Berita dan Fundamental

Dolar Menguat Terhadap Yen Imbas Ketidakpastian Iran

sYImP2t8RomnEYOevAdiBw.jpeg


Dolar Menguat Terhadap Yen Imbas Ketidakpastian Iran

Dolar naik ke level tertinggi enam hari terhadap yen pada hari Rabu karena harga minyak mentah rally dan mendorong hasil Treasury lebih tinggi setelah Presiden AS Donald Trump menarik diri dari kesepakatan nuklir internasional dengan Iran.


Dolar naik 0,45 persen menjadi 109,605 yen bahkan sempat mencapai level tertingginya sejak 3 Mei di level 109,640.

Greenback juga menguat terhadap euro atas kekhawatiran gejolak politik Italia yang mendera mata uang bersama tersebut.

Dolar AS terangkat bersamaan dengan imbal hasil Treasury jangka panjang AS naik ke puncak dua minggu dengan harga minyak mentah melonjak lebih dari 2 persen ke harga tertinggi sejak November 2014.

Yield Treasury 10-tahun AS naik sekitar 2 basis poin lebih tinggi pada 2,991 persen. Kenaikan di atas 3,035 yang dicapai pada 25 April akan membawanya ke kenaikan tertinggi sejak awal 2014.

Trump pada hari Selasa menarik Amerika Serikat keluar dari kesepakatan nuklir internasional dengan Iran, sehingga meningkatkan risiko konflik di Timur Tengah, mengecewakan sekutu Eropa dan menebar ketidakpastian atas pasokan minyak global.

Sementara itu, euro turun 0,15 persen terhadap dolar AS dan diperdagangkan pada level $1,1847 setelah meluncur serendah hingga ke level $1,1838 semalam, level terlemahnya sejak 22 Desember. Euro, tertekan oleh indikator ekonomi yang lemah dan pelebaran perbedaan suku bunga zona-euro AS, serta dilanda oleh perkembangan politik di Italia.

Sterling diperdagangkan pada level $1,3542 setelah turun ke level terendah empat bulan di $1,3485 semalam. Pound telah jatuh sangat dalam beberapa pekan terakhir karena ekspektasi BoE tidak akan, seperti yang diyakini sebelumnya, mengetatkan kebijakan moneter karena ekonomi yang relatif lemah dan karena investor memburu dolar yang terus rally.

Dolar Australia memperpanjang penurunan semalam dan menyentuh level terendah 11 bulan di $0,7428. Ditekan oleh kekuatan luas dolar, Aussie merosot meski ada optimisme anggaran dari pemerintah negara itu.
 
Emas Diruntuhkan Penguatan Dolar dan Treasury

xzNKZbm4Ry6jaJk5iSFMwA.jpeg


Emas Diruntuhkan Penguatan Dolar dan Treasury

Emas jatuh pada hari Rabu, tertekan oleh penguatan dolar AS dan imbal hasil Treasury setelah AS menarik diri dari kesepakatan nuklir dengan Iran, sehingga membuat harga emas dalam jangkauan terendah dua bulan.


Pada hari Selasa, Presiden Donald Trump menarik AS keluar dari kesepakatan nuklir internasional dengan Iran, dan meningkatkan risiko konflik di Timur Tengah dan mempengaruhi pasokan minyak global dan ekonomi global.

Emas berjangka untuk pengiriman Juni di divisi Comex New York Mercantile Exchange turun $8,10 atau 0,62% menjadi $1.305,60 per troy ounce.

Indeks dolar AS, yang mengukur kekuatan greenback terhadap enam pasangan mata uang mayoritas, mencapai level tertinggi sejak 19 Desember di 93,20 dan terakhir terpantau di level 93,15.

Dolar terdorong menguat setelah imbal hasil obligasi Treasury AS 10-tahun naik di atas level psikologis penting 3% ke level tertinggi dalam dua minggu setelah rally harga minyak mendorong ekspektasi inflasi.

Dolar AS yang lebih kuat membuat emas dalam denominasi dolar lebih mahal untuk pembeli di luar negeri, sementara hasil Treasury yang lebih tinggi cenderung mendukung emas, yang tidak membayar bunga, kurang menarik bagi investor yang mencari yield.

Dalam perdagangan logam mulia lainnya, perak berjangka turun 0,32% menjadi $16,42, sementara platinum berjangka hampir tidak berubah di level $911,60. Di antara logam dasar, tembaga berjangka tergelincir 0,2% diperdagangkan di harga $3,052 per pon.
 
Saham Asia Naik, Kekhawatiran di Iran Perpanjang Reli Minyak

9w1UoescQGuFOzxG_Woxcw.jpeg


Saham Asia Naik, Kekhawatiran di Iran Perpanjang Reli Minyak

Saham Asia naik pada hari Kamis, dengan saham energi pimpin kenaikan setelah harga minyak mentah melesat naik pasca keputusan Presiden AS Donald Trump yang untuk menarik diri dari kesepakatan nuklir dengan Iran.


Indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang naik 0,4 persen, sementara indeks Nikkei Jepang naik 0,1 persen. indeks KOSPI Korea Selatan naik 0,4 persen dan indeks Shanghai Cina naik tipis 0,3 persen.

Minyak mentah Brent berjangka naik 0,7 persen menjadi $77,76 per barel di awal perdagangan, harga tertinggi minyak sejak November 2014 dan mencatat kenaikan sekitar 3 persen pada hari Rabu. Minyak mentah berjangka AS naik 0,8 persen.

Tapi pelaku pasar yang baru bangkit mendapat guncangan lagi setelah hasil pemilu yang mengejutkan di Malaysia. Lembaga pemeringkat Moody mengatakan bahwa negara itu kini berada di wilayah yang belum dipetakan setelah aliansi partai oposisi yang dipimpin oleh mantan perdana menteri Mahathir Mohamad mengejutkan koalisi yang berkuasa.

Ringgit merosot lebih dari 2 persen di pasar non-deliverable forward (NFD) dan biaya untuk mengasuransikan terhadap default utang Malaysia naik.

Hari libur umum khusus diumumkan untuk Kamis dan Jumat setelah pemilihan. Namun, menyoroti kekhawatiran investor, ETF yang diperdagangkan di AS, MSF Malaysia, jatuh 6 persen semalam ke level terendah satu tahun.

Semalam, indeks Dow Jones naik 0,75 persen dan S&P 500 naik hampir 1 persen, dengan indeks energi S&P naik 2 persen.

Saham energi melonjak setelah harga minyak mentah mencapai tertinggi 3 setengah tahun, dengan investor mempertaruhkan penarikan AS dari perjanjian nuklir dengan Iran akan meningkatkan ketegangan di Timur Tengah dan mengurangi pasokan minyak.

Naiknya harga minyak pada gilirannya mendorong yield Treasury AS dengan mengipasi kekhawatiran inflasi. Yield Treasury 10-tahun naik ke tertinggi dua minggu di atas ambang 3 persen sebelum turun menjadi 2,986 persen.

Ditopang oleh hasil yang lebih tinggi, dolar naik ke level tertinggi 4 setengah bulan di 93,416 terhadap enam pasangan mata uang utama semalam. Indeks dolar terakhir di level 92,979.
 
BoE 'Terpaksa' Pertahankan Suku Bunga

Cvt_-w-ZQwaeORx9cIycxA.jpeg

BoE 'Terpaksa' Pertahankan Suku Bunga

Bank of England mempertahankan suku bunga pada hari Kamis, keputusan yang sudah diantisipasi secara luas setelah serangkaian laporan ekonomi baru-baru ini yang menunjukkan hilangnya momentum dalam ekonomi Inggris.


Komite Kebijakan Moneter BoE terbagi atas keputusan untuk mempertahankan suku bunga tidak berubah pada 0,5% dengan dua dari sembilan anggota memberikan suara mendukung kenaikan seperempat poin.

Hingga pertengahan April, pasar keuangan telah memperkirakan probabilitas lebih dari 90% bahwa bank sentral akan menaikkan suku bunga sebesar seperempat persentase poin pada pertemuan hari ini, tetapi panduan ke depan bank dipatahkan oleh serangkaian lemahnya laporan ekonomi baru-baru ini.

Perekonomian Inggris melambat mendekati stagnasi dalam tiga bulan pertama tahun 2018, dengan produk domestik bruto Inggris naik hanya 0,1%.

Data survei minggu lalu menunjukkan bahwa kegiatan sektor swasta rebound yang lebih rendah dari yang diperkirakan pada bulan April setelah perlambatan tajam pada bulan Maret sebagai akibat dari cuaca buruk. Data terbaru tentang pertumbuhan upah dan inflasi juga mengecewakan.
 
Ekuitas Asia Mengekori Wall Street Pasca Data Inflasi

GXg4Z5KiRL_OBI0k8fk3EA.jpeg


Ekuitas Asia Mengekori Wall Street Pasca Data Inflasi

Saham Asia sebagian besar menguat pada perdagangan sesi Jumat pagi setelah data inflasi AS yang lemah yang dirilis pada Kamis membuat ekuitas AS ke level tertinggi dalam tujuh minggu. Laporan bahwa Presiden AS Donald Trump mengatakan dia akan bertemu dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un di Singapura menjadi perhatian.


Pertemuan, yang akan diadakan pada 12 Juni itu, akan menjadi pertemuan yang pertama antara pemimpin Korea Utara dan presiden AS yang sedang menjabat.

Sementara itu, harga konsumen AS naik pada bulan April namun masih di bawah perkiraan setelah biaya untuk mobil dan tiket pesawat menurun, data resmi pada hari Kamis mengatakan.

