Kanjeng Ratu Kidul (Kolaborasi)

Status
Not open for further replies.
Bls: Kanjeng Ratu Kidul

maaf mas roelly, disini kita mengemukakan pendapat menurut pengalaman kita sendiri.. jadi wajar saja banyak perbedaan pendapat org yang berkecimpung di mistik dengan orang yang memakai logik(non mistik),jadi itu wajar wajar saja dan anda hendaknya sopan karena sekarang kita ada diforum mistik bukan forum iptek.terima kasih.salam sejati
 
Bls: Kanjeng Ratu Kidul

maaf mas roelly, disini kita mengemukakan pendapat menurut pengalaman kita sendiri.. jadi wajar saja banyak perbedaan pendapat org yang berkecimpung di mistik dengan orang yang memakai logik(non mistik),jadi itu wajar wajar saja dan anda hendaknya sopan karena sekarang kita ada diforum mistik bukan forum iptek.terima kasih.salam sejati

Okey, maaf juga Pak Kyai.

Yang menjadi pertanyaan adalah mengapa di lingkungan orang yang berkecimpung di mistik pun saling berbeda pendapat dan berbeda penggambaran mengenai Kanjeng Ratu Kidul. Masing-masing tentunya mengklaim yang paling benar. Bukankah ini menunjukkan bahwa Kanjeng Ratu Kidul hanya tokoh imajiner (tak nyata), dan penggambarannya sesuai imajinasi masing-masing ?

Menurut Pak Kyai sendiri sebetulnya sosok Kanjeng Ratu Kidul itu tergolong mahluk apa ? Apakah semacam jin, hantu, lelembut... ataukah roh gentanyangan ? Terus terang saya gemes jika melihat orang mengagung-agungkan dia, seolah-olah dia adalah kekuatan dahsyat yang ditakuti yang mampu memberi rejeki dan juga bencana. Bukankah hanya Tuhan yang memiliki kedahsyatan itu ? dan kita manusia adalah mahluk ciptaan Tuhan yang "terhebat" diantara mahluk2 lain ?

Maaf Pak Kyai, ya namanya juga forum diskusi, berbagai opini, tanggapan dan sanggahan ya sah-sah saja selama tidak berbau sara. Siapa saja member boleh ikut nimbrung. Salam damai =b=
 
Bls: Re: Kanjeng Ratu Kidul

Saya sependapat dengan sampeyan. Silakan diteruskan dialognya, dan mohon dengan hormat agar bisa saling menghormati berbagai pendapat yang muncul nanti. Agar selaras dengan topik yang sudah ada, mohon untuk TIDAK OOT yang berlebihan. Selamat berdiskusi....!!

saya juga sejutu dengan pendapat anda om
 
Bls: Kanjeng Ratu Kidul

Okey, maaf juga Pak Kyai.

Yang menjadi pertanyaan adalah mengapa di lingkungan orang yang berkecimpung di mistik pun saling berbeda pendapat dan berbeda penggambaran mengenai Kanjeng Ratu Kidul. Masing-masing tentunya mengklaim yang paling benar. Bukankah ini menunjukkan bahwa Kanjeng Ratu Kidul hanya tokoh imajiner (tak nyata), dan penggambarannya sesuai imajinasi masing-masing ?

Menurut Pak Kyai sendiri sebetulnya sosok Kanjeng Ratu Kidul itu tergolong mahluk apa ? Apakah semacam jin, hantu, lelembut... ataukah roh gentanyangan ? Terus terang saya gemes jika melihat orang mengagung-agungkan dia, seolah-olah dia adalah kekuatan dahsyat yang ditakuti yang mampu memberi rejeki dan juga bencana. Bukankah hanya Tuhan yang memiliki kedahsyatan itu ? dan kita manusia adalah mahluk ciptaan Tuhan yang "terhebat" diantara mahluk2 lain ?

Maaf Pak Kyai, ya namanya juga forum diskusi, berbagai opini, tanggapan dan sanggahan ya sah-sah saja selama tidak berbau sara. Siapa saja member boleh ikut nimbrung. Salam damai =b=

:setujuu::setujuu::setujuu:

:setujuu::setujuu:

:setujuu:


 
Bls: Kanjeng Ratu Kidul

Pada harian Kompas hari Sabtu tanggal 2 Mei 2009 terdapat artikel laporan Ekspedisi Susur Selatan Jawa 2009 yang ditulis oleh Bambang Sigap Sumantri dengan judul "Urgensi Penataan Sosial Pascademitosisasi Nyai Roro Kidul", sebagian saya kutip sebagai berikut:

...Dinamika budaya pun terkait erat dengan pengembangan kultur dan mitos yang diciptakan raja-raja Mataram dimulai dari Panembahan Senopati sebagai pendiri dinasti sejak awal tahun 1600.
Potensi laut yang demikian besar selama beratus-ratus tahun tak pernah diperhatikan. Masyarakat DIY sudah merasa cukup dengan penghasilan yang diperoleh dari pertanian, birokrasi pemerintahan, dan aktivitas perekonomian perkotaan.
Terlebih lagi, pengembangan mitos Nyai Roro Kidul guna mengokohkan kekuasaan raja membuat rakyat sungkan dan takut untuk mengeksplorasi hasil laut. Bahkan, sampai saat ini masih ada pantangan untuk melaut pada hari-hari tertentu karena mitos tersebut.
Dalam dua dekade terakhir, mitos keangkeran Laut Selatan melemah seiring dengan meningkatnya tangkapan ikan...



Perihal Kanjeng Ratu Kidul atau Nyai Roro Kidul sebagai sebuah mitos terbukti tidak memberikan kemajuan yang positif bagi masyarakat di hampir semua aspek kehidupannya. Mitos ini hanya menguntungkan bagi pihak yang menciptakannya saja yaitu para raja Mataram. Raja tidak perlu lagi membayar mahal untuk menggaji tenaga-tenaga penegak kekuasaan monarki, cukup dengan mitos keghaiban, rakyat sudah cukup takut dan patuh.

