Berita dan Fundamental

Dolar Manfaatkan Komentar Mnuchin, Euro Nantikan ECB

F0M4RD2cR6K4bu7Hw-QZEQ.jpeg


Dolar Manfaatkan Komentar Mnuchin, Euro Nantikan ECB

Dolar tergelincir ke level terendah tiga tahun terhadap mata uang utama pada hari Kamis setelah mengutip komentar dari Menteri Keuangan A.S. Steven Mnuchin bahwa dia menyambut baik mata uang yang lemah, sementara euro menguat menjelang keputusan kebijakan Bank Sentral Eropa.


Dolar merosot setelah Mnuchin mengatakan kepada Forum Ekonomi Dunia di Davos pada hari Rabu bahwa "jelas dolar yang lebih lemah bagus bagi kita karena berkaitan dengan perdagangan dan peluang." Komentarnya dilihat oleh pasar sebagai dimulainya kebijakan mata uang tradisional A.S.

Menteri Keuangan A.S. telah mengulangi bahwa dolar yang kuat untuk kepentingan nasional sejak akhir 1990-an, ketika Robert Rubin memegang jabatan tersebut di pemerintahan Clinton.

Greenback telah bersikap defensif terhadap kekhawatiran proteksionisme perdagangan yang dikipasi oleh keputusan Presiden AS Donald Trump untuk mengenakan tarif impor yang curam pada mesin cuci dan panel surya pada awal minggu ini.

Fokus dalam singkat akan tertuju pada pertemuan pengaturan kebijakan ECB hari ini karena pasar mencari sinyalemen apapun bahwa apakah bank sentral mengkhawatirkan penguatan euro dengan cepat.

Mata uang tunggal tersebut memperpanjang rally semalam terhadap dolar ke level $1,2425, naik 0,15 persen dan mencapai level $1,2428, level terkuat sejak Desember 2014. Mata uang AS turun 0,1 persen terhadap yen pada level 109,105, setelah merosot 1 persen pada hari sebelumnya ke level terendah empat bulan di 108,965.

Perdagangan indeks dolar terhadap enam mata uang utama memperpanjang penurunan kemarin ke level 89.064, level terendahnya sejak Desember 2014.
 
Harga Emas Tidak jauh Dari Level Tertinggi 4 Bulan

fIasF6TjSjG2PVbcOQjD3A.jpeg


Harga Emas Tidak jauh Dari Level Tertinggi 4 Bulan

Harga emas masih tidak jauh dari level tertinggi empat bulan pada hari Kamis, terus menguat karena melemahnya dolar yang menyentuh level terendah tiga tahun baru setelah administrasi Trump memberi isyarat bahwa mereka lebih memilih mata uang yang lebih lemah.


Emas berjangka Comex berada di harga $1.357,80 per troy ons, setelah sempat naik hingga ke level $1.365,40 semalam, level terkuat sejak 2 Agustus.

Indeks dolar A.S., yang mengukur kekuatan greenback terhadap enam mata uang utama, berada di level 89,04, setelah mencapai level terendah semalam di 88,62, level yang tidak terlihat sejak Desember 2014.

Melemahnya dolar cenderung mendukung harga emas karena membuat logam berdenominasi dolar lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya. Dolar tergelincir lebih rendah setelah Menteri Keuangan A.S. Steven Mnuchin mengatakan kepada Forum Ekonomi Dunia di Davos pada hari Rabu bahwa "dolar yang lebih lemah bagus untuk perdagangan."

Ucapan tersebut dilihat oleh pasar sebagai keberangkatan dari kebijakan tradisional mata uang A.S. dan komentarnya tersebut, bersamaan dengan keputusan Presiden Donald Trump pada minggu ini untuk mengenakan tarif impor pada mesin cuci dan panel surya sehingga kembali memicu kekhawatiran mengenai sikap proteksionis pemerintah dan kemungkinan dampaknya terhadap perdagangan global.

Presiden Trump dijadwalkan berbicara pada hari Jumat di Davos dan investor sedikit khawatir jika beliau akan menggunakan pidatonya tersebut untuk memberi sinyal atas sikap kebijakan yang lebih proteksionis.

Risiko melemahnya dolar adalah bahwa kondisi tersebut dapat merusak kepercayaan pada aset AS yang luas, termasuk pasar Treasury A.S.

Di tempat lain dalam perdagangan logam, perak naik 0,15% pada $17,52 per troy, platinum naik 0,45% diperdagangkan pada level $1,020,4 per troy ons, sementara paladium diperdagangkan turun 0,52% menjadi $1,100.65 per troy ons. Tembaga hampir tidak berubah pada level $3,227 per pon.
 
Saham Asia Turun Dari Rekor Tertinggi

Donald-Trump.jpg


Saham Asia Turun Dari Rekor Tertinggi

Pasar saham Asia turun dari rekor tertinggi pada hari Jumat namun masih berpeluanga besar mengakhiri minggu ini dengan kenaikan yang kuat, sementara dolar yang babak belur kembali menguat setelah Presiden Donald Trump mengatakan bahwa ia menginginkan mata uang A.S. yang kuat.


Indeks saham Asia Pasifik terbesar MSCI di luar Jepang secara efektif flat pada level 609,50 setelah mencapai rekor tertinggi intraday di level 611.00 pada hari Kamis, ditutup setelah saham Wall Street kehilangan momentum semalam.

Indeks MSCI di Asia Pasifik masih akan naik sekitar 1,8 persen pada minggu ini dan menuju kenaikan minggu ketujuh berturut-turut. Indeks KOSPI Korea Selatan datar dan penguatan dolar terhadap yen mengangkat saham Jepang, dengan Nikkei naik 0,15 persen. Pasar Australia tutup untuk liburan publik.

Pasar ekuitas dunia telah rally sepanjang tahun lalu, didukung oleh peningkatan yang disinkronkan dalam pertumbuhan ekonomi global dalam keuntungan perusahaan dan valuasi saham.

Indeks Dow dan S&P 500 berakhir pada level penutupan tertinggi pada hari Kamis, meskipun Wall Street melepaskan kenaikan intraday yang lebih besar setelah komentar Presiden Trump menguatkan dolar.

Trump pada hari Kamis mengatakan bahwa dia pada akhirnya menginginkan dolar menguat, bertentangan dengan komentar yang dibuat oleh Menteri Keuangan Steven Mnuchin satu hari sebelumnya.

