Berita dan Fundamental

Minyak Mentah Capai Level Tertinggi Sejak Medio 2015

LEmqHEDtTAqmqS0x8WaimA.jpeg


Minyak Mentah Capai Level Tertinggi Sejak Medio 2015

Harga minyak mentah A.S. mencapai level tertinggi sejak pertengahan 2015 di sesi perdagangan terakhir tahun ini. Di pasar internasional, minyak mentah Brent berjangka juga menguat, didukung oleh pembatasan produksi yang sedang berlangsung oleh OPEC dan Rusia serta permintaan kuat dari China.


Minyak West Texas Intermediate (WTI) AS berada di $60,21 per barel, naik 37 sen atau 0,6 persen di hari ini, setelah mencapai level tertinggi Juni 2015 di $60,32 di awal perdagangan hari ini. Harga minyak mentah Brent - patokan internasional - juga naik, naik 45 sen atau 0,7 persen menjadi $66,61 per barel. Brent menembus $67 minggu ini sejak bulan Mei 2015.

Sejak awal tahun, Brent dan WTI masing-masing naik 17 dan 12 persen, meski kenaikan harga yg lebih kuat, terjadi di medio 2017 yang hampir mencapai 50 persen.

Kenaikan harga WTI di hari ini tak lepas dari penurunan produksi minyak AS, yang pekan lalu turun menjadi 9,754 juta barel per hari (bpd), dari 9,789 juta bpd minggu sebelumnya, menurut Energy Information Administration (EIA) yang dirilis Kamis malam.

Output A.S. masih naik hampir 16 persen sejak pertengahan 2016, namun sebagian besar analis memperkirakan produksi akan menembus 10 juta bph pada akhir tahun ini - tingkat yang hanya diungguli oleh ekspor utama dari Arab Saudi dan produsen utama Rusia.

Harga WTI terus terdorong oleh tingkat penyimpanan minyak mentah komersil A.S., yang turun sebesar 4,6 juta barel di minggu hingga 22 Desember menjadi 431,9 juta barel, menurut EIA. Saat ini, persediaan turun hampir 20 persen dari nilai tertinggi historis mereka tahun lalu.

Di pasar internasional, China memiliki total kuota impor minyak mentah sejumlah 121,32 juta ton untuk 44 perusahaan dalam kelompok penyisihan pertama untuk tahun 2018.

Berdasarkan total kuota yang diperkirakan tersebut, impor China - yang sekitar 8,5 juta bph menjadi yang terbesar di seluruh dunia, diperkirakan akan mencapai rekor lainnya di 2018 karena kapasitas penyuingan baru akan dumumkan dan Beijing mengizinkan pabrik penyulingan yang independen untuk mengimpor minyak mentah.
 
Dollar bertahan; Mata Uang Asia Bersinar Di Awal 2018

CkmNLx5vRPqrS5gGjgwMTQ.jpeg


Dollar bertahan; Mata Uang Asia Bersinar Di Awal 2018

Dolar melemah mendekati level terendah tiga bulan terhadap mata uang utama pada hari Selasa setelah pasar kembali aktif di awal 2018 ini, sementara mata uang Asia seperti yuan China awali 2018 dengan gemilang.


Indeks dolar terhadap sekeranjang enam mata uang utama berada di level 92,162. Pada hari Jumat, indeks dolar merosot ke level 92,080, level terlemah sejak 22 September. Di sepanjang 2017, indeks dolar turun lebih dari 9,8 persen, kinerja tahunan terburuk dolar sejak 2003.

Penurunan dolar di 2017, tak lepas dari pertumbuhan ekonomi yang meningkat di luar Amerika Serikat, dengan bank sentral negara-negara lain bergerak menuju kebijakan moneter yang lebih ketat, mengurangi perbedaan yang dirasakan antara Federal Reserve dan lainnya.

Sementara Euro naik tipis 0,1 persen terhadap dolar AS pada hari ini di level $ 1,2018, setelah melonjak 14 persen di 2017 untuk kinerja tahunan terbaik sejak 2003. Euro meningkat 1,1 persen pada minggu terakhir 2017, dan membawanya kembali ke dalam kisaran Puncak 2 setengah tahun di level $1,2092 yang dicapai pada September.

Selain faktor politik seperti pemilu Italia pada bulan Maret,factor utama di 2018 ini adalah mengenai bagaimana Bank Sentral Eropa melanjutkan stimulus moneternya yang ketat.

Dengan dolar pada posisi defensif, mata uang negara berkembang Asia menguat. Yuan China menguat terhadap dolar AS hingga ke level 6,4922 yuan per dolar, level tertingginya sejak 8 September. Nada lemah greenback pun membantu meningkatkan dolar Singapura, yang naik menjadi S$1,3322 per dolar AS pada satu titik, level terkuatnya sejak Juni 2016.
 
Saham Asia Tatap Kenaikan Sepanjang Masa

P7o7bbnUR0iREcIed63X0Q.jpeg


Saham Asia Tatap Kenaikan Sepanjang Masa

Risk appetites yang dipicu oleh serangkaian survei manufaktur yang menunjukkan optimisme yang mengkonfirmasi kenaikan sinkronisasi dalam pertumbuhan dunia yang berjalan dengan baik membuat aham Asia mencapai level puncaknya dalam satu dekade pada hari Rabu.


Sementara aktivitas yang sangat kuat di Eropa, mengangkat imbal hasil obligasi di eropa dan mendorong euro dalam rentang level tertinggi di tiga tahun terhadap dolar A.S.

Indeks saham Asia Pasifik di MSCI naik 0,4 persen, melonjak 1,4 persen pada Selasa dalam kinerja terbaiknya sejak Maret lalu. Indeks merayap mendekati puncak sepanjang masa sebesar 591,50 yang dicapai pada akhir 2007.

Indeks blue chip Cina naik untuk sesi keempat, sementara Nikkei Jepang pada hari ini tutup. Investor juga aktif pada pasar yang sedang berkembang, dengan saham Filipina berada pada rekor dan Hong Kong juga membuat level atas satu dekade.