Mitos, seperti halnya isyu santet, adalah tidak real dan sengaja diciptakan untuk tujuan-tujuan tertentu. Dari perspektif sosial, baik mitos maupun isyu santet bisa saja diterima sebagai suatu yang "positif" apabila diaplikasikan sebagai kontrol sosial. Setiap individu diharap tidak melakukan penyimpangan-penyimpangan terhadap norma-norma yang ada dengan ditakut-takuti sanksi hukuman bersifat ghaib.

Akan halnya dengan Kanjeng Ratu Kidul atau Nyai Roro Kidul di sini termasuk perihal MISTERI, adalah anggapan kita semua pada saat awal-awal diskusi kemarin, karena belum adanya kejelasan yang cukup atau masih samar-samar. Mungkin sekarang, setidaknya bagi saya sendiri, hal ini sudah bukan misteri lagi.
 
Bls: Kanjeng Ratu Kidul

Manusia hidup berdasar pengetahuan dan pemahamanya yang mereka sebut kebenaran

kalo kita berpikir bhwa ratu kidul itu ada maka otak akan merespon sehingga akan d proyeksikan secara visual ataupun secara mimpi.
contoh kalo kita menginginkan dan memikirkan hal sexual maka itu diproses oleh otak maka akan timbul mimpi erotic

dan proyeksi otak masing2 individu tentu saja berbeda beda,itu yang menimbulkan visualisasi thd ratu kidul/roro kidul atau apalah namanya tergantung dari ekspektasi tiap individu.
karena roro kidul terletak d jawa maka garis besar proyeksi adalah wanita dengan pakaian serta perlengkapan jawa jaman dulu.

mitos ada sesuai dengan kondisi jaman mitos itu muncul/diciptakan,jika roro kidul mitosnya muncul sekarang mungkin ia akan diproyeksikan berpakaian blazer dan mobil limosin
mgkn kalau roro kidul mitosnya terletak di jepang maka roro kidul akan memakai kimono.

demikian tanggapan saya tentang roro kidul,saya cuma orang yang pny sdkit ilmu dan pndpt saya d atas salah satu contoh kedangkalan ilmu saya.

kebenaran punya banyak sisi dan kebenaran sejati hanya milik ALLAH SWT.
 
Bls: Kanjeng Ratu Kidul

Manusia hidup berdasar pengetahuan dan pemahamanya yang mereka sebut kebenaran

kalo kita berpikir bhwa ratu kidul itu ada maka otak akan merespon sehingga akan d proyeksikan secara visual ataupun secara mimpi.
contoh kalo kita menginginkan dan memikirkan hal sexual maka itu diproses oleh otak maka akan timbul mimpi erotic

dan proyeksi otak masing2 individu tentu saja berbeda beda,itu yang menimbulkan visualisasi thd ratu kidul/roro kidul atau apalah namanya tergantung dari ekspektasi tiap individu.
karena roro kidul terletak d jawa maka garis besar proyeksi adalah wanita dengan pakaian serta perlengkapan jawa jaman dulu.

mitos ada sesuai dengan kondisi jaman mitos itu muncul/diciptakan,jika roro kidul mitosnya muncul sekarang mungkin ia akan diproyeksikan berpakaian blazer dan mobil limosin
mgkn kalau roro kidul mitosnya terletak di jepang maka roro kidul akan memakai kimono.

demikian tanggapan saya tentang roro kidul,saya cuma orang yang pny sdkit ilmu dan pndpt saya d atas salah satu contoh kedangkalan ilmu saya.

kebenaran punya banyak sisi dan kebenaran sejati hanya milik ALLAH SWT.

=b==b==b= betul ! begitulah kurang lebihnya pemahaman sebuah mitos =b==b==b=

Saya pernah berpikir, bagaimana cara untuk menghapuskan mitos-mitos yang tidak memberikan keuntungan atau bahkan menghambat kemajuan masyarakat kita, seperti mitos Ratu Kidul ini. Mungkin dengan menanamkam pengertian / pemahaman yang benar perihal ke-mitos-an kepada para anak didik (baca: generasi baru). Jangan sampai mereka kelak terbelenggu oleh keyakinan yang salah seperti sebagian dari generasi-generasi yang sudah-sudah.
 
Bls: Kanjeng Ratu Kidul

Okey, maaf juga Pak Kyai.

Yang menjadi pertanyaan adalah mengapa di lingkungan orang yang berkecimpung di mistik pun saling berbeda pendapat dan berbeda penggambaran mengenai Kanjeng Ratu Kidul. Masing-masing tentunya mengklaim yang paling benar. Bukankah ini menunjukkan bahwa Kanjeng Ratu Kidul hanya tokoh imajiner (tak nyata), dan penggambarannya sesuai imajinasi masing-masing ?

Menurut Pak Kyai sendiri sebetulnya sosok Kanjeng Ratu Kidul itu tergolong mahluk apa ? Apakah semacam jin, hantu, lelembut... ataukah roh gentanyangan ? Terus terang saya gemes jika melihat orang mengagung-agungkan dia, seolah-olah dia adalah kekuatan dahsyat yang ditakuti yang mampu memberi rejeki dan juga bencana. Bukankah hanya Tuhan yang memiliki kedahsyatan itu ? dan kita manusia adalah mahluk ciptaan Tuhan yang "terhebat" diantara mahluk2 lain ?

