Konggres & Kisruh PSSI

Re: Menjelang Konggres PSSI & Kisruh PSSI

Sutiyoso Janji Benahi 3 Pilar
Jonathan Pandapotan | Aloysius Gonsaga | Selasa, 10 Mei 2011 | 21:45 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Calon ketua umum PSSI 2011-2015, Sutiyoso, mengaku bakal memperbaiki masalah pembinaan usia dini, penataan organisasi, dan penataan kompetisi jika dirinya terpilih nanti. Menurut dia, hal itu harus dilakukan jika Indonesia ingin mengatasi ketertinggalan dari negara-negara lain.

Lebih lanjut Bang Yos berjanji bakal memaparkannya secara lebih luas dalam debat kandidat jelang kongres PSSI tanggal 20 Mei mendatang. Namun, sebelumnya, mantan Gubernur DKI Jakarta itu merasa perlu menyampaikan beberapa programnya kepada masyarakat.

"Di tengah karut-marut berbagai persoalan menjelang kongres PSSI dan masih terpuruknya prestasi tim nasional, masyarakat berhak mengetahui siapa calon pemimpinnya dan apa yang akan dilakukannya jika terpilih. Masyarakat tentu tak mau memilih pemimpin yang tak mempunyai rekam jejak dengan program yang jelas," kata Sutiyoso kepada wartawan, Selasa (10/5/2011).

Sutiyoso berpendapat, saat ini pembinaan hanya sebatas program di atas kertas. Belum terlihat kesungguhan dan ketulusan untuk melaksanakannya. Menurut dia, banyak jargon dilontarkan tentang perlunya pembinaan usia dini, baik lewat kompetisi maupun berlatih, tetapi sayangnya banyak yang berhenti di tengah jalan.

Selain itu, kata Bang Yos, penegakan aturan terhadap klub-klub untuk memiliki tim yunior juga harus dilakukan. Itu disebabkan di banyak negara, klub-klub profesional sudah memiliki akademi sepak bola dengan program yang jelas.

Sutiyoso juga menekankan pentingnya peranan swasta dalam membangun sepak bola, termasuk kompetisi yunior. "Dulu ada Liga Bogasari U-15, U-18, dan lainnya, kenapa sekarang tak ada lagi? Ini menunjukkan ada sesuatu yang salah dalam hal marketing karena kurang mampu menjual program sehingga swasta kurang yakin," tuntasnya.


Sumber: Kompas



-dipi-
 
Re: Menjelang Konggres PSSI & Kisruh PSSI

Komding PSSI Loloskan Toisutta-Arifin
Jonathan Pandapotan | Aloysius Gonsaga | Kamis, 12 Mei 2011 | 17:56 WIB

1930327620X310.jpg


JAKARTA, KOMPAS.com — Komite Banding Pemilihan (KBP) PSSI akhirnya menerima banding yang diajukan George Toisutta dan Arifin Panigoro. Keputusan ini nantinya akan dilaporkan kepada Komite Normalisasi PSSI.

Dalam konfrensi pers di kantor PSSI, Kamis (12/5/2011), hadir tiga anggota KBP, yakni Ahmad Riyadh (Jawa Timur), Rio Dinamore (Persepar Palangkaraya), dan Umuh Muchtar (Persib Bandung). Ketua KBP Ahmad Riyadh mengatakan, dari 25 berkas yang mereka terima, ada delapan berkas yang lolos banding.

"Kami memahami bahwa putusan ini tidak mungkin bisa memuaskan semua pihak. Semoga putusan ini bisa diterima dalam rangka rekonsiliasi nasional," kata Ahmad Riyadh.

Ahmad melanjutkan, berkas yang ditolak adalah berkas dari klub, pengurus cabang, dan calon independen. Namun, berkas banding dari para Komite Eksekutif lama PSSI diterima.

"Pertimbangannya, tidak ada satu pasal pun di dalam statuta yang menghalangi para Exco tersebut tak dapat diloloskan kembali," tambah Ahmad.

Dalam membacakan keputusannya, Ahmad juga mengatakan, "Menyatakan sah, Saudara George Toisutta lolos sebagai calon ketua umum PSSI periode 2011-2015."

Selain Toisutta, Arifin Panigoro juga dinyatakan lolos bersama Hadiyandra, Kadir Halid, Bernard Limbong, Subardi, M Zein, dan Toni Apriliani. "Putusan ini bersifat final dan mengikat sejak tanggal ditandatangani," ujar Ahmad.

==============

Alasan Komisi Banding Loloskan Toisutta-Arifin
Jonathan Pandapotan | Aloysius Gonsaga | Kamis, 12 Mei 2011 | 22:20 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Komite Banding Pemilihan (KBP) akhirnya meloloskan nama George Toisutta dan Arifin Panigoro sebagai calon ketua umum dan wakil ketua umum PSSI pada kongres mendatang. Menurut Ketua KBP, Ahmad Riyadh, hal ini dilakukan karena KBP mempunyai alasan yang kuat.

