Berita dan Fundamental

Dolar dan Euro Di Atas Angin

Dolar dan Euro Di Atas Angin

3906f517c94549cfbcf14791c98da200.jpeg


Pasar mata uang berayun kembali ke perdagangan pada pandangan yang berbeda terhadap pertumbuhan dan kebijakan moneter yang ketat pada hari Selasa, sehingga mengangkat nilai tukar dolar dan euro terhadap yen.


Pemilu yang memenangkan Emmanuel Macron pada hari Minggu menutup dengan cepat atas masalah politik, mendorong imbal hasil obligasi AS dan Eropa semakin tinggi. Suku bunga premium yang diperoleh investor dari obligasi dolar pemerintah AS 10-tahun dan bukannya setara yen mereka miliki naik ke level tertinggi sejak akhir Maret tadi malam.

Dolar dan euro menguat sekitar sepertiga persen terhadap yen dan masing-masing diperdagangkan pada level 113,67 yen dan 124,125 yen.

Swiss franc, mata uang lain dengan tingkat bunga yang sangat negatif serta bank sentral yang secara aktif berusaha melemahkannya dengan intervensi pasar, jatuh ke level terendah terhadap euro sejak pertengahan Oktober.

Euro datar terhadap dolar di level $1,0922, sekitar satu sen di bawah level tertinggi yang disentuh setelah kemenangan Macron atas rival anti-euro Marine Le Pen pada hari Minggu mendorong sebuah rally pada mata uang tunggal tersebut.

Sementara pejabat AS sudah menaikkan suku bunga dengan mantap, investor memperdebatkan kapan dan bagaimana ECB dapat menurunkan kembali program darurat pelonggaran kuantitatif yang dapat memberikan perbaikan dalam ekonomi zona euro.

Pertumbuhan PDB blok mata uang pada kuartal pertama, yang dijadwalkan akan dirilis minggu depan, diperkirakan telah melampaui pertumbuhan 0,75 persen di Amerika Serikat pada periode yang sama. Inflasi melonjak kembali menjadi 1,9 persen di bulan April.

Anggota dewan ECB Yves Mersch mengatakan pada hari Senin bahwa bank sentral mendekati perubahan pandangan negatifnya dengan pandangan netral mengenai apakah ekonomi zona euro akan mencapai target pertumbuhan, dan harus menyesuaikan panduan kebijakannya dengan tepat.

Kepala ECB Mario Draghi akan berbicara di hadapan parlemen Belanda pada hari Rabu.
 
Trump Kebakaran Jenggot, Dolar Merosot

Trump Kebakaran Jenggot, Dolar Merosot

18424199_1896845913864931_574839353507193427_n.jpg


Dolar terelincir pada hari Rabu dan safe haven yen menguat setelah Presiden AS Donald Trump tiba-tiba mengambil langkah yang mengejutkan Washington dengan memecat Direktur FBI James Comey.


Comey sejauh ini sedang memimpin investigasi agensinya terhadap dugaan campur tangan Rusia dalam kampanye kepresidenan AS 2016 dan kemungkinan kolusi dengan kampanye Trump. Demokrat langsung menuduh Trump bertindak karena motif politik.

Gejolak politik apapun yang terjadi di AS sangat sensitif terhadap nilai tukar mata uangnya dan bahkan cenderung membebani dolar, karena Kongres yang terbagi dapat menggagalkan reformasi pajak dan langkah stimulus Trump yang dijanjikan dalam kampanyenya.

Indeks dolar, yang mengukur mata uangnya terhadap enam mata uang utama, tergelincir 0,2 persen ke level 99,437, bergerak menjauh dari level tertinggi tiga minggu di level 99,688. Dolar turun 0,2 persen terhadap yen Jepang di level 113,77, di bawah level tertinggi tadi malam di 114,325, yang merupakan level tertinggi kedua mata uang itu sejak 15 Maret.

Rekaman ketakutan bahwa Korea Utara bisa saja meningkatkan upaya untuk melakukan lagi uji coba senjata juga mendukung yen. Dalam sebuah wawancara dengan Sky News pada hari Selasa, duta besar Pyongyang untuk Inggris, Choe Il, mengatakan bahwa Korea Utara siap untuk melakukan uji coba nuklir keenam. Pengamat negara tersebut mengatakan bahwa tes semacam itu mungkin terjadi, namun komentarnya mengingatkan pasar bahwa ketegangan dapat meningkat di semenanjung Korea yang baru-baru ini sempat tenang.

Pemimpin Korea Selatan yang baru terpilih Moon Jae-in, yang akan dilantik pada hari Rabu, diperkirakan akan mencoba untuk melibatkan Pyongyang dengan dialog dan bantuan, yang melanggar kebijakan keras pendahulunya.

Imbal hasil AS yang lebih rendah juga menekan dolar. Hasil Treasury AS 10 tahun turun menjadi 2,397 persen pada awal perdagangan Asia, turun dari penutupan di AS pada 2,407 persen. Ini mencapai puncak lima minggu dalam semalam, karena kemungkinan Federal Reserve AS akan menaikkan suku bunga lagi pada pertemuan berikutnya di bulan Juni mendekati 90 persen.

Euro naik 0,1 persen menjadi $1,0885, merayap kembali ke level tertinggi enam bulan setelah kemenangan Emmanuel Macron dalam pemilihan presiden Perancis pada hari Minggu kemarin. Sementara, kepala Bank Sentral Eropa Mario Draghi dijadwalkan akan berbicara di parlemen Belanda pada hari Rabu. Investor akan menantikan apakah dia mengubah tanggapan dovishnya mengingat kekuatan baru-baru ini dalam ekonomi zona euro.
 
Ekspektasi Pasokan Aramco ke Asia Pengaruhi Harga minyak

Ekspektasi Pasokan Aramco ke Asia Pengaruhi Harga minyak

337378.jpg


Minyak berjangka naik pada hari Rabu setelah Reuters melaporkan bahwa Arab Saudi akan mengurangi pasokan ke wilayah Asia karena OPEC mencoba untuk melawan kenaikan output AS yang mengancam kegagalan OPEC dalam upaya untuk mengakhiri berlimpahnya minyak mentah global yang berkelanjutan.


