Berita dan Fundamental

Pelemahan Dolar Berkah Emas

gold-and-money-730x410.jpg


Pelemahan Dolar Berkah Emas

Perdagangan emas mencatat kenaikan untuk dua sesi berturut-turut. Penguatan emas terjadi di balik melemahnya dolar AS, karena para pelaku pasar menantikan pidato Ketua Federal Reserve baru Jerome Powell yang sangat dinantikan hari ini.


Kontrak emas untuk pengiriman April di divisi Comex New York Mercantile Exchange naik $1,9 atau 0,14% menjadi $1,334.70 per troy ounce.
Indeks dolar AS, yang mengukur dolar terhadap enam mata uang mayoritas, turun 0,07% menjadi 89,71, setelah mencatat kenaikan tadi malam dari level 89,44 ke level 89,92.

Semua pandangan tertuju pada Jerome Powell minggu ini saat ia membuat penampilan besar pertamanya sebagai kepala Federal Reserve pada hari Selasa.

Sementara, turunnya yield obligasi AS juga diyakini sebagai dukungan terhadap penguatan harga logam mulia karena para pedagang bertaruh bahwa Powell kemungkinan akan melanjutkan kenaikan suku bunga tambahan bank sentral.

Emas diuntungkan dengan penurunan dolar dan imbal hasil obligasi, yang membatasi biaya peluang menahan aset tanpa bunga seperti emas.

Saham Asia diperdagangkan beragam pada hari Selasa. Indeks Nikkei Jepang naik 1,3%, namun perdagangan di China daratan berada di wilayah merah, dengan indeks Shanghai Composite dan Shenzhen Component masing-masing turun 1,3% dan 0,8%.
 
Tantangan Suku Bunga Topang Dolar, Yen Menguat

xUiOOx1hSwy7qSDDzQfw2A.jpeg


Tantangan Suku Bunga Topang Dolar, Yen Menguat

Dolar mendekati level tertinggi tiga minggu terhadap pasangan mata uang mayoritas pada hari Rabu, setelah pandangan optimis Ketua Federal Reserve Jerome Powell mengenai ekonomi memperkuat taruhan atas kenaikan suku bunga Fed lebih lanjut tahun ini.


Bersaksi di hadapan Komite Jasa Keuangan DPR AS, Powell mengakui bahwa ekonomi telah menguat untuk sementara ini, sebuah pernyataan yang mendorong investor untuk meningkatkan taruhan pada empat kenaikan suku bunga tingkat di tahun 2018.
Proyeksi ekonomi terakhir Fed pada bulan Desember menunjukkan tiga kenaikan suku Bungan pada tahun ini.

Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang mayoritas, bertahan stabil di level 90,372, setelah mencapai level tertinggi mendekati 90,50 pada hari Selasa, level terkuatnya di hampir tiga minggu.

Beberapa tantangan yang dihadapi ekonomi A.S. di tahun-tahun sebelumnya mulai terlewati, kata Powell, mencatat perubahan kebijakan fiskal baru-baru ini dan pemulihan ekonomi global. The Fed diperkirakan akan menyetujui kenaikan suku bunga pertama 2018 pada pertemuan kebijakan berikutnya di bulan Maret, ketika juga akan memberikan proyeksi ekonomi yang baru dan akan menjadi konferensi pers pertama bagi Powell.

Terhadap yen, dolar turun 0,2 persen hari ini ke level 107,14 yen setelah Bank of Japan pada hari Rabu memangkas jumlah obligasi pemerintah Jepang super panjang (JGB) yang ditawarkannya untuk dibeli pada operasi pembelian utang biasa.

Pejabat BOJ mengatakan bahwa perubahan apapun pada operasi pembelian obligasi dilakukan dengan baik dan tidak dimaksudkan sebagai petunjuk mengenai kebijakan masa depannya.

Namun, pasar mata uang sensitif terhadap segala tindakan atas operasi pembelian obligasi BOJ, setelah pengurangan pembelian kembali JGBs berjangka panjang di Januari memicu spekulasi bahwa BOJ bergerak menuju keluar dari stimulus besarnya.

Analis mengatakan dolar kemungkinan menghadapi tantangan besar terhadap yen dalam beberapa minggu ke depan karena potensi aksi jual dolar oleh pelaku dari Jepang menjelang akhir tahun keuangan Jepang pada bulan Maret.
 
Penampilan Kedua Powell Pengaruhi Ekuitas Asia

5d6D4XGfRVO04QdSnzRwug.jpeg


Penampilan Kedua Powell Pengaruhi Ekuitas Asia

Pasar saham Asia turun pada perdagangan pagi sesi Kamis, menyusul penurunan di pasar A.S. sementara pasar masih menantikan penampilan kedua Ketua Federal Reserve Jerome Powell di hadapan Komite Perbankan Senat di hari ini.


Komentar dari ketua Fed baru tersebut membuat Wall Street jatuh untuk sesi kedua berturut-turut, dengan indeks Dow dan S&P 500 masing-masing ditutup 1,5% dan 1,1%.

Indeks Nikkei Jepang turun 1,6%. Anggota dewan kebijakan Bank of Japan Goushi Kataoka meminta upaya pelonggaran lebih untuk mencapai target inflasi bank sentral yakni 2%. Berbicara pada sebuah pertemuan di Okayama, Kataoka mengatakan situasi harga di Jepang tidak lagi deflasi, namun kemungkinan inflasi yang mencapai target 2% selama tahun fiskal 2019 rendah.

Indeks komposit Shanghai tidak berubah di level 3259,46, sementara Shenzhen Component naik 0,24% menjadi 10.855,23. Media pemerintah melaporkan bahwa negara tersebut telah menyetujui daftar calon untuk mengisi pekerjaan pemerintah teratas dalam sebuah konklaf tiga hari yang berakhir Rabu di Beijing, namun laporan tersebut tidak menyebutkan nama apapun. Kongres Rakyat Nasional (NPC) akan mengadakan sidang tahunan pertamanya di Beijing Senin depan.

