[MasterForex] Data ekonomi dan Fundamental oleh MasterForex

Kembali lagi, momentum bearish dominasi GBPUSD

27022015%2BGBPUSDH1.png


Kembali lagi, momentum bearish dominasi GBPUSD

Dolar yang kemarin terkoreksi karena komentar Yellen dihadapan kongres bidang Perbankan, hari ini kembali rebound. Hal ini berimplikasi pada GBPUSD yang jatuh tajam hingga mendekati support 1.5379. Sempat tertahan di atas support 1.5419, level ini akhirnya berhasil ditembus secara signifikan oleh GBPUSD, meneruskan momentum bearish kemarin.

Penguatan dolar AS kemarin karena data ekonomi CPI Inti yang lebih bagus dari perkiraan pasar. CPI Inti naik 0,2%, diatas perkiraan pasar yang hanya naik 0,1%. Sedangkan klaim pengangguran berada di angka 313 ribu, lebih buruk dari perkiraan pasar yang hanya di angka 288 ribu.

Hari ini, AS akan merilis data GDP awal yang diperkirakan pasar akan berada pada angka 2.1%. Bagusnya data ini kami perkirakan akan mengangkat indeks dolar AS lebih tinggi dan melanjutkan bullishnya.

Berdasarkan grafik 1 jam, kami perkirakan momentum bearish masih akan menekan GBPUSD menembus support 1.5379. Peluang rebound masih terbatas pada level 1.5420. Pertimbangkan untuk SELL di dekat area 1.5420 dengan level stop di high 1.5448. Tempatkan target di 1.5330.

Disclaimer:
MFX bekerjasama dengan kontributor untuk menghadirkan analisa untuk para trader. Pergerakan harga yang berlawanan sangat mungkin terjadi. Dan diluar tanggung jawab MFX.
 
Aktivitas pabrikan meningkat, tapi China tetap harus waspada

China%2BPMI.jpg


Aktivitas pabrikan meningkat, tapi China tetap harus waspada

Sebuah survei menunjukkan bahwa aktifitas sektor pabrikan China meningkat kelevel tertingginya di Februari namun ekspor menciut dan tekanan deflasi masih ada. Informasi diatas menunjukkan bahwa China masih perlu melakukan pemangkasan suku bunga tambahan.

Sejak terjadinya krisis global yang mengakibatkan menurunnya pasar properti, tingginya tingkat hutang dan berlebihnya kapasitas pabrikan di China memicu pemerintah meluncurkan kebijakan pelonggaran moneter besar-besaran.

Sabtu lalu, bank sentral China memangkas suku bunga demi menekan perlambatan ekonomi. Ini adalah kebijakan pelonggaran ketika terbesar oleh pemerintah sejak akhir November.

Meski aktivitas sektor pabrikan naik sedikit, survei menunjukkan pihak pabrikan justru berjuang keras untuk mengatasi tidak menentunya permintaan akan ekspor dan tekanan deflasi.

Perekonomian China belum menunjukkan tanda-tanda akan stabil sehingga diperkirakan masih akan ada kebijakan suku bunga dan pemangkasan syarat cadangan lanjutan untuk perbankan.

Pemerintah pun agaknya akan bergantung kepada kebijakan suku bunga dan pemangkasan cadangan perbankan dan dapat menerima pelemahan mata uang demi memasikan ekonomi tumbuh pada kisaran 7 persen ditahun ini. Pemerintah menghadapi tantangan deflasi dan sektor ketenagakkerjaan haruslah kuat agar dapat menjalankan agenda reformasi ekonomi.

Di 2014, ekonomi tumbuh 7,4% dan tercatat sebagai pertumbuhan terlambat dalam 24 tahun terakhir. Dan dikwartal pertama tahun ini, pertumbuhan berpeluang melambat menjadi 7%.

Meski dampak dari reformasi adalah perlambatan ekonomi yang sejauh ini masih bisa diterima, China harus menghindari kemerosotan yang cukup tajam yang dapat memicu kehilangan lapangan kerja dan resiko gagal bayar (kredit macet).
 
Inflasi Zona Euro Tak Mencapai Ekspektasi

Inflation%2Beuro.jpg


Inflasi Zona Euro Tak Mencapai Ekspektasi

Inflasi harga konsumen Euro zone turun dengan angka di bawah perkiraan pada bulan Februari dan inflasi inti tetap stabil dan pengangguran menurun pada bulan Januari untuk bulan ketiga berturut-turut, data dari kantor statistik Eropa menunjukkan pada hari Senin.

Eurostat memperkirakan bahwa inflasi harga konsumen di 19 negara anggota pengguna euro turun 0,3 persen untuk basis tahunan pada bulan Februari setelah penurunan 0,6 persen di tingkat tahunan pada Januari dan penurunan 0,2 persen pada Desember. dalam survei Reuters, para ekonom memperkirakan inflasi turun 0,4 persen.

