Berita dan Fundamental

Dollar Bertahan Di Perdagangan Yang Tenang

Dollar Bertahan Di Perdagangan Yang Tenang

us-dollars-740-735x400.jpg


Dolar bertahan stabil terhadap mata uang utama dalam perdagangan yang tenang pada hari Rabu, karena investor menunggu risalah rapat kebijakan terbaru Federal Reserve di hari ini.


EUR/USD naik tipis 0,10% menjadi 1,1194, dari level tertinggi enam bulan di level 1,1268. Greenback kembali menguat karena investor mengalihkan perhatian mereka pada risalah kebijakan baru Fed yang akan dirilis hari ini, dengan harapan akan menjadi indikasi lebih lanjut terhadap kenaikan suku bunga kedepannya.

Dolar AS secara luas melemah belakangan ini menyusul serangkaian pengungkapan seputar penyelidikan FBI mengenai dugaan interferensi Rusia pada pemilihan presiden AS pada bulan November dan laporan bahwa Donald Trump berusaha untuk mengganggu proses peradilan.

Di tempat lain, GBP/USD bergerak tipis pada level 1,2966. Investor juga masih menyimpulkan serangan teroris Manchester yang menewaskan 22 orang pada Senin malam.

USD/JPY bertahan di level 111,81, sementara USD/CHF bergerak tipis di level 0,9762. Dolar Australia juga stabil, dengan AUD/USD di level 0,7478, sementara NZD/USD menguat 0,36% ke level 0,7036. Sebelumnya Rabu, Biro Statistik Australia mengatakan pekerjaan konstruksi yang dilakukan turun 0,7% pada kuartal pertama, mengecewakan harapan untuk penurunan 0,2%.

Sementara itu, USD/CAD tergelincir 0,10% diperdagangkan pada level 1,3499 karena para pelaku pasar mengamati keputusan suku bunga Bank of Canada di hari ini.

Juga pada Rabu, Moody's menurunkan peringkat kredit China untuk pertama kalinya di hampir tiga dekade. Moody's memperingatkan bahwa kekuatan keuangan China kemungkinan akan memburuk di tahun-tahun mendatang, karena ekonominya melambat dan hutang nasionalnya terus meningkat.

Indeks dolar AS, yang mengukur kekuatan greenback terhadap enam mata uang utama, diperdagangkan stabil pada level 97,21.
 
Pasca Risalah Fed, Saham Asia Menguat

Pasca Risalah Fed, Saham Asia Menguat

18582556_1903872329828956_1801848464573355064_n.jpg


Pasar Asia sebagian besar menguat pada hari Kamis setelah pertemuan terakhir Federal Reserve AS menunjukkan pembatalan neraca pada akhir tahun dan di saat investor menantikan pertemuan OPEC yang diperkirakan akan meneruskan pemangkasan output.


Nikkei 225 menguat 0,42% sementara indeks Kospi Korea Selatan naik 0,90%. S&P/ASX Australia naik tipis 0,28%.

Pasar di China dibuka mixed sehari setelah Moody's menurunkan peringkat kredit ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut. Indeks Hang Seng Hong Kong naik 0,41% sementara Shanghai Composite merosot 0,27% setelah broker Citic Securities, Haitong Securities dan Guosen Securities didenda oleh regulator karena melanggar peraturan pembiayaan.

Pasar Indonesia tutup karena libur nasional.

Semalam, saham AS ditutup menguat untuk hari kelima berturut-turut pada hari Rabu, didukung oleh nota kesepakatan Federal Reserve pada Mei, yang meredakan kekhawatiran bahwa rencana Fed untuk memangkas neraca anggaran $4,5 triliun akan menjadi agresif.

Menurut risalah yang dirilis pada hari Rabu dari pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pada 2-3 Mei, bank sentral akan mengumumkan batas atas pada jumlah obligasi yang jatuh tempo yang akan diijinkan untuk diluncurkan setiap bulan tanpa diinvestasikan kembali.

Proses ini akan memungkinkan bank sentral untuk secara bertahap mengecilkan neraca keuangannya, dan meredakan kekhawatiran pasar, yang tidak yakin apakah bank sentral akan berusaha menerapkan pendekatan agresif untuk mengurangi neraca keuangannya.

Ekspektasi suku bunga masih tidak berubah, menyusul dirilisnya risalah the Fed karena sentimen bullish mengenai perlunya menaikkan suku bunga "segera" sedikit diimbangi oleh sentimen dovish yang diungkapkan di antara anggota Fed.

Beberapa pejabat Fed mengatakan, tanda-tanda dibutuhkan untuk menunjukkan kelemahan pada pertumbuhan ekonomi kuartal pertama bersifat temporer, sebelum kenaikan suku bunga di masa depan.

Dow Jones Industrial Average ditutup pada level 21.012,42, naik 0,36%. S&P 500 ditutup di wilayah rekor, naik 0,25%, sedangkan Nasdaq Composite ditutup pada level 6163.02, naik 0,40%.
 
Dolar Terseok Pasca RIsalah Fed, Euro Menguat

Dolar Terseok Pasca RIsalah Fed, Euro Menguat

127541576_news3696fa1ec01b-770x439_c.jpg


Dolar kembali merosot pada hari Kamis setelah risalah pertemuan terakhir Federal Reserve melemahkan ekspektasi hawkish terhadap kenaikan suku bunga, sementara euro kembali mendekati level kenaikan enam setengah bulan.


Indeks dolar AS, yang mengukur kekuatan greenback terhadap enam mata uang utama, turun 0,1% pada level 96,86.

Pejabat Fed sepakat bahwa mereka harus menunda kenaikan suku bunga sampai jelas perlambatan ekonomi AS saat ini bersifat sementara, meskipun sebagian besar mengatakan kenaikan suku bunga segera dilakukan, risalah pertemuan kebijakan terakhir Fed pada hari Rabu menunjukkan.

Risalah tersebut tidak banyak mengubah ekspektasi investor untuk kenaikan suku bunga bulan Juni namun mengindikasikan tingkat kewaspadaan yang lebih tinggi di kalangan pejabat terhadap kenaikan suku bunga di masa depan.

