ACY - Analisa Market

USD/CAD Gagal Reli Dengan Dukungan Retracement 61.8%

Tim ekonomi Presiden AS Donald Trump telah tiba di Davos, Switzerland, dengan membawa agenda "America First". Dalam rangka mengurangi defisit dagang, Menteri Keuangan AS, Steven Mnuchin, menyatakan menyambut baik pelemahan dolar pada hari Rabu, sehingga mengakibatkan Greenback jatuh dan menggarisbawahi kekhawatiran kalau Presiden Donald Trump meningkatkan "serangan" pada partner-partner dagang besarnya, seperti China dan Korea.

Karena perekonomian Kanada tetap berada dalam laju pertumbuhan kokoh, sementara harga minyak menyentuh level tertinggi tiga tahun dan terus meninggi, Loonie kemungkinan akan terus menampilkan performa yang baik. Jika kita melihat grafik teknikal USD/CAD, breakout Daily dari level saat ini bisa mengakibatkan kerugian lebih lanjut bagi nilai Greenback.

Pada grafik Daily yang diambil ACY di bawah ini, Fibonacci Retracement menyediakan trader sebuah peringatan potensi pembalikan tren (trend reversal). Namun, setelah bergumul di level yang didukung oleh Fibo (61.8%), harga tembus karena terus bergerak ke bawah. Di sisi lain, jika gagal bergerak lebih rendah lagi, maka pembalikan Relative Strength Index (RSI) dan MACD akan membentuk Divergen Bullish. Dalam hal ini, potensi reli lebih kuat pada USD/CAD bisa terjadi.

Sedangkan bilamana menurun lebih lanjut, maka ACY menilai USD/CAD akan menguji level rendah yang sebelumnya dicapai pada 8 September, yang dianggap sebagai level support penting.


Grafik USD/CAD Daily

2e7765edc33b3c6bdf8e69581ff2cb1d.png

Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
 
Pelemahan USD/CAD Berlanjut Karena GDP AS Di Bawah Ekspektasi

Pelemahan Dolar AS terus berlanjut, dengan Greenback merosot 0.34 persen terhadap sebagian besar mata uang mayor di hari Jumat; sehingga mencatatkan pekan terburuk sejak Mei. Komentar dari pejabat senior AS pekan lalu mendukung pelemahan nilai tukar mata uangnya.

USD/CAD memperpanjang pelemahannya di hari Jumat sebesar 0.67% ke penutupan pada C$1.23085 per dollar, rekor terendahnya sejak September 2017, karena Departemen Perdagangan menunjukkan bahwa perekonomian berekspansi dalam laju lebih lambat dari perkiraan (2.6%) di kuartal keempat. Dalam catatan ACY, perekonomian diseret oleh perdagangan dan inventori, mengimbangi sehatnya pertumbuhan dalam belanja konsumen dan investasi bisnis yang mensinyalkan momentum solid memasuki tahun 2018. Di sisi lain, perekonomian Kanada mempertahankan kondisi baik, dengan CPI naik 1.9 persen di bulan Desember, sesuai ekspektasi.

Menurut grafik Daily, outlook lebih luas untuk USD/CAD tetap bearish, karena sepinya perubahan intraday nampaknya tidak merubah momentum saat ini, dengan kemungkinan resisten penting dihadirkan oleh Fibo (61.8%) di depan. Untuk memprediksi pergerakan hingga beberapa hari mendatang, meski pasangan mata uang ini telah tembus level Retracement (61.8%), kombinasi antara Relative Strength Index (RSI) dan MACD yang diaplikasikan, masih mendukung momentum bearish saat ini, karena akan mengalami Bullish Divergence jika pasangan ini menghentikan penurunannya. Setelah itu, ACY menilai Bullish Divergence yang dihadirkan kedua indikator tersebut akan mendahului terjadinya pembalikan harga (reversal).


Grafik USD/CAD Daily

6e08fa8e55430a981f787b39745609d3.png

Dolar AS telah jatuh tujuh pekan beruntun, menunjukkan performa terburuk dalam satu dekade. Untuk membuat keputusan trading yang baik pekan ini, Investor perlu berfokus pada keputusan suku bunga Fed dan data ketenagakerjaan yang akan datang, memantau apakah mereka akan mengangkat Dolar AS atau tidak.

Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
 
Perspektif Teknikal Mingguan EUR/USD

Euro berhenti mempertahankan momentum naiknya terhadap Dolar AS dalam beberapa hari terakhir, seiring penguatan Dolar terhadap mayoritas mata uang mayor. EUR/USD mundur moderat dari rekor tinggi sebanyak 0.36% ke penutupan pada $1.23804 pada hari Senin.

Di hari-hari berikutnya dalam pekan ini dan pekan depan, peluang terbaik untuk meruntuhkan reli EUR/USD akan muncul bila GDP Kuartal IV/2017 dan CPI Januari di Zona Euro meleset dari ekspektasi, sedangkan FOMC mensinyalkan jalur kebijakan ke depan yang lebih hawkish.

Karena rapat FOMC hari Rabu adalah yang terakhir bagi Janet Yellen sebagai pimpinan Federal Reserve sebelum diambil alih oleh Jerome Powell bulan depan, maka diekspektasikan takkan ada perubahan kebijakan signifikan. Apalagi, ini merupakan rapat tanpa konferensi pers maupun rilis Summary of Economic Projections (SEP).

Laporan GDP Zona Euro Kuartal IV/2017 diekspektasikan untuk menunjukkan pertumbuhan sebesar 2.7% dalam basis tahunan, naik dari 2.6% di kuartal ketiga. Ini akan menjadi laju pertumbuhan tertinggi sejak Kuartal I/2011 ketika Zona Euro bertumbuh 2.9%. Namun demikian, inflasi di Zona Euro tetap rendah, dan jauh dari target European Central Bank (ECB) di akhir program QE.