Eurostat mengatakan bahwa energi yang jauh lebih murah, harga yang 7,9 persen lebih rendah pada bulan Februari dari tahun sebelumnya dan penurunan 0,2 persen pada harga barang-barang industri non-energi merupakan faktor utama turunnya indeks secara keseluruhan.

Tidak termasuk energi dan komponen makanan yang belum diproses, indeks inflasi inti naik 0,6 persen untuk basis tahunan, sama seperti pada bulan Januari.

ECB ingin menjaga inflasi tetap di bawah, namun mendekati 2 persen dalam jangka menengah, sehingga untuk mempercepat pertumbuhan harga akan mulai mencetak uang pada akhir bulan ini untuk membeli obligasi pemerintah zona euro - sebuah kebijakan yang dikenal sebagai 'quantitative easing'.

ECB, yang diperkirakan akan memberikan rincian lebih lanjut atas rencana ini setelah pertemuan kebijakan pada hari Kamis, berencana menghabiskan 60 miliar euro atau setara dengan $67,2 miliar per bulan pada program pembelian obligasi, namun beberapa aset sektor swasta
 
RBA pertahankan rate, peluang pangkas masih ada

RBA%2BRate.jpg


RBA pertahankan rate, peluang pangkas masih ada

Bank sentral Australia mempertahankan suku bunga tidak berubah hari ini dan membuat mata uang lokal melonjak tajam. Bank sentral juga membuka peluang
untuk pemangkasan suku bunga dimasa depan.

Aussie melonjak setengah sen AS setelah RBA merilis keputusan terbarunya dan menegaskan masih terlalu dini melakukan pemangkasan suku bunga setelah sebelumnya diturunkan menjadi 2,25%.

Gubernur Glenn Stevens mengatakan mempertahankan suku bunga stabil untuk saat ini masih relevan, karena dirapat sebelumnya suku bunga sudah diturunkan. Bank sentral Australia agaknya ingin menyeragamkan kebijakannya dengan beberapa bank sentral dunia yang bergegas menurunkan suku bunganya.

China sebagai mitra dagang terbesar Australia, menurunkan suku bunga diakhir pekan lalu dan Bank Sentral Eropa sudah memulai kebijakan QE bernilai triliunan dolar bulan ini.

Diperkirakan Bank Sentral Australia masih akan menurunkan suku bunganya, paling kurang satu kali lagi meski tidak bisa dipastikan waktu pelaksanaannya.

Meski situasi ekonomi tidak begitu baik, namun ekspansi besar-besaran disektor pertambangan telah menyebabkan naiknya volume ekspor (cukup besar) yang mendongkrak neraca perdagangan. Defisit neraca perdagangan menciut menjadi $9,6 miliar dikwartal keempat 2014.
 
Aktifitas Sektor Jasa Inggris Melambat

services.png


Aktifitas Sektor Jasa Inggris Melambat

Pertumbuha aktifitas sektor jasa Inggris mengalami penurunan yang tak terduga di bulan Februari, data survei dari Markit menunjukkan Rabu.

Indeks Manajer Pembelian dan penyediaan The Markit / Chartered Institute untuk sektor jasa turun menjadi 56,7 pada Februari dari 57,2 pada Januari. Sektor ini diperkirakan akan meningkat menjadi 57,5 dan menandai ekspansi bulan ke dua puluh enam.

Bisnis baru yang diterima oleh perusahaan sektor jasa Inggris meningkat pada tingkat tercepat dalam tiga bulan. Hal ini didukung oleh kenaikan iklan dan kegiatan promosi.

Tingkat pertumbuhan lapangan kerja meningkat ke level paling tajam kedua dalam sejarah survei.

Inflasi harga input meningkat pada bulan Februari dan harga output meningkat untuk bulan ketiga berturut-turut, meskipun pada tingkat yang sederhana.

Ekspektasi bisnis untuk dua belas bulan mendatang tumbuh ke level kenaikan tiga bulan pada bulan Februari.

"Kombinasi pertumbuhan ekonomi yang relatif kuat, pasar tenaga kerja yang membaik dan tanda-tanda bahwa pertumbuhan upah akan meningkat di bulan-bulan mendatang mengesankan Bank of England akan mendapat tekanan yang meningkat untuk memperketat kebijakan akhir tahun ini," Chris Williamson, kepala ekonom di Markit mengatakan.
 
Emas naik diatas $1.200

gold-1002.jpg


Emas naik diatas $1.200

Emas diperdagangkan menguat keatas level $1.200 per ounce karena saham melemah. Namun penguatan emas cenderung terbatas karena beberapa data ekonomi AS positif dan dolar menguat.