Indeks Hang Seng Hong Kong dibuka melemah 0,4%. Indeks Tencent Holdings Ltd tampil positif dan naik 1,34% pada perdagangan pagi.
Sementara indeks S&P/ASX 200 Australia tergelincir 0,9% setelah belanja modal Australia kuartal 4 yang disesuaikan secara musiman naik 0,2% per kuartal, meleset dari perkiraan pasar yang tumbuh 0,9%. Dolar Australia mengalami tekanan setelah rilis data tersebut dan jatuh ke level terendah tahun ini.

Pasar Korea Selatan ditutup pada hari Kamis untuk liburan.
 
Harga Merosot Atas Komentar Powell

d5ssxacpQSCf3lwB5vN0Xw.jpeg


Harga Merosot Atas Komentar Powell

Harga emas diperdagangkan di posisi terendah tiga minggu pada hari Kamis. Penurunan emas akibat penguatan dolar A.S. yang didukung oleh komentar Ketua Federal Reserve Jerome Powell di pekan ini.


Greenback secara masih didukung setelah Ketua Fed Jerome Powell menegaskan kembali pada hari Selasa bahwa bank sentral A.S. kemungkinan akan mempercepat kenaikan suku bunga secara bertahap.

Powell berbicara pada pidato kebijakan moneter setengah tahunan pertamanya kepada Komite Jasa Keuangan DPR sejak mengambil alih kendali Fed awal bulan ini. Pelaku pasar saat ini tengah menantikan pidato kedua Powell di hadapan Komite Perbankan Senat yang akan dirilis Kamis hari ini.

Indeks dolar A.S., yang mengukur kekuatan greenback terhadap perdagangan enam mata uang mayoritas, hanya bergerak tipis pada level tertinggi enam minggu di 90,59.

Emas sensitif terhadap pergerakan suku bunga maupun dolar A.S. Dolar yang lebih kuat membuat emas lebih mahal bagi pemegang mata uang asing, sementara kenaikan suku bunga A.S. mengangkat biaya kesempatan untuk menahan aset yang tidak menghasilkan seperti bullion.
Pasar mengabaikan data resmi yang dirilis pada hari Rabu yang menunjukkan bahwa ekonomi A.S. tumbuh pada tingkat yang lebih lambat dari perkiraan di kuartal keempat.

Perdagangan emas berjangka di Comex turun 0,26% pada harga $1.314,6 per troy ounce, level terendah emas sejak 8 Februari. Perdagangan lainnya di Comex, perak berjangka turun 0,45% menjadi $16,25 per troy ounce.
 
Dolar Carut Marut Pasca Keputusan Trump

8eenCXf5THK8xW9IeQB1hQ.jpeg


Dolar Carut Marut Pasca Keputusan Trump

Dolar merosot pada hari Jumat, merosot tajam dari level tertinggi enam minggu setelah keputusan Presiden AS Donald Trump untuk mengenakan tarif pada baja dan aluminium hempaskan pemulihan dolar AS selama seminggu yang lalu.


Indeks dolar terhadap enam mata uang mayoritas turun 0,15 persen menjadi 90,185. Indeks dolar telah turun 0,4 persen semalam, turu dari level terkuat sejak 19 Januari di 90,932 setelah pengumuman Trump pada hari Kamis yang akan memberlakukan tarif besar pada impor baja dan aluminium.

Administrasi Trump mengatakan bahwa biaya tersebut akan melindungi industri A.S., namun dolar dan saham Wall Street merosot karena rencana tersebut justru memicu kekhawatiran akan perang dagang yang akan segera terjadi dan kekhawatiran akan dampak negatifnya terhadap ekonomi terbesar di dunia itu.

Sebelum pengumuman Trump, dolar menikmati kenaikan dari posisi terendah tiga tahun yang jatuh pada pertengahan Februari lalu atas komentar keras dari Ketua Federal Reserve Jerome Powell yang mempertajam ekspektasi terhadap bank sentral menaikkan suku bunga sebanyak empat kali tahun ini.

Dolar merosot ke level terendah tiga tahun bulan lalu, sebagian karena kekhawatiran proteksionisme A.S., dan kekhawatiran semacam itu terpicu kembali tepat saat mata uang tersebut tampaknya akan melepaskan kelemahan yang dialami sepanjang Februari.

Greenback turun 0,15 persen terhadap yen di level 106,065 yen, setelah meluncur selama dua sesi terakhir, yang cenderung menguat pada saat risk aversion dan melemahnya pasar ekuitas. Dolar turun ke level 105.960 yen, terlemah sejak 16 Februari.

Euro beringsut naik 0,1 persen menjadi $1,2276 setelah naik 0,6 persen semalam. Mata uang bersama tersebut masih berpeluang melemah sekitar 0,25 persen minggu ini, selama euro meluncur ke level terendah tujuh minggu di level $1,2154 pada hari Kamis ketika dolar masih menikmati kenaikan luas.

Pound praktis datar di level $1,3780 setelah tadi malam rebound dari level terendah dua bulan di $1,3712. Dolar Australia stabil di level $0,7759 dan turun dari level terendah dua bulan di $0,7713 pada hari Kamis dengan data investasi bisnis domestik yang tidak memuaskan. Dolar Selandia Baru naik 0,3 persen menjadi $0,7271.
 
Ekuitas Asia tergelincir Dekati Level Terendah 2 Pekan

JeFVG8OPSuWB1I2zL-du3w.jpeg


Ekuitas Asia tergelincir Dekati Level Terendah 2 Pekan

Saham Asia diperdagangkan melemah pada sesi perdagangan Senin pagi, mendekati level terendah 2 minggu setelah komentar presiden Amerika Serikat Trump terus menyebabkan kegelisahan di seluruh wilayah.


