Berita dan Fundamental

Forex: Tinjauan Teknis EURUSD 15.03.18

Forex: Tinjauan Teknis EURUSD 15.03.18

Pasangan mata uang ini sedang mengkonsolidasi di dalam jangkauan 1.2290 - 1.2425 ditengah krisis pemerintah yang menjulang di AS, ketika hasil pertemuan the Fed yang selanjutnya diperkirakan akan dirilis minggu depan.

Harga berada di atas garis tengah Bollinger band, pada level EMA 5 dan EMA 13. RSI datar. Stoch tumbuh.

Rekomendasi perdagangan:
Harga diperkirakan akan tetap berada di dalam jangkauan 1.2290 - 1.2425.

Analisa Oleh: Semen Kamenskiy

Disclaimer:
Grand Capital bekerjasama dengan pihak ketiga untuk menghadirkan analisa untuk para trader. Analisa dapat digunakan sebagai alat pertimbangan bukan sebagai acuan utama dalam mengambil keputusan. Pengguna analisa bertanggung jawab atas setiap keputusan perdagangan yang diambil.


15032018.png
 
Dolar Masih Cukup Kuat, Fokus Beralih Ke Pertemuan Fed

YegVwkLVQqCyG92YdoelCw.jpeg


Dolar Masih Cukup Kuat, Fokus Beralih Ke Pertemuan Fed

Dolar pertahankan kenaikan terhadap sejumlah pasangan mata uang mayoritas pada hari Jumat, karena kekhawatiran baru-baru ini mengenai mata uang yang muncul dari ketegangan perdagangan sedikit berkurang dan pertemuan kebijakan Federal Reserve minggu depan menjadi fokus pasar.


Pertemuan dua hari Komite Pasar Terbuka Federal dimulai pada 19 Maret di mana bank sentral A.S. diharapkan akan menaikkan suku bunga untuk pertama kalinya tahun ini.

Indeks dolar terhadap enam pasangan mata uang mayoritas diperdagangkan datar di level 90,138 setelah naik 0,5 persen pada hari sebelumnya. Sebelum penguatan semalam, indeks dolar turun selama tiga sesi berturut-turut atas kekhawatiran perang perdagangan global yang tumbuh di tengah sinyalemen meningkatnya proteksionisme A.S.

Dollar bergerak tipis terhadap yen pada level 106,330, setelah menguat dari level terendah delapan hari di level 105,790 yang dicapai pada hari Kamis dan masih turun 0,45 persen pada minggu ini terhadap safe haven yen yang sebelumnya menguat karena sebuah skandal politik menerpa Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, sehingga menimbulkan keraguan terhadap kelanjutan kebijakan stimulus ekonominya.

Euro secara efektif flat di level $1,2306 setelah turun 0,5 persen semalam. Mata uang umum itu cenderung bergerak tipis pada minggu ini.

Dolar Kanada berjuang di dekat level terendah delapan bulan yang tergelincir dalam semalam, ketika data perumahan Kanada yang lemah memperkuat pandangan bahwa Bank of Canada kemungkinan akan memperlambat laju kenaikan suku bunganya.

Loonie juga mendapat tekanan setelah komentar Presiden Trump tentang perdagangan dengan Kanada menyulut kembali kekhawatiran perdagangan. Dolar Kanada bergerak tipis terhadap dolar AS di level C$1,3050 per dolar setelah turun ke level C$1,3068, level terlemahnya sejak akhir Juni 2017.

Dolar Australia dan Selandia Baru masing-masing turun 0,1 persen pada $0,7789 dan $0,7270, setelah mencatat penurunan besar dalam semalam terhadap dollar A.S. yang cenderung menguat.
 
Dolar Kembali Terseok Dari Level Tertinggi

rjJu9z6LSVeLqi1M_oSGKQ.jpeg


Dolar Kembali Terseok Dari Level Tertinggi

Dolar AS kembali tergelincir terhadap pasangan mata uang mayoritas pada hari Jumat, turun diri dari level tertinggi satu minggu menyusul berita kemungkinan perubahan personil di Gedung Putih, yang memicu kekhawatiran baru atas gejolak politik A.S.


Greenback melemah setelah pada hari Kamis Washington Post melaporkan Presiden A.S. Donald Trump telah memutuskan untuk mengganti penasihat keamanan nasionalnya, H.R. McMaster.

Menambah kekhawatiran atas politik A.S., kekhawatiran akan perang dagang telah terpicu setelah Donald Trump mengumumkan rencana minggu ini untuk mengenakan tarif impor China hingga 60 miliar dolar, yang secara khusus menargetkan sektor teknologi dan telekomunikasi.

Indeks dolar A.S., yang mengukur kekuatan greenback terhadap pasangan enam mata uang mayoritas, turun 0,13% pada 90,02, dari level tertinggi satu minggu di 90,17 semalam.

Euro dan pound mencatat penguatan, dengan EUR/USD naik 0,11% pada level 1,2319 dan GBP/USD naik 0,08% menjadi 1,3947. Yen dan franc Swiss juga menguat, dengan USD/JPY turun 0,37% menjadi 105,95 dan dengan USD/CHF turun 0,20% diperdagangkan pada level 0,9495.

Di tempat lain, dolar Australia stabil, dengan AUD/USD di 0,7801 dan NZD/USD tergelincir 0,33% ke level 0,7253. Sementara itu, USD/CAD hampir tidak bergerak di level 1,3055.
 