Terakhir dikutip, emas naik 0,3% menjadi $1.202,65 per ounce. Kemarin emas terperosok setelah serangkaian data AS rilis diantaranya data ketenagakerjaan, dimana sektor swasta berhasil menambah 212.000 posisi di Februari dan data Institute for Supply Management dimana index jasa naik menjadi 56,9 di Februari. Kedua data itu mendongkrak dolar kelevel tertinggi barunya dalam 11,5 tahun terakhir kemarin.

Kondisi ekonomi yang membaik menurunkan minat akan emas, dimana instrumen logam mulia tersebut justru menarik sebagai investasi alternatif ketika ada gangguan ekonomi dan politik. Sementara kuatnya nilai tukar dolar justru membuat emas menjadi mahal bagi pemegang mata uang selain dolar.

Perlu dicatat, untuk memastikan apakah kenaikan emas ini akan bertahan atau berlangsung singkat, akan ditentukan oleh beberapa data AS yang akan rilis pada Jumat besok. Hasil data besok akan menentukan prospek kebijakan suku bunga the Fed. Jika bagus, dan the Fed menetapkan waktu kenaikan suku bunga maka pesona aset seperti emas akan menurun.
 
Seberapa Besar Peluang ECB Topang Pertumbuhan

ecb_interest_rates_euro.jpg


Seberapa Besar Peluang ECB Topang Pertumbuhan

Tertarik untuk tetap ‘low profile’ atas krisis Yunani, Bank Sentral Eropa akan fokus pada prospek peningkatan pertumbuhan pada hari ini dan hanya mengungkap sebagian rincian rencana pembelian obligasi senilai lebih 1 triliun Euro.

ECB diperkirakan akan mempertahankan suku bunga dan mungkin meningkatkan perkiraan pertumbuhan untuk mencerminkan serangkaian kejutan data yang positif, namun bisa saja memotong proyeksi inflasi karena menggabungkan efek penuh dari harga minyak yang dramatis jatuh, mendukung pembelian obligasi senilai 60 miliar euro per bulan dari Maret untuk memacu inflasi.

Bank memiliki jalan panjang untuk meyakinkan pasar atas rencananya akan berjalan efektif. Hanya setengah dari ekonom dalam survei Reuters menganggap pembelian obligasi akan membantu kenaikan inflasi terhadap target di dekat tetapi di bawah dua persen dan sebagian menganggap pembelian akan diperpanjang hingga September 2016.

ECB mengatakan pencetakan uang yang dilakukannya akan bertahan "setidaknya" sampai September 2016 dan sampai "penyesuaian yang berkelanjutan" di jalur inflasi.

Namun, setidaknya ada tanda-tanda tentatif inflasi bangkit.
Hasil di Februari di angka -0,3 persen di atas perkiraan, harga minyak telah rebound dari posisi terendah Januari, pertumbuhan meningkat dan euro mencapai level terendah baru 11 tahun terhadap dolar, mendongkrak prospek inflasi impor yang lebih tinggi.

Bank memperkirakan deflasi untuk tahun 2015, dengan memotong tajam proyeksi inflasi 0,7 persen dari Desember tetapi beberapa analis mengatakan angka sebenarnya bisa berakhir di wilayah positif, juga mendapatkan dorongan dari pembelian obligasi ECB.

Pasar akan mencari tahu bagaimana pelonggaran kuantitatif akan bekerja, ketika pembelian dimulai, apakah itu berlaku untuk obligasi dengan hasil negatif dan bagaimana pembelian akan didistribusikan.

Antisipasi terhadap program QE telah mendorong biaya pinjaman zona euro turun ke titik di mana Spanyol dapat meminjam selama 10 tahun di bawah 1,3 persen dan investor benar-benar membayar untuk hak pinjaman istimewa ke Jerman selama lima tahun. Yield obligasi di Italia, Spanyol dan Portugal turun ke rekor terendah pekan ini.
 
NFP Diyakini Positif, Kenaikan Suku Bunga Dinanti

non-farm-payroll%2B2.jpg


NFP Diyakini Positif, Kenaikan Suku Bunga Dinanti

Data Tenaga kerja AS kemungkinan meningkat cukup kuat di Februari dengan tingkat pengangguran kembali turun, sinyalemen yang dapat mendorong Federal Reserve untuk mempertimbangkan kenaikan suku bunga pada bulan Juni.

Dalam survei Reuters ekonom memperkirakan nonfarm payrolls naik 240.000 pasca kenaikan 257.000 di Januari. Ini akan menandai kenaikan lapangan pekerjaan 12 bulan berturut-turut di atas 200.000, terpanjang sejak tahun 1994.