Sementara pemilu Italia hari Minggu kemarin juga menarik perhatian saat jajak pendapat menunjukkan bahwa blok kanan tengah akan mendapatkan kursi terbanyak di parlemen, sesuai ekspektasi pasar.

China menjadi fokus pada hari Senin atas dibukanya Kongres Rakyat Nasional tahun ini di Beijing hari ini. Perdana Menteri Li Keqiang mengatakan bahwa kebijakan moneter akan "bijaksana" dan "netral" tahun ini, sementara pertumbuhan CPI dan PDB ditargetkan masing-masing sekitar 3% dan 6,5%.

Li juga mencatat bahwa peraturan untuk pembiayaan bayangan dan keuangan web akan meningkat, sementara rencana pengembangan Greater Bay Area yang sangat diantisipasi akan diluncurkan akhir tahun ini.

Pasar Cina Daratan diperdagangkan beragam, dengan indeks Shanghai Composite tergelincir 0,28% namun indeks komponen SZSE naik 0,15%.

Indeks Nikkei Jepang diperdagangkan melemah 1,02% dengan penguatan yen yang dikutip sebagai katalis untuk penjualan saham lokal. Mata uang safe haven itu menguat karena sentimen risiko memburuk di tengah kekhawatiran perang dagang global. Produsen baja dan ekspor lainnya terkena imbsnya pada perdagangan pagi hari.

Sementara itu, Indeks Hang Seng Hong Kong juga diperdagangkan turun 1,5%. Saham Tencent Holdings Ltd menjadi berita utama setelah CEO perusahaan Pony Ma mengatakan bahwa WeChat memiliki 18 juta pengguna global dan mendesak pemerintah China untuk mengenalkan sistem ID yang akan menghubungkan beberapa rangkaian dokumen perjalanan dengan telepon genggam.

Indeks S&P/ASX 200 Australia juga tergelincir 0,65%. Menteri Perdagangan Steve Ciobo dilaporkan berusaha untuk mendorong pengecualian Australia untuk pembebasan terhadap tarif ekspor baja dan aluminium, meskipun ada laporan akhir pekan bahwa Trump tidak berniat untuk mengecualikan negara-negara sekutu tersebut dari bea impor.
 
Saham Asia Stabil, Kekhawatiran Perang Perdagangan Reda

XAfQmPTPR5yn0vPbY36j3w.jpeg


Saham Asia Stabil, Kekhawatiran Perang Perdagangan Reda

Saham Asia kembali stabil dan cenderung menguat pada hari Selasa setelah Presiden A.S. Donald Trump menghadapi tekanan dari sekutu politik yang menarik diri dari usulan tarif impor baja dan aluminium, meredam kekhawatiran pasar terhadap perang dagang yang bisa saja akan segera terjadi.


Sentimen pasar juga didukung oleh surutnya penghindaran risiko di Eropa dengan euro memperoleh dukungan dari pembentukan pemerintah koalisi di Jerman dan dampak hasil pemilihan yang tidak meyakinkan di Italia membatasi aksi jual ringan obligasi domestik dan saham.

Indeks MSCI saham Asia Pasifik di luar Jepang naik 1,3 persen, sementara indeks Nikkei Jepang menguat 2,3 persen, setelah kemarin mencapai level terendah lima bulan.

Pasar saham Korea telah menghapus semua penurunan pasca pengumuman Trump meskipun Korea Selatan dianggap berada di antara yang paling parah terkena dampak di kawasan Asia atas tarif impor tersebut karena volume ekspor bajanya yang besar ke Amerika Serikat.
Indeks MSCI saham dunia naik 0,3 persen setelah mengalami penurunan empat hari berturut-turut pada hari Senin dengan kenaikan 0,7 persen.

Saham Wall Street juga menutupi semua penurunan yang terjadi pasca Trump luncurkan rencana untuk mengenakan tarif impor baja dan aluminium akhir Kamis.

Dipimpin Partai Republik, termasuk Ketua DPR Paul Ryan dan Perwakilan Kevin Brady, menyulut tekanan pada Trump untuk memikirkan kembali rencana tersebut pada hari Senin. Beberapa pelaku pasar juga melihat ancaman tarif sebagai taktik negosiasi A.S. untuk mendapatkan kesepakatan yang lebih baik mengenai NAFTA.

Namun, masih terjadi ketidakpastian dengan kebingungan tentang waktu dan tingkat bea impor yang direncanakan di dalam Gedung Putih. Trump mengatakan pada hari Senin bahwa dia tidak akan mundur, tanpa menjelaskan lebih jauh.

Trump diperkirakan akan menyelesaikan rencana bea impor tersebut di akhir pekan ini, meski beberapa pengamat yang mengetahui dengan proses tersebut mengatakan hal itu bisa terjadi minggu depan. Dan momok perang dagang bukan satu-satunya sumber kekhawatiran pasar saham.
 
Kekhawatiran Perang Dagang, Dolar Tumbang

a0gC7a6DRlCCGuxhQbsRpA.jpeg


Kekhawatiran Perang Dagang, Dolar Tumbang

Dolar terus tergerus di Asia pada hari Rabu pagi setelah pengunduran diri lain dari Trump's White House memperkuat kekuatan pro-tarif dan hancurkan kepercayaan investor terhadap greenback.


Indeks dolar AS yang mengukur dolar As terhadap enam mata uang mayorits, tergelincir 0,09% menjadi 89,48. Dolar berbalik bearish sejak rencana kuat Presiden Trump atas tarif pada minggu lalu sehingga penurunan berlanjut hingga minggu ini, tanpa ada tanda-tanda kenaikan.

