Berita dan Fundamental

Fokus Ke Yellen, Bursa Asia Abaikan Trump

Fokus Ke Yellen, Bursa Asia Abaikan Trump

ga8tabn7RseTAMHb9e2LHQ.jpeg


Pasar saham Asia menguat pada hari Rabu setelah Wall Street berhasil mengatasi perpecahan baru dalam kontroversi politik seputar pemerintahan Presiden AS Donald Trump, sementara para pelaku pasar melihat ke depan komentar Ketua Federal Reserve Janet Yellen di kemudian hari.


Indeks MSCI Asia-Pasifik tidak termasuk Jepang naik 0,1 persen sementara indeks Nikkei Jepang (N225) turun 0,3 persen.

Saham AS mengalami sedikit keributan setelah email mengungkapkan anak tertua Trump mengutip dukungan Rusia untuk kampanye pemilihan ayahnya 2016. Pada penutupan, bursa Wall Street memngkas sebagian penurunannya setelah Senat mengumumkan penundaan dua minggu terhadap resesnya di Agustus untuk memberi lebih banyak waktu untuk mengatasi tindakan yang akan mencabut bagian-bagian kunci dari Obamacare, dan juga mengejar prioritas legislatif lainnya.

Namun, masih belum jelas apakah anggota Senat dari partai Republik memiliki suara untuk meluluskan atau bahkan bentuk apa yang akhirnya akan diambil.

Di pasar mata uang, dolar gagal pulih setelah kekcauan akibat spekulasi baru dalam dugaan hubungan Trump dengan Rusia. Indeks dolar terhadap enam mata uang utama melayang di level 95,70, tidak jauh dari titik terendah sembilan bulan di 95,47 yang disentuh pada akhir Juni.

Euro bertahan di $1,1469, setelah mencapai level tertinggi 14 bulan di $1,1480 pada hari Selasa. Dolar juga melemah terhadap yen, yang telah mengalami tekanan baru setelah pembelian obligasi hari Jumat oleh Bank of Japan yang menyoroti kebijakan moneter yang berbeda antara kedua negara. Mata uang AS diperdagangkan di level 113,84 yen, merosot setengah yen dari level tertinggi empat bulan 114,495 yen yang disentuh pada hari Selasa.

Menjelang kesaksian Ketua Fed Yellen kepada Kongres mengenai keadaan ekonomi AS pada pukul 1400 GMT, dua rekannya menyebutkan bahwa pertumbuhan upah dan inflasi yang rendah sebagai alasan untuk berhati-hati atas kenaikan suku bunga lebih lanjut.
 
Jelang Pidato Yellen: Saham naik, Dolar Lesu

Jelang Pidato Yellen: Saham naik, Dolar Lesu

o_1af6k84711etr9qgoc85i1bnaa.jpg


Dolar terjebak di dekat level terendahnya di lebih dari satu tahun terhadap euro pada hari Rabu, sementara saham beringsut menguat dalam perdagangan ringan menjelang kesaksian Janet Yellen kepada Kongres.


Sementara itu, ketua Federal Reserve diharapkan akan mengatakan bahwa Fed tetap berada pada jalur hawkish dengan kenaikan, sinyalemen apapun atas bagaimana bank sentral melihat turunnya inflasi dan lemahnya pertumbuhan upah akan sangat diawasi dengan ketat.

Komentar tadi malam dari dua rekannya yang menyerukan agar berhati-hati menaikkan suku bunga lebih lanjut telah mendorong kembali kemungkinan kenaikan lagi sebelum akhir tahun menjadi 50 persen, menurut data tangan CME's Fed.

Sterling mencapai level terendah dua minggu terhadap dolar dan memperdalam penurunan ke level terendah dalam 8 bulan terhadap euro pada hari Rabu setelah Deputi Gubernur Bank of England Ben Broadbent mengatakan bahwa dia belum siap untuk menaikkan suku bunga.

Penurunan sterling sekali lagi mengangkat indeks blue chip eksportir Inggris yang naik 0,7 persen, mengungguli rekan-rekan regional. Saham Eropa naik 0,5 persen dengan semua sektor utama di wilayah hijau.

Saham AS mengalami penurunan singkat pada perdagangan Selasa di Wall Street setelah email-data yang diungkapkan putra tertua Presiden Donald Trump menyambut bantuan dari seorang pengacara Rusia untuk kampanye pemilihan 2016 ayahnya terhadap Hillary Clinton. Tapi pada penutupan, saham Wall Street berhasil memulih.

Namun, dolar gagal untuk pulih setelah penurunan yang diderita dari kekacauan baru dalam dugaan dugaan hubungan antara Trump dengan Rusia. Greenback diperdagangkan datar terhadap mata uang utama dan melayang mendekati level terendah sejak Mei lalu terhadap euro.
 
The Fed ‘Dingin’, Saham Dan obligasi Rally

The Fed ‘Dingin’, Saham Dan obligasi Rally

qRLCgGJ0T6OpITLo9P2poA.jpeg


Pasar saham Asia menapak ke level puncak dua tahun pada hari Kamis setelah para pelaku pasar meyakini pengetatan kebijakan di Amerika Serikat akan menjadi langkah terbaik, mengangkat Wall Street mencapai puncaknya dan turunnya imbal hasil obligasi hampir di mana-mana.


Hasil gemilang diperoleh dolar Kanada, yang meroket ke level tertinggi 11 bulan setelah bank sentral negara itu menaikkan suku bunga untuk pertama kalinya dalam tujuh tahun dan suku bunga berpeluang besar mengalami kenaikan.

Sentimen keseluruhan menjadi salah satu penegasan bahwa Ketua Federal Reserve Janet Yellen tidak menyuarakan komentar yang lebih hawkish dalam pidatonya di hadapan Kongres, sebuah lampu hijau bagi para pengambilan risiko.

Sentimen mendapat dorongan lain saat China melaporkan data optimis atas ekspor dan impor untuk bulan Juni, sehingga membantu indeks blue-chip CSI300 naik 0,7 persen.

Indeks saham Asia Pasifik terbesar MSCI, di luar Jepang, naik 1,2 persen ke level tertinggi sejak Mei 2015. Indeks Kospi Korea Selatan naik 1,1 persen mencapai rekor setelah bank sentral membuat kebijakan pengenduran luar biasa untuk mendukung belanja konsumen.

India juga mencetak angka sepanjang masa, sementara indeks utama Australia melonjak 1,1 persen. Nikkei Jepang tertahan oleh yen yang menguat dan berakhir datar.

Di Eropa, indeks berjangka menunjukkan posisi yg kokoh setelah berhasil memiliki sesi yang kuat sehari sebelumnya.

Di Wall Street, Dow berakhir naik 0,57 persen pada Rabu, sementara S&P 500 naik 0,73 persen dan Nasdaq naik 1,10 persen.

