Berita dan Fundamental

Indeks Saham Tersandung Kesengsaraan Kebijakan AS?

Indeks Saham Tersandung Kesengsaraan Kebijakan AS?

st5-800x445.jpg


Indeks saham berjangka AS dan dolar jatuh pada Senin, sementara pasar Asia terus berupaya keras atas kegagalan Presiden Donald Trump pada reformasi kesehatan sehingga menimbulkan pertanyaan akan kemampuannya mendorong pemotongan pajak dan belanja fiskal untuk meningkatkan perekonomian.


Ketidakmampuan Trump untuk mendapatkan dukungan yang cukup dari Partai Republik sendiri untuk "mencabut dan menggantikan" reformasi asuransi kesehatan Obamacare, dalam janji kampanye nya, juga beralih ke aset aman seperti emas dan yen Jepang

Indeks saham berjangka AS turun 0,7 persen ke level terendah enam minggu dalam volume yang cukup besar, sehingga mengindikasikan awal yang lemah di Wall Street di perdagangan hari ini.

Indeks MSCI saham Asia Pasifik di luar Jepang secara luas flat setelah membukukan penurunan mingguan pertama pekan lalu dalam tiga minggu terakhir. Nikkei Jepang turun 1,5 persen karena yen rebound dalam menghadapi pelemahan dolar AS terbaru.

"Trumpflation Trade" – yang bertaruh pada perpanjangan pemulihan ekonomi di AS dan global serta aset terkait seperti komoditas - berada di bawah tekanan jual yang berat. Meningkatnya ketidakpastian kebijakan AS juga mengangkat kekhawatiran bahwa penguatan dalam sector bisnis global dan sentimen konsumen baru-baru ini, khususnya di Asia, akan mulai memudar.

Kekalahan pada undang-undang kesehatan AS pada hari Jumat, Gedung Putih memperingatkan anggota parlemen konservatif pada hari Minggu bahwa mereka harus mendapatkan balik agenda Trump atau kemungkinan melewati nya pada pertarungan legislatif mendatang, termasuk reformasi pajak.

Ketua komite pajak dari partai Republik di DPR mengatakan dia berharap untuk memindahkan tagihan pajak melalui panel nya musim semi ini.


Grand Capital Forum
 
Dollar Menjauh Dari Posisi Terendah, Namun Masih Rentan

Dollar Menjauh Dari Posisi Terendah, Namun Masih Rentan

17626132_1875670762649113_3997393617483128236_n.jpg


Dolar tertatih-tatih untuk menjauh dari posisi terendah multi-bulan terhadap mata uang utama pada sesi Selasa setelah kisruh di hari sebelumnya mulai mereda, namun mata uang AS itu tetap goyah pengaruh dari "perdagangan Trump" yang saat ini hilang.


Greenback telah mengalami pengaruh besar saat para pelaku pasar melihat prospek pengeluaran fiskal AS dorongan dari Presiden Donald Trump secara signifikan berkurang oleh kegagalan untuk meloloskan sebuah RUU kunci reformasi kesehatan.

Dolar masih bias terhadap penurunan karena ekspektasi bahwa pemerintahan Trump akan dapat memberikan reformasi pajak dan belanja infrastruktur surut, ungkap Masafumi Yamamoto, kepala strategi valas di Mizuho Securities di Tokyo.

Indeks dolar terhadap sekeranjang mata uang utama hanya naik 0,1 persen pada level 99,249 setelah jatuh ke level 98,858 sesi kemarin, terendah sejak 11 November. Indeks sempat naik ke level atas 14 tahun mendekati level 104.00 pada awal Januari ketika harapan untuk stimulus meningkatkan inflasi di bawah presiden Trump berada di puncaknya.

Dolar naik 0,1 persen ke level 110,800 terhadap yen, setelah tadi malam sempat menggelusur ke level terendah empat bulan 110,110. Euro melemah pada level $1,0861, masih belum jauh dari dari level puncak 4 setengah bulannya di level $ 1,0906.