Minyak juga didukung oleh penurunan persediaan minyak mentah AS yang lebih besar dari perkiraan pekan lalu, turun 5,8 juta barel dibandingkan dengan ekspektasi analis terhadap penurunan 1,8 juta barel, menurut kelompok industri American Petroleum Institute.

Brent berjangka yang menjadi acuan global naik 19 sen atau 0,4 persen menjadi $48,92 per barel. Di sesi Selasa minyak brent turun 1,2 persen. smeentara Minyak mentah AS, West Texas Intermediate (WTI) naik 23 sen atau 0,5 persen menjadi $46,11 per barel.

Perusahaan milik negara Saudi, Aramco, akan mengurangi pasokan minyak ke negara konsumennya di Asia sekitar 7 juta barel pada bulan Juni, sebuah sumber mengatakan kepada Reuters, sebagai bagian dari kesepakatan OPEC untuk mengurangi produksi dan saat ini memangkas ekspor untuk memenuhi permintaan domestik yang meningkat selama musim panas. Tujuh juta barel kira-kira dua hari impor minyak ke Jepang, importir terbesar keempat di dunia. Aramco sebelumnya telah mempertahankan pasokan ke pelanggan penting di Asia.

Menteri energi Arab Saudi Khalid al-Falih mengatakan pada hari Senin bahwa dia memperkirakan kesepakatan output akan diperpanjang sampai akhir tahun atau mungkin lebih lama. OPEC akan bertemu akhir bulan ini.

Produksi minyak mentah yang lebih tinggi dari Amerika Serikat harus membatasi kenaikan harga minyak dunia sampai akhir 2018, kata pemerintah AS pada hari Selasa. Produksi minyak mentah AS diperkirakan akan meningkat lebih dari yang diperkirakan sebelumnya pada 2017 menjadi 9,31 juta barel per hari dari 8,87 juta barel per hari pada 2016, meningkat 440.000 bpd, kata Administrasi Informasi Energi AS (EIA).

Angka resmi persediaan produksi minyak mentah mingguan AS dari EIA dijadwalkan akan dirilis pada Rabu, hari ini.
 
Kondisi Politik AS Belum Mempengaruhi Emas

Kondisi Politik AS Belum Mempengaruhi Emas

73-800x450.jpg


Harga emas naik di Asia pada hari Kamis karena sentimen akibat kerentanan masih terjadi atas prospek Presiden Donald Trump untuk mendorong kebijakan ekonomi baru di tengah reaksi politik atas pencopotan Direktur FBI James Comey.


Emas untuk pengiriman Juni di divisi Comex New York Mercantile Exchange naik 0,14% menjadi $1.220,65 per troy ons. Tembaga berjangka di Comex naik 0,28% menjadi $2,502 per pon.

Tadi malam, harga emas diperdagangkan menguat pada hari Rabu, karena minat pasar terhadap risiko mereda, setelah Trump secara tak terduga memecat Comey sementara kegelisahan geopolitik terhadap Korea Utara kembali saat emas berjangka melambung dari level terendah delapan minggu.

The New York Times melaporkan bahwa beberapa hari sebelum dia dipecat, Comey meminta Departemen Kehakiman sumber tambahan untuk penyelidikan biro tersebut mengenai campur tangan Rusia dalam pemilihan presiden.

Sementara itu, kegelisahan geopolitik juga mendukung kenaikan harga emas, setelah duta besar Korea Utara ke Inggris mengatakan bahwa negara tersebut akan melanjutkan uji coba nuklir keenamnya.

Meskipun emas berjangka melambung, sentimen secara keseluruhan cukup negatif karena secara luas diperkirakan bahwa Federal Reserve akan menaikkan suku bunga pada bulan Juni.

Awal pekan ini, beberapa pejabat Fed memberi isyarat bahwa bank sentral AS akan melanjutkan jalur suku bunga yang dinyatakannya dari tiga kenaikan suku bunga selama tahun 2017.

Kaplan mengatakan bahwa tiga kenaikan suku bunga pada tahun 2017, adalah "skenario awal" namun menegaskan bahwa Federal Reserve akan terus memantau perubahan aktivitas ekonomi, yang dapat membuka jalan bagi pendekatan hawkish atau dovish terhadap kenaikan suku bunga di masa depan.
 
Dolar Bertahan Di Tengah Kehati-hatian

Dolar Bertahan Di Tengah Kehati-hatian

bea292f51048650d554574e2ddf296c6_XL.jpg


Dolar bertahan dan stabil terhadap mata uang utama pada hari Kamis, karena investor masih mencerna gejolak politik AS dan mengamati keputusan kebijakan Bank of England yang akan dirilis hari ini.


Pasar masih gelisah setelah keputusan Presiden AS Donald Trump yang tak diduga memecat Direktur FBI James Comey. Comey telah memimpin investigasi agensinya terhadap dugaan campur tangan Rusia dalam kampanye kepresidenan 2016 AS dan kemungkinan kolusi dengan kampanye Trump.

Namun greenback tetap didukung oleh ekspektasi kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve bulan depan.

Sementara itu, euro menunjukkan sedikit reaksi terhadap komentar Presiden Bank Sentral Eropa Mario Draghi pada hari Rabu bahwa terlalu dini bagi bank sentral untuk menyatakan keberhasilan dalam usahanya untuk memacu inflasi di kawasan euro meskipun ada tanda-tanda pemulihan ekonomi di blok tersebut mendapatkan traksi. Ucapan tersebut mengindikasikan bahwa ECB tidak terburu-buru menaikkan suku bunga atau menurunkan program stimulusnya.

EUR/USD naik tipis 0,09% ke level 1,0876. GBP/USD tergelincir 0,24% ke level 1,2910 setelah Kantor Statistik Nasional Inggris mengatakan bahwa produksi manufaktur Britania Raya turun 0,6% di bulan Maret, dibandingkan dengan ekspektasi penurunan 0,2%.

