Berita dan Fundamental

Saham Asia menguat setelah G7

j-QHzbkwSOKOMo-AuZG6BA.jpeg


Saham Asia menguat setelah G7

Saham Asia mengibas penurunan ringan di awal sesi Senin dan naik tipis menjelang KTT AS-Korea Utara yang mungkin meredakan ketegangan regional, sementara investor juga mulai fokus pada pertemuan bank sentral utama akhir pekan ini.


Banyak saham merosot setelah Presiden AS Donald Trump mundur dari komune gabungan Kelompok Tujuh pada akhir pekan, sebagai pukulan bagi upaya kelompok itu untuk menunjukkan front persatuan.

Indeks S&P 500 berjangka turun 0,1 persen setelah turun sebanyak 0,3 persen.

Indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang lebih dulu tergelincir meski terakhir terpantai naik 0,15 persen. indeks Hang Seng Hong Kong naik 0,3 persen sementara indeks Shanghai Composite turun 0,5 persen. sementara indeks KOSPI Korea Selatan naik 0,4 persen, dan Nikkei Jepang naik 0,3 persen.

Setelah pertemuan G7, presiden AS menarik dukungannya terhadap pernyataan resminya dan mengangkat kekhawatiran perdagangan baru dengan membidik Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau di tengah mencuatnya tarif impor.

Trump dan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un akan mengadakan pertemuan yang belum pernah terjadi sebelumnya pada Selasa besok di Singapura, kemungkinan meletakkan dasar untuk mengakhiri kebuntuan nuklir antara musuh lama.

Para pelaku pasar juga bersiap untuk sejumlah peristiwa penting lainnya, diantaranya adalah pertemuan the Fed AS dan disusul dengan pertemuan bank sentral eropa.
Federal Reserve mengadakan pertemuan dua hari yang dimulai pada 12 Juni, dan secara luas diperkirakan akan menaikkan suku bunga untuk kedua kalinya tahun ini. Fokusnya adalah apakah bank sentral akan mengisyaratkan untuk menaikkan suku bunga sebanyak empat kali pada 2018.

Sementara Bank Sentral Eropa akan melangsungkan pertemuan pada 14 Juni, saat yang kemungkinan dapat menunjukkan niat untuk mulai melepas program pembelian obligasi besar-besaran.
 
Euro Tatap Level Atas Terkini

VaytZL26SdqkpdFYNMcMYA.jpeg


Euro Tatap Level Atas Terkini

Euro naik pada sesi Senin, berpeluang bergerak menuju level tertinggi tiga minggu yang dicapai minggu lalu menjelang pertemuan Bank Sentral Eropa yang akan datang minggu ini, sementara dolar menghapus penurunan di awal terhadap yen setelah pasar acuhkan kondisi geopolitik.


Permintaan mata uang tunggal terus tertopang menjelang pertemuan ECB hari Kamis, di mana secara luas diperkirakan akan menunjukkan niat untuk mulai mengurangi program stimulus pembelian obligasi. Para pelaku pasar mengabaikan risiko geopolitik setelah pertemuan G7 yang mengundang perdebatan di Kanada selama akhir pekan.

Presiden AS Donald Trump menolak untuk mendukung komunike akhir, menuduh Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau membuat 'pernyataan palsu' dan menuduh seluruh dunia memperlakukan Amerika seperti 'Piggy Bank'.

Pasar berharap terobosan dengan Korea Utara menjelang pertemuan puncak bersejarah antara Trump dan rekan Kim Jong Un di Singapura pada hari Selasa.

Pasar keuangan juga menantikan pertemuan Federal Reserve hari Rabu, di mana para pejabat secara luas diperkirakan akan menaikkan suku bunga untuk kedua kalinya tahun ini. Dengan kenaikan suku bunga hampir sepenuhnya sangat diharapkan, fokus pasar beralih pada apakah Fed akan mengisyaratkan prospek empat kenaikan suku bunga tahun ini.

Bank of Japan juga akan bertemu akhir pekan ini dan diperkirakan akan mempertahankan kebijakan moneter pada akhir pertemuan pada hari Jumat.

EUR/USD naik 0,34% ke level 1,1810, setelah naik 0,92% minggu lalu. Dolar membalikkan penurunan di awal sesi terhadap yen, dengan USD/JPY naik 0,41% ke level 109,99, dari level terendah semalam di level 109,31. Pound terdorong menguat, dengan GBP/USD naik 0,15% menjadi 1,3428.

Sementara itu, dolar Kanada melemah, dengan USD/CAD naik 0,32% menjadi 1,2966 terbebani oleh kekhawatiran atas memburuknya hubungan antara Washington dan Ottawa.

Indeks dolar AS, yang mencatat pergerakan greenback terhadap enam mata uang mayoritas, turun 0,14% dan diperdagangkan di level 93,42.
 
Saham Tak Stabil, Dolar Naik Di tengah Pertemuan Bersejarah

s4W0KJ4uQdC4O4yxviPTcw.jpeg


Saham Tak Stabil, Dolar Naik Di tengah Pertemuan Bersejarah

Dolar melonjak ke level puncak 3 minggu di sesi Selasa, sementara pasar saham di Asia naik turun ketika pertemuan bersejarah AS-Korea Utara berlangsung di Singapura, meningkatkan beberapa harapan pertemuan tersebut dapat membuka jalan untuk mengakhiri kebuntuan nuklir di semenanjung Korea.


Presiden AS Donald Trump dan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un tersenyum di depan kamera setelah 41 menit melakukan pembicaraan dua mata, hanya beberapa bulan setelah mereka menyuguhkan penghinaan dan ketegangan di wilayah itu atas program nuklir yang terakhir.