ACY menilai, data ekonomi yang sedemikian solid bagi Zona Euro takkan berfungsi banyak dalam menghentikan spekulasi seputar kapan ECB mulai tapering atas program QE-nya. Sedangkan bila data menyimpang signifikan dari ekspektasi pasar, maka akan mengakibatkan dampak penurunan bagi EUR/USD.


Grafik EUR/USD Daily

8a0e4660657a689f3d31f1a7fdb38cb1.png

Secara teknikal, pasangan mata uang EUR/USD mengkonfrontasi batasan signifikan yang terbentuk dari level Retracement Fibo (161.8%), sementara pergerakannya gagal break out setelah beberapa kali percobaan yang ditandai oleh dua shadow panjang pada Candlestick. Perkiraan dari ACY untuk dua pekan ke depan pada pasangan mata uang ini adalah bila data GDP Kuartal IV/2017 dan CPI Januari Zona Euro lebih rendah dari perkiraan, maka EUR/USD cenderung mundur untuk mencari support dari Moving Average 20-Day

Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
 
Minyak Lesu Karena Laporan Tunjukkan Kenaikan Inventori

Minyak Mentah mundur dari level tinggi tiga tahunnya, setelah sebuah laporan menunjukkan kenaikan inventori untuk pertama kalinya di Amerika Serikat sejak bulan November. West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman bulan Maret menurun 2.33 persen ke $63.994 per barel di hari Selasa.

Menurut American Petroleum Institute, persediaan minyak mentah (inventori) meningkat 3.23 juta barel pekan lalu, sedangkan persediaan gasolin naik 2.69 juta barel. ACY mencatat, ini akan menggenapkan kenaikan dua belas pekan beruntun, apabila data EIA yang akan dirilis nanti malam mengkonfirmasinya.

Sementara itu, harga minyak juga ditekan oleh peningkatan output minyak mentah AS yang telah mencapai 9.88 juta barel per hari (bph) pekan lalu, level tertingginya sejak 1983 dalam data pemerintah. Hal ini membuktikan bahwa produksi minyak mentah AS akan menyentuh rekor baru, meskipun OPEC dan Rusia telah mencapai kesepakatan untuk memangkas output.

Berdasarkan grafik Daily pada WTI yang diambil ACY di bawah ini, harga terus melandai dan kini berada tepat pada Moving Average 20-Day sebagai level support, yang juga bertepatan dengan level Fibonacci Retracement (23.6%). Kedua level support akan memperkuat reli harga, jika gagal break out lebih jauh. Sedangkan apabila harga ternyata terus menurun, maka ke depan ada support lain pada Fibo (38.2%) dan level 61.555 yang sebelumnya tercapai sebagai high pada tahun 2015.

Grafik WTICOUSD Daily

564a1706ff0b4264587c21c7cc2ab124.png

Meskipun ada peluang reli dengan dukungan level-level support tadi, sejumlah indikator teknikal menunjukkan bahwa kemerosotan harga baru-baru ini bisa memicu penurunan lebih besar dalam beberapa hari mendatang. Hal ini dibuktikan oleh Divergen Bearish yang secara simultan ditampilkan oleh MACD dan RSI (14), sebagaimana nampak dalam grafik di atas. Kedua indikator mengindikasikan bahwa kekuatan uptrend boleh jadi sudah memudar, sehingga memberikan peringatan bagi investor bahwa posisi long pada komoditas ini disarankan tidak lagi ditahan.


Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
 
GBP/USD Mulai Bangkit Menyambut Core CPI

Sterling berada di bawah tekanan Dolar AS dan bergerak lesu pada Jumat kemarin (9 Desember). Dalam kerangka waktu intraday, GBP/USD merosot lebih dari 0.63 persen dan mematahkan level kunci 1.4000. Pair tersebut dibuka di kisaran 1.3910 dan ditutup pada harga 1.3823, setelah sempat menyentuh level terendah harian di 1.3764. Namun demikian, Cable memulai sesi trading hari ini (12 Februari) di posisi yang lebih baik. Menurut ACY, ini merupakan petunjuk baru yang bisa memuncukan sinyal perubahan pada GBP/USD.

Hari Minggu kemarin (11 Januari), Chief Economist Bank Sentral Inggris menuturkan jika BoE cenderung perlu meningkatkan suku bunga lagi untuk mengatasi inflasi, tapi tidak dalam taraf yang agresif.

Hal ini berkaitan dengan tindakan Bank Sentral pada November lalu, yang menaikkan suku bunga untuk pertama kalinya dalam lebih dari satu dekade terakhir. Pekiraan pasar untuk kenaikan lanjutan sebesar 25 bps di bulan Mei mendatang, kini sudah mencapai 70 persen. Akan tetapi, keyakinan tersebut juga dibebani oleh sikap pemerintah, terutama mengenai masalah Brexit yang tak kunjung usai.

Inflasi Inggris telah menyentuh 3.1 persen di bulan November, yang merupakan angka tertinggi di lebih dari lima tahun terakhir. Apabila suku bunga tidak ditingkatkan, BoE memprediksi jika tingkat inflasi akan memerlukan lebih dari tiga tahun untuk kembali ke level target 2%. Core CPI untuk bulan Desember sebenarnya sudah kembali ke 2.5 persen, tapi forecast pasar memperkirakan jika hasil untuk bulan Januari bakal naik ke 2.6 persen.

Grafik GBP/USD H1

f146f7f484af4362db036b6dca1a1a21.png

Pada chart di atas, outlook teknikal memperlihatkan sinyal strong buy dari indikator-indikator yang dipasang. Namun ACY memandang jika peluang Sell tampak jauh lebih menonjol di chart Daily.