Kemudian Kamis, BoE diperkirakan masih akan mempertahankan kebijakan moneternya tidak berubah. Secara khusus, para pelaku pasar mengamati pernyataan kebijakan bank sentral untuk indikasi pergerakan kebijakan di masa depan.

USD/JPY turun tipis 0,10% ke level 114,18, sementara USD/CHF turun 0,15% ke level 1,0075. Sementara itu, USD/CAD menguat 0,40% ke level 1,3710. Dolar Australia stabil, dengan AUD/USD di level 0,7369, sementara NZD/USD turun 0,64% diperdagangkan pada level 0,6847.

Sebelumnya pada hari Kamis, Reserve Bank of New Zealand mempertahankan suku bunga acuan di 1,75% pada hari Kamis dan mengindikasikan bahwa pengetatan kebijakan moneter masih jauh dari yang diantisipasi pasar.

Indeks dolar AS, yang mengukur kekuatan greenback terhadap enam mata uang utama, stabil di level 99,48, mendekati level tertinggi dua setengah minggu pada sesi sebelumnya di level 99,61.
 
Dolar Stabil di Asia, Pasar Fokus Pertemuan G7

Dolar Stabil di Asia, Pasar Fokus Pertemuan G7

4bhebc354b03b7ha2_800C450.jpg


Dolar stabil di Asia pada hari Jumat setelah investor masih hati-hati dalam data regional yang ringan menjelang pertemuan pejabat teras keuangan dari negara ekonomi terkemuka dunia pada akhir pekan yang dapat memberikan arahan terhadap perdagangan dan mata uang.


Indeks dolar AS, yang mengukur kekuatan greenback terhadap perdagangan enam mata uang utama, datar di level 99,53. USD/JPY juga datar di level 113,87 dan AUD/USD diperdagangkan di level 0,7375 turun 0,04%.

Para menteri keuangan dan gubernur bank sentral dari negara-negara G7 akan menuju ke Italia untuk membahas berbagai isu, dengan proteksionisme perdagangan yang kemungkinan akan menjadi item utama dalam agenda tersebut.

Semalam di sesi Kamis, dolar diperdagangkan di atas titik ‘breakeven’ terhadap mata uang utama, setelah keputusan Presiden Trump memecat Direktur FBI James Comey terus mempertimbangkan sentimen sementara data ekonomi optimis mengimbangi penurunan.

Optimism data inflasi produsen dan klaim pengangguran awal mengimbangi kekhawatiran investor bahwa keputusan Trump yang tiba-tiba memecat Comey, dapat menyebabkan penundaan agenda ekonomi kabinet Trump, yang mencakup reformasi pajak dan deregulasi.

Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan indeks harga produsennya, yang mengukur inflasi sebelum mencapai konsumen, naik 0,5% di bulan April, di atas ekspektasi kenaikan 0,2%. Dalam laporan terpisah, Departemen Tenaga Kerja melaporkan bahwa klaim pengangguran awal turun sebesar 2.000 menjadi 236.000 pada pekan hingga 6 Mei, di bawah perkiraan ekonom.

Jumlah orang Amerika yang mengajukan jaminan pengangguran turun ke level terendah lebih dari 28 tahun, yang memicu ekspektasi bahwa Federal Reserve akan menaikkan suku bunga pada bulan Juni di tengah ketatnya pasar tenaga kerja.
 
Indeks dolar Bergerak Tipis Jelang Data AS

Indeks dolar Bergerak Tipis Jelang Data AS

photo_135010.jpg


Dolar hampir tidak berubah terhadap mata uang utama pada hari Jumat, mendekati puncak tiga minggu menjelang data ekonomi AS yang akan dirilis hari ini, meskipun kekhawatiran atas kejadian politik AS yang terakhir terus berlanjut.


Greenback tetap didukung setelah rilisan laporan klaim awal tunjangan pada hari Kamis laporan dan inflasi harga produsen yang positif, yang menambah ekspektasi kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve bulan depan.

Namun, pasar masih gelisah karena keputusan Presiden AS Donald Trump yang diduga memecat Direktur FBI James Comey. Comey telah memimpin investigasi agensinya terhadap dugaan campur tangan Rusia dalam kampanye kepresidenan AS 2016 dan kemungkinan kolusi dengan kampanye Trump.

Investor khawatir peristiwa terakhir di Washington dapat menghambat kemampuan pemerintah AS untuk menerapkan reformasi pajak dan langkah-langkah stimulus yang dijanjikan.

EUR/USD bertahan stabil di lvel 1,0869, tidak jauh dari level terendah dua setengah minggu di level 1,0838 pada hari Kamis. Di tempat lain, GBP/USD tergelincir 0,25% ke level 1,2854. USD/JPY turun tipis 0,23% ke level 113,60, menarik diri dari level tertinggi dua bulan di hari ini di level 114,39, sementara USD/CHF bergerak tipis pada level 1,0074. Dolar Australia menguat, dengan AUD/USD naik 0,24% pada level 0,73959, sementara NZD/USD bertahan stabil di level 0,6852. Sementara itu, USD/CAD bertahan di level 1,3701.

Indeks dolar AS, yang mencatat pergerakan greenback terhadap enam mata uang utama yang diperdagangkan, bergerak tipis pada level 99,50, tidak jauh pada level tertinggi tiga minggu di hari Kamis di level 99,77.
 
Komentar Rusia dan Saudi Dongkrak Minyak mentah

Komentar Rusia dan Saudi Dongkrak Minyak mentah

opec%20(2).jpg


Harga minyak mentah menguat tajam setelah Arab Saudi dan Rusia mengatakan bahwa mereka setuju akan perlunya pengurangan produksi hingga Maret tahun depan dan meskipun output industri China lebih lemah dari yang terlihat untuk bulan April dan di saat Korea Utara mengguncang pasar dengan sebuah pernyataan, uji coba rudal terakhirnya pada akhir pekan mampu membawa hulu ledak nuklir besar dan investor juga cemas atas potensi penyebaran serangan cyber yang telah mencapai 200.000 korban di sedikitnya 150 negara.