Treasuries pun rally sebagai reaksi, dengan imbal hasil pada obligasi dua tahun jatuh ke posisi terendah tiga minggu, seperti halnya obligasi di Eropa dan Asia.

Hal luar biasa terjadi di Kanada, di mana imbal hasil mencapai level tertinggi sejak akhir 2013 setelah Bank of Canada menaikkan suku bunga seperempat poin seraya mengatakan bahwa ekonomi tidak lagi membutuhkan stimulus sebanyak itu.

Dolar Kanada mencatat kenaikan persentase terbesar sejak Maret 2016 dan terakhir diperdagangkan mendekati puncak satu tahun di C$1,2740.

Pecundang utama adalah dolar AS yang tergelincir ke level 112,97 terhadap yen, sementara euro naik tipis menjadi $1,1451. Terhadap mata uang utama, dolar berada di posisi terendah sembilan bulan di 95.513.
 
Kecuali Yen, Mata uang Asia Menguat

Kecuali Yen, Mata uang Asia Menguat

vBGfspb4QaKqigZCx_q5Lw.jpeg


Dolar AS kembali mengalami penurunan terhadap mata uang Asia pada hari Jumat, karena investor abaikan nada dovish dari Ketua Federal Reserve AS Janet Yellen dan setiap masalah politik apapun. Dan mata uang Asia secara umum terus menguat.


Indeks dolar AS, yang mencatat kekuatan perdagangan greenback terhadap enam mata uang utama, turun 0,04% menjadi 95,52.

Yuan China terus menguat terhadap USD. Bank Rakyat China telah memperkuat tingkat referensi di mana CNY diizinkan diperdagangkan setiap hari dalam minggu ini. Pada pertengahan pagi pasangan USD/CNY turun 0,03% menjadi CNY6,7818.

Pada hari Kamis, China melaporkan lonjakan kejutan baik pada ekspor maupun impor. Dengan menguatnya permintaan global mengangkat ekspor 11,3% pada basis tahunan, naik dari pertumbuhan 8,7% di bulan Mei. Sementara Impor naik 17,2%.

Dolar juga turun terhadap won Korea sebesar 0,03% di sesi pagi ke level KRW1,136. Greenback juga jatuh terhadap dolar Australia sebesar 0,12% ke level AUS1,2921. Dolar Aussie, yang sering bertindak sebagai proxy untuk yuan China, didukung oleh penguatan harga besi dan minyak.

Namun, Yen Jepang melemah terhadap dolar pada hari Jumat, melepas kenaikan yang diperoleh di awal sesi. Pada pertengahan pagi, dolar diperdagangkan di level JPY113,44, turun 0,14% terhadap greenback dan menjadikan yen mata uang terburuk di Asia. Yen mengawali perdagangan awal tahun ini di level JPY118,6 terhadap dolar.

Ringgit Malaysia, yang telah membuat kenaikan signifikan tahun ini terhadap dolar juga sedikit melepas kenaikan di sesi pagi. Pasangan USD/MYR naik 0,07% ke level 4,2955 pada siang hari.
 
Minyak Terdorong Sinyalemen Tingginya Permintaan

Minyak Terdorong Sinyalemen Tingginya Permintaan

-2VFC9XCRTeko7TutrUhuw.jpeg


Harga minyak beringsut menguat pada perdagangan hari Jumat dan berada di jalur kenaikan mingguan yang solid menyusul sinyal permintaan positif dan penurunan persediaan yang dilaporkan.


Minyak mentah Brent berjangka, patokan minyak internasional, naik 27 sen di level $48,69 per barel. Minyak mentah berjangka AS West Texas Intermediate (WTI) berada di level $46,31 per barel, naik 23 sen.

Kedua kontrak berjangka tersebut berada di atas 5 persen di atas level terendah minggu ini, didorong oleh sebuah laporan dari Badan Energi Internasional (IEA) bahwa pertumbuhan permintaan meningkat dan dari Administrasi Informasi Energi AS (EIA) bahwa persediaan minyak telah berkurang.

Para pelaku pasar Asia menjual produk minyak dari tangki, dan memilih untuk tidak memperpanjang sewa penyimpanan, di tengah melonjaknya permintaan, sementara EIA melaporkan penurunan terbesar persediaan minyak mentah AS dalam minggu ini ke minggu terakhir dalam 10 bulan.

Namun, persediaan minyak tetap berada di atas rata-rata lima tahun, dan harga menguat 16 persen di bawah harga 2017, meskipun perpanjangan penurunan produksi minyak hingga Maret 2018 sebesar 1,8 juta barel per hari (bpd) yang dikoordinasikan oleh Organisasi Negara Pengekspor Minyak.

Upaya penyeimbangan kembali OPEC sebagian terhambat oleh kenaikan produksi dari anggota Libya dan Nigeria, yang dibebaskan dari pemotongan dan saat ini menghasilkan sekitar 700.000 bpd lebih banyak daripada pada saat kesepakatan OPEC November lalu, menurut bank investasi AS Jefferies.

Produksi minyak AS juga meningkat lebih dari 10 persen sepanjang tahun lalu menjadi 9,4 juta barel per hari.
 
Pertumbuhan Ekonomi China, Pandangan Akomodatif Fed Dongkrak Bursa Asia

Pertumbuhan Ekonomi China, Pandangan Akomodatif Fed Dongkrak Bursa Asia

82cdd278b0bd9db15a5fd6d0c4bd63d9.jpg


Pasar saham Asia sentuh level kenaikan dua tahun terakhir pada hari Senin, didorong oleh pertumbuhan ekonomi Cina yang lebih kuat dari perkiraan dan perkiraan bahwa lesunya data AS akan membuat Federal Reserve berhati-hati terhadap laju pengetatan kebijakan lebih lanjut.


Indeks saham blue chip Cina berhasil mengatasi penuruanan tajam awal sesi setelah data menunjukkan ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut tumbuh dengan laju yang sedikit lebih cepat dari perkiraan yakni 6,9 persen pada kuartal kedua, berkat output industri, penjualan ritel dan ekspor Cina yang kuat.

Indeks saham Asia Pasifik terbesar MSCI di luar Jepang memperpanjang kenaikan sebelumnya, menguat 0,4 persen setelah laporan data PDB Cina. Pasar Jepang ditutup untuk liburan.

Indeks Saham Australia, yang memulai hari di wilayah negatif, berhasil menguat 0,1 persen, sementara indeks KOSPI Korea Selatan melonjak 0,4 persen. Pada tengah hari di Cina, indeks CSI 300 naik 0,2 persen, setelah merosot 2,2 persen sebelumnya. Shanghai Composite (SSEC) mempersempit penurunan 2,6 persen sebelumnya dan diperdagangkan hanya turun 0,1 persen.