Gary Cohn, penasehat ekonomi utama Trump, meninggalkan administrasi Trump karena perselisihan mengenai rencana tarif presiden. Gedung Putih juga mengatakan sedang mempertimbangkan untuk menerapkan pembatasan yang lebih luas terhadap China dan menekan investasi China di AS. Investor menduga proteksi Trump bisa mengakibatkan melemahnya dolar yang merangsang ekspor dan tingginya tarif yang mengekang impor. Ketakutan akan perang dagang global bangkit kembali setelah pengunduran diri Cohn.

Dolar yang melemah menopang yen, dengan pasangan USD/JPY meluncur 0,44% menjadi 105,67. Mata uang safe haven itu menguat karena berbagai tanda, apakah Trump akan menerjemahkan rencana tarifnya ke dalam kebijakan. Fokua akan tertuju pada data PDB Q4 Jepang yang akan dirilis besok pagi.

Pasangan AUD/USD turun 0,36% pada level 0,7801. Aussie masih dielemahkan pada kebijakan moneter yang dovish dari Reserve Bank of Australia yang mempertahankan suku bunga hingga 2019. Pertumbuhan PDB Australia pada kuartal keempat tahun 2017 meleset dari perkiraan sebesar 0,5% per kuartal yang dirilis di angka 0,4%.

Sementara itu, People's Bank of China menetapkan tingkat koreksi yuan terhadap dolar di 6,3294 berbanding 6,3386 kemarin. Pasangan USD/CNY iperdagangkan pada level 6.3276, naik 0,29%.
 
Dolar Pulih, Kekhawatiran Perang Dagang Reda

-IIwsylORdScI7ndXw--BQ.jpeg


Dolar Pulih, Kekhawatiran Perang Dagang Reda

Dolar sedikit pulih di tengah meredanya kkehawatiran atas perang dagang. Presiden AS Trump mendesak untuk menandatangani rencana bea impor yang keras menjadi undang-undang pada minggu ini, namun sikap kerasnya melemah dengan mengecualikan beberapa negara dari rencana tersebut.


Indeks dolar AS yang mengukur perdagangan greenback terhadap enam mata uang mayoritas, sedikit pulih dan menguat 0,03% menjadi 89,59.

Juru bicara Gedung Putih Sarah Sanders mengisyaratkan bahwa bea impor A.S. yang diharapkan untuk impor baja dan aluminium kemungkinan akan mengecualikan Kanada, Meksiko dan beberapa negara lainnya.

Perdagangan USD/JPY menguat di level 106,09. Laporan PDB kuarta ke-4 Jepang menjadi berita utama setelah laporan sebelumnya direvisi dan meningkat menjadi 1,6% atas kuatnya investasi bisnis, mengalahkan perkiraan 1,4%.

Aussie rebound terhadap dolar diperdagangkan naik 0,10% di level 0,7833. Australia melaporkan neraca perdagangan Januari yang optimis dengan surplus A$1,05 miliar, jauh di atas perkiraan yakni di angka A$300 juta.

Terhadap mata uang lainnya, dolar diperdagangkan melemah terhadap won Korea Selatan di level 1.068,86, sedikit turun 0,02%. Namun, dolar sempat melonjak terhadap won dari level 1.066,94 pagi ini untuk menguji level 1.070,0.

Perkembangan terakhir di semenanjung Korea dengan dua pertemuan Korea memberi tekanan terhadap won. Laporan tentang Korea Utara yang mengatakan untuk menawarkan penghentian bersyarat pada program ICBM mendapat fokus.

Di Cina, People's Bank of China menetapkan tingkat koreksi yuan terhadap dolar pada level 6,3239 berbanding angka tetap hari sebelumnya dari 6,3294. Perdagangan USD/CNY berada di level 6.3289, naik 0,07%.
 
Emas Naik Seiring Fokus Pada Tarif Impor A.S.

sfcQhP_LRAqerinYOAOh3w.jpeg


Emas Naik Seiring Fokus Pada Tarif Impor A.S.

Harga emas naik tipis pada hari Kamis, karena investor masih berhati-hati menjelang klarifikasi yang dinantikan pasar oleh Presiden A.S. Donald Trump atas usulan tarifnya impornya.


Presiden Amerika Serikat Donald Trump diperkirakan akan memberikan rincian lebih lanjut pada Kamis hari ini atas rencananya mengenakan tarif sebesar 25% untuk impor baja dan 10% untuk impor aluminium dalam sebuah komitmen terhadap agenda perdagangan nasionalisnya.

Sentimen mereda setelah penasihat ekonomi Trump, Gary Cohn, mengumumkan pengunduran dirinya pada hari Selasa. Keputusan tersebut dikatakan dilakukan menyusul perselisihan antara Cohn dan Presiden A.S. mengenai tarif impor.

Para pelaku pasar khawatir bahwa tarif yang diusulkan dapat memicu inflasi dan memprovokasi pembalasan dari mitra dagang A.S. Pemegang saham mayoritas Treasury A.S., termasuk China dan Uni Eropa, kemungkinan mengurangi kepemilikan asetnya di A.S. sebagai balasannya.

Gedung Putih mengatakan Rabu malam bahwa Kanada, Meksiko dan mungkin negara-negara lain mungkin dibebaskan dari tarif yang diusulkan, setidaknya untuk sementara.

Indeks dolar A.S., yang mengukur kekuatan greenback terhadap enam mata uang mayoritas, berada pada level 89,60, tidak jauh dari posisi terendah dua minggu pada level 89,36 yang disentuh pada hari Rabu.

Emas sensitif terhadap pergerakan dolar. Karena dengan melemahnya dolar membuat emas lebih murah bagi pemegang mata uang asing.
Emas berjangka Comex naik 0,11% pada level $1.329,0 per troy ounce. Perdagangan logam lainnya di Comex, perak berjangka naik 0,34% menjadi $16,56 per troy ounce.
 