BOJ Capai Rekor Kepemilikan Surat Utang Pemerintah

dCRP6pFJQJ_95aJNPTTVDQ.jpeg


BOJ Capai Rekor Kepemilikan Surat Utang Pemerintah

Kepemilikan surat utang pemerintah bank sentral Jepang (BOJ) naik mencapai rekor di triwulan Oktober hingga Desember di bawah program pelonggaran kuantitatif, menggarisbawahi kekhawatiran tentang keberlanjutan kebijakan moneter.


BOJ memegang rekor 449 triliun yen ($4,24 triliun) dalam bentuk surat utang pemerintah pada akhir Desember, naik 6,8 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya, data bank sentral menunjukkan pada hari Senin.

Bank sentral memegang 41,1 persen dari seluruh hutang pemerintah pada akhir Desember, juga rekor tertinggi. Perusahaan asuransi dan pensiun adalah pemegang kedua terbesar, menyumbang 21,6 persen dari semua obligasi yang beredar.

Kepemilikan investor luar negeri atas surat utang pemerintah Jepang meningkat menjadi 122 triliun yen pada akhir Desember, jumlah tertinggi dalam catatan.

BOJ telah memperlambat laju pembelian utang pemerintah karena mengubah patokan kebijakan pada bulan September 2016 untuk menargetkan suku bunga dari ukuran basis moneter.

Namun, keseluruhan ukuran kepemilikan utang pemerintah BOJ terus mencatat rekor tertinggi, yang dapat memicu kekhawatiran bahwa pelonggaran kuantitatif akan merusak likuiditas di pasar obligasi.

Data bank sentral menunjukkan bahwa aset yang dimiliki oleh rumah tangga Jepang naik 3,9 persen pada kuartal keempat dari tahun sebelumnya menjadi rekor 1,880 triliun yen karena kenaikan saham dan kepercayaan investasi.
 
Minyak Mentah Terpengaruh Aktivitas Pengeboran A.S.

lcSudlsKQcKNDLqlq9rQkQ.jpeg


Minyak Mentah Terpengaruh Aktivitas Pengeboran A.S.

Minyak mentah berbalik melemah pada hari Senin, turun diri dari level tertinggi dua minggu atas pemberitaan meningkatknya aktifitas pengeboran di A.S. sehingga menambah kekhawatiran terhadap tingkat produksi dan mmebayangi proyeksi permintaan global yang cukup positif.


Minyak mentah AS West Texas Intermediate Kontrak perdagangan April turun 32 sen atau sekitar 0,51% pada $62,09 per barel, setelah mencapai puncak dua minggu di $62,54 pada hari Jumat. Sementara di ICE Futures Exchange di London, minyak Brent untuk pengiriman Mei turun 36 sen atau sekitar 0,54% menjadi $65,86 per barel, juga turun dari level tertinggi dua minggu di hari Jumat di $66,42.

Harga minyak mendapat tekanan setelah perusahaan jasa energi Baker Hughes mengatakan pada hari Jumat bahwa jumlah rig minyak AS yang aktif bertambah empat buah pada minggu hingga 16 Maret, sehingga jumlah totalnya menjadi 800 rig. Aktivitas pengeboran yang tinggi mendorong produksi minyak mentah AS meningkat. menjadi 10,38 juta barel per hari (bpd), melampaui eksportir utama Arab Saudi.

Menambah kekhawatiran, Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan Rusia pekan lalu memperkirakan bahwa pasokan minyak non-OPEC akan mencapai sekitar 1,60 juta barel per hari pada 2018, dibandingkan dengan 1,40 juta barel per hari sebelumnya. Namun, OPEC menambahkan bahwa upayanya untuk mengurangi pasokan terus berkontribusi menyeimbangkan pasar.

OPEC sepakat pada bulan Desember untuk memangkas produksi minyak sebesar 1,8 juta barel per hari sampai akhir 2018. Kesepakatan tersebut akan berakhir pada bulan Maret 2018, setelah diperpanjang satu kali. Data tersebut membayangi perkiraan oleh Badan Energi Internasional akhir pekan lalu dari kenaikan permintaan minyak global untuk tahun depan.

Di tempat lain, harga bensin berjangka tergelincir 0,21% menjadi $1,938 per galon, sementara gas alam berjangka turun 0,37% di harga $2,686 per juta British thermal unit.
 
Saham Asia Jatuh, Facebook Menghantui Saham Teknologi

ScJOHWsjQBCumHj763mAQA.jpeg

Saham Asia Jatuh, Facebook Menghantui Saham Teknologi

Saham Asia jatuh pada hari Selasa karena investor ‘mencampakkan’ saham teknologi A.S. yang sempat menjulang karena kekhawatiran peraturan yang lebih ketat karena Facebook mendapat kecaman menyusul laporan yang memungkinkan akses data pengguna menjadi tidak semestinya.


Penurunan terjadi karena para pelaku pasar menantikan pertemuan kebijakan pertama Ketua Federal Reserve Jerome Powell yang dimulai hari ini dan di tengah kekhawatiran bahwa Presiden AS Donald Trump dapat memberlakukan langkah-langkah perdagangan proteksionis tambahan.

Indeks saham Asia Pasifik terbesar MSCI di luar Jepang turun 0,2 persen. Nikkei Jepang turun 1,0 persen.

Di Wall Street indeks S&P 500 turun 1,42 persen dan Nasdaq Composite turun 1,84 persen, keduanya mencatat hari terburuk dalam lima minggu.