Wall Street telah memulai Tahun Baru saat akhiri ahun tahun lalu, mencetak rekor penutupan puncak lainnya. Indeks Dow naik 0,42 persen, sementara S&P 500 naik 0,83 persen dan NASDAQ naik 1,5 persen.

Keuntungan aset berisiko terjadi setelah survei industri dari India, Jerman hingga Kanada menunjukkan aktivitas yang cepat. Memang, dengan pabrik-pabrik zona euro berkembang dengan laju tercepat di lebih dari dua dekade, spekulasi yang merajalela bahwa Bank Sentral Eropa akan mulai mengurangi program pembelian asetnya akhir tahun ini.

Akibatnya, imbal hasil obligasi 10 tahun Jerman naik 4 basis poin ke posisi tertinggi dua bulan di 0,467 persen, yang pada gilirannya mendorong suku bunga di seluruh Eropa. Yield obligasi Spanyol, misalnya, telah meningkat 16 basis poin hanya dalam tiga sesi untuk mencapai 1,616 persen.

Prospek bahwa bank-bank sentral utama lainnya dapat mengejar dengan Federal Reserve terhadap pengetatan merongrong dolar, yang tenggelam ke palung tiga bulan terhadap rekan-rekannya.

Euro melaju ke ke posisi tertinggi empat bulan di $1,2082, menambah kenaikan di 2017 sebesar 14 persen. dan euro terakhir berada di level $1,2048 dan mengincar level puncaknya di bulan September di $1,2092. Mata uang tunggal tersebut berhasil mencapai level tertinggi dua tahun terhadap yen di level 135,40, sementara dolar melorot terhadap yen di level 112,32 yen.
 
Euro, Dollar Pertukar Posisi

d5L4MIAVSCKzaQMyqDboNA.jpeg


Euro, Dollar Pertukar Posisi

Euro melemah pada hari Rabu setelah rally yang didorong oleh ekspektasi Bank Sentral Eropa akan mulai menurunkan program stimulusnya akhir tahun ini dan dolar kembali menguat terhadap sejumlah mata uang mayoritas.


Euro diperdagangkan turun 0,16% terhadap dolar AS ke level 1,2038. Mata uang tunggal itu mencapai titik tertinggi empat bulan di 1,2080 pada hari Selasa, menempatkannya berada di rentang level puncak 1.2092 di bulan September, level terkuatnya sejak awal 2015.

Euro menguat setelah data menunjukkan bahwa sektor manufaktur kawasan euro berkembang pada laju ‘rekor’ pada bulan Desember meningkatkan ekspektasi bahwa ECB akan mulai menghitung kembali program pembelian asetnya akhir tahun ini.

Ekspektasi untuk kebijakan moneter yang lebih ketat di negara lain, yang akan mengurangi perbedaan antara Federal Reserve dan bank sentral lainnya, sempat membebani dolar, mengirimkannya ke posisi terendah lebih dari tiga bulan terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya.

Indeks dolar A.S., yang mengukur kekuatan greenback terhadap enam mata uang utama, akhirnya naik 0,13% ke level 91,68 bangkit dari posisi terendah hari Selasa di 91,47.

Pengamat pasar saat ini menantikan risalah pertemuan Fed bulan Desember, di mana tingkat suku bunga meningkat, yang akan dirilis pada Rabu hari ini. Dua pembuat kebijakan memilih untuk tidak melakukan kenaikan suku bunga di tengah keraguan inflasi akan meningkat seperti yang diharapkan.

Para pelaku pasar juga tengah menantikan laporan data tenaga kerja non pertanian A.S. untuk bulan Desember yang akan dirilis hari Jumat.

Dolar beringsut menguat terhadap yen, dengan USD/JPY merayap naik 0,08% ke level 112,37, menjauh dari dari posisi terendah dua minggu di hari Selasa di level 112,04. Sterling berada di posisi tertinggi tiga bulan terhadap greenback, dengan GBP/USD di level 1,3598.
 
Pasar Saham Asia, Dolar Stabil

0K6uyGPrTKuaVfFY_SAaUg.jpeg


Pasar Saham Asia, Dolar Stabil

Saham Asia naik tipis pada hari Selasa, mendekati rekor tertinggi setelah S&P 500 memperpanjang kenaikan yang telah diperoleh di sesi sebelumnya, sementara dolar AS mencatat penguatan terhadap mata uang utama.


Indeks MSCI Asia-Pasifik, yang tidak termasuk Jepang, naik 0,1 persen pada level 590,23, hanya sedikit di bawah rekor puncaknya di level 591,50 yang dicapai pada November 2007.

Di Wall Street pada hari Senin, Dow Jones Industrial Average turun tipis 0,05 persen, S&P 500 menguat 0,17 persen, dan Nasdaq Composite naik 0,29 persen. Setelah awal terbaik dalam setahun di lebih dari satu dekade, investor berbalik berhati-hati menjelang laporan pendapatan perusahaan.

Indeks saham Nikkei Jepang naik 0,8 persen ke level tertinggi sejak November 1991, menyusul kenaikan sesi sebelumnya setelah pasar dibuka kembali pasca liburan pada hari Senin.

Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama, stabil pada hari ini di level 93,348.

Euro stabil terhadap dolar di level $ 1,1967, tidak jauh dari level tertinggi hampir empat bulan di $1,2089 pada hari Kamis. Terhadap yen, dolar naik tipis 0,1 persen menjadi 113,14.

Penguatan dolar ditopang oleh para pelaku pasar yang meyakini kenaikan suku bunga A.S. selanjutnya setelah data payrolls pada Jumat kemarin tidak berpengaruh apapun untuk menantang prospek pengetatan kebijakan moneter oleh Federal Reserve A.S. Sementara melambatnya pertumbuhan pekerjaan dari yang diperkirakan, kenaikan gaji bulanan menunjukkan kekuatan pasar kerja.

Namun momentum kenaikan dolar masih cukup lemah karena para pelaku pasar memiliki pandangan yang berbeda dalam laju pengetatan sementara inflasi A.S. tetap relatif dingin.
 