Harapan Ketegangan AS-Korut Mereda Lemahkan Yen

X7Ert8IoSbCcj3geACIXug.jpeg


Harapan Ketegangan AS-Korut Mereda Lemahkan Yen

Dolar menguat terhadap safe haven yen pada hari Jumat atas harapan terobosan dalam kebuntuan nuklir Korea Utara yang meningkat setelah Presiden A.S. Donald Trump menunjukkan kesediaannya menerima undangan untuk bertemu dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un pada bulan Mei.


Seorang utusan Korea Selatan mengatakan di Washington bahwa Trump menyatakan kesediaannya, dan Kim telah menyatakan komitmennya untuk melakukan denuklirisasi.

Nikkei dan USDJPY meroket atas berita utama Korea Utara yang mendorong tersebut dan meningkatkan sentimen risiko.

Terhadap yen, dolar naik 0,6 persen menjadi 106,87 yen, beringsut menjauh dari level terendah 105,24 yen yang disentuh pada 2 Maret, titik terlemah dolar AS sejak November 2016. Indeks acuan Jepang Nikkei menguat lebih dari 2 persen.

Greenback sebelumnya menguat terhadap yen karena beberapa kekhawatiran akan perang dagang global surut setelah Trump memberlakukan tarif impor pada baja dan aluminium, sementara melunakkan pendiriannya dengan mengumumkan pengecualian untuk Kanada dan Meksiko, dan membiarkan kesempatan bagi negara-negara lain untuk memperolehnya sendiri.

Dolar A.S. telah jatuh ke posisi terendah 16 bulan terhadap safe haven yen akhir pekan lalu karena kekhawatiran tentang perang perdagangan yang mencengkeram pasar setelah Trump awalnya mengumumkan rencananya untuk tarif impor semua baja dan aluminium.

Pada hari Jumat, pelaku pasar akan mengalihkan perhatian mereka pada keputusan kebijakan moneter Bank of Japan serta data tenaga kerja A.S.

Pada pertemuan dua hari yang berakhir pada hari Jumat, BOJ secara luas diperkirakan akan mempertahankan kebijakan moneternya tidak berubah.
 
Harga Emas Turun Seiring Pulihnya Sentimen

sLonYCRBQuCfPqMKV4qKKA.jpeg


Harga Emas Turun Seiring Pulihnya Sentimen

Harga emas bergerak melemah pada hari Jumat, karena sentimen pasar membaik menyusul berita tentang pertemuan mendatang antara para pemimpin A.S. dan Korea Utara serta kekhawatiran atas kemungkinan perang perdagangan global sedikit mereda.


Sentimen pasar meningkat setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump Kamis mengumumkan kesediaannya menerima undangan untuk bertemu dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un sebelum Mei, dengan harapan mencapai "denuklirisasi permanen".

Kantor Keamanan Nasional Korea Selatan mengatakan Kim "menyatakan keinginannya untuk bertemu Presiden Trump sesegera mungkin" dan bahwa pemimpin Korea Utara tersebut berjanji untuk "menahan diri dari uji coba nuklir atau rudal lebih lanjut" saat pembicaraan sedang dilakukan.

Sementara itu, kekhawatiran akan potensi perang dagang global karena tarif impor baja dan aluminium di AS mereda setelah Presiden Trump menandatangani versi rencana yang lebih temperamental pada hari Kamis. Trump menandatangani pengenaan tarif 25% untuk impor baja dan 10% untuk aluminium namun mengumumkan pembebasan untuk Kanada dan Meksiko dan tetap membuka peluang pengecualian bagi negara lain.

Jepang bereaksi terhadap berita tersebut dengan mengatakan bahwa tindakan tersebut akan ber"dampak besar" terhadap hubungan bilateral kedua negara, sementara China mengatakan bahwa pihaknya "secara tegas menentang" keputusan tersebut. Korea Selatan mengatakan dapat mengajukan keluhan ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).

Emas berjangka di Comex turun 0,20% pada level $1.319,2 per troy ounce. Perdagangan logam lainnya di Comex, perak berjangka turun 0,27% menjadi $16,45 per troy ounce.

Pelaku pasar saat ini menantikan laporan nonfarm payroll A.S. yang akan dirilis Jumat, hari ini sebagai indikasi lebih lanjut mengenai kekuatan pasar kerja setelah data pada hari Kamis menunjukkan bahwa klaim pengangguran awal minggu lalu meningkat melampaui perkiraan.
 
Saham Asia menguat, Data NFP Bangkitkan Risk Appetite

DL6IJAlpTUO2qxVE9uoapg.jpeg


Saham Asia menguat, Data NFP Bangkitkan Risk Appetite

Penguatan terjadi di pasar saham Asia pada hari Senin setelah laporan pekerjaan terakhir A.S. berhasil memberikan pengaruhnya sekaligus juga mengurangi kekhawatiran inflasi dan kenaikan suku bunga yang lebih cepat, sebuah prestasi yang bagus yang merangsang risk appetite di seluruh dunia.


Indeks saham MSCI Asia Pasifik tidak termasuk Jepang naik 1,1 persen, untuk sesi ketiga kenaikan. Sementara e-Mini futures untuk S&P 500 naik 0,3 persen.

Indeks Kospi Korea Selatan naik 1 persen sementara indeks utama Australia naik 0,7 persen, terdongkrak oleh saham pertambangan setelah berita bahwa Australia kemungkinan dibebaskan dari tarif perdagangan A.S. baru untuk impor baja dan aluminium.

Indeks Nikkei Jepang melonjak 1,5 persen, menunjukkan sedikit reaksi langsung saat Perdana Menteri Shinzo Abe berada di bawah tembakan baru atas kecurigaan adanya kronisme yang melibatkan penjualan tanah milik negara.