Facebook memimpin penurunan, jatuh 6,8 persen setelah raksasa media sosial itu menghadapi tuntutan dari anggota parlemen AS dan Eropa untuk menjelaskan bagaimana konsultasi yang bekerja saat kampanye pemilihan Presiden Donald Trump memperoleh akses yang tidak semestinya terhadap data pada 50 juta pengguna Facebook.

Selain itu, kekhawatiran tentang potensi perang perdagangan AS-Cina masih membayangi setelah Presiden AS Trump memberlakukan bea impor untuk baja dan aluminium dan menyarankan tarif yang dikenakan pajak pada beberapa teknologi informasi Cina, telekomunikasi dan produk konsumen senilai 60 miliar dolar AS setiap tahun.

Penurunan tajam harga saham membuat yield obligasi A.S. jangka panjang turun sementara imbal hasil jangka pendek naik menjelang kenaikan suku bunga yang diharapkan dari Federal Reserve A.S. setelah pertemuan dua hari kebijakannya dimulai pada hari Selasa.

Yield Treasuries 10 tahun AS sebesar 2,845 persen, sedikit berubah pada minggu ini dan sekitar 10 basis poin di bawah level tertinggi empat tahun di 2,957 persen yang disentuh sebulan yang lalu. Tapi pada obligasi dua tahun mencapai imbal hasil tertinggi di 9 setengah tahun di 2,32 persen karena the Fed tampaknya akan menaikkan suku bunga kebijakannya menjadi 1,50-1,75 persen dari 1,25-1,50 persen saat ini.
 
Minyak Mentah Rebound Atas Kekhawatiran di Timteng

WhVt8_9vRcmO7CAIts1eJw.jpeg


Minyak Mentah Rebound Atas Kekhawatiran di Timteng

Minyak mentah melambung tinggi pada hari Selasa, karena ketegangan Timur Tengah memicu kemungkinan gangguan pasokan minyak, meskipun tingkat output A.S. terus meningkat.


Kontrak minyak mentah AS West Texas Intermediate April naik 67 sen atau sekitar 1,05% di harga $67,28 per barel, tertinggi sejak 6 Maret. Sementara itu, minyak Brent untuk pengiriman Mei di ICE Futures Exchange London naik 53 sen atau sekitar 0,80% menjadi $66,58 satu barel, tertinggi sejak 28 Februari.

Harga minyak didukung oleh berita bahwa AS kemungkinan kembali memberlakukan sanksi terhadap Iran, sementara ketegangan baru antara Arab Saudi dan Iran memicu kekhawatiran gangguan pasokan di wilayah tersebut. Namun, kenaikan minyak mentah diperkirakan akan terus berlanjut menjelang laporan mingguan American Petroleum Institute atas pasokan minyak A.S., yang akan dirilis Selasa hari ini.
Sementara Badan Informasi Energi A.S. akan merilis data mingguan atas persediaan minyak dan bensin pada hari Rabu.

Minyak mentah mendapat tekanan setelah perusahaan jasa energi Baker Hughes pada hari Jumat pekan lalu mengatakan bahwa jumlah rig minyak AS yang aktif bertambah empat pada minggu hingga 16 Maret, sehingga jumlah totalnya menjadi 800. Kegiatan pengeboran tinggi telah mendorong produksi minyak mentah AS naik menjadi 10,38 juta barel per hari (bph), melampaui produksi Arab Saudi.

Analis dan para pelaku pasar telah memperingatkan bahwa boomingnya produksi minyak serpih AS berpotensi menggagalkan upaya Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak untuk mengendalikan pasokan global dan menopang harga.

OPEC sepakat pada bulan Desember untuk memangkas produksi minyak sebesar 1,8 juta barel per hari sampai akhir 2018. Kesepakatan tersebut akan berakhir pada Maret 2018, setelah diperpanjang satu kali.
 
Kehati-hatian Merayap Ke Pasar Asia Jelang Keputusan Fed

1Ah-I_PrR4mFquuAzROuoQ.jpeg


Kehati-hatian Merayap Ke Pasar Asia Jelang Keputusan Fed

Kehatian-hatian mendera di pasar keuangan pada hari Rabu karena investor mengantisipasi kenaikan kebijakan suku bunga seperempat poin Federal Reserve dan panduan yang telah dinanti mengenai berapa banyak kenaikan di tahun ini, sementara ketakutan perang dagang membuat mata uang negara-negara ekspor tergeser.


Indeks MSCI Asia-Pasifik di luar Jepang naik 0,4 persen setelah selama empat hari berturut-turut mencatat penurunan, mengikuti kenaikan yang dibukukan di pasar Wall Street pada sesi kemarin.

Indeks saham China menguat dengan indeks Hang Seng Hong Kong naik 1,3 persen. sementara perdagangan pada indeks saham Australia dan Korea hanya mencatat kenaikan ringan.

Pasar yakin Fed akan mengumumkan kenaikan suku bunga seebsar seperempat poin pada keputusan akhir pertemuan kebijakannya pada hari ini. Namun, pelaku pasar masih kurang yakin apakah akan memberi sinyal untuk kenaikan tiga atau empat kali untuk tahun ini secara keseluruhan.

The Fed telah menaikkan suku bunga lima kali sejak mulai memperketat kebijakan pada akhir 2015. Namun demikian, dolar belum benar-benar merespons, yang menutup tahun 2017 dengan penurunan sekitar 10 persen terhadap sejumlah pasangan mata uang mayoritas.

