Main Saham Online Kini Lebih Menyenangkan di Lautandhana Online Trading | LOTS

Market Movement

Mengawali pekan IHSG ditutup menguat ke level 5.480 atau naik 0,2% didorong penguatan saham-saham unggulan. Seluruh indeks sektoral pun menghijau, dengan penguatan dipimpin saham-saham sektor aneka industri, industri dasar, dan manufaktur. Investor asing kembali mencatatkan posisi beli bersih, dengan nilai transaksi mencapai Rp465,5 miliar di seluruh pasar. Saham-saham top gainers di antaranya adalah Mitra Keluarga (MIKA) naik Rp 950 ke Rp 23.425, Unilever (UNVR) naik Rp 475 ke Rp 39.525, Matahari (LPPF) naik Rp 450 ke Rp 19.625, dan Bank of India (BSWD) naik Rp 405 ke Rp 5.300.Sementara saham-saham kategori top losers antara lain HM Sampoerna (HMSP) turun Rp 500 ke Rp 74.000, Astra Agro (AALI) turun Rp 350 ke Rp 23.550, Saratoga (SRTG) turun Rp 200 ke Rp 4.700, dan AKR (AKRA) turun Rp 200 ke Rp 5.325.

Global Update

Bursa saham Wall Street rally setelah mendengar pernyataan dari Fed mengenai implikasi kebijakan suku bunga yang kemungkinan besar masih akan ditahan di level terendahnya di tengah lemahnya penyerapan tenagakerja pekan lalu. Saham-saham energi dan utilitas memimpin penguatan di pasar. Indeks Dow Jones, S&P500, dan Nasdaq masing-masing ditutup pada level 17.880,9 (+0,7%), 2.080,6 (+0,7%), dan 4.917,3 (+0,6%).

Corporate Summary

Ø WIKA Raih Kontrak Baru Rp 4,1 T
Ø PGAS Bagi Dividen Rp144,84 / Saham
Ø PGAS Rombak Jajaran Komisaris
Ø PGAS akuisisi Fasken sebesar 36%
Ø PTBA Setop Eksplorasi hingga September 2015
Ø Capex KAEF sebesar Rp 590,6 M di 2015
Ø BRAU Siap Tambah Modal US$100 juta
Ø Margin GDYR Susut Menjadi 1,71% pada tahun 2014
Ø SMGR Proyeksikan Pertumbuhan Laba Sebesar 12% yoy
Ø CPIN Catat Pertumbuhan Penjualan dan Penurunan Laba Bersih
Ø NRCA Raih Kontrak Baru Rp 598 miliar
Ø DSSA Segera Finalisasi Share Swap Rp 14,7 triliun
Ø Kredit Perbankan Tumbuh 12% YoY
Ø TPIA Jual Aset Tanah

lots
 
Berita Emiten | Tuesday , 07 Apr 2015

WIKA Raih Kontrak Baru Rp 4,1 T

Sepanjang 1Q15, WIKA berhasil mengantongi kontrak baru sebesar Rp 4,1 triliun, setara 13% dari total target kontrak baru yang telah ditetapkan manajemen WIKA.

PGAS Bagi Dividen Rp144,84 / Saham

RUPSTPGAS menyetujui pembagian dividen tahun buku 2014 senilai Rp144,84 per saham. Adapun pembagian dividen akan diberikan selambatnya tiga puluh hari setelah RUPS dilaksanakan.

PGAS Rombak Jajaran Komisaris

PGAS merombak jajaran komisaris yakni Imam Sugema sebagai Komisaris Utama Independen, dan Tirta Hidayat, Mohammad Ikssan, Paiman Rahardjo, IGN WiramatjaPuja dan M. Zamkhani sebagai komisaris. Jajaran Direksi tidak berubah.

PGAS akuisisi Fasken sebesar 36%

PGAS melalui anak usahanya PT. Saka Energi Indonesia telah menuntaskan akuisisi sebesar US$ 125 juta (36% porsi kepemilikan). PGAS berharap pendapatan dari shale gas Fasken sebesar US$ 208,5 juta sehingga PGAS mendapatkan US$75 juta. Tahun ini, produksi di area tersebut sudah mencapai 120 mmscfd. Harapannya, produksi di area tersebut bisa naik hingga 170 mmscfd sampai 190 mmscfd. PGAS juga telah menuntaskan akuisisi di wilayah kerja Pangkah sebesar 74% sehingga memiliki 100% kepemilikan dan berharap akan mendapat kontribusi pendapatan sebesar US$ 269 juta. Melalui Saka Energi juga melakukan akuisisi 8,9% milik KNOC dan pada akhir tahun lalu PGAS menyelesaikan akusisi 20% di Muriah bersama dengan operator Petronas.

PTBA Setop Eksplorasi hingga September 2015

PTBA menyatakan tidak akan melakukan eksplorasi pertambangan sampai September 2015, untuk penambahan sumber daya di luar area yang telah memeroleh ijin eksploitasi.Pada tahun ini, perseroan mengalokasikan capex sekitar Rp5 triliun untuk pengembangan dan biaya rutin.

Capex KAEF sebesar Rp 590,6 M di 2015

Tahun ini, capex KAEF berkurang 37,13% menjadi Rp 590,6 miliar untuk pembangunan pabrik secara bertahap, pengembangan apotek dan klinik.

BRAU Siap Tambah Modal US$100 juta

BRAU akan melakukan rekapitalisasi dengan tiga aksi yang akan dilakukan antara lain: meningkatkan nilai ekuitas melalui penerbitan saham baru melalui penawaran terbuka senilai US$ 100 juta, membayar pokok notes 2015 dan notes 2017 dengan total nilai US$ 118,75 juta dan BRAU akan menukar notes 2015 dan 2017 dengan notes baru yang akan jauh tempo di tahun 2019 dan 2020 di Singapura.

Margin GDYR Susut Menjadi 1,71% pada tahun 2014

GDYR alami kenaikan pembayaran biaya teknis dan lisensi kepada induk perusahaan. Terhitung 1 April 2015, GDYR harus membayar biaya teknis dan lisensi sebesar 3,5% dari penjualan bersih dan 5% pada awal 2016. GDYR mencatat penjualan yang menurun 12.8% yoy menjadi US$ 160.8 juta pada 2014, Laba bersih turun 41,3% yoy menjadi US$ 2,7 juta dan margin laba menjadi 1,71%.

SMGR Proyeksikan Pertumbuhan Laba Sebesar 12% yoy

SMGR memproyeksikan laba bersih sebesar Rp 368 miliar (tumbuh 12% year on year). Pendapatan juga diproyeksikan naik menjadi Rp 1,71 triliun (tumbuh 41% yoy).

CPIN Catat Pertumbuhan Penjualan dan Penurunan Laba Bersih

CPIN mencatat penjualan sebesar Rp 29,1 triliun tumbuh 13,6% yoy namun terjadi penurunan pada laba bersih perusahaan sebesar 31% yoy menjadi Rp 1,75 triliun.

NRCA Raih Kontrak Baru Rp 598 miliar

NRCA hingga 1Q15 ini telah membukukan perolehan kontrak baru senilai total Rp 598 miliar antara lain: proyek Praxis Hotel & Apartment Surabaya, Hotel Pullman Ciawi, perluasan ADA Setiabudi Semarang dan Sampoerna Sukorejo V Surabaya.

DSSA Segera Finalisasi Share Swap Rp 14,7 triliun

DSSA akan memfinalisasi transaksi share swap anak perusahaannya, GEMS dengan United Fiber System Ltd, perusahaan asal Singapura sebanyak 3,94 miliar saham dengan harga Rp 3.735 per saham. Total nilai transaksi share swap ini mencapai Rp 14,7 triliun. Selanjutnya, DSSA akan mengambil alih saham baru United Fiber senilai Sing$ 0,95 per saham.

Kredit Perbankan Tumbuh 12% YoY

Hingga bulan Februari, penyaluran kredit perbankan bertumbuh sebesar 12% YoY mencapai senilai Rp 3,7 triliun yang didorong oleh kredit modal kerja yang bertumbuh 12% YoY. DPK pada periode yang sama 15,4% YoY mencapai senilai Rp 4,1 triliun.

TPIA Jual Aset Tanah

TPIA menjual aset berupa tanah kepada cucu perusahaan PT. Synthetic Rubber Indonesia senilai US$ 32,36 juta. Saat ini Synthetic Rubber Indonesia sedang menyelesaikan proses rencana ekspansi yaitu membangun pabrik yang direncanakan akan beroperasi awal 2017 dan berekspansi ke naphta #####er di pabrik Cilegon yuang sudah berdiri. Namun akan terjadi penhentian produksi selama 90 hari karena perusahaan harus menyambungkan mesin lama dengan mesin naphta #####er yang baru.
 