Di Wall Street, indeks Dow Jones naik 0,8%, Nasdaq naik 0,89% dan S&P 500 ditutup naik 0,9% karena investor memangkas harapan empat kenaikan suku bunga menyusul laporan inflasi AS yang lebih rendah dari perkiraan dan menunjukkan tekanan harga masih lemah.
Di Asia, indeks Shanghai Composite dan Komponen Shenzhen China masing-masing dibuka turun 0,1%. Di tempat lain, indeks Nikkei 225 Jepang naik 0,9% sementara S&P / ASX 200 Australia naik 0,3% dalam perdagangan pagi.

Mahathir Mohamad, yang memenangkan pemilihan Malaysia pada hari Kamis, mengatakan dalam pernyataan pertamanya setelah dilantik sebagai perdana menteri bahwa ia akan memimpin "administrasi yang ramah bisnis", dan memastikan bahwa ia akan mencari cara untuk meningkatkan pasar saham Malaysia. Politisi berusia 92 tahun itu mengatakan dia akan fokus pada peningkatan ekonomi dan mengurangi utang, menambahkan bahwa Malaysia akan mencari hubungan persahabatan dengan negara lain sebagai negara perdagangan.

"Perhatian kami terhadap ekonomi adalah hal utama," kata Mahathir kepada wartawan. “Kami ingin memberi tahu kepada khalayak bisnis untuk meningkatkan nilai pasar saham. Dan pada mata uang, tidak ada alasan untuk merendahkan ringgit. Kami harus memastikan ini. ”
 
Harga Minyak Terus Meroket

VXUx3dM2Qr_am0wc3cfaAA.jpeg


Harga Minyak Terus Meroket
Harga minyak meski melemah pada hari Jumat di perdagangan pagi Eropa setelah para pelaku pasar memanfaatkan kenaikan minyak mentah mingguan yang kuat karena mereka mengalihkan perhatian mereka pada data produksi serpih AS.


Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate yang diperdagangkan di New York turun 13 sen atau sekitar 0,2% menjadi $71,23 per barel. Sementara itu, minyak mentah Brent berjangka, patokan untuk harga minyak di luar AS, diperdagangkan turun 26 sen, atau sekitar 0,3%, menjadi $77,21 per barel.

Meskipun melemah di sesi Jumat, minyak mentah AS menuju kenaikan mingguan sekitar 2,2%, sementara Brent naik 3,2% pada minggu ini. Tren bullish emas hitam di minggu ini terjadi karena Presiden Donald Trump mengumumkan bahwa AS akan menarik diri dari kesepakatan nuklir Iran, memberlakukan kembali sanksi terhadap Teheran.

Sanksi-sanksi yang diperkirakan akan mengurangi pasokan global, terjadi di tengah pasar minyak yang telah mengetat karena besarnya permintaan, terutama di Asia, dan eksportir utama Arab Saudi dan produsen utama Rusia telah memimpin upaya menahan pasokan minyak untuk menopang harga sejak 2017.

Beberapa analis berkomentar bahwa dampaknya dapat dikurangi jika anggota lain Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) masuk untuk menyelesaikan potensial gangguan pasokan.

Sementara itu, para pelaku pasar juga akan terus mempertimbangkan kenaikan tingkat produksi AS yang stabil karena peningkatan pengeboran AS.

Pada Jumat hari ini, Baker Hughes akan merilis data terbaru aktivitas pengeboran AS. Dimana data minggu lalu menunjukkan perusahaan pengeboran AS menambahkan sembilan rig minyak, sehingga jumlah total menjadi 834, jumlah tertinggi sejak Maret 2015. Ini merupakan kenaikan mingguan kelima berturut-turut, menggarisbawahi kekhawatiran meningkatnya output minyak AS.

Produksi minyak domestik AS, yang didorong oleh ekstraksi serpih, naik ke level tertinggi sepanjang masa yakni 10,62 juta barel per hari (bph) pekan lalu, Administrasi Informasi Energi (EIA) mengatakan.

Hanya Rusia yang saat ini memprukdis minyak mentah lebih banyak, yakni sekitar 11 juta bpd.
 
Dolar Turun Di Tengah Kendala Yield AS

8TECklxtR5WB6Eiua2owBQ.jpeg


Dolar Turun Di Tengah Kendala Yield AS

Dolar membuka minggu dengan tergelincir terhadap mata uang utama pada sesi pedagangan Senin pagi di Asia di tengah turunnya yield Treasury AS 10 tahun. Pasar juga mengawasi data penjualan ritel AS pada hari Selasa dan laporan PDB Jepang pada hari Rabu.


Indeks dolar AS terhadap enam pasangan mata uang utama terakhir berada di level 92,28, turun 0,17%. Greenback mencapai level tertinggi baru pada Rabu lalu di level 93,22, kemudian turun ke level 92 pada hari Senin. Trend kenaikannya sejak pertengahan April masih utuh.

Jumat lalu, AS merilis data inflasi yang lebih rendah dari perkiraan sehingga menghambat ekspektasi kenaikan suku bunga ketiga oleh federal reserve di tahun ini.

Data tersebut menekan yield treasury 10 tahun AS yang telah menguat di atas 3% pada pekan lalu sehingga memperlebar selisih suku bunga antara AS dan negara-negara lain. Namun, dengan yield treasury yang turun menjadi 2,96%, dolar juga kehilangan dukungan.