Maaf Pak Kyai, ya namanya juga forum diskusi, berbagai opini, tanggapan dan sanggahan ya sah-sah saja selama tidak berbau sara. Siapa saja member boleh ikut nimbrung. Salam damai =b=

ya ngak apa apa mas, ini menurut pendapat saya. dalam ilmu mistik ada tingkatan masing masing seperti halnya di dunia nyata ada yang tidak sekolah,ada yang cuma tk,ada yang cuma sd,ada yang cuma smp,sampai ada yang profesor. nah tentunya apa yang diketahui yang tidak sekolah dengan yang prof lain donk.. begitu juga di mistik,dalam mistik diperlukan KUASA supaya akurat, kuasa itu dari GUSTI.
kanjeng ratu kidul itu nyata adanya , termasuk ROH.
memang GUSTI ITU EMPUNYA KERAJAAN SURGA,MULIA DAN KUASA SELAMA LAMANYA.. nah kanjeng ratu kidul itu salah satu ROH yang di amanahkan menjaga pantai laut selatan. jadi KRK itu juga utusan sama seperti kita cuma tugas dan wilayahnya lain lain.. semua alam itu ada pemimpinnya masing masing seperti layaknya dunia kita namun byk yang salah tafsir mengangap KRK itu bagaikan GUSTI yang harus di sembah dan bisa memberikan rejeki.. itu yang harus di rubah.. kita hanya menyembah pada GUSTI, sedangkan KRK adalah patner kita dalam menjaga harmonisai nusantara ini sesuai dengan alam masing masing.. jadi pengliatan org beda beda mas tergantung kemampuannya.. namun bagi yang telah mencapai ilmu tertinggi,semua yang diliat nyata adanya..
 
Last edited:
Bls: Kanjeng Ratu Kidul

ya ngak apa apa mas, ini menurut pendapat saya. dalam ilmu mistik ada tingkatan masing masing seperti halnya di dunia nyata ada yang tidak sekolah,ada yang cuma tk,ada yang cuma sd,ada yang cuma smp,sampai ada yang profesor. nah tentunya apa yang diketahui yang tidak sekolah dengan yang prof lain donk.. begitu juga di mistik,dalam mistik diperlukan KUASA supaya akurat, kuasa itu dari GUSTI.
kanjeng ratu kidul itu nyata adanya , termasuk ROH.
memang GUSTI ITU EMPUNYA KERAJAAN SURGA,MULIA DAN KUASA SELAMA LAMANYA.. nah kanjeng ratu kidul itu salah satu ROH yang di amanahkan menjaga pantai laut selatan. jadi KRK itu juga utusan sama seperti kita cuma tugas dan wilayahnya lain lain.. semua alam itu ada pemimpinnya masing masing seperti layaknya dunia kita namun byk yang salah tafsir mengangap KRK itu bagaikan GUSTI yang harus di sembah dan bisa memberikan rejeki.. itu yang harus di rubah.. kita hanya menyembah pada GUSTI, sedangkan KRK adalah patner kita dalam menjaga harmonisai nusantara ini sesuai dengan alam masing masing.. jadi pengliatan org beda beda mas tergantung kemampuannya.. namun bagi yang telah mencapai ilmu tertinggi,semua yang diliat nyata adanya.. mengenai manusia adalah makhluk ciptaan yang terhebat saran saya jangan memandang dari kacamata warna warni agama.. semua adalah ROH mas.. cuma di kita manusia ,fasilitas untuk kembali MANUNGAL dengan GUSTI da ada mas tinggal tergantung KEMAUAN kita mas apakah MAU Atau TIDAK kembali ke JALAN GUSTI. dalam hal ini bukan jihad yang saya bilang karena itu dipandang dari agama dan banyak negatifnya dari pada positifnya.
 
Bls: Kanjeng Ratu Kidul

ya ngak apa apa mas, ini menurut pendapat saya. dalam ilmu mistik ada tingkatan masing masing seperti halnya di dunia nyata ada yang tidak sekolah,ada yang cuma tk,ada yang cuma sd,ada yang cuma smp,sampai ada yang profesor. nah tentunya apa yang diketahui yang tidak sekolah dengan yang prof lain donk.. begitu juga di mistik,dalam mistik diperlukan KUASA supaya akurat, kuasa itu dari GUSTI.
kanjeng ratu kidul itu nyata adanya , termasuk ROH.
memang GUSTI ITU EMPUNYA KERAJAAN SURGA,MULIA DAN KUASA SELAMA LAMANYA.. nah kanjeng ratu kidul itu salah satu ROH yang di amanahkan menjaga pantai laut selatan. jadi KRK itu juga utusan sama seperti kita cuma tugas dan wilayahnya lain lain.. semua alam itu ada pemimpinnya masing masing seperti layaknya dunia kita namun byk yang salah tafsir mengangap KRK itu bagaikan GUSTI yang harus di sembah dan bisa memberikan rejeki.. itu yang harus di rubah.. kita hanya menyembah pada GUSTI, sedangkan KRK adalah patner kita dalam menjaga harmonisai nusantara ini sesuai dengan alam masing masing.. jadi pengliatan org beda beda mas tergantung kemampuannya.. namun bagi yang telah mencapai ilmu tertinggi,semua yang diliat nyata adanya.. mengenai manusia adalah makhluk ciptaan yang terhebat saran saya jangan memandang dari kacamata warna warni agama.. semua adalah ROH mas.. cuma di kita manusia ,fasilitas untuk kembali MANUNGAL dengan GUSTI da ada mas tinggal tergantung KEMAUAN kita mas apakah MAU Atau TIDAK kembali ke JALAN GUSTI. dalam hal ini bukan jihad yang saya bilang karena itu dipandang dari agama dan banyak negatifnya dari pada positifnya.

Mungkin dapat saya coba simpulkan bahwa polemik ini tidak lebih dari sekedar perbedaan perspektif sudut pandang pada masing-masing kita manusia. Bukan begitu pak Kyai ?