Market Movement

IHSG melesat naik kembali ke level 5.500-an berkat penguatan saham-saham unggulan. Investor asing juga kembali mendaratkan dananya di bursa, dengan nilai transaksi beli bersih mencapai Rp478,8 miliar di seluruh pasar. Dari seluruh indeks sektoral, hanya saham aneka industri yang melemah, sementara sektor lainnya menguat, dipimpin saham perkebunan, industri dasar, dan konsumer. Saham-saham top gainers di antaranya adalah Mitra Keluarga (MIKA) naik Rp 925 ke Rp 24.725, United Tractor (UNTR) naik Rp 875 ke Rp 22.900, Multi Bintang (MLBI) naik Rp 550 ke Rp 10.175, dan Unilever (UNVR) naik Rp 500 ke Rp 39.800.Sementara saham-saham top losers antara lain Taisho (SQBI) turun Rp 10.000 ke Rp 310.000, Multi Prima (LPIN) turun Rp 625 ke Rp 5.800, Tembaga Mulia (TBMS) turun Rp 500 ke Rp 7.550, dan Elang Mahkota (EMTK) turun Rp 500 ke Rp 11.300.

Global Update

Pasca menguat di awal pekan, bursa saham Wall Street kembali melemah di tengah kembali menguatnya USD. Penguatan mata uang dolar ini membuat investor kuatir akan mempengaruhi kinerja emiten-emiten multinasional. Indeks Dow Jones, S&P500, dan Nasdaq kompak melemah tipis, masing-masing ditutup pada level 17.875,4 (-0,0%), 2.076,3 (-0,2%), dan 4.910,2 (-0,1%). Sementara itu bursa saham Eropa menguat pasca libur hari raya Paskah, ditopang keyakinan pasar bahwa stimulus ECB akan menyokong peguatan ekonomi ditambah the Fed yang akan menahan diri untuk menaikkan suku bunga. Indeks FTSE100 dan Stoxx50 kompak menghijau, masing-masing ditutup pada level 6.961,8 (+1,9%) dan 3.768,7 (+1,9%).

Corporate Summary

Ø Sepanjang 3M15, BFIN Raup Pembiayaan Rp 2,7 T
Ø SMRA Akuisisi Saham Java Investama Properti
Ø BCAP akan Rights Issue tanpa HMETD
Ø KIJA akan Bangun 500 Boutique hotel di Marina Tanjung Lesung
Ø Pendapatan DILD Naik 21%
Ø DILD Incar Pendapatan Rp2,7 triliun tahun ini
Ø PJAA akan Ekspansi Tiga Wahana Rekreasi Tahun Ini
Ø ASSA Optimis Bisnis Jasa Lelang Mobil Tumbuh Dua Kali Lipat
Ø INDF Sediakan US$ 150 juta untuk Proyek Pabrik Gula ketiga
Ø SMRA Incar Ekspansi 300 Ha lahan
Ø SRGA Anggarkan Belanja Modal US$100 juta
Ø Serikat Pekerja BRAU Tolak Rencana Pengangkatan Direksi baru
Ø Rencana IPO di 2015
Ø PGAS Garap Tiga Proyek Tahun Ini
Ø GIAA Targetkan Pendapatan US$ 4,4 miliar
Ø PTPP Raih Kontrak Baru Senilai Rp 6,7 triliun

lots
 
Bursa Hari Ini
09 Apr 2015 09:08

Market Movement

IHSG kembali terkoreksi sebesar 0,7% ke level 5.486,6 dipicu oleh aksi profit taking. Dari sembilan indeks sektoral, hanya saham-saham perkebunan yang positif, sementara sektor lainnya melemah, dipimpin saham-saham aneka industri, manufaktur dan pertambangan. Sementara itu investor asing masih konsisten membeli saham, dengan nilai transaksi beli bersih mencapai lebih dari Rp250 miliar di seluruh pasar. Saham-saham top gainers di antaranya adalah Gudang Garam (GGRM) naik Rp 1.900 ke Rp 53.900, Mitra Keluarga (MIKA) naik Rp 375 ke Rp 25.100, Citra Tubindo (CTRA) naik Rp 350 ke Rp 6.150, dan Lippo Insurance (LPGI) turun Rp 250 ke Rp 4.750.Sementara saham-saham top losers antara lain Unilever (UNVR) turun Rp 1.100 ke Rp 38.700, Multi Prima (LPIN) turun Rp 575 ke Rp 5.225, United Tractor (UNRT) turun Rp 400 ke Rp 22.500, dan Plaza Indonesia (PLIN) turun Rp 395 ke Rp 2.505.

Global Update

Bursa saham AS merespon positif setelah the Fed mengindikasikan akan tetap menaikkan suku bunga nya tahun ini. Indeks Dow Jones, S&P500, dan Nasdaq ditutup naik masing-masing 0,2% ke 17.902,5, 0,3% ke 2.081,9 dan 0,8* ke 4.950,8. Sementara itu, pasca menguat cukup tinggi pada perdagangan hari Selasa, kemarin bursa saham Eropa terkoreksi dipicu kembali melemahnya harga minyak dunia. Saham-saham energi memimpin pelemahan seperti Shell (-4,4%) dan SBM Offshore (8,1%). Indeks Stoxx50 dan FTSE 100 masing-masing ditutup pada level 3.742,6 (-0,7%) dan 6.937,4 (-0,3%).

Corporate Summary

Ø 1Q15, INAF Masih Catat Rugi Rp 13 M

Ø Eksekusi MSOP, saham AKRA bertambah

Ø INDY Produksi Batubara Mencapai 40,3 juta ton tahun 2014

Ø KAEF Siapkan Capex Sebesar Rp 591 miliar

Ø KAEF Bagi Dividen Rp 8,44/saham

Ø ISAT Siapkan Capex Sebesar Rp 6,5-7 Triliun

Ø ISAT Jajaki Pinjaman US$ 150 juta

Ø ACST Raih Kontrak Baru Rp 1,3 triliun

Ø BJTM Bagikan Dividen Rp 624 miliar

lots
 
Berita Emiten Thursday , 09 Apr 2015

1Q15, INAF Masih Catat Rugi Rp 13 M

INAF masih mencatat rugi sebesar Rp 13 miliar pada 1Q15, lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yaitu Rp 38 miliar. Perseroan akan terus fokus memperbaiki kinerja melalui berbagai efisiensi agar bisa mencetak keuntungan di tahun ini.

Eksekusi MSOP, saham AKRA bertambah

Direktur AKRA ramai-ramai menambah saham dalam rangka Management Stock Option Plan (MSOP) sehingga jumlah saham beredar perseroan bertambah. Tercatat ada 5 direksi yang menambah sahamnya, dengan mengkonversi opsi saham menjadi saham.

INDY Produksi Batubara Mencapai 40,3 juta ton tahun 2014

Realisasi produksi batu bara INDY pada 2014 meleset tipis dari target yang telah ditetapkan sebesar 41 juta ton, yakni 40,3 juta ton yang dihasilkan dari 5 wilayah konsesi di Kalimantan Timur, yang dikelola oleh anak usaha INDY yakni PT Kideco Agung, Meski di bawah target, produksi tahun lalu masih di atas realisasi 2013 sebesar 37,3 juta ton..

KAEF Siapkan Capex Sebesar Rp 591 miliar

KAEF menganggarkan capex sebesar Rp 591 miliar yang akan dipakai untuk membangun pabrik secara bertahap, pengembangan apotek dan klinik. 30% pendanaan capex akan berasal dari internal dan sisa 70% capex akan diperoleh dari eksternal.

KAEF Bagi Dividen Rp 8,44/saham

KAEF akan membagikan dividen sebesar Rp 8,44/saham. Jumlah dividen tersebut mencapai Rp 46,92 Miliar atau 20% dari total laba perseroan tahun lalu yang mencapai Rp 234,6 Miliar. Sisa 80% dari laba bersih akan dipakai untuk pengembangan perseroan sebagai laba ditahan.

ISAT Siapkan Capex Sebesar Rp 6,5-7 Triliun

ISAT menyiapkan dana internal sebesar Rp 6,5-7 triliun untuk capex tahun ini. 80% dari capex akan dipakai untuk menutup jaringan 2G dan mengaktifkan jaringan 3G dan 4G. dan sisa 20% dari capex untuk keperluan lain-lain.

ISAT Jajaki Pinjaman US$ 150 juta

ISAT tengah menjajaki pinjaman perbankan asing senilai total US$ 150 juta yang akan digunakan untuk membiayai capex, biaya operasional dan refinancing pinjaman.

ACST Raih Kontrak Baru Rp 1,3 triliun

ACST hingga Maret 2015 berhasil memperoleh kontrak baru senilai total Rp 1,3 triliun setara dengan 75% dar target kontrak baru 2015 Rp 2 triliun. Kontrak tersebut berasal dari proyek pembangunan Thamrin Nine dan Langham Senopati. Perseroan berencana untuk menaikkan target kontrak baru tahun ini seiring dengan tingginya kontrak baru di 1Q15.