Pasar Asia juga mengekori langkah Wall Street yang kuat pada hari Jumat. Indeks Dow Jones dan S&P 500 mencapai rekor tertinggi setelah data menunjukkan harga konsumen tidak berubah pada bulan Juni dan penjualan ritel turun untuk bulan kedua berturut-turut, menunjuk pada inflasi yang jinak dan ekspektasi kuat akan pertumbuhan ekonomi yang kuat pada kuartal kedua yang dapat membuat Fed lebih berhati-hati dalam memutuskan kebijakannya.

Kemungkinan kenaikan suku bunga Fed pada bulan Desember turun menjadi 43,1 persen setelah rilisan data dari 55 persen pada akhir Kamis pekan lalu, menurut Fedwatch CME Group.

Indeks dolar, yang mengukur perdagangan dolar terhadap mata uang, mencapai level terendah 10 bulan di awal hari Senin. Indeks dolar diperdagangkan datar di level 95.176 setelah turun 0,6 persen pada hari Jumat.

Dolar menguat 0,1 persen terhadap yen dan diperdagangkan pada level 112,61 yen pada Senin pagi, setelah ditutup turun 0,6 persen pada hari Jumat. Bank of Japan diperkirakan akan mempertahankan pengaturan kebijakan moneternya tidak berubah saat melakukan pertemuan bertemu pada hari Rabu dan Kamis.

Melemahnya dalam dolar membuat mata uang lainnya melonjak, dengan dolar Australia dan dolar Kanada menyentuh level tertinggi sejak Senin pagi. Aussie turun 0,2 persen dari penutupan Jumat di $0,7811, menyusul kenaikan 1,3 persen, dan loonie hanya turun 0,1 persen pada level C$1,2655 terhadap dolar, mempertahankan sebagian besar kenaikan Jumat sebesar 0,6 persen.

Meski sedikit tergelincir ke level $1,14625, namun Euro tetap mendekati level tertinggi dalam satu tahun yang dicapai pekan lalu, setelah pada sesi Jumat berhasil menguat 0,6 persen.
 
Carry Trade Lumpuhkan Pergerakan Dolar

Carry Trade Lumpuhkan Pergerkan Dolar

GRpPZNKpSNCZH7AyPyIdJA.jpeg


Dolar AS mengalami penurunan dan berada pada level terendah 10 bulan terhadap mata uang pada hari Senin karena investor menyambut data pertumbuhan ekonomi Cina dengan menumpuk ke posisi leverage seperti dolar Australia dan mata uang berimbal hasil tinggi lainnya.


Beberapa kenaikan terbesar terlihat pada mata uang yen pada perdagangan mata uang silang seperti sterling, yang naik 0,1 persen pada hari ini karena investor semakin yakin bahwa suku bunga AS akan meningkat secara bertahap dalam beberapa bulan mendatang setelah data terakhir.

Produk domestik bruto kuartal kedua China melampaui perkiraan dengan kenaikan 6,9 persen pada tahun ini, sementara penjualan eceran dan output industri keduanya cukup kuat.

Aussie melonjak ke level tertinggi dua tahun dan menembus batas resistance di kisaran $0.7700/7778. Aussie terakhir terpantau berada di level $0,7814 dengan kemungkinan terus bullish dan diperkirakan mencapai di sekitar level $0,8018.

Ekspektasi kenaikan suku bunga AS semakin menurun dari probabilitas 50 persen setelah inflasi terakhir pada hari Jumat dan tanpa data ekonomi penting pekan ini, pasar memiliki banyak waktu untuk mempertimbangkan arah suku bunga masa depan.

Kekecewaan berulang atas harga memberi tanda tanya atas kepercayaan Federal Reserve bahwa inflasi akan segera pulih.

Data posisi terbaru menunjukkan pasar juga berbalik bearish pada dolar dengan harga dolar AS pertama terlihat sejak Mei 2016. Namun, carry trades berkembang dengan yen Jepang berada pada level tertinggi sejak Juni 2015. Dolar diperdagangkan datar di 112,575 terhadap yen.
 
Bursa Asia Melemah, Dolar tergelincir Atas Kehati-hatian Fed

Bursa Asia Melemah, Dolar tergelincir Atas Kehati-hatian Fed

RYImMPD3TjyzwoqBp40vGg.jpeg


Bursa saham Asia melangkah mundur dari level tertinggi lebih dari dua tahun pada hari Selasa sementara dolar merosot akibat berkembangnya perkiraan bahwa Federal Reserve akan lebih hati-hati dalam mengambil pendekatan kenaikan suku bunga.


Indeks saham Asia Pasifik terbesar MSCI di luar Jepang turun 0,2 persen, sehari setelah mencapai level tertinggi sejak April 2015.

Sementara tadi malam Wall Street berakhir dengan turun tipis pada hari Senin dan rendahnya volume perdagangan, karena investor bersiap menerima banjir laporan pendapatan kuartal kedua akhir pekan ini.

Indeks saham Nikkei Jepang turun 0,4 persen di transaksi awal, indeks saham acuan Jepang melanjutkan perdagangan setelah libur umum pada hari Senin dan terjebak penguatan yen.

Dolar turun tipis 0,1 persen pada hari ini ke level 112,53 yen, jauh di bawah level tertinggi di hampir empat bulan pada level 114,495 yang disentuh pekan lalu. Euro stabil di level $1,1477. Sementara indeks dolar, yang mengukur kekuatan greenback terhadap enam mata uang utama, berkubang di level 95,131, tidak jauh dari level terendah 10 bulan yang disentuh pada hari Senin pada level 95,018.

Pudarnya dukungan terhadap Presiden AS Donald Trump juga membebani dolar, beliau mengatakan, saat pemerintah AS mencoba mengumpulkan cukup banyak pendukung di Senat untuk mesahkan undang-undang untuk membongkar dan mengganti Affordable Care Act, yang biasa dikenal dengan Obamacare.

Secara keseluruhan, sentimen di Asia masih terjaga oleh data pertumbuhan ekonomi Cina yang solid pada hari Senin, yang menunjukkan bahwa ekonominya berkembang pada laju 6,9 persen yang lebih cepat dari perkiraan pada kuartal kedua, sehingga membuat Cina siap untuk memenuhi target pertumbuhan 2017.

Sementara pasar komoditi, minyak mentah berjangka naik tipis, dengan minyak mentah AS naik 0,2 persen menjadi $46,10 per barel dan minyak mentah Brent naik 0,1 persen menjadi $48,49. Harga minyak mentah tergelincir sekitar 1 persen pada hari Senin karena investor menahan indikasi kuat bahwa upaya yang dipimpin oleh OPEC untuk menguras persediaan terbukti efektif.
 