Tingkat pengangguran diperkirakan akan turun 0,1 poin menjadi 5,6 persen, sementara rata-rata penghasilan per jam diperkirakan naik 0,2 persen setelah melonjak 0,5 persen pada Januari.

Pejabat Fed sangat memantau untuk membantu menentukan kapan tekanan yang cukup membangun di pasar pekerjaan untuk menentukan biaya pinjaman yang lebih tinggi untuk menjaga ekonomi dari overheating.

Departemen Tenaga Kerja akan merilis data pekerjaan pada pukul 08:30 hari ini, sedikit lebih dari sepekan sebelum pertemuan kebijakan bank sentral AS 17-18 Maret. Para ekonom mengharapkan Fed dapat menunjukkan keterbukaannya terhadap kenaikan suku bunga di Juni dengan memberikan janji untuk "sabar" dalam mempertimbangkan mendaki.

The Fed telah mempertahankan suku bunga overnight’ mendekati nol sejak Desember 2008. Perekonomian menambahkan lebih dari satu juta pekerjaan antara November dan Januari, kenaikan terkuat dalam tiga bulan sejak 1997, sedangkan jumlah pencari kerja untuk setiap posisi terbuka mencapai tingkat terendah sejak 2007 pada bulan Desember.

Cuaca dingin dan bersalju yang menyelimuti sebagian besar wilayah negara pada bulan Februari cenderung memiliki dampak yang kecil pada lapangan kerja yang tercipta di saat kondisi buruk terjadi setelah pengusaha pemerintah mensurvei pekerja, sebut ekonom. Aksi mogok oleh 5.200 pekerja di beberapa kilang minyak juga cenderung tidak terlalu mempengaruhi.

Sebuah laporan yang kokoh akan memperkuat pandangan bahwa perlambatan pada pertumbuhan ekonomi mencerminkan faktor-faktor temporer, seperti cuaca dan perselisihan perburuhan di pelabuhan Pantai Barat.

Perekonomian juga telah terlukai dari pemotongan belanja modal oleh perusahaan-perusahaan minyak, yang mana keuntungan diperas oleh harga minyak mentah yang rendah.

Secara keseluruhan, payroll sektor swasta diperkirakan meningkat 229.000, dengan lapangan kerja sektor manufaktur naik 12.000. Kenaikan lanjutan dalam payrolls sektor konstruksi juga sangat diharapkan, meskipun cuaca buruk bisa saja menghambat kenaikan.
 
Ekspor Jerman Bukukan Penurunan Terbesar

germanycars-export.jpg


Ekspor Jerman Bukukan Penurunan Terbesar

Ekspor Jerman turun dengan jumlah terbesar dalam lima bulan terakhir di Januari, melampaui perkiraan dan menempatkan sedikit penahan terhadap prospek ekonomi terbesar Eropa itu, meskipun ekonom mengatakan lemahnya euro dan minyak akan membantu dalam beberapa bulan ke depan.

Ekspor mengalami penurunan sebesar 2,1 persen pada bulan tersebut setelah kenaikan tajam pada bulan Desember dengan penyesuaian musiman, data dari kantor statistik menunjukkan. Angka ini meleset dari perkiraan konsensus Reuters untuk penurunan 1,5 persen dan bahkan di bawah perkiraan terendah untuk penurunan 2,0 persen.

Data untuk bulan Desember direvisi turun menjadi kenaikan 2,8 persen dari yang dilaporkan sebelumnya yakni kenaikan 3,4 persen.

Namun pengiriman ke zona euro menunjukkan penurunan 2,8 persen pada Januari dibandingkan dengan tahun lalu ketika Jerman mengirim 0,5 persen barang lebih sedikit ke negara-negara di luar Uni Eropa. Ekspor ke negara-negara di Uni Eropa yang tidak menggunakan euro adalah satu-satunya yang membukukan kenaikan.

Sebagian besar data terakhir telah menggambarkan pelemahan ekonomi, menunjukkan hal itu bisa tumbuh kokoh pada kuartal pertama, dengan bisnis dan semangat konsumen meningkat dan pengangguran turun, meskipun penurunan tajam dalam pesanan industri mengaburkan harapan.

Data Senin menunjukkan impor tergelincir sebesar 0,3 persen, kembali meleset dari perkiraan konsensus Reuters yang memperkirakan kenaikan 0,5 persen.

Surplus perdagangan untuk Januari menyempit menjadi 19,7 miliar euro dari revisi 21,6 euro pada bulan Desember.
 
Dolar melonjak

Dollar%2Band%2BBull.jpg


Dolar melonjak pasti

Dolar Amerika kembali menggila dengan kembali menembus level tertinggi terhadap yen dan euro diperdagangan Asia hari ini. Dua faktor yang melatar belakangi penguatan dolar adalah perbedaan prospek suku bunga dunia dan tingginya data inflasi China.