Kontrak minyak mentah West Texas Intermediate AS melonjak 1,71% di level $48,66 per barel, sementara di ICE Futures Exchange London, minyak Brent untuk pengiriman Juli melonjak 1,59% menjadi $51,65 per barel.

China melaporkan produksi industri negara tersbut naik namun di bawah ekspektasi 6,5%, relative jauh dari kenaikan 7,5% yang terlihat pada kenaikan minyak mentah April yang terendah sejak September 2016 dan output minyak mentah turun 3,7% pada tahun ini menjadi 15,99 juta metrik ton. Selain itu, China melaporkan penjualan ritel untuk bulan April naik 10%, dan lebih dari 10% Terlihat, dan investasi aset tetap naik 8,9%, di bawah target 9,1%.

Ke depannya, para pelaku pasar mencari gambaran pasar terbaru dari agen Energi Internasional untuk bulan April.

Menteri Energi Rusia Alexander Novak dan menteri energi Saudi Khalid al-Falah mengatakan kepada wartawan di Beijing bahwa mereka menyetujui perlunya upaya perpanjangan pemangkasan produksi minyak yang lebih lama, namun tidak menjelaskan apakah itu merupakan hasil pasti dalam pertemuan pada 25 Mei di Wina antara OPEC dan produsen non-OPEC bagian dari perjanjian seperti Rusia.

Pekan lalu, harga minyak berjangka hampir datar pada hari Jumat, namun masih mencatat kenaikan mingguan pertama dalam sebulan atas kemungkinan perpanjangan pemangkasan produksi oleh produsen minyak mentah utama melampaui batas waktu yang disepakati pada Juni saat mereka bertemu di akhir bulan ini.

Produsen minyak OPEC dan non-anggota sedang mempertimbangkan perpanjangan pemangkasan persediaan global melewati akhir tahun untuk memberi pasar lebih banyak waktu untuk menyeimbangkan kembali, menurut OPEC dan sumber industri. Beberapa pejabat dalam beberapa hari terakhir juga menyarankan kemungkinan pemangkasan produksi yang lebih dalam untuk membantu menghabiskan pasokan yang berlimpah.

Pada November tahun lalu, OPEC dan produsen lainnya, termasuk Rusia sepakat untuk memangkas produksi sekitar 1,8 juta barel per hari antara Januari dan Juni, namun sejauh ini langkah tersebut berdampak kecil pada tingkat persediaan.
 
China dongkrak pasar dengan skema investasi skala global

China dongkrak pasar dengan skema investasi skala global

Post-Geoswift-Partnership.jpg


Bursa China diperdagangkan menguat berkat optimisme pasar bahwa pemerintah akan meningkatkan belanja infrastruktur yang sekaligus menurunkan kecemasan terhadap kondisi ekonomi global.


Dari pasar komoditas dilaporkan minyak berhasil menguat setelah Menteri Energi dari Arab Saudi dan Rusia mengatakan kesepakatan pemangkasan produksi minyak OPEC perlu diteruskan.

Sementara itu bursa Tokyo mengalami koreksi setelah yen mengalami penurunan. Dan emas berhasil mempertahankan kenaikan selama dua hari berturut-turut.

Yen berada pada posis 113,37 per dolar sementara aussie menguat 0,1% persen. Minyak berada pada posisi $48,51 per barrel. Emas naik menjadi $1.230,39 per ounce.

Beberapa waktu yang lalu Presiden China Xi Jinping mengutarakan kerangka kerja pemerintah China yang menganggarkan pendanaan proyek mencapai $78 miliar. Minggu lalu bursa China terus mendapat tekanan setelah data menunjukkan produksi pabrikan dan investasi di China melambat di April.

Situasi politik juga masih akan mempengaruhi pasar dimasa mendatang, dimana Korea Utara baru saja meluncurkan rudal balistik yang merupakan uji coba yang ketujuh kalinya ditahun ini.

The Fed masih dalam jalurnya untuk menaikkan suku bunga kembali dibulan ini dimana klaim pengangguran berada dilevel terendahnya dalam 28 tahun terakhir dan tingkat pengangguran turun menjadi 4,4 persen.

Prospek persatuan Uni Eropa tampaknya masih cerah setelah partai yang menaungi Kanselir Angela Merkel berhasil memenangi pemilu Jerman pada hari Minggu kemarin. Ini merupakan sinyal positif dan kunci menjelang pemilihan umum di September mendatang, dimana Merkel sendiri menyatakan mendukung perdagangan bebas dan berjanji akan menyatukan Uni Eropa.

Beberapa agenda yang akan menjadi perhatian pelaku pasar diantaranya: trade balance India, laporan lapangan kerja Australia, laporan ekspor Singapura dan Malaysia termasuk Rapat Bank Indonesia yang diperkirakan akan mempertahankan suku bunga. PDB Jepang, PDB Thailnd, Malaysia dan Filipina. Produksi industri AS dan inflasi Inggris.

https://id.grandcapital.net/promo/b...facebookind&utm_medium=post&utm_campaign=news
 
Komentar Trump Lemahkan Dolar

Komentar Trump Lemahkan Dolar

ftsdd.png


Dolar melemah pada sesi perdagangan Selasa di Asia karena pasar ‘mengunyah’ kontroversi terbaru pemerintahan Trump setelah sebuah berita eksplosif di Washington Post yang menunjukkan bahwa dia telah memberikan rincian rahasia sumber intelijen Timur Tengah kepada diplomat Rusia.


Perdagangan indeks dolar AS terhadap enam mata uang utama, terakhir terpantau turun 0,05% pada level 98,76.

AUD/USD diperdagangkan di level 0,7425, naik 0,16%, sedangkan USD/JPY diperdagangkan di level 113,66, turun 0,10%. Hari ini, Reserve Bank of Australia akan merilis risalah pertemuan bulan Mei di mana RBA bertahan pada kebijakannya dengan suku bunga tetap pada rekor rendah 1,5% dan memberi tanda bias kebijakan yang sebagian besar netral.