Dolar telah mendapat tekanan dalam sepekan terakhir karena ekspektasi stimulus fiskal di bawah pemerintahan Trump telah memudar di tengah kekacauan politik di Washington.

EUR/USD naik 0,19% pada level 1,1240, naik kembali ke puncak enam setengah bulan di level 1,1268 yang disentuh pada hari Selasa. Dolar menguat terhadap yen, dengan USD/JPY naik 0,33% ke level 111,86, ditutup pada level tinggi satu minggu di 112,130 pada hari sebelumnya.

Dolar melemah terhadap franc Swiss, dengan USD/CHF meluncur 0,14% ke level 0,9714, tidak jauh dari level terendah tujuh bulan di 0,9691.

Sterling naik tipis, dengan GBP/USD melonjak naik 0,12% menjadi 1,2985 menjelang revisi data pertumbuhan kuartal pertama Inggris, yang diharapkan dapat memastikan bahwa ekonomi Inggris tumbuh 0,3% dalam tiga bulan sampai Maret.

Sementara itu, dolar Australia dan Selandia Baru lemah, dengan AUD/USD turun 0,28% pada level 0,7484 dan NZD/USD turun 0,3% diperdagangkan di level 0,7027.
 
Emas Sedikit Menguat Pasar Fokus Pada Permintaan China

Emas Sedikit Menguat Pasar Fokus Pada Permintaan China

765x430.jpg


Harga emas membukukan kenaikan ringan di Asia pada hari Jumat dengan mengamati permintaan dari China atas laporan anekdotal yang mengalir melalui Hong Kong telah berkurang dalam beberapa bulan terakhir.


Emas untuk pengiriman Juni di divisi Comex New York Mercantile Exchange naik tipis 0,04% menjadi $1.256,88 per troy ons. China bersaing dengan India sebagai importir emas top dunia.

Semalam, futures emas menguat pada hari Kamis, setelah risalah pertemuan Federal Reserve pada Mei, menimbulkan kekhawatiran apakah Federal Reserve akan melanjutkan rencananya untuk memperkenalkan dua kenaikan suku bunga tambahan di tahun 2017.

Menurut notulen Federal Reserve pada pertemuan 2-3 Mei lalu, yang dirilis pada hari Rabu, sebagian besar pejabat Fed mengatakan kenaikan suku bunga jangka pendek diperlukan "segera", sehingga memicu harapan bahwa bank sentral AS siap untuk menaikkan suku bunga pada pertemuan berikutnya di bulan Juni.

Pandangan hawkish bahwa kenaikan suku bunga diperlukan segera diimbangi oleh komentar dari beberapa anggota Fed pada pertemuan tersebut, yang mengatakan bahwa tanda lebih lanjut perlu menunjukkan bahwa kelemahan di kuartal pertama bersifat sementara, sebelum kenaikan suku bunga selenajutny.

Pertumbuhan ekonomi AS, yang diukur dengan Produk Domestik Bruto (PDB), meningkat dengan tingkat tahunan hanya 0,7% untuk tiga bulan pertama tahun 2017. Ini merupakan periode pertumbuhan ekonomi kuartal pertama yang paling lambat sejak tahun 2014.

Namun, penguatan dolar membebani harga emas, yang turun ke posisi terendah sesi, menyusul data klaim pengangguran awal yang bullish, meningkatkan sentimen bahwa ekonomi terus menunjukkan tanda-tanda rebound di kuartal kedua.

Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan bahwa klaim pengangguran awal naik 1.000 menjadi 234.000 pengajuan pada pekan hingga 18 Mei. Analis memperkirakan klaim pengangguran awal meningkat 5.000 menjadi 239.000 pengajuan pada tersebut.

Aset dalam mata uang dolar seperti emas sensitif terhadap pergerakan dolar - Penurunan dolar membuat emas lebih murah bagi pemegang mata uang asing dan dengan demikian, meningkatkan permintaan.
 
Dolar Berbalik Melemah Jelang Data Ekonomi

Dolar Berbalik Melemah Jelang Data Ekonomi

201691919534430.jpg


Dolar berbalik melemah terhadap mata uang utama pada hari Jumat, karena investor mengamati rilisan laporan ekonomi AS pada hari ini dan risalah pertemuan kebijakan terbaru Federal Reserve masih terus membebani greenback.


EUR/USD naik tipis 0,12% ke level 1,1222. Greenback masih didukung oleh data klaim pengangguran awal AS yang lebih baik dari perkiraan. Data tersebut muncul sehari setelah dirilsnya risalah pertemuan Fed bulan Mei yang menunjukkan bahwa bank sentral berencana untuk umumkan neraca pada akhir tahun, yang kemungkinan menggunakan sistem di mana batas atas diterapkan atas berapa banyak Fed akan melakukan roll off setiap bulannya. Tanpa menginvestasikan kembali

The Fed juga memberi sinyal bahwa suku bunga dapat dinaikkan segera, namun ada tambahan bahwa "akan lebih bijaksana" untuk menunggu laporan data ekonomi AS.

Pelaku pasar saat ini tengah menantikan data ekonomi AS atas pesanan barang tahan lama, pertumbuhan ekonomi kuartal pertama dan sentimen konsumen di hari ini.

GBP/USD turun 0,49% diperdagangkan pada level 1,2879, terendah sejak 16 Mei, setelah sebuah jajak pendapat YouGov pada hari Kamis menunjukkan bahwa pemimpin keunggulan Partai Konservatif Perdana Menteri Theresa May pada menjelang pemilihan 8 Juni berkurang menjadi lima poin.

USD/JPY turun 0,70% ke level 111,05, sementara USD/CHF tergelincir 0,20% diperdagangkan pada level 0,9706. Dolar Australia melemah, dengan AUD/USD turun 0,12% pada level 0,7445, sementara NZD/USD menguat 0,43% pada level 0,7053.

Sementara itu, USD/CAD turun 0,20% diperdagangkan pada level 1,3457, mendekati titik terendah lima minggu sesi sebelumnya di level 1,3385. Loonie yang terkait komoditas masih di bawah tekanan karena harga minyak terus menurun pada hari Jumat, menyusul keputusan OPEC untuk memperpanjang pengurangan produksi selama sembilan bulan.