Jika saya memandang dari sudut pandang saya sendiri, perihal penjelasan pak Kyai diatas bahwa Kanjeng Ratu Kidul adalah "roh" yang diberi amanah oleh Yang Maha Kuasa untuk menjaga pantai laut selatan, jika memang demikian, saya sarankan lupakan saja dia (si Ratu Kidul).
Mungkin ini terkesan agak ekstrim. Namun bolehlah kita mellihat ke belakang, apa sih prestasi "dia" selama kurang lebih 400 tahun (sejak saat pertama mitos ini di-create oleh Panembahan Senopati) ? Rakyat ketakutan untuk mengeksplorasi hasil laut. Bencana gempa bumi, tsunami, dan letusan gunung Merapi tetap saja terjadi. Invasi militer asing thn.1942 (Jepang) tetap leluasa masuk sebagian melalui pantai selatan.

Bila perlu usir saja si Ratu Kidul itu, karena terbukti lebih merugikan rakyat (yang diuntungkan hanya raja-raja Mataram) atau ganti saja dengan pasukan penjaga pantai yang benar2 manusia dan terlatih dgn baik.
Dalam bahasa saya: Hapus saja mitos Kanjeng Ratu Kidul.
 
Bls: Kanjeng Ratu Kidul

numpang nambahin ya gan....

Coba tanyakan kepada mereka yang hidup dalam zaman atau lingkungan Keraton Yogyakarta. Mereka yakin dengan kebenaran cerita ini. Kebenaran akan cerita Kanjeng Ratu Kidul memang masih tetap menjadi polemik. Tapi terlepas dari polemik tersebut, ada sebuah fenomena yang nyata, bahwa mitos Ratu Kidul memang memiliki relevansi dengan eksistensi Keraton Yogyakarta. Hubungan antara Kanjeng Ratu Kidul dengan Keraton Yogyakarta paling tidak tercantum dalam Babad Tanah Jawi (cerita tentang kanjeng Ratu Kidul di atas, versi kedua). Hubungan seperti apa yang terjalin di antara keduanya?

Y. Argo Twikromo dalam bukunya berjudul Ratu Kidul menyebutkan bahwa masyarakat adalah sebuah komunitas tradisi yang mementingkan keharmonisan, keselarasan dan keseimbangan hidup. Karena hidup ini tidak terlepas dari lingkungan alam sekitar, maka memfungsikan dan memaknai lingkungan alam sangat penting dilakukan.

Sebagai sebuah hubungan komunikasi timbal balik dengan lingkungan yang menurut masyarakat Jawa mempunyai kekuatan yang lebih kuat, masih menurut Twikromo, maka penggunaan simbol pun sering diaktualisasikan. Jika dihubungkan dengan makhluk halus, maka Javanisme mengenal penguasa makhluk halus seperti penguasa Gunung Merapi, penguasa Gunung Lawu, Kayangan nDelpin, dan Laut Selatan. Penguasa Laut Selatan inilah yang oleh orang Jawa disebut Kanjeng Ratu Kidul. Keempat penguasa tersebut mengitari Kesultanan Yogyakarta. Dan untuk mencapai keharmonisan, keselarasan dan keseimbangan dalam masyarakat, maka raja harus mengadakan komunikasi dengan "makhluk-makhluk halus" tersebut.

Menurut Twikromo, bagi raja Jawa berkomunikasi dengan Ratu Kidul adalah sebagai salah satu kekuatan batin dalam mengelola negara. Sebagai kekuatan datan kasat mata (tak terlihat oleh mata), Kanjeng Ratu Kidul harus dimintai restu dalam kegiatan sehari-hari untuk mendapatkan keselamatan dan ketenteraman.

Kepercayaan terhadap Ratu Kidul ini diaktualisasikan dengan baik. Pada kegiatan labuhan misalnya, sebuah upacara tradisional keraton yang dilaksanakan di tepi laut di selatan Yogyakarta, yang diadakan tiap ulang tahun Sri Sultan Hamengkubuwono, menurut perhitungan tahun Saka (tahun Jawa). Upacara ini bertujuan untuk kesejahteraan sultan dan masyarakat Yogyakarta.

Kepercayaan terhadap Kanjeng Ratu Kidul juga diwujudkan lewat tari Bedaya Lambangsari dan Bedaya Semang yang diselenggarakan untuk menghormati serta memperingati Sang Ratu. Bukti lainnya adalah dengan didirikannya sebuah bangunan di Komplek Taman Sari (Istana di Bawah Air), sekitar 1 km sebelah barat Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, yang dinamakan Sumur Gumuling. Tempat ini diyakini sebagai tempat pertemuan sultan dengan Ratu Pantai Selatan, Kanjeng Ratu Kidul.

Penghayatan mitos Kanjeng Ratu Kidul tersebut tidak hanya diyakini dan dilaksanakan oleh pihak keraton saja, tapi juga oleh masyarakat pada umumnya di wilayah kesultanan. Salah satu buktinya adalah adanya kepercayaan bahwa jika orang hilang di Pantai Parangtritis, maka orang tersebut hilang karena "diambil" oleh sang Ratu.

Selain Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, mitos Kanjeng Ratu Kidul juga diyakini oleh saudara mereka, Keraton Surakarta Hadiningrat. Dalam Babad Tanah Jawi memang disebutkan bahwa Kanjeng Ratu Kidul pernah berjanji kepada Panembahan Senopati, penguasa pertama Kerajaan Mataram, untuk menjaga Kerajaan Mataram, para sultan, keluarga kerajaan, dan masyarakat dari malapetaka. Dan karena kedua keraton (Yogyakarta dan Surakarta) memiliki leluhur yang sama (Kerajaan Mataram), maka seperti halnya Keraton Yogyakarta, Keraton Surakarta juga melaksanakan berbagai bentuk penghayatan mereka kepada Kanjeng Ratu Kidul. Salah satunya adalah pementasan tari yang paling sakral di keraton, Bedoyo Ketawang, yang diselenggarakan setahun sekali pada saat peringatan hari penobatan para raja. Sembilan orang penari yang mengenakan pakaian tradisional pengantin Jawa mengundang Ratu Kidul untuk datang dan menikahi susuhunan, dan kabarnya sang Ratu kemudian secara gaib muncul dalam wujud penari kesepuluh yang nampak berkilauan.