Pada perdagangan sesi Senin, dolar jatuh terhadap mata uang utama pada hari Senin, setelah data manufaktur AS menunjukkan hasil yang lebih lemah dari perkiraan sehingga membebani sentimen sementara lonjakan dolar Kanada menambah momentum penurunan.

Federal Reserve Bank of New York mengatakan indeks manufaktur Empire State-nya turun bulan lalu menjadi minus 1, dari 5,2 pada bulan April, karena terjadi penurunan pada pesanan baru turun dan pengiriman tumbuh lebih cepat.

Sementara itu, minyak yang sensitif terhadap mata uang melonjak, setelah menteri energi Saudi dan Rusia mengatakan pada hari Senin bahwa mereka akan mendukung perpanjangan kesepakatan pemangkasan produksi minyak mentah bahkan hingga 2018.
 
Euro Melambung Tinggi, Kekhawatiran Trump Runtuhkan Dollar

Euro Melambung Tinggi, Kekhawatiran Trump Runtuhkan Dollar

growth.jpg


Euro naik ke level tertinggi sejak November pada hari Selasa, sementara dolar turun secara luas di tengah kekhawatiran baru mengenai administrasi Trump menyusul laporan presiden AS yang mengungkapkan informasi rahasia kepada Rusia pekan lalu.


EUR/USD naik 0,63% ke level 1,1043, tingkat terkuatnya sejak 9 November. Permintaan terhadap euro telah didukung setelah investor mengalihkan perhatian mereka kembali pada prospek kebijakan moneter karena kekhawatiran atas risiko politik surut setelah Emmanuel Macron terpilih sebagai presiden Prancis menggungguli Le Pen minggu lalu.

Data pada hari Selasa mengkonfirmasi bahwa ekonomi kawasan euro tumbuh sebesar 0,5% pada kuartal pertama, memicu spekulasi mengenai seberapa cepat Bank Sentral Eropa dapat mengurangi program stimulusnya. Laporan lain menunjukkan bahwa sentimen ekonomi Jerman terus membaik di bulan Mei, mencapai titik tertinggi sejak Juli 2015.

Dolar tertekan menyusul laporan bahwa Presiden Amerika Serikat Donald Trump berbagi data intelijen sensitif yang diperoleh dari sekutu dekat AS dengan menteri luar negeri Rusia mengenai operasi Negara Islam dalam sebuah pertemuan pekan lalu.

Laporan tersebut muncul saat pemerintahan Trump mencabut keputusannya untuk memecat mantan Direktur FBI James Comey dan di tengah seruan kongres untuk penyelidikan independen tentang kemungkinan campur tangan Rusia dengan pemilihan AS.

Laporan tersebut menambah keraguan bahwa Trump tidak akan dapat berhasil mendorong program stimulus ekonominya.

Indeks dolar AS, yang mengukur kekuatan perdagangan greenback terhadap enam mata uang utama, turun 0,37% pada level 98,45. Terhadap safe haven yen, dollar melemah, dengan USD/JPY meluncur 0,2% menjadi 113,54. Pound merosot terhadap dolar, dengan GBP/USD merayap turun menjadi 1,2886.
 
Imbas Langkah Trump Pengaruhi Saham Asia

Imbas Langkah Trump Pengaruhi Saham Asia

3aa670beacf04ccdbd6296245369d45b.jpeg


Dow futures turun tajam di sesi perdagangan Asia pada hari Rabu dan sebagian besar pasar regional melemah atas situasi politik AS yang terus kacau sehingga membebani harapan akan kebijakan ekonomi yang mendukung pemotongan pajak dan pengeluaran yang lebih tinggi dan di saat anggota dewan utama meminta sebuah memo yang dilaporkan ditulis oleh mantan direktur FBI James Comey mengenai Trump pembahasan investigasi aktif yang akan dirilis.


Dow Jones Industrial Average futures untuk Juni turun tajam 110 poin, Nasdaq merosot 29 poin dan S&P 500 turun 14,25 poin. Nikkei 225 Jepang tergelincir 0,58%, sementara S&P/ASX 200 Australia turun 0,81%. Indeks Hang Seng Hong Kong naik tipis 0,06%, namun Shanghai Composite beringsut turun dalam jumlah yang sama.

Semalam, saham AS ditutup hampir datar pada hari Selasa, karena investor mempertimbangkan data ekonomi yang lebih lemah dari perkiraan sementara gejolak politik AS terus meningkat, setelah laporan muncul bahwa Presiden Trump membagikan informasi sensitif dengan Rusia.

Laporan pada hari Selasa, bahwa Presiden Donald Trump berbagi informasi sensitif dengan Rusia pada sebuah pertemuan minggu lalu, memiliki dampak kecil terhadap ekuitas AS, karena S&P dan Dow mengakhiri sesi ini datar sementara Nasdaq ditutup dalam wilayah rekor untuk hari kedua berturut-turut.

Dalam serangkaian cuitan, Presiden Trump membela keputusannya untuk berbagi informasi sensitif dengan Rusia, dengan bersikeras bahwa dia memiliki "hak mutlak" untuk berbagi "fakta" tentang terorisme dengan Rusia.

Sementara itu, di sisi data ekonomi, investor mencerna laporan ekonomi yang dirilis dengan hasil yang beragam, setelah data perumahan turun di bawah ekspektasi sementara produksi industri melonjak.

Departemen Perdagangan mengatakan pada hari Selasa, pembangunan perumahan turun 2,6% pada tingkat tahunan yang disesuaikan secara musiman menjadi 1,17 juta unit, tingkat terendah dalam lima bulan, dan di bawah ekspektasi kenaikan 3,7%. Dalam sebuah laporan terpisah pada hari Selasa, Federal Reserve mengatakan bahwa produksi industri pabrik, tambang dan utilitas AS naik 1% pada bulan April dari bulan Maret, jauh di atas ekspektasi kenaikan 0,4%.