Langkah BOJ Lambungkan Yen

wpF4BDkESK2w-5BQUvapRA.jpeg


Langkah BOJ Lambungkan Yen

Yen melonjak pada hari Selasa setelah Bank of Japan memangkas pembelian obligasi pemerintah Jepang yang berjangka panjang dalam operasi pasar, membantu memicu spekulasi mengenai penghentian kebijakan stimulus massalnya di masa depan.


Yen terpantau naik sekitar 0,4 persen menjadi 112,62 terhadap dolar, kembali menguat dan melonjak dari level terendah dua minggu di 113,40 per dolar pada hari Senin.

BOJ memangkas pembelian obligasi pemerintah Jepang yang jatuh tempo 10 sampai 25 tahun dan yang akan jatuh tempo 25 sampai 40 tahun masing-masing 10 miliar yen ($ 88,39 juta) dari operasi sebelumnya.

Sejak mengadopsi langkah kebijakan pengendalian kurva imbal hasil pada tahun 2016, BOJ kadang-kadang mengintervensi operasi obligasinya, dengan para pejabat mengatakan bahwa ada perubahan yang dimaksudkan untuk menjaga agar imbal hasil obligasi sesuai dengan tujuan kebijakannya dan bukan untuk menyampaikan pesan petunjuk mengenai kebijakan masa depannya. Sementara langkah pada hari Selasa dianggap sangat teknis, namun mengejutkan beberapa pelaku pasar.

Sementara euro sedikit melemah pada hari Selasa setelah tergelincir dari level tertinggi minggu lalu karena investor berhati-hati setelah rally selama berbulan-bulan, sementara dolar menguat terhadap yen meskipun kurangnya katalis menahan momentumnya.

Euro diperdagangkan pada level $1,1971, setelah tergelincir 0,5 persen pada hari Senin, penurunan harian terbesar sejak akhir Oktober. Analis mengatakan koreksi yg terjadi tidak bisa dihindari untuk mata uang umum tersebut pasca rally selama beberapa bulan terakhir mendekati puncaknya di 2017 pada level $1,2092, berkat tanda-tanda percepatan dalam ekonomi zona euro.
 
Data Inflasi China, Fokus Pada BoJ, Dollar Terjun

imGsLVCwTIOh9417Yah6Vg.jpeg


Data Inflasi China, Fokus Pada BoJ, Dollar Terjun

Dolar merosot di Asia pada hari Rabu karena data inflasi China dilaporkan lebih lemah dari perkiraan dan para pelaku pasar masih terus mengawasi langkah-langkah apa yang diambil Bank of Japan.


USD/JPY terpantau diperdagangkan pada level 112,27, turun 0,35% setelah pasar memperdebatkan apakah penurunan pembelian aset oleh Bank of Japan pada hari Selasa merupakan sinyal kebijakan moneter atau bisnis seperti biasa. Sementara itu, AUD/USD diperdagangkan di level 0,7819, atau turun 0,06%.

Data ekonomi Cina menunjukkan, inflasi harga konsumen di negeri tirai bambu tersebut naik 0,3% pada basis bulanan dan 1,8% pada basis tahunan. Laporan resmi tersebut berada di bawah perkiraan untuk masing-masing kenaikan 0,4% dan 1,9%. Sementara inflasi harga produsen naik 4,9%, sedikit di atas ekspektasi kenaikan 4,8%.

Indeks dolar A.S., yang mengukur kekuatan greenback terhadap enam mata uang utama, turun 0,04% menjadi 92,19. Di sesi kemarin, dolar melanjutkan penguatannya dari posisi terendah di hampir empat bulan terhadap mata uang utama yang acuhkan komentar Fed baru-baru ini mengenai prospek kebijakan moneternya.

Federal Reserve A.S. harus meninggalkan suku bunga pada level rendah saat ini untuk mendukung inflasi dan kenaikan upah. Hal ini diungkapkan oleh Presiden Federal Reserve Minneapolis, Neel Kashkari, pada hari Selasa.

Sementara presiden Fed Boston, Eric Rosengren, pada hari Senin mengatakan, the Fed harus fokus pada "rentang inflasi" 1,5% sampai 3% karena inflasi telah berjuang untuk memenuhi target 2% Fed.

Presiden Fed San Francisco John Williams, seorang pemilih FOMC, kenaikan tiga suku bunga baru-baru ini sudah sesuai untuk tahun 2018 di tengah harapan bahwa rencana reformasi pajak Presiden Donald Trump akan memberi dorongan ekonomi.

Namun, penguatan dolar tampaknya agak dibatasi oleh penguatan yen setelah Bank of Japan mengurangi pembelian obligasi pemerintah jangka panjangnya, sehingga meningkatkan harapan bahwa bank sentral dapat mengendalikan langkah-langkah kebijakan moneter akomodatif yang besar tahun ini.
 
Dolar Menjauh Dari Level Tertinggi 1 Minggu

u7Zj1NFhTT_6egGCl_9Ivg.jpeg


Dolar Menjauh Dari Level Tertinggi 1 Minggu

Dolar menjauh dari level tertinggi satu minggu terhadap mata uang utama lainnya pada hari Rabu, karena kegembiraan kenaikan suku bunga A.S. yang akan datang memudar bersamaan dengan investor mengalihkan perhatian mereka pada data inflasi A.S. pada hari Jumat.


Greenback awalnya menemukan dukungan setelah Presiden Fed San Francisco John Williams mengatakan pada hari Sabtu bahwa Fed harus menaikkan suku bunga tiga kali di tahun ini mengingat ekonomi akan mendapat keuntungan dari pemotongan pajak. Komentar tersebut disampaikan sehari setelah Presiden Fed Cleveland Loretta Mester mengatakan bahwa dia memperkirakan akan terjadi kenaikan suku bunga sekitar empat kali di tahun ini, karena pertumbuhan ekonomi A.S. yang solid dan tingkat pengangguran yang rendah.

Pelaku pasar saat ini fokus pada rilis data inflasi A.S. yang akan diumumkan pada hari Jumat, untuk mengetahui kemungkinan laju kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve.