Namun, ada beberapa kegelisahan di antara pelaku pasar tentang hasil dari pembicaraan mengingat hubungan yang tegang antara kedua negara. Para pejuang Perang Korea 1950-53 secara teknis masih berperang, karena konflik, di mana jutaan orang meninggal, disimpulkan hanya dengan gencatan senjata.

Perdagangan saham tidak stabil setelah indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang bergerak di antara wilayah positif dan negatif dan terakhir terlihat datar. Sementara indeks Nikkei Jepang mengikis kenaikan di awal sesi naik 0,2 persen dari sebelumnya 0,9 persen.

Indeks saham Korea Selatan tergelincir 0,1 persen sementara saham China juga merah dengan indeks blue-chip turun 0,4 persen. Indeks saham Australia sedikit menguat.

Pergerakan pasar saham yang beragam sudah dimulai dari Wall Street, dengan Dow nyaris tidak bergerak, S&P 500 naik 0,1 persen dan Nasdaq naik 0,2 persen.

Greenback cukup baik pada sesi Selasa ini, dengan indeks dolar naik 0,2 persen terhadap sejumlah mata uang mayritas. Terhadap yen safe haven, dolar naik ke level puncak tiga minggu di 110,49 dalam transaksi awal dan terakhir terlihat pada level 110,18.

Namun, komentar dari pemerintah koalisi baru Italia yang tidak berniat meninggalkan zona euro dan berencana untuk memangkas utang, berhasil membantu meredam pasar. Euro turun dari level tertinggi tiga minggu di $1,1840 dan terakhir turun 0,2 persen pada level $1,1761.
 
Dolar Lunglai, Perhatian Pasar Tertuju Pada Fed, ECB

12B6cxTJRySSDilC17qK-w.jpeg


Dolar Lunglai, Perhatian Pasar Tertuju Pada Fed, ECB

Dolar lunglai dari kenaikan di awal sesi Selasa, karena pasar melihat beberapa langkah konkret yang muncul dari KTT AS-Korea Utara dan menunggu arahan dari dua bank sentral atas dunia akhir pekan ini.


Presiden AS Donald Trump mengatakan dia telah membentuk "ikatan yang sangat khusus" dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un pada pertemuan tersebut, tetapi pasar saham dan mata uang Korea secara umum datar dan utang AS, yang cenderung mendapat keuntungan dari ketidakpastian geopolitik, tetap stabil.

Terhadap sejumlah mata uangmayoritas, dolar berbalik negatif di level 93,53 setelah naik 0,3 persen ke level 93,89 pada perdagangan awal di Asia, level tertinggi sejak Juni. 5.

Dolar diperdagangkan menguat seperempat persen terhadap yen Jepang di level 110,32 yen, level tertinggi di hampir tiga minggu dan di atas level moving average 200 hari.

Trump mengatakan pertemuan di Singapura telah "lebih baik dari yang diperkirakan siapa pun" dan dia mengantisipasi bahwa proses denuklirisasi akan dimulai "sangat, sangat cepat".

Pasar mata uang memiliki modus sedikit lebih berisiko dengan mata uang yang dianggap safe-haven seperti yen Jepang dan franc Swiss melemah sementara mata uang yielding yang relatif tinggi seperti dolar Australia membukukan kenaikan moderat.

Lebih penting lagi bagi pasar global akan berada pada kejelasan tentang prospek kebijakan moneter AS dan Eropa minggu ini di saat para pembuat kebijakan telah mencapai sikap optimis mereka meskipun ada ketegangan yang menggelapkan di seputar prospek perdagangan global.

Federal Reserve AS mengadakan pertemuan dua hari mulai tanggal 12 Juni, dan secara luas diperkirakan akan menaikkan suku bunga untuk kedua kalinya tahun ini. Namun, fokusnya terletak pada apakah bank sentral akan mengisyaratkan untuk menaikkan suku bunga sebanyak empat kali pada 2018 ini.

Bank Sentral Eropa juga akan melakukan pertemuan pada 14 Juni mendatng, saat di mana ECB dapat menandakan niat untuk mulai melepas program pembelian obligasi besar-besaran. Euro melemah 0,2 persen terhadap dolar pada level $1,1763.
 
Saham Asia Tergelincir, Pasar Fokus Ke Fed

6EVCx1GTQgmZ1llISk4oPg.jpeg


Saham Asia Tergelincir, Pasar Fokus Ke Fed

Saham Asia kembali tergelincir pada hari Rabu karena investor menantikan keputusan kebijakan Federal Reserve di kemudian hari dan petunjuk apapun yang mungkin diberikan pada kenaikan suku bunga di masa depan, mengalihkan fokus dari pertemuan bersejarah AS-Korea Utara di Singapura.


Indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang turun 0,5 persen, menghapus kenaikan tipis yang diraih pasca pertemuan antara Presiden AS Donald Trump dan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un yang berlangsung Selasa kemarin.

Pertikaian perdagangan antara Amerika Serikat dan China juga kembali menjadi pantauan menjelang Jumat, ketika Washington mengatakan akan merilis daftar produk Cina senilai $50 miliar yang akan dikenakan tarif 25 persen.

Di Wall Street, saham teknologi terus memimpin reli, dengan Nasdaq Composite naik 0,57 persen ditutup pada rekor tertinggi 7,703. Kenaikan 0,17 persen pada indeks S&P 500 menginsipirasi indeks Nikkei Jepang yang naik dari 0,25 persen.

Seiring dengan berakhinrya KTT AS-Korea Utara, fokus pasar dengan cepat beralih ke pertemuan kebijakan dua hari Fed yang berakhir pada hari Rabu.