Dolar merengsek naik kelevel tertingginya dalam tiga bulan terakhir pada 121,71 yen dan sempat menembus 121,84, dimana level ini belum pernah terlihat sejak Juli 2007.

Meski begitu, rendahnya nilai tukar yen dinilai positif bagi ekspor Jepang dan keuntungan perusahaan dimana Nikkei jadi menguat 0,5%.

Spekulasi the Fed akan mulai menaikkan suku bunga di Juni memberi support kepada dolar. Euro melemah $1,0831 dimana pasar bermain mata dengan level support $1,0762.

Karena menguatnya dolar, komoditas juga kembali terdesak, dimana minyak Brent turun 5 sen menjadi $58,48 per barrel dan minyak mentah AS naik 7 sen menjadi $50,07. Emas tertahan dilevel $1.168 per ounce.
 
Pasar hindari resiko akibat dolar melonjak

One%2BDollar.jpg


Pasar hindari resiko akibat dolar melonjak

Bursa Asia tergelincir kelevel terendahnya dalam dua bulan terakhir menyusul kegamangan pasar atas kemungkinan the Fed menaikkan suku bunga lebih cepat dari perkiraan. Kabar ini sontak mengirimkan dolar kelevel tertingginya dalam 12 tahun terakhir terhadap euro.

Tercatat indeks MSCI turut melemah bersamaan dengan bursa Australia, Korea Selatan termasuk Indonesia. Aset-aset beresiko baik di Amerika maupun dibelahan negara lain berada dibawah tekanan setelah data pengangguran AS di Jumat lalu cukup meyakinkan sehingga meningkatkan ekspektasi pelaksanaan kenaikan suku bunga paling cepat Juni.

Mata uang negara-negara dunia ke-3 juga terperosok diantaranya peso Meksiko, ringgit Malaysia, won Korsel, rand Afrika Selatan dll.
Kecemasan terbaru mengenai perundingan utang Yunani dengan Zona Euro dan tekanan deflasi di China turut memberatkan pasar negara-negara berkembang. China juga akan merilis data terbaru diantaranya produksi industri, penjualan ritel dan investasi pada hari ini dan semuanya diperkirakan akan menunjukkan bahwa ekonomi mengalami perlambatan pertumbuhan.

Meski melemahnya yen terhadap dolar menguntungkan korporat, tapi kondisi ini justru tidak membuat senang perusahaan multinasional asal Amerika dimana pendapatan mereka menjadi turun.

Posisi terakhir, euro berada pada level $1,0695. Yen diperdagangkan pada 121,315 yen. Aussie mendekati level terendahnya pada $0,7603. Minyak mentah AS naik sedikit setelah kemarin turun tajam karena kenaikan dolar. Hal ini disebabkan, berbagai komoditas yang diperdagangkan menggunakan dolar menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lain. Minyak mentah AS naik 1,3% per barrel.
 
Output Industri Inggris Tak Diduga Terjun Di Januari

Made%2BIn%2BUK.JPG


Output Industri Inggris Tak Diduga Terjun Di Januari

Output industri dan manufaktur Inggris tak terduga mengalami penurunan pada bulan Januari, data resmi yang dirilis oleh Kantor Statistik Nasional mengungkapkan Rabu.

Output industri Inggris mencatat penurunan 0,1 persen dalam basis bulanan di Januari, menyusul penurunan 0,2 persen yang tercatat pada Desember. Para ekonom memperkirakan output industri mengalami kenaiokan 0,2 persen untuk bulan Januari. Ini artinya berlawanan dengan ekspektasi para analis.

Demikian pula, output manufaktur yang mencatat penurunan 0,5 persen, juga berlawanan dengan ekspektasi para ekonom untuk kenaikan 0,2 persen. Pada bulan Desember, produksi telah meningkat 0,1 persen.

Pada basis tahunan, output industri meningkat 1,3 persen pada Januari. Ada peningkatan dua dari empat sektor utama, dengan output manufaktur menjadi penyumbang terbesar, dengan mencatat kenaikan 1,9 persen.

Para ekonom memperkirakan pertumbuhan 1,3 persen untuk produksi industri dan kenaikan 2,6 persen untuk manufaktur.

Pasca dirilisnya data tersebut GBP/USD diperdagangkan pada level 1,5047 dari level 1,5054 sekitar menjelang pengumuman data tersebut, sementara EUR/GBP berada di level 0,7054 dari 0,7052 sebelumnya.
 