Grafik GBP/USD Daily

ea13a664ba6e2324d9b4d14a543ebf21.png

Berikut adalah beberapa perkiraan Support dan Resistance untuk GBP/USD:

Level Support Kunci:

S1: 1.3812
S2: 1.3791

Level Resistance Kunci:

R1: 1.3854
R2: 1.3833

Sebagai rekomendasi, trader disarankan untuk tetap berhati-hati menjelang rilis Core CPI Inggris, karena data tersebut bisa memberikan petunjuk lanjutan tentang penerapan kenaikan suku bunga BoE.


Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
 
ACY: USD/JPY Raih Kembali Kenaikan Hari Ini

Yen Jepang mengambil alih kembali kerugian yang dialaminya dalam hari perdagangan sebelumnya. Setelah mengalami penurunan empat hari beruntun,USD/JPY dibuka pada 106.11 dan ditutup pada 106.26 pada hari Jumat. Walaupun harga naik perlahan terhadap Dolar sebelum penutupan pasar, USD/JPY masih menyentuh 105.55 dan menandai level terendahnya sejak November 2016.

USD/JPY telah menjalani tren penurunan bulan ini akibat pelemahan Dolar, serta dipengaruhi pula oleh inflasi yang lebih tinggi dan ketidakpastian seputar ekonomi AS. Dalam berita berbeda, kepemimpinan baru bank sentral Jepang (Bank of Japan/BoJ) sudah diumumkan. Gubernur BoJ Kuroda ditunjuk kembali, sedangkan direktur ekskutif BoJ, Masayoshi Amamiya dan dosen universitas Waseda, Masazumi Wakatabe, dinominasikan menjadi Deputi Gubernur. Ketiganya diyakini pasar sebagai pertanda bahwa bank sentral akan mempertahankan jalur kebijakan ultra-longgar.

Namun demikian, berita ini agaknya memiliki dampak sedikit saja terhadap pergerakan harga. USD/JPY hanya sedikit berubah dalam hari perdagangan ini, dengan diperdagangkan pada 106.40 saat penulisan ulasan ini oleh ACY (4:30 PM Waktu Sydney), setelah mengalami kenaikan intraday 0.07 persen.

Grafik 1: USD/JPY H1

471f315c4e56b4ad9f5b0be38eb45496.png

Pada grafik Hourly, secara teknikal, indikator-indikator menunjukkan sinyal beli kuat, tetapi grafik Daily menampilkan sinyal jual yang unjuk gigi.

Grafik 2: USD/JPY Daily

4c7a6276c3684d53f1da1dace54ec9da.png

Perhatikan sejumlah saran dari ACY berikut

Level-level Support Penting:

 S1: 106.14
 S2: 105.90

Level-level Resisten Penting:

 R1: 106.62
 R2: 106.38

Secara umum, trader perlu berhati-hati pada pasangan mata uang ini, karena akan terus dipengaruhi oleh sentimen investor pada Greenback, yield Obligasi AS (Treasury), aset aset dengan bunga tinggi, serta kekhawatiran mengenai inflasi.

Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
 
ACY: Laju EUR/USD Selip Menuju Support

Setelah menyentuh High 3 tahun, Euro menurun secara dramatis dalam 9 hari terakhir. Hasil pengamatan ACY menunjukkan bahwa EUR/USD berjuang di area Fibo Retracement 23.6% selama beberapa hari, sebelum akhirnya terhempas oleh testimoni pertama dari Ketua Fed Jerome Powell.

Di penampilan publik perdananya sebagai Ketua Bank Sentral AS pada Selasa (27 Februari) kemarin, Powell berkomitmen untuk menghalau risiko overheating, sembari tetap menjalankan rencana kenaikan suku bunga secara bertahap. Dalam hal ini, sinyal Rate Hike saja sudah cukup untuk membuat heboh para investor.

Di sisi lain, ekonomi Prancis berekspansi 2.5% di kuartal ke-4, mengalahkan proyeksi pencapaian di 2.4%. Sementara itu, pasar tenaga kerja Jerman masih mempertahankan momentum kenaikan, sebagaimana terlihat di data Unemployment Change yang -22k.

GDP AS sendiri masih tumbuh 2.5%, sedikit lebih rendah dari capaian di periode sebelumnya. Namun jika melihat pertumbuhan cepat yang tercatat sejauh ini, hasil CPI yang relatif tinggi di kuartal keempat bisa mensinyalkan keadaan overheating.

Secara teknikal, EUR/USD akan berhadapan dengan support Fibo Retracement 38.2% dan upper line Ichimoku. Menurut perkiraan ACY, breakout dari salah satu level tersebut bisa memicu penurunan harga lebih jauh.


Grafik EUR/USD Daily

db20dadb42d256e64baf9e6bf038f376.png

Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
 
GDP Melambat, Loonie Tetap Dalam Momentum Menurun

Dolar Kanada dan Peso Meksiko menjadi mata uang mayor dengan performa terburuk dalam sebulan terakhir, sekaligus termasuk salah satu mata uang dengan kinerja paling jelek dalam enam bulan terakhir.

Perekonomian Kanada telah melambat lebih buruk dari ekspektasi dalam paruh kedua tahun lalu, karena rumah tangga-rumah tangga yang menanggung utang besar mulai mengurangi pembelanjaan mereka. Menurut Badan Statistik Kanada pada hari Jumat, perekonomian bertumbuh dalam laju tahunan 1.7 persen di kuartal keempat, versus ekspektasi ekonom yang mengharapkan kenaikan sebesar 2 persen. Selain itu, ACY mencatat, Gross Domestic Product untuk kuartal ketiga direvisi turun.