BJTM Bagikan Dividen Rp 624 miliar

RUPST BJTM menyetujui pembagian dividen tahun buku 2014 sebesar Rp 41,86 per saham senilai total Rp 624 miliar yang akan dibayarkan pada 5 Mei 2015. Sementara itu, perseroan juga berencana melakukan spin off unit usaha syariah yang diharapkan terealisasi pada awal tahun 2017.

lots
 
Bursa Hari Ini Friday , 10 Apr 2015

Market Movement

IHSG berhasil naik tipis 0,3% ke level 5.500,9 dipicu oleh aksi borong saham yang didominasi investor domestik menjelang penutupan saham. Tercatat transaksi investor asing yang melakukan net sell sebesar Rp 362,3 miliar. Dari keseluruhan indeks sektoral, hanya sektor keuangan dan perkebunan yang melemah sedangkan sektor lainnya menguat tipis dipimpin oleh sektor aneka industri, manufaktur dan konsumer. Saham-saham top gainers diantaranya adalah Gudang Garam (GGRM) naik Rp 750 ke Rp 54.650, Mitra Keluarga (MIKA) naik Rp 675 ke Rp 25.775, Unilever (UNVR) naik Rp 650 ke Rp 39.350 dan Samudra Indonesia (SMDR) naik Rp 525 ke Rp 10.450. Sementara saham-saham top losers diantaranya adalah Lion Metal (LION) turun Rp 1.975 ke Rp 8.500, Mayora (MYOR) turun Rp 1.350 ke Rp 27.500, Matahari (LPPF) turun Rp 725 ke Rp 18.700 dan Maskapai Reasuransi (MREI) turun Rp 585 ke Rp 2.665.

Global Update

Pasar saham Wall Street diakhiri positif didorong penguatan saham-saham energi yang dipicu naiknya harga minyak mentah meski dalam rentang terbatas. Indeks Dow Jones, S&P500, dan Nasdaq masing-masing ditutup pada level 17.958,7 (+0,3%), 2.091,2 (+0,4%), dan 4.974,6 (+0,5%). Pun dengan bursa saham Eropa yang rebound berkat data produksi industri Jerman dan data ekonomi kawasan Euro yang berada di atas ekspektasi pasar. Indeks Stoxx50 naik 1% ke level 3.781,8 dan FTSE naik 1,1% ke 7.015,4.

Corporate Summary

Ø AMRT Mulai Garap Jualan Online
Ø AMRT Rights Issue 7,5% saham
Ø HADE Raih Utang Rp 30 M dari pemegang saham
Ø KAEF Targetkan Kenaikan Laba Bersih 8% tahun 2015
Ø SSMS targetkan Laba Rp 848 Miliar di 2015
Ø AUTO Mulai Operasikan Pabrik di Karawang
Ø SRIL Bangun Pabrik Serat Rayon Sebesar US$ 250 juta
Ø ABMM jajaki proyek PLTU US$ 200 juta
Ø BBCA Bagikan Dividen Rp 3,65 triliun

lots
 
Market Movement

IHSG pada perdagangan akhir pekan ditutup terkoreksi dalam rentang terbatas sebesar 0,2% berada pada level 5.491,3.Tekanan jual masih marak terjadi dengan investor asing mencetak transaksi net sell senilai Rp 75 miliar. Saham-saham top gainers di antaranya adalah Matahari (LPPF) naik Rp 250 ke Rp 18.950, Sierad (SIPD) naik Rp 180 ke Rp 910, SMART (SMAR) naik Rp 150 ke Rp 6.550, dan Maskapai Reasuransi (MREI) naik Rp 140 ke Rp 2.805; sedangkan saham-saham top losers antara lain Gudang Garam (GGRM) turun Rp 1.150 ke Rp 53.500, Mitra Keluarga (MIKA) turun Rp 775 ke Rp 25.000, Samudera Indonesia (SMDR) turun Rp 475 ke Rp 9.975, dan Indo Tambangraya (ITMG) turun Rp 425 ke Rp 15.825.

Global Update

Bursa AS pada perdagangan akhir pekan ditutup menguat terbatas akibat investor bersikap menantikan realisasi kinerja keuangan emiten di 1Q15. Indeks S&P 500 tercatat mencetak rekor all time high di level 2.102,1 (+0,5%) didorong oleh lonjakan saham General Electric Co (+11%) pasca pengumuman rencana buy back saham maksimum senilai US$ 50 miliar.Sementara itu, bursa Eropa berhasil membukukan penutupan all time high semenjak bulan Januari lalu ditopang oleh data indeks industrial production Jerman yang melebihi ekspektasi ekonom, optimisme investor atas peningkatan ekonomi Uni Eropa dan dimulainya program QE ECB. Indeks DJ euro Stoxx menguat 0,9% ditutup pada level 3.816,8 sedangkan indeks FTSE 100 naik 1,1% di level 7.089,8.

Corporate Summary

Ø RAJA anggarkan belanja modal US$ 29 juta

Ø Marketing sales MDLN melesat di kuartal I 2015

Ø PGAS akan tambah jaringan pipa gas

Ø KAEF targetkan pendapatan naik 16% YoY

Ø BRMS anggarkan capex US$ 350 juta

Ø Marketing Sales ASRI turun 29%

Ø Volume Penjualan SMGR 1Q15 Masih Lesu

Ø ADHI akan Bangun 2 Pabrik Beton

Ø BWPT siapkan Capex Rp800 Miliar Tahun Ini

Ø Ekspor Otomotif Digenjot

lots
 
Market Movement

IHSG di perdagangan awal pekan ditutup terkoreksi cukup signifikan sebesar 0,8% akibat maraknya aksi tekanan jual investor terutama investor asing yang tercatat membukukan transaksi net sell senilai Rp 682 miliar. Saham-saham top losers adalah Elang Mahkota Teknologi (EMTK) turun Rp 2.075 menjadi Rp 9.225, Lionmesh Prima (LMSH) turun Rp 1.625 menjadi Rp 6.650, dan Gudang Garam (GGRM) turun Rp 1.400 menjadi 52.100; sedangkan saham-saham top gainers antara lain Indo Kordsa (BRAM) naik Rp 925 menjadi Rp 4.625, Solusi Tunas Pratama (SUPR) naik Rp 500 menjadi Rp 9.300, dan Unilever (UNVR) naik Rp 375 menjadi Rp 39.775.

Global Update

Bursa AS di awal pekan ditutup melemah dalam kisaran yang terbatas akibat tekanan jual investor yang cenderung menanti release kinerja keuangan emiten 1Q15 dan berekspektasi hasilnya cenderung mengecewakan dipicu oleh penguatan US$ dan koreksi harga minyak dunia. Sementara itu, bursa Eropa cenderung ditutup bervariasi terbatas akibat anjloknya harga komoditas tambang mineral seperti, nikel, timah, emas dan tembaga yag dipicu oleh turunnya expor China yang secara tidak terduga sepanjang satu tahun terakhir ini.

Corporate Summary


Ø Marketing sales SMRA 1Q15 tumbuh 84% YoY
Ø TMAS Kantongi Utang Dari Induk Usaha Rp96 M
Ø PWON Cetak Marketing Sales Rp1,2 T
Ø Laba bersih DOID sebesar US$ 16 juta
Ø Pendapatan BHIT naik 7,83% YoY
Ø Laba SIMT naik 60,75% YoY
Ø DILD Incar Rp200 Miliar dari Lahan Industri
Ø Laba Bersih HITS Merosot 53%
Ø TBIG Kaji Emisi Obligasi Rupiah
Ø Sepanjang Maret 2015, RALS Bukukan Penjualan Rp510 miliar

lots
 
Bursa Hari Ini 15 Apr 2015 09:07

Market Movement

IHSG pada perdagangan kemarin masih berada dalam tern turunnya yang ditutup terkoreksi 0,5% di level 5.419, akibat masih maraknya aksi tekanan jual investor. Bank Indonesia kemarin mengumumkan BI rate ditahan di level 7,5% yang sesuai dengan ekspektasi market. Investor asing tercatat membukukan transaksi net sell senilai Rp 517 miliar. Saham-saham top gainers di antaranya adalah Elang Mahkota (EMTK) naik Rp 1.825 ke Rp 11.050, Indo Kordsa (BRAM) naik Rp 1.150 ke Rp 5.775, Solusi Tunas (SUPR) naik Rp 800 ke Rp 10.100, dan Maskapai Reasuransi (MREI) naik Rp 725 ke Rp 3.640; sedangkan saham-saham top losers antara lain Gudang Garam (GGRM) turun Rp 1.525 ke Rp 50.575, Mayora (MYOR) turun Rp 1.175 ke Rp 25.700, Unilever (UNVR) turun Rp 1.025 ke Rp 38.750, dan HM Sampoerna (HMSP) turun Rp 750 ke Rp 74.000.