Indeks dolar terhadap enam mata uang utama berada di level 89,221, meski sempat tenggelam ke level terendah tiga tahun di 88,438 pada hari Kamis setelah Mnuchin mengatakan bahwa dia menyambut pelemahan greenback, yang awalnya dianggap pasar sebagai langkah Washington keluar dari kebijakan dolar yang kuat.

Euro menguat 0,1 persen terhadap dolar pada level $1,2417 namun masih jauh dari level tertinggi $1,2538 sejak Desember 2014 pada hari Kamis. Dolar flat terhadap yen di level 109.420, rebound dari level terendah empat bulan 108,500 yang disentuh pada hari sebelumnya.

Pound menguat 0,3 persen terhadap dolar pada level $1,4175 setelah kenaikannya ke level tertinggi 1 setengah tahun di $1,4346 pada hari sebelumnya. Dolar Australia naik 0,3 persen ke level $0,8049, merayap turun dari puncak empat bulan $0,8119 semalam.
 
Pasar Saham Asia Perpanjang Kenaikan, Dolar Masih Berjuang

it5EklMBTt_72JAzb4otsw.jpeg


Pasar Saham Asia Perpanjang Kenaikan, Dolar Masih Berjuang

Pasar saham Asia perpanjang kenaikan pada hari Senin di tengah meningkatnya pendapatan perusahaan dan pertumbuhan ekonomi global yang kuat, sementara dolar mencoba bangkit bahkan saat Gedung Putih terus mengeluhkan praktik perdagangan yang "tidak adil" oleh para pesaing.


Indeks MSCI di luar Jepang naik 0,4 persen, menuju kenaikan ke 12 berturut-turut. Indeks Indeks saham terbesar Asia Pasifik itu sejauh ini naik 8 persen. Nikkei Jepang naik 0,5 persen karena pelemahan yen, sementara Korea Selatan mencatat rekor.

Indeks Hang Seng juga naik 0,5 persen dan mencatat performa terbaik tahun ini dengan kenaikan lebih dari 11 persen, diikuti oleh Shanghai blue chips dengan kenaikan hampir 9 persen, meskipun melemah pada hari Senin.

Wall Street juga mulai membaik. Pada perdagangan minggu lalu, Dow naik 2,08 persen, S&P 500 naik 2,22 persen dan Nasdaq naik 2,31 persen.

Pertumbuhan pendapatan kuartalan untuk S&P 500 diperkirakan mencapai 13,2 persen, menurut data Thomson Reuters, naik dari 12 persen di awal tahun. Dari 133 perusahaan di indeks yang telah melapor, hampir 80 persen mengalahkan prakiraan.
36 persen lainnya dari S&P 500 akan dilaporkan minggu ini termasuk perusahaan besar seperti Apple, Alphabet, Facebook, Microsoft dan Amazon.

The Fed akan mengadakan pertemuan berikutnya pada hari Rabu, yang merupakan pertmuan terakhir untuk Ketua Janet Yellen, dan analis menduga pernyataan tersebut hanya akan memperkuat harapan untuk langkah di Maret.

Dolar menghadapi sejumlah laporan ekonomi A.S. minggu ini termasuk rilisan mengenai inflasi, manufaktur dan gaji. Terhadap mata uang utama, indeks dolar naik tipis 0,2 persen menjadi 89,288 pada posisi terendah sejak akhir 2014.

Euro sedikit mengalami profit taking di Asia pada hari Senin yang mendorongnya kembali ke level $1,2393 dan menjauh dari level puncak tiga tahun di $1,2538 minggu lalu. Sementara dolar sedikit menguat terhadap yen pada level 108,89, namun tidak jauh dari level terendah empat bulan di 108,28.
 
Dolar Masih Menghadapi Kesulitan Untuk Terus Menguat

WEH6ZuwqSZWK5KdT-cKjQA.jpeg


Dolar Masih Menghadapi Kesulitan Untuk Terus Menguat

Dolar meski saat ini berhasil mencatat kenaikan terhadap mata uang utama, namun kenaikan tampaknya belum berjalan mulus dan masih tetap terbatas karena kekhawatiran atas komitmen administrasi Trump penguatan dolar masih membebani.


Greenback dalam situasi sulit ketika Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin pada hari Rabu lalu di Davos mengatakan bahwa dengan pelemahan dolar akan bagus untuk perdagangan. Namun, greenback sedikit membaik setelah Presiden Donald Trump pada hari Kamis mengatakan bahwa mata uang AS akan menjadi "lebih kuat," sebuah komentar yang bertentangan dengan Mnuchin.

Ucapan Mnuchin dianggap pasar sebagai berakhirnya kebijakan tradisional mata uang A.S. Risiko melemahnya dolar adalah bahwa hal itu dapat merusak kepercayaan terhadap aset A.S. yang lebih luas, termasuk pasar Treasury A.S.

Dolar juga kehilangan daya tarik relatifnya bagi investor. Tingkat pengetatan moneter yang lebih cepat di luar A.S. akan mengurangi perbedaan antara Federal Reserve dan bank sentral lainnya.

Dolar menemukan beberapa dukungan setelah data GDP A.S. hari Jumat menunjukkan bahwa konsumsi domestik dan belanja modal tetap kuat meskipun angka utama lebih lemah dari yang diperkirakan karena kenaikan impor.

Indeks dolar A.S., yang mengukur kekuatan greenback terhadap enam mata uang utama, naik saat ini terpantau di level 89,09 atau naik 0,25%, meneruskan pemulihan dari level terendah tahu sejak Kamis lalu di level 88,25.

Dolar menguat terhadap yen, dengan USD/JPY naik 0,41% di level 109,04 setelah jatuh ke level terendah empat setengah bulan di 108,27 pada hari Jumat. Yen mencatat kenaikan setelah Gubernur Bank of Japan Haruhiko Kuroda mengatakan bahwa bank sentral Jepang memperkirakan ekonomi akan terus tumbuh pada tingkat yang moderat dan ekspektasi inflasi yang meningkat.

Euro melemah, dengan EUR/USD tergelincir 0,23% di level 1,2398, turun dari level puncak di lebih dari tiga tahun di 1,2537 yang dicapai pada hari Kamis. Sterling melemah terhadap dolar, dengan GBP/USD turun 0,3% diperdagangkan di level 1,4118.