Pada sesi hari ini, indeks dolar sejauh ini masih bertahan mendekati level tertinggi tiga minggu di sekitar level sekitar 90,35. Terhadap yen Jepang, greenback masih tidak jauh dari level tertinggi satu minggu di level 106,5.
 
Dolar Melemah Pasca Keputusan Fed

Gm21wzp_R4iuNKwnLh_6Iw.jpeg


Dolar Melemah Pasca Keputusan Fed

Dolar terus melemah pada perdagangan pagi di Asia Kamis, beberapa jam setelah Federal Reserve AS menaikkan suku bunga dan diikuti kenaikan suku bunga yang sama dari China. Dolar juga tertekan oleh kekhawatiran perang dagang, dengan Presiden AS Donald Trump akan menerapkan satu tarif baru terhadap China.


Indeks dolar AS merosot k elevel 89,13, atau turun 0,13%. Dolar terus merosot meskipun Federal Reserve AS menaikkan suku bunga di akhir pertemuan dua hari nya pada Rabu, 21 Maret.

Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) menaikkan target suku bunga acuannya berkisar 0,25% menjadi antara 1,5% dan 1,75%, yang menempatkan suku bunga dana efektif sekitar 1,63%, level tertinggi sejak 2008. Dalam menaikkan suku bunganya, the Fed mencatat bahwa "prospek ekonomi telah menguat dalam beberapa bulan terakhir." Meski the Fed tidak mengindikasikan bahwa kemungkinan akan menaikkan suku bunga empat kali tahun ini dan menjaga perkiraan inflasi tetap stabil.

Perkiraan Trump akan mengumumkan satu set tarif baru terhadap sebesar $50 miliar atas impor Cina, khususnya di sektor teknologi tinggi, menambah tekanan pada dola. Tarif baru ini mengikuti penyelidikan oleh Perwakilan Perdagangan AS (USTR) ke dalam praktik perdagangan Cina. Penyelidikan menunjukkan upaya yang dipimpin negara di China untuk memaksa perusahaan AS mengungkapkan kekayaan intelektual.

Di Cina Daratan, People`s Bank of China (PBOC) menaikkan suku bunga pasar jangka pendeknya Kamis pagi di Asia, mengikuti langkah the Fed. PBOC menaikkan suku pada pembalikan perjanjian pembelian kembali dengan lima basis poin menjadi 2,55%. PBOC juga alirkan dana sekitar $1,58 miliar ke dalam ekonomi melalui repo mundur tujuh hari.

Perdagangan USD/CNY turun 0,13% pada pertengahan pagi di Asia, dengan yuan di perdagangkan di level 6,3173. Yen Jepang menguat terhadap dolar. Dengan USD/JPY turun 0,34% ke level 105,69. Sementara AUD/USD diperdagangkan pada level 0,7742, turun 0,0023%, setelah sebelumnya sempat mencatat kenaikan.
 
Pasar global mix, investor tunggu pengumuman Trump

D1PkFfIPRryfcQrzuuyTEg.jpeg


Pasar global mix, investor tunggu pengumuman Trump

Mata uang dolar memperpanjang pelemahannya sepanjang sesi Asia pada Kamis ini. Sementara itu, bursa saham Asia bergerak bervariasi karena pelaku pasar memilih "wait and see" untuk melihat dampak dari kenaikan bunga pinjaman di AS dan China. Pasar juga dipengaruhi oleh memanasnya tensi perdagangan global setelah Trump umumkan akan menaikkan tarif barang impor dari China.


Bursa saham Jepang dan Hong Kong bergerak naik turun dan China melemah. Dolar juga tergelincir setelah the Fed tidak memberi petunjuk apapun terkait dengan kenaikan suku bunga tahun ini.

Namun the Fed menaikkan acuan bunga pinjaman seperempat poin yang mencerminkan membaiknya prospek ekonomi.

Aussie melemah setelah data pengangguran melonjak, kiwi menguat setelah bank sentral Selandia Baru mempertahankan suku bunga pada level terendah dan memberi sinyal tidak akan menaikkan suku bunga dalam waktu dekat. yen diperdagangkan menguat menjadi 105,66 per dolar dan euro menguat menjadi $1,2361.

Yen bergerak solid diantara mata uang negara-negara maju lainnya, sementara bagi negara-negara berkembang dipimpin oleh won dan ringgit.
Fokus investor saat ini adalah menunggu pengumuman resmi tentang jumlah kenaikan tarif yang akan dikenakan kepada China, dimana perkiraannya mencapai $50 miliar yang berasal dari pelanggaran hak-hak intelektual dan properti.

Dari sektor komoditas, dilaporkan persediaan minyak AS turun untuk pertama kalinya dalam satu bulan terakhir. Minyak West Texas naik menjadi $65,27 per barrel. Emas tergelincir menjadi $1.331,03 per ounce.
 
Kekhawatiran Perang Dagang Rongrong Pasar Saham

https://image.prntscr.com/image/bUI7kOeiQOuvnAF81Vo8HA.jpeg

Kekhawatiran Perang Dagang Rongrong Pasar Saham

Kegaduhan perang perdagangan global mendera pasar saham dan mata uang pada hari Jumat setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan tarif yang dijanjikan atas barang-barang Tiongkok dan China membalas dengan janji untuk berjuang sampai akhir perang seperti itu.