Global Update

Bursa global pada perdagangan tadi malam ditutup cenderung bervariasi ditengah reboundnya harga komoditas dunia terutama untuk metal mining sehingga saham-saham energi terjadi rebound. Koreksi saham perbankan dan Nokia yang mengumumkan rencana akuisisi Alcatel-Lucebt SA menyebabkan pelemahan indeks DJ Euro Stoxx ke level 3.784,4 (-1,2%). Indeks Nasdaq tercatat melemah 0,2% akibat koreksi saham Apple. Sementara itu, indeks Dow Jones, S&P 500 dan FTSE 100 masing-masing ditutup menguat terbatas sebesar 0,3%; 0,2% dan 0,2%.

Corporate Summary

Ø DAJK terbitkan MTN untuk bangun pabrik
Ø INPP rigths issue dengan HMETD
Ø JSMR cari utang untuk akuisisi proyek tol
Ø AALI anggarkan capex Rp 3 Triliun
Ø AALI bagikan dividen Rp 716/saham
Ø JPFA pangkas capex dari Rp 1,8 Triliun menjadi Rp 750 Miliar
Ø TGKA bukukan laba bersih Rp 45,7 Miliar di 1Q15
Ø TGKA bagikan dividen tunai Rp 94,5 /saham

lots
 
Bursa Hari Ini 16 Apr 2015 09:05

Market Movement

IHSG kemarin masih ditutup dalam tren melemahnya yang cenderung sempit. IHSG melemah sebesar 0,1% ditutup pada level 5.414,5 berkat adanya aksi selektif buy atas saham-saham unggulan sektoral infrastruktur. Investor asing masih tercatat melakukan transaksi net sell sebanyak Rp 655 miliar. Saham-saham top gainers di antaranya adalah Plaza Indonesia (PLIN) naik Rp 600 ke Rp 3.300, HM Sampoerna (HMSP) naik Rp 500 ke Rp 74.500, Solusi Tunas (SUPR) naik Rp 475 ke Rp 10.575, dan Indo Tambangraya (ITMG) naik Rp 450 ke Rp 15.450; sedangkan saham-saham kategori top losers antara lain Mayora (MYOR) turun Rp 875 ke Rp 24.825, Gudang Garam (GGRM) turun Rp 700 ke Rp 49.875, Merck (MERK) turun Rp 600 ke Rp 142.000, dan Elang Mahkota (EMTK) turun Rp 550 ke Rp 10.500.

Global Update

Bursa global pada perdagangan tadi malam ditutup menguat berkat data indeks factory AS bulan Maret yang mengalami peningkat didorong oleh naiknya aktivitas manufaktur otomotif. Gubernur The Fed, Janet Yellen menyatakan suku bunga acuan akan naik tahun ini tergantung dengan release data ekonomi makro yang mana data tersebut cenderung dibawah proyeksi selama 6 tahun terakhir. Indeks Nasdaq dan Dow Jones menguat masing-masing sebesar 0,7% dan 0,4% ditutup pada level 5.011 dan 18.112,6.

Corporate Summary

Ø SMAR bangun 2 pabrik biodiesel senilai USD100 juta
Ø BEST jual lahan industri 8 ha
Ø AALI anggarkan biaya menanam karet Rp 50 M
Ø TURI Bagi Dividen Rp14/ Saham
Ø BNI Guyur Kredit Sektor Maritim Rp1,6 T
Ø BHIT akan lakukan Private Placement
Ø BHIT catat pendapatan Rp 12,43 Triliun
Ø TURI catat pendapatan RP 11,02 Triliun

lots
 
Bursa Hari Ini 17 Apr 2015 09:06

Market Movement

IHSG pada perdagangan kemarin mampu ditutup menguat super tipis sejalan dengan masih maraknya tekanan jual investor ditengah sikap investor yang wait and see jelang release kinerja keuangan emiten 1Q15. Investor asing tercatat membukukan transaksi net sell senilai Rp 160 miliar. Saham-saham top gainers di antaranya adalah Matahari (LPPF) naik Rp 875 ke Rp 19.100, Semen Indonesia (SMGR) naik Rp 575 ke Rp 13.700, Plaza Indonesia (PLIN) naik Rp 500 ke Rp 3.800, dan Gowa Makassar (GMTD) naik Rp 350 ke Rp 6.900; sedangkan saham-saham top losers antara lain Gudang Garam (GGRM) turun Rp 650 ke Rp 49.225, Unilever (UNVR) turun Rp 525 ke Rp 38.100, Delta Djakarta turun Rp 500 ke Rp 279.500, dan Blue Bird (BIRD) turun Rp 400 ke Rp 9.300.

Global Update

Bursa AS pada perdagangan semalam ditutup cenderung stagnan sejalan dengan sikap wait & see investor jelang release kinerja keuangan 1Q15 dimana malam ini Apple dan Generel Electric akan mengumumkan kinerjanya. Sementara itu, bursa Eropa ditutup terkoreksi dimana DJ Euro Stoxx dan FTSE 100 melemah masing-masing ke level 3.751,7 (-1,4%) dan ke level 7.060,5 (-0,5%).

Corporate Summary


Ø PTBA dirikan anak usaha bidang energi
Ø ASGR bagikan dividen 40% dari laba bersih
Ø Capex ASGR Tahun Ini Rp250 M
Ø SMGR bagikan dividen Rp 375,3 / saham
Ø SMGR naikkan capek Rp 11 T untuk akuisisi
Ø JRPT targetkan pendapatan naik menjadi Rp 2,18 Triliun
Ø TOBA akan akuisisi tambang baru dan bangun PLTU
Ø BCAP akan lakukan private placement

lots
 
Bursa Hari Ini, 20 Apr 2015 09:12

Market Movement


Jelang akhir pekan, IHSG kembali melemah dipicu aksi jual investor asing yang marak sejak awal pekan. Kali ini transaksi net sell asingi Rp515 miliar di seluruh pasar Saham-saham top gainers di antaranya adalah Gudang Garam (GGRM) naik Rp 1.275 ke Rp 50.500, Mitra Keluarga (MIKA) naik Rp 1.000 ke Rp 25.500, Siloam (SILO) naik Rp 750 ke Rp 12.650, dan Gowa Makassar (GMTD) naik Rp 500 ke Rp 7.400. Sementara saham-saham top losers antara lain Matahari (LPPF) turun Rp 800 ke Rp 18.300, Indomobil (IMAS) turun Rp 340 ke Rp 3.660, Citra Tubindo (CTBN) turun Rp 200 ke Rp 5.950, dan Lippo Insurance (LPGI) turun Rp 200 ke Rp 5.000.

Global Update

Bursa saham Wall Street dan Eropa turun tajam dipicu maraknya sentimen negatif seperti data ekonomi yang mengindikasikan menguatnya inflasi AS, masalah utang Yunani, serta dikeluarkannya regulasi perdagangan yang lebih ketat oleh China. Indeks Dow Jones, S&P500, dan Nasdaq kompak melemah, masing-masing ditutup pada level 17.826,3 (-1,5%), 2.081,2 (-1,1%), dan 4.931,8 (-1,5%). Sementara indeks acuan saham Eropa seperti Stoxx50 dan FTSE 100 ditutup pada level 3.671,1 (-2,1%) dan 6.994,6 (-0,9%).

Corporate Summary

Ø TLKM Tebar Dividen Rp 8,8 T
Ø TLKM Anggarakan Capex Hingga Rp 26 T di 2015
Ø KPIG Menjual Saham PLIN dan Nusadua
Ø GEMS Perkuat Bisnis di China
Ø IPOL Dirikan Anak Usaha di AS
Ø BSDE Road Show Obligasi Global
Ø BMRI dan Bank DKI Kucurkan Pinjaman untuk 6 tol
Ø Laba KAEF naik 73% di 1Q15
Ø ISAT akan Terbitkan Obligasi
Ø CTRA bukukan marketing sales Rp 1,74 triliun di 1Q15

lots
 
Bursa Hari Ini, 23 Apr 2015 09:15

Market Movement

IHSG pada perdagangan kemarin ditutup melemah terbatas sebesar 0,4% pada level 5.437,1. Hanya tercatat sektoral konusmer yang ditutup menguat sedangkan sektoral lainnya mengalami aksi tekanan jual investor sehingga ditutup terkoreksi. Asing mencetak transaksi net sell senilai Rp 160 miliar. Saham-saham top gainers antara lain Delta Djakarta (DLTA) naik Rp 4.000 menjadi Rp 283.500, Bank of India Indonesia (BSWD) naik Rp 1.040 menjadi Rp 5.600, dan Lionmesh Prima (LMSH) naik Rp 400 menjadi Rp 7.000; sedangkan saham-saham top losers antara lain Gudang Garam (GGRM) turun Rp 875 ke Rp 53.100, HM Sampoerna (HMSP) turun Rp 500 ke Rp 74.000, dan Logindo Samudra makmur (LEAD) turun Rp 445 menjadi Rp 1.620.