Kemunduran Agenda Trump Hempaskan Dolar

Kemunduran Agenda Trump Hempaskan Dolar

PqDIwuuDQfK7xQFfxVkXlA.jpeg


Dolar jatuh ke level terendah 10 bulan pada hari Selasa, terbebani aksi jual yang dipicu oleh kemunduran lain terhadap agenda Presiden AS Donald Trump dan menurunkan harapan untuk kenaikan suku bunga Federal Reserve lainnya di tahun ini.


Pengumuman tadi malam bahwa dua senator Republikan tidak akan mendukung anggaran kesehatan versi terbaru, telah menyebabkan spekulasi bahwa usulan reformasi kemungkinan akan ditarik. Ini dipercayai bahwa pemotongan pajak Trump dan rencana pengeluaran akan sia-sia belaka.

Indeks dolar terhadap mata uang utama merosot ke level terendah sejak September lalu dengan euro naik di atas $1,15 terhadap greenback untuk pertama kalinya sejak Mei 2016.

Pada jam Asia, dolar Australia melonjak lebih dari 1 persen setelah beberapa risalah pertemuan kebijakan bank sentral terakhir menunjukkan bahwa bank sentral berbalik optimis terhadap prospek ekonomi.

Harapan untuk menaikkan suku bunga Fed pada tahun ini telah didorong kembali ke kuartal keempat, jajak pendapat terbaru Reuters terhadap lebih dari 100 ekonom menunjukkan. Sebuah jajak pendapat yang dilakukan bulan lalu memperkirakan Fed akan menaikkan suku bunganya pada bulan September.

Ekspektasi yang merajalela untuk rancangan anggaran belanja pemerintah Trump membebani imbal hasil obligasi Eropa yang beringsut lebih rendah, mengikuti yang terjadi di AS, setelah gagalnya anggaran kesehatan kedua. Imbal hasil obligasi 10 tahun AS turun setelah berita tersebut, sementara yield obligasi Jerman 10 tahun turun 2 basis poin menjadi 0,57 persen saat perdagangan Eropa dimulai sesi Selasa.

Yield obligasi di seluruh dunia meningkat tajam setelah Trump memenangkan pemilihan AS pada bulan November dengan janji reformasi pajak dan investasi infrastruktur yang diharapkan dapat mendorong pertumbuhan dan inflasi di negara ekonomi terbesar di dunia tersebut.
 
Dolar Bertahan, Saham Asia Catat Rekor Lagi

Dolar Bertahan, Saham Asia Catat Rekor Lagi

8yksT66kTDuzusM8vRjywg.jpeg


Dolar mencoba bertahan dengan penurunan saat ini pada perdagangan Rabu karena investor memperkirakan pengetatan lebih lanjut di Amerika Serikat akan berjalan lambat, sementara optimisme terhadap ekonomi Cina mendukung saham Asia.


Mata uang AS tersebut masih berada di dekat posisi terendah multi bulan setelah runtuhnya dorongan Partai Republik untuk merombak anggaran kesehatan yang merupakan pukulan bagi kemampuan Presiden Donald Trump untuk meloloskan pemotongan pajak yang dijanjikan dan belanja infrastruktur.

Prospek pengeluaran fiskal yang berkurang ini menjadi anugerah bagi obligasi, terutama karena hasil inflasi AS yang lemah telah mengurangi risiko bahwa Federal Reserve perlu bersikap agresif dalam menghapus stimulusnya. Alhasil, yield pada obligasi Treasury 10-tahun turun di 2,266 persen, sete;ah turun 13 basis poin dalam kurang lebih seminggu.

Hal itu pada gilirannya melemahkan dolar AS yang mencapai titik terendah sejak September terhadap mata uang mayoritas. Rabu dini hari ini tadi, dolar sempat stabil meski sementara di level 94,689, namun sepanjang tahun ini, dolar masih turun lebih dari 7 persen.

Euro menguat di level $1,1551, setelah mencapai puncak 14 bulan di level $1,1583. Investor berhati-hati dalam mendorong euro terlalu jauh pertemuan kebijakan Bank Sentral Eropa pada hari Kamis ternyata kurang hawkish dibandingkan dengan perkiraan bullish.

Dolar juga mengukir penurunan dua tahun terhadap dolar Australia dan berada di level terendah satu tahun terhadap franc Swiss. Penurunan dolar terhadap yen lebih terbatas karena Bank of Japan telah terjebak dengan kampanye stimulus besar-besaran dan menghentikan imbal hasil obligasi dari kenaikan. Dolar diperdagangkan pada level 111,98 pada hari Rabu, naik dari level rendah di level 111,685.

Sementara pasar saham di Asia, sentimen investor masih didukung oleh serangkaian berita ekonomi yang sangat postiif dari Cina. Indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang naik 0,16 persen pada awal perdagangan pada level tertinggi sejak April 2015. Indeks utama Australia naik 0,7 persen, namun penguatan yen masih mendorong indeks Nikkei Jepang turun 0,1 persen.

Wall Street pada perdagangan Selasa berakhir mixed terpengaruh oleh laporan pendapatan perusahaan, dengan indeks Dow Jones terseret oleh saham Goldman Sachs namun Nasdaq mencapai rekor tertinggi. Indeks Dow turun 0,25 persen, sementara S&P 500 naik 0,06 persen dan Nasdaq naik 0,47 persen.
 
Emerging Asia Dorong Pasar Saham Dunia Ke Level Baru

Emerging Asia Dorong Pasar Saham Dunia Ke Level Baru

3UFqI_vKQ8uCDpi45iyluA.jpeg


Dolar AS yang lemah dikombinasikan dengan data positif Cina mengangkat pasar saham negara berkembang dan Asia ke tingkat yang belum pernah terlihat di lebih dari dua tahun dan saham global mencapai posisi tertinggi sepanjang masa pada hari Rabu. Dengan mata uang yang paling banyak digunakan di dunia mendekati level terendah 10 bulan, sehingga telah terjadi pelonggaran kondisi keuangan tidak langsung untuk pasar negara berkembang yang juga berfungsi untuk mendukung aset berisiko seperti ekuitas.


Setelah kenaikan memuaskan di Asia didukung oleh tanda positif dari Cina sebagai pusat kekuatan ekonomi global pekan ini, indeks saham dunia MSCI tampaknya menuju ke kenaikan hari kesembilan dan akan menjadi kenaikan beruntun terpanjang sejak Oktober 2015.

Penurunan tajam pada hari Selasa pasca ambruknya anggaran kesehatan memberikan pukulan pada kemampuan Presiden Donald Trump untuk memberikan reformasi fiskal yang dijanjikan, dolar AS sementara sejauh perdagangan sesi Rabu hanya mencatat kenaikan tipis.

Terhadap mata uang utama, indeks dolar naik 0,3 persen di level 94,878, namun masih turun sekitar 7 persen sepanjang tahun ini dan tidak jauh dari level bawah hari Selasa di 94,476.