Dolar Australia dan Selandia Baru juga melemah terhadap dolar A.S., dengan AUD/USD turun 0,31% diperdagangkan pada level 0,8084 dan NZD/USD turun 0,3% diperdagangkan pada level 0,7326.
 
Dollar Kuat Saat Pasar Nantikan Fed

TtYbZJosQD6kpdYmQPICeQ.jpeg


Dollar Kuat Saat Pasar Nantikan Fed

Dolar diperdagangkan di atas level terendah tiga tahun terakhir terhadap pasangan mata uang mayoritas pada hari Selasa, setelah menarik beberapa dukungan dari kenaikan imbal hasil obligasi A.S. karena para pelaku pasar nantikan pertemuan kebijakan Federal Reserve A.S. sebagai katalis terbaru.


Pada sesi Senin, imbal hasil treasury 10 tahun A.S. mencapai puncaknya 2,727 persen, tertinggi sejak April 2014, sehingga memperkuat daya tarik hasil dolar. Kenaikan imbal hasil obligasi A.S. membantu memacu short-covering dalam dolar.

Sementara kenaikan imbal hasil utang A.S. diperkirakan karena kekhawatiran atas kemungkinan kenaikan emisi obligasi, mungkin juga ada beberapa kehati-hatian menjelang pertemuan Fed yang dimulai pada hari Selasa.

Pada hari ini, pelaku pasar juga akan mengalihkan fokus mereka pada pidato Presiden Amerika Serikat Donald Trump di Union.

Sebelumnya pada hari Senin, Trump mengatakan dalam pidatonya bahwa dia akan membahas perombakan imigrasi yang diusulkannya dan juga usahanya untuk mengurangi hambatan perdagangan di seluruh dunia untuk ekspor Amerika. Trump juga akan menjelaskan rencana infrastrukturnya yang sangat dinanti dalam pidatonya.

The Fed secara luas diperkirakan akan mempertahankan suku bunga tidak berubah pada pertemuan kebijakannya dalam dua hari yang dimulai pada hari Selasa. Namun, para pelaku pasar akan berfokus pada penilaian bank sentral mengenai ekonomi dan inflasi sebagai petunjuk prospek kebijakan moneter.

Dolar naik tipis 0,1 persen terhadap enam pasangan mata uang mayoritas ke level 89,392, setelah naik dari level rendah sekitar 88,43 yang disentuh pekan lalu, level terlemahnya sejak Desember 2014.

Terhadap yen, dolar turun 0,1 persen ke level 109,87 yen, melepaskan sebagian penguatan yang diperoleh pada sesi Senin, ketika naik 0,3 persen dan menjauh dari level 108,28 yen, tingkat yang tidak terlihat sejak 11 September. Euro bertahan stabil di level $1,2375 , jauh di bawah level puncak tiga tahun Kamis di $1,2538.
 
Emas Terus Terseok, Pasar Nantikan Fed dan Trump

aT0V-bU8TOyJIazSL55_6w.jpeg


Emas Terus Terseok, Pasar Nantikan Fed dan Trump

Harga emas turun pada hari Selasa, perpanjang penurunan sesi ketiga, karena para pelaku nantikan pertemuan kebijakan Federal Reserve A.S. sebagai katalis baru. Emas berjangka turun 0,9% pada Senin karena dolar perpanjang rebound dari titik nadir tiga tahun dan yield Treasury acuan AS turun dari level tertinggi sejak bulan April 2014.


Dolar terus menguat, naik hampir 0,3% terhadap enam mata uang mayoritas menjadi 89,44 di awal perdagangan, setelah menarik diri dari level terendah sekitar 88,25 minggu lalu, level terlemahnya sejak Desember 2014. Imbal hasil hutang pemerintah AS juga memperpanjang kenaikannya baru-baru ini, dengan yield obligasi acuan 10 tahun naik ke level tertingginya di hampir empat tahun di 2,733%.

Federal Reserve diperkirakan tidak akan mengambil tindakan terhadap suku bunga pada akhir pertemuan kebijakan dua harinya pada pukul 2:00 siang waktu AS pada hari Rabu dan mempertahankannya dalam kisaran antara 1,25% - 1,50%. Bank sentral akan merilis pernyataan pasca-pertemuannya karena investor mencari perubahan dalam bahasa yang bisa menunjukkan tingkat kenaikan suku bunga yang lebih tajam dalam beberapa bulan mendatang.

Pertemuan minggu ini akan menjadi yang terakhir di bawah kepemimpinan Janet Yellen, sebelum dia digantikan oleh Gubernur Fed Jerome Powell. Mayoritas ekonom percaya bahwa Fed akan menaikkan suku bunga pada bulan Maret, diikuti oleh kenaikan lain di bulan Juni, dengan langkah ketiga semakin tinggi pada bulan Desember.

Juga dalam agenda, pelaku pasar akan fokus pada pidato Presiden Donald Trump di Union pada hari Selasa. Tema pidato Trump adalah "membangun Amerika yang aman, kuat dan bangga," kata seorang pejabat senior pemerintah kepada wartawan pada hari Jumat.

Menurut Gedung Putih, pidato tersebut akan berfokus pada lima bidang kebijakan utama: lapangan kerja dan ekonomi, infrastruktur, imigrasi, perdagangan dan keamanan nasional.

Emas berjangka Comex turun sekitar $6,00, atau 0,5% menjadi $1.334,40 per troy ons. Emas jatuh ke level terendah satu minggu di $1.332,80 dalam perdagangan semalam. Sementara itu, harga perak berjangka turun 6,2 sen atau 0,4% menjadi $17,06 per troy ons, setelah jatuh 31,4 sen atau 1,8% sehari sebelumnya.

Perdagangan logam lainnya, harga paladium merosot 1% menjadi $1.072,15 per ons. Sementara platinum turun 1,6% menjadi $996,40 per ons. Tembaga Maret turun 0,9% menjadi $3,166 per pon.
 
Menguat, Dolar Menuju Penurunan Bulanan

DqWOMjPfTdiM9OPncg2K1w.jpeg


Menguat, Dolar Menuju Penurunan Bulanan

Dolar bertahan stabil terhadap mata uang mayoritas hari Rabu, saat para pelaku pasar menantikan keputusan kebijakan Federal Reserve A.S. dan pidato kenegaraan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.