Kekhawatiran inflasi memudar pada hari Jumat setelah data A.S. menunjukkan nonfarm payrolls melonjak 313.000 pekerjaan di bulan lalu, namun pertumbuhan tahunan rata-rata pada pendapatan per jam melambat menjadi 2,6 persen setelah melonjak pada Januari.

Menurunnnya upah menyulut spekulasi Federal Reserve akan memproyeksikan kenaikan suku bunga empat pada pertemuan kebijakannya minggu depan, bukan hanya tiga seperti saat ini.

Laporan data tersebut dimanfaatkan Wall Street dan Dow melonjak 1,77 persen, sementara S&P 500 naik 1,74 persen dan Nasdaq 1,79 persen. Pada minggu lalu, S&P naik 3,5 persen, Dow 3,25 persen dan Nasdaq 4,2 persen.
 
Krisis perbankan hantui beberapa negara

O7Yr6yJvT8uCmqENepq52w.jpeg


Krisis perbankan hantui beberapa negara

Berdasarkan laporan awal berupa indikator peringatan dini yang dikeluarkan oleh Bank for International Settlements, negara-negara seperti China, Kanada dan Hong Kong merupakan diantara ekonomi yang berada dalam risiko sebagai dampak dari krisis di sektor perbankan.


Kanada menjadi rentan akibat jenuhnya penggunaan kartu kredit rumah tangga dan tingginya tingkat utang secara keseluruhan. Sementara itu, China dan Hong Kong cenderung dipengaruhi oleh pinjaman rumah tangga.

Indikator tersebut diatas, saat ini sedang berkembang dan bergerak membentuk suatu pola risiko dibeberapa negara. Meski begitu, Italia tidak masuk ke dalam daftar peringatan meski negara ini juga tengah berjuang akibat pertumbuhan ekonominya melambat dan beberapa bank mengalami "bad debt" (tunggakan pinjaman).

Di sisi lain, meski China masuk ke dalam daftar negara yang berisiko, indikator peringatan kunci nya yang juga dikenal sebagai "gap credit to gross domestic product" menunjukkan perbaikan. Ini menunjukkan semua upaya yang telah ditempuh pemerintah mulai menunjukkan hasil dalam rangka mengurangi risiko disektor keuangan.

Gap yang dimaksud merupakan perbedaan antara credit to GDP ratio dengan trend jangka panjangnya. Angka yang terlalu besar menunjukkan pertumbuhan kredit berlebih dan ledakan finansial akan terjadi. di China, gap (ceruk) nya turun menjadi 16,7 persen dikwartal ketiga 2017. Turun dari level puncak 28,9 persen di Maret 2016.

BIS yang berbasiskan di Basel, Switzerland secara rutin mengumpulkan dan menganalisa berbagai data untuk memonitor kerentanan sistem finansial global. Figur-figur yang dikumpulkan meliputi jumlah kredit dalam sebuah negara dan harga rumah termasuk kemampuan peminjam dalam melunasi hutang.
 
Terpengaruh Wall Street, Saham Asia Ikut Tertahan

UmH4tTfbTNe0g9ga2E0flA.jpeg


Terpengaruh Wall Street, Saham Asia Ikut Tertahan

Penguatan pasar saham Asia terhenti pada hari Selasa setelah saham Wall Street melemah, sementara dolar merosot di balik penurunan yield obligasi A.S. sementara, pasar fokus pada data inflasi A.S. yang akan dirilis pada hari ini sebagai petunjuk mengenai laju kenaikan suku bunga Federal Reserve tahun ini.


Indeks MSCI hanya bergerak tipis pada pertengahan pagi. Indeks Asia Pasifik di luar Jepang itu sempat naik 1,5 persen pada sesi Senin menyusul laporan pekerja A.S. pada hari Jumat yang positif, sementara pertumbuhan upah yang rendah meredam kekhawatiran tentang inflasi dan kenaikan suku bunga bank sentral yang lebih cepat.

Namun, hasil yang beragam pada saham A.S. kemarin mendinginkan risk appetite investor di Asia. Indeks S&P 500 dan Dow tergelincir pada hari Senin karena tarif impor A.S. disahkan menjadi undang-undang minggu lalu sehingga membebani industri, sementara penguatan saham teknologi mendorong indeks Nasdaq mencapai rekor tertinggi baru.

Di Jepang, indeks Nikkei turun 0,2 persen, dengan saham produsen baja dan mobil masih terpukul oleh kekhawatiran tentang tarif impor A.S. pada baja dan aluminium.

Terjadi kekhawatiran di kalangan pelaku pasar atas sebuah skandal politik yang melanda pemerintah Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe sehingga meningkatkan keraguan tentang kemampuannya untuk melakukan reformasi ekonomi, yang meruntuhkan sentimen pasar saham.

Indeks saham Australia turun 0,7 persen, sementara indeks Shanghai merosot 0,1 persen. KOSPI Korea Selatan secara efektif flat, jauh lebih baik setelah saham teknologi utama seperti SK Hynix dan Samsung Electronics naik mengikuti penguatan rekan-rekan mereka di A.S.

Secara terpisah, Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada hari Senin memblokir pengambilalihan saham Qualcomm oleh perusahaan pembuat semikonduktor Broadcom Ltd yang berpusat di Singapura Qualcomm Inc atas dasar keamanan nasional, mengakhiri apa yang telah menjadi kesepakatan industri teknologi terbesar yang pernah ada.

Indeks dolar terhadap enam mata uang mayoritas flat di level 89,891 setelah turun sekitar 0,2 persen tadi malam.

Yield Treasury acuan 10 tahun AS sedikit berubah pada 2,877 persen. setelah mencatat penurunan 2,5 basis poin semalam.
 
Data Inflasi Dorong Emas Rebound

E3HckdsmQdehyI7sOFsWvw.jpeg


Data Inflasi Dorong Emas Rebound

Harga emas rebound pada hari Selasa, setelah data menunjukkan data inflasi harga konsumen A.S. melambat pada bulan Februari, membuat ekspektasi greenback melemah dan mempengaruhi ekspktasi kenaikan suku bunga agresif oleh Federal Reserve.