Indeks dolar A.S., yang mengukur kekuatan greenback terhadap enam mata uang utama, turun 0,11% pada 92,13, dari level tertinggi satu minggu di sesi sebelumnya di 92,36.

Euro stabil, dengan EUR/USD di level 1,1940, sementara GBP/USD turun 0,32% di level 1,3497. Pound mengabaikan data sebelumnya yang menunjukkan bahwa produksi manufaktur Inggris naik melampaui perkiraan pada bulan November.

Yen masih menguat, dengan USD/JPY turun 0,82% pada level 111,74. Yen masih didukung oleh langkah Bank of Japan yang mengubah besaran penawaran pembelian kembali obligasi dalam operasi pasar terakhirnya pada hari Selasa, mengingatkan investor bahwa pada akhirnya akan menormalisasi kebijakan moneter.

Sementara itu, USD/CHF bertahan stabil di level 0,9818. Di tempat lain, dolar Australia dan Selandia Baru menguat, dengan AUD/USD naik 0,14% pada level 0,7835 dan NZD/USD naik 0,45% ke level 0,7194. USD/CAD tergelincir 0,12% ke level 1,2448.
 
Dolar Terimbas Kekhawatiran China Atas Obligasi A.S.

xvwSo5FgRhSoA4aBAj-yUQ.jpeg


Dolar Terimbas Kekhawatiran China Atas Obligasi A.S.

Dolar mengurangi pelemahannya terhadap yen pada hari Kamis, setelah mengalami penurunan terbesar satu hari di hampir delapan bulan menyusul laporan China siap memperlambat atau menghentikan pembelian Treasuries A.S.


Pejabat yang meninjau kepemilikan valuta asing China telah merekomendasikan pengurangan atau penghentian pembelian Treasuries A.S., Bloomberg News melaporkan pada hari Rabu, mengutip orang-orang yang mengetahui masalah ini.

Laporan tersebut membuat yield Treasury A.S. 10-tahun naik ke level tertinggi 10 bulan dan meredam dolar pada hari Rabu, yang turun hampir 1,1 persen, persentase penurunan satu hari terbesar terhadap yen sejak Mei lalu. Namun, dolar kembali menguat pada hari Kamis, merayap naik 0,1 persen ke level 111,54 yen.

Pada minggu ini yen menguat setelah Bank of Japan pada hari Selasa memangkas pembelian obligasi pemerintah Jepang jangka panjang dalam operasi pasar. Sementara tindakan BOJ pada hari Selasa adalah penyesuaian teknis sesuai dengan kebijakan bank sentral sampai saat ini, hal tersebut menimbulkan gelombang spekulasi bahwa BOJ kemungkinan segera mulai mengurangi stimulusnya.

Terhadap enam mata uang utama, dolar naik tipis 0,1 persen ke level 92,386, pasca menguat setelah jatuh ke level 91,922 pada hari Rabu.

Terhadap euro, dolar stabil di level $ 1,1949, setelah turun dari level atas intraday di sesi Rabu $1,20185. Dolar Kanada bertahan stabil di C$1,2553 per dolar A.S. Pada hari Rabu loonie turun 0,7 persen dan turun ke level C$1,2583, level terendah loonie sejak akhir Desember.

Dolar Kanada menjaga penurunannya, setelah pada hari Rabu tergelincir atas kekhawatiran penarikan mundur NAFTA A.S. yang membuat Bank of Canada akan menaikkan suku bunga minggu depan. Kanada semakin yakin bahwa Presiden A.S. Donald Trump akan segera mengumumkan bahwa Amerika Serikat bermaksud untuk menarik diri dari Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara, dua sumber pemerintah mengatakan.
 
Saham Asia Melemah Di Tengah Kekhawatiran

ELP4YGGlQdWHHItfi2dgbw.jpeg


Saham Asia Melemah Di Tengah Kekhawatiran

Reli Tahun Baru pada pasar saham Asia mereda pada hari Kamis atas kekhawatiran meningkatnya proteksionisme A.S. Sementara obligasi rebound setelah regulator China mengatakan sebuah laporan mengenai Beijing yang akan meredam atau menghentikan pembelian obligasi A.S.-nya mungkin salah.


Indeks MSCI Asia Pasifik, di luar Jepang, turun 0,3 persen, terlempar dari puncak 10 tahun di hari Selasa. Sementara indeks Nikkei Jepang turun 0,3 persen lebih rendah.

U.S Treasuries sedikit mengikis sebagian penurunannya, mendorong turunnya yield obligasi 10 tahun AS menjadi 2,544 persen dari level tertinggi sepuluh bulan pada sesi Rabu di level 2,597 persen, pasca laporan Bloomberg bahwa China mempertimbangkan untuk memperlambat atau menghentikan pembelian obligasi Treasury A.S.

Regulator valuta asing Cina pada hari Kamis mengatakan bahwa laporan tersebut mungkin berdasarkan pada informasi yang keliru dan bisa jadi "palsu", sehingga mendorong investor untuk kembali membeli obligasi.

Pasar obligasi global telah dikejutkan oleh pengumuman rutin Bank of Japan pada hari Selasa mengenai pengurangan pembelian obligasi tenor jangka panjang dan lonjakan harga minyak menjadi laporan teratas tentang investasi China di obligasi A.S.

Kombinasi faktor-faktor tersebut mendorong imbal hasil Treasury 10-tahun ke tingkat tertinggi sejak Maret, dan juga menekan dolar dan pasar saham.

Pasar saham A.S. hentikan kenaikan di Tahun Baru mereka pada hari Rabu sementara dolar Kanada dan peso Meksiko turun setelah sebuah laporan Reuters mengatakan bahwa Kanada semakin yakin bahwa Presiden A.S. Donald Trump akan segera mengumumkan keinginannya untuk menarik diri dari pakta Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara.

Laporan investigasi impor A.S. akan dikirim ke Trump bulan ini, termasuk menyelidiki apakah impor baja dan aluminium mengancam keamanan nasional A.S. Penyelidikan terpisah terhadap praktik kekayaan intelektual China juga dapat disimpulkan pada awal bulan ini, Axios melaporkan, dan dapat menghasilkan tarif ekspor barang konsumen elektronik.
 