Indeks dolar terhadap enam pasangan mata uang mayoritas berada terakir terpantau di level 89,145, bertahan di atas level terendah tiga tahun di kisaran 88,43 yang ditetapkan pekan lalu. Terhadap yen, dolar naik 0,1 persen ke level 108,91 yen. Euro naik tipis 0,1 persen ke level $1,2416.

Trump akan menyampaikan pidato tahunannya bahwa dia terus menerima kerja sama dengan Demokrat dan Republik, menurut kutipan pidato yang dikeluarkan oleh Gedung Putih. Trump dijadwalkan akan menyampaikan pidatonya di Capitol Hill pada pukul 0200 GMT, akan meminta kedua belah pihak untuk bekerja sama dalam sebuah rencana untuk membangun kembali infrastruktur negara tersebut.

Para pelaku pasar berhati-hati menjelang serangkaian acara minggu ini, termasuk pertemuan kebijakan moneter dua hari Federal Reserve A.S. yang berakhir pada hari Rabu dan sebuah laporan pekerjaan A.S. pada hari Jumat yang akan mencakup data tentang payroll non pertanian dan pendapatan per jam rata-rata.

The Fed dipastikan masih akan mempertahankan suku bunga tidak berubah minggu ini, dan investor akan memantu pernyataan kebijakannya sebagai petunjuk segar mengenai prospek suku bunga tahun ini.

Greenback sedikit menguat minggu ini karena yield Treasury 10 tahun AS naik ke level di atas 2,7 persen, mencapai level tertingginya sejak April 2014.

Dolar berpeluang kuat mencatat penurunan bulanan yang besar terhadap pasang mata uang mayoritas. Misalnya, euro yang menguat sekitar 3,5 persen pada bulan Januari, menempatkan mata uang umum ini mencatat kinerja bulanan terbaik terhadap dolar sejak Juli 2017.
 
Dollar Masih Kokoh Pasca Pertemuan Fed

RKSf5_TRRuW3SMl_TP12-w.jpeg


Dollar Masih Kokoh Pasca Pertemuan Fed

Dolar mempertahankan kenaikan moderatnya terhadap mata uang mayoritas pada hari Kamis setelah Federal Reserve mengisyaratkan kepercayaannya pada inflasi dan pertumbuhan ekonomi terbesar di dunia, dengan para pelaku pasar saat ini nantikan sejumlah indikator termasuk payroll non-pertanian sebagai katalis lebih lanjut.


The Fed kembali mempertahankan suku bunga tidak berubah pada hari Rabu namun mengatakan bahwa inflasi kemungkinan akan meningkat tahun ini, mendorong ekspektasi biaya pinjaman akan terus meningkat di bawah ketua bank sentral Jerome Powell yang akan menjabat.

Data A.S. yang akan dirilis mencakup indeks ISM manufaktur hari Kamis dan payroll nonfarm AS dan pendapatan per jam rata-rata jatuh tempo pada hari Jumat.

Dolar stabil terhadap yen di level 109,170 setelah terpental 0,4 persen semalam, menarik diri dari level terendah empat bulan di 108,280 pada Jumat lalu. dolar melemah 3,1 persen terhadap yen pada bulan Januari, terbebani oleh sejumlah faktor termasuk kekhawatiran tentang proteksionisme perdagangan A.S. dan spekulasi yang terus mendekap bahwa Bank of Japan bersiap untuk mengakhiri kebijakan pengenduran moneternya.

Euro bergerap tipis terhadap dolar di level $1,2419, setelah turun dari level tinggi $1,2475 di sesi sebelumnya. Mata uang umum itu naik 3,5 persen di Januari, ketika mempertahankan level puncak tiga tahun di atas level $1,25, di tengah prospek Bank Sentral Eropa mulai menormalisasi kebijakan moneter tahun ini.

Prospek itu mendapat dorongan sebelumnya pada hari Rabu setelah inflasi zona euro bulan lalu yang beranjak membaik.

Indeks dolar terhadap enam mata uang utama berada di level 89,077 setelah merangkak kembali dari level terendah tiga tahun 88,438 yang dicapai pekan lalu. Indeks dolar mencatat penurunan 3,2 persen di Januari.

Pound mengawali Februari ini dengan kenaikan terhadap dolar dan berada di level $1,4202 setelah menguat 5 persen terhadap dolar di Januari. Dolar Australia bergerak tipis pada level $0,8062 setelah tergelincir sekitar 0,4 persen hari sebelumnya.
 
Pernyataan Fed Terbaru Topang Dolar

9zPhDBy5RyGDR-3S6GgWbw.jpeg


Pernyataan Fed Terbaru Topang Dolar

Dolar A.S. naik tipis terhadap mata uang utama mayoritas pada hari Kamis, setelah pernyataan optimisme dari Federal Reserve pada akhir pertemuan kebijakannya pada hari Rabu terus memberikan dukungan terhadap greenback.


Greenback menemukan dukungan setelah the Fed mengisyaratkan atas kepercayaannya terhadap inflasi dan pertumbuhan di A.S. The Fed mengatakan bahwa inflasi kemungkinan akan meningkat tahun ini, mendorong ekspektasi kenaikan suku bunga lebih lanjut di bawah ketua bank sentral Jerome Powell yang mulai menjabat bulan ini.

The Fed kembali mempertahankan suku bunganya tidak berubah pada hari Rabu, seperti yang sudah diperkirakan. Pertemuan tersebut menjadi yang terakhir bagi ketua Fed Janet Yellen yang akan segera mengakhiri masa jabatannya.

Keputusan tersebut diambil setelah perusahaan pengolahan ADP payrolls melaporkan bahwa sektor swasta A.S. menciptakan 234.000 lapangan pekerjaan pada bulan Januari, jauh di atas ekspektasi kenaikan sebesar 186.000. Pelaku pasar saat ini menantikan laporan payroll non pertanian pada Jumat besok sebagai indikasi lebih lanjut mengenai kekuatan ekonomi.

Indeks dolar A.S., yang mengukur kekuatan perdagangan greenback terhadap enam mata uang mayoritas, naik 0,16% pada 89,09.

Euro dan pound mencatat penurunan, dengan EUR/USD turun 0,10% ke level 1,2400 dan GBP/USD tergelincir 0,16% ke level 1,4168. Yen dan franc Swiss juga melemah terhadap dolar AS, dengan USD/JPY naik 0,32% pada level 109,53 dan dengan USD/CHF naik 0,24% pada level 0,9330. Sementara itu, USD/CAD bertahan stabil di level 1.2320.