Kepercayaan terhadap Ratu Kidul ternyata juga meluas sampai ke daerah Jawa Barat. Anda pasti pernah mendengar, bahwa ada sebuah kamar khusus (nomor 308) di lantai atas Samudera Beach Hotel, Pelabuhan Ratu, yang disajikan khusus untuk Ratu Kidul. Siapapun yang ingin bertemu dengan sang Ratu, bisa masuk ke ruangan ini, tapi harus melalui seorang perantara yang menyajikan persembahan buat sang Ratu. Pengkhususan kamar ini adalah salah satu simbol 'gaib' yang dipakai oleh mantan presiden Soekarno.

Sampai sekarang, di masa yang sangat modern ini, legenda Kanjeng Ratu Kidul, atau Nyi Roro Kidul, atau Ratu Pantai Selatan, adalah legenda yang paling spektakuler. Bahkan ketika anda membaca kisah ini, banyak orang dari Indonesia atau negara lain mengakui bahwa mereka telah bertemu ratu peri yang cantik mengenakan pakaian tradisional Jawa. Salah satu orang yang dikabarkan juga pernah menyaksikan secara langsung wujud sang Ratu adalah sang maestro pelukis Indonesia, (almarhum) Affandi. Pengalamannya itu kemudian ia tuangkan dalam sebuah lukisan.
 

Attachments

  • ratu.jpg
    ratu.jpg
    20 KB · Views: 432
Bls: Kanjeng Ratu Kidul

numpang nambahin ya gan....

Coba tanyakan kepada mereka yang hidup dalam zaman atau lingkungan Keraton Yogyakarta. Mereka yakin dengan kebenaran cerita ini. Kebenaran akan cerita Kanjeng Ratu Kidul memang masih tetap menjadi polemik. Tapi terlepas dari polemik tersebut, ada sebuah fenomena yang nyata, bahwa mitos Ratu Kidul memang memiliki relevansi dengan eksistensi Keraton Yogyakarta. Hubungan antara Kanjeng Ratu Kidul dengan Keraton Yogyakarta paling tidak tercantum dalam Babad Tanah Jawi (cerita tentang kanjeng Ratu Kidul di atas, versi kedua). Hubungan seperti apa yang terjalin di antara keduanya?

Y. Argo Twikromo dalam bukunya berjudul Ratu Kidul menyebutkan bahwa masyarakat adalah sebuah komunitas tradisi yang mementingkan keharmonisan, keselarasan dan keseimbangan hidup. Karena hidup ini tidak terlepas dari lingkungan alam sekitar, maka memfungsikan dan memaknai lingkungan alam sangat penting dilakukan.

Sebagai sebuah hubungan komunikasi timbal balik dengan lingkungan yang menurut masyarakat Jawa mempunyai kekuatan yang lebih kuat, masih menurut Twikromo, maka penggunaan simbol pun sering diaktualisasikan. Jika dihubungkan dengan makhluk halus, maka Javanisme mengenal penguasa makhluk halus seperti penguasa Gunung Merapi, penguasa Gunung Lawu, Kayangan nDelpin, dan Laut Selatan. Penguasa Laut Selatan inilah yang oleh orang Jawa disebut Kanjeng Ratu Kidul. Keempat penguasa tersebut mengitari Kesultanan Yogyakarta. Dan untuk mencapai keharmonisan, keselarasan dan keseimbangan dalam masyarakat, maka raja harus mengadakan komunikasi dengan "makhluk-makhluk halus" tersebut.

Menurut Twikromo, bagi raja Jawa berkomunikasi dengan Ratu Kidul adalah sebagai salah satu kekuatan batin dalam mengelola negara. Sebagai kekuatan datan kasat mata (tak terlihat oleh mata), Kanjeng Ratu Kidul harus dimintai restu dalam kegiatan sehari-hari untuk mendapatkan keselamatan dan ketenteraman.

Kepercayaan terhadap Ratu Kidul ini diaktualisasikan dengan baik. Pada kegiatan labuhan misalnya, sebuah upacara tradisional keraton yang dilaksanakan di tepi laut di selatan Yogyakarta, yang diadakan tiap ulang tahun Sri Sultan Hamengkubuwono, menurut perhitungan tahun Saka (tahun Jawa). Upacara ini bertujuan untuk kesejahteraan sultan dan masyarakat Yogyakarta.

Kepercayaan terhadap Kanjeng Ratu Kidul juga diwujudkan lewat tari Bedaya Lambangsari dan Bedaya Semang yang diselenggarakan untuk menghormati serta memperingati Sang Ratu. Bukti lainnya adalah dengan didirikannya sebuah bangunan di Komplek Taman Sari (Istana di Bawah Air), sekitar 1 km sebelah barat Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, yang dinamakan Sumur Gumuling. Tempat ini diyakini sebagai tempat pertemuan sultan dengan Ratu Pantai Selatan, Kanjeng Ratu Kidul.

Penghayatan mitos Kanjeng Ratu Kidul tersebut tidak hanya diyakini dan dilaksanakan oleh pihak keraton saja, tapi juga oleh masyarakat pada umumnya di wilayah kesultanan. Salah satu buktinya adalah adanya kepercayaan bahwa jika orang hilang di Pantai Parangtritis, maka orang tersebut hilang karena "diambil" oleh sang Ratu.