Mata uang kawasan eropa tersebut menguat ketika Kanselir Jerman Angela Merkel dari partai konservatif memenangkan pemilihan regional di negara bagian barat Saarland, Minggu, merespon kemunduran untuk saingan dari partai Sosial Demokrat dan meningkatkan prospek nya memenangkan jabatan keempat dalam pemilihan nasional bulan September.

Pound stabil di level $1,2559 setelah melonjak hampir satu persen ke level tertinggi delapan minggu $1,2615 tadi atas dolar yang lesu. Dolar Australia dan Selandia Baru masing-masing naik 0,1 persen ke level $ 0,7627 dan $0,7047.
 
Jubir Fed Hentikan Penurunan Dolar

Jubir Fed Hentikan Penurunan Dolar

1472208646414619.jpg


Dolar stabil pada hari Selasa setelah pekan terburuk sejak pemilihan Presiden AS Donald Trump pada bulan November, janji kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve tahun ini membantu dolar pulih dari posisi terendah multi-bulan di pasar global yang masih goyah.


Sementara itu, penurunan harga bijih besi di saat mulai dipasarkan di Eropa membantu melemahkan mata uang berisiko tinggi termasuk dolar Australia dan Kanada.

Indeks dolar yang mengukur kekuatan dolar AS terhadap mata uang mayoritas, diperdagangkan hampir setengah persen di atas level terendah di empat setengah bulan yang disentuh pada sesi Senin meski naik hanya 0,1 persen pada hari ini setelah sesi Asia yang sangat volatile.

Yen, yang telah menguat 4 persen dalam sembilan hari setelah kepercayaan atas kemampuan Trump di Gedung Putih untuk menyampaikan reformasi pajak dan dorongan belanja publik yang dijanjikan, flat di level 110,74 per dolar.

Analis menunjukkan dukungannya dari penampilan Presiden Dallas Federal Reserve Bank, Robert Kaplan dan ktua Fed Chicago, Charles Evans, saat menempatkan penekanan kembali pada prospek kenaikkan suku bunga AS selanjutnya.

Kegagalan Partai Republik meloloskan pengganti Obamacare menjadi pemicu semakin mendalamnya keraguan tentang kemampuan pemerintahan Trump untuk meluluskan undang-undang lain melalui Kongres pada hari Senin.

Euro turun hanya 0,1 persen pada level $1,0854, setelah mencapai level $1,0906 di sesi sebelumnya, tertinggi sejak 11 November.

Aussie, yang babak belur atas melemahnya sentimen global dan penurunan harga bijih besi Cina, turun 0,3 persen.

Grand Capital Forum
 
Imbas Rebound Wall Street, Saham Asia-Pasifik Menguat

Imbas Rebound Wall Street, Saham Asia-Pasifik Menguat

92112.jpg


Para pelaku pasar ekuitas Asia kembali mendapatkan dari beberapa risk appetite pada Rabu menyusul kenaikan kuat di AS, di mana data ekonomi AS yang mencatat hasil lebih baik dari yang diperkirakan mampu memicu optimisme.


Dalam perdagangan mata uang, pound masih terjun terhadap dolar setelah Perdana Menteri Inggris Theresa May menandatangani surat resmi yang akan memicu pemisahan resmi Inggris dari blok ekonomi ketika dikirim ke Presiden Dewan Eropa, Donald Tusk, pada Rabu. sterling terpantau melemah sebesar 0,5%.

Secara umum, meskipun setelah trading choppy mulai berakhir di awal pekan ini, pasar saham mengabaikan politik dan kembali fokus pada data.

Indeks S&P/ASX 200 Australia naik 0,8% pada perdagangan pagi, membuka perdgangan di level tertinggi sejak Mei 2015. Indeks Kospi Korea menguat 0,1%, Indeks Straits Times Singapura naik 0,3% dan indeks Hang Seng Hong Kong naik 0,3%.

Semalam, Conference Board AS mengatakan indeks kepercayaan konsumen AS naik ke level tertinggi sejak tahun 2000. Langkah ini menyoroti optimisme Amerika terhadap perekonomian. Indeks Dow Jones Industrial Average dan S&P 500 keduanya sama-sama menguat 0,7% di sesi Selasa, sementara indeks Nasdaq Composite menguat 0,6%.