Di tempat lain, AUD/USD turun 0,48% pada level 0,8017, sementara NZD/USD turun 0,19% pada level 0,7349. Sebelumnya pada Kamis, Biro Statistik Australia melaporkan bahwa persetujuan bangunan turun 20,0% di bulan Desember, dibandingkan dengan ekspektasi penurunan 8,0%.
 
Dolar Masih Terlalu Lemah Untuk Naik

_iemfn5jSt2xMnLaIb7mWQ.jpeg


Dolar Masih Terlalu Lemah Untuk Naik

Dolar masih mencatat penurunan terhadap mata uang mayoritas di sesi Jumat dan menuju penurunan mingguan saat para pelaku pasar fokus pada penguatan ekonomi baru di zona euro. Yen, sementara itu, malah mengabaikan operasi pembelian obligasi khusus oleh Bank of Japan untuk membendung kenaikan imbal hasil obligasi Jepang yang mengikuti tren kenaikan obligasi global.


Indeks perdagangan dolar terhadap enam mata uang mayoritas, hampir datar pada hari ini di level 88,701, bertahan di atas level terendah tiga tahun di 88,429 yang dicapai seminggu lalu namun masih turun 0,4 persen dalam sepekan. Imbal hasil pada Treasury acuan Amerika Serikat 10 tahun mencapai tingkat tinggi di level 2,797 persen pada awal Jumat, tingkat tertinggi sejak April 2014.

Sebuah survei yang dirilis pada hari Kamis menunjukkan aktifitas manufaktur zona euro bulan lalu semakin menggeliat, mendukung ekspektasi bahwa Bank Sentral Eropa menuju normalisasi kebijakan moneter. Euro turun 0,1 persen pada hari ini menjadi $1,2499, namun tetap berada di bawah level tertinggi 3 tahun terakhir di $1,2538. Untuk minggu ini, euro naik 0,6 persen.

Terhadap yen Jepang, dolar sedikit menguat di hari ini pada level 109,50, bertahan di atas titik nadir empat bulan 108,28 yang terjadi seminggu lalu. Pada hari Jumat, BOJ menawarkan untuk membeli JGB yang tidak terbatas dengan jangka waktu lebih dari lima sampai sepuluh tahun sampai dengan saat jatuh tempo pada 2 basis poin di atas penutupan sebelumnya, yaitu 0,1010 persen - tingkat yang sama dengan yang ditawarkannya dengan pembelian tak terbatas serupa di tahun sebelumnya.

BOJ juga meningkatkan jumlah pembelian yang direncanakannya JGB 5 sampai 10 tahun menjadi 450 miliar yen dari sebelumnya 410 miliar, jumlah yang telah dipertahankan sejak akhir Agustus. Pasar valuta asing sebagian besar tidak terpengaruh oleh pergerakan bank sentral Jepang. Dolar melayang ke level terendah 109,28 yen sesaat sesudahnya, sebelum akhirnya menguat.

Pada hari ini, para pelaku pasar akan memusatkan perhatiannya pada laporan payroll non-pertanian A.S. seagai petunjuk terbaru mengenai kekuatan pasar tenaga kerja di A.S. Laporan ini diperkirakan akan menambahkan 180.000 lapangan pekerjaan pada bulan Januari setelah nak 148.000 di bulan Desember, berdasarkan yang dilakukan Reuters. Tingkat pengangguran diperkirakan tidak berubah pada tingkat terendah 17 tahun di 4,1 persen.

Sebelumnya pada hari Rabu, Federal Reserve A.S. kembali mempertahankan suku bunga acuan tidak berubah, meskipun banyak pelaku pasar memperkirakan akan terjadi kenaikan suku bunga pada Maret. Bank sentral A.S. telah memperkirakan kenaikan suku bunga sebanyak tiga kali tahunini, sama seperti tahun 2017.
 
Dolar ‘Unjuk Gigi’ Menjelang Laporan NFP

QKu9siK-QtC8iOv5CG7oLw.jpeg


Dolar ‘Unjuk Gigi’ Menjelang Laporan NFP

Dolar A.S. bertahan stabil terhadap mata uang mayoritas pada hari Jumat, karena investor masih berhati-hati menjelang laporan data ketenagakerjaan utama AS yang akan dirilis hari ini, sementara komentar hawkish dari Federal Reserve tahun ini terus memberikan dukungan ringan.


Greenback sempat rebound setelah the Fed, pada akhir pertemuan kebijakannya pada hari Rabu lalu, mengisyaratkan kepercayaannya pada inflasi dan pertumbuhan di AS. The Fed mengatakan bahwa inflasi kemungkinan akan meningkat tahun ini, mendorong ekspektasi kenaikan suku bunga lebih lanjut di bawah ketua bank sentral baru, Jerome Powell.

The Fed kembali mempertahankan suku bunganya tidak berubah pada hari Rabu, langkagh yang secara luas telah diperkirakan. Pertemuan tersebut menjadi pertemuan the Fed di bawah pimpinan Janet Yellen.

Indeks dolar A.S., yang mengukur kekuatan greenback terhadap enam pasangan mata uang mayoritas, naik 0,08% pada posisi 88,55.

Euro sedikit melemah terhadap dolar AS, dengan EUR/USD turun 0,08% pada level 1,2400, sementara GBP/USD stabil di level 1,4262. Yen juga melemah terhadap dolar AS, dengan USD/JPY naik 0,28% di level 109,73, USD/CHF bergerak tipis pada level 0,9268. Sementara itu, USD/CAD naik tipis 0,10% dan diperdagangkan pada level 1,2278.

Di tempat lain, dolar Australia dan Selandia Baru sama-sama mencatat penurunan terhadap dolar AS, dengan AUD/USD turun 0,41% pada level 0,7372 dan NZD/USD turun 0,31% diperdagangkan pada level 0,7374.
 
Data Payroll Picu Penguatan Dolar A.S

Data Payroll Picu Penguatan Dolar A.S

rKF7tuTmSHKKfc-CvkZPpw.jpeg


Dolar cukup kokoh pada perdagangan sesi Senin setelah menguat berkat optimsme pada data tenaga kerja A.S, serta membuat imbal hasil obligasi melonjak atas prospek kenaikan inflasi dan menghantam perdagangan ekuitas.