Tembus level support, emas berpeluang jatuh lebih jauh

Gold.jpg


Tembus level support, emas berpeluang jatuh lebih jauh

Gara-gara dolar, emas kembali terperosok dan kali ini membukukan level terendahnya dalam tiga bulan terakhir. Emas tercatat anjlok selama sembilan sesi berturut-turut disamping karena kuatnya nilai tukar dolar dan meningkatnya ekspektasi kenaikan suku bunga the Fed.

Emas spot jatuh 0,2% menjadi $1.151,85 per ounce setelah kemarin sentuh $1.147,10. Petaka bagi emas terjadi sejak Jumat lalu setelah data nonfarm payroll AS rilis yang memicu sentimen positif akan kebijakan suku bunga the Fed.

Menguatnya dolar sendiri, selain karena bagusnya data ekonomi yang rilis akhir-akhir ini, juga karena diuntungkan oleh beragamnya kebijakan berbagai bank sentral dunia, dimana satu kebijakan dengan kebijakan lainnya tumpang tindih dan tidak supportif bagi negara lain.

Investor meyakini, jika suku bunga the Fed jadi dinaikkan maka permintaan akan aset-aset yang tidak memberikan bunga seperti emas akan menurun . Sebaliknya, pada kondisi seperti ini dana cenderung mengalir ke aset-aset yang menawarkan imbal balik lebih tinggi.

Karena beberapa pejabat the Fed sempat mengungkap bahwa bank sentral AS itu akan bertindak segera, maka berada spekulasi dipasar bahwa the Fed akan menaikkan suku bunga pada April mendatang. Jika situasi ini berlanjut maka siap-siap emas akan terus turun.

Emas berpeluang kembali mendatangi level $1.131,85 karena sudah menembus level support $1.156. Jatuh selama sembilan sesi berturut-turut membuat emas kehilangan nilainya hampir 3 persen untuk tahun ini saja.
 
Mogok, minyak brent bertahan diatas $57

Oil%2Band%2BStrike.jpg


Mogok, minyak brent bertahan diatas $57

Aksi bargain hunting membuat minyak Brent bertahan diatas level $57 per barrel hari ini, namun penguatan minyak terbatas akibat stabilnya nilai dolar setelah sebelumnya meluncur turun dari level tertinggi akibat data penjualan ritel AS lebih lemah dari perkiraan.

Minyak Brent untuk pengiriman di April diperdagangkan naik 6 sen pada $57,14 setelah menutup sesi kemarin turun 46 sen. Minyak mentah AS naik 5 sen menjadi $47,10 setelah kemarin ditutup turun $1,12.

Penurunan harga minyak selama ini cukup drastis sehingga pergerakan kali ini cenderung didorong oleh pasar. Harga-harga berpotensi kembali naik setelah investor menganalisa hasil pakta untuk mengakhiri aksi mogok pekerja di 12 penyulingan yang mempengaruhi seperlima kapasitas kilang AS.

Kenaikan minyak premium jenis Brent sampai minyak mentah AS sampai lebih dari $10 umumnya disebabkan oleh faktor mogok pekerja ini yang merupakan aksi terbesar pekerja kilang minyak Amerika dalam kurun 35 tahun terakhir.

Sementara isu lain yang juga akan mempengaruhi pergerakan harga minyak adalah Libya. Dimana kelompok ekstrimis ISIS mengklaim bertanggung jawab atas aksi serangan bom di Ibu kota Tripoli.
 
Euro berhasil menguat, yen dan usd cenderung kokoh

Euro%2BGreece.jpg


Euro berhasil menguat, yen dan usd cenderung kokoh

Euro berhasil membalas kerugian sebelumnya terhadap dolar setelah menyentuh level rendah baru dalam 12 tahun terakhir diperdagangan Asia. Namun penurunan yang cukup drastis ini dikarenakan oleh perbedaan kebijakan moneter antara zona euro dan Amerika.

Menjelang rapat the Fed pada Rabu nanti, euro berada pada koisaran $1,0526 setelah sempat menembus $1,0457. Dibandingkan penutupan di Jumat lalu pada posisi $1,0496. Terhadap yen, euro diperdagangkan pada 127,67 setelah sempat turun ke 127,18.

Beralih kekabar the Fed, pasar memperkirakan pada rapat Rabu nanti, the Fed kemungkinan akan mengganti kata "Sabar", berkaitan dengan rencana kenaikan suku bunga, dengan perkiraan kenaikan suku bunga. Jika perubahan pernyataan itu terjadi maka akan memicu harapan bahwa kenaikan suku bunga akan direalisasikan lebih cepat dari perkiraan dan akan mendongkrak the greenback kembali.

