Welcome Bonus $100 dari ForexChief

Trading Forex Tak Butuh Banyak Teori


Saya (terlalu) sering dipameri trading system, berbagai macam indikator teknikal, termasuk custom indicator yang diklaim "paling mantabs deh pokoknya". Awalnya sih saya selalu ingin tahu dan mencoba memahami segala macam trading system ataupun indikator yang dibilang mantabs itu. Tapi, lama-lama… wah.. kok eneg juga yaa. Lagipula, terlalu lama mencoba memahami berbagai macam indikator, atau malahan mencoba mengutak-atik untuk bikin custom indicator sendiri, saya pikir malahan lumayan menghabiskan waktu juga deh.

Dari belajar berbagai indikator dan mencoba berbagai trading system, akhirnya malahan saya balik lagi pakai naked chart alias candlestick doang. Lah, kalo dipikir-pikir, kok tampilan chart saya malahan sama dengan di bulan pertama saya kenal trading yaa? Trus, apa hasilnya dunks bersusah payah, kadang sampe dibela-belain lembur sampe dini hari buat belajar berbagai macam indikator?

Kalo mau membela diri sih, saya akan jawab "Ya pasti ada bedanya lah. Dulu nggak pake indikator karena nggak paham. Sekarang nggak pakai indikator karena sudah eneg."

Jadi sebaiknya gimana nih? Apa sekalian gak usah paham satupun indikator? Wehh, ya janganlah, ntar kita dituduh trading berdasarkan untung-untungan alias ****.

Berapa Jumlah Indikator Yang Sebaiknya Dipahami?

Paham beberapa indikator teknikal, menurut saya tetap perlu. Setidaknya nggak kuper-kuper amat kan kalau diajak ngobrol sesama trader. Belajar dari pengalaman saya itu, kalo boleh saya cuma menganjurkan buat teman-teman yang masih dalam tahap belajar trading, sebaiknya nggak usahlah terlalu terpancang untuk mencoba memahami terlalu banyak indikator.

Cukup pahami satu atau dua indikator (atau satu ramuan indikator), tapi usahakan anda paham benar perilaku indikator tersebut.
Kenali bener-bener perilakunya, kapan dia ngasih sinyal yang terang benderang, kapan dia ngasih false signal. Yah, daripada tahu banyak indikator tapi nggak paham perilakunya, ntar malahan banyak kejebak false signal melulu.

Boleh Tidak, Coba-coba?

Mencoba-coba aneka macam trading system? Boleh-boleh aja sih, tapi ingat, sebaiknya jangan terlalu asyik gonta-ganti trading system. Kalau sudah bertemu trading system ato sekedar indikator yang dirasakan cocok…ya sudahlah, pakai saja dulu.

Belajar teori tentang trading, termasuk macem-macem indikator jelas perlu. Tapi saya sarankan nggak usah terlalu banyak nguplek di teori doang deh.

Lalu gimana cara belajar trading yang lebih pas? Menurut saya, ramuan belajar trading yang pas adalah: "baca, pelajari, praktekkan, rasakan dan sesuaikan". Terlalu banyak baca teori tanpa praktek cuma bikin eneg doang. Langsung nyemplung praktek alias trading dengan dasar nekad tanpa belajar teori juga bikin kita cenderung jadi gambler.

Beda Trader Yang Banyak Teori Dan Serius Trading

Dari beberapa teman trader yang saya kenal, saya melihat ada kecenderungan, teman trader yang terlalu hobi ngoprek indikator atau EA biasanya memang trading hanya sebagai hobi. Deposit di broker forex, biasanya nggak akan banyak-banyak. Jadi kalo dijadikan uji coba dan berakhir dengan Margin Call (MC) pun nggak akan terlalu nyesel; paling-paling nyengir doang. Mereka banyak menghabiskan waktu tidak hanya untuk trading, tapi juga untuk uji coba berbagai custom indicator, Expert Advisor (EA), maupun trading system.

Nah, beda dengan teman trader yang trading dengan investasi (deposit) dalam jumlah lumayan besar. Mereka biasanya nggak terlalu banyak bereksperimen dengan macam-macam trading system. Kalo sudah cocok dengan satu cara, sistem, atau indikator; mereka akan cenderung menggunakannya. Mereka menghabiskan waktu hanya untuk trading "beneran", bukan sekedar uji coba sistem.

Saya bukannya bilang kalau membuat custom indicator, EA, atau mencoba berbagai trading system itu hal yang nggak perlu. Kalo memang sudah hobi, meskipun mengorbankan banyak waktu dan tenaga juga nggak terasa pengorbanannya sih. Hanya saja, bagi anda yang trading dengan niat untuk investasi, lebih baik tak usah terlalu banyak berkutat dengan teori ataupun terlalu sibuk bikin custom indicator atau EA sendiri deh.

Saya jadi ingat, waktu saya bilang kalau saya pengen belajar bikin custom indicator dan EA, mentor saya bilang, "buat apa?"

Terus terang, awalnya saya rada tersinggung. Saya pikir, "wah.. underestimate banget nih!"

Tapi setelah saya pikir-pikir, mm, benar juga sih, pakai aja indikator yang sudah ada. Lah, kalau terlalu banyak waktu yang bakal saya habiskan buat belajar bikin custom indicator dan EA, ntar kapan tradingnya!?

 
Trading Forex Tak Butuh Banyak Teori


Saya (terlalu) sering dipameri trading system, berbagai macam indikator teknikal, termasuk custom indicator yang diklaim "paling mantabs deh pokoknya". Awalnya sih saya selalu ingin tahu dan mencoba memahami segala macam trading system ataupun indikator yang dibilang mantabs itu. Tapi, lama-lama… wah.. kok eneg juga yaa. Lagipula, terlalu lama mencoba memahami berbagai macam indikator, atau malahan mencoba mengutak-atik untuk bikin custom indicator sendiri, saya pikir malahan lumayan menghabiskan waktu juga deh.

Dari belajar berbagai indikator dan mencoba berbagai trading system, akhirnya malahan saya balik lagi pakai naked chart alias candlestick doang. Lah, kalo dipikir-pikir, kok tampilan chart saya malahan sama dengan di bulan pertama saya kenal trading yaa? Trus, apa hasilnya dunks bersusah payah, kadang sampe dibela-belain lembur sampe dini hari buat belajar berbagai macam indikator?

Kalo mau membela diri sih, saya akan jawab "Ya pasti ada bedanya lah. Dulu nggak pake indikator karena nggak paham. Sekarang nggak pakai indikator karena sudah eneg."

Jadi sebaiknya gimana nih? Apa sekalian gak usah paham satupun indikator? Wehh, ya janganlah, ntar kita dituduh trading berdasarkan untung-untungan alias j#di.

Berapa Jumlah Indikator Yang Sebaiknya Dipahami?

Paham beberapa indikator teknikal, menurut saya tetap perlu. Setidaknya nggak kuper-kuper amat kan kalau diajak ngobrol sesama trader. Belajar dari pengalaman saya itu, kalo boleh saya cuma menganjurkan buat teman-teman yang masih dalam tahap belajar trading, sebaiknya nggak usahlah terlalu terpancang untuk mencoba memahami terlalu banyak indikator.

Cukup pahami satu atau dua indikator (atau satu ramuan indikator), tapi usahakan anda paham benar perilaku indikator tersebut.
Kenali bener-bener perilakunya, kapan dia ngasih sinyal yang terang benderang, kapan dia ngasih false signal. Yah, daripada tahu banyak indikator tapi nggak paham perilakunya, ntar malahan banyak kejebak false signal melulu.

Boleh Tidak, Coba-coba?

Mencoba-coba aneka macam trading system? Boleh-boleh aja sih, tapi ingat, sebaiknya jangan terlalu asyik gonta-ganti trading system. Kalau sudah bertemu trading system ato sekedar indikator yang dirasakan cocok…ya sudahlah, pakai saja dulu.

Belajar teori tentang trading, termasuk macem-macem indikator jelas perlu. Tapi saya sarankan nggak usah terlalu banyak nguplek di teori doang deh.

Lalu gimana cara belajar trading yang lebih pas? Menurut saya, ramuan belajar trading yang pas adalah: "baca, pelajari, praktekkan, rasakan dan sesuaikan". Terlalu banyak baca teori tanpa praktek cuma bikin eneg doang. Langsung nyemplung praktek alias trading dengan dasar nekad tanpa belajar teori juga bikin kita cenderung jadi gambler.

Beda Trader Yang Banyak Teori Dan Serius Trading

Dari beberapa teman trader yang saya kenal, saya melihat ada kecenderungan, teman trader yang terlalu hobi ngoprek indikator atau EA biasanya memang trading hanya sebagai hobi. Deposit di broker forex, biasanya nggak akan banyak-banyak. Jadi kalo dijadikan uji coba dan berakhir dengan Margin Call (MC) pun nggak akan terlalu nyesel; paling-paling nyengir doang. Mereka banyak menghabiskan waktu tidak hanya untuk trading, tapi juga untuk uji coba berbagai custom indicator, Expert Advisor (EA), maupun trading system.

Nah, beda dengan teman trader yang trading dengan investasi (deposit) dalam jumlah lumayan besar. Mereka biasanya nggak terlalu banyak bereksperimen dengan macam-macam trading system. Kalo sudah cocok dengan satu cara, sistem, atau indikator; mereka akan cenderung menggunakannya. Mereka menghabiskan waktu hanya untuk trading "beneran", bukan sekedar uji coba sistem.

Saya bukannya bilang kalau membuat custom indicator, EA, atau mencoba berbagai trading system itu hal yang nggak perlu. Kalo memang sudah hobi, meskipun mengorbankan banyak waktu dan tenaga juga nggak terasa pengorbanannya sih. Hanya saja, bagi anda yang trading dengan niat untuk investasi, lebih baik tak usah terlalu banyak berkutat dengan teori ataupun terlalu sibuk bikin custom indicator atau EA sendiri deh.

Saya jadi ingat, waktu saya bilang kalau saya pengen belajar bikin custom indicator dan EA, mentor saya bilang, "buat apa?"