Indeks dolar terhadap enam mata uang utama mayoritas bergerak tipis pada level 89,222 setelah menguat 0,6 persen pada sesi Jumat, pasca dirilisnya data laporan gaji A.S. yang menunjukkan data upah tumbuh pada laju tercepat di lebih dari 8 setengah tahun dan memicu ekspektasi inflasi.

Pasar berjangka bereaksi dengan harga di tiga risiko, atau bahkan lebih, kenaikan tingkat suku bunga dari Federal Reserve tahun ini.

Laporan payroll menjadi bukti yang dapat diterima bagi greenback, yang anjlok jatuh ke level terendah tiga tahun di level 88,438 pada Januari kemarin karena berbagai faktor termasuk kekhawatiran tentang proteksionisme perdagangan A.S. dan penyempitan keuntungan yield obligasi.

Dolar A.S. merosot 0,2 persen terhadap yen ke level 109,975 karena melemahnya Wall Street di sesi Jumat berimbas hingga ke Asia. Dolar, yang sempat jatuh ke level terendah empat bulan terhadap yen di level 108,280 pada 26 Januari, beranjak naik hingga ke level 110,485 pada hari Jumat. Kembali turun karena momok inflasi sebabkan saham Wall Street merosot. Yen cenderung mendapat keuntungan pada saat risk aversion berkat status yang dirasakannya sebagai safe haven.

Dengan imbal hasil Treasury yang mencapai level tertinggi empat tahun setelah laporan data pekerjaan, selisih yield antara treasury 10 tahun A.S. - Jepang naik ke level tertinggi sejak akhir 2007.

Sementara itu euro diperdagangkan stabil terhadap dolar pada level $1,2450 setelah pada sesi Jumat sempat melemah 0,5 persen dan turun dari level puncak tiga tahun di $1,2538 yang dicapai pada 26 Januari. Dolar Australia turun 0,1 persen di level $0,7912, terendah dalam tiga minggu, memperpanjang penurunannya setelah jatuh 1,5 persen pada hari Jumat. Pound bergerak tipis pada level $1,4111 setelah mencatat penurunan 1 persen hari sebelumnya.
 
Emas Lemah Mengawali Pekan

A2LkaMjiSVuEVUKmSGyl8w.jpeg


Emas Lemah Mengawali Pekan

Harga emas turun tipis memulai minggu ini, karena investor mengambil langkah atas data Departemen Tenaga Kerja A.S. yang menunjukkan upah bulan lalu mencatat kenaikan tahunan terbesarnya di lebih dari 8 setengah tahun.


Data tersebut memberi kontribusi terhadap sentimen bahwa inflasi tengah meningkat dan tingkat suku bunga yang lebih tinggi berada di cakrawala.

Emas kontrak berjangka Comex melemah $1.336,10 per troy ons, tidak jauh dari level terendah dua minggu di $1.330,10 yang dicapai sesi lalu.

Emas turun hampir 1% pada hari Jumat setelah laporan pekerjaan A.S. yang lebih kuat dari perkiraan mendorong kenaikan dolar dan yield Treasury karena data tersebut meletakkan beberapa dasar atas kenaikan suku bunga Federal Reserve yang berpotensi lebih agresif tahun ini.

Mayoritas ekonom percaya bahwa bank sentral A.S. akan menaikkan suku bunga tiga kali tahun ini. Namun, pasar saat ini menyesuaikan diri dengan kemungkinan bahwa Fed dapat menaikkan suku bunga empat kali lipat di tahun 2018.

Indeks dolar, yang mencatat perdagangan dolar A.S. terhadap enam mata uang mayoritas menguat di level 89,05, berada di atas level terendah empat tahun di 88,25 yang dicapai akhir bulan lalu. yield Treasury menguat, dengan obligasi acuan 10 tahun naik ke level tertinggi di lebih dari empat tahun di sekitar 2,87%.

Pembahasan pasar saat ini bahwa bank sentral di dunia yang akan mulai memperketat kebijakan moneter lebih cepat dari perkiraan sebelumnya telah memicu aksi jual pasar obligasi global tahun ini, dengan imbal hasil di AS, Eropa dan Asia melonjak naik.

Pasar keuangan global akan fokus pada pertemuan kebijakan Bank of England minggu ini, untuk mendapati rincian lebih lanjut mengenai kapan bank sentral merencanakan kembali kenaikan suku bunga. Pekan ini akan menjadi minggu yang sepi bagi A.S. dan zona euro dengan hanya beberapa rilis data yang relatif tidak penting. Washington akan terus menjadi fokus karena Kongres menghadapi tenggat waktu anggaran pada 8 Februari.

Pada perdagangan logam lainnya, perak berjangka stabil di level $16,70 per troy ons. Palladium turun 1,5% menjadi $1.029,05 per ons. Sementara platinum berjangka turun 0,4% pada level $995,50. Tembaga Maret bergerak tipis pada level $3,195 per pon.
 
Pasar Saham Babak Belur

oo-TQlh4QjabvRxr3f9CrA.jpeg



Pasar Saham Babak Belur


Perdagangan di pasar saham Asia dan A.S. merosot tajam di sesi Selasa, setelah Wall Street mencatat penurunan terbesarnya sejak 2011 akibat buruknya kepercayaan investor terhadap faktor-faktor yang mendasari penguatan. S&P mini futures turun sebanyak 2,5 persen ke posisi terendah di hampir empat bulan di Asia, memperpanjang penurunannya dari puncak rekor yang dicapai lebih dari seminggu yang lalu menjadi hampir 12 persen.


Indeks MSCI Asia Pasifik, di luar Jepang, turun 3,5 persen ke level terendah satu bulan, yang akan menjadi penurunan terbesar di lebih dari satu setengah tahun, sehari setelah turun 1,6 persen. Nikkei Jepang jatuh sebesar 5,6 persen sementara saham Taiwan turun 5,3 persen hanya dalam satu titik. Saham Australia turun 3,0 persen ke level terendah sejak Oktober sementara saham Korea Selatan turun 3,0 persen.

Kekhawatiran tersebut terjadi setelah saham A.S. terjun dalam perdagangan yang sangat fluktuatif pada hari Senin, dengan indeks Dow Jones yang turun hampir 1.600 poin selama sesi tersebut, penurunan intraday terbesar sepanjang sejarah, karena investor bergulat dengan kenaikan imbal hasil obligasi dan inflasi yang berpotensi lebih tinggi.