Indeks dolar AS, yang mengukur kekuatan greenback terhadap enam mata uang utama, turun 0,12% pada level 97,02, tidak jauh dari level terendah enam bulan terakhir di level 96,70.
 
Harga Minyak Terus Terbebani Pengeboran di AS

Harga Minyak Terus Terbebani Pengeboran di AS

56bca818c36188353f8b45eb.jpg


Harga minyak masih melemah pada hari Senin karena kenaikan yang tiada henti dalam pengeboran minyak di AS terus merongrong upaya pengetetan pasokan minyak dunia yang dipimpin oleh OPEC.


Harga minyak mentah Brent diperdagangkan pada level $52,10 per barel pada, turun 5 sen dari penutupan terakhir mereka. Minyak mentah berjangka AS West Texas Intermediate (WTI) tetap di bawah $50, turun 8 sen menjadi $49,72.

Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan beberapa produsen non-OPEC pekan lalu sepakat untuk memperpanjang perjanjian untuk memangkas produksi sekitar 1,8 juta barel per hari (bpd) sampai akhir kuartal pertama 2018. Namun keputusan tersebut tidak berjalan seperti yang diharapkan banyak para pelaku pasar.

Sebuah kesepakatan awal, yang telah berlangsung sejak Januari, akan berakhir pada bulan Juni tahun ini. Meskipun ada penurunan yang terus berlanjut, harga minyak tidak naik jauh melampaui $50 per barel.

Sebagian besar keberhasilan OPEC akan bergantung pada produksi di Amerika Serikat, yang tidak berpartisipasi dalam pemotongan tersebut dan di mana produksi melonjak 10 persen sejak pertengahan 2016 sampai lebih dari 9,3 juta barel per hari, mendekati tingkat produsen utama Rusia dan Arab Saudi.

Perusahaan pengeboran minyak AS sekarang telah menambahkan rig selama 19 minggu berturut-turut, menjadi 722, jumlah tertinggi sejak April 2015 dan rekor terpanjang dalam catatan, menurut perusahaan jasa energi Baker Hughes Inc.

Meskipun sulit mendapat data persediaan minyak dunia yang andal, tingkat persediaan regional untuk Amerika Serikat, Eropa dan sebagian Asia menunjukkan bahwa persediaan telah berkurang dalam beberapa pekan terakhir, meskipun dari tingkat rekor.
 
Pound Terseok di Asia, Banjir Data Kokohkan Yen

Pound Terseok di Asia, Banjir Data Kokohkan Yen

pound_40014000.jpg


Pound semakin terseok di perdagangan Asia pada hari Selasa setelah jajak pendapat menunjukkan pertempuran yang semakin ketat menjelang pemilihan 8 Juni.


Sementara, Jepang kebanjiran data, dengan angka pengeluaran rumah tangga untuk bulan April naik 0,5%, pada basis bulanan dan turun 1,4% pada tingkat tahunan. Selain itu, data pekerjaan menunjukkan tingkat pengangguran stabil di 2,8% dan penjualan ritel meningkat melampaui perkiraan 3,2%.

Keunggulan Perdana Menteri Inggris Theresa May terhadap oposisi dari Partai Buruh turun menjadi 6 persentase poin, Reuters melaporkan, dalam sebuah jajak pendapat yang diterbitkan pada hari Selasa, yang terbaru menunjukkan pertarungan ketat sejak pemboman Manchester dan sebuah putaran balik mengenai rencana perawatan sosial.

Hampir dua minggu yang lalu, serangkaian survei menunjukkan bahwa May berada pada jalur mayoritas parlemen dalam pemilihan 8 Juni yang dia sebuat untuk mendapatkan mandat yang kuat untuk pembicaraan Brexit. Namun Partai Konservatif tetap pada 43 persen menurut sebuah survei yang dilakukan oleh Survation untuk program Good Morning Britain channel ITV, yang memperlihatkan penurunan keunggulan mereka karena dukungan untuk Partai Buruh naik 3 poin persentase menjadi 37 persen.

Pasar di China dan Hong Kong ditutup karena liburan. Di Australia, persetujuan izin bangunan terlihat naik 3,0% pada basis bulanan di bulan April.

GBP/USD turun 0,27% ke level 1,2806, sementara USD/JPY diperdagangkan pada level 111,13, turun 0,12% setelah sehari disibukkan dengan data. AUD/USD diperdagangkan di level 0,7420, turun 0,24%. Indeks dolar AS, yang mengukur kekuatan greenback terhadap enam mata uang utama, terakhir terlihat di level 97,33.

Yen yang tradisional dianggap sebagai safe haven menunjukkan sedikit reaksi setelah Korea Utara menembakkan rudal balistik jarak pendek pada hari Senin. Para pelaku psar masih berhati-hati di tengah kekhawatiran politik seputar administrasi Trump.

Presiden Donald Trump menyerang media tersebut dan menolak bocoran Gedung Putih setelah "berita palsu" pada hari Minggu, menyusul laporan bahwa Jared Kushner, menantunya dan ajudan seniornya, berusaha untuk membuat komunikasi "back channel" rahasia dengan Rusia sebelum Trump menduduki kantornya.
 
Euro tergelincir, pasar fokus pada kebijakan ekonomi Paman Sam

Euro tergelincir, pasar fokus pada kebijakan ekonomi Paman Sam

treasury-yields-dollar-rise-as-fed-stays-pat-on-p.jpg


Bursa Asia kembali melemah disela-sela perdagangan yang lumayan sepi. Sementara itu euro juga tergelincir bersamaan dengan mata uang negara-negara emerging menyusul komentar bernada dovish dari Mario Draghi.


Melemahnya saham-saham Jepang dipengaruhi oleh menguatnya yen. Sementara itu pasar Hong Kong dan China tutup setelah sebelumnya pasar Amerika dan Inggris tutup pada Senin.

Isu utama yang menerpa pasar saat ini adalah implikasi kenaikan biaya pinjaman AS selain keraguan pasar terhadap kemampuan Trump dalam melaksanakan reformasi kebijakan. Pasar berharap cukup besar kepada pemerintahan yang sekarang dan untuk mempertahankan tren positif, maka pemerintah harus memenuhi harapan tersebut.