Proposal bea impor logam yang diajukan oleh Presiden AS Donald Trump baru-baru ini mengejutkan pasar dan akan berefek negatif bagi performa perdagangan Kanada. Dengan ketidakpastian seputar perdagangan memuncak dan inflasi cukup moderat, bank sentral Kanada (Bank of Canada) punya cukup banyak ruang untuk terus berhati-hati dalam menaikkan suku bunga.

Namun, secara teknikal, menurut Fibonacci Retracement yang diaplikasikan oleh ACY pada chart USD/CAD Daily, harga saat ini menghadapi resisten kuat pada level Retracement (0%), setelah lonjakan yang bertahan selama lebih dari satu bulan.



Chart USD/CAD Daily


92d91f9cc3537d8ab61a48541cfc4257.png


Dikombinasikan dengan analisa dari Relative Strength Index (RSI), posisinya berada pada area overbought. Ini memberikan sinyal jual bagi investor, yang perlu diperhatikan guna menghindari potensi risiko pergerakan menurun lebih besar.

Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
 
Yen Menurun Meski Bank Sentral Cari Cara Akhiri Stimulus

Dolar AS reli mengikuti pasar saham dunia, karena kekhawatiran mengenai proposal bea impor logam Presiden Donald Trump mulai memudar. Sementara itu, Yen menarik diri sedikit dari rekor level terendah sejak November 2016. Pada pasangan USD/JPY di chart Daily, ACY menilai pergerakannya didukung oleh channel harga yang mengarah ke bawah sejak awal 2017.

Akhir Dari Era Stimulus Moneter

Akhir dari era kebijakan moneter longgar bagi perekonomian dunia dalam satu dekade sebelumnya, makin jadi sorotan karena Bank of Japan (BoJ) mulai memikirkan mengenai kapan mereka akan mulai memperlambat program stimulus. Komentar Gubernur Haruhiko Kuroda pada bulan Jumat bahwa bank sentralnya akan mulai mempertimbangkan bagaimana mengakhiri pelonggaran moneter sekitar tahun fiskal yang berawal di bulan April 2019, merupakan sinyal paling jelas bahwa stimulus darurat bagi perekonomian Jepang bakal mencapai titik penghabisan.

"Patut untuk dicatat betapa Kuroda dalam beberapa pekan terakhir telah dipaksa untuk berbicara lebih spesifik mengenai jalan keluar (dari kebijakan moneter longgar)," kata Izumi Devalier, pimpinan ekonom Jepang di Bank of America Merrill Lynch, "Satu setengah tahun lalu, ia akan membungkam diskusi (mengenai ini) secara menyeluruh dengan pernyataan 'masih terlalu dini untuk membicarakannya'."

BoJ memperkirakan target inflasi akan dicapai pada tahun fiskal 2019. Karena masih masih cukup lama waktu untuk mencapai target 2 persen, maka kenaikan suku bunga boleh jadi menghambat pemulihan ekonomi saat ini. Apabila demikian, maka menghentikan stimulus merupakan cara yang tepat guna menghindari potensi efek negatif bagi perekonomian, hal mana menjadi masalah prioritas bagi pemerintah Jepang.

Outlook USD/JPY

Sebagaimana telah disampaikan sebelumnya oleh ACY, dukungan dari channel harga yang lebih rendah, boleh jadi melindungi harga dari penurunan susulan. Namun demikian, apabila channel ini ditembus, maka kemungkinan akan mengakibatkan kemerosotan lebih lanjut, dan itulah titik dimana investor perlu berhati-hati.


Grafik USD/JPY Daily

2c4223995da76f23011b4d814175ddeb.png

Dengan indikator MACD diaplikasikan pada chart Daily, kita bisa melihat Divergen Bullish, karena ada level rendah yang lebih tinggi (higher lows) pada MACD, muncul berpasangan dengan pergerakan harga dari level rendah ke lebih rendah lagi (lower lows).

Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
 
EUR/USD Tetap Bullish Menghadapi Bea Impor Tinggi

Euro telah meningkat tinggi secara signifikan, sementara proposal bea impor AS menghadapi perlawanan dari lobi-lobi para pemimpin partai Republik. ACY mencatat, kritik atas proposal itu menyebutkan adanya kekhawatiran kalau kebijakan penerapan bea impor bakal memicu perang dagang dan mengacaukan perekonomian AS.

Para wakil rakyat dari partai Republik meningkatkan himbauan mereka pada Presiden Donald Trump agar membatalkan niatnya untuk menerapkan bea impor atas besi dan aluminium, termasuk diantaranya pemimpin mayoritas di Senat, Mitch McConnell. Salah satu sosok terkemuka penentang proposal bea impor lainnya, juru bicara House of Representative, Paul Ryan, mengatakan rencana penerapan bea impor besi sebesar 25 persen dan aluminium sebesar 10 persen itu terlalu luas. Walaupun kebijakan ini dimaksudkan untuk menghantam China, tetapi dampak utamanya justru akan dirasakan oleh negara-negara sekutu AS, seperti Kanada.

Outlook Teknikal EUR/USD

Pada grafik 60-menit, EUR/USD tengah diperdagangkan pada $1.24195 per pukul 11:40 am di Sydney, sudah menembus resisten penting pada 1.24015 (Retracement 61.8%). Pasangan mata uang ini masih bergerak dalam momentum naik, setelah bergumul di level resisten tersebut selama beberapa waktu sebelumnya.

Grafik EUR/USD Pada Timeframe 1 Jam

395148a4677cdb799f59f75e8933f7ca.png

Setelah sukses breakout dari resisten, ACY menilai ada ruang besar bagi EUR/USD untuk meningkat lebih lanjut, kemungkinan menuju resisten pertama pada 1.24738 yang sebelumnya dicapai pada tanggal 15 Februari. Jika bergerak naik lebih lanjut, maka bisa menuju resisten kedua pada 1.25545 yang sebelumnya dicapai pada tanggal 16 Februari.