Global Update

Bursa AS pada perdagangan tadi malam mengalami rebound yang sifatnya terbatas didorong oleh rencana ekspansi Visa ke Tiongkok sehingga saham VISA dan MasterCard mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Investor sendiri masih bersikap menanti release laporan keuangan emiten periode 1Q15 sehingga bursa AS hanya menguat terbatas. Indeks Dow Jones dan S&P 500 menguat 0,5% untuk ditutup pada level 18.038,3 dan 2.108,0 sedangkan Nasdaq ditutup pada level 5.035,2 (+0,4%). Sementara itu, Bursa Eropa cenderung ditutup bervariasi dimana indeks FTSE 100 melemah 0,5% untuk ditutup pada level 7.028,2 sedangkan DJ Euro Stoxx naik super tipis ditutup di level 3.724,5.

Corporate Summary

Ø WIKA naikkan capex Rp 4,4 Triliun
Ø RUPST WIKA bagikan dividen Rp 20,02 per saham
Ø SMSM targetkan pertumbuhan pendapatan 15%
Ø EBITDA SILO naik 47%
Ø WSKT targetkan Laba Bersih naik 100% YoY
Ø HRUM Sediakan Dana Buyback Saham Rp423,8 M
Ø PP Properti bidik IPO Rp 1,57 triliun

sumber
 
Berita Emiten, 23 Apr 2015 09:17

WIKA naikkan capex Rp 4,4 Triliun

WIKA menaikkan anggaran capex tahun ini menjadi senilai Rp 4,4 Triliun dari rencana sebesar Rp 1,7 Triliun seiring dengan kebutuhan investasi proytek pelabuhan, air baku dan PLTU. Sumber capex akan berasal dari sisa dana IPO anak perusahaan, WTON.

RUPST WIKA bagikan dividen Rp 20,02 per saham

RUPST WIKA menyetujui pembagian dividen tahun buku 2014 sebesar Rp 20,02 per saham senilai total Rp 615,2 miliar.

SMSM targetkan pertumbuhan pendapatan 15%

SMSM menargetkan pertumbuhan pendapatan yahun ini sebesar Rp 3,06 Triliun naik 15% YoY dan menargetkan laba bersih sebesar Rp 447 Miliar naik 14,61% YoY, Sementara itu, SMSM menganggarkan capex sebesar Rp 100 Miliar yang didanai dari kas internal dan akan digunakan untuk perawatan dan pemeliharaan dan membeli cetakan produk.

EBITDA SILO naik 47%

SILO membukukan EBITDA senilai Rp 162 Miliar di 1Q15 naik 47% YoY, pendapatan operasi kotor senilai Rp 976 Miliar naik 30% YoY. SILO akan membuka tujuh rumah sakit baru yang berada di Jogja, Bogor, Jember, Lubuk Linggau, Bau Bau, Labuan Bajo, dan Semarang.

WSKT targetkan Laba Bersih naik 100% YoY

Tahun ini, WSKT menargetkan kenaikan laba bersih sebesar 100% YoY mencapai senilai Rp 1 Triliun. Di 1Q15 WSKT telah membukukan pendapatan senilai Rp 1,4 Triliun dan laba bersih sebesar Rp 11 Miliar. Sementara itu, perseroan menganggarkan capex senilai Rp 2 triliun yang akan digunakan untuk proyek konstruksi, pengembangan bisnis precast, ekspansi bisnis property, pengembangan bisnis energy dan investasi jalan tol.

HRUM Sediakan Dana Buyback Saham Rp423,8 M

HRUM menyediakan dana untuk buyback saham senilai US$32,6 juta atau Rp423,8 miliar.Rencana buyback saham maksimum 270,36 juta saham atau 10% dari seluruh modal ditempatkan dan disetor penuh.

PP Properti bidik IPO Rp 1,57 triliun

PT PP Properti, anak perusahaan PTPP melakukan IPO sebanyak 4,9 miliar saham baru dengan kisaran harga Rp 185 per saham-Rp 320 per saham. Total dana yang bakal diperoleh berkisar antara Rp 908 miliar hingga Rp 1,57 triliun yang akan digunakan untuk membiayai ekspansi, pembiayaan proyek yang tengah berjalan dan refinancing pinjaman ke PTPP.
 
Rekomendasi Mingguan Lautandhana 27 April 2015

Perhatian investor pekan ini akan tertuju pada dua faktor penentu, yaitu FOMC meeting pada 28-29 April yang diharapkan dapat memberi petunjuk lebih dekat pada timing naiknya suku bunga The Fed. Sebelumnya, The Fed akan memperhatikan rilis data GDP growth Amerika kuartal pertama 2015 pada 29 April sebagai bahan pertimbangan terbaru. Lalu faktor kedua adalah rilis kinerja keuangan emiten untuk periode yang berakhir pada 1Q15, baik di Wall Street maupun Jakarta.

Dari FOMC meeting kali ini setidaknya investor ingin mengetahui apakah konsensus timing kenaikan suku bunga semakin menguat pada September, mundur menjadi akhir tahun 2015 atau bahkan tidak sama sekali. Sebagian kecil prediksi di market masih bertahan pada Juni meskipun peluangnya telah menipis. Petunjuk dari FOMC ini akan menentukan apakah investor asing meneruskan aksi jualnya atau apakah dollar akan semakin perkasa terhadap major currencies, termasuk atas rupiah.

selengkapnya
 
Bursa Hari Ini 28 Apr 2015 09:35

Market Movement


IHSG menurun tajam diawal pekan ini menjadi 5.245,45 turun 189,91 poin. Transaksi investor asing tercatat di posisi net foreign sell senilai Rp 2,242 Triliun. Semua indeks sektoral mengalami penurunan. Saham-saham top gainers antara lain HM Sampoerna (HMSP) naik Rp 1.000 menjadi Rp 75.000, Pioneerindo Gourmet International (PTSP) naik Rp 400 menjadi Rp 8.000, dan SILO (Siloam) naik Rp 375 menjadi Rp 14.400, Enseval Putera Megatrading (EPMT) naik Rp 245 menjadi Rp 3.245. Saham-saham top losers antara lain Taisho ############## Indonesia (SQBI) turun Rp 20.000 menjadi Rp 290.000, Gudang Garam (GGRM) turun Rp 2.500 menjadi Rp 52.000, dan Astra Agro Lestari (AALI) turun Rp 1.975 menjadi Rp 20.025.

Global Update

Wall Street bergerak turun pada awal pekan ini dipimpin oleh penurunan saham-saham bioteknologi setelah munculnya berita terkait pada perusahaan saham tersebut. Indeks saham bioteknologi di Nasdaq turun 4,1%, yang merupakan penurunan terbesar sejak 25 Maret lalu. Indeks Dow Jones turun 42,17 poin (0,23%) ke 18.037,97, indeks S&P 500 turun 8,77 poin (0,41%) ke 2.108,92 dan Nasdaq turun 31,84 poin (0,63%) ke 5.060,25. Sementara indeks acuan eropa seperti Stoxx50 ditutup pada level 3.771,46 (+1,5%) dan FTSE pada level 7.103,98 (+0,5%).

Corporate Summary


Ø BBTN cetak laba bersih Rp 402 miliar

Ø AHAP akan rights issue senilai Rp 51 M

Ø TINS akan Garap Bisnis Rumah Sakit & Mal

Ø Anak Usaha UNTR Peroleh Pinjaman

Ø 1Q15, Laba Bersih ASII Turun 16% YoY

Ø 1Q15, Laba JSMR Merosot 12%

lots

Berita Emiten 28 Apr 2015 09:36

BBTN cetak laba bersih Rp 402 miliar

BBTN pada 1Q15 mencetak laba bersih senilai Rp 402 miliar, meningkat 17,9% YoY dibandingkan dengan laba bersih 1Q14 senilai Rp 341 miliar. Pendapatan bunga bersih perseroan pada periode yang sama tumbuh 8% YoY dari Rp 1,4 triliun menjadi Rp 1,6 triliun.

