senjanjani
New member
Tips Memilih Indikator Teknikal Terbaik
Trader forex pemula biasanya mempelajari satu per satu berbagai Indikator Teknikal tersebut, kemudian memilih mana yang paling nyaman dan menguntungkan untuk digunakan sehari-hari. Namun, trader juga seringkali menggunakan lebih dari satu Indikator Teknikal guna menganalisis pergerakan harga suatu instrumen investasi. Yang penting, perhatikan tiga hal ini dalam pemilihan Indikator Teknikal:
Sesuaikan Parameter Setting Indikator Teknikal
Apabila kita memasang Indikator Teknikal yang sudah ada (built-in) pada platform trading (umpamanya Metatrader), maka pasti sudah ada setting default-nya. Namun, trader sebenarnya bisa merubah parameter setting tersebut.
Penyesuaian parameter misalnya dalam penggunaan Moving Average, trader dapat membuatnya berdasarkan harga penutupan (Close), harga tertinggi (High), atau lainnya. Moving Average itu sendiri dihitung dari rerata harga, sehingga periode pun bisa ditentukan sendiri, seperti MA-50 Day (rerata harga 50 hari terakhir), MA-100, MA-200, dan lain sebagainya.
Pada grafik harga EUR/USD di bawah ini, garis merah mewakili MA-50 Day, sedangkan garis biru merupakan MA-100 Day. Apabila kita menggunakan parameter berbeda, maka tampilan dan akurasinya juga akan berbeda, walaupun metode penggunaan indikator MA tetap sama.
Kombinasi Indikator Teknikal Berdasarkan Fungsi Masing-Masing
Kombinasi dua Indikator Teknikal atau lebih untuk menganalisis harga suatu instrumen harus didasarkan pada fungsi masing-masing indikator. Namun, berhati-hatilah untuk tidak menumpuk terlalu banyak indikator di atas grafik hingga fluktuasi pergerakan harga itu sendiri tak dapat dibaca dengan jelas.
Contoh kombinasi yang cukup memadai:
Moving Average untuk menunjukkan arah tren pergerakan harga. Umumnya, tren bullish (harga akan cenderung naik) bila grafik harga bergeser ke atas garis MA. Sebaliknya, tren bearish (harga akan cenderung turun) bila grafik harga bergeser ke bawah garis MA. Namun, akurasi perkiraan itu cukup buruk, sehingga dibutuhkan konfirmasi dengan menggunakan Indikator Teknikal lain.
MACD untuk mengkonfirmasi bahwa arah tren yang diidentifikasi indikator MA itu tepat. Apabila MA dan MACD sama-sama cenderung bullish, maka probabilitas kesuksesan buy bisa dikatakan cukup besar. Demikian pula, jika MA dan MACD sama-sama cenderung bearish, maka dapat disimpulkan itu waktunya sell. Namun, pada harga berapa kita bisa buy atau sell? MACD kurang baik dalam hal ini, sehingga boleh jadi diperlukan dukungan Indikator Teknikal lain lagi.
RSI untuk menunjukkan momentum yang bagus bagi trader melakukan buy atau sell.
Kombinasi Indikator Teknikal berdasarkan fungsinya seperti contoh tersebut akan menghasilkan tampilan seperti ini:
Jangan Mencoba Indikator Teknikal Pada Akun Riil
Tips terakhir, apabila masih belajar atau mencoba-coba, maka gunakanlah akun demo; jangan gunakan akun trading riil. Akun demo memungkinkan kita untuk berlatih pada kondisi pasar aktual, tetapi dana yang dipakai adalah uang virtual yang bisa diperoleh gratis dari broker. Dengan demikian, kita akan lebih bebas dalam melakukan trial and error parameter setting maupun pengujian kehandalan kombinasi Indikator Teknikal pilihan.
Sumber : seputarforex.com