Sementara itu di Jepang, faktor-faktor lokal membebani indeks Nikkei Stock Average yang terbalik dari penguatan di awal sesi dan terakhir terpantau turun 0,1%.

Beberapa saham Jepang yang sering menarik investor dengan dividen yang lebih tinggi mengalami penurunan akibat aturan ex devidend, ungkap kepala Fund Manager Ichiyoshi Asset Management, Mitsushige Akino.

Saham perusahaan aviasi plat merah Jepang, Japan Airlines, turun 1,0%, Takeda DILARANG KERAS turun 2,1% dan Japan Post Insurance tergelincir 2%.

Selanjutnya, para pelaku pasar, khususnya di kawasan Asia akan memantau laporan klaim pengangguran AS dan data inflasi China di pekan ini.


Grand Capital
Your Trusted Broker
 
Proses Brexit, Buat Euro Tersungkur

Proses Brexit, Buat Euro Tersungkur

17622087_1876571855892337_7045630371196299212_o.jpg


Mata uang euro diperdagangkan merosot tajam setelah pernyataan salah seorang pejabat Bank Sentral Eropa yang mengomentari langkah awal keluarnya Inggris dari Uni Eropa.


Euro melemah setelah Inggris memulai proses Brexit dan pelemahan itu diperparah oleh pernyataan pejabat ECB bahwa mereka (ECB) cemas untuk merubah pesan yang berkaitan dengan kebijakan moneter sebelum Juni.

Pelemahan euro ini adalah yang paling tajam dalam lima minggu terakhir.
 
Semakin kuat, Dolar Tertopang Data AS

Semakin kuat, Dolar Tertopang Data AS

000793fd-700.jpg


Dolar tetap menguat terhadap mata uang utama pada sesi Kamis, setelah hasil positif data pertumbuhan ekonomi AS dan data klaim pengangguran menambah optimisme atas kekuatan ekonomi.


Dolar didukung setelah data resmi menunjukkan bahwa estimasi ketiga kuartal keempat produk domestik bruto AS sebesar 2,1%, naik dari hasil sebelumnya yakni tumbuh 1,9%. Para analis memperkirakan tingkat pertumbuhan ekonomi AS 2,0%.

Secara terpisah, Departemen Tenaga Kerja AS mengatakan klaim pengangguran awal mengalami penurunan 3.000 ke 258.000 pengajuan dalam pekan hingga 25 Maret dari total pekan sebelumnya 261.000. namun hasil ini masih jauh dari harapan para analis yang memperkirakan klaim pengangguran turun sebesar 13.000 menjadi 248.000 pengajuan selama pecan tersebut.

Sementara itu, euro masih di bawah tekanan setelah Reuters melaporkan pada hari Rabu bahwa para pembuat kebijakan Bank Sentral Eropa mewaspadai penyesuaian pesan kebijakan mereka pada bulan April di tengah kekhawatiran atas lonjakan potensi biaya pinjaman di kawasan blok.

Sterling di awal sesi melemah setelah Perdana Menteri Inggris Theresa May secara resmi memulai proses Brexit pada hari Rabu, meluncurkan proses negosiasi dua tahun sebelum benar benar keluar yang mulai berlaku pada akhir Maret 2019.

EUR/USD tergelincir 0,28% ke level 1,0735, terendah sejak 21 Maret. GBP/USD naik tipis 0,18% ke level 1,2457. Sementara USD / JPY naik 0,24% ke level 111,33, dan USD/CHF stabil di level 0,9969.

Indeks dolar AS, yang mencatat perdagangan greenback terhadap enam mata uang utama, naik 0,24% pada level 100,02, tertinggi sejak 21 Maret.

Grand Capital Forum
 
Dollar Di Jalur Penguatan Dalam Sepekan

Dollar Di Jalur Penguatan Dalam Sepekan

c37f615fae4b4d1792a0264ee6c1dfb6.jpeg


Dolar naik tipis di perdagangan Asia, Jumat, dan siap menuju ke penguatan dalam sepekan setelah data ekonomi AS yang solid kontras dengan angka yang menunjukkan pendinginan inflasi zona euro.