Sebaliknya, otoritas tertinggi, bank sentral Eropa meluncurkan kebijakan pelonggaran atau "quantitative easing" diawal bulan ini dengan harapan menjaga inflasi dizona euro terkendali. Beberapa analis memberikan prediksinya terhadap euro, dimana mereka menyatakan bahwa tidak ada alasan untuk membeli euro saat ini karena mata uang tunggal ini akan menjadi salah satu mata uang terlemah.

Meski hari ini sempat menguat, tapi pola umum yang ada menunjukkan tekanan jual terhadap pasangan EURUSD cukup besar, setidaknya untuk jangka pendek. Penentuan masa depan euro akan terlihat setelah hasil rapat FOMC dan perkembangan dari ECB rilis.

Sementara itu dolar sedikit melemah terhadap yen pada 121,30 dibanding penutupan Jumat kemarin pada 121,43. Baik dolar dan yen cenderung kuat beberapa minggu terakhir yang membuat perdagangan pasangan ini tidak menentu.
 
Data Jerman Dorong EUR/USD Menguat

German%2BRetail.jpg


Data Jerman Dorong EUR/USD Menguat

Euro terus menguat tinggi terhadap dolar AS pada hari Selasa, setelah data menunjukkan sentimen ekonomi Jerman meningkat ke level tertinggi 13 bulan pada Maret, meskipun laporan inflasi di zona euro cenderung membatasi keuntungan mata uang tunggal itu.

Dalam laporannya, Pusat Riset Ekonomi ZEW mengatakan indeks sentimen ekonomi Jerman naik 1,8 poin menjadi 54,8 bulan ini dari 53,0 di Februari. Para analis memperkirakan indeks meningkatkan sebesar 5,2 poin menjadi 58,2 pada bulan Maret.

Indeks sentimen ekonomi zona euro meningkat ke level tertinggi 13-bulan di 62,4 pada Maret dari 52,7 pada bulan Februari, di atas perkiraan menjadi 58,2.

Sebuah laporan terpisah menunjukkan inflasi harga konsumen zona euro turun 0,3% di bulan lalu, sesuai dengan harapan dan tidak berubah dari perkiraan awal. Inflasi zona euro turun 0,6% pada bulan Januari. Masih di bawah target Bank Sentral Eropa mendekat namun tidak sampai 2%.

Sementara CPI Inti, yang tidak termasuk harga makanan, energi, alkohol, dan tembakau naik 0,7% pada Februari, naik dari perkiraan awal 0,6%.

Pelaku pasar sedang mengincar pernyataan Federal Reserve Rabu untuk melihat apakah the Fed akan menurunkan referensi untuk menjadi ‘sabar’ sebelum menaikkan suku dan mensinyair bahwa mereka siap untuk menaikkan suku bunga tergantung pada data ekonomi.

EUR/USD terpantau mencapai level 1,0615 pada perdagangan pagi di Eropa, kemudian konsolidasi di level 1,0606, naik 0,36%. Euro juga menguat terhadap pound, dengan EUR/GBP naik 0,66% ke level 0,7172.
 
Persediaan minyak meningkat, Brent anjlok

Oil%2BDown.jpg


Persediaan minyak meningkat, Brent anjlok

Minyak Brent tergelincir mendekati $53 per barrel hari ini setelah cadangan minyak mentah AS diperkirakan melonjak 10 minggu berturut-turut mencapai rekor tertinggi, memicu spekulasi pasokan minyak dunia tengah berlimpah.

Minyak Brent untuk pengiriman di Mei turun 50 sen menjadi $53,01 per barrel. Minyak mentah AS untuk pengiriman di April turun 92 sen menjadi $42,54 per barrel. Diperkirakan akan ada aksi ambil untung sebelum minyak kembali coba sentuh rekor terendah di Januari lalu.

Pasar juga akan menunggu rapat the Fed hari ini yang akan membahas tentang kebijakan moneter, fokus pada arah kebijakan suu bunga.

Harga minyak seharusnya menguat karena dolar melemah, hal ini disebabkan kebanyakan komoditas diperdagangkan menggunakan dolar sehingga akan terasa lebih murah. Namun meningkatnya produksi minyak Libya dan rencana Iran meningkatkan produksi minyaknya ketika Barat mencabut sanksi ekonomi telah memicu kecemasan pasar karena saat ini minyak dipasar dunia berlimpah.
 
SNB Tidak Mengubah Kebijakan Moneternya

SNB.jpg


SNB Tidak Mengubah Kebijakan Moneternya

Swiss National Bank mempertahankan kebijakan moneternya tidak berubah seperti yang sudha diperkirakan secara luas oleh para ekonom, Kamis.

SNB mempertahankan kisaran target suku bunga untuk tiga bulan tidak berubah pada antara -1,25 persen dan -0,25 persen. Tingkat suku bunga deposito SNB tetap di -0,75 persen dan batas pembebasan tetap tidak berubah, bank sentral menyebutkan dalam sebuah pernyataan.