Dolar Merosot, Euro Ditopang Hawkish Risalah ECB

y5SlVGjYSEa-IRH6Ixdi2A.jpeg


Dolar Merosot, Euro Ditopang Hawkish Risalah ECB

Dolar merosot terhadap mata uang utama pada hari Jumat di balik lemahnya data inflasi pabrik yang lemah, sementara euro menikmati dukungan yang solid setelah Bank Sentral Eropa mengisyaratkan bahwa ECB kemungkinan bersiap untuk memangkas stimulus moneternya yang masif.


Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama, turun tipis 0,1 persen ke level 91,798. Sebuah pergerakan di bawah level terendah 2 Januari di 91,751 akan menempatkannya pada level terlemahnya sejak 20 September.

Indeks dolar, masih mencatat penurunan 0,3 persen untuk minggu ini, tertekan oleh data pada hari Kamis yang menunjukkan inflasi harga produsen A.S. turun untuk pertama kalinya di hampir 1 setengah tahun di bulan Desember, yang dapat menimbulakn pesimis terhadap kenaikan tingkat inflasi pada tahun 2018.

Terhadap yen, dolar turun 0,1 persen ke level 111,14 setelah sempat merosot ke level terendah enam minggu di 111,05 yen pada hari Kamis. Dolar turun 1,7 persen terhadap di pekan ini setelah yen melonjak saat Bank of Japan memicu spekulasi bahwa bank sentral akan melepas stimulusnya yang besar.

Euro naik 0,3 persen di level $1,2062, mendekati level tertinggi hampir empat bulan di $1,2089 yang dicapai minggu lalu. Dolar menguat 0,3 persen dalam sepekan. Mata uang tunggal itu rally pada hari Kamis, setelah pembuat kebijakan ECB dalam risalah pertemuannya di Desember mengatakan bahwa mereka kemungkinan mencoba kembali menetapkan langkah di awal 2018 ini sehingga mendorong ekspektasi bahwa mereka bersiap mengendurkan program stimulus moneter mereka.

Investor menerima pernyataan yang relatif hawkish tersebut sebagai sinyal lebih lanjut bahwa ECB akan menurunkan skema pembelian obligasi 2,55 triliun euro ($ 3,07 triliun) tahun ini jika ekonomi Eropa terus membaik.
 
Dollar AS Tenggelam, Emas di Puncak 4 Bulan

rMDlRZW2QVKQZ8pSXqyM_A.jpeg


Dollar AS Tenggelam, Emas di Puncak 4 Bulan

Emas diperdagangkan pada level tertinggi empat bulan pada hari Jumat, akibat sentimen terhadap greenback masih cukup rentan menyusul lemahnya data A.S yang dirilis pada hari Kamis dan menjelang laporan penjualan dan inflasi utama yang akan dirilis hari ini.


Greenback mendapat tekanan setelah Departemen Tenaga Kerja A.S. pada hari Kamis melaporkan klaim tunjangan pengangguran awal AS meningkat menjadi 261.000 di minggu lalu, berlawanan dengan ekspektasi penurunan menjadi 246.000. Sebuah laporan terpisah menunjukkan inflasi harga produsen turun 0,1% bulan lalu, juga berlawanan dengan ekspektasi kenaikan 0,2%.

Indeks dolar A.S., yang mengukur kekuatan greenback terhadap enam mata uang utama, turun 0,39% pada level 91,76, turun dari level tertinggi sesi 92,30.

Emas sensitif terhadap pergerakan dolar. Karena dengan penguatan membuat emas menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang asing.
Dolar A.S. telah menguat pada Kamis pagi setelah badan pengawas valuta asing China mengatakan bahwa sebuah laporan tentang Beijing yang meredan atau menghentikan pembelian obligasi A.S. mungkin didasarkan pada informasi yang salah dan kemungkinan "palsu".

Emas berjangka di Comex naik 0,38% pada level $1,327.60 per troy ounce, tertinggi sejak September. Perdagangan logam lainnya di Comex, perak berjangka naik 0,64% menjadi $17,07 per troy ounce.
 
Pasar Saham Asia Capai Level Tertinggi, Dolar Kembali Tergelincir

zdTT_4mmQ-SMO0HFHgapgg.jpeg


Pasar Saham Asia Capai Level Tertinggi, Dolar Kembali Tergelincir

Pasar saham Asia sentuh level tertinggi sepanjang sejarah di sesi Senin setelah Wall Street terus menembus rekor, sementara dolar A.S. masih melemah seiring investor mengantisipasi risiko kebijakan yang lebih ketat di negara negara maju lainnya.


Aktivitas realtif terkendali karena pasar AS yang libur menahan perdagangan Treasuries langsung, meski futures E-Mini untuk S&P500 masih mencatat kenaikan sebesar 0,22 persen.

Indeks saham terbesar Asia Pasifik MSCI di luar Jepang naik 0,6 persen, setelah akhirnya menyelesaikan posisi yang terakhir dicapai 591,50 pada 2007 lalu. Indeks Nikkei Jepang naik 0,3 persen, sementara indeks utama Australia naik 0,2 persen. Di Hong Kong, indeks Hangseng naik 0,9 persen mencapai rekor lainnya.

Optimisme pasar terhadap data produk domestik bruto China untuk kuartal hingga Desember yang akan dirilis pada hari Kamis diperkirakan menunjukkan pertumbuhan setidaknya 6,7 persen.

Wall Street mengalami penurunan karena musim laporan pendapatan kuartal keempat dimulai dengan hasil yang solid dari sektor perbankan dan penjualan ritel, mendorong optimisme pasar terhadao pertumbuhan ekonomi.

Dow Jones mencatat kenaikan 2 persen di pekan lalu, sementara Nasdaq naik 1,8 persen dan S&P 500 1,6 persen. S&P 500 dan Nasdaq mencetak delapan rekor penutupan tertinggi dari sembilan sesi perdagangan pertama 2018, sementara Dow membukukan penutupan tertinggi keenam tahun ini.