Dow Jones Industrial Average ditutup pada level 20.979,75, turun 0,1%. S&P 500 ditutup datar sementara Nasdaq Composite ditutup pada level 6169,87, atau naik 0,33%.
 
Dolar di Rentang Posisi Terendah 6 Bulan

Dolar di Rentang Posisi Terendah 6 Bulan

ft-dollar-argentina.jpg


Dolar melayang di posisi terendah enam bulan terhadap mata uang utama lainnya pada hari Rabu, karena kekhawatiran atas perkembangan politik baru-baru ini di AS terus menimbulkan sentiment negative terhadap greenback.


EUR/USD bertahan stabil di level 1.1087, tidak jauh dari puncak enam bulan di angka 1,1122 tadi. Greenback melemah secara luas menyusul laporan Presiden AS Donald Trump berbagi data intelijen sensitif dengan menteri luar negeri Rusia dalam sebuah pertemuan pekan lalu.

Dolar AS terus berada di bawah tekanan jual lebih lanjut setelah berita Trump meminta mantan Direktur FBI James Comey untuk mengakhiri penyelidikan agensi tersebut mengenai hubungan antara mantan penasihat keamanan nasional Gedung Putih Michael Flynn dan Rusia.

Pasar masih pulih dari keputusan Trump minggu lalu untuk memecat James Comey dan di tengah seruan kongres untuk penyelidikan independen tentang kemungkinan campur tangan Rusia dengan pemilihan AS.

Di tempat lain, GBP/USD naik tipis 0,18% ke level 1,2939 setelah Kantor Statistik Nasional Inggris laporkan tingkat pengangguran yang secara tak terduga turun menjadi 4,6% pada bulan Maret, tingkat terendah sejak 1975. Namun, jumlah klaim pengangguran meningkat 19.400 di bulan April, dibandingkan dengan ekspektasi untuk kenaikan 7.500 orang.

USD/JPY turun 0,59% ke level 112,44, sementara USD/CHF tergelincir 0,15% ke level 0,9843. Dolar Australia melemah, dengan AUD/USD turun 0,43% pada level 0,7394, sementara NZD/USD bertahan stabil di level 0,6883. Sementara itu, USD/CAD turun tipis 0,08% ke level 1,3619.

Indeks dolar AS, yang mencatat kekuatan greenback terhadap enam mata uang utama, turun 0,15% pada level 97,94, level terlemah sejak 9 November.
 
Penjualan Ritel Inggris Positif di April

Penjualan Ritel Inggris Positif di April

5712a0787bee4ea38de9b9a3d6c34c24.jpeg


Penjualan ritel di Inggris melambung kembali pada bulan April dengan angka yang jauh lebih besar dari perkiraan, memperkuat optimisme mengenai ekonomi Inggris, data resmi menunjukkan pada hari Kamis.


Dalam laporannya, Kantor Statistik Nasional Inggris mengatakan penjualan ritel naik 2,3% di bulan April dari bulan sebelumnya, dibandingkan dengan penurunan 1,4% laporan lalu yang direvisi dari penurunan sebelumnya sebesar 1,8%. Ini merupakan kenaikan terbesar sejak Januari 2016. Analis memperkirakan laporan di April akan meningkat hanya 1,0%.

Pada basis tahunan, penjualan ritel meningkat 4,0% di bulan lalu, dibandingkan dengan perkiraan pertumbuhan sebesar 2,1%. Laporan bulan Maret direvisi naik menjadi 2,0% dari kenaikan awal 1,7%.

Penjualan ritel inti, yang tidak termasuk penjualan mobil dan bahan bakar, meningkat sebesar 2,0% di bulan April, dibandingkan dengan penurunan 1,2% sebelumnya yang direvisi dari penurunan awal sebesar 1,5%. Analis memperkirakan penjualan ritel inti akan meningkat sebesar 1,1% bulan lalu.

Penjualan ritel inti tahunan naik 4,5% di bulan April, dibandingkan dengan kenaikan 2,8% bulan sebelumnya yang sebelumnya dilaporkan berada di 2,6% dan konsensus memperkirakan kenaikan 2,5%.

Menyusul laporan tersebut, sterling bereaksi dan mencatat kenaikan, menembus level 1,30 untuk pertama kalinya sejak September 2016. GBP/USD diperdagangkan pada level 1,3036 dari sekitar level 1,2979 menjelang rilis data, EUR/GBP diperdagangkan di level 0,8544 dari level sebelumnya 0,8578, sementara GBP/JPY diperdagangkan di level 144,63 dibandingkan dengan 143,90 sebelum laporan.

Sementara pasar saham Eropa diperdagangkan melemah. FTSE 100 London turun 0,95%, Euro Stoxx 50 turun 0,43%, CAC 40 Perancis diperdagangkan turun 0,46%, sementara indeks DAX Jerman turun 0,28%.
 
Saham Asia Perlahan Menguat, Dolar Tertopang Optimisme

Saham Asia Perlahan Menguat, Dolar Tertopang Optimisme

30b95a93dee04ee2a635f49c14d678f5.jpeg


Saham Asia sedikit menguat pada hari Jumat setelah awal yang lamban, sementara dolar mempertahankan kenaikan yang dihasilkannya pada data ekonomi AS yang kuat karena beberapa risk appetite kembali terlepas dari kekhawatiran akan gejolak politik di Amerika Serikat.


Indeks MSCI Asia Pasifik tidak termasuk Jepang membalikkan penurunan sebelumnya dan mencatat kenaikan 0,1 persen, mengurangi penurunan mingguannya menjadi 0,5 persen.

Nikkei Jepang menguat 0,1 persen, namun tetap mengalami penurunan 1,8 persen dalam sepekan. Saham Australia tergelincir 0,25 persen, memperlebar penurunan mingguan menjadi hampir 2 persen. Saham China sedikit menguat, naik 0,4 persen dalam sepekan. Sementara indeks Hang Seng Hong Kong melonjak 0,3 persen, dan mencatat kenaikan mingguan 0,1 persen.