Terus terang, awalnya saya rada tersinggung. Saya pikir, "wah.. underestimate banget nih!"

Tapi setelah saya pikir-pikir, mm, benar juga sih, pakai aja indikator yang sudah ada. Lah, kalau terlalu banyak waktu yang bakal saya habiskan buat belajar bikin custom indicator dan EA, ntar kapan tradingnya!?


Banyak trader forex mencari strategi ampuh yang bisa mengantarkan mereka ke kebebasan finansial secara instan. Padahal, belajar forex dari tahap ke tahap merupakan sesuatu yang mutlak harus dilakukan. Bahkan para trader berpengalaman pun masih harus terus belajar agar selalu bisa menyesuaikan diri dengan kondisi pasar yang selalu berubah-ubah. Strategi yang berjalan lancar hari ini bisa tiba-tiba mengakibatkan loss besar-besaran minggu depan, sehingga penyesuaian selalu perlu dilakukan.

 

Luruskan Motivasi Trading, Langkah Pertama Belajar Forex


Apa yang membuat Anda ingin belajar trading forex? Atau, kalau Anda memang sudah lama melakukan kegiatan ini, apa sih yang membuat Anda bertahan untuk terus bertrading?

Jawaban pertanyaan tentang motivasi untuk melakukan kegiatan trading ini bisa jadi sangat beraneka ragam.Ada teman trader yang menjawab bahwa motivasi trading dia adalah karena trading sudah menjadi hobi baginya. Ada juga trader menjawab, karena trading bisa mendatangkan penghasilan tambahan yang lumayan. Bahkan ada yang menjawab karena trading memang profesi utamanya.

Bagaimana dengan motivasi trading Anda? Sebaiknya, luruskan motivasi sebelum belajar, karena ini bisa mempengaruhi trading Anda kelak.

luruskan-motivasi-trading-langkah-pertama-belajar-forex-62164-27038.jpeg

Motivasi Trading Bisa Bermacam-Macam
Iya sih, memang bisa jadi motivasi antara satu orang dengan orang lainnya berbeda, meskipun untuk kegiatan yang sama. Motivasi itu sendiri bisa diartikan sebagai hal atau faktor-faktor yang menyebabkan seseorang melakukan sesuatu. Jadi memang dimungkinkan, hal yang mendorong satu orang untuk melakukan satu kegiatan akan berbeda dengan orang lain.

Bagi teman-teman trader yang menganggap kegiatan trading sebagai hobi, saya bisa kira-kira nih, mereka inilah jenis trader yang biasanya suka telaten ngoprek indikator, betah berjam-jam mengamati chart, dan merasa kesepian saat market tutup di akhir pekan.

Sedangkan bagi trader yang menganggap trading sebagai pekerjaan sampingan atau bahkan yang sudah menjadikan trading sebagai penghasilan utama, bisa jadi mereka malah lebih mengandalkan EA alias Robot Trading dan berinvestasi sebagaimana investor yang rasional. Syukur-syukur sih kalau ada teman trader yang memang hobi trading dan bisa menjadikan trading sebagai penghasilan utamanya. Wah, bisa kebayang sih asyiknya, kalau kita bisa bekerja sesuai dengan minat kita.

Okelah, bagi teman-teman trader yang sudah "jadi", saya tidak terlalu mempermasalahkan apa motivasi trading utama mereka. Yang sering membuat saya prihatin, adalah motivasi teman-teman yang baru mulai belajar trading. Banyak teman-teman (calon) trader yang salah anggapan, menganggap trading adalah jalan singkat menuju kaya. Bahwa hanya dengan sekedar main tebak-tebakan buy atau sell, bisa mengeruk keuntungan tanpa harus bersusah payah.



Trading Bukan Jalan Singkat Jadi Kaya
Biasanya para (calon) trader yang ingin cepat kaya itu terjun ke dunia trading ini dengan semangat menggebu-gebu, invest dengan nominal yang relatif besar, dengan harapan bakalan memperoleh keuntungan yang jauh lebih besar dalam waktu singkat. Tipe (calon) trader semacam inilah yang akhirnya nanti justru mempunyai pandangan negatif tentang trading forex. Setelah mengalami Margin Call (MC), barulah mereka sadar bahwa ternyata trading itu tidak semudah yang dibayangkan.

Nah, kalau anda sekarang memang baru dalam tahapan tertarik untuk belajar trading forex dengan motivasi ingin cepat kaya, wah, saya sarankan untuk stop dulu deh. Coba review dulu sebelum invest atau deposit.

Saya tegaskan bahwa trading ini bukanlah jalan cepat dan mudah untuk menjadi kaya. Kalaupun Anda mendengar cerita dari trader-trader yang sudah berhasil memperoleh keuntungan yang stabil dan lumayan besar dari trading, jangan cepat-cepat tergiur deh. Coba tanyakan dulu, sudah berapa lama mereka belajar? Tanyakan juga berapa waktu, tenaga dan biaya yang sudah mereka habiskan dalam prosesnya? Pertimbangkanlah hal-hal tersebut. Apakah Anda mau, mampu, dan bersedia, untuk terus belajar dan berusaha sekeras mereka?

Ngomong-ngomong, saya jadi ingat salah seorang teman trader suka menguji (calon) trader yang ingin belajar trading. Pertanyaan standarnya adalah, "Sudah siap babak belur belum? kalau memang udah siap babak belur dan benjut-benjut, ayo kita bareng-bareng belajar".

Sumber : seputarforex.com

 

5 Tips Sukses Menjadi Trader Forex Part-Time

Menjadi trader forex paruh waktu atau trader forex part-time menjadi pilihan hidup banyak orang karena beberapa alasan. Dari penelusuran Seputarforex.com, kebanyakan orang memilih menjadi trader forex part-time karena ingin mencari "ceperan" atau tambahan pemasukan di samping pekerjaan utama mereka. Waktu trading forex yang fleksibel menjadi alasan favorit dipilihnya trading forex sebagai pekerjaan sampingan.

5-tips-sukses-menjadi-trader-forex-parttime-277536-29275.jpeg

Salahkah? Tentu tidak ada yang salah dari pilihan seseorang untuk menjadi trader forex full-time ataupun part-time, toh kepentingan masing-masing orang pasti berbeda. Beberapa trader forex senior seperti Sigit Purnomo Ninjaa Trader dan Buge Satrio pun merupakan trader forex part-time yang punya pekerjaan utama selain trading.

Biar santai yang penting serius, begitulah biasanya slogan seorang trader forex part-time. Namun, menjadi trader forex part-time bukan berarti tidak bisa sukses, lho! Berikut ini adalah tips untuk membantu trader forex part-time agar sukses:


1. Lihat Jadwal Dulu Baru Tentukan Metode Trading
Jadwal merupakan urusan nomor wahid bagi seorang trader forex part-time. Biarpun side-job, bukan berarti identik dengan waktu yang serampangan bukan? Jadi, pertama, buatlah jadwal. Jika dalam satu hari Anda menjatahkan satu jam untuk trading, maka optimalkan waktu tersebut.

Contoh kasus, Adi adalah seorang karyawan yang hanya punya waktu pukul 7 sampai 8 pagi WIB untuk bertrading forex. Kita tahu bahwa jam tersebut merupakan sesi perdagangan Asia yang volatilitasnya cenderung rendah.

Maka, Adi harus menentukan gaya trading yang sesuai dengan kondisi sesi perdagangan di jadwalnya. Day trading tentu tak cocok untuk Adi. Mungkin Adi bisa mencoba Swing Trading jangka panjang saja misalnya. Jadi, trader forex part time harus melihat jadwalnya dulu sebelum menentukan metode. Jangan terbalik, ya!


2. Pintar Memanfaatkan Waktu Yang Sempit
Lagi-lagi masih berhubungan dengan masalah waktu. Jika Anda adalah seorang trader forex part-time yang masih dalam masa "tumbuh kembang", maksudnya, masih dalam tahap mengembangkan kemampuan, maka manfaatkan porsi waktu yang lebih banyak untuk melakukan review chart atau mem-backtest sistem.

Kemampuan trading kita tidak hanya diasah dengan cara menyusun rencana kemudian melakukan eksekusi trading berkali-kali; tetapi juga dari tugas-tugas trading lainnya seperti membuat jurnal trading, mem-backtest sistem, dan lain-lain. Sayang waktunya jika saat pasar slow, Anda cuma duduk di depan monitor "nungguin" trading Anda. Lebih baik, waktu yang sedikit ini dimanfaatkan untuk belajar materi pendukung trading bukan?


3. Selalu Memeriksa Kalender Forex
Trader forex part-time seringkali akan kelewatan event-event penting atau event-event mengejutkan karena tidak punya waktu yang fleksibel untuk mengawasi tradingnya. Oleh karena itu, perlu menyisihkan waktu untuk memeriksa kalender forex setiap harinya.

Dengan mengetahui event-event penting atau berita-berita forex fundamental, trader dapat merencanakan skenario trading dan mempunyai gambaran prediksi bagaimana kira-kira pergerakan pasar nantinya. Atau, jika sudah kelewatan, maka trader tersebut bisa membuat skenario lain berdasarkan suatu peristiwa.


4. Membuat Jurnal Trading
Jurnal Trading, bagi trader forex full-time saja sudah terbilang penting, apalagi bagi trader paruh waktu. Sediakan waktu khusus untuk menyusun jurnal trading demi mengimbangi waktu yang digunakan selain untuk urusan trading. Membuat jurnal trading membantu trader untuk mengetahui strategi mana yang berfungsi dan strategi mana yang tidak.

Jurnal trading juga membantu menghemat waktu, lho. Contohnya, daripada menghabiskan waktu untuk mengingat-ingat saat-saat seperti apa GBP menembus high atau low dengan kuat, lebih baik langsung saja cek jurnal trading. Untuk trader forex part-time yang mengandalkan robot EA, jurnal trading juga berfungsi untuk menilai apakah kinerja robot berjalan baik atau tidak.