Selain Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, mitos Kanjeng Ratu Kidul juga diyakini oleh saudara mereka, Keraton Surakarta Hadiningrat. Dalam Babad Tanah Jawi memang disebutkan bahwa Kanjeng Ratu Kidul pernah berjanji kepada Panembahan Senopati, penguasa pertama Kerajaan Mataram, untuk menjaga Kerajaan Mataram, para sultan, keluarga kerajaan, dan masyarakat dari malapetaka. Dan karena kedua keraton (Yogyakarta dan Surakarta) memiliki leluhur yang sama (Kerajaan Mataram), maka seperti halnya Keraton Yogyakarta, Keraton Surakarta juga melaksanakan berbagai bentuk penghayatan mereka kepada Kanjeng Ratu Kidul. Salah satunya adalah pementasan tari yang paling sakral di keraton, Bedoyo Ketawang, yang diselenggarakan setahun sekali pada saat peringatan hari penobatan para raja. Sembilan orang penari yang mengenakan pakaian tradisional pengantin Jawa mengundang Ratu Kidul untuk datang dan menikahi susuhunan, dan kabarnya sang Ratu kemudian secara gaib muncul dalam wujud penari kesepuluh yang nampak berkilauan.

Kepercayaan terhadap Ratu Kidul ternyata juga meluas sampai ke daerah Jawa Barat. Anda pasti pernah mendengar, bahwa ada sebuah kamar khusus (nomor 308) di lantai atas Samudera Beach Hotel, Pelabuhan Ratu, yang disajikan khusus untuk Ratu Kidul. Siapapun yang ingin bertemu dengan sang Ratu, bisa masuk ke ruangan ini, tapi harus melalui seorang perantara yang menyajikan persembahan buat sang Ratu. Pengkhususan kamar ini adalah salah satu simbol 'gaib' yang dipakai oleh mantan presiden Soekarno.

Sampai sekarang, di masa yang sangat modern ini, legenda Kanjeng Ratu Kidul, atau Nyi Roro Kidul, atau Ratu Pantai Selatan, adalah legenda yang paling spektakuler. Bahkan ketika anda membaca kisah ini, banyak orang dari Indonesia atau negara lain mengakui bahwa mereka telah bertemu ratu peri yang cantik mengenakan pakaian tradisional Jawa. Salah satu orang yang dikabarkan juga pernah menyaksikan secara langsung wujud sang Ratu adalah sang maestro pelukis Indonesia, (almarhum) Affandi. Pengalamannya itu kemudian ia tuangkan dalam sebuah lukisan.

Adalah memang benar apa yang ditulis oleh Y. Argo Twikromo yang dikutip oleh mas Corbijn diatas, bahwa mitos Kanjeng Ratu Kidul merupakan salah satu aktualisasi itu sendiri atas simbol yang diyakini oleh masyarakat sebagai penguasa alam khususnya laut selatan. Keyakinan dan kepercayaan seperti ini sangat mungkin berkembang pada masyarakat pratransisi dan belum mengenal atau belum menghayati ajaran agama samawi (Islam dan Kristen) pada saai itu (meskipun sebenarnya Panembahan Senopati adalah raja Mataram Islam pertama).

Apabila masih terdapat keyakinan dan kepercayaan yang kuat di lingkungan Keraton, tentu saja hal ini berkaitan dengan kontinitas hegemoni dari kerajaan Mataram yang berlanjut hingga saat ini di keempat keraton yang ada. Adanya ritual-ritual tertentu hingga bahkan ruangan tertentu semua itu bukanlah bukti bahwa Kanjeng Ratu Kidul itu nyata, namun itulah kegiatan yang merupakan bagian dari kontinitas tadi.

Dengan semakin meluasnya ke-pemelukan agama-agama samawi di Jawa, sedikit banyak dapat mengurangi keyakinan dan kepercayaan masyarakat tentang adanya penguasa ghaib Kanjeng Ratu Kidul. Dalam ajaran agama -agama samawi tidak disebutkan mengenai adanya mahluk penguasa alam selain manusia (diberi kuasa oleh Tuhan untuk mengelola alam). Di atas manusia, tentu saja Tuhan-lah yang paling berkuasa. Tidak pula diajarkan tentang adanya tempat-tempat yang angker. Segala mahluk ghaib hanya ada di alamnya, yaitu alam ghaib.

Saya sependapat dengan anggapan yang menyatakan bahwa mitos Kanjeng Ratu Kidul sebagai warisan kekayaan seni budaya Jawa, terkhusus pada seni perpolitikan kerajaan Mataram. Sehingga esensi dari ritual-ritual yang hingga sekarang masih dilakukan oleh keraton-keraton Yogya-Solo adalah bukan bermakna religius atau mistis, namun hanya sekedar mempertahankan tradisi seni budaya warisan.

Untuk memberikan pemahaman yang seperti tersebut di atas kepada masyarakat generasi penerus demi perubahan pola pikir dan penalaran, mungkin bisa kita andalkan seorang tokoh intelek yang notabene adalah raja dari Kesultanan sekaligus Gubernur Yogyakarta yang tempo hari mencalonkan diri jadi Presiden RI (mungkin pembaca kenal dekat) untuk memberikan pencerahan pemikiran mengenai mitos ini. Hal yang kita inginkan adalah bahwa masyarakat khususnya generasi penerus selain tidak melupakan tradisi seni budaya leluhur, tetapi juga memiliki ketajaman penalaran ilmiah, tidak terbelenggu oleh mitos-mitos yang cenderung menumpulkan daya nalar ilmiah.
 
Bls: Kanjeng Ratu Kidul

nuwun sewu para juragan, saya mau nambahin sedikit lagi ya juragan....

Siapakah sesungguhnya Kanjeng Ratu Kidul itu? Benarkah ada dalam kesungguhannya, ataukah hanya dikenal dalam dongeng saja?

Pertanyaan ini pantas timbul, karena Kanjeng Ratu Kidul termasuk makhluk halus. Hidupnya di alam limunan (gaib), dansukar untuk dibuktikan dengan nyata. Pada umumnya oarang mengenalnya hanya dari tutur kata dan dari semua cerita atau kata orang ini, orang itu, bila dikumpulkan akan menjadi seperti berikut:

Menurut cerita umum, Kanjeng Ratu Kidul pada mudanya bernama Dewi Retna Suwida, seorang putri dari Pajajaran, anak Prabu Mundhingsari, dari istrinya yang bernama Dewi Sarwedi, cucu Sang Hyang Saranadi, cicit Raja siluman di Sigaluh.