Trump menandatangani memorandum presiden pada Kamis yang dapat mengenakan tarif impor hingga $60 miliar dari China, meskipun langkah-langkah tersebut memiliki periode konsultasi 30 hari. Investor khawatir tindakan AS dapat meningkat menjadi perang dagang, dengan konsekuensi yang berpotensi mengerikan bagi ekonomi global.

Beijing mendesak Amerika Serikat pada hari Jumat untuk menarik keputusan tersebut. "China tidak berharap untuk terlibat dalam perang dagang, tetapi tidak takut terlibat," kata kementerian perdagangan Cina dalam sebuah pernyataan.

Pada hari Jumat, China mengumumkan rencana untuk memberlakukan tarif hingga $3 miliar impor AS sebagai balas dendam terhadap tarif AS atas produk baja dan aluminium Cina.

Indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang turun 2,1 persen setelah psar saham di seluruh wilayah mencatat penurunan.

Indeks saham Shanghai turun 3,2 persen. Saham Australia turun 2,0 persen dan Nikkei Jepang turun 3,5 persen. Hang Seng Hong Kong turun hampir 3,0 persen, saham Taiwan turun 1,7 persen dan KOSPI Korea Selatan mundur 2,2 persen.

Salah satu penyebab suram di Asia, indeks Dow pada Kamis merosot 2,9 persen, S&P 500 turun 2,5 persen dan Nasdaq turun 2,4 persen.
 
Mnuchin: Trump Tidak Takut Perang Dagang Dengan Cina

PgXfVZozRaSdpmP6DMbY6g.jpeg


Mnuchin: Trump Tidak Takut Perang Dagang Dengan Cina

Meskipun ada ancaman pembalasan dari China atas rencana AS yang akan memberlakukan bea impor hingga $60 miliar untuk produk Cina, Menteri Keuangan AS, Steve Mnuchin, hari Minggu kemarin mengatakan Presiden Donald Trump tidak memiliki niat untuk mundur dan tidak khawatir tentang perang perdagangan.


"Kami akan melanjutkan dengan tarif kami. Kami sedang mengusahakannya," ungkap Mnuchin seperti yang dikutip dalam wawancara kepada Fox News Sunday. "Jadi, seperti yang dikatakan Presiden Trump, kami tidak takut perang dagang, tapi itu bukan tujuan kami."

Kekhawatiran akan perang dagang antara Amerika Serikat dan China telah membat harga saham AS jatuh. Dow Jones Industrial Average dan S&P 500 keduanya anjlok hampir 6 persen pada akhir pekan lalu.

Sebuah memorandum kepresidenan yang ditandatangani oleh Trump minggu lalu akan menargetkan hingga $60 miliar barang-barang China dengan tarif atas apa yang dikatakan pemerintahannya adalah penyalahgunaan hak milik intelektual AS, tetapi hanya setelah periode konsultasi 30 hari yang dimulai setelah daftar diterbitkan.

Trump memberi Departemen Keuangan 60 hari untuk mengembangkan pembatasan investasi yang ditujukan untuk mencegah perusahaan dan dana yang dikontrol oleh China untuk mengakuisisi perusahaan AS dengan teknologi sensitif.

Mnuchin mengatakan dia yakin Amerika Serikat dapat mencapai kesepakatan dengan China mengenai beberapa masalah, tetapi mengatakan tarif tidak akan ditangguhkan "kecuali kita memiliki perjanjian yang dapat diterima bahwa presiden menandatangani kontrak."

Cina telah mendesak AS untuk membatalkan tarif tersebut dan mengancam akan membalas dengan memukul ekspor pertanian AS. Tanpa memberikan kerangka waktu, kementerian perdagangan China mengatakan pemerintah sedang mempertimbangkan tarif 25 persen untuk babi AS. Itu tidak mengumumkan bea potensial pada kedelai.
 
Saham Asia Sambut Baik Negosiasi AS – China

0nt2ZjtuQUG0fPiXtdufvA.jpeg


Saham Asia Sambut Baik Negosiasi AS – China

Pasar saham Asia naik tajam di sesi Selasa setelah Amerika Serikat dan China kembali menghidupkan harapan untuk menghindari perang perdagangan, meski hal ini melemahkan kekuatan dolar dan yen.


Mengacu pada kenaikan di Wall Street, indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang naik hampir 1 persen. Nikkei Jepang naik 1,7 persen dan indeks blue chip China naik 1,2 persen. Indeks KOSPI Korea Selatan naik 0,7 persen, menambah penguatan yang dihasilkan dari pembebasan kebijakan tarif AS atas impor baja Korsel.

Guncangan pasar yang tiba-tiba terjadi di tengah laporan pejabat China dan AS sibuk bernegosiasi untuk menghindari perang dagang habis-habisan.

Pejabat Gedung Putih meminta China untuk memotong tarif pada mobil impor, memungkinkan hak istimewa asing dari perusahaan jasa keuangan dan membeli lebih banyak semikonduktor buatan AS, kata seseorang yang mengetahui diskusi tersebut.
Perdana Menteri China Li Keqiang Senin kemarin, berjanji untuk mempertahankan negosiasi perdagangan dan mempermudah akses ke bisnis Amerika.

Bahkan bau kompromi cukup untuk menggerakkan Wall Street ke hari terbaiknya dalam 2 setengah tahun dan mengantarkan Dow kenaikan poin terbesar ketiga kalinya. Dow melonjak 2,84 persen, sedangkan S&P 500 naik 2,72 persen dan Nasdaq 3,26 persen. Semua 11 sektor utama S&P 500 naik, dengan sektor teknologi naik 4,0 persen dan keuangan naik 3,2 persen.