Ahmad Riyadh mengatakan, pihaknya menangkap sinyal bahwa ada indikasi manipulasi data dan fakta dalam proses verifikasi yang lalu. Oleh sebab itu, dalam sidang pleno KBP, mereka memutuskan untuk meloloskan nama Toisutta-Arifin.

"Surat FIFA tanggal 4 dan 21 April mengakomodasi surat PSSI kepada FIFA. FIFA tidak mengetahui apa-apa kecuali adanya surat 28 Februari (dari surat Komite Banding pimpinan Tjipta Lesmana). Padahal, tidak ada keputusan banding pada 28 Februari lalu. Yang ada keputusan banding 25 Februari," ucap Ahmad Riyadh dalam konferensi pers di Kantor PSSI, Kamis (12/5/2011).

Masalah perbedaan tanggal ini yang dinilai bermasalah oleh KBP. FIFA dalam pernyataannya pada 4 April lalu memang menyebutkan bahwa empat kandidat, termasuk Toisutta-Arifin, tidak dapat mencalonkan diri berdasarkan keputusan Komite Banding pada 28 Februari, bukan 25 Februari.

"Faktanya, tidak pernah ada putusan banding pada tanggal 28 Februari. Yang ada, putusan banding tanggal 25 Februari. Lebih aneh lagi, dalam surat yang dikirim PSSI disebutkan empat nama calon, yaitu George Toisutta, Arifin Panigoro, Nurdin Halid, dan Nirwan Bakrie. Padahal, putusan Komite Banding pimpinan Tjipta Lesmana memutuskan empat nama, yakni George Toisutta, Arifin Panigoro, Tuty Dau, dan Sihar Sitorus," tuntas Ahmad Riyadh.



Sumber: kompas


-dipi-
 
Re: Menjelang Konggres PSSI & Kisruh PSSI

FIFA Rombak Komite Normalisasi
Ferril Dennys | Aloysius Gonsaga | Kamis, 12 Mei 2011 | 22:32 WIB

0718353p.JPG


JAKARTA, KOMPAS.com — FIFA memutuskan untuk merombak susunan Komite Normalisasi dengan mengganti lima anggotanya. Perombakan ini terjadi karena FIFA menilai lima anggota Komite Normalisasi berafiliasi kepada Liga Primer Indonesia.

Surat yang ditandatangani oleh Sekjen FIFA Jerome Valcke tersebut dikirimkan melalui faksimile kepada Ketua Komite Normalisasi, Agum Gumelar, Kamis (12/5/2011). Komite Normalisasi yang diketuai Agum Gumelar terdiri dari tujuh anggota, yakni Djoko Driyono, Dityo Pramono, Siti Nurzanah, Sukawi Sutarip, Samsulashar, FX Hadi Rudyatmo, dan Satim Sofyan.

Namun, seperti yang dilansir dari situs resmi PSSI, FIFA memilih merombak komposisi Komite Normalisasi.

"Setelah menganalisis situasi, terutama dengan fakta bahwa lima anggota dikontrol oleh Liga Primer Indonesia (LPI), Komite Darurat FIFA memutuskan mengganti mereka. Sebagai konsekuensinya, Dityo Pramono, Siti Nurzanah, Sukawi Sutarip, Samsulashar, dan Satim Sofyan dicopot dari Komite Normalisasi dan digantikan oleh Rendra Krisna (Presiden Kehormatan Arema FC), Sumaryoto (mantan Ketua Pengprov PSSI Jawa Tengah), Baryadi (Ketua Umum Pengprov PSSI Sumatera Selatan), dan Sinyo Aliandoe (mantan Pelatih Tim Nasional)," tulis FIFA.



sumber: kompas




-dipi-
 
Re: Menjelang Konggres PSSI & Kisruh PSSI

Kongres PSSI Tanpa George dan Arifin
JUM'AT, 13 MEI 2011, 22:28 WIB Marco Tampubolon

110963_agum-di-tengah-kelompok-78_300_225.jpg

Kubu George Toisutta dan Arifin Panigoro telah melayangkan somasi kepada FIFA.

VIVAnews - Ini soal bola. Olahraga yang bergunung pengemarnya di negeri ini. Setelah melewati kisruh yang berkepanjangan, Jumat 13 Mei 2011, Komite Normalisasi akhirnya memutuskan daftar calon ketua umum PSII. Para calon itulah nanti yang bertarung dalam kongres, 20 Mei 2011.

Komite Normalisasi itu dibentuk FIFA, organisasi sepak bola dunia guna menyudahi kisruh PSII yang sudah berbulan lamanya. Ketua komite ini adalah Jenderal (Purn) Agum Gumelar. Dia ditunjuk langsung oleh FIFA. Agum diserahi tugas menggelar kongres, dengan sejumlah ketentuan yang sudah ditetapkan FIFA.

Dalam daftar para calon tadi, tak ada nama Jenderal TNI George Toisutta. Nama pengusaha-politisi Arifin Panigoro juga tak ada. Meski dua nama itu sudah dikabulkan Komite Banding, Kamis 12 Mei 2011.