Indeks S&P 500 merosot 4,1 persen dan Dow 4,6 persen, mengalami penurunan persentase terbesar sejak Agustus 2011 karena penurunan dari rekor tertinggi yang telah lama ditunggu semakin dalam. Sebelum anjlok di sesi Senin, indeks AS tidak melihat penurunan lebih dari 5 persen selama lebih dari 400 sesi, yang menurut para analis merupakan tren terpanjang sepanjang sejarah.

Pemicu untuk aksi jual tersebut merupakan kenaikan tajam pada yield obligasi A.S. menyusul data hari Jumat yang menunjukkan bahwa upah A.S. meningkat dengan laju tercepat sejak 2009, meningkatkan kekhawatiran inflasi yang lebih tinggi dan dengan tingkat suku bunga yang juga berpotensi meningkat.

Hasil obligasi Treasury 10-tahun AS naik hingga mencapai 2,885 persen pada hari Senin, tertinggi dalam empat tahun dan 47 basis poin di atas 2,411 persen yang terlihat pada akhir 2017. Namun, penurunan besar pada harga saham menyebabkan pengaruh besar pergerakan harga, dan di perdagangan Asia pada hari Selasa, turun kembali ke level 2,685 persen.

Fed fund futures sekarang hanya menghasilkan dua kenaikan harga tahun ini. Indeks Volatilitas CBOE, indikator "indeks ketakutan" yang diikuti mengikuti volatilitas pasar saham jangka pendek melonjak 20 poin menjadi 30,71, tertinggi sejak Agustus 2015.

Saham Eropa juga jatuh pada hari Senin, dengan saham Dax di Jerman mencapai level terendah 4 bulan.
 
Dolar tergelincir, Investor Cari Safe Havens Ekuitas?

F86cn89tQSeAQEuvl3oSwg.jpeg


Dolar tergelincir, Investor Cari Safe Havens Ekuitas?

Dolar A.S. tergelincir pada hari Selasa setelah sebelumnya menguat ketika investor telah membuang aset berisiko dan memilih greenback yag relatif, namun pasar mata uang pada umumnya tenang dibandingkan dengan penurunan di pasar ekuitas.


Aksi jual di seluruh pasar saham dunia membuat investor bergegas masuk ke dolar pada hari Senin, membuat mata uang A.S. itu catat performa baik terhadap euro, poundsterling Inggris dan mata uang terkait komoditas. Meskipun demikian, di awal perdagangan Eropa pada hari Selasa, dolar melepas sebagian penguatannya, dengan pasar mata uang tidak menunjukkan gerakan panik yang terlihat di jenis aset lainnya.

Euro menguat 0,4 persen, mencoba menguat dari penurunan di sesi Senin, dan terakhir diperdagangkan di atas level $1,2417. Terhadap mata uang mayoritas , dolar turun 0,1 persen, setelah mencatat kenaikan besar sesi Senin.

Yen Jepang dan franc Swiss, yang cenderung menarik perhatian investor pada saat terjadi tekanan pasar, keduanya naik meski kenaikan kedua mata uang tersebut masih teredam. Dolar tergelincir ke level 108,46 terhadap yen akibat goncangan di pasar ekuitas dan bertahan hingga perdagangan di Asia hari Selasa, namun kemudian mengurangi penurunan dan terakhir terpantau berada di level 109,29 yen.

Penghindaran risiko investor memicu penurunan imbal yield obligasi A.S., yang menyebabkan jatuhnya dolar terhadap yen. Hasil Treasury Treasury A.S. meluncur sekitar delapan basis poin menjadi 2,719 persen di perdagangan Asia, turun dari level tertinggi empat tahun di 2,885 persen pada hari Senin.

Terhadap euro, Franc Swiss flat di level 1.1526 franc, level terbaik sejak Oktober. Dolar Australia menguat setelah jatuh pada hari Senin. Aussie diperdagangkan pada di level 78,86 sen, memperpanjang aksi jual sejak akhir Januari.
 
Dolar Menguat Iringi Pulihnya Pasar Saham

dsbqZjxRR5WDgkE-NdfP0g.jpeg


Dolar Menguat Iringi Pulihnya Pasar Saham

Dolar menguat terhadap mata uang mayoritas pada hari Rabu setelah pasar keuangan global kembali tenang dengan para pelaku pasar membalikkan sebagian aksi rush ke aset safe haven dan kembali bergerak ke saham.


Greenback telah menguat terhadap mata uang mayoritas seperti euro karena investor mencari perlindungan di tengah anjloknya pasar ekuitas global yang terlihat di awal minggu ini, yang dipicu oleh penurunan besar saham Wall Street.

Saham Wall Street melambung sekitar 2 persen pada hari Selasa setelah mengalami aksi jual satu hari terbesar di lebih dari enam tahun. Fokus pasar saat ini masih pada saham A.S., yang merupakan sumber turbulensi terbaru di pasar global dan mata uang.

Penguatan imbal hasil obligasi A.S. jangka panjang ke level tertinggi empat tahun baru-baru ini juga berperan memicu penurunan di pasar ekuitas, dan sementara imbal hasil telah kembali turun dari puncak tersebut, meski masih bertahan.

Indeks dolar terhadap enam mata uang utama relatif diperdagangkan datar di level 89,608, menjauh dari levl puncak dua minggu 90,034 yang disentuh tadi malam.

Euro beringsut naik 0,05 persen ke level $1,2384 setelah tergelincir ke level terendah dua minggu di level $1,2314 pada hari sebelumnya. Dolar turun 0,2 persen terhadap yen pada level 109,310 setelah naik 0,5 persen tadi malam. Pasangan mata uang itu masih nyaman di atas level bawah 108,460 yang disentuh di sesi sebelumnya ketika pasar ekuitas global bergerak liar.

Terhadap yen, yang dianggap safe haven abadi di saat risk aversion, dolar bergerak cendrung defensif ketika ekuitas meluncur di awal minggu ini.

Dolar Australia turun 0,2 persen pada level $0,7889 namun masih jauh dari level terendah satu bulan di level $0,7835 pada hari Selasa. Pound naik tipis 0,05 persen ke level $1,3961 setelah menyentuh level terendah $1,3838 tadi malam, terlemah sejak 19 Januari.

Swiss franc, yang juga dianggap safe haven bersamaan dengan yen, stabil di 0,9355 franc per dolar setelah turun 0,45 persen tadi malam.
 