Indeks dolar, yang mencatat perdagangan dolar AS terhadap enam mata uang utama, naik 0,1 persen pada level 100,50, dan mencatat kenaikan 0,9 persen selama seminggu dan tidak jauh dari level atas dua pecan 100,60 yang dicapai tadi malam.

Euro masih mengalami penurunan, meski menguat 0,1 persen pada hari ini di level $1,0681 namun turun 1,1 persen untuk minggu ini. Data harga konsumen Jerman dan Spanyol yang dirilis Kamis menunjukkan inflasi yang melambat lebih tajam dari yang diperkirakan pada Maret di saat harga minyak merosot, menawarkan penangguhan kepada Bank Sentral Eropa karena tengah menghadapi tekanan untuk meredam stimulus moneter.

Revisi data produk domestik bruto AS pada hari Kamis menunjukkan bahwa pertumbuhan kuartal keempat AS melambat kurang dari yang dilaporkan sebelumnya di saat pengeluaran konsumen memberikan dorongan yang sebagian diimbangi oleh keuntungan terbesar impor dalam dua tahun.

Terhadap mitra Jepang, dolar datar di level 111,98 yen, naik 0,5 persen untuk minggu ini. Data yang dirilis pada hari Jumat menunjukkan indeks harga konsumen inti Jepang naik 0,2 persen pada Februari dari tahun sebelumnya, menandai laju tahunan tercepat dalam hampir dua tahun tapi masih jauh dari target ambisius 2 persen bank sentral.

Sterling naik tipis 0,2 persen ke level $1,2490, dan diperkirakan akan mencatat kenaikan kecil dalam sepekan ditandai dengan perdagangan yang volatile dalam satu pekan ini di mana Perdana Menteri Inggris Theresa May resmi memicu proses Brexit.

GrandCapital Forum
 
Dollar Masih Kokoh, Pasar Fokus Pada Serangkaian Data AS

Dollar Masih Kokoh, Pasar Fokus Pada Serangkaian Data AS

dollar-strngth.jpg.image.784.410.jpg


Dolar masih stabil terhadap mata uang utama pada hari Jumat, karena investor menantikan serangkaian laporan data ekonomi AS yang akan dirilis hari ini di tengah optimisme keseluruhan atas kekuatan ekonomi.


EUR/USD naik 0,09% di level 1,0686, menjauh dari level penurunan dua pekan di sesi sebelumnya 1,0669. Eurostat mengatakan indeks harga konsumen zona euro naik 1,5% pada bulan Maret, di bawah ekspektasi untuk kenaikan 1,8% dan menyusul laporan sebelumnya dari kanikan 2,0% di bulan lalu. CPI Inti meningkat 0,7% pada bulan Maret dibandingkan dengan ekspektasi untuk kenaikan 0,8%.

Laporan itu muncul sehari setelah data menunjukkan bahwa inflasi tahunan Jerman melambat menjdi 1,6% bulan ini dari 2,2% pada bulan Februari, yang merupakan tingkat tertinggi sejak Agustus 2012.

Secara terpisah, kepala ekonom Bank Sentral Eropa Peter Praet mengatakan pada Kamis bahwa bank masih belum yakin bahwa kenaikan inflasi baru-baru ini akan bertahan lama dan menegaskan bahwa tekanan inflasi masih tetap terkendali.

Sementara itu, sentimen greenback menjadi lebih rentan menjelang serangkaian laporan data ekonomi AS yang akan dirilis hari ini, walaupun data optimis dirilis awal pekan ini masih memberikan dukungannya.

Pasar juga gelisah karena Presiden AS Trump dijadwalkan di hari Jumat untuk menandatangani perintah eksekutif yang bertujuan untuk mengidentifikasi pelanggaran yang menyebabkan defisit perdagangan AS yang besar dan mengawasi atas non-pembayaran bea anti-dumping dan anti-subsidi pada impor.