Dolar akhir-akhir ini mengalami pelemahan karena ada perubahan persepsi kebijakan antara bank-bank sentral dunia dengan kebijakan moneter AS. Presiden ECB, Mario Draghi sempat memberi sinyal agar tidak terburu-buru menarik program pembelian obligasi senilai 2,3 triliun euro pada rapat 8 Juni mendatang.

Dari pasar mata uang dilaporkan euro melemah menjadi $1,1128, poundsterling melemah 0,2%, ringgit melemah 0,3%. Yen menguat menjadi 110,89 per dolar. Rand Afsel melemah 0,5%. Sementara dari pasar komoditas dilaporkan harga emas turun kurang dari 0,1% menjadi $1.268,71 per ounce. Minyak bertahan dekati $50 per barrel setelah pada minggu lalu OPEC sepakat memperpanjang pemangkasan produksi sampai 9 bulan.

Beberapa kejadian pasar yang perlu diwaspadai minggu ini diantaranya: rilis data ekonomi wilayah euro termasuk tingkat inflasi. Komentar pejabat the Fed jelang rapat FOMC 13-14 Juni mendatang. Laporan ketenagakerjaan AS Jumat besok, diperkirakan ada kenaikan.
 
Data PMI China Gagal Topang Aussie

Data PMI China Gagal Topang Aussie

16914256e40942c8b6871edbc469459e.jpeg


Aussie jatuh di perdagangan Asia pada hari Rabu meskipun angka PMI China lebih baik dari perkiraan. China melaporkan data resmi PMI manufaktur untuk bulan Mei di angka 51,2, dibandingkan dengan perkiraan di 51,0, dan stabil dari laporan sebelumnya 51,2 di bulan April. PMI non manufaktur di angka 54,5, naik dari level di 54.0 di bulan April. PMI manufaktur swasta dari Caixin dijadwalkan pada hari Kamis.


AUD/USD turun 0,23% ke level 0,7449 setelah data manufaktur PMI China. Perekonomian Australia sangat bergantung pada ekspor komoditas ke China. Sementara itu, Australia melaporkan kredit sektor swasta untuk bulan April naik 0,4% sesuai dengan ekspektasi.

Indeks dolar AS, yang mencatat kekuatan greenback terhadap enam mata uang utama, naik 0,16% ke level 97,38.

Sementara itu, USD/JPY diperdagangkan pada level 110,97, naik 0,13%. Jepang melaporkan produksi industri sementara untuk bulan April naik 4,0%, dibandingkan dengan perkiraan kenaikan bulanan 4,3%.

GBP/USD turun 0,26% ke level 1,2824 setelah sebuah laporan bahwa Partai Konservatif Perdana Menteri Inggris Theresa May berisiko gagal mencapai mayoritas kursi di parlemen dalam sebuah pemilihan nasional pada 8 Juni, surat kabar The Times mengatakan pada hari Selasa, mengutip penelitian oleh Perusahaan pemungutan suara YouGov.

Semalam, dolar jatuh terhadap mata uang utama, karena investor mempettimbangkan kemungkinan rebound pertumbuhan ekonomi AS di kuartal kedua di tengah penurunan kepercayaan konsumen.

Namun, penurunan greenback dapat dibatasi, karena ekspektasi investor bahwa Federal Reserve akan menaikkan suku bunga pada bulan Juni tetap meningkat.
 
Dollar Menguat Karena Harapan Suku Bunga AS

Dollar Menguat Karena Harapan Suku Bunga AS

us-dollar-currency-forecast-6.jpg


Dolar naik tipis terhadap mata uang utama pada hari Rabu, dibantu oleh meningkatnya harapan kenaikan suku bunga AS pada bulan Juni dan karena investor mengalihkan perhatian mereka ke laporan ketenagakerjaan utama AS karena pada akhir minggu.


EUR/USD tergelincir 0,11% ke level 1,1174. Dolar melemah setelah data pada hari Selasa menunjukkan bahwa indeks kepercayaan konsumen CB turun menjadi 117,9 di bulan April, dibandingkan dengan ekspektasi kenaikan 119,8. Namun, Departemen Perdagangan AS mengatakan bahwa belanja konsumen naik 0,4% bulan lalu, sejalan dengan perkiraan para ekonom. Itu merupakan kenaikan terbesar dalam empat bulan.

Greenback juga mendapat tekanan di tengah kekhawatiran penyelidikan terhadap hubungan Presiden Donald Trump dengan Rusia dapat menghambat kemajuan pemerintahannya mengenai langkah-langkah stimulus yang dijanjikan. Indeks dolar AS, yang mengukur kekuatan greenback terhadap enam mata uang utama, naik 0,12% pada level 97,35.

Di zona euro, Eurostat sebelumnya melaporkan bahwa inflasi harga konsumen naik sebesar 1,4% di bulan Mei, di bawah ekspektasi untuk kenaikan 1,5% dan mengikuti laporan akhir kenaikan 1,9% di bulan sebelumnya.

GBP/USD turun 0,61% diperdagangkan pada level 1,2780 setelah sebuah jajak pendapat baru menunjukkan bahwa Partai Konservatif Perdana Menteri Inggris Theresa May dapat kehilangan 20 dari 330 kursi yang dipegangnya di Parlemen sementara oposisi Partai Buruh dapat memperoleh hampir 30 kursi.

Berita tersebut muncul setelah serangkaian jajak pendapat menunjukkan adanya rintangan bagi partai Konservatif May. Data menunjukkan bahwa pinjaman bersih Inggris kepada individu turun menjadi £4,3 miliar pada bulan April dari 4,7 miliar dolar pada bulan sebelumnya, dibandingkan dengan ekspektasi penurunan menjadi £4,5 miliar.

USD/JPY bertahan stabil di level 110,80, sementara USD/CHF hampir tidak berubah di level 0,9745. Dolar Australia melemah, dengan AUD/USD turun 0,19% pada level 0,7451, sementara NZD/USD turun 0,10% menjadi 0,7103.

