WANITA KEDUA
By NURMA
Aku bertemu dengannya di sebuah kafe. Saat itu aku sedang berusaha menghilangkan
kegundahan hatiku, akibat ditinggalkan Papa untuk selama-lamanya.
Aku sedang menikmati secangkir cappuccino dan sepotong avocado mousse, ketika
tatapan mataku bersirobok dengan wanita itu. Wajahnya cantik, seperti artis-artis
sinetron yang sering kulihat di televisi. Paling-paling, usianya tidak terlalu jauh di
atasku. Kami bertatapan selama beberapa menit, sebelum akhirnya aku membuang
muka. Aku mencoba menikmati kembali avocado mousse di depanku, yang tinggal
tersisa separuh. Hatiku terlalu sedih untuk mengurusi orang lain, sekalipun aku
merasa pernah melihat wanita tadi. Entah di mana, aku tak ingat.
Kucoba mencuri pandang kembali. Wanita itu tampak bangkit dari kursinya dan
meninggalkan kafe. Aku mengembuskan napas lega. Entah mengapa, sepertinya ada
daya magis yang dipancarkan wanita tadi. Daya magis yang seolah membuat napasku
sesak. Aku sedikit heran karena sepertinya baru kali ini aku melihatnya. Tapi, aku tak
mengerti, mengapa aku merasa tidak asing pada wajah itu.