Komite Normalisasi menegaskan bahwa keputusan itu sudah berjalan di jalur yang benar. Tidak ada yang salah. Dalam jumpa pers yang digelar di kawasan Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jumat 13 Mei 2011, Agum Gumelar menegaskan bahwa keputusan itu berpegang pada surat-surat keputusan yang diterbitkan FIFA.

Keputusan yang dimaksudkan Agum itu adalah keputusan FIFA yang diambil dalam rapat darurat organisasi itu tanggal 1 April 2011. Rapat darurat itu digelar setelah kongres PSSI yang digelar 26 Maret 2011 di Pekanbaru, batal digelar karena kisruh.

Dalam keputusan FIFA yang dirilis ke publik tanggal 4 April 2011 itu disebutkan bahwa empat nama yakni Nurlin Halid, Arifin Panigoro, Nirwan Bakrie, dan George Toisutta dilarang ikut dalam pemilihan. FIFA beralasan keempat nama tersebut sebelumnya telah dianulir Komite Banding yang dibentuk oleh kepengurusan lama.

Jika keputusan itu diabaikan, FIFA akan menjatuhkan sanksi berat. Dan hukuman yang paling berat adalah organisasi PSSI akan disuspend.
Berpegang pada keputusan dan sejumlah syarat FIFA itu, Agum menegaskan bahwa," Semua langkah yang kami lakukan adalah untuk menyelamatkan Indonesia dari sanksi FIFA. Kami telah berusaha untuk bekerja berdasarkan instruksi dari FIFA."

Agum yang lama malang melintang di organisasi sepak bola itu -- pernah menjadi Ketua Umum PSSI dan Komite Olahraga Nasional (KONI)-- menegaskan bahwa dia sesungguhnya sudah berusaha agar tiga nama yakni Arifin Panigoro, Nirwan Bakrie dan George Toisutta bisa diterima oleh FIFA. Itu sebabnya dia terbang ke Zurich, Swiss, tak lama setelah FIFA mengumumkan hasil rapat darurat itu.

Tapi organisasi itu tetap menolak. Lewat surat yang dikirim, 21 April 2011 lalu, FIFA kembali melarang ketiga nama itu untuk maju. Tak hanya sebagai ketua umum, ketiganya juga dilarang mencalonkan diri pada posisi wakil ketua umum, maupun anggota Komite Eksekutif PSSI.

Berdasarkan surat itu tanggal 21 April itulah, Komite Normalisasi yang berfungsi sebagai Komite Pemilihan, menolak melakukan verifikasi terhadap berkas pendaftaran George dan Arifin. Proses verifikasi itu sendiri berlangsung 29 April 2011. Komite yang dipimpin Agum itu juga melarang Arifin dan George melakukan banding atas penolakan itu. Sebab keduanya sudah gugur sebagai bakal calon.

Larangan Agum itu diperkuat lagi oleh FIFA. Lewat surat yang dikirim tanggal 6 Mei 2011, organisasi itu melarang George dan Arifin untuk melakukan banding dan mengancam membekukan PSSI bila melanggar instruksi tersebut.

Namun ancaman FIFA tidak membuat gentar Komite Banding pimpinan Ahmad Riyadh. Komite Banding tetap mengabulkan banding George dan Arifin. Ahmad beralasan telah terjadi manipulasi data dan fakta dalam proses verifikasi bakal calon ketua dan wakil ketua yang telah dilakukan.

"Ada temuan yang kami dapatkan terkait dengan terbitnya surat FIFA tanggal 4 dan 21 (April)," kata Ahmad. Dalam kedua surat itu, katanya, disebutkan bahwa keputusan FIFA disusun setelah mereka menerima banding tanggal 28 Februari. Saat itu Komite Banding masih dipimpin oleh Tjipta Lesmana. Padahal, kata Ahamad, tidak ada keputusan banding pada 28 Februari lalu. Yang ada keputusan banding 25 Februari.

Bahkan dalam keputusan banding pimpinan Tjipta Lesmana itu, katanya, "Tidak pernah dicantumkan nama keempat kandidat, baik Nurdin Halid, Nirwan Bakrie, Arifin Panigoro, dan George Toisutta." Jika nama mereka tidak disebutkan, lantas mengapa ditolak FIFA. Komite Normalisasi, kata Ahmad, dengan kekuasaanya mestinya bisa menanyakan kejanggalan ini kepada FIFA."

Tuduhan Ahmad itu, jawab Agum, salah alamat. Seharusnya pertanyaan itu langsung dialamatkan kepada FIFA. "Silahkan gugat FIFA kalau memang menilai ada kejanggalan dalam keputusan mereka. Namun tolong hargai kami, karena kami hanya menjalankan instruski FIFA agar Indonesia tidak terkena sanksi," kata Agum.

Agum memastikan bahwa Komite Normalisasi tidak menganulir keputusan Komite Banding. Sebab keputusan keduanya tidak saling terkait. Bagaimana mungkin Arifin dan George mengajukan banding, sementara nama keduanya tidak pernah diverifikasi oleh Komite Normalisasi. Sebab sudah ditolak semenjak awal berdasarkan ketentuan FIFA itu.