5. Menggunakan Robot Atau Expert Advisor
Kalau yang kelima ini, adalah langkah yang paling akhir. Mengapa? Karena, trader yang menggunakan robot trading sebaiknya lebih dahulu menguasai dunia trading forex. Penggunaan robot trading memang bisa membantu trader forex paruh waktu. Namun, jika salah strategi dan terlalu mengendalkan robot, bukan tak mungkin akun trader juga akan kacau karenanya. Jadi, lebih baik jangan terlalu percaya atau mengandalkan robot saja.


Sekilas, tips sukses menjadi trader forex part-time di atas juga bisa diterapkan oleh trader forex full-time. Namun, yang perlu diingat, trader forex yang menjadikan trading sebagai sampingan, harus menjaga "permainan" mereka ekstra ketat. Jadi, apakah part-timer tak bisa sukses? Tentu tidak, tetapi tantangannya lebih besar karena musuhnya adalah waktu.

Sumber : seputarforex.com

 

Bear Dan Bull Dalam Pasar Forex

Dalam trading Anda tentu sering mendengar istilah bear dan bull, juga bearish dan bullish. Mungkin ada trader yang mengenal kedua istilah tersebut tetapi belum mengerti arti yang sebenarnya. Artikel ini membahas asal kedua istilah tersebut dan artinya dalam trading.

bear-dan-bull-dalam-pasar-forex-176964-26277.jpeg

Asal Usul Istilah Bear Dan Bull
Istilah bear berasal dari kata "bear" dalam bahasa Inggris yang artinya adalah beruang, sedang "bull" dalam bahasa Inggris berarti sapi jantan. Dalam pergerakan harga pasar, kedua istilah tersebut mengacu pada cara bedua jenis binatang tersebut menyerang lawan-lawannya. Beruang akan membanting lawannya kebawah sementara sapi jantan akan menanduk lawannya hingga terdorong ke atas.

Kedua gerakan tersebut menyerupai turun naiknya pergerakan harga pasar dan juga cara para investor membuat keputusan untuk masuk pasar. Jika pergerakan harga pasar cenderung turun maka disebut bearish atau seperti seekor beruang yang sedang membanting lawan, dan ketika harga pasar sedang naik disebut dengan bullish atau seperti sapi jantan yang sedang menyerang.


Pasar Bearish
Pasar yang sedang bearish mencerminkan pesimisme pelaku pasar. Biasanya keadaan ini didahului oleh merosotnya harga dengan tajam, meski dalam kenyataannya akan terjadi koreksi harga yang naik tetapi arah pergerakan trend utama tetap bearish atau dorongan turunnya harga lebih kuat. Pada kondisi pasar saham yang bearish biasanya perekonomian sedang lemah dan tingkat pengangguran meningkat. Pengeluaran konsumen merosot dan aliran investasi baru berkurang atau terhenti.

Pasar Bullish
Berlawanan dengan kondisi bearish, pasar yang bullish mencerminkan optimisme pelaku pasar. Keadaan ini didahului oleh melambungnya harga dengan tajam, meski dalam kenyataannya akan terjadi koreksi harga yang turun tetapi arah pergerakan trend utama tetap bullish atau dorongan kenaikan harga lebih kuat. Pada kondisi pasar saham yang bullish biasanya perekonomian sedang bagus dan tingkat pengangguran berada pada level yang rendah. Pengeluaran konsumen naik dan aliran investasi baru meningkat oleh risk appetite, atau keberanian mengambil resiko dari investor.

Garis Batas Bullish Dan Bearish
Batas antara kondisi bullish dan bearish dalam pasar forex lazimnya ditunjukkan oleh kurva garis moving average 200 hari (SMA-200 day). Indikator ini menunjukkan trend jangka panjang. Jika harga bergerak di bawah SMA-200 day, maka berarti pasar cenderung bearish. Sebaliknya, bila harga memotong garis SMA-200 day dari bawah ke atas dan bergerak di atas kurva tersebut, maka trend cenderung bullish.

Selain itu, perlu dicatat bahwa kondisi pasar bisa berubah-ubah. Sebagai contoh, saat ini EUR/USD bullish, tetapi beberapa jam dari sekarang bisa saja terjadi pembalikan dari mana pasangan mata uang ini akan terus bearish hingga beberapa hari mendatang. Karenanya, setelah memahami mengenai adanya kondisi pasar bullish dan bearish ini, ada baiknya pula Anda menyimak bahasan mengenai cara untuk mengetahui penerusan atau pembalikan trend.

Sumber : seputarforex.com

 
Strategi Pipsing, Serupa Tapi Tak Sama Dengan Scalping


Tak perlu dipungkiri, kita tentu ingin mendapatkan hasil secepatnya dalam trading. Menahan posisi dalam jangka waktu yang lama bisa menjadi sebuah beban psikologis bagi trader, terutama jika masih pemula.

Akibatnya, banyak trader yang membuka-tutup posisi dalam jangka waktu pendek dan mendeklarasikan diri sebagai pengguna strategi Scalping. Namun, tahukah Anda bahwa ada strategi trading jangka pendek yang disebut Pipsing? Apa bedanya dengan Scalping? Seperti apa penerapannya?

Artikel kali ini disadur dari tulisan Arthen Shaskov, seorang trader forex yang telah memulai trading sejak tahun 2012. Ia membahas apa itu strategi Pipsing, beda Pipsing vs Scalping, serta tips penggunaannya.

Apa Itu Pipsing?

Pipsing adalah strategi trading jangka pendek yang memanfaatkan persentase poin, yaitu unit minimum untuk kuotasi. Pip sendiri adalah singkatan dari Percentage In Point, yang dihitung senilai 1/100 (0.0001). Besaran pip bisa jadi memiliki nilai tak standar, dan harus dipelajari dari spesifikasi penawaran broker.

Meskipun nilai tukar mata uang tidak selalu menunjukkan kenaikan atau penurunan drastis, fluktuasi harian selalu terjadi dan bisa dimanfaatkan untuk memasang posisi. Forex Pipsing merupakan strategi trading tercepat yang potensial untuk dilakukan dalam waktu singkat, dengan memanfaatkan fluktuasi harga minimum, serta memiliki potensi keuntungan maksimum (dilihat dari sisi teknis dan psikologis).

Beberapa trader membuka lebih dari 200 posisi per hari, dengan waktu hold setiap posisi hanya beberapa menit. Keuntungan dari setiap posisi cukup kecil (hampir tidak bisa menutupi spread), tetapi ada kemungkinan untuk mencapai *******. Misalnya, jika strategi trading intraday klasik dapat menghasilkan 50-100 poin per hari dalam kondisi normal, Scalper dan Pipser bisa mendapatkan 1.5-2 kali lebih banyak. Namun perlu diingat, kondisi ini bisa sangat jarang terjadi.

Sekilas, strategi Pipsing dan Scalping terlihat mirip karena sama-sama melakukan transaksi pada jangka waktu pendek, bahkan kisaran waktunya hanya beberapa menit. Perbedaannya terletak pada strategi dan alasan untuk membuka posisi, yang pada akhirnya akan menghasilkan trading efektif. Scalping beracuan pada jangka waktu yang pendek, sedangkan Pipsing beracuan pada pergerakan harga dan mengambil keuntungan hanya beberapa pips.

 
Strategi Pipsing, Serupa Tapi Tak Sama Dengan Scalping


Tak perlu dipungkiri, kita tentu ingin mendapatkan hasil secepatnya dalam trading. Menahan posisi dalam jangka waktu yang lama bisa menjadi sebuah beban psikologis bagi trader, terutama jika masih pemula.

Akibatnya, banyak trader yang membuka-tutup posisi dalam jangka waktu pendek dan mendeklarasikan diri sebagai pengguna strategi Scalping. Namun, tahukah Anda bahwa ada strategi trading jangka pendek yang disebut Pipsing? Apa bedanya dengan Scalping? Seperti apa penerapannya?

Artikel kali ini disadur dari tulisan Arthen Shaskov, seorang trader forex yang telah memulai trading sejak tahun 2012. Ia membahas apa itu strategi Pipsing, beda Pipsing vs Scalping, serta tips penggunaannya.

Apa Itu Pipsing?

Pipsing adalah strategi trading jangka pendek yang memanfaatkan persentase poin, yaitu unit minimum untuk kuotasi. Pip sendiri adalah singkatan dari Percentage In Point, yang dihitung senilai 1/100 (0.0001). Besaran pip bisa jadi memiliki nilai tak standar, dan harus dipelajari dari spesifikasi penawaran broker.

Meskipun nilai tukar mata uang tidak selalu menunjukkan kenaikan atau penurunan drastis, fluktuasi harian selalu terjadi dan bisa dimanfaatkan untuk memasang posisi. Forex Pipsing merupakan strategi trading tercepat yang potensial untuk dilakukan dalam waktu singkat, dengan memanfaatkan fluktuasi harga minimum, serta memiliki potensi keuntungan maksimum (dilihat dari sisi teknis dan psikologis).

Beberapa trader membuka lebih dari 200 posisi per hari, dengan waktu hold setiap posisi hanya beberapa menit. Keuntungan dari setiap posisi cukup kecil (hampir tidak bisa menutupi spread), tetapi ada kemungkinan untuk mencapai *******. Misalnya, jika strategi trading intraday klasik dapat menghasilkan 50-100 poin per hari dalam kondisi normal, Scalper dan Pipser bisa mendapatkan 1.5-2 kali lebih banyak. Namun perlu diingat, kondisi ini bisa sangat jarang terjadi.

Sekilas, strategi Pipsing dan Scalping terlihat mirip karena sama-sama melakukan transaksi pada jangka waktu pendek, bahkan kisaran waktunya hanya beberapa menit. Perbedaannya terletak pada strategi dan alasan untuk membuka posisi, yang pada akhirnya akan menghasilkan trading efektif. Scalping beracuan pada jangka waktu yang pendek, sedangkan Pipsing beracuan pada pergerakan harga dan mengambil keuntungan hanya beberapa pips.


Perbedaan antara Scalping dan Pipsing?