Di tempat lain, GBP/USD stabil di level 1,2459 setelah Kantor Statistik Nasional Inggris melaporkan hasil akhir produk domestik bruto kuartal keempat meningkat 0,7%, sejalan dengan ekspektasi dan perkiraan sebelumnya. Namun pada basis tahunan, GDP naik 1,9% pada kuartal keempat, di bawah ekspektasi dan perkiraan sebelumnya untuk tingkat pertumbuhan 2,0%.

USD/JPY hampir tidak berubah pada level 111,92, sementara USD/CHF tergelincir 0,10% ke level 1,002. Di awal sesi Jumat, data menunjukkan bahwa pengeluaran rumah tangga Jepang turun pada tingkat tahunan 3,8% bulan lalu, dibandingkan dengan ekspektasi untuk penurunan 1,7%.

Dolar Australia mencatat penguatan, dengan AUD/USD naik 0,12% di level 0,7650, sementara NZD/USD melemah 0,10% ke level 0,6985. Sementara itu, USD/CAD bergerak tipis pada level 1,3343.

Indeks dolar AS, yang mencatat pergerakan greenback terhadap enam mata uang utama, stabil di level 100,38, hanya turun tipis dari level kenaikan dua setengah pecan 100,47 yang disentuh tadi malam.


Grand Capital
 
Emas Sedikit Melemah di Asia

Emas Sedikit Melemah Di Asia

gold-dollars-811x372.jpg


Harga emas sedikit melemah pada sesi perdagangan Senin di Asia setelah laporan data regional yang beragam dan kondisi kejadian politik pekan menjadi fokus.


Emas untuk pengiriman April turun 0,04% menjadi $1.250,65 per ons di divisi Comex New York Mercantile Exchange. Tembaga jatuh 0,30% menjadi $2,648 per pon disaat masalah tenaga kerja di tambang di Chile, Peru dan Indonesia dapat diselesaikan.

Sementara indeks manufaktur AIG Australia untuk bulan Maret bergeser ke angka 57,5 dari 59,3, namun masih kokoh di zona ekspansi, sementara survei Tankan Jepang atas manufaktur besar menunjukkan kenaikan menjadi 12 dari 10.

Masih di Australia, izin mendirikan banginan kuartal pertama melonjak 8,3%, jauh di atas penurunan 0,5% yang tercatat di Februari dan penjualan ritel turun 0,1%, meleset dari perkiraan untuk kenaikan 0,3%.

Pada Senin hari ini, pasar keuangan di Shanghai akan ditutup untuk liburan dan kemudian di AS Presiden Fed New York William Dudley, Presiden Fed Philadelphia Patrick Harker dan Presiden Fed Richmond Jeffrey Lacker akan memberikan pidatonya.

Masih pada minggu ini, para pelaku pasar akan menantikan risalah pertemuan Fed Rabu sebagai indikasi baru waktu kenaikan suku bunga AS berikutnya menjelang laporan nonfarm payrolls pada Jumat ini dan pertemuan antara Presiden China Xi Jinping dan AS Presiden Donald Trump di Florida.

Pekan lalu, harga emas menelusuri penurunan pada hari Jumat setelah seorang pejabat Federal Reserve mengatakan bank sentral tidak terburu-buru untuk mengetatkan kebijakan moneter tahun ini.

Emas bergerak menguat setelah Presiden Fed New York William Dudley Jumat mengatakan itu masuk akal untuk menaikkan suku pada secara bertahap pada tahun ini. Ekspektasi laju kenaikan suku bunga yang lebih lambat cenderung meningkatkan emas, yang berdenominasi dolar dan berjuang untuk bersaing dengan aset yield ketika suku bunga pinjaman meningkat.

Logam mulia mengakhiri kuartal dengan kenaikan sebesar hampir 8,5% didorong oleh melemahnya dolar dan keraguan yang tumbuh apakah proposal ekonomi pemerintahan Trump akan meningkatkan perekonomian AS dan memungkinkan Fed untuk mengetatkan kebijakan lebih agresif.

Grand Capital
 
Harga minyak Masih Terbebani Rebound Produksi Di Libya

Harga minyak Masih Terbebani Rebound Produksi Di Libya

LibyaFlag.jpg


Harga minyak tetap stabil pada Senin karena di saat rebound produksi minyak Libya selama akhir pekan membebani terhadap optimis data ekonomi dari Asia yang menunjukkan pada kuatnya permintaan energi dari wilayah tersebut.