Lain halnya jika Arifin dan George sudah mengikuti proses verifikasi, terus tidak lolos, lalu mengajukan banding. Banding itu, kata Agum, tidak berlaku bagi mereka yang sama sekali tidak pernah melewati proses verifikasi.

Pembersihan Komite Normalisasi

Sebelum mengumumkan calon tetap yang akan maju pada pemilihan PSSI, Agum terlebih dahulu 'membersihkan' Komite Normalisasi dari orang-orang yang dianggap sudah berpihak. Lima anggota komite yang juga anggota Kelompok 78, pendukung Arifin dan George, didepak dan diganti dengan lima nama baru.
Pergantian itu, kata Agum, sudah lama diperintahkan FIFA, sebab organisasi itu mencium adanya keberpihakan sejumlah anggota dalam komite ini. Agum sendiri mengaku sudah merangkul mereka yang dianggap kurang netral itu. Tapi gagal. Agum mengaku sudah habis kesabaran.

Lalu pergantian itu dilakukan. Pergantian ini telah mendapat persetujuan dari FIFA. Lima anggota KN yang didepak adalah Sukawi Sutarip (Pengprov PSSI Jawa Tengah), Siti Nuzanah (Arema), Samsul Ashar (Persik Kediri), Satim Sofyan (Pengprov PSSI Banten) dan Dityo Pramono (PSPS Pekanbaru).
Mereka digantikan oleh Rendra Krisna (Presiden Kehormatan Arema FC), Sumaryoto (mantan Ketua Pengprov PSSI Jawa Tengah), Baryadi (Ketua Pengprov PSSI Sumatera Selatan) dan Sinyo Aliandoe (mantan pelatih timnas Indonesia).

Komite Normalisasi selanjutnya menetapkan calon-calon yang berhak maju pada Kongres PSSI, 20 Mei 2011. Sebanyak 19 kandidat akan bertarung untuk posisi ketua umum PSSI dan 16 lainnya untuk posisi wakil ketua umum PSSI. Sedangkan 51 kandidat lagi akan bertarung untuk posisi anggota exco PSSI.

Tempuh Jalur Hukum Internasional

Kubu George dan Arifin memilih menyelesaikan masalah ini lewat jalur hukum internasional. Keduanya telah menyewa pengacara internasional, Patrick Mbaya, yang tak lain adalah mantan hakim di Court of Arbitration of Sport (CAS) untuk bertarung di meja hukum melawan otoritas sepakbola dunia tersebut.

Seperti dilaporkan World Football Insider, Mbaya telah melayangkan somasi kepada FIFA. Mbaya meminta FIFA menjelaskan alasannya melarang George dan Arifin maju pada bursa pemilihan PSSI 2011/2015. Mbaya memberi batas waktu hingag Jumat, 13 Mei 2011 dan bila tidak ditanggapi, George dan Arifin sudah siap maju ke sidang Court of Arbitration of Sport (CAS).

Sembari menempuh proses hukum internasional itu, keduanya akan tetap mengikuti Kongres tanggal 20 Mei itu. Dalam jumpa pers yang digelar di Hotel Sahid, Jumat, 13 Mei 2011, kelompok ini menegaskan sikapnya untuk tetap mengacu kepada keputusan Komite Banding Pemilihan. Lolosnya Arifin dan George telah sesuai statuta FIFA.

Kelompok 78 berencana tetap mengikuti Kongres PSSI yang digelar di Hotel Sultan, Jakarta, 20 Mei 2011. "Kami akan tetap mengikuti Kongres karena kami mayoritas di sana," kata Saleh Mukadar, salah seorang juru bicara Kelompok 78 kepada wartawan, Jumat, 13 Mei 2011.
 
Re: Menjelang Konggres PSSI & Kisruh PSSI

Kubu GT - AP akan Legowo jika larangan pencalonan ketum PSSI udah jelas..
 
Re: Menjelang Konggres PSSI & Kisruh PSSI

Kubu GT - AP akan Legowo jika larangan pencalonan ketum PSSI udah jelas..

ga akan pernah ada yang jelas den, kalau masing-2 pihak selalu mengaku yang paling benar......

yang ada malah masalah tambah runyam...
 
Re: Menjelang Konggres PSSI & Kisruh PSSI

DPR Soroti Intervensi TNI Jelang Kongres PSSI
Rabu, 18 Mei 2011 12:14 WIB

Jakarta (ANTARA News) - Wakil Ketua Komisi I DPR Tubagus Hasanuddin menyoroti dugaan intervensi bahkan intimidasi dari oknum TNI terhadap sejumlah pengurus PSSI menjelang Kongres PSSI pada 20 Mei mendatang.

"Kalau memang benar apa yang disinyalir Agum Gumelar (Ketua Komite Normalisasi PSSI) bahwa ada aparat teritorial yang mengintimidasi para pengurus PSSI di daerah, itu perbuatan melanggar hukum dan pantas ditindak tegas," katanya menjawab ANTARA di Jakarta, Rabu.

Ia mengaku kecewa dan kaget mendengar informasi sehubungan tindak intimidasi yang bertujuan agar para pengurus PSSI di daerah-daerah mengajukan "mosi tidak percaya" kepada Komite Normalisasi PSSI yang dipimpin Agum Gumelar.