Scalping, trading dalam jangka waktu yang pendek yang hanya berlangsung 5-10 menit. Sementara pipsing trading dengan jangka waktu yang sangat singkat, yang biasanya hanya berlangsung sampai dengan 2 menit. Namun demikian prinsip dari strategi-strategi ini adalah sama.

Dengan penutupan order yang cepat, dalam kondisi pengaruh pasar yang negatif, para scalper (pipser) mencoba mengurangi kerugiannya, untuk mendapatkan hasil trading yang positif dimana resiko kerugian diperkecil. Bukan sebuah rahasia lagi bahwa forex memiliki volatilitas yang tinggi, dalam suatu hari, harga naik dan turun dalam suatu kisaran tertentu.

Harga dapat melampaui lebih dari 100-150 poin dalam beberapa menit, dalam kondisi adanya suatu rilis berita yang penting. Tepatnya karena disebabkan frekuensi perubahan semacam ini, maka dimungkinkan halnya untuk meningkatkan keuntungan. Strategi trading semacam ini sangat terkenal di kalangan para trader.

Para pemula yang tidak memiliki pengalaman, yang menggunakan strategi ini berpikir bahwa scalping tidak membutuhkan pengetahuan yang khusus. Namun seorang trader harus memahami bahwa setiap strategi trading membutuhkan pengetahuan dan latihan.

 

Profit Terus? (Nggak Selalu) Bagus!

Anda profit terus menerus selama seminggu yang lalu? Atau malahan selama sebulan ini? Wah, oke deh… saya ucapkan: Selamat! Eh, tapi… ada tambahan lagi nih… Sebaiknya anda hati-hati! Jangan sampai "koleksi posisi ijo" anda membuat anda menjadi terlalu percaya diri (dan menyombongkan diri).

Serius lho, "penyakit" trader yang paling umum adalah over self confidence plus sombong itu tadi. Saya pernah mendengar keluhan dari temen yang sedang belajar ber-trading ria dan mencoba berinteraksi dengan temen-temen trader lain di sebuah forum. Intinya, dia menyatakan rasa sebalnya, gara-gara dia merasa sebagian besar trader itu sombong.

profit-terus-gak-selalu-bagus-71601-1.jpg

Mm… yah, saya cuma bisa bilang… Nggak semua trader sombong kok. Tapi iya sih.., sebagian besar memang seperti itu. Nah tuh… Jangan-jangan anda termasuk yang sebagian besar itu yah? Hayoo! By the way, bukannya saya cerewet pada sifat orang sih… Lah, sebenernya saya nggak terlalu peduli pada kesombongan orang lain kok. Hanya saja, karena dalam trading, faktor psikologis terbukti sangat berpengaruh pada keputusan anda dalam ber-trading, maka saya menyarankan anda untuk sebisa mungkin menghindari kesombongan ini.



Lupakan "Koleksi Posisi Ijo" Anda
Salah satu cara mengurangi kesombongan adalah dengan "melupakan" deretan posisi anda yang profit itu. Kalau suatu saat kelak saya merasa sudah terlalu banyak koleksi posisi ijo, tanpa ada selang warna merah di catatan transaksi saya, biasanya saya akan "membersihkan" koleksi history trading tersebut dan mencoba untuk tidak terlalu berbangga diri dengan prestasi yang (kebetulan) bagus itu.

Mungkin anda bertanya, "Bukannya kalau profit terus itu berarti sistem trading kita udah bagus?" Menurut saya, sistem trading yang baik seharusnya malah "memberi ruang" untuk sesekali adanya posisi yang loss.

Bukankan kita sudah memperhitungkan adanya loss ini dalam trading plan? Mentor saya pernah bilang, kalau 80% saja dari posisi yang kita ambil mendatangkan profit, itu sudah bagus. Jika kita memakai rasio Risk/Reward pada 1:2 toh apabila kita mengalami 2 kali loss-pun akan tertutup dengan 1 kali profit, sehingga pertumbuhan modal kita setidaknya tidak negatif.

Profit yang (kebetulan) kita peroleh secara terus menerus justru kemungkinan besar akan menimbulkan rasa terlalu percaya diri, yang menurut saya justru merupakan titik lemah seorang trader.

Apalagi jika profit berurutan yang kita peroleh itu sebenernya termasuk juga dari posisi yang anda ambil dengan sedikit "menyimpang" dari trading system atau trading plan anda. Anda akan berpikir, "Ahh… ternyata menyimpang dikit dari sistem juga malah profit kok". Nah, dengan kenangan manis terhadap penyimpangan itu, lain kali anda akan cenderung mengulangi penyimpangan itu kan!? Padahal kalau dilakukan berulangkali, itu justru bisa jadi awal tamatnya akun trading Anda.



Down To Earth Aja
Bukan berarti saya menyarankan anda untuk sengaja me-merah-kan posisi sih. Namun, kalau anda kebetulan mendapat hasil trading yang selalu profit secara terus menerus dan berurutan, anda sebaiknya tidak lantas menjadi percaya diri berlebihan, alias sombong. Percaya deh, meskipun percaya diri itu hal yang wajib bagi seorang trader, tapi percaya diri yang berlebihan biasanya akan membawa kepada hal yang buruk bagi seorang trader.

Bagi saya, posisi merah justru menjadi semacam pengingat, bahwa tidak ada yang sempurna di dunia ini, termasuk trading system dan hasil analisis kita. Sesekali loss bisa menjadi pengingat bagi kita untuk tetap down to the earth, menjaga kita untuk tetap mawas diri dan tidak over self confidence plus sombong. Lagi pula, taman nggak akan indah kalau nggak ada bunganya kan!? Jadi, merah sesekali, justru indah kok.

Sumber : seputarforex.com

 
Last edited:

Psikologi Trading: Hal Yang Harus Diyakini Trader Agar Sukses

Banyak trader profesional memiliki satu pendapat yang sama: jika Anda tidak bisa mendapatkan keuntungan di pasar forex, maka kemungkinan besar itu bukan karena sistem trading Anda payah, melainkan karena adanya faktor lain seperti kondisi pasar, atau justru diri sendiri. Hal ini menggarisbawahi pentingnya psikologi trading dan penataan mental bagi trader agar sukses. Namun, seperti apa psikologi trading yang salah dan yang benar?

Patrick Stockhausen, seorang trader dan trainer, juga menggunakan psikologi trading ini untuk sukses. Dahulu, ia dibesarkan di sebuah keluarga miskin dan drop out dari sekolah di usia 16 tahun. Namun, berkat pemahamannya mengenai psikologi trading, bisnis, dan manusia; ia berhasil mandiri secara finansial pada usia 30 tahun.

Berbekal dari pengalamannya, ia membantu banyak trader dan investor lain untuk memperbaiki kinerja mereka dengan membentuk pola pikir (mindset) baru, melalui laman takingstock.biz. Ia pun pernah diwawancara oleh Justin Pugley untuk MahiFX, mengenai apa saja kekeliruan mayoritas trader dari segi psikologi trading, serta hal-hal apa saja yang seharusnya diyakini trader agar sukses. Berikut sekilas kutipannya.

psikologi-trading-hal-yang-harus-diyakini-trader-agar-sukses-281702-23827.jpeg

Kesalahan Trader Pemula Dari Aspek Psikologi Trading
Justin Pugley: Bisakah Anda sampaikan mengenai beberapa kesulitan psikologis yang biasanya dihadapi trader pemula?

Patrick Stockhausen: Masalahnya adalah mereka tidak mencintai trading dan investasi finansial, padahal ini merupakan salah satu karakter penting para trader sukses. Mayoritas trader sukses mencintai apa yang mereka lakukan (trading -red). Ini adalah permainan yang mereka suka memainkannya. Uang hanyalah suatu cara untuk "menjaga skor".


JP: Implikasinya jadi banyak trader baru masuk pasar untuk menghasilkan uang, dan itu masalahnya?

PS: Kebanyakan orang masuk pasar dengan pola pikir konsumen. Dengan demikian, uang memiliki sebuah makna tertentu, seperti sepasang pakaian training, sewa rumah, keluar dari pekerjaan yang membosankan. Karenanya, uang itu bukan tentang seberapa baik mereka bertrading.

Kemudian mereka belajar beberapa analisa teknikal, dan di sinilah dimana mereka mulai melakukan kesalahan. Mereka melihat suatu pola tertentu di pasar, lalu melihatnya seperti mesin **** (****): ini sinyal saya, maka trading saya pasti sukses.

Padahal, ada perbedaan antara mesin **** dan trading. Pada mesin ****, Anda masukkan uang dulu, lalu berharap pola "kemenangan" muncul. Dalam trading bukan begitu; pola muncul, kita buka posisi, lalu kita perkirakan akan menang.

Namun demikian, trading berdasarkan analisa teknikal tidak didesain untuk memberitahu Anda mengenai apa yang akan terjadi setelahnya. Justru, itu didesain untuk bertaruh pada kemungkinan kemenangan Anda dalam serangkaian trading. Trader profesional menerima hasil yang acak dari setiap posisi trading.

Meski demikian, pemula mementingkan setiap transaksi dan melampirkan makna di setiap posisi trading. Apabila ternyata gagal, mereka mulai menyebut diri sendiri sebagai pecundang atau mengatakan bahwa sistem mereka tidak berfungsi.

Sumber : seputarforex.com

 

5 Keyakinan Penting Bagi Psikologi Trading
JP: Jadi, perbedaan antara orang yang trading hanya demi uang dan orang yang trading karena menyukainya; adalah orang pertama lebih jangka pendek dalam pola pikirnya, sedangkan orang kedua mengambil perspektif jangka panjang dalam trading mereka?

PS: Tepat sekali. Hal ini mengenai pencapaian kepuasan; semakin Anda menginginkan kepuasan instan, maka makin jangka pendek lah trading Anda. Jika Anda mampu menunda pemuasan keinginan, maka makin mungkin bagi Anda untuk mengakumulasi kekayaan dan "trading demi trading".

Banyak orang bertrading dengan keyakinan yang salah. Mereka tidak memahami 5 hal fundamental yang perlu mereka yakini agar sukses.