Analis mengatakan penguatan tipis dalam akibat ekspektasi Bank Sentral Eropa dan Bank of Japan kemungkinan memberikan pernyataan dovish pada pertemuan mereka pada hari Kamis yang dapat mengurangi kekuatan euro dan Yen Jepang baru-baru ini.

ECB diharapkan menyesuaikan penyamapiannya kecuali perubahan substantif terhadap kebijakan mereka kemungkinan akan terjadi di akhir tahun. Sementara BOJ diperkirakan akan menaikkan perkiraan pertumbuhan namun menurunkan prospek inflasi, berdasarkan kehatian-hatian yang baru-baru ini diadopsi oleh bank sentral utama.

Sementara saham Eropa naik tipis 0,4 persen, tertopang oleh peningkatan pendapatan dari perusahaan, kenaikan yang lebih besar terjadi di pasar saham Asia dan pasar negara berkembang.

Kenaikan tersebut ditopang oleh data pada pekan ini minggu ini yang menunjukkan ekonomi Cina berkembang pada 6,9 persen melampaui perkiraan pada kuartal kedua, yang membuat Cina melenggang memenuhi target pertumbuhan 2017.

Indeks saham MSCI Asia Pasifik di luar Jepang dan indeks saham negara berkembang (MSCI) naik 0,5 persen ke level tertinggi sejak April 2015. Indeks blue-chip CSI300 Shanghai naik 1 persen dan kembali ke level puncak 18 bulan, sementara Indeks utama Australia naik 0,9 persen. Namun, penguatan yen masih membatasi indeks Nikkei Jepang yang naik 0,1 persen.
 
Greenback Hentikan Penurunan, Emas Meluncur di Asia

Greenback Hentikan Penurunan, Emas Meluncur di Asia

vylaOe7pS4SOLrm9eOIUIg.jpeg


Emas terus meluncur di Asia pada hari Kamis setelah dolar menunjukkan tanda-tanda menghentikan penurunan panjang yang membawanya ke posisi terendah multi bulan.


Indeks berjangka dolar AS, yang mencatat perdagangan greenback terhadap enam mata uang, hampir datar di pagi hari di Asia, turun 0,02% ke level 94,61.

Kontrak emas untuk pengiriman Agustus turun 0,28% menjadi $1.238,48 di divisi Comex New York Mercantile Exchange pada pertengahan pagi di Asia. Pekan lalu, harga emas naik ke level tertinggi dua pekan.

Komoditas lain bernasib lebih baik. Minyak catat kenaikan dari perdagangan hari kemarin setelah laporan persediaan minyak mentah AS berkurang melampaui perkiraan. Smenetara tembaga berjangka perdagangan di Comex naik 0,22% menjadi $2,713 per pon.

Penguatan emas terhambat karena dolar AS menghentikan penurunan meski masih bertahan di level terendah 10 bulan yang lalu. Namun, penurunan tersebut diperlambat oleh ekspektasi, didorong minggu lalu oleh kesaksian Ketua Federal Reserve AS Janet Yellen, bahwa setiap pengetatan moneter di AS akan terjadi secara perlahan dan laporan dari Cina menunjukkan pertumbuhan ekonomi Cina sedikit melampaui target tahun ini.

Awal pekan ini, Cina merilis pertumbuhan PDB kuartal kedua dengan kenaikan sebesar 1,7% yang sesuai dengan ekspektasi dan mencatat kenaikan 6,9% pada basis tahunan dan sedikit di atas ekspektasi 6,8%. Pada saat yang sama, Cina melaporkan produksi industri naik 7,6% dari tahun sebelumnya di bulan Juni dan penjualan ritel naik 11% di bulan Juni.
 
Pernyataan Bank Sentral Lemahkan Euro Dan Yen

Pernyataan Bank Sentral Lemahkan Euro Dan Yen

-vGz5ZKATiiHlqFI_KjBdw.jpeg


Euro bergerak tipis cenderung melemah terhadap dolar AS pada hari Kamis karena investor menantikan isyarat baru dari Bank Sentral Eropa terhadap masa depan program stimulusnya sementara yen merosot setelah Bank of Japan mempertahankan kebijakan moneter tetap stabil.


EUR/USD diperdagangkan pada level 1,1510, tidak jauh dari level tertinggi 14 bulan 1,582 yang disentuh pada Rabu . Antisipasi terus berkembang menjelang pertemuan setelah pernyataan Presiden ECB Mario Draghi membuat euro menguat dengan komentar hawkish mengenai pemulihan zona euro dalam sebuah pidato di Sintra, Portugal akhir bulan lalu.

Pernyataan beliau dianggap sebagai indikasi adanya pergeseran terhadap stimulus moneter yang meruncing, namun Draghi juga menegaskan bahwa setiap perubahan program stimulus akan "bertahap" dan "berhati-hati." Saat ini, ECB menghadapi langkah penyeimbangan antara mengurangi stimulus karena penguatan ekonomi sementara pasar masih khawatir dan inflasi tetap di bawah mendekati target bank, tapi hanya di bawah 2%.

Sementara Yen tergelincir terhadap dolar, dengan USD/JPY naik 0,18% di level 112,14 setelah BoJ mengatakan bahwa risiko inflasi condong negatif, memperkuat ekspektasi bahwa BOJ akan tertinggal dari bank sentral lain dalam pengetatan kebijakan moneter.

Indeks dolar AS, yang mencatat kekuatan greenback terhadap enam mata uang utama, naik 0,15% di level 94,78, masih tidak jauh dari level terendah 11 bulan di 94,27 yang disentuh pada hari Selasa. Dolar berada di bawah tekanan di tengah meningkatnya spekulasi bahwa prospek inflasi yang tertekan akan merusak rencana Federal Reserve untuk menaikkan suku bunga sekali lagi di tahun ini seperti yang telah diindikasikan para pembuat kebijakan.

Kemungkinan bahwa bank sentral lain kemungkinan akan mengikuti langkah Fed dalam pengetatan kebijakan juga telah menyebabkan melemahnya dolar.

Gagalnya partai Republikan dalam mereformasi kebijakan kesehatan yang mengindikasikan bahwa bahwa upaya legislatif Presiden Donald Trump lainnya, seperti merombak kode pajak dan menerapkan stimulus fiskal yang diperkirakan dapat menghadapi kesulitan, juga berperan dalam menekan dolar.

Sementara itu, dolar Australia juga tergelincir, dengan AUD/USD turun 0,28% ke level 0,7929 karena aksi ambil untuk pasar setelah Aussie mencapai capai level tertinggi dua tahun di level 0,7988 semalam, didorong oleh laporan pekerjaan dalam negeri yang positif.
 