The Fed secara luas diperkirakan akan menaikkan suku bunga untuk kedua kalinya tahun ini setelah menaikkan suku bunga pada Maret, tetapi pertanyaan yang lebih besar bagi investor adalah prospek pengetatan moneter di masa depan di tengah ekspansi ekonomi yang sedang berlangsung.

Proyeksi dari pertemuan Maret Fed menunjukkan suku bunga acuan 2,1 persen pada akhir 2018, berdasarkan perkiraan median pembuat kebijakan bank sentral, yang berarti tiga kenaikan suku bunga total tahun ini.
 
Rally Dolar Yang Didorong Oleh Fed Terhenti


yVIonSaMSvKtdtRYn0yYXA.jpeg


Rally Dolar Yang Didorong Oleh Fed Terhenti

Dolar kembali tergelincir dari level kenaikan tiga minggu terhadap yen pada hari Kamis, dengan cepat menghapus keuntungan yang diperoleh setelah Federal Reserve mengambil langkah kebijakan sedikit lebih hawkish dengan menyiratkan dua kenaikan suku bunga lagi hingga akhir tahun berkat pandangan yang kuat AS.


Penguatan greenback memudar karena pasar mengambil keuntungan sebelum pertemuan Bank Sentral Eropa pada Kamis, di mana para pembuat kebijakan terlihat membahas saat untuk menyudahi program pembelian obligasi ECB senilai 2,55 triliun euro.

Dolar terakhir diperdagangkan di level 110,20 yen, sedikit melemah pada hari ini, setelah sempat mencapai puncak tiga minggu di 110,85 sesaat setelah Fed merilis pernyataan kebijakan terbaru.

Euro hampir flat terhadap dolar di level $1,1797, kembali menguat dari level $1,1725 yang disentuh sesaat setelah keputusan Fed dan terus merayap mendekat level atas minggu lalu di $1,1840.

Seperti yang diharapkan secara luas, Fed menaikkan suku binga pinjaman semalam sebesar seperempat persentase poin untuk kedua kalinya tahun ini, menjadi antara 1,75 dan 2,00 persen.

The fed juga mengakhiri janjinya untuk mempertahankan suku bunga cukup rendah guna mendorong ekonomi untuk "beberapa waktu" dan mengisyaratkan akan mentoleransi inflasi di atas target setidaknya hingga 2020. Pembuat kebijakan memproyeksikan dua kenaikan suku bunga lagi pada akhir tahun ini, dibandingkan dengan satu sebelumnya.

Reaksi pasar awal terhadap langkah yang sedikit lebih hawkish Fed dengan cepat memudar, Karen fokus pasar langsung beralih pada tinjauan kebijakan ECB nanti di hari ini.

Meskipun ECB secara luas diperkirakan akan bertahan di bulan ini, beberapa pelaku pasar berspekulasi kemungkinan ECB akan memberikan petunjuk pada niatnya untuk mulai mengerucutkan pembelian obligasi tahun ini.

Sementara lainnya menganggap pembuat kebijakan dapat menahan diri untuk mmeberikan sinyal perubahan program stimulus ECB yang dapat memperparahn kondisi politik Italia dan sejumlah data mengecewakan terbaru di zona euro.
 
Euro Meningkat Jelang Pertemuan ECB

W6N8ITIIRCKpjylQ6dNJgA.jpeg


Euro Meningkat Jelang Pertemuan ECB

Euro menguat pada hari Kamis karena investor nantikan kesimpulan pertemuan kebijakan Bank Sentral Eropa, sementara dolar yang tergelincir, setelah catat kenaikan pasca nada kebijakan the Federal Reserve yang lebih hawkish menyusul menaikkan suku bunga.


EUR/USD naik 0,20% ke level 1,1814, karena investor menantikan penjelasan tentang rencana ECB untuk mennutup program stimulus pembelian obligasi yang sangat besar. Bank sentral juga akan merilis proyeksi pertumbuhan dan inflasi terbaru.

Dolar juga melemah terhadap yen, dengan USD/JPY turun 0,34% ke level 109,98, dari level tertinggi tiga minggu di level 110,83 yang dicapai setelah pernyataan kebijakan terbaru Fed pada hari Rabu.

The Fed menaikkan suku bunga untuk kedua kalinya tahun ini dan meunjukkan nada yang lebih hawkish, mengindikasikan peluang kenaikan suku bunga dua kali lebih banyak tahun ini. The Fed menggambarkan pasar pekerjaan AS "kuat" dan mengatakan aktivitas ekonomi telah meningkat pada "tingkat yang solid".

Indeks dolar AS, yang mengukur kekuatan greenback terhadap enam mata uang mayoritas, turun 0,19% ke level 93,38. Investor masih berhati-hati karena pemerintahan Trump siap untuk menyingkap tarif senilai $ 50 milyar untuk barang-barang Tiongkok - sebuah langkah yang juga telah Beijing peringatkan akan melakukan tindakan pembalasan.
 
Tahan Suku Bunga, ECB Sinyalir Akhiri QE

Vh0y4w4xT4u0-xsMT1twzA.jpeg


Tahan Suku Bunga, ECB Sinyalir Akhiri QE

Bank Sentral Eropa kembali mempertahankan suku bunganya pada hasil pertemuan pada hari Kamis, yang keputusan yang sudah diperkirakan secara luas dan mengatakan akan mengakhiri program stimulus pembelian obligasi pada bulan Desember.


ECB mengatakan pihaknya mengantisipasi bahwa program pembelian aset akan berakhir pada bulan Desember setelah dipotong separuhnya menjadi €15 miliar per bulan efektif mulai September 2018, dari €30 miliar saat ini. ECB juga berjanji untuk mempertahankan suku bunga sampai setidaknya pertengahan tahun depan.