Namun reaksi di pasar mata uang adalah dengan melemahnya yen dan dolar AS. Short-covering terhadap euro secara khusus sangat tajam setelah mata uang umum tersebut melonjak 1,4 persen semalam berada di level 131,32 terhadap yen. Hasil tersebut membuat dolar AS naik ke level 105,69 terhadp yen, setelah mengalami penurunan terendah sejak akhir 2016 pada satu titik.

Namun mata uang AS mengalami aksi jual terhadap hampir semua mata uang, dengan penurunan besar terhadap euro dan sterling. Euro naik pada level $1,2450, setelah menembus level puncak Maret di $1,2446, dan diperkirakan akan terus menyentuh level puncak untuk tahun ini sejauh ini di level $1,2556.

Melemah secara keseluruhan, membuat indeks dolar terhadap sejumlah mata uang mayoritas diperdagangkan pada level 89,121, setelah sempat menyentuh level terendah lima minggu di 88,979.
 
Negosiasi AS-Cina Runtuhkan Emas

Iqngu6MjTQ2M0gg4A7SeFg.jpeg


Negosiasi AS-Cina Runtuhkan Emas

Harga emas turun dari level tertinggi lima minggu setelah dolar terdongkrak oleh risk appetite kembali disulut oleh harapan bahwa perang perdagangan antara AS dan China dapat dihindari.


Emas berjangka untuk pengiriman April di divisi Comex New York Mercantile Exchange turun $3,4 atau 0,26% menjadi $1,351.70 per troy ounce. Sedangkan Indeks dolar AS, yang mengukur kekuatan greenback terhadap enam pasangan mata uang mayoritas, naik 0,23% menjadi 88,84 dari penurunan semalam di level 88,57, yang merupakan level terlemahnya sejak 16 Februari.

Harga emas sempat naik ke level tertinggi lima minggu di $1,356.70 semalam didukung oleh pelemahan dolar dan ketegangan yang meningkat antara Rusia dan Barat, serta kekhawatiran atas pengaruh perdagangan antara Beijing dan Washington yang mereda.

Kemarin, harga logam mulia menguat setelah AS mengatakan akan mengusir 60 diplomat Rusia, bergabung dengan respon global terkoordinasi yang menghukum Kremlin menyusul serangan agen terhadap mantan mata-mata Rusia di Inggris.

Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov mengatakan pada hari Selasa bahwa Moskow akan menanggapi secara keras langkah-langkah tersebut.

Sementara itu, ketakutan akan prospek perang dagang habis-habisan antara AS dan Cina mereda menyusul laporan pada hari Senin bahwa kedua belah pihak tengah bernegosiasi untuk menyelesaikan dibalik isu tersebut. Laporan pembicaraan tersebut meredam kekhawatiran bahwa ketegangan perdagangan antara dua ekonomi terbesar di dunia itu dapat meningkat di luar kendali dan mempengaruhi risiko untuk aset berisiko.

Kekhawatiran baru-baru ini bahwa kebijakan perdagangan proteksionis dari A.S dan Cina yang dapat mengakibatkan perang dagang telah mendongkrak emas, di tengah ketakutan akan dampak pada pertumbuhan ekonomi global. Investor mencari emas sebagai penyimpan nilai selama masa ketidakpastian politik atau ekonomi, sementara dolar yang lebih lemah membuat logam denominasi dolar lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya.

Dalam perdagangan logam mulia lainnya, perak berjangka naik 0,34% di $16,735 per troy ounce, sementara platinum berjangka naik 0,74% menjadi $963,50.
 
Sektor teknologi runtuhkan bursa Asia

U-odIjF-Somha4CANTUheA.jpeg


Sektor teknologi runtuhkan bursa Asia

Saham sektor teknologi memimpin pelemahan di pasar Asia Rabu ini yang dipicu oleh melemahnya sektor teknologi di AS. Nikkei melemah sampai 2,5% diawal perdagangan, dipicu sektor energi, transportasi dan teknologi.


Sementara itu Kospi tergelincir 1,5% terseret oleh Samsung Electronics yang jatuh 2,9%. Meski pasar saham tergelincir, emas berjangka dan harga obligasi pemerintah justru melonjak.

Salah satu penyebab melemahnya sektor teknologi dikarenakan krisis yang melanda saham-saham teknologi diantaranya Facebook. Dari pasar komoditas, minyak berjangka tercatat jatuh 0,6%.

Dari pasar mata uang, pound diperdagangkan menguat menjadi $1,4185, euro naik menjadi $1,2417 dan yen tergelincir menjadi 105,52 per dolar.
 
Ekuitas Asia Beragam; Nikkei Manfaatkan Pelemahan

qLiRcuDVQD6fx8RFoK509Q.jpeg


Ekuitas Asia Beragam; Nikkei Manfaatkan Pelemahan
Pasar ekuitas Asia diperdagangkan beragam perdagangan sesi Kamis pagi setelah saham teknologi masih mencatat penrunan.


Dolar menguat karena data pertumbuhan ekonomi AS menunjukkan angka yang lebih baik dari perkiraan. Emas diperdagangkan melemah atas penurunan yen, sementara saham sektor teknologi terus meluncur.

Kekhawatiran perdagangan terus menjadi pusat perhatian setelah S&P meningkatkan tingkat ketegangan geopolitik perdagangan menjadi tinggi. Semalam, S&P 500 tergelincir 0,3%, sedangkan Dow dan Nasdaq turun 0,1% dan 0,9%.