Euro, Pasar Saham Asia Di Atas Angin

Euro, Pasar Saham Asia Di Atas Angin

lYj9GAb-QuOeKlWXKbQ-1w.jpeg


Euro bertahan di dekat level tertinggi dua tahun terhadap dolar pada hari Jumat setelah kepala Bank Sentral Eropa mengatakan bahwa pengerucutan stimulusnya akan dibahas pada musim gugur ini, sementara prospek ekonomi global yang solid membuat pasar saham Asia mendekati harga tertinggi dekade ini.


Sementara Presiden ECB Mario Draghi tidak menetapkan kapan perubahan rencana pembelian obligasi dilakukan, dan pasar menilai komentar Draghi pada hari Kamis semakin memperkuat harapan mereka bahwa permbicaraan tersebut akan menghasilkan pengetatan moneter tahun depan.

Pada awal perdagangan Asia, euro berada pada level $1,1630, mempertahankan kenaikan terbesar pada 1 persen sejak 27 Juni, pada hari Kamis, ketika Draghi pertama kali memicu ekspektasi bahwa ECB akan kembali melakukan skema pembelian obligasinya. Tanda-tanda pertumbuhan global yang stabil, yang telah mendorong ECB dan beberapa bank sentral utama lainnya memberi sinyal pengetatan di kemudian hari sejak bulan lalu, telah membuat saham dunia cukup kokoh.

Indeks MSCI terbesar di Asia Pasifik di luar Jepang, yang dalam dua minggu terakhir telah menguat sekitar 5 persen, turun 0,2 persen pada hari Jumat. Nikkei Jepang turun 0,3 persen pengaruh penguatan yen terhadap dolar.

Pendapatan kuartalan AS diperkirakan akan naik 8,6 persen, di atas kenaikan 8 persen yang diproyeksikan pada awal bulan ini, menurut Thomson Reuters I / B / E / S. Sekitar 15 persen perusahaan S&P 500 telah membukukan hasil sejauh ini.

Namun, indeks utama AS hampir datar pada hari Kamis, tidak terbantu oleh kekhawatiran tentang ketidakmampuan Presiden Donald Trump untuk mendorong pembayarannya melalui anggaran reformasi kesehatan, yang akan dibutuhkan untuk membiayai rencana pemotongan pajaknya.

Dolar juga mengalami kekhawatiran serupa, dengan indeks terhadap enam mata uang utama mencapai level terendah sejak Agustus pada hari Kamis.

Terhadap yen, mata uang AS mencapai titik terendah tiga minggu di level 111,48 pada hari Kamis bahkan setelah Gubernur Bank of Japan Haruhiko Kuroda tidak menolak mengikuti bank sentral lain dalam membatasi stimulus selama bertahun-tahun. Dolar bertahan di level 111,87 yen.
 
Minyak menguat Jelang Pertemuan OPEC, Jumlah Rig AS

Minyak menguat Jelang Pertemuan OPEC, Jumlah Rig AS

82S-40CwRpu2ntM3i5Mrmw.jpeg


Harga minyak bergerak menguat pada hari Jumat, dengan minyak mentah AS menuju kenaikan mingguan sebesar 1%, karena investor tengah menantikn untuk lanjutan atas aktivitas pengeboran AS di hari ini dan menunggu pertemuan produsen minyak di awal minggu depan.


Kontrak minyak mentah West Texas Intermediate di AS naik 14 sen atau 0,30% menjadi $47,06 per barel. Sementara minyak Brent pengiriman September di ICE Futures Exchange di London naik 18 sen atau 0,47% menjadi $49,38 per barel.

Meskipun mengalami kenaikan minggu ini, minyak telah turun lebih dari 10% sepanjang tahun ini karena pasar skeptis atas kemampuan penurunan pasokan global sehingga pasar melepas emas hitam.

Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) sepakat dengan anggota non-OPEC yang dipimpin oleh Rusia untuk memangkas produksi sebesar 1,8 juta barel per hari sampai Maret 2018 meskipun laporan terakhir tentang kepatuhan anggota OPEC hanya 78%.

Lebih lanjut, kesepakatan pemotongan produksi tidak banyak berdampak pada tingkat persediaan global karena kenaikan pasokan dari produsen yang tidak berpartisipasi dalam kesepakatan tersebut, seperti Libya dan Nigeria, dan peningkatan output minyak shale AS yang tak henti-hentinya.

Produsen OPEC dan non-OPEC dijadwalkan bertemu Senin di Rusia dan para pelaku pasar mengawasi setiap tanda bahwa Arab Saudi, produsen minyak mentah terbesar di dunia, dapat mengurangi hasilnya.

Ada spekulasi bahwa Arab Saudi mempertimbangkan pemotongan 1 juta barel untuk ekspor minyaknya guna mengimbangi kenaikan output di Libya dan Nigeria. Menteri perminyakan Kuwait juga dilaporkan mengatakan bahwa kedua negara Afrika tersebut akan segera diminta untuk membatasi produksi mereka.

Pertemuan hari Senin nanti adalah pertemuan rutin Komite Pemantau Menteri OPEC/Non-OPEC (JMMC) yang tugasnya memantau kepatuhan terhadap kesepakatan pemangkasan produksi. Di luar apa yang dikatakan dalam pertemuan itu sendiri, pelaku pasar akan memperhatikan setiap komentar di sela-sela yang mungkin mengindikasikan rencana tindakan lebih lanjut untuk menyeimbangkan pasokan global.

Pada hari ini, pelaku pasar juga akan memantau data mingguan terbaru dari Baker Hughes atas aktifitas pengeboran AS. Yang pada Jumat lalu melaporkan pengeboran AS telah menambahkan dua rig minyak, yang menghasilkan jumlah total sampai 765 rig, terbesar sejak April 2015, yang menggarisbawahi kekhawatiran bahwa rebound produksi minyak serpih AS terus berlanjut mengacaukan upaya produsen utama lainnya untuk menyeimbangkan pasar

Di tempat lain di Nymex, harga bensin berjangka untuk pengiriman Agustus naik 0,16% di $1,6100 per galon, sementara minyak pemanas Agustus naik 0,34% menjadi $1,5488 per galon. Kontrak berjangka gas alam untuk pengiriman Agustus diperdagangkan turun 0,33% menjadi $3,033 per juta unit thermal Inggris.
 
Pra Pertemuan OPEC Minyak Menguat

Pra Pertemuan OPEC Minyak Menguat

JuH9BYmjRCmnLVusl0_U7Q.jpeg


Harga minyak menguat pada hari Senin setelah pada sesi sebelumnya mengalami penurunan tajam, didukung oleh ekspektasi bahwa pertemuan bersama OPEC dan non-OPEC pada hari ini dapat mengatasi kenaikan produksi di Nigeria dan Libya, dua anggota OPEC yang sampai saat ini dibebaskan dari dorongan untuk memotong produksi.