Sang putri melarikan diri dari keraton dan bertapa di gunung Kombang. Selama bertapa ini sering nampak kekuatan gaibnya, dapat berganti rupa dari wanita menjadi pria atau sebaliknya. Sang putri wadat (tidak bersuami) dan menjadi ratu diantara makhluk halus seluruh pulau jawa. Istananya didasar samudra indonesia. Tidaklah mengherankan, karena sang putri memang mempunyai darah keturunan dari makhluk halus.

Diceritakan selanjutnya, bahwa setelah menjadi raru sang putri lalu mendapat julukan Kanjeng Ratu Kidul Kencanasari. Ada juga sementara orang yang menyebut Nyai Lara Kidul (di keraton surakarta sebutan Nyai Lara Kidul adalah untuk patihnya, bukan untuk Kanjeng Ratu Kidul sendiri). Malahan ada juga yang menyebutnya Nyira Kidul. Dan yang menyimpang lagi adalah: Bok Lara Mas Ratu Kidul. Kata "Lara" berasal dari "Rara", yang berarti perawan (tidak kawin).

Dikisahkan, bahwa Dewi Retna Suwida yang cantiknya tanpa tanding itu menderita sakit budhug (lepra). Utuk mengobatinya harus mandi dan merendam diri didalam suatu telaga, di pinggir samudra. Konon pada suatu hari, tatkala akan membersihkan muka sang putri melihat bayangan mukanya di permukaan air. Terkejut karena melihat mukanya yang sudah rusak, sang putri lalu terjun kelaut dan tidak kembali lagi ke daratan, dan hilanglah sifat kemanusiaannya serta menjadi makhluk halus.

Ceritaa lain lagi menyebutkan bahwa sementara orang ada yang menamakannya Kanjeng Ratu Angin-angin. Sepanjang penelitian yang pernah dilakukan dapat disimpulakan bahwa Kanjeng Ratu Kidul tidaklah hanya menjadi ratu makhluk halus saja melainkan juga menjadi pujaan penduduk daerah pesisir pantai selatan, mulai darah Jogjakarta sampai dengan Banyuwangi.

Camat desa Paga menerangkan bahwa daerah pesisirnya mempunyai adat bersesaji ke samudra selatan untuk Nyi Rara Kidul. Sesajinya diatur didalam rumah kecil yang khusus dibuat untuk keperluan tersebut (sanggar). Juga pesisir selatan Lumajang setiap tahun mengadakan korban kambing untuknya dan orang pun banyak sekali yang datang.

Mr Welter, seorang warga belanda yang dahulu menjadi Wakil ketua Raad van Indie, menerangkan bahwa tatkala ia masih menjadi kontrolir di Kepanjen, pernah melihat upacara sesaji tahunan di Ngliyep, salah satu pesisir pantai selatan, Jawa timur, yang khusus diadakan untuk Nyai rara kidul. Ditunjukkannya gambar sebuah rumah kecil dengan bilik di dalamnya berisi tempat peraduan dengan sesaji punjungan untuk Nyai Rara Kidul.

Seorang perwira ALRI yang sering mengadakan latihan didaerah ngliyep menerangkan bahwa di pulau kecil sebelah timur ngliyep memang masih terdapat sebuah rumah kecil, tetapi kosong saja sekarang. Apakah rumah ini terlukis gambar Tuan Welter, belumlah dapat dipastikan.

Pengalaman seorang kenalan dari Malang menyebutkan bahwa pada tajun 1955 pernah ada serombongan oran-orang yang nenepi (pergi ke tempat-tempat sepi dan keramat) dipulau karang kecil, sebelah timur Ngliyep.

Seorang diantara mereka adalah gurunya. Dengan cara tanpa busana mereka bersemadi disitu. Apa yang kemudian terjadi ialah, bahwa sang guru mendapat kemben, tanpa diketahui dari siapa asalnya. Yang dapat diceritakannya ialah bahwa ia merasa melihat sebuah rumah emas yang lampunya bersinar-sinar terang sekali.

Dipacitan ada kepercayaan larangan untuk memakai pakaian berwarna hijau gadung (hijau lembayung), yang erat hubungannya dengan Nyai Rara Kidul. Bila ini dilanggar orang akan mendapat bencana. Ini di buktikan denga terjadinya suatu malapetaka yang menimpa suami-istri bangsa belanda beserta dua orang anaknya. Mereka bukan saja tidak percaya pada larangan tersebut, bahkan mengejek dan mencemoohkannya. Pergilah mereka kepantai dengan berpakaian serba hijau. Terjadilah sesuatu yang mengejutkan, karena tiba-tiba ombak besar datang dan dan kembalinya kelaut sambil menyambar keempat orang belanda tersebut.

Seorang dhalang di Blitar menceritakan bahwa didaerahnya sampai kegunung Kelud masih ditaati pantangan Kanjeng Rati Kidul, ialah memakai baju hijau. Tak ada seorang pun yang berani melanggarnya.

Sampai pada waktu akhir-akhir ini orang masih mengenal apa yang disebut 'lampor', yaitu suatu hal yang di pandang sebagai perjalanan Kanjeng Ratu Kidul, yang naik kereta berkuda. Suaranya riuh sekali,gemerincing bunyi genta-genta kecil dan suara angin meniup pun membuat suasana menjadi seram. Orang lalu berteriak "Lampor! Lampo! Lampor!", sambil memukul-mukul apa saja yang dapat dipukul, dengan maksud agar tidak ada pengiringnya yang ketinggalan singgah dirumahnya, untuk mengganggu atau merasuki.