Laporan pendapatan perusahaan S&P 500 diperkirakan meningkat rata-rata sebesar 12,1 persen di kuartal tersebut, dengan keuntungan perusahaan jasa keuangan cenderung meningkat 13,2 persen, menurut Thomson Reuters I / B / E / S.

Indeks dolar tidak menunjukkan tanda kenaikan di awal Senin, justru turun ke level bawah baru di 90,839. Euro berada di level puncak tiga tahun di $1,2203 dan menahan semua kenaikan 1,3 persen sesi Jumat. Euro telah didukung oleh spekulasi pembuat kebijakan Bank Sentral Eropa yang sedang bersiap melemahkan kampanye stimulus moneter mereka yang luas.

Dolar tergelincir ke level terendah enam minggu terhadap yen di level 110,73 yen, bahkan saat ketua Bank of Japan menegaskan kembali komitmennya untuk mempertahankan yield obligasi rendah. Pound berada di level tertinggi sejak pertengahan 2016 pada level $1,3741, sementara dolar Kanada menguat atas perkiraan bank sentral Kanada akan menaikkan suku bunga pada sebuah pertemuan kebijakan pada hari Rabu.
 
Harapan Pada ECB Remukkan Dolar

Zgwh7cQ3TxiDvlbQq9_vJA.jpeg


Harapan Pada ECB Remukkan Dolar

Dolar merosot ke level terendah baru tiga tahun terhadap mata uang di sesi Senin karena minat terhadap euro terus didukung oleh spekulasi bahwa Bank Sentral Eropa sedang mempersiapkan untuk mempertimbangkan kembali program stimulusnya yang besar.


Indeks dolar A.S., yang mengukur kekuatan greenback terhadap enam mata uang utama, berada di 90,51 setelah turun ke level 90,39 tadi malam, level yang tidak terlihat sejak Desember 2014.

EUR/USD terakhir terpantau di level 1,2214 setelah mencapai puncak baru tiga tahun 1,2239 di sesi kemarin. Euro telah rally sejak hari Kamis pasca rilisan hasil pertemuan ECB bulan lalu yang mengatakan bahwa para pembuat kebijakan kemungkinan mempertimbangkan peralihan panduan kebijakan bertahap mulai awal 2018.

Setiap perubahan pada panduan ECB cenderung ditanggapi pasar sebagai indikasi bahwa ECB sedang bersiap untuk mulai mengurangi program stimulus pembelian obligasi mereka. Sementara tingkat pengetatan moneter yang lebih cepat di luar A.S. akan mengurangi perbedaan antara Federal Reserve dan bank sentral lainnya, dan membebani dolar.

Euro mendapat dorongan tambahan setelah Kanselir Jerman Angela Merkel semakin dekati pada pembentukan pemerintah koalisi, yang berpotensi menghapus elemen risiko politik bagi zona euro.

Terhadap yen, dolar jatuh ke level terendah sejak pertengahan September, dengan USD/JPY bertahan di level 110,73 setelah sebelumnya jatuh hingga ke level 110,58. Yen didorong oleh komentar Gubernur Bank of Japan Haruhiko Kuroda pada hari Senin menyoroti pemulihan ekonomi negara tersebut.

Sterling juga menguat terhadap dolar, dengan GBP/USD naik 0,22% ke level 1,3755, tingkat tertinggi sejak pemungutan suara Inggris untuk keluar dari Uni Eropa pada bulan Juni 2016. Pound menguat pada hari Jumat setelah sebuah laporan bahwa Belanda dan Spanyol terbuka terhadap kesepakatan untuk Inggris untuk tetap sedekat mungkin ke Uni Eropa setelah Brexit.

Dolar Australia dan Selandia Baru juga menguat terhadap dolar A.S, dengan AUD/USD naik 0,34% ke level 0,7944 dan NZD/USD naik 0,37% ke level 0,7273.

Volume perdagangan diperkirakan akan tetap ringan pada hari Senin dengan pasar A.S. ditutup karena libur hari Martin Luther King.
 
Tren Dolar Dongkrak Sentimen Terhadap Emas

kRYyzgn6SPOq4BwogVE_KQ.jpeg


Tren Dolar Dongkrak Sentimen Terhadap Emas

Perdagangan emas di pasar Asia mencatat kenaikan di sesi Selasa. Penguatan emas lebih disebabkan oleh pasar abaikan tanda-tanda pengetatan kebijakan moneter Bank of Japan dan European Central Bank dan memanfaatkan tren dolar yang lebih lemah dan berbuburu komoditas berdenominasi dolar, khususnya emas.


Perdagangan emas berjangka di bursa Comex naik 0,47% menjadi $1,341.20 per troy ounce setelah tidak ada aktifitas perdagangan di bursa tersebut pada hari Senin karena liburan Martin Luther King Day. Semua transaksi elektronik akan tangguhkan dengan perdagangan Selasa untuk dilakukan penyelesaian.

Pada sesi kemarin, harga emas masih mendapat dorongan di level tertinggi empat bulan, karena permintaan dolar A.S. terus mengalami pelemahan. Emas sensitif terhadap pergerakan dolar. Sehingan dengan melemahnya dolar membuat emas lebih murah bagi pemegang mata uang asing.

Dolar mengabaikan data pada hari Jumat yang menunjukkan bahwa harga konsumen A.S. mencatat kenaikan terbesarnya dalam 11 bulan terakhir di bulan Desember, menambah ekspektasi inflasi akan meningkat tahun ini.
 
Dolar Kembali Ke Level Terendah Tiga Tahun

WbdWvJaNTCm7XT3epRAKPg.png


Dolar Kembali Ke Level Terendah Tiga Tahun

Dolar jatuh ke level terendah tiga tahun terhadap mata uang mayoritas pada hari Rabu, meski sempat menguat namun kembali terpental setelah euro kembali menguat pasca setelah melepaskan sentimen negatif yang berpotensi negatif dalam politik Jerman.