Berikut ini lima keyakinan yang salah tersebut:

Hasil dari setiap trading dan pergerakannya itu telah diketahui. Kita bisa memprediksi pasar.
Anda perlu tahu apa yang akan terjadi, agar bisa menghasilkan uang secara konsisten dalam trading.
Trading yang untung dan rugi terjadi dalam semacam urutan tertentu. Dengan kata lain, mereka tidak mengantisipasi sifat acak di pasar, dimana Anda bisa menemui keuntungan dan kerugian secara berurutan.
Mereka berpikir, ketika sinyal entry muncul dari sistem trading mereka, maka pasti trading yang akan mereka lakukan itu bakal menghasilkan uang.
Mereka berpikir, pola pasar itu konsisten dan handal. Padahal, agar hal itu terjadi, Anda harus memiliki tepat orang-orang yang sama, dalam kondisi persis serupa, melakukan hal-hal yang sama juga. Namun, meski besok akan muncul pola yang sama, (bisa jadi) salah satu pemain pasar besar yang dulu menjadikan pola itu berfungsi, hari ini tidak masuk kerja. Jadi, itu sebabnya pola-pola tidak selalu berfungsi secara konsisten. Memang ada pola-pola di pasar, tetapi mereka bukan aturan yang kaku.

psikologi-trading-hal-yang-harus-diyakini-trader-agar-sukses-281702-35240.jpeg

Itulah lima kesalahan umum yang menjegal kebanyakan trader. Kemudian, ini lima keyakinan yang harus dimiliki trader agar sukses:

Pahami bahwa apa saja bisa terjadi di pasar dan pada setiap posisi trading yang diambil.
Begitu Anda menyadari bahwa apa saja bisa terjadi, maka Anda akan berfokus pada apa yang akan terjadi pada serangkaian trading (bisa 20 kali trading, 30, atau lebih) dan berusaha mendapatkan keunggulan dari situ.

Trader Richard Dennis misalnya, mulai trading hanya dengan $200 dan berakhir dengan uang $200 juta. Sistemnya hanya menghasilkan uang 35% dari semua posisi trading yang dibuat, tetapi ia punya mindset berdasar probabilitas. Sistem tradingnya mengandalkan segelintir kemenangan besar untuk mengkompensasi banyak kekalahan yang meski sering terjadi tetapi besarannya kecil.
Sebuah keunggulan hanyalah tingginya probabilitas suatu hal terjadi dibanding hal lain. Jadi, Anda bisa saja kalah 65% dari semua trading yang dilakukan (seperti Richard Dennis), tetapi jika Anda lakukan Pyramid, maka kemenangan Anda masih akan menghasilkan banyak uang.
Ada kemungkinan acak antara kemenangan dan kekalahan dalam setiap sistem trading.
Setiap momen di pasar itu unik dan tidak akan terulang kembali.
Selain itu, Anda juga harus bertanggung jawab atas hasil trading Anda sendiri.



JP: Bertanggung jawab atas hasil trading itu seperti mengatakan Anda punya kekuatan untuk merubah hasil trading menjadi lebih baik?

PS: Ya, memang Anda punya kekuatan untuk merubah lingkungan Anda.

Namun, dalam trading, ketika Anda mengambil posisi trading dan itu menguntungkan, maka itu adalah karena para trader lain, seringkali trader institusional, masuk ke pasar dan menggerakkannya sesuai dengan perkiraan Anda. Dibutuhkan orang lain untuk menjadikan Anda pemenang. Jadi, dengan kata lain, ini tak ada hubungannya dengan Anda, melainkan tindakan orang lain. Pekerjaan Anda (sebagai trader) adalah mengenali peluang dimana orang lain akan masuk dan menjadikan Anda pemenang.

Sumber : seputarforex.com

 
Volatilitas Tinggi VS Rendah, Mana Yang Terbaik?


Banyak trader yang mengeluh di forum-forum karena belum juga mendapatkan profit trading memuaskan. Ada banyak faktor yang melatarbelakangi mengapa trader bisa mengalami loss saat trading. Salah satunya adalah salah dalam memilih momentum, karena tak bisa menyesuaikan diri dengan volatilitas tinggi ataupun rendah.

Berdasarkan volatilitasnya, mata uang dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu mata uang bervolatilitas tinggi, stabil, dan rendah. Nah, trader forex sebelum trading harus bisa melihat hal tersebut. Pada pembahasan kali ini, penulis akan menyoroti perbedaan trading saat volatilitas tinggi vs rendah. Manakah yang terbaik untuk trader forex?

Apa Itu Volatilitas Mata Uang?

Volatilitas adalah naik turunnya harga valas di pasar finansial. Jika mata uang dikategorikan memiliki volatilitas tinggi, berarti harga naik dan turun dengan cepat sehingga memunculkan selisih sangat besar antara harga terendah dan harga tertinggi dalam suatu waktu. Sebaliknya, mata uang yang dikategorikan memiliki volatilitas rendah jarang mengalami lonjakan harga, sehingga selisih harga terendah dan tertingginya tidak begitu jauh.

Perubahan volatilitas pada pair mata uang bisa terjadi karena sentimen pasar akibat berita tertentu, rilis berita fundamental penting, atau ulah para spekulan yang masuk dalam jumlah besar pada saat volume perdagangan sedang tipis atau likuiditasnya sedang menurun.

Cara Mengukur Volatilitas Pada Pair Mata Uang

Volatilitas adalah salah satu bagian vital dari sistem trading forex karena menggambarkan fluktuasi pergerakan harga pair mata uang tertentu. Dengan mengetahui jenis mata uang bervolatilitas tinggi atau rendah, trader dapat menyiapkan strategi trading terbaik.

Umumnya, trading saat volatilitas tinggi sangat tidak disarankan, khususnya untuk trader pemula karena terlalu berisiko. Begitu juga trading saat volatilitas terlalu rendah, dikhawatirkan akan menghambat trader mendapatkan target profit yang diinginkan.

Namun yang menjadi pertanyaan, bagaimana cara mengetahui mata uang memiliki volatilitas tinggi atau rendah? Ada beberapa cara yang biasa digunakan oleh trader forex profesional, yaitu dengan menggunakan indikator teknikal ataupun mengikuti rilis berita.

1. Menggunakan Indikator Bollinger Bands

Ada banyak pilihan indikator teknikal yang bisa dipilih berdasarkan fungsi atau kegunaan masing-masing. Salah satu indikator yang paling umum digunakan oleh trader forex untuk mengukur volatilitas dalah Bollinger Bands. Agar mendapat hasil yang lebih akurat, biasanya Bollinger Bands digabungkan dengan indikator lain seperti Moving Average (MA).

2. Mengikuti Rilis Berita Fundamental

Seperti yang telah disinggung di atas, salah satu faktor penggerak harga di pasar forex adalah rilis berita fundamental. Berita fundamental juga perlu disimak, karena trading hanya menggunakan analisa teknikal tentu tidak akan cukup. Jadi, yang paling baik adalah menyeimbangkan antara analisa teknikal dan fundamental agar trader bisa mendapatkan gambaran mengenai kondisi pasar dan momen paling tepat untuk membuka posisi.

Untuk mewaspadai perubahan volatilitas secara ekstrem, beberapa contoh berita fundamental yang wajib disimak oleh trader forex di antaranya adalah saat terjadi pengumuman suku bunga, pemilu, pidato tokoh penting, dan lain-lain. Jika Anda sangat awam mengenai analisa fundamental, salah satu cara yang bisa Anda lakukan adalah memperlajari istilah-istilah berita fundamental terlebih dahulu.

 
Volatilitas Tinggi VS Rendah, Mana Yang Terbaik?


Banyak trader yang mengeluh di forum-forum karena belum juga mendapatkan profit trading memuaskan. Ada banyak faktor yang melatarbelakangi mengapa trader bisa mengalami loss saat trading. Salah satunya adalah salah dalam memilih momentum, karena tak bisa menyesuaikan diri dengan volatilitas tinggi ataupun rendah.

Berdasarkan volatilitasnya, mata uang dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu mata uang bervolatilitas tinggi, stabil, dan rendah. Nah, trader forex sebelum trading harus bisa melihat hal tersebut. Pada pembahasan kali ini, penulis akan menyoroti perbedaan trading saat volatilitas tinggi vs rendah. Manakah yang terbaik untuk trader forex?

Apa Itu Volatilitas Mata Uang?

Volatilitas adalah naik turunnya harga valas di pasar finansial. Jika mata uang dikategorikan memiliki volatilitas tinggi, berarti harga naik dan turun dengan cepat sehingga memunculkan selisih sangat besar antara harga terendah dan harga tertinggi dalam suatu waktu. Sebaliknya, mata uang yang dikategorikan memiliki volatilitas rendah jarang mengalami lonjakan harga, sehingga selisih harga terendah dan tertingginya tidak begitu jauh.

Perubahan volatilitas pada pair mata uang bisa terjadi karena sentimen pasar akibat berita tertentu, rilis berita fundamental penting, atau ulah para spekulan yang masuk dalam jumlah besar pada saat volume perdagangan sedang tipis atau likuiditasnya sedang menurun.

Cara Mengukur Volatilitas Pada Pair Mata Uang

Volatilitas adalah salah satu bagian vital dari sistem trading forex karena menggambarkan fluktuasi pergerakan harga pair mata uang tertentu. Dengan mengetahui jenis mata uang bervolatilitas tinggi atau rendah, trader dapat menyiapkan strategi trading terbaik.

Umumnya, trading saat volatilitas tinggi sangat tidak disarankan, khususnya untuk trader pemula karena terlalu berisiko. Begitu juga trading saat volatilitas terlalu rendah, dikhawatirkan akan menghambat trader mendapatkan target profit yang diinginkan.

Namun yang menjadi pertanyaan, bagaimana cara mengetahui mata uang memiliki volatilitas tinggi atau rendah? Ada beberapa cara yang biasa digunakan oleh trader forex profesional, yaitu dengan menggunakan indikator teknikal ataupun mengikuti rilis berita.