Pemecatan Presiden AS Donald Trump terhadap Comey pekan lalu memicu sebuah badai politik yang menyebabkan aksi jual terbesar di Wall Street terjadi dalam delapan bulan pada hari Rabu setelah media melaporkan bahwa Comey telah menulis sebuah memo yang menyatakan bahwa Trump telah memintanya untuk melakukan penyelidikan terhadap mantan penasehat keamanannya yang berhubungan dengan Rusia.

Pada hari Kamis, Trump dengan tegas mmebantah tuduhan tersebut dan mencela "perburuan penyihir" terhadapnya. Penunjukan Departemen Kehakiman pada hari Rabu dari sebuah penasihat khusus untuk menyelidiki kemungkinan hubungan antara Rusia dan kampanye kepresidenan Trump membantu menenangkan pasar dan mengangkat Wall Street pada hari Kamis.

Indikator ekonomi yang kuat dari AS membantu mengangkat dolar dalam semalam. Greenback turun tipis 0,1 persen menjadi terhadap yen pada level 111,36, namun berhasil mempertahankan sebagian besar kenaikan pada hari Kamis. Dan dolar menuju penurunan 1,7 persen selama seminggu.

Data menunjukkan percepatan aktivitas pabrik di wilayah Atlantic Tengah pada bulan Mei, dan penurunan tak terduga dalam pengajuan baru untuk tunjangan pengangguran.

Sterling sedikit menguat ke $1,295. Euro juga naik 0,1 persen ke level $1,111. Indeks dolar, yang mencatat perdagangan greenback terhadap enam mata uang utama, sedikit melemah pada level 97,793, setelah menguat 0,3 persen pada hari Kamis. Dan diperkirakan mengakhiri minggu ini dengan penurunan 1,5 persen.
 
Bursa saham positif, Inggris ancam walk out di Brussel

Bursa saham positif, Inggris ancam walk out di Brussel

Brexit-EU-crack-fotolia-750x400.jpg


Minyak mentah merangkak naik dekati $51 per barrel sementara saham-saham Asia juga menguat dipengaruhi oleh melonjaknya saham produsen energi menyusul kabar OPEC akan melanjutkan pemangkasan suplai minyak.


Sektor yang menjadi penggerak utama indeks acuan MSCI Asia Pacific adalah sektor energi dan bahan mentah. Dari pasar forex, dilaporkan yen melemah dan won menguat meski pada hari Minggu kemarin Korea Utara kembali melakukan uji coba rudal balistik. Poundsterling tergelincir setelah Inggris mengancam akan "walk out" dari perundingan yang membahas proses keluar dari Eropa.

Agenda penting yang akan menjadi perhatian pasar salah satunya adalah hasil rapat OPEC di Vienna Kamis mendatang, dimana kemungkinan besar pemangkasan produksi akan diperpanjang.

Aussie terakhir kali dikutip berada pada posisi melemah menjadi 74,47 sen AS, won melonjak 0,9%, pound melemah menjadi $1,3004. Hal ini disebabkan Inggris mengancam akan keluar dari perundingan yang dihadiri para menteri dari Uni Eropa yang akan mendiskusikan ketentuan untuk keluar dari UE dan menuntut ongkos "cerai" dalam jumlah fantastis yaitu 100 miliar euro. Sementara euro sendiri tergelincir 0,1% menjadi $1,1195.
 
Dolar Kokoh Pasca ‘Kebisingan’ Politik Minggu Lalu

Dolar Kokoh Pasca ‘Kebisingan’ Politik Minggu Lalu

d3f36657b54840bcadb37144f7f37073.jpeg


Dolar menguat meski masih di dekat level terendah enam bulan terhadap mata uang utama pada hari Senin, karena investor mengambil keuntungan dari kekacauan politik di Amerika Serikat selama sepekan kemarin dan ekonomi zona euro yang bangkit kembali.


Greenback telah tertekan oleh kegemparan atas pemecatan oleh Presiden AS Donald Trump terhadap Direktur FBI James Comey, sementara membaiknya prospek ekonomi untuk Eropa juga mmebuat investor beralih ke euro, sehingga terus membebani dolar.

Keberangkatan Trump ke Timur Tengah tampaknya telah mendinginkan suhu secara singkat atas drama politik di Washington bahwa beberapa ketakutan dapat menggagalkan janji pemerintahannya mengenai reformasi pajak dan stimulus fiskal, jika bukan kepresidenannya.

Presiden Fed St. Louis James Bullard mengatakan pada hari Jumat bahwa rencana bank sentral AS yang diharapkan untuk menaikkan suku bunga mungkin terlalu cepat bagi ekonomi yang telah menunjukkan tanda-tanda kelemahan terbaru. Beberapa pembuat kebijakan Federal Reserve dijadwalkan menyampaikan pidatonya pekan ini, dan bank sentral pada hari Rabu akan menerbitkan notulen pertemuan di Mei, yang mendahului perkembangan politik terbaru.

Sementara itu, perbaikan ekonomi di zona euro baru-baru ini telah meningkatkan ekspektasi pasar Bank Sentral Eropa akan menurunkan pernyataan ‘dovish’nya pada pertemuan Dewan Pemerintahan berikutnya bulan depan.

Euro turun 0,2 persen menjadi $1,1169 setelah naik ke level tertinggi enam bulan di level $1,1212 pada hari Jumat. Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama, naik 0,2 persen menjadi 97,366. Namun, dolar masih belum jauh dari level terendah sesi sebelumnya di 97.080, level terendah sejak 9 November.
 
Yen Menguat, Ledakan di Konser Ariana Grande Rubuhkan Pound

Yen Menguat, Ledakan di Konser Ariana Grande Rubuhkan Pound

18582003_1902918773257645_7577762972439328405_n.jpg


Yen menguat di hari Selasa pada perdagangan sesi Asia, sementara pound rubuh pasca sebuah ledakan mematikan yang terjadi di lokasi konser Arian Grande di Manchester Arena kota Manchester, Inggris dan dihubungkan sebagai serangan teror dengan sejumlah laporan yang menunjukkan bahwa pemerintah sedang mempertimbangkan untuk menjadwal ulang jajak pendapat parlemen pada 8 Juni mendatang.