"Sekali lagi saya tegaskan, tindakan aparat teritorial ini dapat dianggap sebagai pelanggaran terhadap Undang Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI," ujarnya.

Dalam UU itu, kata Tubagus Hasanuddin, TNI, khususnya aparat teritorial tidak dibenarkan ikut campur dalam urusan publik yang bukan menjadi ranah tanggungjawabnya.

"Presiden harus segera memanggil Panglima TNI dan segera menghentikan keterlibatan TNI dalam kasus ini," kata politisi dari PDI Perjuangan yang pernah menjabat Sekretaris Militer Presiden itu.

Kalau kasus ini dibiarkan berlarut-larut dan Presiden tidak mengambil tindakan tegas, katanya, ini menjadi awal dari mundurnya reformasi di lingkungan TNI.

"Kami dari Komisi I juga akan memonitor terus dan bisa segera menyoal itu dalam Rapat Kerja segera," kata Tubagus Hasanuddin.
(M036)


sumber: Antaranews



-dipi-
 
Re: Menjelang Konggres PSSI & Kisruh PSSI

PSSI Umumkan Daftar Peserta Kongres
Kamis, 19 Mei 2011 10:15 WIB

Jakarta (ANTARA News) - Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) telah mengumumkan daftar peserta Kongres PSSI untuk pemilihan pengurus periode 2011-2015 yang akan berlangsung 20 Mei di Hotel Sultan, Jakarta.

PSSI telah mengirimkan undangan menghadiri Kongres kepada seluruh anggota PSSI pemilik hak suara, demikian dikutip dari situs resmi PSSI, Kamis.

Pemilih suara itu terdiri atas 33 Pengprov, 15 klub Liga Super, 16 klub Divisi Utama, 14 klub Divisi Satu, 12 Klub Divisi Dua dan 10 klub Divisi Tiga.

Sebelumnya, sebanyak 92 pemilik suara telah mengkonfirmasi kehadiran dalam Kongres 20 Mei 2011.

Hal ini dikatakan Ketua Komite Normalisasi Agum Gumelar kepada wartawan usai menggelar pertemuan dengan para calon ketua umum, calon wakil ketua umum, dan calon anggota komite eksekutif PSSI di Hotel Le Meridien, Jakarta, Rabu malam.

Adapun daftar anggota pemegang hak suara adalah sebagai berikut:

-33 Pengrov: Aceh, Sumut, Sumbar, Jambi, Riau, Kep. Riau, Sumsel, Kep. Babel, Bengkulu, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jabar, Jateng, DIY, Jatim, Kalbar, Kateng, Kaltim, Kalsel, Sulut, Gorontalo, Sulteng, Sulsel, Sulbar, Sulteng, Bali, NTB, NTT, Maluku, Maluku Utara, Papua, dan Papua Barat.

-15 Klub Liga Super: PS Semen Padang, Sriwijaya FC, PSPS Pekanbaru, Persija Jakarta, PS Pelita Jaya, Persib Bandung, Persijap Jepara, Persela Lamongan, PS Deltras Sidoarjo, Arema Indonesia, Persiba Balikpapan, Bontang FC, Persisam Samarinda, Persiwa Wamena dan Persipura Jayapura.

-16 Divisi Utama (Per 2 Mei 2011): PSAP, Persiraja, PSMS, Persih, Persipasi, Persita, Mitra Kukar, Persiram, Gresik United, Perseman, PSIM, Persidafon, Persiba, Barito Putra, PSBI dan Persigo.

-14 Divisi Satu: PSBS Biak, Persbul Buol, Persepam Pamekasan, PSBL Langsa, Perssin Sinjai, Madiun Putra FC, Persewangi Banyuwangi, Persip Kota Pekalongan, PSBK Blitar, PSGL Gayo Lues, KSB Sumbawa Barat, Persitema Temanggung, Persid Jember dan Persepar Palangkaraya.

-12 Klub Divisi Dua: PS Bungo, Persik Teluk Kuantan, PS Pidie Jaya, Persal Aceh Selatan, Persap Purbalingga, Persenga Nganjuk, Perseba Bangkalan, Persekap Kota Pasuruan, Persewar Waropen, Perseka Kaimana, PS Penajam Paser Utara, Persisum Sumbawa.

-10 Klub Divisi Tiga: Mitra Bola Utama, PS TGM Medan, ISP Purworejo, Persibolmut, Martapura FC, Perseden Denpasar, Nusaina FC, Maung Bandung, Persekat Katingan dan Villa 2000.
(T.T009/K005)


Sumber: Antaranews



-dipi-
 
Re: Menjelang Konggres PSSI & Kisruh PSSI

kelmpok 78 jangan ngototlah dengan memaksakan GT dan AP untuk jadi ketua umum PSSI kalau mereka tidak bisa ya sydahlah masih banyak yang lain nya

toh mereka juga ngak kecewa contoh nya GT dia jenderal di TNI toh dia pasti tidak akan kecewa walaupun tidak terpilih

kalau gue di posisi GT mending gue fokus di TNI saja dari pada harus jadi ketua umum PSSI setidak nya dia bisa membentuk tim sepakbola di TNI

kalau gue jadi AP dengan uang dan perusahaan bukan tidak mungkin saya akan mengikuti jejak bakrie group membeli klub sepakbola di luar negeri

dengan uang yang melimpah bukan tidak mungkin untuk membeli klub real madrid dan mengambil beberapa pemain dari indonesia dan di tempa di akademi madrid

nama AP akan harum di sepakbola indonesia

dari pada ribut berebut jadi ketua umum PSSI,gimana pak usul nya?
 