Data sebelumnya menunjukkan bahwa indeks manajer pembelian manufaktur resmi China tidak berubah di 51,2 di bulan Mei, runtuhkan ekspektasi penurunan 51,0. China merupakan mitra ekspor terbesar Australia. Sementara itu, USD/CAD bertahan stabil di level 1.3449.
 
Data ekonomi Jepang positif, pasar nantikan data ekonomi AS

Data ekonomi Jepang positif, pasar nantikan data ekonomi AS

084242-%D8%A8%D9%86%D9%83-%D8%A7%D9%84%D9%8A%D8%A7%D8%A8%D8%A7%D9%86.jpg


Saham-saham Jepang berhasil mengangkat bursa Asia dimana sentimen pasar hari ini didominasi oleh data ekonomi global dan arah kebijakan suku bunga Amerika.


Sebaliknya saham China dan aussie diperdagangkan melemah setelah data manufaktur China jatuh dibawah 50. Minyak mentah menguat dipicu oleh kecemasan perpanjangan kesepakatan pemangkasan produksi OPEC akan cukup untuk melawan tingginya produksi.

Sepanjang kwartal pertama, data menunjukkan belanja modal korporat di Jepang mengungguli prediksi dan keuntungan perusahaan melonjak 27 persen.

Presiden the Fed cabang San Francisco, John Williams mengatakan perekonomian AS cukup kuat dan bank sentral bisa menaikkan suku bunga empat kali di 2017. Agenda penting yang patut disimak adalah laporan ketenagakerjaan yang akan rilis jumat esok, dimana data ini penting untuk mengkonfirmasi keadaan ekonomi Paman Sam.

Dari pasar mata uang, yuan (onshore) diperdagangkan naik 0,4% dan mencetak rekor level tertinggi sejak November lalu. Yen tergelincir 0,2% menjadi 110,95 per dolar. Aussie drop 0,5% terpengaruh oleh buruknya data manufaktur China. Pound melemah 0,1% menjadi $1.2873 setelah hasil polling menunjukkan partai Konservatif unggul tipis terhadap partai Buruh.

Dari pasar komoditas dilaporkan minyak mentah jenis West Texas menguat menjadi $48,68 per barrel dan emas sedikit terkoreksi pada $1.269,21 per ounce.
 
Data Ekonomi China Lemah; Aussie Lesu, Yuan menguat

Data Ekonomi China Lemah; Aussie Lesu, Yuan menguat

8e359dcec34b46b1b4706550aeed2daa.jpeg


Dolar Australia jatuh pada hari Kamis setelah sebuah survei swasta menunjukkan aktivitas manufaktur China secara tak terduga menyusut di bulan Mei, sehingga membayangi prospek ekonomi global.


Indeks Manajer Pembelian Caixin/Markit (PMI) turun menjadi 49,6, mengindikasikan kontraksi untuk pertama kalinya dalam 11 bulan dan berada di bawah ekspektasi pasar. Laporan Caixin, yang cenderung berfokus pada perusahaan-perusahaan kecil, kontras tajam dengan hasil resmi pada hari Rabu yang telah menunjukkan pertumbuhan manufaktur yang mantap di China.

Dolar Australia turun 0,5 persen menjadi $0,7396. Aussie tergelincir ke level $0,7384 pada satu titik, level terendah sejak 12 Mei.

Yuan China tetap kuat bahkan setelah aktivitas pabrik lemah. Yuan onshore (Renminbi) menyentuh level tertingginya terhadap dolar di hampir tujuh bulan setelah bank sentral China menetapkan titik tengah yuan pada level terkuat sejak November.

Yuan menambahkan kenaikan yang dicapai pada hari Rabu, ketika rally atas pandangan bahwa bank sentral China sekarang sedikit cenderung membiarkan mata uang tersebut melemah secara tajam terhadap dolar AS. Yuan onshore naik ke level 6.7878 per dolar AS, level tertinggi sejak November. Yuan Offshore naik menjadi 6,7245 per dolar pada satu titik, level terkuatnya sejak Oktober.

Bergerak di antara mata uang utama yang relatif lemah, dengan sterling turun 0,1 persen menjadi $1,2881, dolar merayap jauh dari level tertinggi intraday hari Rabu di $1,2921, setelah sebuah jajak pendapat menunjukkan keunggula yang semakin tipis bagi partai berkuasa Perdana Menteri Theresa May sebelum pemilihan minggu depan.

Euro bertahan stabil terhadap dolar pada hari ini di level $1,1247, masih bertahan dalam level atas enam setengah bulan di level $ 1,1268 yang dicapai pada minggu lalu. Dolar naik tipis 0,1 persen terhadap yen menjadi 110,92. Penurunan terbaru pada imbal hasil obligasi AS telah membebani greenback, setidaknya begitu menurut para analis.
 
Dollar Capai level tertinggi Satu Minggu

Dollar Capai level tertinggi Satu Minggu

5e7f7d3922d84525abc005fc0b103299.jpeg


Dolar mencapai level tertinggi satu minggu terhadap yen pada hari Jumat pagi, menguat setelah angka pekerjaan sektor swasta AS yang cukup baik dan para pelaku pasar menunggu laporan payroll non-farm untuk dorongan potensial lainnya.


Dolar AS naik 0,2 persen pada level 111,560 yen setelah naik ke level 111,580, tertinggi sejak 26 Mei. Pasangan mata uang ini berada di jalur kenaikan sekitar 0,25 persen dalam seminggu. Euro bergerak tipis pada level $1,1216 setelah turun 0,3 persen hari sebelumnya. Mata uang umum itu telah naik ke level tertinggi sembilan hari di level $1,1257 pada hari Kamis dan masih siap untuk kenaikan mingguan 0,4 persen.

Sebelum kenaikan dari laporan ketenagakerjaan ADP pada bulan Mei yang lebih kuat dari perkiraan yang dikeluarkan pada hari Kamis, dolar telah berjuang dengan masalah politik AS dan akibatnya menimbulkan sentimen resiko yang telah mencengkeram pasar yang lebih luas di awal minggu ini.