Menurut "penglihatan" seorang pemimpin Theosofi bangsa Amerika, Kanjeng Ratu Kidul bukan pria, bukan pula wanita. Dan dikatakannya, bahwa Kanjeng Ratu Kidul dapat di golongkan sebagai Dewi Alam, dalam hal ini Dewi Laut.

Kesimpulan mengenai Kanjeng Ratu Kidul ialah, bahwa adanya bukanlah hanya dalam dongeng atau tahayul saja. Ini adalah hal yang nyata ada, tetapi yang tidak termasuk dalam alam manusiawi, melainkan dalam alam limunan (alam makhluk halus). Ia bukan didalam alam kita, manusia biasa. Yang dapat menerobos alamnya hanya manusia utama seperti Wong Agung Ngeksi Ganda saja, ialah yang dapat menguasai kedua alam, baik alam manusia maupun alam makhluk halus. Dua alam yang melambangkan suatu dwitunggal yang suci.

mungkin kira" begitu dulu karena ini mau pulang kantor jadi senin kita bahas lagi....

matur kesuwun juragan.....

ngos"an ngetikna....

tapi kalo dikasih bintang gpp
 
Bls: Kanjeng Ratu Kidul

@ mas Corbjin
Agak disayangkan kesimpulan Anda bahwa Kanjeng Ratu Kidul itu nyata adanya lebih berdasar kepada cerita-cerita dan bahkan dari dongeng itu sendiri. Mungkin sebaiknya kita coba gunakan metode analisa dengan menggunakan pendekatan-pendekatan disiplin antropologi, sosiologi dan agama. Khusus untuk pendekatan agama (Islam) saya pernah posting di forum ini; bahwa alam ghaib hanya Allah SWT yang mengetahui. Tak seorangpun dapat mengetahui yang ghaib kecuali Rasul-Rasul yang diridhoi (QS. Al Jin ayat 25-26).
 
Bls: Kanjeng Ratu Kidul

@ mas Corbjin
Agak disayangkan kesimpulan Anda bahwa Kanjeng Ratu Kidul itu nyata adanya lebih berdasar kepada cerita-cerita dan bahkan dari dongeng itu sendiri. Mungkin sebaiknya kita coba gunakan metode analisa dengan menggunakan pendekatan-pendekatan disiplin antropologi, sosiologi dan agama. Khusus untuk pendekatan agama (Islam) saya pernah posting di forum ini; bahwa alam ghaib hanya Allah SWT yang mengetahui. Tak seorangpun dapat mengetahui yang ghaib kecuali Rasul-Rasul yang diridhoi (QS. Al Jin ayat 25-26).

carita rakyat atau dongeng warisan leluhur harus kita lestarikan boss...

bahwa alam ghaib hanya Allah SWT yang mengetahui. Tak seorangpun dapat mengetahui yang ghaib kecuali Rasul-Rasul yang diridhoi (QS. Al Jin ayat 25-26).

saya sangat setuju dengan hal diatas ini..
 
Bls: Kanjeng Ratu Kidul

Ini posting saya diwal2 :
"Saya setuju siapapun yang punya argumen atau opini selayaknya kita menghargainya. Kembali ke masalah semula tentang Kanjeng Ratu Kidul, nah menurut saya akan lebih seru jika yang berdiskusi itu memang orang yg pernah atau berinteraksi secara langsung dengan Subyek yang kita bicarakan yaitu Kanjeng Ratu Kidul. Kalau kita hanya berdiskusi atas dasar raba meraba dan ilmu kira2 ya nggak akan ketemu-ketemu hasilnya Mas....he..he.., sama juga kita mendiskusikan tentang benda yg bernama Radio. Ada yg bilang radio itu bentuknya kotak, ada yg bilang bundar, dsb, itupun baru diskusi tentang bentuk belum cara operasionalnya atau diskusi tentang fungsi dari Radio, padahal orang yang berdiskusi sama sekali tersebut belum mengerti atau bahkan belum pernah melihat Radio itu sendiri, ya isi diskusinya ya hanya berdebat dan saling tidak percaya kan ?".

Kenapa saya tulis demikian di awal2 (coba dicek) karena saya paham akan adanya kontra bahkan pengklaiman opini pribadi. Menurut saya baik mas Rully, kyai Gantaro atau siapa saja di diskusi ini tidak ada yang salah atau yang benar, karena kesalahan atau kebenaran itu sangat subyektif, benar menurut mas Rully sepertinya tidak demikian menurut yang lainnya. Jadi ya saya yakin diskusi ini tidak akan ada titik temunya, yang ada hanyalah saling tidak percaya dan bersikukuh dengan opini serta anggapannya.

Andai air laut dijadikan sebagai tinta untuk menuliskan maksud-maksud Allah dalam Alquran, tidak akan tuntas walaupun air laut itu dilipatgandakan, (al-Kahfi: 109).

Nah, saya yakin masih banyak keilmuan yang belum tersurat ataupun tersirat dibeberapa kitab suci termasuk Al- Qur' an. Saya mengibaratkan kitab2 suci adalah sebuah perpustakaan, sejauh dan seberapa hebat kita menguasai semua keilmuan di dalamnya namun belum tentu kita akan dapat memecahkan masalah bila jawaban dan keilmuan itu tidak ada di dalamnya, dan sejatinya telah tergelar di jagad alam raya ini tanpa kita menyadarinya atau mau mendulangnya.

Yang pasti saya tetap mengharga pendapat2 ataupun opini2 kawan2 di forum ini, biarlah kita kembali kepada keyakinan kita masing2, buktikan dengan seiring perjalanan sang waktu. Ingat dan ingat apa yang telah menjadi keyakinan atau persepsi kita. Kelak jawaban yang sejati akan muncul.....saya, anda, kita yang salah, semuanya salah atau satu diantara kita ada yang benar....., Huwallah hu`alam Bisohwab.

Salam Damai. :)
 
Status
Not open for further replies.
Back
Top