USD/JPY diperdagangkan pada level 111,16, atau turun 0,13%, sementara GBP/USD turun 0,12% ke level 1,2983. AUD/USD diperdagangkan di level 0,7493, naik 0,20%. Indeks dolar AS, yang mengukur perdagangan greenback terhadap enam mata uang utama, terakhir terpantau turun 0,07% dan diperdagngkan pada level 96,81.

Semalam, dolar jatuh terhadap mata uang utama pada hari Senin, tertindih oleh penguatan euro, setelah Kanselir Jerman Angela Merkel mengatakan mata uang tunggal "terlalu lemah".

Dalam pidatonya kepada siswa di sebuah sekolah menengah di Berlin, Merkel mengatakan bahwa euro "terlalu lemah", sebagai akibat kebijakan moneter akomodatif European Central Bank (ECB).

EUR/USD melonjak ke level tertinggi enam bulan karena investor percaya bahwa komentar Merkel akan menekan pembuat kebijakan ECB untuk mempertimbangkan meruncingkan paket stimulus moneter ekspansif bank sentral, yang mencakup suku bunga ultra-rendah.

Dolar membuat awal yang buruk untuk pekan ini, berangkat di balik pekan terburuknya di lebih dari satu tahun, setelah selama sepekan politik AS penuh denagn gejolak sehingga membuat para pelaku pasar meragu, apakah Presiden Trump dapat memberikan inisiatif pro-pertumbuhannya untuk meningkatkan ekonomi.

Pemerintahan Trump telah berjanji untuk memperkenalkan agenda pro-pertumbuhan, yang secara luas dipandang sebagai yang berhubungan inflasi, yang mencakup reformasi pajak, deregulasi dan paket pengeluaran infrastruktur senilai $1 triliun.
 
Upaya OPEC Dirusak Rencana Penjualan SPR AS

Upaya OPEC Dirusak Rencana Penjualan SPR AS

18664698_1903028189913370_2265634507942145649_n.jpg


Proposal Presiden AS Donald Trump untuk menjual setengah dari cadangan minyak strategis Amerika Serikat mengejutkan pasar pada hari Selasa karena hal tersebut menghambat usaha OPEC untuk mengendalikan pasokan guna meningkatkan harga.


Gedung Putih meminta dikeluarkannya anggaran Senin malam secara bertahap penjualan Cadangan Minyak Strategis (SPR) yang dimulai pada Oktober 2018 untuk mengumpulkan $16,5 miliar. SPR AS sebesar 688 juta barel, menjadikannya sebagai cadangan terbesar di dunia, dan pelepasan setengah lebih dari 10 tahun rata-rata sekitar 95.000 barel per hari (bpd), atau 1 persen dari output AS saat ini.

Rencana tersebut keluar hanya sehari setelah Trump meninggalkan Arab Saudi sebagai bagian dari perjalanan luar negerinya yang pertama. Dimana kita ketahui Arab Saudi adalah pemimpin de facto Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC).

AS memiliki lebih banyak kesempatan untuk melepaskan minyak mentah SPR karena produksinya sendiri telah melonjak 49 persen selama lima tahun terakhir. Namun langkah tersebut justru merongrong OPEC yang sedang berupaya untuk memperketat pasar minyak global dengan mengurangi output mereka tahun ini dan kemungkinan akan memasuki 2018.

Pengumuman tersebut menurunkan harga minyak mentah berjangka bulan depan. Namun, anggaran masih belum tetap karena Kongres memiliki keputusan akhir dan telah menolak berbagai proposal yang pernah diajukan Gedung Putih pada masa-masa lalu.
 
Emas melemah Setelah Moody's Turunkan Peringkat China

Emas melemah Setelah Moody's Turunkan Peringkat China

18664606_1903444173205105_3010285527856009920_n.jpg


Emas merosot di Asia pada hari Rabu setelah Moody's Investors Service pada hari Rabu menurunkan peringkat kredit China menjadi A1 dari Aa3, mengubah outlook menjadi stabil dari negatif, dengan perkiraan bahwa kekuatan keuangan Cina akan terkikis selama beberapa tahun mendatang.


Emas untuk pengiriman Juni di divisi Comex New York Mercantile Exchange merosot 0,30% menjadi $1.251,69 per troy ons. Cina saat ini bersamaan dengan India sebagai importir emas top dunia dan perlambatan permintaan akan membebani sentimen.

Para pelaku pun saat ini menantikan rilisan risalah Federal Reserve untuk pertemuan April pada hari Rabu, sebagai barometer apakah prospek Fed mengenai kebijakan moneter telah dipengaruhi oleh data ekonomi dan perkembangan geopolitik belakangan ini.

Semalam, emas berjangka melepas penguatannya pada Selasa di tengah meningkatnya ekspektasi bahwa Federal Reserve akan menaikkan suku bunga acuan pada bulan Juni, yang mendorong dolar dari posisi terendah, sehingga mengurangi permintaan untuk logam mulia tersebut.

Lonjakan ekspektasi kenaikan suku bunga bulan Juni datang dengan latar belakang data ekonomi yang lebih lemah dari perkiraan, yang gagal mengimbangi ekspektasi kenaikan suku bunga bulan Juni, seiring imbal hasil treasury dan dolar naik ke level tertinggi sesi, mengurangi sentimen investor untuk menahan emas.

IHS Markit flash Indeks manajer pembelian manufaktur AS (PMI) turun ke level terendah dalam delapan bulan dengan pembacaan 52,5, sementara indeks jasa (PMI) melonjak ke level tertinggi empat bulan dengan di 54, di atas perkiraan para ekonom .

Dalam laporan terpisah pada hari Selasa, Departemen Perdagangan mengatakan penjualan rumah yang baru dibangun turun pada bulan April ke tingkat tahunan disesuaikan secara musiman sebanyak 569.000 unit. Angka tersebut berada di bawah perkiraan analis penurunan sebanyak 610.000 unit.
 
Back
Top