekitar level 110,80 pada awal perdagangan Asia dari sekitar level 111,25 di akhir perdagangan AS. Ini dolar sempat sentuh level tertinggi tujuh minggu di level 111,335 yen pada hari Selasa. Sementara, Aussie merosot 0,6 persen terhadap yen, dan diperdagangkan pada level 82,30 yen.

Yen cenderung diincar saat tekanan ekonomi dan politik karena status Jepang sebagai negara kredit terbesar di dunia menunjukkan setiap repatriasi oleh investor Jepang kemungkinan akan melebihi dari Jepang oleh investor asing.

Perwakilan Perdagangan AS Robert Lighthizer mengatakan Amerika Serikat akan mengenakan tarif tambahan 10 persen pada impor Cina senilai $200 miliar. Pejabat pemerintahan AS mengatakan proses dua bulan akan memungkinkan publik untuk mengomentari tarif yang diusulkan sebelum daftar tersebut diselesaikan.

Langkah itu diambil setelah Presiden AS Donald Trump mengatakan pekan lalu bahwa Amerika Serikat pada akhirnya dapat mengenakan tarif atas barang-barang Cina senilai lebih dari $500 miliar - kira-kira jumlah total impor AS dari China tahun lalu.

Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang mayoritas, naik 0,1 persen menjadi 94,214, bergerak dari level terendah di hampir satu bulan di sekitar level 93,71 yang dicapai pada hari Senin.
 
Minyak Juga Terhantam Kekhawatiran Ancaman Tarif Trump

J5ffNufcSbSQjiaG8lMlrA.jpeg


Minyak Juga Terhantam Kekhawatiran Ancaman Tarif Trump

Harga minyak jatuh pada hari Rabu setelah Presiden AS Donald Trump mengancam akan memungut tarif baru di China, memperdalam sengketa perdagangan yang dapat menekan permintaan energi.


Momok tarif pada lebih dari $200 miliar barang Cina mempengaruhi komoditas melemah bersamaan dengan pasar saham, setelah ketegangan antara ekonomi terbesar di dunia terus meningkat.

Minyak acuan Brent crude turun $1,50 di level $77,36 per barel, setelah jatuh ke level $77,21. Minyak mentah AS turun 60 sen menjadi $73,51.

Penurunan harga ditopang oleh berita National Oil Corp (NOC) yang berbasis di Tripoli telah mengangkat force majeure pada empat pelabuhan minyak Libya, dan mengatakan produksi dan ekspor dari terminal tersebut akan "kembali ke level normal dalam beberapa jam ke depan".

Produksi minyak Libya turun menjadi 527.000 barel per hari (bpd) dari angka tertinggi 1,28 juta bpd pada Februari setelah penutupan pelabuhan, kata NOC pada Senin.

Memperburuk perdagangan minyak mentah adalah tanda kemungkinan pelonggaran sanksi AS terhadap ekspor minyak mentah Iran.
Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo Selasa mengatakan bahwa Washington akan mempertimbangkan permintaan dari beberapa negara untuk dibebaskan dari sanksi yang akan berlaku pada bulan November untuk mencegah Iran mengekspor minyak.

Washington sebelumnya mengatakan negara-negara harus menghentikan semua impor minyak Iran mulai 4 November atau menghadapi langkah-langkah keuangan AS, tanpa terkecuali. Amerika Serikat menarik diri dari kesepakatan multinasional pada bulan Mei untuk mencabut sanksi terhadap Iran sebagai imbalan atas pembatasan program nuklir Teheran.

Prospek sanksi terhadap ekspor minyak dari Iran, produsen minyak terbesar kelima di dunia, telah membantu mendorong kenaikan harga minyak dalam beberapa pekan terakhir dengan kedua kontrak perdagangan mendekati level tertinggi 3 setengah tahun.
 
Data Inflasi Dorong Dolar Menguat

lTHCvkuCRDCcXvdlytpFTA.jpeg


Data Inflasi Dorong Dolar Menguat

Dolar menguat terhadap rekan-rekannya dan diperdagangkan mendekati level tertinggi enam bulan terhadap yen pada Kamis setelah laporan inflasi Departemen Tenaga Kerja AS mengalahkan ekspektasi meningkatkan kepercayaan terhadap ekonomi top dunia.


Data ekonomi AS terbaru menegaskan kembali dugaan bahwa Federal Reserve akan menaikkan suku bunga dua kali lagi tahun ini.

Indeks Dolar AS, yang mencatat perdagnagan greenback terhadap mata uang mayoritas, naik 0,04% di level 94,76. Di tempat lain, pasangan USD/JPY diperdagangkan naik 0,22% ke level 112,24.

Sementara itu, pasangan USD/CNY naik 0,15% di level 6,6911 pada hari Kamis. Yuan China merosot 1,1% semalam dan mencatat kerugian terbesar sejak Januari 2016 di tengah meningkatnya kekhawatiran perdagangan antara AS dan China.

Perkembangan perdagangan terbaru juga mendorong pasar ekuitas Cina mengalami aksi jual terburuk sejak tiga tahun lalu.

Pada hari Rabu, administrasiTrump mengancam untuk membebani $200 miliar barang-barang Cina. Tarif 10% tidak akan berpengaruh segera tetapi akan menjalani proses peninjauan dua bulan.