Dolar melemah setelah data menunjukkan inflasi harga tingkat konsumen A.S. melambat bulan lalu, mengonfirmasikan bahwa perkiraan kenaikan inflasi yang diharapkan kemungkinan akan bertahap.

Laporan tersebut muncul setelah data pada hari Jumat menunjukkan perlambatan pertumbuhan upah yang mengurangi kekhawatiran tekanan inflasi dan meredam ekspektasi kenaikan suku bunga sebanyak empat kali oleh Federal Reserve tahun ini.

Indeks dolar A.S., yang mengukur kekuatan greenback terhadap pasangan enam mata uang utama mayoritas, turun 0,13% pada 89,77.

Emas sensitif terhadap baik pergerakan suku bunga A.S. maupun dolar. Melemahnya dolar membuat emas lebih murah bagi pemegang mata uang asing, sementara kenaikan suku bunga A.S. mengangkat biaya kesempatan untuk menahan aset yang tidak menghasilkan seperti bullion.

Perdagangan emas berjangka di pasar Comex naik 0,36% di harga $1.325,6 per troy ounce. Perdagangan lainnya di Comex, perak berjangka naik 0,45% menjadi $16,60 per troy ounce.
 
Ekuitas Asia Retret Menyusul Perombakan Administrasi Trump

yvqQUdmlQGCeIztbNn-xNQ.jpeg


Ekuitas Asia Retret Menyusul Perombakan Administrasi Trump

Ekuitas Asia turun pada sesi perdagangan Rabu pagi, menyusul melemahnya saham A.S. semalam di tengah kekhawatiran meningkatnya proteksionisme A.S. setelah secara tak terduga Presiden Trump dilaporkan memecat Sekretaris Negara Rex Tillerson di Twitter. Berita tersebut menyusul pengunduran kepala penasihat ekonomi utama Gary Cohn pekan lalu.


Sementara itu, laporan bahwa A.S. tengah berencana untuk mengenakan tarif impor China hingga $60 miliar juga dikutip sebagai tantangan bagi pasar ekuitas. Indeks harga konsumen utama A.S. dan indeks inti naik 0,2% dari bulan Januari, sejalan dengan ekspektasi.
Semalam, Dow turun 0,7%, S&P 500 tergelincir 0,6% dan Nasdaq turun 1,0% di penutupan.

Di China, output industri naik 7,2% pada basis tahunan di Februari, mengalahkan perkiraan konsensus umum sebesar 6,2%. Investasi aset tetap juga lebih tinggi dari perkiraan, melonjak 7,9% pada basis tahunan dibandingkan dengan estimasi 7,0%. Penjualan ritel untuk bulan ini sedikit lebih lunak, hanya naik 9,7% dibandingkan dengan perkiraan 9,8%.

Namun, dampak pada ekuitas sepertinya terbatas, dengan indeks Shanghai Composite dan Shenzhen Component keduanya diperdagangkan melemah 0,4%. Indeks Hang Seng Hong Kong turun 1,3%, hentikan kenaikan selama 4 hari.

Sementara itu, indeks Nikkei Jepang turun 1,0% pada perdagangan tengah hari. Pesanan mesin inti Jepang naik 8,2% pada basis tahunan pada bulan Januari, jauh di atas ekspektasi kenaikan 5,6%, sebuah pertanda bahwa belanja modal akan terus memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi.

Produsen mobil Toyota Motor Corp menjadi salah satu fokus pasar setelah laporan rencana menaikkan gaji pokok bulanan sekitar 1.300 yen ($12,18) mulai bulan depan. Kenaikan itu kurang dari 3.000 yen yang diminta oleh serikatnya.

Indeks S&P / ASX 200 Australia tergelincir 0,7%. Data GDP Selandia Baru akan dirilis pada hari Kamis.
 
Dollar Masih Terbebani Inflasi dan Pemecatan Tillerson

FrJyBUPcRoywBwRFSg9jSQ.jpeg


Dollar Masih Terbebani Inflasi dan Pemecatan Tillerson

Dolar menguat terhadap mata uang utama pada hari Rabu namun penguatan tersebut masih tertahan oleh data inflasi yang kurang mendukung dan kekhawatiran akan ketidakstabilan politik setelah pemecatan mendadak Sekretaris Negara AS Rex Tillerson.


Indeks dolar A.S., yang mengukur kekuatan greenback terhadap enam mata uang mayoritas, naik tipis menjadi 89,77.

Indeks dolar mengakhiri sesi sebelumnya dengan penurunan setelah Departemen Tenaga Kerja pada hari Selasa merilis inflasi harga konsumen A.S. masih tertahan pada bulan Februari, mengindikasikan bahwa Federal Reserve cenderung mengikuti laju kenaikan suku bunga bertahap tahun ini.

Data inflasi dirilis setelah laporan pekerjaan minggu lalu menunjukkan pertumbuhan upah yang juga melambat, mengurangi kekhawatiran mengenai kenaikan inflasi yang lebih cepat dari perkiraan.

Beberapa investor berspekulasi bahwa laporan inflasi yang kuat dapat mendorong the Fed meningkatkan laju kenaikan suku bunga yang direncanakan lebih dari tiga seperti yang diproyeksikan pada pertemuan di Desember lalu.

The Fed akan mengadakan pertemuan kebijakan dua hari mulai Selasa depan dan diperkirakan akan menaikkan suku bunga untuk pertama kalinya tahun ini.

Dolar berada di bawah tekanan jual setelah Presiden A.S. Donald Trump memberhentikan Sekretaris Negara Rex Tillerson di Twitter pada hari Selasa, menggantikannya dengan Direktur Central Intelligence Agency (CIA) Mike Pompeo. Berita tersebut menggerogoti kepercayaan investor terhadap mata uang A.S.