1. Menggunakan Indikator Bollinger Bands

Ada banyak pilihan indikator teknikal yang bisa dipilih berdasarkan fungsi atau kegunaan masing-masing. Salah satu indikator yang paling umum digunakan oleh trader forex untuk mengukur volatilitas dalah Bollinger Bands. Agar mendapat hasil yang lebih akurat, biasanya Bollinger Bands digabungkan dengan indikator lain seperti Moving Average (MA).

2. Mengikuti Rilis Berita Fundamental

Seperti yang telah disinggung di atas, salah satu faktor penggerak harga di pasar forex adalah rilis berita fundamental. Berita fundamental juga perlu disimak, karena trading hanya menggunakan analisa teknikal tentu tidak akan cukup. Jadi, yang paling baik adalah menyeimbangkan antara analisa teknikal dan fundamental agar trader bisa mendapatkan gambaran mengenai kondisi pasar dan momen paling tepat untuk membuka posisi.

Untuk mewaspadai perubahan volatilitas secara ekstrem, beberapa contoh berita fundamental yang wajib disimak oleh trader forex di antaranya adalah saat terjadi pengumuman suku bunga, pemilu, pidato tokoh penting, dan lain-lain. Jika Anda sangat awam mengenai analisa fundamental, salah satu cara yang bisa Anda lakukan adalah memperlajari istilah-istilah berita fundamental terlebih dahulu.


Volatilitas pasar merupakan karakteristik utama dalam pasar forex. Hal inilah yang membuat pasar forex disebut sebagai pasar paling besar dan luas di dunia karena Anda akan mencari peluang profit dari perbedaan pergerakan harga pasar yang selalu berubah.

 

Kondisi Emosional Ideal Agar Trader Sukses

JP: Jadi, pada dasarnya, kelima keyakinan itu adalah suatu cara untuk menyingkirkan ketergantungan emosional orang atas setiap posisi trading, dan menghindari hal-hal seperti mengabaikan Stop Loss, menggandakan posisi trading yang merugi, dan sejenisnya...?

PS: Ya, tepat sekali. Ada serangkaian kejadian, yang menentukan apakah Anda akan menjadi trader sukses atau tidak, dan inilah dimana Anda akan berada: sukes berdasarkan hasil yang konsisten.

Sukses bukan berdasarkan hasil dari satu kali trading saja, melainkan dari banyak trading. Misalnya seperti Richard Dennis, Anda harus berpikir dalam kerangka 100 kali trading, karena tak banyak diantaranya yang menang (hanya 35%). Sedangkan keputusan Anda (baik itu eksekusi yang bagus atau salah, terlambat buka posisi atau menahan posisi setelah kena Stop Loss, dan lainnya) didasarkan pada kondisi emosional Anda.



JP: Bisakah Anda jelaskan sedikit mengenai kondisi emosional?

PS: Ada empat ketakutan yang mengacaukan trading orang-orang:

Takut kalah.
Takut salah.
Takut ketinggalan.
Takut meninggalkan uang menganggur.
Orang-orang lebih termotivasi untuk bertindak karena rasa takut daripada rasa rakus. Jadi, Anda melihat pasar bergerak lebih cepat saat menurun daripada saat naik, karena rasa takut itu.

Contohnya, saat pasar bergerak naik, orang-orang seringkali skeptis dan tak memercayainya. Namun, ketika terus menerus naik, orang-orang menjadi khawatir kalau mereka akan ketinggalan profit, lalu melompat masuk.

Anda bisa melihat emosi-emosi ini mengacaukan trader. Dan alasan Anda bisa mendapatkan emosi-emosi ini terletak pada apa yang menjadi fokus Anda dan bagaimana Anda menerjemahkan kejadian-kejadian, yang menentukan kondisi emosional dan aksi Anda.

Sumber : seputarforex.com

 

Pola Pikir Orang Kaya vs Orang Miskin: Investasi vs Konsumsi
JP: Banyak trader yang sudah membaca setiap buku tentang trader, tapi belum menghasilkan uang. Apa yang salah?

psikologi-trading-hal-yang-harus-diyakini-trader-agar-sukses-281702-48668.jpeg

PS: Itu karena mereka tak memiliki mindset untuk mengembangkan kekayaan. Nilai-nilai Anda menentukan apa yang dihargai di dunia. Jadi, Anda harus mementingkan "menyimpan uang", sedangkan kebanyakan orang tidak melakukannya. Anda juga harus menghargai investasi dan mengembangkan kekayaan, serta memiliki beberapa alasan untuk melakukannya. Semakin besar alasan, semakin baik.

Kebanyakan orang mementingkan konsumsi atau gaya hidup. Begitu mendapatkan uang, mereka akan menghabiskannya untuk membeli apa saja yang menjadi alasan mereka mendapatkan uang itu.

Sedangkan bagi seseorang yang mementingkan penciptaan dan pengembangan kekayaan; begitu mereka mendapatkan uang, maka mereka akan menghabiskannya untuk membeli aset.

Orang miskin atau kelas menengah, kebanyakan diantaranya dibebani utang; mereka berpikir orang kaya menghabiskan banyak uang untuk menjadi kaya. Jadi, ketika melihat orang punya uang tetapi tak membelanjakannya, mereka berpikir dia pelit. Orang miskin dan kelas menengah justru membelanjakan uang demi agar merasa kaya.



JP: Jadi, inilah bedanya antara orang yang menyukai trading, dengan yang hanya memandang trading sebagai suatu cara untuk menghasilkan uang agar bisa belanja lebih banyak lagi?

PS: Ya, benar sekali. Hanya orang yang suka mengelola uang, memiliki aset, dan mencintai hitung-hitungan dalam melakukannya; yang berakhir kaya dan bebas secara finansial.

psikologi-trading-hal-yang-harus-diyakini-trader-agar-sukses-281702-22684.jpeg

JP: Masalahnya adalah pengembangan kekayaan dan simpanan dan investasi adalah topik yang tidak menarik bagi kebanyakan orang. Jadi, bagaimana Anda mengajak orang-orang untuk menghargai aktivitas-aktivitas ini?

PS: Langkah pertama adalah menyadari apa yang Anda yakini. Orang meyakini banyak hal seperti "uang adalah akar semua kejahatan" atau bahwa "orang kaya pasti sudah melakukan sesuatu yang buruk atau tidak jujur untuk menghasilkan uang" dan lain sebagainya.

Langkah kedua, tanyakan pada Anda sendiri mengenai keyakinan Anda, apakah itu benar atau tidak? Karena semua keyakinan bisa berguna atau tidak, tergantung konteksnya. Jadi, Anda perlu mengenai keyakinan apa yang mengekang Anda. Anda harus menyingkirkan keyakinan yang tidak mendukung dan menyukai hal yang mendukung saja.

Jika Anda memiliki keyakinan negatif mengenai uang, lalu Anda trading itu berurusan dengan apa? Uang!

Apabila Anda memiliki keyakinan seperti "uang adalah akar semua kejahatan" maka Anda menyiapkan diri untuk kalah. Otak Anda tak ingin Anda menjadi jahat, maka akan memandu Anda untuk membuat keputusan trading yang salah, sehingga Anda akan terus mengikuti keyakinan bahwa uang itu pada dasarnya kejahatan.

Keyakinan menciptakan perilaku. Itulah mengapa, sangat penting untuk mengenalinya.

Salah satu alasan mengapa para trader dan manajer Hedge Fund top memiliki psikolog sendiri adalah karena mereka mengenai kalau psikologi termasuk salah satu keunggulan paling powerful yang bisa mereka miliki dalam trading.

Secara mental, melatih aturan sistem trading dalam pikiran Anda, berulang-ulang, adalah sangat penting dalam membantu mengkondisikan pola pikir.

Sumber : seputarforex.com

 
Tahu Kapan Berita Penting Rilis

Selain mengandalkan hasil price action setelah rilisnya suatu berita, penting pula bagi news trader untuk mengetahui kapan biasanya berita signifikan akan diumumkan.

Anda bisa menggunakan tool kalender forex. Di sana terdapat daftar agenda ekonomi negara-negara mata uang mayor. Trader bisa mem-filter peristiwa-peristiwa yang dianggap berdampak tinggi atau menengah, karena rilis berita yang berdampak kecil kurang bisa memicu volatilitas yang dibutuhkan untuk masuk pasar.

Teknik news trading yang disarankan Bennett adalah untuk menjauhi mata uang yang berpotensi terkena dampak tinggi dari suatu peristiwa atau rilis data penting. Misalnya saja, apabila keputusan suku bunga RBA akan tiba tak lama lagi, maka sebaiknya jauhi Dolar Australia minimal 24 jam sebelum peristiwa itu terjadi.

Sebagai trader price action, Justin Bennett juga sangat waspada terhadap rilis data berdampak sangat tinggi yang membuatnya tidak trading sama sekali, di antaranya seperti:

  • Non-farm payroll (NFP), yakni data berisikan perubahan jumlah tenaga kerja Amerika Serikat di semua sektor dengan pengecualian pegawai pemerintah, pegawai rumah tangga, pegawai yang bekerja pada organisasi LSM (non-profit/nirlaba), dan karyawan sektor pertanian.
  • Kebijakan suku bunga The Fed.
  • Berita tak terduga di akhir pekan.
  • Pemilu AS.
Dengan mengetahui kapan berita penting rilis, news trader bisa menghindari trading berisiko tinggi akibat reaksi market. Lebih baik menunggu hingga hasil price action terlihat, lalu mengambil keputusan. Dengan begitu Anda mengkombinasikan teknik news trading dengan price action trading demi memetik profit yang maksimal.

Seberapa Lama Berita Berefek pada Market?

Sebuah riset yang dipublikasi di Journal of International Money and Finance pada 2004 oleh Martin D.D. Evans dan Richard K. Lyons, berusaha mengungkapkan durasi suatu berita akan mempengaruhi kondisi pasar.

Pasar masih bisa dipengaruhi atau bereaksi pada berita selama beberapa jam atau bahkan beberapa hari. Riset itu menyimpulkan efeknya masih berimbas pada hari pertama atau kedua, tapi tidak begitu terlihat pada hari keempat.