Re: Menjelang Konggres PSSI & Kisruh PSSI

CAS Tolak Gugatan AP-GT
Ferril Dennys | Aloysius Gonsaga | Kamis, 19 Mei 2011 | 18:04 WIB

1930327620X310.jpg


JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Arbitrase Olahraga atau CAS menolak gugatan yang diajukan kubu George Toisutta dan Arifin Panigoro kepada FIFA. CAS menolaknya karena tidak memiliki yurisdiksi menangani kasus ini.

Surat keputusan ini ditandatangani Komite Banding CAS, Gunnar Warner. Dalam email berbahasa Perancis yang diterima wartawan tertulis, "1. CAS tidak memiliki yurisdiksi untuk menangani kasus bernomor TAS 2011/A/2438 Usman Fakaubun dan kawan-kawan.c.FIFA," "2. Sesuai dengan ketentuan Pasal R37 dari Kode Arbitrase Olahraga, proses TAS 2011/A/2438 Usman Fakaubun dan kawan-kawan.c.FIFA dihentikan dan dihapus dari daftar gugatan. 3. Urutan ini diterbitkan gratis dengan pengecualian dari ongkos perkara sebesar 500 swiss franc atau sekitar Rp 4,8 juta dibayar oleh pemohon dan kasus akan dibatalkan oleh Pengadilan Arbitrase Olahraga."

Keputusan ini bertentangan dengan pernyataan pengacara AP-GT, Patrick Mbaya. Kepada wartawan, Kamis (19/5/2011), Mbaya menyatakan CAS belum bisa mengeluarkan keputusan karena FIFA belum menjatuhkan sanksi kepada Indonesia.


Sumber:Kompas



-dipi-
 
Re: Menjelang Konggres PSSI & Kisruh PSSI

Siang Ini Menpora Buka Kongres PSSI
Jum'at, 20 Mei 2011 | 07:07 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta - Kongres Pemilihan Ketua Umum PSSI periode 2011-2015 akan dibuka oleh Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Alifian Mallarangeng. Kongres yang sekaligus mengagendakan pemilihan Wakil Ketua Umum dan Anggota Komite Eksekutif ini akan digelar di Hotel Sultan, siang ini pukul 14.00 WIB.

Sebelum Menpora, Ketua Komite Normalisasi Agum Gumelar dan Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat Rita Subowo lebih dulu akan memberi sambutan.

Agenda utama Kongres 20 Mei ini adalah memilih Ketua Umum, Wakil Ketua Umum, dan Anggota Komite Eksekutif PSSI periode mendatang. Berdasarkan random acara yang dibagikan kepada peserta kongres, pemilihan Ketua Umum PSSI akan dilakukan paling awal.

Setelah terpilih Ketua Umum PSSI, selanjutnya menentukan Wakil Ketua Umum PSSI. Terakhir barulah memilih sembilan Anggota Komite Eksekutif PSSI.

Tata cara memilih Ketua Umum dan Wakil Ketua lebih sederhana. Satu pemilik suara menentukan pilihannya pada salah satu dari 18 calon tetap. Mekanisme yang sama diterapkan juga untuk memilih satu dari 16 calon Wakil Ketua Umum PSSI. Baik calon Ketua maupun Wakil Ketua, harus mendapatkan dukungan suara 50 persen tambah satu.

Namun, untuk memilih sembilan Anggota Komite Eksekutif PSSI, caranya berbeda. Menurut keterangan Pejabat Pelaksana Sekretaris Jenderal PSSI, Joko Driyono, setiap pemilik suara nanti akan memilih sembilan calon. Yang terpilih adalah yang mendapatkan dukungan suara 50 persen plus satu.

Kongres pemilihan ini diperkirakan bakal menyedot dana sebesar Rp 2 miliar. Alokasi dana terbesar digunakan untuk biaya akomodasi peserta dan para calon tersebut.


Sumber: Tempointeraktif



-dipi-
 
Re: Menjelang Konggres PSSI & Kisruh PSSI

Kongres PSSI 2011 Resmi Dibuka
Wirawan Kusuma | Aloysius Gonsaga | Jumat, 20 Mei 2011 | 15:42 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Kongres Pemilihan Pengurus PSSI periode 2011-2015, di Hotel Sultan, Jakarta, Jumat (20/5/2011), resmi dibuka. Pembukaan kongres ini dilakukan oleh Menteri Pemuda dan Olahraga, Andi Mallarangeng. Nantinya kongres ini akan memutuskan siapa Ketua Umum, Wakil Ketua Umum dan 9 anggota Komite Eksekutif yang nantinya memipin PSSI.