Indikator Relative Strength Index (RSI 14) telah menampilkan momentum menurun, sedangkan harga mencetak level tinggi yang lebih tinggi (higher high). Hal ini mengungkap potensi pembalikan (reversal) bagi EUR/USD, apabila bergerak kembali ke bawah Retracement 61.8%.

Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
 
Harga Minyak Jatuh Di Tengah Pertumbuhan Output AS

Harga minyak mengalami penurunan terbesar dalam lebih dari tiga pekan, dengan merosot 1.52 persen ke penutupan di sekitar $61.367 per barel. ACY mencatat ini berhubungan dengan laporan pemerintah AS yang menunjukkan ekspansi produksi persediaan minyak mentah, serta reli ekuitas.

Tren menurun di pasar saham, penguatan Dolar AS, dan ancaman bea impor Trump yang dikhawatirkan memicu perang dagang, menjadi faktor-faktor yang menekan harga minyak mentah. Sementara itu, peningkatan output minyak AS juga berperan sebagai kekuatan yang mendorong harga minyak ke arah bawah. Energy Information Administration (EIA) mengatakan bahwa inventori minyak mentah AS meningkat sebanyak 2.41 juta barel pekan lalu, semenetara produksi melonjak ke rekor baru.

Menghadapi pertumbuhan output minyak mentah AS lebih lanjut, Sekjen OPEC Mohammad Barkindo tak menunjukkan kekhawatiran. Katanya, ia optimistis akan dukungan permintaan yang kuat.

Grafik WTICOUSD di Timeframe Daily

8a7e2c5b8968374eeea6455d8f7ff663.png

Mari kita lihat WTI pada grafik Daily. Setelah menembus level Retracement 38.2% (61.944), ACY menilai pergerakannya menghadapi dua Support signifikan di sekitarnya, yaitu level tinggi 61.555 yang sebelumnya tercapai pada 6 Mei, serta Fibo Retracement 50%. Sebagaimana bisa Anda lihat pada grafik, harga yang menjaga momentum ini sepertinya akan menembus Cloud yang tercipta oleh Ichimoku, sehingga kemungkinan memicu penurunan lebih jauh dalam waktu dekat.

Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
 
Indeks Dow 30 Lanjutkan Kenaikan Di Tengah Bagusnya Ketenagakerjaan

Pasar ekuitas AS melanjutkan kenaikkannya pada hari Jumat setelah meningkat selama sepekan, dengan Indeks US 30 naik 0.39% ke penutupan pada 25432.6. ACY mencatat, kenaikan tersebut dipicu oleh kondisi ekonomi yang sehat, karena perekonomian AS pada bulan Februari 2018 mengalami musim perekrutan tenaga kerja terbesar sejak pertengahan 2016.

Departemen Tenaga Kerja pada hari Jumat menunjukkan bahwa Non-farm Payroll naik 313,000 di bulan Februari, melampaui estimasi median pada 205,000 dalam sebuah survey ekonom. Sementara itu, tingkat pengangguran pada bulan Februari tetap 4.1 persen, bertahan pada level yang sama untuk bulan kelima beruntun.

Namun demikian, tekanan inflasi tetap rendah, karena kenaikan gaji --yang bulan lalu mendorong naik pasar finansial-- tak berlanjut. Data mengenai gaji menunjukkan perlambatan dari laju tinggi yang memicu gejolak ekonomi bulan lalu, lantaran kekhawatiran kalau Federal Reserve bisa menaikkan suku bunga lebih cepat.

Outlook Teknikal Indeks US30

Secara teknikal, Indeks US 30 telah menyempit, ditampilkan oleh grafik di bawah ini, ditahan oleh level rendah dan level tinggi sejak akhir Januari. Posisinya sekarang berada di bawah Descending Resistance Line yang menjadi poin penentu untuk memilih arah tertentu. Apabila Indeks US 30 gagal menembusnya, maka menurut ACY, kemunduran Indeks akan mengindikasikan pergerakan berlanjut dalam segitiga ini.

Grafik Indeks US30 Daily

461c523c96d4e4cb1f5223b5359a57fc.png

Pembacaan indikator Stochastic Oscillator mengindikasikan bahwa Indeks US 30 berada pada area jenuh jual (overbought area) dan masih menjaga momentum kenaikannya. Namun, apabila Stochastic mundur ke bawah 80, maka investor boleh mulai mempertimbangkan untuk melakukan aksi jual.

Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
 
Harga Minyak Jatuh Akibat Forecast Pertumbuhan Output Shale AS

West Texas Intermediate (WTI) jatuh 1.1 persen ke $61.367 per barel pada hari Senin, setelah laporan pemerintah menunjukkan output minyak shale Amerika Serikat berekspansi lebih lanjut. Berdasarkan data pemerintah, output dari beberapa kawasan shale terbesar di AS diperkirakan akan naik 131,000 barel per hari (bph) pada bulan April, sehingga mengancam upaya pemangkasan limpahan surplus yang dilakukan OPEC. Sedangkan menurut sebuah forecast Bloomberg, peningkatan persediaan di Cushing, Oklahoma, pusat pengiriman kontrak futures, hanya berubah sedikit setelah menurun selama 11 pekan beruntun.

Kekhawatiran mengenai peningkatan produksi AS terus membebani produsen dan investor. "Semakin lama kesepakatan itu berlangsung, (semakin) itu akan berantakan," kata Warren Patterson, seorang pakar strategi komoditas, dalam wawancara di Singapura. Ia merujuk pada kesepakatan pemangkasan output antara negara-negara anggota Organization of Petroleum Exporting Countries (OPEC). Katanya, "Mereka terus menerus melepaskan pangsa pasar untuk (diambil alih) AS."