Pasar Saham Asia Di Ujung Tanduk

JunFxla6T4W6BirTRFg1tQ.jpeg


Pasar Saham Asia Di Ujung Tanduk

Perdagangan pasar saham Asia melepas kenaikan di awal sesi Rabu karena investor kembali melepas saham berjangka A.S. karena faktor aman, sebiah sinyalemen bahwa para pelaku pasar masih belum cukup yakin pasca kesemrawutan pasar global di pekan ini.


Sementara sebagian besar analis percaya bahwa tekanan akinat aksi jual minggu ini tampaknya telah berjalan sesuai waktunya, sehingga volatilitas sedikit mereda, dan prospek pengetatan moneter di seluruh dunia masih menjadi tantangan untuk jangka panjang.

Para pelaku pasar mengambil isyarat mereka dari kenaikan yang terlambat di Wall Street semalam, meskipun banyak pihak yang memiliki keraguan terhadap E-Mini berjangka untuk S&P 500 yang merosot sekitar 1 persen pada akhir perdagangan Asia. Dow jones Mini turun 0,9 persen.

Indeks MSCI Asia-Pasifik di luar Jepang sedikit mencatat pelemahan, setelah sempat mencatat kenaikan 2 persen pada awal sesi perdagangan.
Indeks Nikkei Jepang juga melemah namun masih naik 0,2 persen. Indeks blue chip Cina dan indeks KOSPI Korea Selatan sama-sama mencatat penurunan lebih dari 2 persen. Pasar saham Hong Kong, Singapura dan India juga mengalami penurunan.

Sektor obligasi mulai melihat ada aktifitas pembelian lagi, sebuah petunjuk bahwa risk appetite mungkin akan memudar, yang bisa memicu aksi jual ‘brutal’ di pasar saham. Imbal hasil obligasi 10 tahun A.S. turun menjadi 2,76 persen, setelah mencapai angka 2,80 persen di awal sesi hari ini.
 
Saham global fluktuatif, kabar dari AS masih mendominasi

9iVd4KaORCSWeBo4-FEsjQ.jpeg


Saham global fluktuatif, kabar dari AS masih mendominasi

Bursa Asia diperdagangkan naik-turun pada perdagangan kamis ini. Sementara itu, bursa AS masih belum menunjukkan tanda-tanda pemulihan karena pelaku pasar masih menganalisa dampak pelemahan pasar yang terjadi beberapa hari terakhir.


Seolah mengekor bursa AS, bursa Jepang juga mengalami kemerosotan termasuk bursa Hong Kong dan China.

Beberapa pengamat memperkirakan banyak risiko yang akan muncul di masa depan. Selain itu kecemasan pasar bahwa the Fed akan mempercepat jadwal pengetatan moneter di tahun ini memicu melonjaknya yield obligasi pemerintah. Presiden the Fed cabang Chicago pada Rabu lalu mengatakan "bandelnya inflasi dapat memicu kenaikan suku bunga lebih lanjut."

Analis juga mengingatkan bahwa setelah siklus ini akan ada siklus beli ketika harga sudah mencapai titik bawah dan itu akan terjadi dalam beberapa hari ke depan seandainya kondisi mendukung.

Dari pasar mata uang dilaporkan, kiwi mengalami penurunan setelah bank sentral setempat memangkas perkiraan pertumbuhan ekonomi setelah menunda target pemenuhan inflasi. Euro naik menjadi $1,2283, mendekati level terlemah dalam 2 minggu terakhir. Pound terkoreksi pada $1,3896. Aussie diperdaangkan pada 78,23 sen AS dan kiwi drop 0,5% pada 72,01 sen AS. Minyak melanjutkan pelemahan setelah produksi minyak mentah di ladang-ladang AS menurun akibatkan menguatnya dolar.

Beberapa agenda ekonomi yang perlu diperhatikan pada hari ini adalah keputusan kebijakan moneter Inggris, dimana pelaku pasar memperkirakan Gubernur Mark Carney akan terus mendukung penguatan pound yang nantinya akan membantu menekan inflasi. Beberapa perusahaan seperti Philip Morris, L'Oreal dan Twitter akan melaporkan hasil pendapatannya.
 
Dollar Tembus Level Tertinggi 2 Minggu

ytP0t-Y4Tt_jUyGyZr2_3g.jpeg


Dollar Tembus Level Tertinggi 2 Minggu

Dolar A.S. tembus level tertinggi dua minggu terhadap sejumag mata uang mayoritas pada hari Kamis setelah naik di sesi sebelumnya menyusul para pemimpin Senat A.Sumumkan kesepakatan anggaran dua tahun.


Dolar naik setelah para pemimpin kongres A.S. pada hari Rabu mencapai kesepakatan anggaran dua tahun untuk meningkatkan belanja pemerintah hampir $300 miliar. Perjanjian anggaran tersebut mencegah risiko penutupan pemerintah atau default utang.

Kenaikan dolar merupakan kelanjutan dari penguatan yang terjadi di tengah penurunan tajam harga saham pada hari Jumat dan pada hari Senin, memperlihatkan Dow Jones Industrial Average mencatat penurunan satu hari terbesar dalam catatan.

Penurunan pada pasar ekuitas dipicu oleh data pertumbuhan payroll non pertanian A.S. yang cukup kuat sehingga mendorong ekspektasi bahwa Federal Reserve berpeluang besar akan menaikkan suku bunga yang lebih cepat dari perkiraan.

Indeks dolar A.S., yang mengukur kekuatan greenback terhadap enam mata uang mayoritas, naik 0,12% ke level 90,27 setelah naik 0,71% pada hari Rabu.

Euro beringsut melemah terhadap dolar, dengan EUR/USD turun ke level 1,2248, yang merupakan level terlemah sejak 23 Januari. Dolar menguat terhadap yen, dengan USD/JPY naik 0,26% ke level 109,67.

Pound sedikit melemah terhadap dolar dan euro menjelang pertemuan kebijakan Bank of England di hari ini yang diperkirakan masih akan mempertahankan suku bunga. GBP/USD terakhir terpantau berada di level 1,3862 sementara EUR/GBP diperdagangkan di level 0,8827.

Sementara itu, dolar Selandia Baru jatuh ke posisi terendah satu bulan dalam semalam setelah Reserve Bank of New Zealand mempertahankan suku bunga pada rekor terendah. NZD/USD terakhir diperdagangkan di level 0,7201 setelah sebelumnya sempat jatuh ke level 0,7177.
 
Back
Top