Dalam sambutannya, Andi berharap kongres yang jadi awal lembaran baru PSSI bisa berjalan lancar. Ia juga berharap, kongres ini bisa menghasilkan pengurus PSSI yang kredibel.

"Hari ini banyak orang berharap akan jadi momentum kebangkitan sepak bola nasional. Hari ini akan jadi hari yang bersejarah bagi sepak bola kita. Kita akan membuka lembaran baru agar PSSI lebih maju," ujar Andi.

"Saya berharap kongres ini berjalan dengan baik dan menghasilkan pengurus yang kredibel. Siapapun yang terpilih akan kami dukung. Untuk berjalannya kongres ini kami serahkan semua kepada anda-anda dan semoga bisa berjalan dengan baik," sambungnya.

Ketua Komite Normalisasi, Agum Gumelar juga mengharapkan kongres ini berjalan baik. Ia mengatakan, banyak orang yang berharap kongres ini menghasilkan keputusan yang bermanfaat bagi sepak bola nasional.

"Banyak orang, termasuk saya, berharap kongres ini berjalan baik dan menghasilkan keputusan yang tentunya bermanfaat bagi sepak bola Indonesia dan jadi tanggung jawab kita untuk mewujudkan harapan itu," kata Agum.

Agum kemudian meminta semua pihak menjunjung tinggi sportivitas dan tetap memberikan dukungan kepada siapapun yang terpilih nantinya.

"Siapa pun yang terpilih, harus kita dukung. Bagi mereka yang belum terpilih, mohon legowo. Kita harus sportif. Kemenangan kita harus terima dengan rasa syukur. Kalau kalah harus lapang dada. Itu yang namanya sportif," tambahnya.

Kongres ini sendiri dihadiri oleh perwakilan FIFA, Thierry Regennas dan Frank van Hattum, serta perwakilan AFC Alex Assosay dan Christopher James, dan Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Rita Subowo.

=====================

Pemegang Suara Minta Pihak Keamanan Dikeluarkan
Wirawan Kusuma | Aloysius Gonsaga | Jumat, 20 Mei 2011 | 16:32 WIB


JAKARTA, KOMPAS.com - Peserta Kongres Pemilihan Pengurus PSSI periode 2011-2015, meminta Komite Normalisasi yang didaulat sebagai pemimpin sidang, Agum Gumelar mengeluarkan pihak yang tak punya hak suara. Mereka juga meminta pihak keamanan untuk keluar dari arena kongres karena merasa tertekan.

Mereka menilai pihak keamanan telah melakukan intervensi karena melarang pemegang suara untuk berbicara. Kejadian ini berawal dari salah seorang panitia melarang pemegang suara untuk melayangkan interupsi. Beberapa pemegang suara pun langsung beranjak dari tempat duduknya untuk mengusir pihak keamanan tersebut.

Para pemegang suara pun kembali meminta Agum mengeluarkan pihak yang tidak mempunyai hak suara dari arena. Agum sendiri hanya meminta pihak keamanan untuk mundur dan hanya melihat dari belakang arema kongres. Acara pun kembali berjalan lancar.

=============

Baru Mulai, Kongres PSSI Ricuh
Ferril Dennys | Tjatur Wiharyo | Jumat, 20 Mei 2011 | 16:24 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com- Kongres PSSI yang digelar di Hotel Sultan, Jumat (20/5/2011) baru mulai, tetapi suasana langsung tampak tidak tertib.

Awalnya, Ketua Komite Normalisasi, Agum Gumelar, ingin membacakan tata tertib kongres. Namun, tiba-tiba, Pengprov Jawa Barat melancarkan pertanyaan dan meminta yang bukan pemilik suara untuk keluar dari arena kongres.

Kemudian ada pemilik suara yang meminta Komite Banding memberikan penjelasan keputusan Komite Banding. Sejak itu, suasana menjadi tegang. Agum pun berusaha menenangkan pemilik suara. Namun, beberapa pemilik suara terus melancarkan protes.



sumber: Kompas



-dipi-
 
Re: Menjelang Konggres PSSI & Kisruh PSSI

Akhirnya...Persepakbolaan Kita Indonesia, tdk dapat mengikuti ajang tarung di Asia maupun sea Games, Para kelompok 78, benar2 pada cari kekuasaan..mikir gimana cara memajukan persepakbolaan Indonesia..Pak Agung jangan di hentikan Konresnya, Usir aja kelompok yang menghambat Pembentukan PSSI
 
Re: Menjelang Konggres PSSI & Kisruh PSSI

Kongres "Deadlock", PSSI Terancam Sanksi
Wirawan Kusuma | Aloysius Gonsaga | Jumat, 20 Mei 2011 | 20:45 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Kongres Pemilihan Pengurus PSSI periode 2011-2015 akhirnya berjalan deadlock. Pemimpin sidang yang juga Ketua Komite Normalisasi dengan tegas menutup kongres karena menilai jalannya sidang sudah tak kondusif.