Indeks dolar terhadap enam mata uang utama turun 0,27 persen di level 90,158 bahkan sentuh level terendah sejak Desember 2014 di 90,113. Indeks dolar sempat pulih dan menyentuh angka 90,826 pada hari Selasa setelah merosot dengan stabil bulan ini atas ekspektasi bank sentral utama pada akhirnya akan menormalkan kebijakan moneter.

Tidak bertahannya rebound dolar akibat fundamental yang mendasari ekspektasi pelemahan greenback sepanjang tahun ini tetap terjaga.

Euro menguat 0,3 persen terhadap dolar AS di level $1,2296, menguat dari penurunan pada sesi kemarin dan mencapai level tertinggi sejak Desember 2014 di $1,2323. Di sesi Selasa, euro turun ke level $1,2195 setelah pemberitaan bahwa ECB mungkin tidak akan segera meng’utak-atik’ pesan kebijakannya sehingga menahan kenaikan euro.

Euro juga terguncang karena anggota Demokrat Sosial kiri tengah (SPD) di salah satu wilayah Jerman memilih untuk tidak melakukan pembicaraan dengan partai konservatif Kristen Demokrat Angela Merkel (CDU), sehingga memicu kekhawatiran apakah Kanselir Jerman dapat membentuk "koalisi besar ".

Dolar melemah 0,05 persen terhadap yen di level 110,415. Namun dolar berhasil naik ke level 110.985 pada hari Selasa meski kembali ke level terendah empat bulan di 110.245 yang disentuh pada hari Senin.

Dolar Kanada menguat terhadap greenback di level C$1,2424 per dolar dengan fokus pada keputusan kebijakan moneter Bank of Canada pada hari ini. BoC diperkirakan akan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin dan suku bunga pinjaman acuan menjadi 1,25 persen, menambah pandangan bahwa suku bunga akan meningkat secara global tahun ini. Pasar memperkirakan bank sentral Kanada akan melakukan kenaikan sebanyak tiga kali pada 2018 ini.

Dolar Australia naik 0,4 persen ke level $0,7991 dan dolar Selandia Baru menguat 0,15 persen ke level $0,7276.
 
Wall Street Topang Pasar Saham Asia Ke Rekor Tertinggi

xHl15I4TTXS0qLOG20XfVg.jpeg


Wall Street Topang Pasar Saham Asia Ke Rekor Tertinggi

Pasar saham Asia mencapai rekor tertinggi pada hari Kamis, dengan kenaikan di Wall Street mendukung sentimen bullish investor, sementara dolar kembali bangkit dari posisi terendah tiga tahun pasca komentar pejabat European Central Bank membuat euro baru-baru ini rally.


Indeks MSCI Asia-Pasifik naik 0,2 persen, meneruskan kenaikan di hari sebelumnya dan mencapai level puncak baru.

Indeks saham Australia diperdagangkan flat, KOSPI Korea Selatan naik 0,2 persen dan Nikkei Jepang terakhir naik 0,4 persen setelah mencapai level tertingginya sejak akhir 1991. Sementara indeks Shanghai naik 0,4 persen dan Hang Seng Hong Kong menguat 0,4 persen.

Pasar saham A.S. melonjak pada hari Rabu dan Dow ditutup di atas level 26.000 untuk pertama kalinya karena ekspektasi investor terhadap kenaikan pendapatan mengangkat saham di seluruh sektor. Optimisme atas prospek pertumbuhan global yang kuat dan pertumbuhan laba perusahaan yang membaik membantu rally pasar saham di awal 2018.

Fokus pasar untuk saat ini akan tertuju pada data produk domestik bruto China yang akan dirilis pada pukul 07.00 GMT atau pukul 2 siang waktu Indinesia barat. Dalam survei Reuters analis memperkirakan ekonomi Cina akan tumbuh 6,7 persen di kuartal Oktober - Desember dari tahun sebelumnya, atau melambat dari kenaikan 6,8 persen pada kuartal sebelumnya.

Semnetara itum perdagangan indeks dolar terhadap enam mata uang utama naik 0,4 persen di level 90,878 setelah kembali kemarin bangkit dari level terendah tiga tahun di 90,279 di awal pekan ini.

Sementara perdagangan euro di rentang tipis pada level $1,2188, tergelincir dari level puncak tiga tahun di atas $1,2300 setelah beberapa pejabat ECB menyuarakan kekhawatiran tentang kekuatan mata uang bersama tersebut. Euro telah menguat bulan ini atas ekspektasi bahwa bank sentral akan mengambil langkah-langkah untuk beralih kembali pada langkah-langkah stimulus untuk menormalkan kebijakan moneter.

Dolar AS stabil terhadap yen di level 111.310 setelah melonjak 0,75 persen tadi malam, ketika dolar naik dari level terendah empat bulan di 110,190. Dolar Australia sedikit melemah ke level $ 0,7959 setelah sempat mencatat kenaikan ke level atas empat bulan di $0,8023 pada hari sebelumnya.
 
Dollar Masih Cenderung Melemah Jelang Data A.S.

BFXMlxkSQF_2LTPItDcEIA.jpeg


Dollar Masih Cenderung Melemah Jelang Data A.S.

Dolar masih melemah terhadap mata uang utama pada hari Kamis, karena investor masih berhati-hati menjelang laporan data ekonomi A.S. yang akan dirilis hari ini.


Para pelaku pasar menantikan rilisan data ekonomi A.S. diantara izin mendirikan bangunan, pembangunan perumahan, klaim pengangguran dan aktivitas manufaktur di wilayah Philadelphia.

Dolar terus tertekan akhir-akhir ini akibat kekhawatiran pemulihan ekonomi global akan melampaui pertumbuhan A.S. dan mendorong bank sentral utama lainnya, termasuk Bank Sentral Eropa untuk mulai melepaskan kebijakan moneter yang longgar dengan waktu yang lebih cepat.

Indeks dolar A.S., yang mengukur kekuatan greenback terhadap enam mata uang utama, naik 0,15% ke level 90,51, dari level terendah tiga tahun pada sesi sebelumnya di level 89,97.