Dolar saat ini menunggu laporan payroll non-pertanian AS pada bulan Mei untuk mengakhiri minggu ini pada level tinggi. Jajak pendapat Reuter menunjukkan ekonom memperkirakan bahwa Amerika Serikat menambah 185.000 pekerjaan di bulan Mei. Laporan pekerjaan yang lebih kuat dari perkiraan dapat menyadarkan kembali ekspektasi kenaikan suku bunga Federal Reserve pada bulan Juni dan seterusnya, setelah serangkaian indikator surut baru-baru ini telah menggagalkan skenario tersebut.

Indeks dolar terhadap mata uang utama stabil di level 97,187 setelah naik 0,3 persen semalam. Indeks dolar menuju penurunan 0,25 persen dalam minggu ini.

Dolar Australia naik 0,1 persen pada level $0,7381, kembali menguat menyusul penurunan tajam pada hari Kamis. Aussie telah turun 0,75 persen pada hari Kamis mencapai level terendah empat minggu di level $0,7372 setelah berita tentang penurunan aktivitas manufaktur China yang tak terduga.

Dolar Selandia Baru menguat di level $0,7063 setelah juga terpukul oleh data ekonomi China yang lesu.
 
Minyak Turun Di Tengah Berbagai Kekhawatiran

e0b7eda2be4bd0f8dcd904b1aab21406.jpg


Harga minyak turun di bawah $50 pada hari Jumat di tengah kekhawatiran bahwa keputusan Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk meninggalkan pakta iklim global dapat memicu pengeboran minyak mentah lebih banyak di Amerika Serikat, sehingga memacu pasokan minyak dunia.


Minyak patokan global Brent crude futures turun menjadi $49,93 per barel, turun 70 sen atau turun sebesar 1,38 persen. Minyak mentah berjangka AS West Texas Intermediate turun 72 sen atau 1,49 persen menjadi $47,64 per barel. Pasar komoditas menyerap berita bahwa Amerika Serikat akan menarik diri dari tonggak kesepakatan global 2015 untuk memerangi perubahan iklim, sebuah langkah yang memenuhi janji kampanye besar namun menarik kecaman dari sekutu AS.

Melonjaknya produksi minyak AS telah merusak upaya anggota OPEC untuk membatasi produksi guna menghabiskan persediaan minyak mentah global. Seminggu yang lalu, Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan beberapa anggota non-OPEC bertemu di Wina untuk melanjutkan kesepakatan pemangkasan produksi untuk mengurangi minyak mentah 1,8 juta barel per hari (bpd) sampai akhir Maret berikutnya.

Wakil Perdana Menteri Rusia Arkady Dvorkovich mengatakan pada hari Jumat bahwa dia tidak berpikir bahwa kesepakatan pemangkasan produksi minyak global akan diubah jika harga turun.

Harga minyak turun sekitar 7,5 persen sejak keputusan OPEC pada 25 Mei untuk memperpanjang pemangkasan produksi. Dihadapkan dengan kondisi saat ini, kartel minyak juga membahas pengurangan output hingga 1 sampai 1,5 persen lagi, dan akan ditinjau kembali jika persediaan tetap tinggi, menurut sumber.

Namun pasar minyak mendapat beberapa dukungan oleh data resmi yang menunjukkan persediaan minyak mentah di Amerika Serikat, sebagai konsumen minyak utama dunia, turun tajam pekan lalu karena penyulingan dan ekspor melonjak ke rekor tertinggi.

Stok minyak mentah AS turun menjadi 6,4 juta barel dalam pekan hingga 26 Mei, mengalahkan ekspektasi analis untuk penurunan 2,5 juta barel. Namun, produksi minyak mentah AS naik menjadi 9,34 juta barel per hari pekan lalu, naik hampir 500.000 bph dari tahun lalu.

Meningkatnya produksi dari Nigeria dan Libya juga merusak upaya produsen minyak untuk membatasi produksi. Nigeria dan Libya dikecualikan dari pemangkasan produksi karena kedua negara tersebut berusaha mengembalikan persediaan yang terkendala akibat konflik internal.
 
Data Kerja Lemahkan Dolar, Serangan London Lukai Sterling

000dcc07-800.jpg


Data Kerja Lemahkan Dolar, Serangan London Lukai Sterling

Dolar naik dari level terendah tujuh bulan setelah pertumbuhan lapangan kerja AS di bulan Mei meleset dari dari ekspektasi, sementara sterling turun setelah serangan di London yang menewaskan setidaknya tujuh orang dan melukai 48, beberapa hari sebelum pemilihan nasional hari Kamis.


Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama, naik sedikit di 96,77 setelah merosot pada hari Jumat ke level terendah sejak pemilihan presiden AS pada November.

US nonfarm payrolls meningkat 138.000 di bulan Mei, jauh di abah perkiraan di angka 185.000, sehingga pasar tenaga kerja kehilangan momentum meskipun tingkat pengangguran turun ke level terendah 16 tahun di 4,3 persen. Jumlah pekerjaan yang tercipta pada bulan Maret dan April direvisi turun 66.000 dari laporan sebelumnya.

Setelah penyerang menabrakkan sebuah van ke pejalan kaki di Jembatan London dan menusuk para ilmuwan di bar-bar sekitarnya pada hari Sabtu dalam serangan teroris ketiga di Inggris dalam tiga bulan terakhir, Perdana Menteri Theresa May mengatakan bahwa pemilihan umum hari Kamis akan terus berlanjut.

Polisi menembak mati tiga penyerang laki-laki di Borough Market London dalam waktu delapan menit setelah menerima telepon darurat pertama. Mereka menangkap 12 lainnya, dan penggerebekan terus berlanjut, kata polisi. Mei diperkirakan akan melanjutkan kampanye pada hari Senin untuk pemungutan suara yang menurut jajak pendapatnya jauh lebih ketat dari prediksi sebelumnya.

Dolar naik 0,1 persen menjadi 110,60 yen, setelah turun 0,8 persen pada hari Jumat. Sterling turun sebanyak 0,3 persen sebelum mengurangi penurunan dan diperdagangkan turun 0,2 persen pada level $1,2864 pada hari Senin. Euro turun 0,1 persen menjadi $1,1271 pada hari Senin, bertahan pada kenaikan 0,6 persen pada hari Jumat.

