GrandCapital
New member
Dolar Menguat Terhadap Yen Imbas Ketidakpastian Iran
Dolar Menguat Terhadap Yen Imbas Ketidakpastian Iran
Dolar naik ke level tertinggi enam hari terhadap yen pada hari Rabu karena harga minyak mentah rally dan mendorong hasil Treasury lebih tinggi setelah Presiden AS Donald Trump menarik diri dari kesepakatan nuklir internasional dengan Iran.
Dolar naik 0,45 persen menjadi 109,605 yen bahkan sempat mencapai level tertingginya sejak 3 Mei di level 109,640.
Greenback juga menguat terhadap euro atas kekhawatiran gejolak politik Italia yang mendera mata uang bersama tersebut.
Dolar AS terangkat bersamaan dengan imbal hasil Treasury jangka panjang AS naik ke puncak dua minggu dengan harga minyak mentah melonjak lebih dari 2 persen ke harga tertinggi sejak November 2014.
Yield Treasury 10-tahun AS naik sekitar 2 basis poin lebih tinggi pada 2,991 persen. Kenaikan di atas 3,035 yang dicapai pada 25 April akan membawanya ke kenaikan tertinggi sejak awal 2014.
Trump pada hari Selasa menarik Amerika Serikat keluar dari kesepakatan nuklir internasional dengan Iran, sehingga meningkatkan risiko konflik di Timur Tengah, mengecewakan sekutu Eropa dan menebar ketidakpastian atas pasokan minyak global.
Sementara itu, euro turun 0,15 persen terhadap dolar AS dan diperdagangkan pada level $1,1847 setelah meluncur serendah hingga ke level $1,1838 semalam, level terlemahnya sejak 22 Desember. Euro, tertekan oleh indikator ekonomi yang lemah dan pelebaran perbedaan suku bunga zona-euro AS, serta dilanda oleh perkembangan politik di Italia.
Sterling diperdagangkan pada level $1,3542 setelah turun ke level terendah empat bulan di $1,3485 semalam. Pound telah jatuh sangat dalam beberapa pekan terakhir karena ekspektasi BoE tidak akan, seperti yang diyakini sebelumnya, mengetatkan kebijakan moneter karena ekonomi yang relatif lemah dan karena investor memburu dolar yang terus rally.
Dolar Australia memperpanjang penurunan semalam dan menyentuh level terendah 11 bulan di $0,7428. Ditekan oleh kekuatan luas dolar, Aussie merosot meski ada optimisme anggaran dari pemerintah negara itu.
Dolar Menguat Terhadap Yen Imbas Ketidakpastian Iran
Dolar naik ke level tertinggi enam hari terhadap yen pada hari Rabu karena harga minyak mentah rally dan mendorong hasil Treasury lebih tinggi setelah Presiden AS Donald Trump menarik diri dari kesepakatan nuklir internasional dengan Iran.
Dolar naik 0,45 persen menjadi 109,605 yen bahkan sempat mencapai level tertingginya sejak 3 Mei di level 109,640.
Greenback juga menguat terhadap euro atas kekhawatiran gejolak politik Italia yang mendera mata uang bersama tersebut.
Dolar AS terangkat bersamaan dengan imbal hasil Treasury jangka panjang AS naik ke puncak dua minggu dengan harga minyak mentah melonjak lebih dari 2 persen ke harga tertinggi sejak November 2014.
Yield Treasury 10-tahun AS naik sekitar 2 basis poin lebih tinggi pada 2,991 persen. Kenaikan di atas 3,035 yang dicapai pada 25 April akan membawanya ke kenaikan tertinggi sejak awal 2014.
Trump pada hari Selasa menarik Amerika Serikat keluar dari kesepakatan nuklir internasional dengan Iran, sehingga meningkatkan risiko konflik di Timur Tengah, mengecewakan sekutu Eropa dan menebar ketidakpastian atas pasokan minyak global.
Sementara itu, euro turun 0,15 persen terhadap dolar AS dan diperdagangkan pada level $1,1847 setelah meluncur serendah hingga ke level $1,1838 semalam, level terlemahnya sejak 22 Desember. Euro, tertekan oleh indikator ekonomi yang lemah dan pelebaran perbedaan suku bunga zona-euro AS, serta dilanda oleh perkembangan politik di Italia.
Sterling diperdagangkan pada level $1,3542 setelah turun ke level terendah empat bulan di $1,3485 semalam. Pound telah jatuh sangat dalam beberapa pekan terakhir karena ekspektasi BoE tidak akan, seperti yang diyakini sebelumnya, mengetatkan kebijakan moneter karena ekonomi yang relatif lemah dan karena investor memburu dolar yang terus rally.
Dolar Australia memperpanjang penurunan semalam dan menyentuh level terendah 11 bulan di $0,7428. Ditekan oleh kekuatan luas dolar, Aussie merosot meski ada optimisme anggaran dari pemerintah negara itu.