Komentar analis:

- Kinerja BBTN di 1Q15 inline dengan ekspektasi kami dimana pendapatan bunga bersih dan laba bersih telah mencapai masing-masing 22% dan 23% terhadap proyeksi 2015;

- Penyaluran kredit perseroan tumbuh 16,9% YoY dari Rp 102,8 triliun menjadi Rp 120,2 triliun yang masih didominasi oleh kredit segmen mortgage sebesar 89%. Kredit mortgage tumbuh 19,2% YoY mencapai Rp 106,9 triliun dengan KPR subsidi naik 18,5% YoY menjadi Rp 35,8 triliun dan KP non subsidi mencapai Rp 47,4 triliun (+18,7% YoY);

- Total NPL gross perseroan di 1Q15 di level 4,78% flat dibandingkan dengan 1Q14 di level 4,74%. NPL segmen KPR subsidi membaik ke level 4,33% vs 5,78% di 1Q14 sedangkan NPL KPR non subsidi cenderung stagnan di level 3,22%;

- Dana pihak ketiga perseroan naik 7,1% YoY dari Rp 102,3 triliun menjadi Rp 109,5 triliun. Giro perseroan naik signifikan sebesar 28,8% YoY mencapai Rp 24,1 triliun yang dikontribusikan dari dana APBN dan beberapa institusi pemerintah untuk mendukung pembiayaan KPR subsidi skema FLPP;

- Dengan koreksi yang cukup dalam pada perdagangan kemarin, BBTN diperdagangkan pada valuasi PBV 2015F 0,83x. Maintain Netral rating (TP Rp 1,225/ saham).

AHAP akan rights issue senilai Rp 51 M

AHAP akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 349 juta saham baru di harga Rp 150 dan akan mengantongi dana Rp 51 miliar.

TINS akan Garap Bisnis Rumah Sakit & Mal

TINS mulai menggarap bisnis sektor rumah sakit dan pusat perbelanjaan (mal) seiring terpuruknya harga komoditas timah.Dalam menjalankan bisnis properti, perseroan tidak akan menjual tanah. Saat ini, telah ada perencanaan secara global terutama lima zona dan land bank untuk rumah sakit dan mal.

Anak Usaha UNTR Peroleh Pinjaman

Dua anak usaha UNTR antara lain PT Tuah Turangga Agung dan PT Pamapersada Nusantara menandatangani transaksi afiliasi berupa fasilitas pinjaman senilai US$11 juta.Tuah Turangga Agung (TTA) akan mendapat pinjaman dari Pamapersada (PAMA) untuk memenuhi kebutuhan modal kerja. Bunga pinjaman ditetapkan sebesar LIBOR plus 2,25%.

1Q15, Laba Bersih ASII Turun 16% YoY


Laba bersih ASII turun sebesar 16% YoY pada 1Q15. Tercatat, Astra International membukukan laba bersihnya sebesar Rp3,9 triliun atau Rp99 per lembar saham.

1Q15, Laba JSMR Merosot 12%

JSMR membukukan laba bersih Rp329,66 miliar pada 1Q15 atau turun 12,23% YoY dari Rp376,27 miliar pada 1Q14 seiring dengan turunnya pendapatan sebesar 5,1% menjadi Rp1,97 triliun dari Rp2,07 triliun.
 
Rekap Laba 1Q15
Rekap Laba (-Rugi) Bersih Emiten 1Q15 vs 1Q14:

• SMGR Rp1.19t vs Rp1.31t
• MDLN Rp181m vs Rp390m
• BNLI Rp567m vs Rp367m
• JPRS Rp1.41m vs Rp4.86m
• SONA Rp15.1m vs Rp66.2m
• MIRA Rp0.76m vs Rp0.50m
• PNBS Rp18.5m vs Rp10.6m
• AHAP Rp2.09m vs Rp3.04m
• DSFI Rp3.78m vs Rp2.81m
• CFIN Rp95.1m vs Rp97.8m
• TCID Rp62.3m vs Rp62.7m
• BFIN Rp147m vs Rp130m
• DVLA Rp59.8m vs -Rp17.4m
• MTLA Rp59.7m vs Rp53.5m
• KKGI $1.42jt vs $4.59jt
• IKAI -Rp9.18m vs -Rp4.72m
• BSIM Rp47.0m vs Rp36.3m
• ERTX $844rb vs $446rb
• ERAA Rp70.6m vs Rp80.1m
• HERO -Rp33.2m vs Rp55.3m
• MBTO Rp2.58m vs Rp2.49m
• DSNG Rp57.6m vs Rp149m
• BABP Rp0.82m vs -Rp6.70m
• TMAS Rp60.1m vs Rp53.7m
• GDYR -$206rb vs $393rb
• NISP Rp372m vs Rp341m
• MPMX Rp115m vs Rp152m
• SHID -Rp5.92m vs Rp3.09m
• PKPK -Rp12.5m vs -Rp1.7m
• SSTM -Rp7.22m vs Rp0.54m
• SRSN Rp5.54m vs Rp6.28m
• BJBR Rp385m vs Rp325m
• JSMR Rp329m vs Rp376m
• BBTN Rp402m vs Rp341m
• ASII Rp3.99t vs Rp4.73t
• UNTR Rp1.64t vs Rp1.58t
• BJTM Rp257m vs Rp312m
• ACST Rp12.1m vs Rp22.4m
• MTDL Rp34.5m vs Rp31.4m
• BMRI Rp5.14t vs Rp4.92t
• HMSP Rp2.89t vs Rp2.75t
• ROTI Rp67.1m vs Rp61.2m
• AALI Rp156m vs Rp784m
• TINS -Rp19.1m vs Rp95.0m
• BBNI Rp2.82t vs Rp2.39t
• ASGR Rp47.5m vs Rp33.1m
• AUTO Rp87.4m vs Rp265.5m
• SILO Rp34.5m vs Rp26.9m
• BNGA Rp82.7m vs Rp1.09t
• ARNA Rp39.6m vs Rp77.1m
• UNVR Rp1.59t vs Rp1.36t
• ELSA Rp65m vs Rp54m
• AKRA Rp295m vs Rp180m
• LEAD $1.09jt vs $5.69jt
• NIRO Rp19.7m vs Rp3.8m
• BDMN Rp687m vs Rp874m

LOTS Trading Club
 
Bursa Hari Ini , 30 Apr 2015 09:35

Market Movement

IHSG kembali melemah dengan penurunan 136 poin pada level 5.105,6. Transaksi asing mencatat net foreign sell senilai Rp 1,705 Triliun. Semua indeks sektoral mengalami penurunan. Saham-saham top gainers antara lain : Bank Of India Indonesia (BSWD) naik Rp 435 menjadi Rp 3.800, Batavia Prosperindo Internasional (BPII) naik Rp 375 menjadi Rp 1.875, Samudera Indonesia (SMDR) naik 325 menjadi Rp 9.800, dan Darya-Varia Laboratoria (DVLA) naik Rp 260 menjadi Rp 1.740. Sementara saham-saham yang masuk top losers antara lain Unilever (UNVR) turun Rp 2.250 menjadi Rp 42.250, Gudang Garam (GGRM) turun 1.000 menjadi Rp 52.225, Indocement (INTP) turun Rp 800 menjadi Rp 21.700, dan Maskapai Reasuransi Indonesia (MREI) turun Rp 800 menjadi Rp 2.905.

Global Update

Bursa AS bergerak turun pada perdagangan Rabu dikarenakan penurunan kinerja ekonomi di 1Q15 dan ditundanya kenaikan suku bunga acuak oleh bank sentral.Indeks Dow Jones turun 74,61 poin (0,41%) ke 18.035,53, indeks S&P 500 turun7,914 poin (0,37%) ke 2.106,85, sementara Nasdaq turun 31,78poin (0,63%) ke 5.023,64. Sementara Indeks acuan antara lainIndeks Stoxx50 ditutup pada level 3.617,1 (-2,6%) dan FTSE 100 ditutup pada level 6.946,3 (-1,2%).

Corporate Summary

Ø Laba bersih BBCA tumbuh 10,7% YoY
Ø SMGR cetak laba bersih Rp 1,19 triliun
Ø 1Q15, Laba Bersih LPPF Melesat 50.3% YoY
Ø ERAA akuisisi 51% saham Axioo
Ø 1Q15, Laba Bersih LPKR sebesar Rp417 M Naik 23% YoY
Ø 1Q15, Laba bersih MDLN turun 53,5%
Ø 1Q15, Laba Bersih ERTX naik 89,1% YoY
Ø INDY mundur dari konsorsium IPP Cirebon
Ø Pendapatan PWON tumbuh 42% YoY

lots
 
Berita Emiten , 30 Apr 2015 09:37

Laba bersih BBCA tumbuh 10,7% YoY

BBCA membukukan pendapatan bunga bersih sebesar Rp 8,5 triliun di 1Q15 tumbuh 11,4% YoY dari sebelumnya Rp 7,6 triliun. Sementara itu, laba bersih perseroan tumbuh 10,7% YoY dari Rp 3,7 triliun menjadi Rp 4,1 triliun.