Emas naik ke level tertinggi enam minggu pada hari Senin, didorong oleh melemahnya dolar. Emas terakhir stabil di level $1.279,90 per ons.
 
Tensi di Timteng Memanas, Minyak Melonjak

Tensi di Timteng memanas, minyak melonjak

18922746_1909549095927946_6818382314155593994_o.jpg


Minyak diperdagangkan melompat setelah empat negara Arab memutus hubungan dengan Qatar sementara itu poundsterling tergelincir menyusul aksi teror di London.


Mengutip pernyataan dari Saudi Arabia, Qatar dinilai mendukung grup-grup teroris yang berencana menganggu keamanan diwilayah Arab, diantaranya Persekutuan Muslim, Negara Islam (Islamic State) dan al Qaeda. Disamping itu, teror di London juga menjadi perhatian pasar dimana negara tersebut dalam waktu dekat akan melangsungkan pemilu.

Sementara itu, Bank Dunia memperkirakan pertumbuhan ekonomi global cenderung moderat atau biasa-biasa saja yang dilatari ketidakjelasan akan kebijakan moneter.

Agenda yang layak dijadikan perhatian pada minggu ini diantaranya: polling warga Inggris dimana sejauh ini hasilnya cenderung ketat. Hasil rapat Bank sentral India dan Australia, data perdagangan dan inflasi China, factory order AS, angka produksi industri Eropa dan laporan PDB dari Australia, Jepang dan wilayah euro.

Dari pasar komoditas, minyak West Texas dikutip naik menjadi $48,21 per barrel. Emas naik 0,1% menjadi $1.280,59 per ounce. Yen jatuh menjadi 110,57 per dolar. Pound jatuh menjadi $1,2867. Euro tergelincir menjadi $1,1260.
 
Langkah RBA Kuatkan Aussie

Langkah RBA Kuatkan Aussie

Rate-Alert-Header-Unchanged-2017.jpg


Aussie pulih di Asia pada hari Selasa setelah keputusan suku bunga bank sentral terkini yang masih stabil mempertahankan kebijakan suku bunganya seperti yang diperkirakan, acuhkan laporan current account yang melebar lebih jauh dari perkiraan dan menjadi defisit.


Reserve Bank of Australia merilis keputusan suku bunga terkini pada hari Selasa dan bertahan pada rekor terendah 1,50%. Sebelumnya, Australia melaporkan bahwa current account melebar menjadi defisit AUS$3,1 miliar, dibandingkan dengan surplus AUS$100 juta yang dilaporkan pada kuartal pertama.

Indeks dolar AS, yang mengukur kekuatan greenback terhadap enam mata uang utama, turun 0,18% dan terpantau sempat diperdagangkan pada level 96,60.

Semalam, dolar beringsut menguat terhadap mata uang utama pada hari Senin, dengan mengabaikan rilis data ekonomi yang sebagian besar suram memicu kekhawatiran perlambatan ekonomi AS.

Aktivitas non-manufaktur AS tumbuh pada laju yang lebih rendah di bulan Mei, setelah Institute for Supply Management pada hari Senin melaporkan indeks non-manufaktur turun 0,6 poin menjadi 56,9 di bulan Mei.

Dalam laporan terpisah, Departemen Perdagangan mengatakan pada hari Senin bahwa pesanan Pabrik turun 0,2% pada bulan April, sejalan dengan perkiraan. Greenback sedang berjuang untuk pulih dari penurunan ke posisi terendah tujuh bulan, setelah data pada hari Jumat menunjukkan bahwa ekonomi AS menambahkan lapangan kerja yang jauh lebih sedikit dari yang diperkirakan.

Namun, data ekonomi baru-baru ini masih gagal untuk menurunkan ekspektasi investor bahwa Federal Reserve akan menaikkan suku bunga acuan pada bulan Juni.

AUD/USD diperdagangkan pada level 0,7488, naik 0,01%, sementara USD/JPY diperdagangkan pada level 109,85, turun 0,56% setelah Jepang melaporkan pendapatan riil rata-rata naik 0,5% untuk bulan April, dibandingkan dengan kenaikan 0,3% yang terlihat pada basis tahunan.

GBP/USD naik 0,17% ke level 1,2928, pulih dari penurunan di sesi Asia semalam, setelah investor tinjau kembali jajak pendapat terakhir, menunjukkan bahwa pemilihan umum Inggris hari Kamis bisa lebih cepat dari yang diperkirakan sebelumnya.

Dolar Kanada yang terkait dengan minyak berada di bawah tekanan, setelah harga minyak turun lebih dari 1%, menyusul kekhawatiran akan adanya gangguan terhadap tindakan OPEC untuk menahan persediaan, setelah eksportir minyak mentah Arab Saudi dan negara-negara Arab lainnya memutuskan hubungan diplmatik dengan Qatar.
 
Kekhawatiran Politik Meningkat, Investor Lari Ke Emas dan Obligasi Jerman

778906.jpg


Kekhawatiran Politik Meningkat, Investor Lari Ke Emas dan Obligasi Jerman

Saham dunia turun sementara safe haven emas dan obligasi pemerintah Jerman mendapat permintaan pada hari Selasa karena ketegangan di Timur Tengah, sementara pemilihan di Inggris dan testimoni yang dari mantan kepala FBI mendorong investor menjauh dari aset berisiko.


Saham Eropa jatuh pada hari Selasa setelah perusahaan-perusahaan Arab memutuskan hubungan dengan Qatar hari sebelumnya, dan menuduh Doha mendukung militan Islam dan Iran. Saham jatuh di perdagangan AS dan Asia didukung oleh politik di kedua sisi Atlantik.

Pemilih Inggris akan mengikuti pemilihan dalam pemilihan umum yang semakin tidak dapat diprediksi, Bank Sentral Eropa akan bertemu dan kemudian pada hari yang sama mantan direktur FBI James Comey akan bersaksi di depan Kongres.

Ledakan diplomatik di Timur Tengah membuat harga minyak melayang di bawah $50 per barel dan pada gilirannya menghantam saham Eropa, yang jatuh di seluruh perdagangan dengan indeks Euro STOXX 600 turun 0,4 persen.