Outlook Teknikal WTI

ACY mencatat, WTI Futures bergerak mundur menghadapi resisten Fibonacci (Retracement 38.2%) kemarin, tetapi di saat yang sama juga menemukan support pada Retracement 50.0%. Jika sukses tembus ke level yang lebih rendah, maka akan menguji level support kedua yang berada pada Retracement 61.8%.

Grafik WTICOUSD Daily

11d836ab2602417d62c0dddf645c7b5c.png

Bersama dengan tekanan oleh Retracement 50.0% setelah tembus ke level yang lebih rendah, ACY menilai breakout dari cloud Ichimoku bisa mengakibatkan penurunan lebih lanjut. Selain itu, Relative Strength Index (RSI) yang diaplikasikan pada grafik bergerak serempak dengan tren menurun, ke arah yang sama dengan arah yang dituju oleh harga, sebagaimana ditunjukkan pada grafik di atas.


Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
 
Euro Terus Naik Setelah Tillerson Dipecat

Euro naik dua hari beruntun terhadap Dolar AS, sementara pasar menelaah berita-berita ekonomi dan politik di Amerika Serikat. Pasangan mata uang EUR/USD masih reli 0.44 persen dan ditutup pada $1.23882, mendekati level tinggi satu sesi pada 1.24440.

Data CPI Amerika Serikat bulan Februari dilaporkan berada pada 2.2 persen, sesuai dengan eksepektasi analis ekonomi dan melampaui angka periode sebelumnya yang hanya mencapai 2.1 persen. Pertumbuhan inflasi yang tangguh mengungkapkan kondisi ekonomi bagus, dan memperkuat kemungkinan kenaikan suku bunga tiga kali dalam tahun ini.

Sementara itu untuk jangka pendek, sejumlah berita ekonomi dan politik telah mengancam Greenback. Pemecatan mendadak Menteri Luar Negeri Rex Tillerson --untuk digantikan dengan Direktur CIA Mike Pompeo-- boleh jadi membuat investor mengantisipasi siapa lagi yang akan digusur dari White House, khususnya terkait dengan kebijakan perdagangan.

Presiden AS Donald Trump tengah berupaya untuk menerapkan tarif hingga $60 milyar atas impor dari China dan akan menyasar sektor-sektor teknologi dan komunikasi. Demikian disampaikan oleh dua orang yang kabarnya mendiskusikan masalah ini dengan pejabat pemerintahan Trump pada hari Selasa.

Agenda proteksionis Trump telah memperburuk pemulihan ekonomi global yang tengah berlangsung, serta meningkatkan ketidakpastian pasar. ACY mencatat sejumlah event yang akan datang juga semestinya diamati oleh investor, termasuk rilis data penjualan ritel bulan Februari, serta pidato Presiden ECB Draghi di Frankfurt yang disoroti karena pasar memantau potensi penghentian Quantitative Easing (QE).

Outlook Teknikal EUR/USD

Secara teknikal, EUR/USD telah didukung oleh level support pada Fibo Retracement 23.6% (1.23192) dan cloud Ichimoku. Setelah itu, pasangan mata uang ini cenderung untuk bergerak lebih jauh guna menguji resisten pertama di atas 1.24440. Apabila sukses menembus level ini, maka akan mendekati resisten kedua yang sangat kuat di level high tanggal 16 Februari pada 1.25545.


Grafik EUR/USD Daily

26ea01a08ba82a3bfbc4fb73927ef9f4.png

Ke depan, Stochastic Oscillator (5,3,3) menghadapi resisten mayor pada 89%, dan reaksi berikutnya pada level ini perlu diperhatikan. Akan tetapi untuk saat ini, ACY menilai masih ada cukup banyak ruang untuk meningkat.

Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
 
Dolar Kanada Melemah Akibat Menipisnya Peluang Kenaikan Suku Bunga

Dolar Kanada mempertahankan posisi pada level dekat C$1.29622 per Dolar AS. Pasangan mata uang USD/CAD telah menurun sekitar 0.09 persen ke penutupan pada 1.29525, setelah mengalami kenaikan dramatis di hari sebelumnya. Harga intraday saat ini didukung oleh level high 1.29200 yang terakhir dicapai pada tanggal 19 Desember.

Presiden Donald Trump memilih Larry Kudlow, seorang komentator televisi dan analis ekonomi dari kalangan konservatif untuk menggantikan Gary Cohn sebagai penasehat ekonomi White House. Kudlow adalah penasehat informal Trump pada kampanye pilpres 2016 dan memiliki pengalaman bekerja di Wall Street. Ia telah mengkritisi keputusan presiden dengan mengatakan bahwa tarif impor logam akan buruk bagi para produsen pengguna besi baja.

Sementara itu, penjualan ritel di Amerika Serikat merosot untuk bulan ketiga beruntun pada Februari, karena rumah tangga konsumen memangkas pembelian kendaraan bermotor dan barang-barang besar lainnya. Hal ini memicu analis untuk merevisi turun forecast pertumbuhan ekonomi AS kuartal pertama.

Kini, mari alihkan pengamatan ke Kanada. Awal pekan ini, Stephen Poloz, pimpinan bank sentral Kanada (Bank of Canada/BoC), menyampaikan sebuah pidato yang mensinyalkan dihapusnya kemungkinan kenaikan suku bunga BoC pada bulan April. Fokusnya pidatonya terletak pada potensi pasar ketenagakerjaan yang belum direalisasikan, sedangkan kenaikan suku bunga bisa jadi justru akan membuat potensi tersebut tak bisa diwujudkan. Karena hal ini, maka ACY menilai probabilitas kenaikan suku bunga yang lebih rendah boleh jadi mengarah pada depresiasi Loonie dalam jangka panjang.