Indeks Nikkei 225 Jepang mengungguli rekan-rekan regionalnya dan menguat 1%, dengan pelemahan yen dianggap sebagai penopang penguatan. Jepang sedang mencari pertemuan bilateral dengan pemerintah Korea Utara, dan Pyongyang telah membahas pertemuan para pemimpin dengan Jepang dan negara-negara lain, media lokal Jepang melaporkan Kamis.

Indeks Shanghai Composite China dibuka menguat 0,4%, sementara Komponen Shenzhen tetap datar. Mantan ketua Anbang Wu Xiaohui dituduh terlibat dalam penipuan senilai $10,4 miliar, laporan pada hari Rabu mengatakan. Ping An Insurance dikatakan sedang merencanakan daftar untuk unitnya OneConnect.

Indeks Hang Seng Hong Kong dibuka juga naik 0,4% tetapi perdagangan diperkirakan akan tetap tenang karena para pelaku pasar tengah menantikan libur paskah.

Di tempat lain, KOSPI tergelincir 0,1% dalam perdagangan pagi. Hyundai Glovis naik 7,1% sementara Hyundai Mobis jatuh 6% menyusul laporan bahwa Hyundai Motor Group merencanakan restrukturisasi kepemilikan

Namun indeks S&P/ASX 200 Australia tergelincir 0,2% setelah berayun masuk dan keluar dari wilayah positif selama sesi pagi.
 
Tertahan, Dolar Menghadapi Gejolak Baru di Kuartal Baru

3x-8-okeTxKBBfknswanKA.jpeg


Tertahan, Dolar Menghadapi Gejolak Baru di Kuartal Baru

Penguatan dolar terhenti terhadap pada perdagangan sesi Jum’at terhadap pasangan mata mayoritas, setelah tertahannya pemulihan yang dicapai di pekan dan memberikan tekanan baru pada greenback.


Terhadap enam mata uang utama, dolar melemah 0,2 persen ke level 89,985. Indeks dolar turun lebih dari 2 persen untuk kuartal ini, dan penurunan kuartal kelima berturut-turut.

Indeks dolar sepanjang pekan ini hanya naik hampir 0,6 persen, dan berada di level tertinggi satu minggu tertinggi di 90,178 atas faktor termasuk meredanya kekhawatiran atas proteksionisme perdagangan global dan merasakan kemajuan pada program nuklir Korea Utara.

Dolar AS, yang sempat anjlok ke level terendah 16-bulan di 104,560 pada hari Senin ketika perdagangan melanda pasar global, saat ini turun 0,2 persen menjadi 106,245 yen. Kedua pasangan mata uang ini meningkat 1,5 persen minggu ini namun merosot 5,7 persen untuk kuartal ini.

Euro naik 0,15 persen menjadi $1,2317, setelah tergelincir 0,3 persen minggu ini. Mata uang umum naik 2,6 persen untuk kuartal ini, didukung oleh prospek Bank Sentral Eropa yang akan mengakhiri kebijakan moneternya yang akomodatif.

Pound naik 0,1 persen menjadi $1,4031 dan merangkak menjauh dari level $1,4011, yang merupakan level terendahnya satu minggu yg disentuh di hari sebelumnya.

Dolar Australia naik 0,1 persen di level $0,7684, menjauh dari level terendah tiga bulan di $0,7648 yang disentuh pada Kamis, tertekan oleh penguatan dolar AS dan harga komoditas yang lebih lemah seperti bijih besi.

Mata uang utama terbatas dalam kisaran sempit dengan banyak pasar utama dunia ditutup pada hari Jumat untuk liburan.
 
Kuartal Baru; Saham Asia Menguat, Dolar Stabil

H1HNF23qSKKoqp485Zt85w.jpeg


Kuartal Baru; Saham Asia Menguat, Dolar Stabil

Saham Asia memulai kuartal baru pada hari Senin dengan kenaikan moderat setelah kinerja yang kuat oleh ekuitas global pekan lalu, sementara dolar tetap stabil menjelang indikator ekonomi utama.


Indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang naik 0,15 persen. KOSPI Korea Selatan diperdagangkan datar dan indeks Nikkei Jepang naik 0,5 persen. Shanghai naik 0,3 persen.

Wall Street melonjak Kamis lalu setelah saham teknologi rebound, mengakhiri kuartal pertama yang penuh gejolak dengan catatan tinggi. Banyak pusat keuangan besar ditutup untuk liburan Paskah, Jumat Agung. Pasar di Australia, Hong Kong, Inggris dan Jerman masih ditutup pada hari ini sementara pasar AS akan melanjutkan perdagangan.

Indeks ekuitas dunia MSCI pekan lalu berakhir naik 1,2 persen. Namun mencatat penurunan sekitar 1,5 persen pada kuartal pertama, menjauh dari rekor tertinggi karena ketegangan perdagangan global terus meningkat, gejolak di Gedung Putih semakin mendalam dan pasar perusahaan teknologi goyah atas kekhawatiran regulasi dan isu-isu lainnya.

Sementara kekhawatiran bulan lalu tentang perang perdagangan global habis-habisan telah mereda, ketegangan antara Amerika Serikat dan Cina atas tariff impor membuat para investor gelisah. China pada hari Senin memberlakukan tarif pada produk AS termasuk daging babi beku, anggur dan buah-buahan dan kacang-kacangan tertentu sebagai tanggapan terhadap bea masuk AS atas impor aluminium dan baja China.