Pasangan USD/JPY turun 0,09% pada level 109,30. Investor akan memiliki lebih banyak petunjuk terhadap yen menyusul laporan PDB Jepang pada hari Rabu ini dan data CPI pada hari Jumat.

AUD/USD naik 0,24% pada level 0,7560. Reserve Bank of Australia akan merilis pertemuannya pada hari Selasa, tetapi pasar tidak berharap banyak terhadap perubahan karena bank sentral Australia berpegang pada pernyataan dovish nya sehingga membuat data ekonomi Australia meleset dari perkiraan.

Di China, Bank Rakyat China menetapkan patokan untuk yuan terhadap dolar, pada 6,3345 dibandingkan dengan 6,3524 hari sebelumnya. Pasangan USD/CNY naik 0,06% hingga diperdagangkan pada level 6,3379.
 
Emas Jatuh Padahal Dolar Melemah

vwgfhAAcTaSObG0ZOtWtTQ.jpeg


Emas Jatuh Padahal Dolar Melemah
Harga emas mencatat penurunan pada perdagangan hari Selasa padahal dolar AS juga mengalami penurunan ringan terhadap pasangan mata uang mayoritas.


Emas berjangka untuk pengiriman Juni di perdagangan divisi Comex New York Mercantile Exchange turun $5,1, atau 0,4%, menjadi $1.313,1 per troy ounce. Sementara itu, indeks dolar AS yang mencatat perdagangan greenback terhadap enam pasangan mata uang mayoritas terakhir berada di level 92,52, atau turun 0,03%.

Harga emas didukung atas aksi beli aset safe-haven di awal sesi perdagangan di tengah meningkatnya ketegangan di Gaza, setelah pasukan Israel menembak mati puluhan demonstran Palestina di perbatasan Gaza pada hari Senin.

Aset berdenominasi dolar seperti emas biasanya sensitif terhadap pergerakan dolar – penguatan dolar kerap membuat emas lebih mahal bagi pemegang mata uang asing dan dengan demikian menurunkan permintaan untuk logam mulia tersebut.

Dalam perdagangan logam mulia lainnya, perak berjangka turun 0,8% menjadi $16,51 per troy ounce, dan platinum berjangka tergelincir 0,02% menjadi $910,8 per ounce.
 
Dolar Didukung Yield Obligasi AS

YTphm26vRWW9vyq_NL_KBA.jpeg


Dolar Didukung Yield Obligasi AS

Dolar AS menguat di perdagangan sesi Selasa, menjauh dari posisi terendah di lebih dari satu minggu setelah indikasi bahwa ketegangan perdagangan global berkurang membantu mendorong hasil Treasury AS kembali di atas tingkat kunci 3%.


Indeks dolar AS, yang mengukur kekuatan greenback terhadap enam pasangan mata uang utama, naik tipis 0,04% menjadi 92,60, bergerak menjauh dari posisi terendah Senin 92,11, merupakan level terlemahnya sejak 2 Mei.

Dolar menemukan dukungan setelah yield obligasi Treasury AS 10-tahun naik menjadi 3,025%, level tertinggi dalam tiga minggu. Jika menembus di atas 3,035% yang dicapai pada 25 April akan membawanya ke kenaikan tertinggi sejak awal 2014.

Yield obligasi AS didorong oleh tanda-tanda meredanya ketegangan perdagangan antara AS dan China setelah Presiden AS Donald Trump berjanji untuk membantu perusahaan teknologi China ZTE. Seperti yang diketahui, bulan lalu administrasi Trump melarang perusahaan AS untuk menjual ke ZTE, yang secara efektif melumpuhkan perusahaan.

Penguatan dolar, yang mencapai level tertinggi empat setengah bulan terhadap pasangan mata uang mayoritas pekan lalu, kehilangan momentum setelah lemahnya data inflasi AS, sehingga menekan ekspektasi untuk laju kenaikan suku bunga lebih cepat oleh Federal Reserve tahun ini.

The Fed menaikkan suku bunga pada bulan Maret dan memproyeksikan dua kenaikan suku bunga tahun ini, meskipun banyak investor melihat kemungkinan kenaikan suku bunga tiga kali.

Pasar tengah menantikan data penjualan ritel AS di hari ini sebagai sinyalemen kekuatan perekonomian AS.

Dolar menguat terhadap yen, dengan USD/JPY naik 0,22% di level 109,89. Euro hampir tidak berubah, dengan EUR/USD diperdagangkan tidak jauh dari level 1,1926, di bawah level tertinggi hari Senin di 1,1995, yang merupakan penguatan terbesar sejak 3 Mei. Pound stabil, dengan GBP/USD terakhir di perdagangkan pada level 1,3550 menjelang laporan pekerjaan UK terbaru hari ini.