"Dewan pemerintahan mengharapkan suku bunga utama ECB akan tetap pada tingkat saat ini setidaknya melalui musim panas 2019 dan dalam hal apapun selama diperlukan untuk memastikan bahwa evolusi inflasi tetap selaras dengan harapan saat ini, "kata ECB.

Komentar hawkish baru-baru ini oleh pejabat ECB telah meningkatkan harapan untuk perubahan dalam panduan ke depan. Kepala Ekonom ECB Peter Praet mengatakan pekan lalu bahwa para pejabat akan membahas apakah akan mengakhiri program pembelian obligasi besar-besaran akhir tahun ini.

Sebagian besar analis hanya berharap sebuah keputusan tentang waktu untuk mengakhiri program pembelian aset mendatang pada pertemuan bulan Juli ECB.
 
Ekspor Jepang Meningkat Pesat di Mei

UuciPZGiSFuuSNuOJWDt5A.jpeg


Ekspor Jepang Meningkat Pesat di Mei

Ekspor Jepang naik pada bulan Mei di laju tercepatnya dalam empat bulan berkat meningkatnya pengiriman mobil, suku cadang mobil, dan peralatan semikonduktor, tanda bahwa permintaan global semakin kuat.


Ekspor naik 8,1 persen pada Mei dari periode yang sama tahun lalu, melampaui estimasi median yakni kenaikan tahunan 7,5 persen yang diperkirakan oleh para ekonom dalam jajak pendapat Reuters. Pada bulan April, ekspor tumbuh tahunan 7,8 persen.

Ekspor kemungkinan akan terus tumbuh berkat meningkatnya permintaan untuk peralatan manufaktur, mobil dan suku cadang mobil, tetapi surplus perdagangan Jepang dengan Amerika Serikat menjadikannya target potensial bagi kebijakan proteksionis Presiden AS Donald Trump.

Ekspor Jepang ke AS naik 5,8 persen per tahun di bulan Mei, lebih tinggi dari 4,3 persen per tahun di bulan April, karena pengiriman suku cadang mobil yang lebih tinggi. Sementara impor dari Amerika Serikat naik 19,9 persen pertahun seiring tumbuhnya impor pesawat dan batubara AS.

Akibatnya, surplus perdagangan Jepang dengan Amerika Serikat turun 17,3 persen pertahun menjadi 340,7 miliar yen ($3,08 miliar), surplus terendah sejak Januari 2013.

Penurunan surplus perdagangan dengan Amerika Serikat tidak serta merta membebaskan Jepang dari kritik Gedung Putih ketika pemerintahan Presiden Donald Trump menaikkan tarif untuk menurunkan defisit perdagangan AS dan memerangi apa yang dikatakannya sebagai kebijakan perdagangan yang tidak adil.

Trump telah memberlakukan tarif impor baja dan aluminium, yang mempengaruhi perusahaan-perusahaan Jepang, dan juga mengkritik Jepang karena rendahnya tingkat impor kendaraan Amerika.

Dalam hal volume, yang menghapus dampak pergerakan mata uang, ekspor tahunan Jepang naik 4,2 persen di bulan Mei berbanding peningkatan tahunan 4,6 persen pada bulan sebelumnya.

Impor keseluruhan Jepang naik 14,0 persen pada tahun ini hingga Mei, jauh di atas estimasi median untuk peningkatan 8,2 persen, karena kenaikan harga minyak.
Neraca perdagangan mengalami defisit 578,3 miliar yen ($5,23 miliar), dibandingkan estimasi median untuk defisit 235,0 miliar yen.
 
Ancaman Trump Seret Pasar Saham Asia

QIc8J9rWQESqLabPrfWRyA.jpeg


Ancaman Trump Seret Pasar Saham Asia

Aksi jual saham di China menyeret ekuitas Asia ke level terendah empat bulan di sesi Selasa menyusul ancaman Presiden AS Donald Trump atas tarif baru pada barang-barang Cina dalam perang perdagangan yang meningkat antara dua ekonomi terbesar di dunia.


Pada hari Senin Trump memperingatkan bahwa Washington akan mengenakan tarif 10 persen sebesar $200 miliar atas produk Cina setelah keputusan Beijing untuk menaikkan tarif sebesar $50 miliar untuk produk AS, yang merupakan pembalasan atas tarif AS yang diumumkan pada hari Jumat.

Trump mengatakan jika China menaikkan lagi tarifnya sebagai tanggapan terhadap langkah AS terakhir, "kami akan memenuhi tindakan itu dengan mengejar tarif tambahan lainnya pada barang senilai $200 miliar." Namun, Cina memperingatkan akan mengambil langkah-langkah "kualitatif" dan "kuantitatif" jika pemerintah AS menerbitkan daftar tambahan tarif pada produknya.

Friksi perdagangan telah menggerogoti pasar keuangan, dengan investor dan bisnis semakin khawatir bahwa pertempuran perdagangan penuh dapat menggagalkan pertumbuhan global.

Indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang turun lebih dari 1 persen ke level terendah sejak awal Februari, terseret oleh penurunan saham China. Indeks terakhir turun 0,95 persen.

Indeks Komposite Shanghai turun 1,9 persen dan Hang Seng Hong Kong merosot 2 persen. Nikkei Jepang turun 0,9 persen, KOSPI Korea Selatan mundur 0,7 persen sementara saham Australia melawan tren dan naik 0,35 persen.

Pada sesi Senin, indeks S&P 500 berjangka turun 0,8 persen, mengarahkan ke hari penurunan lain turun untuk saham Wall Street yang tergelincir pada hari Senin.
 