Saham dunia menjauh dari rekor tertinggi minggu lalu, indeks ekuitas dunia MSCI, yang mencatat saham di 46 negara, turun 0,12 persen.

Investor membeli emas dan obligasi pemerintah Jerman - dua aset teraman di dunia – sehingga mendorong harga emas ke level tertinggi enam minggu dan biaya pinjaman 10 tahun Jerman mencapai level terendah enam minggu.

Keunggulan Perdana Menteri Inggris Theresa May terhadap oposisi Partai Buruh menjelang pemilihan umum hari Kamis telah menyempit menjadi hanya 1 persen, menurut sebuah jajak pendapat yang dilakukan sebelum serangan di London pada hari Sabtu.

Sterling naik tipis terhadap dolar dan euro. Dolar, sementara itu, menyentuh level terendah tujuh bulan menjelang kesaksian Comey. Indeks dolar, yang mengukur perdagangan greenback terhadap mata uang mayoritas, turun ke level terendah sejak pemilihan AS November.
 
Berbagai Kekhawatiran Lemahkan Minyak

Berbagai Kekhawatiran Lemahkan Minyak

oil_6.jpg


Harga minyak turun pada hari Rabu, dengan harga minyak mentah Brent sekitar $50 per barel, karena pasar bahan bakar global tetap mengalami kelebihan pasokan, meskipun meningkatnya ketegangan di Timur Tengah dan persediaan AS yang jatuh memberi dukungan.


Kontrak berjangka minyak mentah Brent diperdagangkan pada level $50,05 per barel, turun 7 sen dari penutupan terakhir mereka. Brent hampir 8 persen di bawah pembukaannya pada 25 Mei, ketika OPEC mengatakan mereka, bersama dengan produsen di luar kelompok seperti Rusia, akan memperpanjang pemangkasan produksi minyak mereka hingga kuartal pertama 2018.

Minyak mentah berjangka AS West Texas Intermediate (WTI) berada di level $48,13 per barel, turun 6 sen dari penutupan sebelumnya, dan 6 persen di bawah pembukaannya pada 25 Mei.

Para pelaku pasar mengatakan bahwa berlebihnya pasokan bahan bakar terus-menerus menjaga harga di bawah tekanan meskipun kesepakatan oleh Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan non-OPEC untuk memperpanjang pemangkasan produksi hampir 1,8 juta barel per hari (bpd).

Produksi dan konsumsi bahan bakar dunia kira-kira seimbang, hampir 98 juta barel per hari, meskipun persediaan masih agak membengkak, menurut Administrasi Informasi Energi AS (EIA).

Pelaku pasar juga mengatakan pasar didukung oleh ketegangan politik yang meningkat di Timur Tengah dan dengan tanda-tanda pengurangan persediaan bahan bakar yang membengkak di Amerika Serikat secara bertahap.

Sebuah kampanye oleh pemimpin negara-negara Arab, termasuk Arab Saudi, Mesir dan Uni Emirat Arab, untuk mengisolasi Qatar mengganggu perdagangan komoditas, termasuk minyak.

Di Amerika Serikat, persediaan minyak mentah turun sebesar 8,7 juta barel pada minggu hingga 26 Mei, data dari American Petroleum Institute menunjukkan pada akhir Selasa. Data inventaris resmi dari EIA akan dipublikasikan Rabu hari ini.
 
Pasar Cari Aman, Dolar ke Terendah Level 6 Pekan

Pasar Cari Aman, Dolar ke Terendah Level 6 Pekan

09c53fa3a4d042c6914c5fde83021759.jpeg


Dolar menyentuh posisi terendah enam pekan terhadap safe haven yen pada hari Rabu karena para pelaku pasar mundur dan menepi di tengah kekhawatiran terhadap berbagai peristiwa risiko geopolitik kekhawatiran yang menjulang.


USD/JPY turun 0,16% ke level 109,23, level terendahnya sejak 21 April. Dolar sudah berada dalam posisi defensif setelah laporan pekerjaan AS yang mengecewakan pada hari Jumat lalu. Greenback pun telah mencatat penurunan hampir 1,4% terhadap yen sepanjang pekan ini dengan para pelaku pasar berhati-hati menjelang testimoni mantan Direktur FBI James Comey kepada sebuah komite Senat pada hari Kamis.

Investor khawatir bahwa administrasi Trump mungkin akan terus terbongkar dengan adanya pengungkapan yang bisa muncul saat Comey memberi kesaksian tentang dugaan keterlibatan Rusia dalam pemilihan di AS.

Sebagian besar analis percaya bahwa data yang buruk tidak akan menghentikan Federal Reserve menaikkan suku bunga pada pertemuannya akhir bulan ini, namun sebagian besar pelaku pasar saat ini mengharapkan jalan yang lebih dovish di paruh kedua tahun ini.

Indeks dolar AS, yang mencatat kekuatan greenback terhadap enam mata uang utama, sentuh level tertinggi di level 96,62, setelah mencapai titik terendah 96,47 tadi malam, terlemah sejak 9 November.

Investor juga waspada menjelang pemilihan Inggris dan pertemuan Bank Sentral Eropa, yang keduanya akan berlangsung pada hari Kamis.

Sementara kebanyakan peserta jajak pendapat masih mengharapkan partai Perdana Menteri Inggris Theresa May memenangkan mayoritas, sebuah 'parlemen gantung' akan membuat Inggris mengalami kebuntuan politik beberapa hari sebelum perundingan Brexit dengan Uni Eropa yang akan dimulai pada 19 Juni. Sterling kembali melemah lagi. Terhadap dolar, dengan GBP/USD diperdagangkan di level 1,2897.

Euro tergelincir terhadap dolar, dengan EUR/USD turun 0,21% ke level 1,1253. ECB diperkirakan tidak akan membuat perubahan pada kebijakan moneter pekan ini, namun para pelaku pasar akan menyaksikan pernyataan Presiden Mario Draghi untuk penilaian ekonominya terhadap kawasan euro.

Pekan lalu Draghi mengatakan bahwa inflasi masih terkendali dan masih memerlukan stimulus substansial, membuat harapan bagi bank untuk mulai merencanakan penskalaan kembali program stimulusnya.
 
Back
Top