Di tempat lain, dolar Australia melemah, dengan AUD/USD meluncur 0,11% ke level 0,7517, sementara dolar Selandia Baru bergerak tipis, dengan NZD/USD terakhir diperdagangkan pada level 0,6910.
 
Dolar Menguap, Aussie Menguat

p-MXXdiOQ0irY7SqOeEuwg.jpeg


Dolar Menguap, Aussie Menguat

Dolar tergelincir terhadap mata uang utama pada oerdagangan sesi Kamis pagi di Asia setelah naik ke level tertinggi di sesi semalam. Data ketenagakerjaan Australia yang kuat menjadi fokus di pagi hari, memberi momentum bagi Aussie.


Indeks dolar AS yang mencatat perdagangan greenback terhadap enam pasangan mata uang mayoritas terakhir terpantau berada di level 93,06, atau turun 0,21%.

Didorong oleh izin bangunan yang lebih baik dari perkiraan yang dirilis pada Rabu malam, greenback mencapai level 93,50 semalam – level atas baru untuk tahun ini. Indikator utama permintaan di pasar perumahan, izin bangunan dilaporkan sebanyak 1,352 juta, mengalahkan perkiraan yakni 1,347 juta.

Sebuah laporan oleh Federal Reserve pada hari Rabu juga menunjukkan produksi industri AS naik 0,7% pada bulan April, melampaui perkiraan.

Pasangan USD/JPY turun 0,20% ke level 110,17. Pasangan ini mencapai level tertinggi baru sejak awal Februari tahun ini, diperdagangkan di atas level 110.

AUD/USD naik 0,36% di level 0,7542. Data Biro Statistik Australia melaporkan sebanyak 22.600 pekerjaan bertambah pada bulan April, melampaui perkiraan konsensus yakni sebesar 20.000 lapangan kerja. Kenaikan 32.700 pada pekerjaan penuh mendorong pertumbuhan pekerjaan lebih tinggi, memberikan dukungan untuk Aussie.

Di China, People's Bank of China menetapkan nilai tukar acuan untuk yuan terhadap dolar di 6,3679 dibandingkan dengan 6,3745 pada hari sebelumnya. Pasangan USD/CNY merosot 0,18% dan diperdagangkan pada level 6,3599.
 
Dollar Didukung Oleh Yield Obligasi

k2qu3tCFTjyikzH0RY5tUg.jpeg


Dollar Didukung Oleh Yield Obligasi

Dolar mendekati level tertinggi lima bulan dan di atas level 93 pada perdagangan Jumat pagi di Asia, setelah naik ke level tertinggi tahun ini di 93,46 semalam. Jepang melaporkan data CPI yang meleset dari ekspektasi dan kembali gagal memenuhi target inflasi 2%, sehingga membuat yen melemah.


Indeks dolar AS yang melacak greenback terhadap enam pasangan mata uang mayoritas terakhir berada di level 93,38. Meningkatnya yield Treasury 10-tahun AS disebut sebagai penarik dolar. Yield obligasi terus naik menjadi 3,122%, atau naik 0,43% pada Jumat pagi - level tertinggi sejak 2011. Yield yang lebih tinggi memicu lonjakan permintaan untuk greenback.

USD/JPY naik 0,18% ke level 110,97. Inflasi konumen tahunan Jepang untuk April meleset dari ekspektasi, yakni di 0,6% dibandingkan perkiraan 0,7%. Inflasi masih terus belum mencapai target Bank of Japan yakni sebesar 2%. Dua hari yang lalu, PDB jepang juga meleset dari ekspektasi dan mengakhiri pertumbuhan ekonomi terpanjang sejak tahun 1980-an.

Di China, People's Bank of China menetapkan pengaturan tingkat referensi untuk yuan terhadap dolar, di 6,3763 dibandingkan dengan 6,3679 hari sebelumnya. USD/CNY naik 0,06% diperdagangkan pada level 6,3707.

Mengenai perkembangan terbaru pembicaraan perdagangan China-AS, China dilaporkan menawarkan kepada Presiden AS Donald Trump pemotongan defisit perdagangan tahunan sebesar $ 200 miliar dengan mereka. Investor mengawasi perkembangan, yang bisa menjadi pengarah langsung untuk saham Asia. Jika sahamnya rally, yen yang anti-risiko bisa jatuh sementara Aussie yang terkait sentimen bisa naik.

Sementara itu, AUD / USD menguat 0,04% dan diperdagangkan pada level 0,7515.
 
Ekspor Jepang Meningkat, Proyeksi Pun Positif

mrYrc_14QSK4tpuhQHEbEA.jpeg


Ekspor Jepang Meningkat, Proyeksi Pun Positif

Ekspor Jepang melaju pada bulan April atas meningkatnnya pengiriman mobil dan mesin yang digunakan untuk membuat semikonduktor, dengan meningkatnya volume menunjukkan permintaan luar negeri yang sehat dapat membantu perekonomian pulih dengan cepat dari penurunan di kuartal pertama.