SNB menegaskan bahwa franc Swiss secara signifikan dinilai terlalu tinggi dan harus terus melemah dari waktu ke waktu. Ini akan tetap aktif dalam kurs mata uang asing, seperti yang diperlukan, untuk mempengaruhi kondisi moneter.

Selanjutnya, bank secara secara substansial menurunkan perkiraan inflasi Desember setelah harga minyak yang mengalami penurunan tajam dan apresiasi franc setelah penghapusan plafond mata uang menggerakkan inflasi lebih jauh ke wilayah negatif.

Untuk tahun 2015, perkiraan inflasi diturunkan sebesar 1 persentase poin menjadi -1,1 persen. Namun demikian, pada tahun 2016, inflasi akan sebesar -0,5 persen, yang berarti 0,8 persen lebih rendah dari pada perkiraan Desember, katanya. Tidak sampai 2017 inflasi akan ke wilayah positif lagi, pada 0,4 persen.

SNB memperkirakan PDB riil hanya akan tumbuh sebesar di bawah 1 persen di sepanjang 2015. PDB rill diturunkan dari sekitar 2 persen karena nilai tukar franc diperkirakan akan melemahkan perekonomian terutama pada paruh pertama tahun ini.
 
GBP/USD Cukup stabil Pasca Data pinjaman Inggris

Poundsterling%2Band%2Bgraphic.jpg


GBP/USD Cukup stabil Pasca Data pinjaman Inggris

Pound tetap stabil terhadap dolar AS pada sesi Jumat, setelah data pinjaman sektor publik Inggris mencatat hasil positif, sementara sentimen terhadap greenback ternyata masih rentan setelah pernyataan kebijakan terbaru Federal Reserve.

GBP/USD terpantau sempat sentuh level 1,4723 pada perdagangan pagi di Eropa, dan menjadikannya level bawah sesi meski kemudian mencatat konsolidasi pada level 1,4749.

Dalam laporannya, Kantor Statistik Nasional Inggris mengatakan bahwa pinjaman bersih sektor publik naik sebesar £6,22 miliar pada bulan Februari, nmaun masih di bawah ekspektasi peningkatan yakni £7,70 miliar. Angka bulan Januari direvisi menjadi penurunan £8,93 miliar dari perkiraan penurunan sebelumnya £9,41 miliar.

Sementara itu, dollar masih rapuh setelah Fed pada hari Rabu menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi AS telah stabil dan bahwa suku bunga akan naik pada kecepatan yang lebih lambat dari perkiraan sebelumnya.

Dalam sebuah pernyataan setelah pertemuan kebijakan moneter, bank sentral AS juga menurunkan perkiraan untuk pertumbuhan dan inflasi.

Namun, Sterling melemah terhadap euro, dengan EUR/GBP naik 0,29% ke level 0,7245. Euro menemukan beberapa dukungan setelah para pemimpin Uni Eropa mengatakan bahwa Yunani telah sepakat untuk membentuk rencana reformasi baru dalam beberapa hari mendatang untuk mengamankan dana bailout tambahan yang diperlukan untuk mencegah kebangkrutan negara.

Menjelang pembicaraan, Presiden Parlemen Eropa Martin Schulz telah memperingatkan bahwa situasi keuangan Yunani adalah "berbahaya", dengan pembayaran utang yang menjulang.
 
Suku bunga the Fed akan dinaikkan tahun ini

John%2BWilliams.jpg


Suku bunga the Fed akan dinaikkan tahun ini

Dolar yang terlalu kuat terkadang dapat menyeret pertumbuhan ekonomi, namun tahun ini perekonomian Paman Sam tampaknya cukup kuat untuk meredam dampaknya ungkap salah seorang petinggi the Fed hari ini di Sydney.

Presiden Bank Sentral Amerika wilayah San Francisco John Williams memperkirakan ekonomi AS akan tumbuh sekitar 2,5% ditahun ini meski nilai tukar dolar masih tinggi.

Disamping itu dia juga mengungkapkan bahwa menguatnya dolar sebagian besar dikarenakan kebijakan pelonggaran yang diterapkan oleh beberapa bank sentral baik di Eropa dan Jepang, dimana juga memberi dampaok positif bagi pertumbuhan global dan Amerika sendiri.

Williams memperkirakan bahwa the Fed akan mulai menaikkan suku bunga ditahun ini, tanpa mengelaborasikan kapan waktu tepatnya. Sikap percaya diri tersebut ditopang oleh optimisme tingkat serapan tenaga kerja akan sesuai dengan target dan akhirnya mendorong naik inflasi seiring waktu berjalan.
 
Back
Top