Euro dan pound mencatat kenaikan, dengan EUR/USD naik 0,25% pada level 1,2215 dan GBP/USD naik 0,08% ke level 1,3838. Euro mencatat kenaikan secara luas sejak rilisan hasil pertemuan ECB di Desember minggu lalu yang mendorong ekspektasi bahwa para pembuat kebijakan bersiap untuk menghentikan program stimulus pembelian obligasi mereka.

Yen bertahan stabil, dengan USD/JPY di level 111,35, sementara USD/CHF turun 0,42% ke level 0,9616. Sementara itu, USD/CAD hampir tidak berubah di level 1.2438. Di tempat lain, dolar Australia dan Selandia Baru menguat, dengan AUD/USD naik 0,10% pada level 0,7975 dan NZD / USD menguat 0,25% ke level 0,7288.

Data sebelumnya menunjukkan bahwa ekonomi China tumbuh pada laju yang lebih cepat dari perkiraan pada kuartal keempat, dibantu oleh pertumbuhan ekspor yang kuat dan rebound di sektor industri. China merupakan mitra ekspor terbesar Australia dan mitra ekspor kedua terbesar Selandia Baru.
 
Emas Berkilau di Asia Atas Pelemahan Dolar

DG-7X1btSUua4j-cufrzpA.jpeg


Emas Berkilau di Asia Atas Pelemahan Dolar

Perdagangan emas mencatat kenaikan pada perdagangan hari Jumat di Asia akibat nilai tukar dolar yang masih melemah sehingga membuat permintaan emas fisik meningkat pada aktiiftas perdagangan di pasar.


Kontrak emas untuk pengiriman Februari di divisi Comex New York Mercantile Exchange naik 0,29% menjadi $1.331,10 per troy ons. Pelemahan dolar terjadi saat Dewan Perwakilan Rakyat AS mengeluarkan sebuah undang-undang pendanaan untuk pemerintah, namun Senat mungkin lebih sulit mencapai kesepakatan dan Presiden Trump memiliki masalah sendiri. Indeks dolar AS turun 0,04% menjadi 90,27.

Harga emas sempat turun dari level tertinggi empat bulan karena imbal hasil AS meningkat tajam setelah data pertumbuhan kuat dari China dan di tengah ekspektasi bahwa inflasi akan segera terkumpul. Yield obligasi AS 10 Tahun mencapai level tertinggi sepuluh bulan di tengah data pertumbuhan ekonomi China yang kuat dan ekspektasi yang meningkat untuk pertumbuhan inflasi yang lebih cepat, yang menekan harga emas mundur dari level tertinggi empat bulan.

Emas sensitif terhadap pergerakan suku bunga A.S., yang menaikkan biaya kesempatan untuk menahan aset yang tidak menghasilkan seperti bullion.

Jatuhnya emas berjangka terjadi di tengah komentar dari Macquarie yang memperingatkan bahwa risiko pembalikan harga emas meningkat, karena "emas lebih sulit untuk mengabaikan pembalikan mengesankan yield riil" sejak pergantian tahun.

Bank tersebut mengatakan level $1.320 sampai $1.325 adalah zona support untuk harga emas, menambahkan bahwa pasar kemungkinan akan menemukan pembeli di sekitar level ini. Meskipun ada peringatan dari bank tersebut, para pelaku pasar masih meyakini logam kuning tetap bullish karena data minggu lalu menunjukkan bahwa mereka meningkatkan sentiment bullish pada emas untuk minggu keempat berturut-turut.
 
Dolar Tergelincir Akibat Penutupan Pemerintah A.S.

FlChsvAdTraPdJtbyFX_TQ.jpeg


Dolar Tergelincir Akibat Penutupan Pemerintah A.S.

Dolar merosot terhadap mata uang utama pada hari Senin akibat penutupan pemerintah A.S. lengkungkan sentimen, meskipun penurunan terlihat masih terbatas untuk saat ini karena investor mengambil sikap menunggu dan melihat perkembangan di Washington.


Penutupan pemerintah AS pada hari Sabtu meluas ke awal pekan ini dengan semua layanan penting yang tidak ada aktifitas dan banyak rilis data yang sudah dijadwalkan secara teratur kemungkinan tertunda jika kegagalan untuk menyediakan dana perhentian terus berlanjut.

Penutupan tersebut efektif berlaku pada tengah malam pada hari Jumat setelah Demokrat dan Republik, yang terkepung dalam perselisihan alot mengenai keamanan imigrasi dan perbatasan, sehingga gagal menyepakati kesepakatan terakhir untuk mendanai operasi pemerintah.

Untuk memecahkan kebuntuan, para pemimpin Partai Republik dan Demokrat Senat A.S. mengadakan pembicaraan pada hari Minggu. Senat diperkirakan akan memberikan voting pada pukul 0600 pagi waktu GMT mengenai apakah akan melakukan tindakan untuk mendanai pemerintah tersebut sampai 8 Februari.

Indeks dolar terhadap enam mata uang utama turun 0,1 persen di level 90,490 namun berhasil bertahan di atas level terendah tiga tahun 90,131 pada hari Kamis. Meskipun terjadi kekisruhan atas kebuntuan politik di Washington, greenback mendapat beberapa dukungan dari hasil yield obligasi A.S.

Euro naik 0,2 persen menjadi $1,2252, berhenti di puncak tiga tahun $1,2323 yang dicapai pada Rabu lalu. Dolar melemah 0,15 persen terhadap yen pada level 110,685, masih jauh dari level terendah empat bulan 110,190 yang disentuh pada hari Rabu.

Hasil Treasury obligasi 10-tahun AS naik ke level tertinggi 3 setengah tahun di 2,663 persen pada hari Jumat dengan pasar utang telah bertahan selama minggu lalu di awal rally di pasar aset berisiko.

Dolar Australia naik 0,2 persen menjadi $0,8001 dan dolar Selandia Baru menguat 0,15 persen menjadi $0,7289. Pound merosot 0,1 persen menjadi $1,3889, turun dari level puncak 1 setengah tahun di level $1,3942 yang dicapai pada hari Rabu.
 
Back
Top