Ekspor tumbuh 7,8 persen pada April dari periode yang sama tahun lalu, meski masih di bawah perkiraan median untuk kenaikan tahunan 8,1 persen oleh para ekonom dalam jajak pendapat Reuters. Pada bulan Maret, ekspor tumbuh 2,1 persen per tahun.

Dalam hal volume, yang tidak termasuk perubahan nilai tukar, ekspor Jepang naik 4,6 persen tahunan di bulan April, melampaui peningkatan tahunan 1,8 persen yang dirilis di bulan Maret.

Ekspor kemungkinan akan terus tumbuh berkat meningkatnya permintaan untuk peralatan manufaktur, mobil dan suku cadang mobil. Ekspor mobil naik 15,3 persen pada April dari periode yang sama tahun lalu, sementara ekspor peralatan manufaktur semikonduktor naik 18,2 persen pada basis tahunan, data Departemen Keuangan Senin menunjukkan.

Ekonomi Jepang mengalami kontraksi hebat pada awal tahun ini, mengakhiri ekspansi terbaiknya dalam beberapa dekade. Tetapi data perdagangan April menunjukkan ekspor dapat membantu perekonomian dengan cepat mencapai pertumbuhan, tetapi tingkat ekspansi bisa lebih lambat daripada percepatan pertumbuhan sebelumnya.

Ekspor Jepang ke Amerika Serikat naik 4,3 persen pertahun di bulan April, lebih cepat dari pertumbuhan tahunan 0,2 persen pada bulan Maret.

Surplus perdagangan Jepang dengan Amerika Serikat sebesar 615,7 miliar yen ($5,55 miliar) pada bulan April, naik 4,7 persen dari periode yang sama tahun lalu. Pada bulan Maret surplus perdagangan dengan Amerika Serikat turun 0,3 persen per tahun.

Namun, surplus perdagangan Jepang dengan AS berpeluang menjadikannya target potensial bagi kebijakan proteksionis Presiden AS Donald Trump.
 
Dolar Capai Level Tertinggi Baru

4izR7zSuQfC_28RaTsAzIg.jpeg


Dolar Capai Level Tertinggi Baru

Dolar mencapai level tertinggi baru tahun ini setelah ketegangan perang perdagangan antara AS dan China sejauh ini ditangguhkan.

Indeks dolar AS, yang mengukur kekuatan greenback terhadap enam pasangan mata uang mayoritas, mencatat kenaikan 0,28% dan sempat berada di level 93,84.

Perang dagang antara AS dan China "ditangguhkan" karena kedua pihak menjalankan perjanjian perdagangan, Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin mengatakan pada hari Minggu. Kedua negara terlibat dalam perselisihan tarif atas ketidaksetujuan selama beberapa bulan terakhir, namum pertemuan pekan lalu di Washington untuk membahas perbedaan perdagangan mereka.

Greenback juga didukung oleh imbal hasil obligasi yang naik ke level tertinggi tujuh tahun. Yield Treasury 10-tahun AS naik menjadi 3,076 setelah mencapai tertinggi semalam 3,082. Kenaikan imbal hasil obligasi, bersama dengan data ekonomi yang positif dan meningkatnya inflasi, telah mendorong ekspektasi bahwa Federal Reserve akan menaikkan suku bunga dan memperketat kebijakan moneter.

The Fed telah menaikkan suku bunga pada bulan Maret dan diperkirakan akan kembali menaikkan suku bunga sebanyak dua kali lagi, dengan beberapa investor memperkirakan kenaikan ketiga. Ekspektasi suku bunga yang lebih tinggi cenderung mendorong dolar dan membuat dolar AS lebih menarik bagi investor yang mencari imbal hasil.

Dolar menguat terhadap yen safe haven, dengan USD/JPY menguat 0,48% ke level 111,29. Euro melemah di tengah ketidakpastian politik di Italia dan aksi jual ekuitas, dengan EUR/USD turun 0,30% menjadi 1,1735. Sterling juga melemah di tengah ketidakpastian atas pembicaraan Brexit. GBP/USD turun 0,50% ke level 1,3403.

Sementara itu, dolar Kanada berhasil menguat, dengan USD/CAD tergelincir 0,16% ke level 1,2863. Di tempat lain, dolar Australia melemah, dengan AUD/USD naik 0,16% ke level 0,7522 sementara NZD/USD turun 0,27% ke level 0,6896.
 
Stabilnya Pasar Asia Atas Optimisme Terbaru

4t0kMk1hRROKX72YpPDvyw.jpeg


Stabilnya Pasar Asia Atas Optimisme Terbaru

Dolar masih mendekati dekat tertinggi empat bulan pada hari Selasa di tengah optimisme baru atas pertumbuhan global setelah Amerika Serikat dan China sepakat membatalkan ancaman bea impor mereka, sementara minyak masih di puncak multi-tahun atas potensi sanksi di Venezuela.


Beijing dan Washington keduanya nyatakan kesepakatan pada Senin setelah dua negara ekonomi terbesar dunia hentikan perang perdagangan global dan sepakat untuk mengadakan pembicaraan lebih lanjut untuk meningkatkan ekspor AS ke China.