Para menteri dari anggota Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan produsen non-OPEC lainnya berkumpul di kota St Petersburg, Rusia pada Senin hari ini untuk membahas pakta pengurangan output sebesar 1,8 juta bpd sampai akhir Maret 2018.

Komite tersebut kemungkinan merekomendasikan sebuah keputusan bersyarat mengenai produksi minyak Nigeria dan Libya, sumber yang mengetahui pembicaraan tersebut mengatakan, walaupun beberapa analis sangat skeptis kelompok tersebut akan melakukan langkah tersebut. Menteri Energi Rusia Alexander Novak pun mengisyaratkan bahwa Libya dan Nigeria harus membatasi produksi saat output minyak mereka stabil.

Minyak mentah Brent London untuk pengiriman September naik 24 sen menjadi $48,30 per barel pada Senin. Kontrak tersebut berakhir turun $1,24, atau 2,5 persen, pada sesi hari Jumat setelah sebuah konsultasi memperkirakan kenaikan produksi OPEC untuk bulan Juli meskipun masih ada janji untuk mengendalikan output. Minyak mentah NYMEX untuk pengiriman September naik 17 sen menjadi $45,94.

Menteri Perminyakan Kuwait, Essam al-Marzouq, mengatakan pada hari Sabtu bahwa kepatuhan itu baik dengan pengurangan produksi minyak oleh negara-negara OPEC dan negara-negara non-OPEC dan bahwa pembatasan yang lebih dalam memungkinkan dilakukan.

Sementara itu, Sekjen OPEC Mohammad Barkindo mengatakan pada hari Minggu bahwa penyeimbangan kembali pasar minyak berjalan lebih lambat dari perkiraan, namun akan meningkat pada paruh kedua tahun 2017.

Di tempat lain, Presiden Turki Tayyip Erdogan berkunjung ke Arab Saudi dan Kuwait pada hari Minggu, kantor berita resmi negara Teluk melaporkan, sebagai bagian dari perjalanan diplomatik tersebut bertujuan untuk menyelesaikan keretakan antara Arab dengan Qatar.

Pengebor minyak AS mengurangi satu rig hingga 21 Juli, menurut data dari Baker Hughes. Amerika Serikat sedang mempertimbangkan sanksi keuangan terhadap Venezuela yang akan menghentikan pembayaran dengan dolar untuk minyak negara tersebut, kata sumber kepada Reuters, yang dapat membatasi ekspor minyak mentah negara OPEC secara ketat.
 
Euro Semakin Bersinar, Pasar Saham Eropa Pudar

Euro Semakin Bersinar, Pasar Saham Eropa Pudar

_V9lF_txTPi58j9CQSXpjw.jpeg


Euro mencapai level tertinggi 23 bulan pada hari Senin terhadap dolar yang sedang sakit, sehingga membebani saham eksportir Eropa sebelum laporan aktivitas bisnis Jerman yang lebih lemah dari perkiraan dan mendongkrak mata uang tunggal tersebut.


Euro menyentuh level $1,1684 di perdagangan Asia sebelum kembali diperdagangkan pada level $1,1648, atau turun 0,2 persen pada hari ini dan mencapai titik terendah pada hari ini di level $1,1638 setelah data awal menunjukkan pertumbuhan sektor swasta Jerman lebih melambat dari yang diperkirakan pada bulan Juli.

Penguatan euro ini pun mendorong dolar – yang telah terjerumus oleh ketidakpastian politik di Washington - ke level terendah dalam 13 bulan terhadap mata uang utama. Euro telah menguat dalam beberapa pekan terakhir karena ekspektasi Bank Sentral Eropa akan segera memulai kembali skema stimulus pembelian obligasi.

Pada hari Jumat lalu, sehari setelah pertemuan kebijakan ECB, empat sumber yang mengetahui langsung mengenai diskusi tersebut mengatakan bahwa para pembuat kebijakan mmeperkirakan bulan Oktober sebagai tanggal yang paling mungkin untuk memutuskan apakah akan mengurangi stimulus.

Saham Eropa jatuh pada hari Senin. Indeks DAX Jerman yang didominasi saham eksportir turun 0,2 persen. Indeks pan-European STOXX 600 turun 0,1 persen, setelah turun 1 persen pada hari Jumat karena euro yang kuat membebani pendapatan.

Indeks dolar naik 0,1 persen dari level terendah sebelumnya. Investigasi dugaan campur tangan Rusia dalam pemilihan presiden AS tahun lalu dipandang sebagai rintangan potensial bagi Presiden Donald Trump untuk dapat melaksanakan agenda ekonominya.

Spekulatif investor membuat negatif terhadap dolar pekan lalu untuk pertama kalinya di lebih dari satu tahun, data dari Commodity Futures Trading Commission menunjukkan pada hari Jumat.

Sebelumnya, indeks saham terluas Asia Pasifik MSCI di luar Jepang membalikkan penurunan di awal sesi menjadi naik 0,3 persen. Namun Nikkei Jepang turun 0,6 persen, tertekan oleh penguatan yen. Saham Australia turun 0,7 persen dan KOSPI Korea Selatan turun tipis 0,1 persen.

Sementara indeks bluechips China ditutup naik 0,4 persen dan mendekati level tertinggi dalam 18 bulan setelah para pelaku institusi meningkatkan pembelian saham perusahaan besar.
 
Efek Pertemuan OPEC, Minyak Semakin Menguat

Efek Pertemuan OPEC, Minyak Semakin Menguat

tyqJOqD_Qw_OE_0CJxa_Hw.jpeg


Minyak memperpanjang kenaikannya pada hari Selasa setelah Arab Saudi berjanji untuk menahan ekspor terhitung dari bulan depan dan OPEC meminta beberapa anggota untuk meningkatkan pemenuhan pemotongan produksi guna membantu mengendalikan kelebihan pasokan global dan mengatasi harga yang lesu.


Kenaikan ini juga didukung oleh peringatan dari pimpinan eksekutif Halliburton bahwa pertumbuhan jumlah rig di Amerika Utara "menunjukkan tanda-tanda stabil," mengaburkan ledakan produksi minyak serpih AS.

Minyak mentah Brent London untuk pengiriman September naik 30 sen atau 0,6 persen menjadi $48,90 per barel setelah menetap 1,1 persen pada hari Senin. Minyak mentah berjangka AS West Texas Intermediate (WTI) naik 31 sen atau 0,7 persen menjadi $46,65.

Dalam sebuah pertemuan tingkat menteri di St. Petersburg pada hari Senin, Menteri Energi Saudi Khalid al-Falih mengatakan bahwa Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan mitra non-OPEC berkomitmen untuk memperluas kesepakatan yang ada untuk memangkas produksi sebesar 1,8 juta barel per hari. (Bpd) sampai bulan Maret 2018 jika perlu.