Sebagai tanggapan, kementerian perdagangan China mengatakan dalam sebuah pernyataan yang dirilis sekitar tengah hari pada hari Rabu bahwa mereka "dikejutkan" oleh aksi perdagangan AS terbaru dan mendesak komunitas internasional untuk bekerja sama melawan intimidasi perdagangan tersebut, sementara menyebut tindakan itu "benar-benar tidak dapat diterima".

Ke depannya, para pelaku pasar akan mengawasi untuk mengetahui apa yang akan dilakukan oleh pembuat kebijakan China untuk mempertahankan mata uang Cina. Otoritas China membuat pernyataan pekan lalu untuk memastikan pasar akan menjaga mata uangnya tetap stabil.
 
Saham Asia Perpanjang Rebound Meski Masih Ada Kekhawatiran

oOlozuk7Tpm-jACnr7YoEw.jpeg


Saham Asia Perpanjang Rebound Meski Masih Ada Kekhawatiran

Sebagian besar pasar saham Asia naik pada hari Jumat, dipengaruhi kenaikan di Wall Street didorong oleh ekspektasi laba AS yang kuat, tetapi pasar China goyah karena investor bersiap untuk dampak meluasnya tarif Cina-AS.


Menambah kekhawatiran bahwa tindakan hukuman yang lebih kuat dari Washington mungkin sedang berjalan, Cina melaporkan surplus perdagangan dengan Amerika Serikat sebesar $28,97 miliar pada bulan Juni, rekor tertinggi, menurut perhitungan Reuters.

Pertumbuhan ekspor global China secara keseluruhan melampaui ekspektasi, namun, mungkin karena eksportir dan pelanggan besar Amerika bergegas untuk mengalahkan tarif AS.

Indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang naik 0,6 persen, menambah kenaikan 0,6 persen pada hari Kamis, setelah saham AS berakhir menguat kemarin.

Indeks MSCI naik karena kenaikan saham Taiwan, yang naik 0,8 persen, Kospi Seoul, yang naik 1 persen, dan indeks Hang Seng Hong Kong, yang naik 0,5 persen. Saham Australia berbalik melemah, jatuh 0,2 persen setelah naik 0,8 persen pada Kamis. Indeks saham Jepang Nikkei naik 1,3 persen.

Di Cina, indeks blue-chip CSI300 naik 0,1 persen setelah merosot ke wilayah merah, dan indeks Shanghai Composite turun 0,4 persen. Ada sedikit reaksi langsung di pasar Cina terhadap data perdagangan.

Saham di Asia telah terus dipantau karena investor menganalisa dampak tarif yang direncanakan Washington sebesar 10 persen, tambahan $200 miliar dalam impor Cina.

AS memangkas tarif impor sebesar 25 persen pada produk Cina senilai $34 miliar pada tanggal 6 Juli, yang mendorong tanggapan yang sesuai dari China. Sementara Cina berjanji membalas atas tarif baru terebut, kurangnya respon khusus hingga saat ini telah memicu bantuan global, dibantu oleh ekspektasi pendapatan perusahaan yang kuat.
 
Saham Asia Jatuh, Ekonomi China Melambat

f66PudCEQWOscOvRwHyIUA.jpeg


Saham Asia Jatuh, Ekonomi China Melambat

Pasar saham Asia melemah pada hari Senin bersamaan dengan data ekonomi China yang menunjukkan sedikit melambat pada kuartal kedua, dan di saat pasar masih berhati-hati atas dampak perang perdagangan Sino-AS.


Data resmi yang dirilis Senin menunjukkan ekonomi China tumbuh 6,7 persen pada kuartal kedua tahun 2018, sejalan dengan ekspektasi pasar, dan sedikit menurun dari pertumbuhan 6,8 persen dalam tiga kuartal sebelumnya.

Kemungkinan hal yang lebih mengkhawatirkan, data juga menunjukkan pertumbuhan output industri China yang lebih lambat perkiraan.

Secara bersama-sama, data-data tersebut menunjukkan ekonomi yang terus melambat di bawah pengaruh tindakan penurunan multi-tahun terhadap risiko keuangan yang berlebihan, bahkan ketika gejolak perang dagang.

Indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang turun 0,4 persen. Shanghai Composite Index turun 0,5 persen, dan indeks CSI300 blue-chip turun 0,4 persen. Indeks Hang Seng Hong Kong turun 0,3 persen.

Saham Australia turun 0,4 persen, dan Kospi Seoul turun tipis 0,1 persen. Pasar Jepang ditutup untuk liburan.

Data China yang lemah mengurangi dorongan terhadap sentimen dari kenaikan hari Jumat di Wall Street, yang didukung oleh kenaikan kuat oleh perusahaan industri dan energi dan membantu mengimbangi kekhawatiran investor atas perang perdagangan AS-Cina.

Pada hari Jumat, Dow Jones Industrial Average naik 0,38 persen ke level 25.019,41 dan Nasdaq Composite naik 0,03 persen, ke level 7,825.98, dan S&P 500 menyentuh level tertinggi lima bulan sebelum berakhir dengan kenaikan 0,11 persen di level 2.801,31.
 
Back
Top