Dolar Stabil Terhadap Yen Tapi Tertahan Masalah Perdagangan

1DCFaAs-RnON-Oqs-4CEwQ.jpeg


Dolar Stabil Terhadap Yen Tapi Tertahan Masalah Perdagangan

Dolar stabil terhadap yen pada hari Rabu, setelah imbal hasil AS kembali naik dari posisi terendah yang dipicu oleh kekhawatiran perseteruan perdagangan yang semakin memburuk antara Washington dan Beijing, meskipun demikian kekhawatiran yang terus terjadi atas keretakan perdagangan kemungkinan akan membatasi pemulihan greenback.


Dolar bergerak tipis di level ¥110,08 setelah sempat turun ke level bawah delapan hari dari level 109,55 pada hari Selasa setelah Presiden AS Donald Trump mengancam akan membebankan lebih banyak tarif pada China, sehingga membuat marah Beijing. Meningkatnya ketegangan memicu risk aversion dan menyebabkan aksi jual pada ekuitas global.

Dolar berhasil bangkit kembali terhadap yen setelah ketenangan ke pasar telah kembali dan saham Wall Street mengurangi sebagian besar penurunannya mereka, sementara yield safe haven Treasury AS naik dari posisi terendah tiga minggu.

Yield treasury AS 10-tahun menghasilkan 2,896 persen setelah turun hingga 2.853 persen pada hari Selasa. Data perumahan AS yang lebih baik dari perkiraan juga berperan dalam kenaikan imbal hasil Treasury dari posisi terendah pada Selasa.

Euro turun 0,05 persen ke level $1,1584, setelah tergelincir ke level terendah dua minggu di $1,1528 semalam setelah Presiden Bank Sentral Eropa Mario Draghi menyerukan pendekatan dengan kesabaran terhadap kebijakan moneter Eropa di sebuah forum di Portugal.

Indeks dolar terhadap enam mata uang mayoritas berada di 95,026 setelah naik ke level tertinggi 11 bulan di 95,296 pada Selasa di tengah risk aversion.

Dolar Australia, yang dianggap sensitif terhadap pergeseran sentimen terhadap China, jatuh ke level terendah 13 bulan terhadap dolar AS dan diperdagangkan pada level $0,7347 pada hari Selasa sebelum sedikit mundur ke level $ 0,7386.

Franc Swiss bergerak tipis terhadap dolar AS dan diperdagangan pada level 0,9948 franc per dolar setelah sempat menguat sekitar 0,1 persen semalam.
 
Saham Asia Menguat Di Sesi Sore

UJpeSSx-TNGxIuttTg-HiA.jpeg


Saham Asia Menguat Di Sesi Sore

Pasar saham Asia menguat di perdagangan sore pada hari Rabu setelah goyah di sesi pagi, menyoroti kecemasan dan ketidakpastian seputar perselisihan perdagangan panas antara China dan Amerika Serikat.


S&P 500 berjangka berbalik menguat, naik 0,3 persen dan berpeluang menuju kenaikan di Wall Street setelah indeks utama AS ditutup melemah pada hari Selasa.

Di Asia, bargain hunters berbalik memburu saham murah setelah turun di hari sebelumnya. Indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang naik 1,1 persen setelah penurunan 2,1 persen pada Selasa. Indeks Nikkei Jepang naik 1,3 persen setelah jatuh ke wilayah negatif pada hari sebelumnya. KOSPI Korea Selatan naik 1,4 persen.

Perdagangan di pasar Cina juga kembali menguat karena investor tampaknya mempertimbangkan indikasi dukungan pemerintah. Indeks Komposit Shanghai naik 0,5 persen di perdagangan sore sehari setelah jatuh 3,8 persen ke level terendah dalam dua tahun. Indeks blue-chip CSI300 China naik 0,6 persen, dan Indeks Komposit Shenzhen naik 1,4 persen.

Indeks Hang Seng Hong Kong naik 1,4 persen pada awal perdagangan sore setelah ditutup turun 2,8 persen pada Selasa. Indeks China Enterprises membalikkan kerugian dari sesi pagi, dan naik 0,9 persen.

Dalam sebuah laporan pada hari Selasa, bank sentral China mengatakan negara harus memotong rasio persyaratan cadangan bank (RRR) untuk meningkatkan likuiditas pasar, menyoroti kekhawatiran atas perdagangan, sehari setelah gubernur bank sentral mendesak investor untuk tetap tenang.

Pantulan di pasar saham terjadi meskipun ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan China menunjukkan sedikit tanda-tanda pelonggaran. Pada hari Selasa, penasihat perdagangan Gedung Putih mengatakan bahwa Beijing telah meremehkan keputusan presiden AS untuk memberlakukan tarif lebih.

Washington mengancam pada Senin untuk memberlakukan tarif 10 persen senilai $200 miliar barang-barang Cina setelah Beijing memutuskan untuk menaikkan tarif pada $50 miliar untuk barang-barang AS, sebagai tanggapan terhadap tarif serupa pada barang-barang Cina yang diumumkan Jumat.
 
Saham Asia Merayap Naik

sIdQsUy6ThqnqH1WywIDUA.jpeg


Saham Asia Merayap Naik

Saham Asia merayap naik di sesi Kamis karena jeda dalam perdagangan Sino-AS, dan pembicaraan tentang stimulus Cina membantu meredam kekhawatiran.


Indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang naik 0,4 persen, sementara indeks Nikkei Jepang naik 0,7 persen. Indeks utama Australia kembali catat kenaikan, naik 1 persen atas permintaan perusahaan investasi sebelum akhir tahun keuangan lokal minggu depan. Setelah awal yang ragu-ragu, pasar Cina bergerak ke wilayah positif setelah indeks blue chips Shanghai naik 0,6 persen.