Komentar analis:

- Kinerja BBCA di 1Q15 inline dengan ekspektasi, pendapatan bunga bersih dan laba bersih mencapai masing-masing 23% dan 21% dari proyeksi kami;

- NIM perseroan meningkat dari 6,45% menjadi 6,53% berkat CASA ratio sebesar 75% (berbunga murah);

- Kredit perseroan hanya bertumbuh 5,8% YoY mecapai Rp 335,6 triliun masih didominasi kredit segmen korpoarsi dan commercial&SME. Segmen commercial dan SME tumbuh 8,3% YoY sedangkan korporasi naik 2,9% YoY;

- NPL perseroan masih terjaga pada rasio yang sehat meski mengalami sedikit peningkatan dari 0,5% ke 0,7% dengan coverage ratio 297,6%;

- DPK perseroan mencapai Rp 445,1 triliun tumbuh 9,4% YoY dengan CASA ratio sebesar 75%. Time depoit naik 21,5% YoY menjadi Rp 110,3 triliun. LDR perseroan berada pada level 75%;

- BBCA pada perdagangan kemarin ditransaksikan pada valuasi PBV 2015 3,57x. Maintain Netral dengan TP Rp 13,950 per saham.

SMGR cetak laba bersih Rp 1,19 triliun

SMGR di 1Q15 ini membukukan penurunan laba bersih sebesar 9,1% YoY dari Rp 1,31 triliun menjadi Rp 1,19 triliun. Pendapatan perseroan di periode yang sama tumbuh tipis sebesar 2,6% YoY dari Rp 6,18 triliun menjadi Rp 6,34 triliun.

Komentar analis:

- Turunnya laba bersih perseroan sesuai ekspektasi sebagai dampak dari diturunkannya harga jual semen sak Rp 3.000/sak pada Januari lalu,pun demikian terhadap pendapatan yang hanya mampu naik super tipis;

- Musim hujan yang cukup tinggi, masih lesunya sector property dan proyek infrastruktur pemerintah yang belum berjalan menngkontribusikan pelemahan volume penjualan semen domestic perseroan sebesar 1,8% YOY mencapai sebanyak 6,2 juta ton setara dengan pangsa pasar 43,8%;

- Kinerja 1Q15 tersbut inline dengan ekspektasi kami, dimana pendapatan dan laba bersih telah mencapai 23% dan 22% dari proyeksi kami;

- Sebagai konsekuensi dari diturunkannya harga jual, Marjin laba kotor perseroan turun menjadi 40,3% di 1Q15 dari sebelumnya 43,6% di 1Q14;

- Sejalan dengan koreksi yang tajam, SMGR diperdagangkan pada valuasi PER 2015F 14.15x dan EV/EBITDA 2015F 9.09x dengan potensi upside 34%. Maintain BUY (TP Rp 17,400 per saham).

1Q15, Laba Bersih LPPF Melesat 50.3% YoY

Sepanjang 1Q15 LPPF membukukan penjualan bersih mencapai Rp1,62 miliar, naik 9,4% YoY dari 1Q14 sebesar Rp1,48 miliar dengan SSSG 5,4% selama periode tersebut. Laba bersih melesat hingga 50,3% YoY menjadi Rp185 miliar dari Rp123 miliar.

Komentar analis:

Penjualan yang dibukukan perseroan sepanjang 3M15 ini berada sedikit di bawah ekspektasi kami (17,7% dari estimasi FY15 Rp7,93 miliar), terutama disebabkan SSSG yang turun dari 9,3% pada 1Q14 menjadi hanya 5,4% pada 1Q15. Sepanjang periode tersebut GPM perseroan bertumbuh 40 bps, namun EBIT margin turun 70bps akibat beban sewa dan gaji yang masing-masing naik 11,6% dan 16,8% YoY. Meski demikian, laba bersih berhasil melonjak hingga 50,3% dan marjin laba bersih naik hingga 11,4% terutama berkat beban bunga yang turun hingga 67%, sejalan dengan percepatan pembayaran utang bank yang dilakukan sepanjang tahun 2014. (Maintain NEUTRAL, TP Rp17,550)

ERAA akuisisi 51% saham Axioo

ERAA akan mengakuisisi produsen gadget, PT Axioo International Indonesia. Perseroan telah menyelesaikan perjanjian jual beli saham dengan PT Eka Nusa Persada, pemilik Axioo.ERAA mengambilalih 5.100 saham Axioo milik Eka Nusa Persada. Jumlah itu setara dengan 51% dari seluruh saham yang ditempatkan dan disetor penuh Axioo.

1Q15, Laba Bersih LPKR sebesar Rp417 M Naik 23% YoY

LPKR mengantongi laba bersih pada 1Q15 sebesar Rp417 miliarnaik 23% YoY dibandingkan dengan 1Q14 sebesar Rp339 miliar. Pendapatan 1Q15 mencapai Rp2,44 triliunnaik 21,6% YoY dari 1Q14sebesar Rp2,01 triliun.

1Q15, Laba bersih MDLN turun 53,5%

1Q15, Laba bersih MDLN turun 53,5% YoY menjadi Rp 181,37 miliar dari sebelumnya Rp 390,24 miliar.MDLN mencatat pertumbuhan pendapatan di 1Q15 sebesar 14,87% YoY menjadi Rp 906,27 miliar dibandingkan dengan 1Q14 sebesar Rp 788,9 miliar.

1Q15, Laba Bersih ERTX naik 89,1% YoY

1Q15, ERTX mencatat pertumbuhan laba bersih hingga 89,1% YoY pda 1Q15. Laba bersih ERTX naik menjadi US$ 844.559 dibandingka pada 1Q14 sebesar US$ 446.544.Pendapatan ERTX menurun tipis 3,7% YoY menjadi US$ 16,2 juta dibanding 1Q14sebesar US$ 16,8 juta dimana mayoritas pendapatan ERTX berasal dari penjualan ekspor sebesar US$ 16,17 juta dan penjualan lokal sebesar US$ 37.788.

INDY mundur dari konsorsium IPP Cirebon

INDY memutuskan mundur dari konsorsium pembangkit listrik mandiri (IPP) berkapasitas 1.000 MW di Cirebon dengan total nilai investasi US$ 1,2 miliar – US$ 1,4 miliar karena masalah pendanaan. Perseroan mengalihkan proyek tersebut ke induk usahanya, PT Indika Mitra Energy.

Pendapatan PWON tumbuh 42% YoY

PEON di 1Q15 ini membukukan pendapatan senilai Rp 1,16 triliun tumbuh 42% YoY dibandingkan dengan pendapatan 1Q14 Rp 825 miliar. Laba bersih perseroan justru turun sebesar 15,6% YoY dari Rp 389,5 miliar menjadi Rp 328,6 miliar dipicu oleh rugi kurs sebanyak Rp 146,6 miliar.
 
Rekap Laba Emiten Kuartal I 2015
Sunday , 03 May 2015

Berikut ini adalah rangkuman perolehan laba bersih emiten per Maret 2015 (1Q15) yang dikelompokkan menjadi beberapa sektor utama yang menurut pandangan kami dapat mewakili seluruh sektor yang tercatat di bursa saham. Laba bersih emiten kuartal I 2015 dicatat didepan dan dibandingkan dengan laba bersih periode yang sama tahun sebelumnya (1Q 2015 vs 1Q 2014) berdasarkan triliun (t), miliar (m), juta (jt) atau ribu (rb).

»» Bank
• BBRI Rp6.14t vs Rp5.93t
• BMRI Rp5.14t vs Rp4.92t
• BBCA Rp4.1t vs Rp3.7t
• BBNI Rp2.82t vs Rp2.39t
• BDMN Rp687m vs Rp874m
• PNBN Rp588m vs Rp675m
• BNLI Rp567m vs Rp367m
• BTPN Rp480m vs Rp493m
• BBTN Rp402m vs Rp341m
• BJBR Rp385m vs Rp325m
• MEGA Rp376m vs Rp286m
• NISP Rp372m vs Rp341m
• BJTM Rp257m vs Rp312m
• BNII Rp255m vs Rp191m
• BBKP Rp198m vs Rp246m
• SDRA Rp101m vs Rp61.8m
• BNGA Rp82.7m vs Rp1.09t
• BSIM Rp47.0m vs Rp36.3m
• BVIC Rp32.4m vs Rp42.1m
• AGRO Rp20.4m vs Rp16.0m
• PNBS Rp18.5m vs Rp10.6m
• NOBU Rp3.25m vs Rp2.49m
• BABP Rp0.82m vs -Rp6.70m

»» Insurance, Finance
• PNIN Rp261m vs Rp234m
• ABDA Rp172m vs Rp151m
• BFIN Rp147m vs Rp130m
• CFIN Rp95.1m vs Rp97.8m
• AHAP Rp2.09m vs Rp3.04m
• WOMF Rp1.11m vs Rp8.80m

»» Infrastructure Related
• SMGR Rp1.19t vs Rp1.31t
• INTP Rp1.14t vs Rp1.13t
• JSMR Rp329m vs Rp376m
• SMBR Rp74.5m vs Rp73.3m
• SMCB Rp32.7m vs Rp323m
• META Rp26.4m vs Rp15.5m