Sementara kesepakatan tersebut memicu sentimen di Wall Street, namun hal gagal mendongkrak pasar saham di Asia. Nikkei Jepang hampir tidak berubah sementara saham Australia turun 0,7 persen dengan saham energi satu-satunya titik terang pada indeks. Likuiditas masih relatif tipis karena liburan di Korea Selatan dan Hong Kong.

Indeks saham MSCI Asia Pasifik di luar Jepang naik 0,1 persen. Meski catat kenaikan dalam dua hari, indeks MSCI masih jauh di bawah level puncak sepanjang masa di 617,12 yang dicapai pada Januari. Saham secara umum mengalami volatile tahun ini atas berbagai faktor termasuk prospek kenaikan suku bunga lebih cepat oleh Federal Reserve AS dan kekhawatiran tentang perang dagang besar-besaran.

Indeks Wall Street semalam naik. Indeks Dow melonjak 1,2 persen, Indeks S&P 500 naik 0,7 persen dan Indeks Nasdaq naik 0,5 persen.

Dolar tidak jauh dari level tertinggi lima bulan terhadap mata uang mayoritas, didorong oleh optimisme perdagangan AS-Cina. Indeks dolar terakhir turun 0,1 persen di level 93,52 dari level puncak 94,058 Senin.

Euro bertahan di level $1,1784, tidak jauh dari lebih penguatan enam bulan di area $1,1715 yang dicapai Senin di tengah lanjutan ketidakpastian politik di Italia.

Yen Jepang stabil di dekat posisi terendah empat bulan di 110,99 per dolar, sementara sterling berhenti di level $1,3431 setelah merorost di dua sesi berturut-turut menjelang data utama yang dapat menentukan apakah Bank of England akan menaikkan suku di 2018 ini.

Sementara itu, harga minyak melambung ke level tertinggi sejak 2014 setelah pemilihan presiden Venezuela memicu kekhawatiran bahwa output minyak negara itu bisa jatuh lebih jauh. Pasar juga menimbang kemungkinan sanksi tambahan AS di negara tersebut. Minyak mentah AS naik 24 menjadi $72,48 per barel dan Brent naik 17 sen menjadi $79,33.
 
Emas Menguat Di Dekat Level Terendah Tahunan

_DoLLJvtRw2KGAdzIZi2Qw.jpeg


Emas Menguat Di Dekat Level Terendah Tahunan

Harga emas menguat tipis di awal perdagangan Selasa di sesi eropa, tidak jauh dari level bawah 2018 yang dicapai pada sesi sebelumnya, karena meningkatnya minat terhadap aset berisiko sehingga melemahkan permintaan logam kuning tersebut.


Emas berjangka Comex naik sekitar 0,1% di $1.291,30 per troy ounce. Di sesi sebelumnya, emas merosot ke level terendah $1,281.20, level terlemahnya sejak 27 Desember. Penurunan di sesi Senin terjadi setelah gencatan senjata antara AS dan China menenangkan kekhawatiran bahwa perang dagang yang akan segera terjadi.

Washington dan Beijing sama-sama mengklaim kemenangan pada hari Senin karena kedua ekonomi terbesar dunia tersebut mundur perang perdagangan global dan sepakat untuk mengadakan pembicaraan lebih lanjut untuk meningkatkan ekspor AS ke China. Berita itu mendorong ekuitas AS dan yield Treasury AS , mendukung dolar namun membebani emas.

Ke depannya, pasar menantikan risalah pertemuan kebijakan terkini Federal Reserve yang akan dirilis pada hari Rabu. Ekspektasi bahwa bank sentral AS akan menaikkan suku bunga AS lagi bulan depan telah menambah tekanan penurunan emas baru-baru ini. Suku bunga AS yang lebih tinggi cenderung mendorong dolar dan mendorong imbal hasil obligasi, membuat aset non-imbal seperti bullion kurang menarik.

Di antara logam mulia lainnya, perak dan paladium masing-masing menguat dan diperdgangkan di level $16,59 per ons dan $ 991,30 per ons. Platinum naik 0,4% pada level $903,30 per ons, setelah mencapai level terendah baru tahun ini di sesi sebelumnya pada level $ 873,50.

Sementara itu, tembaga naik 0,9% menjadi $3,126 per pon atas optimisme baru terhadap pertumbuhan global setelah perjanjian AS / China.
 
Keraguan Trump Hantam Ekuitas Asia

tPgtOLOQR3mah5PIehTePw.jpeg


Keraguan Trump Hantam Ekuitas Asia

Saham Asia jatuh pada sesi perdagangan Rabu pagi di Asia seiring Presiden AS Donald Trump lontarkan keraguan pada pertemuan bersejarah dengan Korea Utara pada bulan Juni mendatang.


Trump menyatakan pesimisme tentang pertemuan di tengah meningkatnya ketidakpastian tentang motif pemimpin Korea Utara Kim Jong Un untuk pertemuan tersebut setelah rezimnya mengkritik konsep Trump dari "denuklirisasi total."