Futures untuk S&P 500 naik 0,4 persen karena investor menantikan perkembangan perdagangan global terbaru.

Sepinya ancaman baru dari Presiden Donald Trump atas tarif sudah cukup untuk membendung aksi jual baru-baru ini, dengan para investor berpegang teguh pada harapan bahwa semua penggelapan adalah sebuah taktik yang akan menghentikan perang perdagangan langsung.

Pasar juga telah didorong oleh langkah Bank Rakyat China (PBOC) untuk menetapkan niai tukar untuk yuan, bersamaan dengan penambahan likuiditas ekstra. Ada juga banyak spekulasi bahwa bank sentral akan memotong persyaratan cadangan bank, sehingga meningkatkan kekuatan pinjaman dalam perekonomian.

Di Wall Street, menguatnya kembali saham teknologi membantu Nasdaq ke posisi tertinggi sepanjang waktu, meskipun pergerakannya ringan. Sementara Dow Jones turun 0,17 persen, S&P 500 naik 0,17 persen dan Nasdaq naik 0,72 persen.
 
Saham Asia Terjerembab, Tarif Impor Makan Korban

zScsnCiVS0GYKdWg8TbQAw.jpeg


Saham Asia Terjerembab, Tarif Impor Makan Korban

Pasar Saham Asia terjerembab ke level terendah enam bulan di sesi Jumat, atas tanda perang dagang AS dengan China dan banyak negara mulai menggerogoti laba perusahaan.


Indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang turun 0,35 persen pada satu titik dan menyentuh harga terendah sejak awal Desember. Nikkei Jepang turun 0,85 persen.

Hang Seng Hong Kong juga sentuh posisi terendah enam bulan, menambah penurunan 3,9 persen di minggu ini. KOSPI Korea Selatan bahkan sentuh posisi terendah sembilan bulan dan di Cina daratan, indeks CSI300 anjlok hampir 5 persen minggu ini dan sentuh posisi terendah satu tahun.

Di Wall Street, indeks Industrial Dow Jones jatuh untuk sesi kedelapan berturut-turut pada Kamis dan S&P 500 turun 0,63 persen, dengan saham industri dan bahan baku terpukul keras. Bahkan indeks Nasdaq yang sedang terbang tinggi dan tampil luar biasa tahun ini atas persepsi bahwa saham teknologi tinggi tidak terlalu rentan terhadap perang perdagangan pun merosot 0,88 persen.

Dalam sebuah tanda semakin meningkatnya ketegangan antara AS dan mitra dagangnya mulai memakan korban pada perekonomian, parameter aktivitas bisnis Atlantik AS Federal Reserve Philadelphia yang diterbitkan pada hari Kamis jatuh ke level terendah 1 setengah tahun.

Dampaknya terhadap laba perusahaan semakin jelas terlihat, dengan produsen mobil Jerman, Daimler memangkas proyeksi labanya pada hari Rabu, mengatakan tarif mobil yang diekspor dari Amerika Serikat ke China akan merugikan penjualan Mercedes-Benz.

Menteri Perdagangan AS Wilbur Ross mengatakan pada Kamis bahwa Amerika Serikat perlu mempersulit mitra dagangnya untuk memiliki hambatan perdagangan yang tinggi untuk mencapai tujuan akhir Presiden Donald Trump tarif yang lebih rendah dan perdagangan yang seimbang.

India bergabung dengan Uni Eropa dan China sebagai pembalasan terhadap tarif baja dan aluminium Trump, meningkatkan bea masuk atas almond AS hingga 20 persen dan meningkatkan posisinya sebagai pembeli produk terbesar dunia.

Sementara beberapa investor masih berharap Washington dan Beijing dapat membuat kesepakatan sebelum 6 Juli, ketika putaran pertama bea impor AS atas barang-barang Cina serta pembalasan oleh China akan berlaku.
 
Yuan Kian Terpuruk, PBOC Pangkas Rasio Cadangan Bank

1voQhwqwT0q_BqtVjxta7Q.jpeg


Yuan Kian Terpuruk, PBOC Pangkas Rasio Cadangan Bank

Yuan terus terpuruk terhadap dolar AS di tengah prospek perang perdagangan semakin menggantung pasar. Sementara bank sentral China mengumumkan rencana untuk membebaskan likuiditas hampir USD108 miliar untuk menopang perekonomian.


The People's Bank of China pada hari Minggu, 24 Juni mengatakan, bahwa PBOC akan menurunkan rasio cadangan wajib (RRR) dari beberapa bank sebesar 0,5% per 5 Juli. RRR saat ini mengharuskan bank-bank besar untuk menahan 16% dari modal mereka sebagai cadangan. dan bank-bank kecil harus memiliki 14%. China menggunakan RRR sebagai alat untuk mengelola likuiditas dalam perekonomian.

Pemotongan itu sudah diperkirakan namun besaran angkanya menjadi sesuatu yang mengejutkan. Secara keseluruhan, pemotongan ini akan melepaskan sebanyak CNY700 miliar yang sekarang dapat digunakan bank untuk dipinjamkan. PBOC mengatakan pada hari Senin bahwa likuiditas berada pada tingkat yang relatif tinggi.

Yuan telah melemah terhadap dolar dan mencapai level terendah lima bulan pada hari Jumat terhadap USD dan PBOC menetapkan tingkat referensi untuk hari ini di 6,4893. Tingkat referensi yuan terhadap USD hari Senin ini juga merupakan yang terendah dalam lima bulan.