Dengan mengetahui kondisi psikologi pasar ini, Anda bisa memaksimalkan teknik news trading dengan mengukur kapan hasil price action terlihat setelah rilisnya suatu berita.

 
Tahu Kapan Berita Penting Rilis

Selain mengandalkan hasil price action setelah rilisnya suatu berita, penting pula bagi news trader untuk mengetahui kapan biasanya berita signifikan akan diumumkan.

Anda bisa menggunakan tool kalender forex. Di sana terdapat daftar agenda ekonomi negara-negara mata uang mayor. Trader bisa mem-filter peristiwa-peristiwa yang dianggap berdampak tinggi atau menengah, karena rilis berita yang berdampak kecil kurang bisa memicu volatilitas yang dibutuhkan untuk masuk pasar.

Teknik news trading yang disarankan Bennett adalah untuk menjauhi mata uang yang berpotensi terkena dampak tinggi dari suatu peristiwa atau rilis data penting. Misalnya saja, apabila keputusan suku bunga RBA akan tiba tak lama lagi, maka sebaiknya jauhi Dolar Australia minimal 24 jam sebelum peristiwa itu terjadi.

Sebagai trader price action, Justin Bennett juga sangat waspada terhadap rilis data berdampak sangat tinggi yang membuatnya tidak trading sama sekali, di antaranya seperti:

  • Non-farm payroll (NFP), yakni data berisikan perubahan jumlah tenaga kerja Amerika Serikat di semua sektor dengan pengecualian pegawai pemerintah, pegawai rumah tangga, pegawai yang bekerja pada organisasi LSM (non-profit/nirlaba), dan karyawan sektor pertanian.
  • Kebijakan suku bunga The Fed.
  • Berita tak terduga di akhir pekan.
  • Pemilu AS.
Dengan mengetahui kapan berita penting rilis, news trader bisa menghindari trading berisiko tinggi akibat reaksi market. Lebih baik menunggu hingga hasil price action terlihat, lalu mengambil keputusan. Dengan begitu Anda mengkombinasikan teknik news trading dengan price action trading demi memetik profit yang maksimal.

Seberapa Lama Berita Berefek pada Market?

Sebuah riset yang dipublikasi di Journal of International Money and Finance pada 2004 oleh Martin D.D. Evans dan Richard K. Lyons, berusaha mengungkapkan durasi suatu berita akan mempengaruhi kondisi pasar.

Pasar masih bisa dipengaruhi atau bereaksi pada berita selama beberapa jam atau bahkan beberapa hari. Riset itu menyimpulkan efeknya masih berimbas pada hari pertama atau kedua, tapi tidak begitu terlihat pada hari keempat.

Dengan mengetahui kondisi psikologi pasar ini, Anda bisa memaksimalkan teknik news trading dengan mengukur kapan hasil price action terlihat setelah rilisnya suatu berita.


Menantikan rilis berita atau news ekonomi yang berpengaruh pada forex memang mendebarkan. Lantas, news yang bagaimanakah yang sering ditunggu-tunggu oleh trader? Jawaban singkatnya, berita forex paling ditunggu adalah berita yang memberikan pengaruh besar pada pergerakan harga.

Lalu, bagaimana caranya bisa tahu kalau berita forex paling ditunggu itu berpengaruh besar? Untuk mengetahui data-data paling penting dan paling ditunggu, seorang trader forex harus rajin mengamati kalender forex.

 

Manakah Jenis Analisis Forex Terbaik?

Selama ini, perdebatan yang akrab mengenai jenis analisis forex terbaik selalu berkutat di antara fundamental dan teknikal. Pendukung analisis fundamental berargumen pergerakan harga disebabkan oleh kondisi ekonomi. Sedangkan pendukung analisis teknikal menganggap keuntungan hanya bisa dicapai dengan pengamatan grafik harga saja. Namun tahukah Anda, sebenarnya ada satu lagi jenis analisis forex yang tak kalah penting, yakni analisis sentimen pasar? Untuk mengungkap perbedaannya dan menentukan mana analisis forex terbaik, mari kita pelajari dulu pengertian ketiga analisis tersebut.

manakah-jenis-analisis-forex-terbaik-284062-28481.jpg

Mendefinisikan Perbedaan Jenis Analisis Forex
Analisis Fundamental menelaah potensi pergerakan harga dari berbagai faktor yang bisa mempengaruhi naik turunnya nilai mata uang, seperti kebijakan bank sentral, serta beberapa rilis data ekonomi yang berkaitan dengan kondisi ekonomi suatu negara, contohnya GDP (Gross Domestic Product atau Produk Domestik Bruto), inflasi, pengangguran, dan lain sebagainya. Beberapa kejadian luar biasa seperti bencana alam dan pergolakan politik juga menjadi bagian dari faktor fundamental.

Sebagai contoh, trader yang melakukan analisis fundamental terhadap EUR/USD akan mendasarkan pengamatannya pada kebijakan suku bunga ECB dan The Fed, juga rilis data ekonomi berdampak tinggi dari Zona Euro dan Amerika Serikat. Adanya event penting seperti pemilu atau bahkan konflik yang mengancam kestabilan AS dan Zona Euro, juga menjadi bahan pertimbangan penting dalam melakukan analisis fundamental terhadap EUR/USD.

Di sisi lain, Analisis Teknikal mengamati pergerakan harga yang tampak pada grafik harga. Karena diterapkan dengan prinsip bahwa pergerakan harga selalu berulang, tujuan analisis ini adalah untuk mengenali pola pergerakan harga di masa lalu, sebagai basis perkiraan harga di masa mendatang dan untuk mencari momen Buy dan Sell yang ideal. Untuk menyempurnakan analisis pada grafik harga, trader biasanya menggunakan metode pengamatan tertentu, atau bahkan mengaplikasikan alat bantu berupa indikator teknikal.

Sementara itu, Analisis Sentimen Pasar berurusan dengan konsensus para pelaku pasar yang memperkirakan arah pergerakan harga berdasarkan pertimbangan berbagai hal, termasuk di dalamnya adalah faktor fundamental dan teknikal. Tiga jenis sentimen pasar yang selama ini dikenal dalam analisis forex adalah Bullish, Bearish, dan Netral.

manakah-jenis-analisis-forex-terbaik-284062-36023.jpg

  • Bullish merupakan kecenderungan mayoritas pelaku pasar memperkirakan pergerakan harga akan naik.
  • Bearish merupakan kecenderungan mayoritas pelaku pasar memprediksi harga akan menurun.
  • Netral, artinya pergerakan harga diekspektasikan stabil atau flat (trader cenderung menghindari pasar karena kurangnya katalis atau tingginya unsur ketidakpastian, sehingga harga tertahan pada kisaran pergerakan terbatas).

Mengumpulkan konsensus di pasar forex yang tidak terpusat jelas adalah suatu hal yang mustahil. Karena itu, sentimen pasar biasanya cuma ditafsirkan dengan analisis mendalam tentang situasi fundamental terkini, atau dengan melihat pola harga di chart. Ada alat bantu analisis sentimen pasar yang berupa rasio jual beli dari broker tertentu atau data Commitment of Trader dari CFTC. Namun tetap saja, alat bantu seperti itu tidak menggambarkan konsensus seluruh pelaku di pasar forex.



Dari ulasan di atas, kesimpulannya: analisis fundamental mengamati data dan peristiwa yang bisa mempengaruhi pergerakan harga, teknikal berurusan dengan analisis harga di chart, sementara sentimen pasar mengukur konsensus para trader tentang kecenderungan mereka untuk melakukan buy, sell, atau justru tidak masuk pasar.


Sumber : seputarforex.com

 
Pengertian Neraca Perdagangan

Secara sederhana, neraca perdagangan atau trade balance adalah selisih nilai total ekspor suatu negara dikurangi dengan nilai total impornya. Karenanya, ada dua situasi dalam neraca perdagangan, yaitu situasi Neraca Perdagangan Surplus dan Defisit.

Setiap negara akan mempublikasikan laporan neraca perdagangan secara berkala, biasanya dalam tempo bulanan atau kuartalan. Hasilnya diamati oleh pemerintah, bank sentral, investor, spekulan, dan para pemain pasar lainnya sebagai bahan pertimbangan. Selain itu, kondisi surplus atau defisit juga bisa berdampak pada nilai tukar mata uang.

Dampak Neraca Perdagangan Surplus

Jika nilai total ekspor suatu negara lebih besar dari nilai total impornya, maka neraca perdagangan dikatakan mengalami surplus. Dalam hal ini artinya negara tersebut mampu menjual produk-produk yang dihasilkan dengan nilai total lebih banyak dari nilai total barang dan jasa yang dibelinya dari negara-negara lain. Pendapatan yang diperoleh dari total ekspor lebih besar dari pengeluaran untuk impor, sehingga mengalami surplus.

Secara umum, hal ini berarti perekonomian negara tersebut relatif lebih kuat dibandingkan negara partner dagangnya. Sebagai dampak neraca perdagangan surplus, nilai tukar mata uang negara tersebut cenderung menguat terhadap negara partner dagang.

Dalam jangka panjang, nilai tukar akan makin menguat jika negara tersebut mampu mempertahankan kondisi surplus neraca perdagangannya. Di sisi lain, penguatan nilai tukar mata uang bisa mengakibatkan harga produk-produk yang diekspor lebih mahal dari produk-produk yang diimpor, sehingga berimbas pada penurunan daya saing produk ekspor negara tersebut. Oleh karena itu, guna menjaga surplus perdagangan, pemerintah perlu mengendalikan kekuatan nilai tukar mata uangnya agar tak menguat secara berlebihan.

Dampak Neraca Perdagangan Defisit

Sebaliknya, jika total pengeluaran suatu negara untuk impor lebih besar dari total yang diperolehnya dari ekspor, maka artinya negara tersebut membeli lebih banyak produk-produk dari negara partner dagangnya dibandingkan negara tersebut menjual produk-produknya ke negara lain. Dalam hal ini neraca perdagangan dikatakan mengalami defisit.