"Ada peluang, kesempatan yang sangat besar, itu tidak akan terjadi," kata Trump dalam pertemuan dengan Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in pada hari Selasa. “Saya tidak ingin membuang banyak waktu dan saya yakin dia tidak ingin menghabiskan banyak waktu. Jadi ada kemungkinan yang sangat besar itu tidak akan berhasil dan tidak apa-apa. Bukan berarti itu tidak akan terjadi dalam jangka waktu tertentu."

Secara terpisah, Trump mengatakan dia "benar-benar tidak" puas dengan hasil pembicaraan perdagangan dengan China sejauh ini.

Awal pekan ini, administrasi Trump memutuskan untuk mengenakan tarif barang-barang Cina bernilai miliaran dolar. Sebagai balasannya, China berjanji untuk "secara signifikan" meningkatkan pembelian produk dan layanan AS.

ZTE Corp masih menjadi fokus pada hari Rabu karena Trump mengatakan dia memerintahkan peninjauan penalti sebagai "bantuan" untuk Xi, tetapi belum ada kesepakatan dengan China. Sebaliknya, Trump mengusulkan hukuman yang direvisi untuk ZTE yang mencakup persyaratan untuk menunjuk dewan direksi baru dan denda sebesar $1,3 miliar.

Sementara itu, Foxconn Industrial Internet menjadi berita utama setelah mengumumkan rencana untuk menaikkan hingga $4,3 miliar dalam IPO, yang akan menandai debut Cina daratan terbesar sejak 2015.

Indeks China Shanghai Composite dan Komponen Shenzhen masing-masing turun 0,6% dan 0,3%. Indeks Hang Seng Hong Kong turun 1,0%. Di tempat lain, Nikkei 225 Jepang turun 1,0%, sementara ASX Australia tergelincir 0,1% dan Korea Selatan KOSPI tidak berubah pada 2465.65.
 
Aktifitas Sektor Privat Zona Euro Lesu

SuUQ3wl9RbGTvV7LWNR1VQ.jpeg


Aktifitas Sektor Privat Zona Euro Lesu

Aktifitas ekonomi sektor swasta di zona euro bergerak pada laju paling lambat dalam 18 bulan pada bulan Mei, menurut data survei yang dirilis pada hari Rabu.


Laporan yang mengecewakan itu cenderung mendorong kembali ekspektasi pengetatan moneter lebih jauh oleh Bank Sentral Eropa karena angka laporan ekonomi baru-baru ini justruk menunjukkan lesunya momentum.

Markit mengatakan Indeks Output Komposit Zona Euro Euro, yang mengukur output gabungan dari sektor manufaktur dan jasa, dilaporkan berada di angka 54,1 bulan ini, yang meruoakan angka terendah indeks dalam 18 bulan dan turun dari 55,1 pada bulan April. Para ekonom memperkirakan berada di angka 55,0.

Indeks pembelian manajer jasa menurun ke angka terendah 16 bulan di 53,9 bulan ini dari 54,7 pada bulan April. Laporan tersebut juga di bawah ekspektasi yakni di angka 54,7.

Indeks pembelian manajer manufaktur zona euro awal naik tipis ke level terendah 15 bulan di angka 55,5 bulan ini dari laporan sebelumnya 56,2. Laporan ini juga jauh di bawah ekspektasi analis yang memperkirakan indeks hanya tergelincir ke angka 56,1.

Mengomentari laporan tersebut, Chris Williamson, Kepala Ekonom Markit mengatakan bahwa sementara kegiatan bisnis terpengaruh oleh jumlah libur umum yang luar biasa tinggi bulan ini, "kemungkinan hasil survei yang mengecewakan pada bulan Mei akan kembali memicu beberapa kekhawatiran mengenai risiko penurunan yang dihadapi ekonomi di zona euro."
 
Analisis Teknis GBPUSD 23.05.18

Analisis Teknis GBPUSD 23.05.18

Pasangan mata uang ini melanjutkan tren turunnya setelah pertumbuhan USD yang diperbarui, yang didukung oleh ekspektasi tidak hanya dari the Fed yang melanjutkan untuk menaikkan suku bunga, tetapi juga AS meningkatkan neraca perdagangannya sebesar 100 milyar.

Harga berada di bawah garis tengah Bollinger band, di bawah EMA 5 dan EMA 13. RSI berada di bawah level 50% dan bergerak ke bawah. Stochastic oscillator memasuki zona oversold.

Rekomendasi perdagangan:
Harga cenderung untuk terus bergerak ke bawah menuju titik 1.3270.

Analisa Oleh: Semen Kamenskiy

Disclaimer:
Grand Capital bekerjasama dengan pihak ketiga untuk menghadirkan analisa untuk para trader. Analisa dapat digunakan sebagai alat pertimbangan bukan sebagai acuan utama dalam mengambil keputusan. Pengguna analisa bertanggung jawab atas setiap keputusan perdagangan yang diambil.


23052018.png
 
Back
Top