Outlook Teknikal USD/CAD

USD/CAD telah diperdagangkan hingga mencapai resisten kritis pekan ini di antara level 1.29195 dan titik kritis psikologis 1.3000, meski belum menembusnya. Momentum kemungkinan akan mengarah pada breakout ke level lebih tinggi, yang bisa mensinyalkan pergeseran tren menuju penguatan USD terhadap Dolar Kanada.

Grafik USD/CAD Daily

34ed989423d43e322c2ae15f1f5a3645.png

Jika pasangan mata uang ini mampu menjaga momentum kenaikan, maka menurut ACY, pergerakan USD/CAD akan mendekati resisten tahunan yang dimulai sejak awal 2016, sehingga ada banyak ruang untuk mendapatkan keuntungan dari kesenjangan antara harga sekarang dan resisten ini.

Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
 
Pounds Terus Meningkat Jelang BoE Dan CPI

Forecast Pound Inggris: Bullish

Pound Inggris terus bergerak naik pada hari Senin setelah meningkat sedikit sejak awal Maret. Pagi ini ACY mencatat, telah terjadi breakout bullish lagi di atas level psikologis 1.4000 seusai tercapainya persetujuan mengenai rencana transisi Brexit. Dengan adanya dua penggerak pasar nampak di horizon untuk pekan ini, yaitu keputusan suku bunga BoE dan pengumuman CPI hari Kamis, maka masih ada potensi untuk volatilitas ke level tinggi pada pair-pair GBP.

Inflasi telah menjadi topik pendorong dalam tren bullish GBP/USD sepanjang tahun, dan dengan Inggris telah mengalami lima bulan beruntun inflasi pada 3% atau lebih, maka Bank of England kemungkinan mengalami kesulitan dalam memutuskan kebijakan. Di sisi lain, sebagaimana telah kami sampaikan dalam bahasan kemarin, bahwa pasar telah memiliki ekspektasi universal akan kenaikan suku bunga dari Federal Reserve Amerika Serikat. Jika terjadi kenaikan suku bunga tanpa komentar hawkish yang menyertainya, maka bisa jadi ada beberapa pergerakan menurun untuk Dolar AS.

Grafik GBPUSD Daily

33cbe1bb60357345315e8b8313e1ff09.png

Secara teknikal, pasangan mata uang GBP/USD terus bergerak melewati Uptrend Channel yang dimulai sejak pertengahan Desember, setelah menemukan support pada Retracement Fibo 61.8% (1.37380). Untuk periode jangka panjang, ACY memperkirakan kemungkinan GBP/USD akan mempertahankan momentum kenaikannya. Namun, untuk jangka pendek, GBP/USD menghadapi dua resisten pada 1.41445 dan garis atas Channel. Jika Anda seorang investor yang berfokus pada investasi jangka pendek, maka masih ada ruang untuk melakukan Buy di bawah resisten pertama.

Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
 
Emas Temukan Support Pada Level Tinggi 2015, Menjelang FOMC

Harga Emas terus bergerak menurun setelah menembus Retracement 38.2%, dengan merosot sebesar 0.42 persen ke harga penutupan pada $1311.20, level penutupan terendah sejak tanggal 2 Januari. Harga masih diperdagangkan dalam Bearish Channel, setelah gagal menembus level tertinggi tahun 2018 pada pertengahan bulan Februari, dan sejak saat itu telah menetap untuk menemukan support pada kisaran $1307.17 yang merupakan level tinggi tahun 2015.

Sementara itu, keputusan suku bunga pasca rapat kebijakan bank sentral AS (FOMC) besok akan menimbulkan volatilitas bagi harga Emas. ACY menilai ada peluang besar kenaikan suku bunga FOMC karena mereka telah cukup terbuka mengenai rencana untuk normalisasi kebijakan lebih lanjut. Namun demikian, pertanyaan yang lebih besar adalah berapa kali kenaikan suku bunga yang dapat diekspektasikan pasar dari bank sentral AS. Sebanyak tiga kali kenaikan (termasuk yang akan diumumkan esok hari) telah lama menjadi fokus ekspektasi pasar, tetapi dalam testimoni Powell di hadapan Kongres awal bulan ini, ia menyampaikan preferensinya untuk Dolar yang lebih kuat, sehingga ide kenaikan suku bunga sebanyak empat kali mulai banyak didiskusikan.

Apabila ada nada yang lebih hawkish dari bank sentral, ACY memperkirakan Dolar AS dapat mengokohkan posisi kenaikan cukup panjang untuk menguji level 91.00 pada indeks Dolar AS (DXY), sebuah Retracement jangka panjang yang bisa berdampak pada Emas.

Grafik XAU/USD Daily

61cf409fde278b294229304bf2139ea8.png

Pada XAU/USD di chart Daily, harga intraday telah memantul sedikit, kemungkinan akan menguji Retracement 38.2% lagi setelah menginjak support pada level tinggi tahun 2015. Apabila pergerakannya kelak berbalik mundur, maka kemungkinan akan kembali mendapatkan Support dari level tinggi tahun 2015 dan level Retracement 50.0%.

Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
 
Kenaikan Suku Bunga Fed Membebani Indeks Dow Jones

Dow Jones Industrial Average mundur sedikit dengan volatilitas rendah di tengah kehebohan putusan kenaikan suku bunga Fed bulan Maret. Pejabat Federal Reserve mengumumkan kenaikan suku bunga pinjaman acuan sebesar 25 basis poin dan memperkirakan laju kenaikan yang lebih tajam pada tahun 2019 dan 2020, sesuai dengan konteks outlook ekonomi yang membaik, sebagaimana ditunjukkan oleh kebangkitan inflasi dan rendahnya tingkat pengangguran.