"Dengan menyebut nama Allah dan dengan berat hati saya menutup kongres ini," ujar Agum Gumelar dengan nada tinggi. Dengan ini, PSSI terancam mendapat sanksi dari FIFA.


Sumber: Kompas



-dipi-
 
Re: Menjelang Konggres PSSI & Kisruh PSSI

FIFA Bahas Nasib PSSI 30 Mei
Sabtu, 21 Mei 2011 | 05:05 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta - Senior Communication Advisor FIFA Wolfgang Resch mengatakan FIFA akan membahas laporan mengenai Kongres Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesoa pada 30 Mei mendatang. "Kami akan memberikan berita pers setelah pertemuan itu," kata Wolfgang kepada koresponden Tempo di Zurich, Swiss, Valerie Sticher, melalui hubungan telepon dan e-mail kemarin.

FIFA saat ini masih menunggu laporan dari Direktur Keanggotaan dan Pengembangan FIFA Thierry Regenass, yang menghadiri Kongres PSSI di Hotel Sultan, Jakarta, tersebut. Kongres berlangsung semalam dan dipimpin Ketua Komite Normalisasi PSSI Agum Gumelar.

Kongres yang memiliki agenda memilih ketua umum, wakil ketua umum, dan komite eksekutif periode 2011-2015 itu berlangsung ricuh dan dihentikan setelah berlangsung selama enam jam. Agum mengetuk palu tiga kali sebagai tanda kongres ditutup. "Suasana sudah tidak terkendali, sudah tidak kondusif, maka dengan mengucap alhamdulillah kongres ditutup," kata Agum. Sesaat setelah itu, petugas keamanan langsung mengamankan Agum dan delegasi FIFA, yakni Thierry Regenass, Van Hattum, dan Rayna Saei, serta wakil AFC, Alex Soasay dan James C. Johnson.

Kegagalan kongres ini menimbulkan kecaman dari berbagai kalangan. Pengamat sepak bola dan komunikasi politik dari Universitas Diponegoro, Ari Junaedi, menilai buntunya Kongres PSSI ini sangat memalukan dan merugikan dunia persepakbolaan Indonesia. "Ini buah dari kekanak-kanakan kelompok 78 pendukung George Toisutta dan Arifin Panigoro," kata Ari.

Dia menilai langkah Agum menghentikan kongres sudah tepat. "Ini adalah kebodohan yang luar biasa dari peserta kongres yang ngotot memaksakan kehendak."

Pelatih tim nasional Indonesia untuk SEA Games 2011, Rahmad Darmawan, mengatakan kegagalan kongres ini menyebabkan Indonesia tak bisa mengirim tim nasional ke SEA Games dan ajang internasional lainnya. "Sekarang tinggal menunggu FIFA ketuk palu menjatuhkan sanksi," kata Rahmad. Dia menyerukan agar para pelatih dan mantan pemain sepak bola nasional mengambil alih kepengurusan PSSI. Ia berpendapat orang-orang yang hanya berduit banyak tak akan bisa mengurus PSSI.

Sementara itu, kelompok yang menamakan diri Forum Padamu Negeri--semula mereka disebut Kelompok 78--menyatakan apa yang terjadi di kongres bukan tanggung jawab mereka. Yunus Nusi, salah satu pemilik suara dari Persisam Samarinda, menyatakan kalau FIFA menjatuhkan sanksi, hal itu bukan karena ulah mereka. "Kita tidak meninggalkan kongres," katanya.

Kericuhan dalam Kongres sudah dimulai sejak dibuka. Sejumlah delegasi yang mendukung George Toisutta dan Arifin Panigoro melakukan hujan interupsi. Mereka, antara lain, Manajer Persepar Palangkaraya Tuty Dau; Umuh Muchtar (Persib Bandung); dan pemilik tim Divisi Utama Liga Indonesia asal Medan, Pro Titan, Sihar Sitorus. Mereka mempertanyakan Komite Normalisasi yang tidak meloloskan Toisutta dan Arifin maju sebagai calon ketua dan wakil ketua, padahal sudah diloloskan Komite Banding.

Peserta juga mendesak Regenass menjelaskan kenapa FIFA melarang Toisutta dan Arifin. Regenass menjelaskan, FIFA menolak pencalonan empat nama, yaitu Nurdin Halid, Nirwan Dermawan Bakrie, Toisutta, dan Arifin, karena kehadiran Liga Primer Indonesia) sebagai liga tersendiri di luar PSSI. "Itu merupakan tabu bagi FIFA," katanya. Itulah yang membuat Toisutta dan Arifin menjadi tidak layak.

Kekisruhan memuncak ketika pendukung Toisutta-Arifin ngotot agar Komite Banding memaparkan hasil keputusannya. Suasana tak terkendali ketika terjadi perdebatan soal voting, apakah harus dilakukan tertutup atau terbuka. Di tengah perdebatan ini terdengar caci maki kepada Agum yang membuat salah satu anggota Komite Normalisasi, Hadi Rudyatmo, meninggalkan kongres. Puncaknya, Agum menghentikan sidang.



Sumber: Tempo



-dipi-
 
Back
Top