»» Construction & Precast
• PTPP Rp93.5m vs Rp61.4m
• WIKA Rp61.5m vs Rp167m
• TOTL Rp52.4m vs Rp35.4m
• WSKT Rp11.9m vs Rp6.8m
• WTON Rp17.0m vs Rp80.3m
• ACST Rp12.1m vs Rp22.4m
• DGIK Rp11.1m vs Rp10.0m
• ADHI Rp10.6m vs Rp16.2m

»» Property & Related
• LPKR Rp417m vs Rp339m
• PWON Rp329m vs Rp389m
• ASRI Rp319m vs Rp314m
• LPCK Rp275m vs Rp227m
• SMRA Rp247m vs Rp275m
• CTRA Rp227.8m vs Rp227.6m
• MDLN Rp181m vs Rp390m
• CTRS Rp130m vs Rp131m
• KPIG Rp129m vs Rp49.4m
• DILD Rp121m vs Rp122m
• APLN Rp101m vs Rp295m
• DART Rp93.3m vs Rp78m
• BEST Rp75.5m vs Rp90.3m
• MTLA Rp59.7m vs Rp53.5m
• PLIN Rp59.2m vs Rp157m
• CTRP Rp31.0m vs Rp30.1m
• NIRO Rp19.7m vs Rp3.8m
• PJAA Rp8.3m vs Rp19.6m
• SHID -Rp5.92m vs Rp3.09m
• COWL -Rp63m vs Rp7.76m

»» Consumer Related
• HMSP Rp2.89t vs Rp2.75t
• UNVR Rp1.59t vs Rp1.36t
• GGRM Rp1.28t vs Rp1.42t
• INDF Rp870m vs Rp1.39t
• ICBP Rp797m vs Rp699m
• KLBF Rp529m vs Rp493m
• MYOR Rp273m vs Rp119m
• ULTJ Rp149m vs Rp89.5m
• SIDO Rp118m vs Rp116m
• MLBI Rp107m vs Rp184m
• ROTI Rp67.1m vs Rp61.2m
• TCID Rp62.3m vs Rp62.7m
• DVLA Rp59.8m vs -Rp17.4m
• KAEF Rp43.9m vs Rp23.3m
• WIIM Rp33.4m vs Rp36.1m
• MICE Rp8.15m vs Rp9.82m
• MBTO Rp2.58m vs Rp2.49m
• BATA Rp0.58m vs Rp13.8m
• INAF -Rp19.9m vs -Rp38.4m
• RMBA -Rp384m vs -Rp452m

»» Retail, Trade & Related
• LPPF Rp185m vs Rp123m
• ACES Rp126m vs Rp137m
• EPMT Rp95.4m vs Rp85.8m
• MPPA Rp81.6m vs Rp50.9m
• ERAA Rp70.6m vs Rp80.1m
• ASGR Rp47.5m vs Rp33.1m
• MTDL Rp34.5m vs Rp31.4m
• CSAP Rp19.5m vs Rp19.3m
• ECII Rp18.7m vs Rp26.0m
• MAPI Rp12.3m vs Rp47.1m
• MIDI Rp9.01m vs Rp7.30m
• RALS Rp5.86m vs Rp40.6m
• RANC Rp4.53m vs Rp6.43m
• RIMO -Rp0.87m vs -Rp1.07m
• HERO -Rp33.2m vs Rp55.3m
• AMRT -Rp38.6m vs Rp10m

»» Services
• SILO Rp34.5m vs Rp26.9m
• SONA Rp15.1m vs Rp66.2m
• SAME Rp13.8m vs Rp11.7m
• DYAN -Rp11.2m vs -Rp7.3m
• BLTZ -Rp12.2m vs -Rp18.1m

»» Automotive Related
• ASII Rp3.99t vs Rp4.73t
• UNTR Rp1.64t vs Rp1.58t
• AUTO Rp87.4m vs Rp265.5m
• TURI Rp74.1m vs Rp78.1m
• IMJS Rp28.9m vs Rp35.9m
• IMAS Rp14.4m vs Rp75.3m
• KOBX $29rb vs $352rb
• GDYR -$206rb vs $393rb
• MASA -$2.55jt vs $2.47jt
• INTA -Rp51.8m vs Rp80.5m

»» Energy, Mining & Related
• PGAS $109.4jt vs $176.7jt
• PTBA Rp340m vs Rp536m
• ADRO $59.1jt vs $128.7jt
• INCO $25.06jt vs $17.96jt
• INDY $11.6jt vs $8.05jt
• PSAB $9.18jt vs $8.23jt
• ELSA Rp65m vs Rp54m
• RUIS Rp10.1m vs Rp14.9m
• HRUM $1.7jt vs $10.8jt
• KKGI $1.42jt vs $4.59jt
• PTRO $0.48jt vs $2.10jt
• TMPI Rp2.21m vs Rp5.0m
• SUGI -$0.60jt vs -$0.84jt
• DEWA -$0.32jt vs -$1.00jt
• MITI -Rp3.52m vs Rp2.28m
• TINS -Rp19.1m vs Rp95.0m
• GTBO -$3.07jt vs -$0.14jt
• DOID -$10.4jt vs Rp11.8jt
• BRMS -$17.81jt vs -$13.17jt
• BYAN -$18.5jt vs -$0.99jt
• ANTM -Rp240m vs -Rp273m

»» Agriculture, Poultry & Related
• CPIN Rp431m vs Rp661m
• SSMS Rp273m vs Rp194m
• AALI Rp156m vs Rp784m
• LSIP Rp153m vs Rp226m
• TBLA Rp90.9m vs Rp131m
• BISI Rp48.4m vs Rp28.2m
• UNSP Rp32.1m vs Rp297m
• BRPT $1.39jt vs -$4.98jt
• BWPT Rp7.13m vs Rp101m
• JAWA Rp2.63m vs Rp30.3m
• JPFA -Rp222m vs Rp52.9m
• MAIN -Rp59.7m vs Rp58.2m
• GZCO -Rp10.5m vs -Rp8.5m
• SMAR -Rp78.3m vs Rp888m
• CPRO -Rp209m vs Rp103m

»» Telco, Media & Tech Related
• TLKM Rp3.81t vs Rp3.58t
• EMTK Rp553m vs Rp111m
• MNCN Rp285m vs Rp389m
• MDIA Rp105m vs Rp64.1m
• TELE Rp85.4m vs Rp60.7m
• TRIO Rp29.7m vs Rp107m
• VIVA Rp18.1m vs Rp11.2m
• GLOB Rp1.07m vs Rp28.8m
• CENT -Rp10.3m vs -Rp0.4m
• MSKY -Rp130m vs Rp136m
• KBLV -Rp205m vs Rp7.9m
• FREN -Rp551m vs Rp235m

»» Transportation, Distribution
• BIRD Rp223m vs Rp219m
• MPMX Rp115m vs Rp152m
• TMAS Rp60.1m vs Rp53.7m
• TAXI Rp20.3m vs Rp29.2m
• SMDR $5.22jt vs $2.12jt
• MBSS $3.97jt vs $9.19jt
• HITS $747rb vs $849rb
• NELY Rp1.73m vs Rp9.04m
• WINS $0.08jt vs $7.59jt
• IATA -$1.69jt vs -$1.27jt

»» Manufacture
• INDR $92.37jt vs $61.33jt
• INKP $61.5jt vs $22.5jt
• SRIL $14.28jt vs $11.89jt
• AMFG Rp101m vs Rp84.6m
• TKIM $7.83jt vs $10.9jt
• ARNA Rp39.6m vs Rp77.1m
• LTLS Rp31.4m vs Rp58.7m
• DAJK Rp17.4m vs Rp19.6m
• CINT Rp8.24m vs Rp7.42m
• EKAD Rp8.19m vs Rp11.4m
• SRSN Rp5.54m vs Rp6.28m
• BUDI Rp3.32m vs Rp35.1m
• INDS Rp2.56m vs Rp41.7m
• JPRS Rp1.41m vs Rp4.86m
• ERTX $844rb vs $446rb
• IPOL $235rb vs $796rb
• JECC -Rp1.11m vs Rp30.3m
• SSTM -Rp7.22m vs Rp0.54m
• IKAI -Rp9.18m vs -Rp4.72m
• KARW -$0.46jt vs -$1.26jt
• NIKL -$1.16jt vs -$0.26jt
• ADMG -$7.68jt vs -$10.2jt

»» Holdings, Others
• BMTR Rp90.4m vs Rp304m
• DSNG Rp57.6m vs Rp149m
• RAJA $2.54jt vs $1.95jt
• LEAD $1.09jt vs $5.69jt
• DSFI Rp3.78m vs Rp2.81m
• MIRA Rp0.76m vs Rp0.50m
• BAJA -Rp4.35m vs Rp27m
• PKPK -Rp12.5m vs -Rp1.7m
• BHIT -Rp208m vs Rp385m
• BNBR -Rp302m vs Rp665m
 
Back
Top