Dalam perdagangan pagi di Asia, Senin. Pasangan USD/CNY diperdagangkan pada level 6,5174, naik 0,42%. Yen menguat terhadap dolar, dengan pasangan USD/JPY turun 0,43% menjadi 109,50.

Indeks Dollar AS, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang mayoritas, jatuh di sesi pagi dan diperdagangkan pada level 94,4960. USD telah menguat sejak April tetapi mencuatnya perang dagang mulai menciptakan kegelisahan di pasar.

Sementara itu, lonjakan harga minyak membantu menopang dolar Australia pada Jumat. Rally minyak dan sedikit melemahnya USD membantu Aussie kembali menguat dari penurunan yang dicapa di awal pekan ini. Aussie melepas beberapa kenaikan yang diperoleh terhadap USD di Senin pagi, dengan pasangan USD/AUD naik 0,20% diperdagangkan pada level 1,3467.
 
Kepercayaan Bisnis Jerman Turun di Juni: Ifo

sWdOd_aNRtmTxKTJaM0zbA.jpeg


Kepercayaan Bisnis Jerman Turun di Juni: Ifo

Indeks kepercayaan bisnis Jerman pada bulan Juni mencatat hasil yang buruk, menurut data survei IFO yang dirilis pada hari Senin.


Institut ekonomi yang berbasis di Munich itu melaporkan, indeks iklim bisnisnya, berdasarkan survei bulanan perusahaan, jatuh ke angka 101,8 dari 102,2 laporan pada bulan Mei. Laporan tersebut tepat di bawah perkiraan ekonom yani di angka 101,9.

Bisnis menilai situasi saat ini lebih buruk, dengan sub-indeks juga jatuh ke angka 105,1 dari laporan sebelumnya 106,0, bahkan relatif jauh dibandingkan dengan ekspektasi di angka 105,6.

Namun demikian, indeks ekspektasi bisnis, yang mengukur sikap terhadap prospek bisnis selama enam bulan ke depan, naik ke angka 98,6 bulan ini dari 98,5 pada bulan Mei. Angka ini pun sedikit lebih baik dari perkiraan yakni di angka 98,0.

Indeks bulanan ini didasarkan pada survei terhadap sekitar 7.000 perusahaan Jerman baik di sektor manufaktur, konstruksi, grosir maupun sektor ritel.
 
Pasar Asia Terus Tergerus Kekhawatiran Perdagangan

mp7l6iu2QEqnJKhftrtGFA.jpeg


Pasar Asia Terus Tergerus Kekhawatiran Perdagangan

Sebagian besar pasar saham Asia mencatat di wilayah negative di sesi Selasa, terakit perkembangan perang perdagangan yang meningkat dan dipicu oleh aksi jual lainnya dalam ekuitas AS semalam.


Saham teknologi pimpin penurunan di Asia setelah sektor yang sama di AS, yang memperoleh banyak dari pendapatan mereka dari China, merosot di Wall Street tadi malam menyusul berita bahwa Departemen Keuangan AS sedang menyusun pembatasan untuk menghentikan perusahaan dengan minimal 25% kepemilikan China yang membeli perusahaan teknologi AS.

TSMC Taiwan turun 1,8%, produsen chip Korea Selatan SK Hynix Inc turun 1,55% dan saham penggerak di Hong Kong, Tencent Holdings Ltd, jatuh 1,7%.
Sebagai tanggapan, Cina dan Uni Eropa merilis peringatan bersama tentang konsekuensi perang dagang.

Wakil Perdana Menteri China Liu He, yang juga penasihat ekonomi utama Presiden Xi Jinping, mengatakan China dan Uni Eropa telah setuju untuk membela sistem perdagangan multilateral. Berbicara pada konferensi pers menyusul pembicaraan hari Senin di Beijing, Liu mengatakan China siap menghadapi ancaman tarif AS.
"Unilateralisme sedang meningkat dan tensi perdagangan telah muncul di negara besar," kata Liu. "China dan Uni Eropa dengan tegas menentang unilateralisme perdagangan dan proteksionisme dan berpikir itu dapat membawa resesi dan turbulensi pada ekonomi global."

Indeks Shanghai Composite turun 0,6%, sementara Komponen Shenzhen pulih dari penurunan di sesi pagi dan naik 0,4%. Indeks Hang Seng Hong Kong turun 0,1%. Sementara, Nikkei 225 Jepang tidak berubah di level 22.343, indeks KOSPI turun 0,1%. Dan indeks S&P / ASX 200 Australia turun 0,2%.

Sementara itu, penasihat perdagangan Gedung Putih, Peter Navarro, mengatakan sebuah laporan pekan ini mengenai pembatasan Amerika pada investasi Cina tidak akan merusak pertumbuhan seperti yang diperkirakan pasar.

"Tidak ada rencana untuk memberlakukan pembatasan investasi pada negara-negara yang mengganggu dengan cara apa pun dengan negara lain," katanya, seraya menambahkan bahwa pasar sedang merestrukturisasi investasi asing.

Menteri Keuangan, Steven Mnuchin, yang telah menekan dalam pemerintahan untuk penyelesaian yang dirundingkan terhadap sengketa dengan China, membantah tindakan itu hanya spesifik untuk China.

Pembatasan itu "tidak spesifik untuk China, tetapi untuk semua negara yang berusaha mencuri teknologi kami," katanya dalam sebuah tweet pada hari Senin.
 