Dalam briefing dengan reporter, Jerome Powell, pimpinan Fed, memberikan sinyal mengenai rencana kenaikan suku bunga bertahap. Sesuai yang telah diperkirakan, kenaikan akan dilakukan sebanyak 2 kali lagi tahun ini bukannya 3 kali, tetapi laju lebih cepat bisa dilaksanakan tahun depan.

Setelah putusan suku bunga FOMC, ACY mencatat Greenback anjlok terhadap mata uang mayor lainnya hingga lebih dari 0.8 persen. Pasar sudah memperhitungkan perkiraan kenaikan suku bunga tersebut, sehingga Indeks Dolar AS (DXY) dan pasar saham AS tertekan lantaran kondisi aktual sesuai ekspektasi.

Grafik US30 Daily

016599888d033ca72bc4cc448e24feaf.png

Grafik teknikal Indeks US30 berada pada persimpangan dimana arah pergerakan berikutnya lebih dapat ditentukan, setelah Indeks mengalami konsolidasi dalam Price Channel yang sempit sejak akhir Januari. Sedangkan dilihat dari outlook ekonomi, ACY menilai, meskipun pemangkasan pajak dapat menaikkan saham-saham korporasi untuk jangka pendek, kekhawatiran lain seperti bea impor atas banyak industri global kemungkinan akan menyeret turun perekonomian secara keseluruhan. Karena alasan ini, arah jangka pendek kemungkinan menurun dan menuju support pada kisaran yang sebelumnya dicapai pada awal bulan Februari.

Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
 
Pound Cenderung Bullish Di Tengah Potensi Rate Hike

Pasar saham AS kembali melesat setelah mengalami penurunan terbesar dalam dua tahun. Indeks acuan utama menanjak lebih dari 2.7 persen, pulih dari kelesuan yang dialami pada hari Jumat, karena eskalasi ketegangan mengenai perdagangan mulai memudar. Sementara itu, ACY mencatat Indeks Dolar (DXY) mengalami depresiasi lebih lanjut hingga mencapai 88.59 pada pukul 11:00 am waktu Sydney, menjadi penggerak bagi pasar saham.

Penguatan berlanjut pada Pound Inggris. Kinerja Maret yang kuat membalik penurunan yang dialami selama Februari. Pekan lalu, ada sejumlah penggerak Pound, salah satunya yang terpenting adalah pergeseran nada hawkish yang membuat Bank of England (BoE) disoroti lantaran kemungkinan kenaikan suku bunga di bulan Mei.

Dengan memantau grafik GBP/USD Daily, nampak bahwa kemarin, breakout harga tertinggi satu sesi pada 1.41445 memberikan bahan bakar untuk naik lebih jauh lagi. Namun demikian, kenaikan moderat kemarin mengantarkan pasangan mata uang ini menghadapi level resisten penting berikutnya di sekitar 1.4253, dimana ACY menilai investor perlu bersabar menantikan arah pergerakan selanjutnya. Pada tahap ini, dikarenakan breakout DXY ke arah yang lebih rendah dan potensi kenaikan suku bunga BoE, maka ada lebih besar kemungkinan GBP/USD akan menembus level tersebut dan melanjutkan momentum saat ini.

Grafik GBP/USD Daily

6f0847bfbf81cfbbe591ba7d223b66fd.png

Outlook jangka panjang GBP/USD masih optimistis bagi investor, karena pasangan ini terus bergerak dalam Ascending Price Channel. Selain itu, ada uptrend pada MACD dan RSI.

Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
 
Nasdaq Kemungkinan Reli Menjelang Rilis Data GDP AS

Pasar ekuitas Amerika Serikat tumbang lagi di hari Selasa, diseret oleh aksi jual pada saham-saham sektor teknologi, karena investor menilai ulang ancaman atas pertumbuhan pendapatan industri yang mendorong reli tahun lalu ini. Facebook memimpin diantara saham-saham yang nilainya jatuh secara signifikan, sedangkan CEO Mark Zuckerberg diekspektasikan akan memberikan testimoni di hadapan Komite Dagang dan Energi Majelis Rendah AS, seiring dengan meningkatnya kekhawatiran mengenai perlindungan privasi konsumen.

Kekhawatiran mengenai ketegangan perdagangan yang dipicu oleh langkah proteksionis Presiden Donald Trump, telah sangat melonjakkan volatilitas pasar baru-baru ini, dan boleh jadi akan terus berlanjut hingga Amerika dan China mencapai suatu kesepakatan mengenai perdagangan.

Menurut ACY, hal yang perlu diamati oleh investor sekarang adalah jadwal rilis data GDP Tahunan untuk kuartal keempat 2017, yang diekspektasikan akan mencapai pertumbuhan 2.7%, lebih tinggi 0.2% dibanding pelaporan sebelumnya.

Outlook Teknikal Nasdaq

Indeks Nasdaq 100 anjlok hingga nyaris menghapus semua kenaikan yang diperoleh di hari sebelumnya, turun lebih dari 3.3 persen ke 6525.2 poin, menuju ke lokasi dimana Fibo Retracement 61.8% berada untuk kedua kalinya menguji seberapa kuat titik support ini. Lebih dari itu, jika kita memperpanjang fokus, terlihat kemerosotan besar pada awal Februari saat Ascending Channel dimulai. Hal-hal tadi, disertai dengan support lain yang membatasi level rendah ini, membuka kemungkinan bagi indeks Nasdaq untuk naik dan menguji Fibo Retracement 50.0%.

Grafik NAS100 Daily

45ca29316a7b7e41c4a738241017d69d.png

ACY memperkirakan, sejalan dengan pembalikan Stochastic Oscillator ke atas ambang 20, yang dianggap sebagai batas jenuh jual (Oversold), Indeks Nasdaq kemungkinan akan reli beriringan dengan peningkatan angka Stochastic.


Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
 
Back
Top