Dolar menguat terhadap euro, dengan EUR/USD turun 0,10% menjadi 1,2378. Pound melemah, dengan GBP/USD turun 0,09% menjadi 1,3950. Dolar sedikit menguat terhadap yen, dengan USD/JPY naik tipis menjadi 106,66.

Yen mendapat tekanan sejak awal minggu ini sejak sebuah skandal kronisme yang berkembang terkait dengan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe dan istrinya yang terlibat penjualan tanah publik. Skandal tersebut menimbulkan kekhawatiran mengenai kemampuan Abe untuk terus menjalankan kebijakan Abenomiknya, yang mencakup pelonggaran moneter yang agresif.
 
Dolar Dilemahkan Berbagai Faktor

DmbR3bc8T5Wma2RA2bx_NA.jpeg


Dolar Dilemahkan Berbagai Faktor

Dolar masih melemah terhadap mata uang mayoritas pada perdagangan sesi Kamis pagi Asia karena pemerintah A.S. yang semakin hawkish meningkatkan ketegangan perdagangan global yang mendorong pasar untuk menjual aset berisiko dan mengangkat yen Jepang.

Indeks dolar A.S. bertahan di level 89,67, turun 0,09%. Sentimen terhadap greenback masih bearish minggu ini dan indeks turun di bawah angka 90.

Setelah beberapa pejabat tinggi mengundurkan diri dari Gedung Putih termasuk penasihat ekonomi kepala pro-perdagangan bebas Gary Cohn dan Sekretaris Negara pro dialog, Rex Tillerson, pemerintahan Presiden Donald Trump akan diisi oleh pejabat hawkish yang merangkul proteksionisme dan aktivitas militer.

Perombakan personil di Gedung Putih menimbulkan kekhawatiran baru mengenai potensi perang dagang global dan memicu ketidakpastian mengenai perkembangan di Semenanjung Korea, mendorong investor untuk beralih dari dolar ke mata uang safe haven seperti yen Jepang.

Dalam guncangan personil terbaru, Trump memutuskan untuk menunjuk Larry Kudlow sebagai penasihat ekonomi penting. Kudlow, yang sebelumnya dikenal sebagai advokat perdagangan bebas, dikabarkan mengatakan bahwa China akan menjadi target bea impor, yang meningkatkan prospek perang dagang A.S.-China. Kudlow juga mengisyaratkan dukungan untuk dolar yang lebih kuat dalam sebuah wawancara dengan CNBC.

Pasangan USD/JPY turun 0,26% menjadi 106,03, penurunan yang agak tajam dari hari Selasa di level 107,20. Ketegangan perdagangan global menghambat risk appetite, yang mendorong permintaan yen yang sering dicari pada saat risk aversion.

Pasangan AUD/USD diperdagangkan menguat 0,04%, di level 0,7880. Aussie bergerak menguat seiring pelemahan dolar minggu ini. Laporan pekerjaan bulan Februari Australia akan dirilis minggu depan, yang dapat memicu momentum penguatan pasangan mata ini. Sementara itu, Reserve Bank of Australia belum merilis tanda kenaikan suku bunga.

Di tempat lain, People's Bank of China menetapkan tingkat koreksi yuan terhadap dolar di 6,3141 berbanding 6,3238 di sesi Rabu. Pasangan USD/CNY turun 0,11% menjadi 6,3110. Perhatian pasar akan tertuju pada ketegangan perdagangan yang semakin meningkat antara A.S. dan China.
 
Emas Stabil Dekati Level Tertinggi 1-Minggu

l0UbSsm3RcSmVAi3TsSVrQ.jpeg


Emas Stabil Dekati Level Tertinggi 1-Minggu

Harga emas bertahan dan stabil pada hari Kamis, mendekati level tertinggi satu minggu setelah data AS yang beragam di sesi kemarin dan kekacauan politik di Washington terus menekan dolar dan mendukung permintaan safe-haven.


Kontrak emas berjangka di Comex bergerak tipis pada level $1.325,9 per troy ounce, tidak jauh dari puncak satu minggu di sesi sebelumnya di $1.330,5. Perdagangan lainnya di Comex, perak berjangka hampir tidak berubah di harga $16,54 per troy ounce.

Sentimen terhadap greenback masih cukup rentan setelah Departemen Perdagangan A.S. pada hari Rabu melaporkan bahwa penjualan ritel turun 0,1% di bulan Februari, dibandingkan dengan ekspektasi kenaikan 0,3%.

Namun, sebuah laporan terpisah menunjukkan bahwa harga produsen A.S. naik 0,2% di bulan Februari, mengalahkan perkiraan untuk kenaikan 0,1%.

Pelaku pasar saat ini menantikan data aktivitas manufaktur A.S. di wilayah New York dan Philadelphia, serta laporan mingguan klaim pengangguran untuk indikasi lebih lanjut mengenai kekuatan ekonomi A.S.

Indeks dolar A.S., yang mengukur kekuatan greenback terhadap enam pasangan mata uang mayoritas, diperdagangkan stabil di level 89,73.
Emas sensitif terhadap pergerakan dolar. Melemahnya dolar membuat emas lebih murah bagi pemegang mata uang asing.

Sementara itu, pasar masih gelisah setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada hari Selasa memecat Sekretaris Negara Rex Tillerson, yang dianggap lebih moderat di pemerintahannya. Tillerson akan digantikan oleh Direktur CIA Mike Pompeo.

Ketakutan akan perang dagang global yang potensial juga dinyalakan kembali setelah Trump mengumumkan rencana untuk mengenakan tarif impor impor China hingga 60 miliar dolar, yang secara khusus menargetkan sektor teknologi dan telekomunikasi.
 
Back
Top