Bersitegang Dengan AS, Kebijakan Impor China Lunak Di Asia

_LskbfeuTgCb5fxnbD1qCw.jpeg


Bersitegang Dengan AS, Kebijakan Impor China Lunak Di Asia

China akan menghapus bea impor untuk bahan pakan ternak termasuk kedelai, tepung kedelai dan kanola dari lima negara Asia, Kementerian Keuangan mengatakan pada hari Selasa, tanda bahwa Beijing mencari pasokan alternatif dari komoditas tersebut karena sengketa perdagangan meningkat dengan Amerika Serikat.

China akan menurunkan bea impor pada kacang kedelai, tepung kedelai, bungkil kedelai, lobak dan tepung ikan yang berasal dari Bangladesh, India, Laos, Korea Selatan dan Sri Lanka mulai 1 Juli, kata kementerian tersebut.

Bea impor untuk kedelai saat ini mencapai 3 persen, lobak 9 persen, tepung dan bungkil kedelai sebesar 5 persen dan 2 persen pada pakan ikan.
Meskipun pemerintah telah merencanakan pemotongan tarif sejak Maret, pemotongan ini mengindikasikan bahwa China mengambil langkah-langkah untuk mengurangi ketergantungannya pada kedelai AS di tengah sengketa perdagangan antara kedua negara. Kedelai merupakan impor pertanian terbesar Cina dari Amerika Serikat berdasarkan nilainya.

China setuju untuk menurunkan tarif ini pada lebih dari 2.000 item sebagai bagian dari Perjanjian Perdagangan Asia-Pasifik yang ditandatangani di Thailand pada Januari 2017. Kementerian keuangan mengatakan pada bulan Maret tahun ini akan memperkenalkan pemotongan tarif mulai 1 Juli.

Namun, langkah itu terjadi kurang dari dua minggu setelah Beijing mengatakan akan memberlakukan tarif tambahan 25 persen pada 659 barang AS senilai $50 miliar, termasuk kedelai, karena perselisihan perdagangan yang berkepanjangan antara dua negara teratas di dunia.

Hukuman tambahan adalah pembalasan atas keputusan Washington untuk memungut tarif atas barang-barang Cina dan telah menimbulkan kekhawatiran bahwa mereka akan menggelembungkan biaya dan memotong pasokan bahan yang digunakan dalam pakan ternak untuk sektor peternakan yang luas di negara itu.
 
Saham Asia Bervariasi Terkait Kekhawatiran Perdagangan

0gcdgstQSTOdETlqbzLBGw.jpeg


Saham Asia Bervariasi Terkait Kekhawatiran Perdagangan

Saham Asia diperdagangkan bervariasi di sesi pagi pada hari Rabu karena pasar masih menunggu langkah lebih lanjut pemerintahan Trump terhadap China.


Indeks Komposit Shanghai dibuka turun 0,2%, sementara indeks Komponen Shenzhen naik 0,1%. Kedua Indeks mengakhiri sesi Selasa di wilayah bearish setelah keduanya turun lebih dari 20% dari level tertinggi 52 minggu mereka.

Sementara Indeks Hang Seng Hong Kong turun 0,5%. Di tempat lain, indeks Nikkei 225 tergelincir 0,3%, dengan sektor keuangan dan utilitas menurun sejak awal. Indeks KOSPI Korea Selatan dan S&P / ASX200 Australia masing-masing tergelincir 0,2% dan 0,1%.

Presiden AS Donald Trump pada hari Selasa mengatakan bahwa China bukan satu-satunya negara yang ditargetkan oleh pembatasan investasi.

"Kami memiliki teknologi terbesar di dunia, orang-orang menyalinnya dan mereka mencurinya, tetapi kami memiliki ilmuwan hebat, kami memiliki otak yang hebat, dan kami harus melindungi itu," kata Trump. "Dan itu bisa dilakukan melalui CFIUS, kami memiliki banyak hal yang bisa kami lalui."

“Itu bukan hanya (untuk) Cina. Kami tidak ingin orang-orang datang, ”kata Trump. “Kami adalah negara yang sangat pintar. Kami memiliki orang-orang yang paling luar biasa di Silicon Valley. Kami tidak ingin China atau negara lain. "

Penasihat perdagangan Gedung Putih, Peter Navarro, mengatakan pada hari Selasa bahwa laporan minggu depan mengenai pembatasan Amerika atas investasi Cina tidak akan merusak pertumbuhan seperti yang diperkirakan pasar.

Sementara itu, Menteri Keuangan Steven Mnuchin, yang telah menekan dalam pemerintahan untuk penyelesaian yang dirundingkan terhadap sengketa dagang dengan China, menolak langkah-langkah yang akan diarahkan tersbut secara khusus pada China. Pembatasan itu "tidak spesifik untuk China, tetapi untuk semua negara yang berusaha mencuri teknologi kami," katanya dalam tweet pada hari Senin.

Data ekonomi yang akan dirilis adalah indeks manufaktur dan non-manufaktur PMI China yang dijadwalkan pada hari Sabtu, sementara keputusan kebijakan moneter Selandia Baru dan Indonesia akan dirilis pada hari Kamis.
 
Bagaimana Sistem Kemitraan Grand Capital?

Bagaimana Sistem Kemitraan Grand Capital?

m0vzvpsrRD6UZcPkDbQXQQ.jpeg


Untuk bergabung dan menjadi mitra Grand Capital, Anda hanya memerlukan akses internet dan perangkat PC atau notebook bahkan Tablet atau smartphone.


Selanjutnya, Anda hanya perlu:
• Anda hanya mencari klien
• Pelanggan mengunjungi website anda atau kantor anda
• Klien mendaftar dan dan melakukan trading dengan Grand Capital
• Anda menerima komisi untuk setiap trading yang dilakukan oleh pelanggan

Informasi selengkapnya, dapat mengunjungi website kami: https://id.grandcapital.net/promo/partnership/
 
Back
Top