Menteri Saudi menambahkan bahwa negaranya akan membatasi ekspor minyak mentah sebesar 6,6 juta barel per hari pada Agustus, hampir 1 juta barel per hari di bawah tingkat tahun lalu. OPEC juga sepakat Nigeria akan bergabung dalam kesepakatan tersebut dengan membatasi atau mengurangi outputnya dari 1,8 juta barel per hari, jika stabil pada level tersebut dari 1,7 juta barel per hari saat ini. Nigeria dibebaskan dari pemotongan produksi.

Menteri Energi Rusia Alexander Novak mengatakan bahwa tambahan minyak 200.000 barel per hari dapat dihapus dari pasar jika memenuhi dengan kesepakatan global untuk mengurangi produksi mencapai 100 persen. Kepatuhan sebelumnya adalah 98 persen pada bulan Juni, kelompok tersebut mengatakan.

Persediaan minyak mentah komersil AS kemungkinan turun 3 juta barel pekan lalu, sebuah jajak pendapat awal Reuters menunjukkan pada Senin menjelang data oleh kelompok Industri American Petroleum Institute di hari ini.
 
Saham Asia, Dolar Stabil Ditengah Penantian Petunjuk Dari Fed

Saham Asia, Dolar Stabil Ditengah Penantian Petunjuk Dari Fed

zpSflyS7TIKCSrHQHfBwgA.jpeg


Pasar saham Asia dan dolar menguat pada hari Rabu menguat karena investor nantikan keputusan kebijakan Federal Reserve hari ini sebagai petunjuk lebih lanjut mengenai rencana pengetatannya.


The Fed mengakhiri pertemuan dua harinya pada hari Rabu, dan diperkirakan akan mempertahankan suku bunga tidak berubah serta tidak adanya kenaikan suku bunga untuk kali ini. Dan fokus pasar akan tertuju pada pernyataan the Fed, serta mencari tanda-tanda kapan bank sentral akan mulai mengupas kepemilikan obligasi besarnya dan menaikkan suku bunga berikutnya. pernyataan Fed akan dirilis pada pukul 1800 sore waktu GMT.

Dana berjangka federal menyiratkan para pelaku pasar melihat peluang kenaikan suku bunga Fed pada bulan September sekitar 8 persen dan kenaikan bulan Desember sebesar 48 persen. Pesan kebijakan yang lebih tegas oleh the Fed, di sisi lain, diharapkan dapat mengangkat imbal hasil AS dan meningkatkan dolar.

Indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang bergerak tipis, namun mendapat dukungan setelah S&P 500 naik ke level tertinggi sepanjang masa dalam semalam atas laporan pendapatan yang baik dari McDonald's dan Caterpillar selain kenaikan saham bank.

Saham Australia naik 1 persen dengan kenaikan inflasi lokal yang lebih kecil dari perkiraan mendukung pandangan bahwa suku bunga akan tetap berada pada rekor terendah untuk beberapa waktu ke depan. Nikkei Jepang naik 0,5 persen setelah dolar menguat terhadap yen semalam untuk menjauh dari posisi terendah tujuh minggu. Indeks Shanghai turun 0,2 persen sementara Korea Selatan KOSPI tergelincir 0,3 persen.

Dolar kembali menguat terhadap mata uang utama di sesi sebelumnya setelah yield Treasury AS melonjak dalam hampir lima bulan menanggapi kenaikan Wall Street dan turunnya permintaan safe haven obligasi.

Tapi greenback masih tertatih oleh ketidakpastian reformasi kesehatan dan kemungkinan penundaan lebih lanjut untuk kebijakan ambisius Donald Stump atas reformasi stimulus dan pajak. Dolar juga tertahan oleh ketidakpastian politik karena anggota parlemen menyelidiki kemungkinan campur tangan oleh Rusia dalam pemilihan presiden tahun 2016 dan apakah ada kolusi dengan kampanye Trump.

Dolar stabil terhadap yen di level 111.915 setelah naik sekitar 0,7 persen semalam. Euro datar di level $1,1651, kembali turun dari level tertinggi dua tahun di $1,1712 pada hari Selasa atas survei bisnis Ifo Jerman yang lebih kuat dari perkiraan. Dolar Australia tergelincir 0,3 persen menjadi $0,7918.

Indeks dolar terhadap mata uang utama bergerak tipis pada level 94,061, setelah berhasil membuat jarak antara level terendah 13 bulan di 93.638 pada hari Selasa.
 
Indeks Dolar Menguat Menjelang Pernyataan FOMC

Indeks Dolar Menguat Menjelang Pernyataan FOMC

a9Jttk6NR6OHwwtOOr_krg.jpeg


Dolar naik tipis terhadap mata uang utama pada hari Rabu, karena para pelaku pasar menantikan keputusan kebijakan Federal Reserve yang akan dirilis hari ini.


Pasar berharap pernyataan Fed yang akan dirilis pada hari ini akan mengungkapkan lebih banyak tentang rencana kebijakan untuk paruh kedua tahun ini, dengan pasar akan fokus pada rincian kapan dan bagaimana Fed akan mulai mengurangi neraca senilai $4,5 triliun.

Keraguan atas rencana Fed untuk kenaikan suku bunga ketiga tahun ini belakangan ini membebani greenback. Pasar juga tetap fokus pada penyelidikan dugaan hubungan antara pemerintahan Presiden AS Donald Trump dan Rusia dalam pemilihan tahun lalu.

Pada hari Senin, Jared Kushner, menantu Trump dan penasihat senior Gedung Putih, mengatakan kepada penyidik Senat bahwa dia telah bertemu dengan pejabat Rusia empat kali tahun lalu namun mengatakan bahwa dia tidak berkolusi dengan Moskow.

Pasar khawatir gejolak politik yang terus berlanjut akan menggagalkan agenda Trump yang pro-pertumbuhan Konomi pemotongan pajak dan belanja infrastruktur, yang membantu mendorong dolar ke puncak 14 tahun setelah pemilihan November.

EUR/USD tergelincir 0,19% menjadi 1,1624, terendah sejak 20 Juli. GBP/USD turun tipis 0,10% menjadi 1,3014. USD/JPY hanya bergerak tipis dan diperdagangkan pada level 111,87, sementara USD/CHF naik 0,28% diperdagangkan pada level 0,9552.

Dolar Australia melemah, dengan AUD/USD turun 0,45% pada 0,7900, sementara NZD/USD stabil dan bertahan di level 0,7423. Sementara itu, USD/CAD hampir tidak berubah di level 1,2513, jauh di bawah level terendah 14 bulan sebelumnya di 1,2481.

Indeks dolar AS, yang mencatat kekuatan greenback terhadap enam mata uang utama, naik 0,15% pada level 94,06, menjauh dari level terendah 13 bulan di 13,36 pada hari Selasa.
 
Back
Top