Secara umum, hal ini berarti perekonomian negara partner dagang relatif lebih kuat dibandingkan negara tersebut. Sebagai dampak neraca perdagangan defisit, mata uang negara partner dagang cenderung menguat, sedangkan mata uang negara tersebut cenderung melemah terhadap mata uang negara partner dagang.

Pelemahan nilai tukar mata uang dalam jangka panjang bisa mengakibatkan harga produk-produk yang diimpor dari mancanegara menjadi lebih mahal dibanding produk-produk yang diekspor. Jika kondisi ini dimanfaatkan dengan baik, negara tersebut semestinya dapat mengurangi ketergantungan pada produk impor dan menggenjot ekspor, agar ke depan tak lagi mengalami defisit. Namun, jika impor tetap tinggi, maka lama-kelamaan bisa menggerogoti kekayaan negara karena harus membayar lebih banyak kepada pihak lain, sementara pendapatan minim.

Perlu untuk diketahui juga. Negara dengan neraca perdagangan defisit akan cenderung untuk memperlemah (men-devaluasi) nilai tukar mata uangnya agar bisa membuat harga produk-produk ekspornya lebih kompetitif. Produk-produk ekspor yang lebih kompetitif diharapkan akan meningkatkan volume ekspor, dan pada akhirnya mempersempit defisit neraca perdagangan. Jika nanti neraca perdagangan kembali surplus, maka dalam jangka panjang, nilai tukar mata uang negara tersebut dapat kembali menguat.

 
Pengertian Neraca Perdagangan

Secara sederhana, neraca perdagangan atau trade balance adalah selisih nilai total ekspor suatu negara dikurangi dengan nilai total impornya. Karenanya, ada dua situasi dalam neraca perdagangan, yaitu situasi Neraca Perdagangan Surplus dan Defisit.

Setiap negara akan mempublikasikan laporan neraca perdagangan secara berkala, biasanya dalam tempo bulanan atau kuartalan. Hasilnya diamati oleh pemerintah, bank sentral, investor, spekulan, dan para pemain pasar lainnya sebagai bahan pertimbangan. Selain itu, kondisi surplus atau defisit juga bisa berdampak pada nilai tukar mata uang.

Dampak Neraca Perdagangan Surplus

Jika nilai total ekspor suatu negara lebih besar dari nilai total impornya, maka neraca perdagangan dikatakan mengalami surplus. Dalam hal ini artinya negara tersebut mampu menjual produk-produk yang dihasilkan dengan nilai total lebih banyak dari nilai total barang dan jasa yang dibelinya dari negara-negara lain. Pendapatan yang diperoleh dari total ekspor lebih besar dari pengeluaran untuk impor, sehingga mengalami surplus.

Secara umum, hal ini berarti perekonomian negara tersebut relatif lebih kuat dibandingkan negara partner dagangnya. Sebagai dampak neraca perdagangan surplus, nilai tukar mata uang negara tersebut cenderung menguat terhadap negara partner dagang.

Dalam jangka panjang, nilai tukar akan makin menguat jika negara tersebut mampu mempertahankan kondisi surplus neraca perdagangannya. Di sisi lain, penguatan nilai tukar mata uang bisa mengakibatkan harga produk-produk yang diekspor lebih mahal dari produk-produk yang diimpor, sehingga berimbas pada penurunan daya saing produk ekspor negara tersebut. Oleh karena itu, guna menjaga surplus perdagangan, pemerintah perlu mengendalikan kekuatan nilai tukar mata uangnya agar tak menguat secara berlebihan.

Dampak Neraca Perdagangan Defisit

Sebaliknya, jika total pengeluaran suatu negara untuk impor lebih besar dari total yang diperolehnya dari ekspor, maka artinya negara tersebut membeli lebih banyak produk-produk dari negara partner dagangnya dibandingkan negara tersebut menjual produk-produknya ke negara lain. Dalam hal ini neraca perdagangan dikatakan mengalami defisit.

Secara umum, hal ini berarti perekonomian negara partner dagang relatif lebih kuat dibandingkan negara tersebut. Sebagai dampak neraca perdagangan defisit, mata uang negara partner dagang cenderung menguat, sedangkan mata uang negara tersebut cenderung melemah terhadap mata uang negara partner dagang.

Pelemahan nilai tukar mata uang dalam jangka panjang bisa mengakibatkan harga produk-produk yang diimpor dari mancanegara menjadi lebih mahal dibanding produk-produk yang diekspor. Jika kondisi ini dimanfaatkan dengan baik, negara tersebut semestinya dapat mengurangi ketergantungan pada produk impor dan menggenjot ekspor, agar ke depan tak lagi mengalami defisit. Namun, jika impor tetap tinggi, maka lama-kelamaan bisa menggerogoti kekayaan negara karena harus membayar lebih banyak kepada pihak lain, sementara pendapatan minim.

Perlu untuk diketahui juga. Negara dengan neraca perdagangan defisit akan cenderung untuk memperlemah (men-devaluasi) nilai tukar mata uangnya agar bisa membuat harga produk-produk ekspornya lebih kompetitif. Produk-produk ekspor yang lebih kompetitif diharapkan akan meningkatkan volume ekspor, dan pada akhirnya mempersempit defisit neraca perdagangan. Jika nanti neraca perdagangan kembali surplus, maka dalam jangka panjang, nilai tukar mata uang negara tersebut dapat kembali menguat.


Di masa lalu, data neraca perdagangan berdampak tinggi pada pasar forex mengingat pengaruhnya yang langsung pada nilai tukar mata uang suatu negara terhadap negara partner dagangnya. Namun, pada dekade terakhir ini pengaruhnya tampak semakin berkurang seiring dinamika pasar, dibandingkan dengan indikator fundamental lainnya yang lebih berdampak pada perekonomian. Namun demikian, dalam jangka pendek, dampak neraca perdagangan masih terlihat pada pergerakan nilai tukar mata uang, terutama jika data yang dirilis menyimpang jauh dari perkiraan para pelaku pasar.

 

Menentukan Jenis Analisis Forex Terbaik
Antara analisis fundamental, teknikal, dan sentimen pasar, manakah jenis analisis forex terbaik yang layak digunakan? Pertanyaan seperti ini seringkali terlintas dalam benak trader pemula. Mereka menganggap jika "aliran" trader bisa dibagi-bagi berdasarkan jenis analisis yang digunakan, tanpa benar-benar memahami bahwa 3 jenis analisis forex tidaklah saling bertentangan, tapi justru saling melengkapi.

Fundamental membentuk sentimen, sementara teknikal membantu memvisualisasikan sentimen tersebut dan mengaplikasikan sebuah framework untuk menciptakan sebuah rencana trading. Maka dari itu, cukup mustahil untuk menggunakan hanya satu macam analisis dalam trading forex. Tak percaya? Coba lihat contoh kasusnya di sini:



1. Jika hanya menggunakan analisis teknikal, maka Anda hanya akan memperhatikan pergerakan GBP/USD di chart tanpa memperhitungkan faktor lainnya. Katakanlah Anda menemukan peluang trading Buy yang sangat bagus berdasarkan sinyal teknikal, lalu memasang Order beli dengan keyakinan besar bahwa harga akan bergerak sesuai proyeksi terknikal tersebut. Namun, apa yang terjadi ketika bank sentral Inggris (Bank of England) mengumumkan pemotongan suku bunga secara tiba-tiba?

Pasar akan panik dan menjual GBP/USD yang tadinya Anda beli. Jadi, sekalipun sinyal teknikal bisa membantu memperkirakan kemana arah pergerakan harga berikutnya, jenis analisis itu tak mampu mengatasi dampak fundamental yang muncul di luar dugaan dan bisa menggerakkan harga secara signifikan. Dalam situasi seperti ini, trader yang tidak mengabaikan fundamental akan memilih tidak Order, atau baru masuk pasar setelah pengumuman bank sentral.

manakah-jenis-analisis-forex-terbaik-284062-48814.jpg

2. Jika hanya menggunakan analisis fundamental, maka Anda hanya mengetahui situasi yang mempengaruhi pergerakan harga, tanpa benar-benar tahu bagaimana cara menempatkan posisi Order di level harga yang paling ideal, dan di mana bisa meletakkan target Close Position agar trading tetap mendapat keuntungan. Mengetahui strategi Open dan Close Position sangatlah krusial, karena dari sinilah Anda bisa mendapat profit yang diharapkan. Percuma mengetahui kemana harga akan bergerak dari sudut pandang fundamental, jika tidak mengetahui pada harga berapa Buy dan Sell sebaiknya dilakukan.



3. Jika hanya menggunakan analisis sentimen pasar, maka pandangan Anda tentang arah harga serta posisi Buy dan Sell potensial akan lebih kabur lagi. Anda cuma akan mengetahui kecenderungan trader yang bersikap Bullish, Bearish, atau Netral. Itupun tidak terlalu bisa diandalkan, karena konsensus trader forex yang diambil tidak mewakili seluruh pelaku pasar yang terlibat.



Jadi bisa disimpulkan, tidak ada jenis analisis forex terbaik di antara fundamental, teknikal, dan sentimen pasar. Ketiganya saling melengkapi, sehingga ibarat kursi berkaki tiga yang membutuhkan semua kakinya untuk tetap berdiri, Anda pun tidak bisa sembarangan menghilangkan salah satu jenis analisis forex jika tidak ingin terjatuh dalam jurang kegagalan.

manakah-jenis-analisis-forex-terbaik-284062-55245.png

Solusi terbaik adalah dengan mengkombinasikan analisis teknikal, fundamental, serta sentimen pasar. Merasa kerepotan karena harus mempelajari ketiganya? Memang itulah pengorbanan seorang trader forex yang ingin sukses. Jika Anda malas belajar dan hanya menginginkan jalan pintas dengan memahami satu jenis analisa saja, maka jangan heran bila Anda kesulitan menjadi trader forex yang konsisten profit.


Sumber : seputarforex.com

 
Back
Top