Dalam mata uang, dolar stabil terhadap yen pada level 106,350, sementara euro hampir tidak berubah pada level $1,2317. Greenback mencatat penguatan sekitar 0,6 persen terhadap enam mata uang utama pekan lalu dibantu oleh kombinasi faktor termasuk perkembangan yang dirasakan atas isu-isu Korea Utara.

Indeks dolar masih turun lebih dari 2 persen pada kuartal lalu, menandai penurunan kuartal kelima berturut-turut.

Data AS yang dijadwalkan akan dirilis minggu ini termasuk indeks manufaktur Institute for Supply Management (ISM) hari Senin, indeks ISM non-manufaktur hari Rabu dan laporan payroll non-pertanian pada hari Jumat.
 
Emas Menguat Seiring Lemahnya Dolar

kYkPz_7FSiqQ2E2iTMl1mA.jpeg


Emas Menguat Seiring Lemahnya Dolar

Harga emas menguat pada perdagangan sesi Senin didorong oleh lemahnya dolar dan eskalasi ketegangan perdagangan antara AS dan China, yang mendukung permintaan safe haven untuk logam mulia.


Cina pada hari Senin mengumumkan mereka menaikkan tarif hingga 25% pada impor AS tertentu sebagai tanggapan terhadap bea masuk AS atas impor aluminium dan baja. Langkah ini meningkatkan ketegangan perdagangan antara dua ekonomi terbesar di dunia, yang dikhawatirkan oleh pasar dapat meningkat menjadi perang dagang penuh dan menyulut pukulan bagi ekonomi global.

Indeks dolar AS, yang mengukur kekuatan greenback terhadap enam mata uang utama, turun 0,21% di level 89,56. Para pelaku pasar mencari emas sebagai penyimpan nilai selama masa ketidakpastian politik atau ekonomi, sementara dolar yang lebih lemah membuat komoditas berdenominasi dolar lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya.

Volume perdagangan tampaknya masih akan tetap rendah pada sesi hari ini dengan pasar di Eropa tutup untuk liburan Paskah, sementara pasar AS dibuka kembali setelah liburan Jumat Agung. Para pelaku pasar menantikan laporan indeks manufaktur Institute for Supply Management AS yang akan dirilis pada hari ini.

Emas berjangka untuk pengiriman Juni di divisi Comex New York Mercantile Exchange naik $8,00 atau 0,6% menjadi $1.335,3 per troy ons. Perdagangan logam mulia lainnya, perak berjangka naik 1,12% menjadi $16,450 per troy ounce, sementara platinum berjangka naik 0,99% pada $941,80. Di antara logam dasar, tembaga berjangka naik 1,21% menjadi $3,062 per pon.
 
Kekhawatiran ‘Ribut’ AS-Cina, Berkah Bagi Yen

39hUaAR3TdGe22zYm-R5Cg.jpeg


Kekhawatiran ‘Ribut’ AS-Cina, Berkah Bagi Yen

Yen bertahan menguat di sesi Selasa atas memanasnya ketegangan perdagangan AS-Cina yang memicu kekhawatiran untuk prospek pertumbuhan global, menekan minat risiko investor.


Dolar masih bertahan di level 105,91 yen, berjuang untuk mendapatkan traksi setelah jatuh selama tiga hari perdagangan berturut-turut, dan diperdagangkan di bawah level tertinggi dua minggu sekitar 107,00 yen yang disentuh pada 28 Maret.

Yen menguat pada hari Senin karena ekuitas AS jatuh, dengan indeks S&P 500 tergelincir 2,2 persen karena investor melarikan diri dari saham teknologi di tengah kekhawatiran kembali bangkitnya perang perdagangan. Aksi jual ekuitas AS terjadi setelah China memberlakukan tarif tambahan pada produk AS, meningkatkan perselisihan antara dua kekuatan ekonomi terbesar dunia.

Yen Jepang, biasanya dipandang sebagai mata uang safe-haven, cenderung menguntungkan dengan biaya dolar selama masa pergolakan politik dan keuangan internasional. Yen menguat pada Maret akibat kekhawatiran atas risiko perang perdagangan global mengguncang pasar keuangan. Kondisi itu membuat dolar ke level terendah 16 bulan dari 104,56 yen pada 26 Maret.

Beberapa pelaku pasar mengatakan dolar dapat menemukan dukungan terhadap yen untuk saat ini, terutama jika importir Jepang dan investor intuisional memilih untuk membeli dolar di harga rendah. Panasnya ketegangan perdagangan antara Cina dan Amerika Serikat tampaknya akan menjadi fokus pasar dalam waktu dekat.

Administrasi Trump diharapkan minggu ini untuk mengumumkan daftar barang-barang Cina yang dapat dikenakan tarif baru AS. Selain potensi perang perdagangan, pasar juga fokus pada data AS pekan ini, yang dipimpin oleh laporan payroll non-pertanian untuk Maret yang akan dirilis pada hari Jumat.

Euro bertahan stabil di level $1,2303. Sementara itu, dolar Australia naik 0,1 persen ke level $0,7667, bertahan di atas level terendah tiga bulan di $0,7643 yang dicapai minggu lalu.

Bank sentral Australia dipandang pasti akan mempertahankan suku bunga pada rekor rendah 1,5 persen pada keputusan kebijakan moneter yang akan dirilis Selasa.
 
Back
Top