Minyak patokan internasional Brent berjangka naik 4 sen menjadi $53,57 per barel. Minyak mentah berjangka AS West Texas Intermediate menguat 8 sen di level $50,68 per barel.

Lading minyak Sharara Libya, kembali produksi pada hari hari Minggu setelah mengalami gangguan selama sepekan dan perusahaan milik negara NOC mengangkat masalah akibat ‘force majeure’ pada produksi minyak mentah Sharara pada hari Senin, sumber mengatakan kepada Reuters. Lading minyak ini memproduksi sekitar 80.000 barel per hari (bph) pada hari Minggu dan sekitar 220.000 barel per hari sebelum penutupan 27 Maret.

Menambah tekanan pada harga, perusahaan jasa energi Baker Hughes mengatakan jumlah rig AS naik 10-662 pekan lalu, membuat kuartal pertama untuk penambahan rig terkuat sejak pertengahan 2011 dan meningkatkan prospek lebih untuk minyak serpih AS.

Meningkatnya pasokan minyak merusak data positif dari Asia yang menunjukkan bahwa peningkatan ekonomi di Asia akan memastikan permintaan energi yang cukup kuat.

Data manufaktur menunjukkan pabrik di sebagian besar Asia membukukan satu bulan lagi pertumbuhan yang solid pada bulan Maret. Data Indeks Pembelian Manajer (PMI) dari pabrik China menunjukkan pertumbuhan untuk bulan kesembilan pada bulan Maret, meskipun laju pertumbuhannya tergelincir karena melambatnya pesanan ekspor baru.

Harga minyak telah mencatat kenaikan selama tiga hari di pekan lalu, terangkat oleh penurunan output di Libya dan dibantu oleh harapan bahwa anggota Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan produsen non-OPEC lainnya seperti Rusia akan memperpanjang pemotongan produksi sampai Juni.
 
Pasar Cari Safe Haven, Saham Asia Cemas Jelang Pertemuan Trump-Xi

Pasar Cari Safe Haven, Saham Asia Cemas Jelang Pertemuan Trump-Xi

4bhdf01a4c5614f5i_800C450.jpg


Saham Asia beringsut melemah pada perdagangan sesi Selasa, karena kehati-hatian menjelang pertemuan antara Presiden AS Donald Trump dan timpalannya dari China Xi Jinping dengan kekhawatiran potensi ketegangan pada akhir pekan ini.


Dolar melemah setelah para pelaku pasar melepas saham dan beralih ke safe haven karena ketidakpastian politik yang menaungi Data positif AS dan pertumbuhan manufaktur global yang solid.

Indeks saham MSCI Asia Pasifik tidak termasuk Jepang secara fraksional melemah. Sementara pasar China, Hong Kong, Taiwan dan India tutup karena hari libur. Indeks Nikkei Jepang turun 0,4 persen setelah pasar mencari safe haven yen dan di saat saham produsen mobil anjlok atas lemahnya penjualan mobil AS melampai perkiraan.

Indeks saham Australia turun 0,2 persen meskipun surplus perdagangan Australi di Februari berhasil ekspansi lebih dari dua kali lipat dari bulan sebelumnya setelah ekspor emas dan mineral rebound, sementara impor mencatat penurunan.

Kegelisahan pasar semakin menjadi setelah serangan pembom bunuh diri pada kereta metro di St Petersburg, Rusia, yang menewaskan 11 orang dan 45 orang mengalami luka-luka.

Pertemuan antara Trump dan Xi juga akan memiliki pengaruh pada pasar Asia dan para pelaku pasar diperkirakan memilih untuk tidak masuk ke pasar menanggapi pertemuan kedua kepala negara tersebut.

Pekan lalu, Trump men-tweet bahwa pertemuan yang sangat diantisipasi ini, yang juga diharapkan mencakup perbedaan perdagangan, masalah dengan Korea Utara dan ambisi strategis Cina di Laut Cina Selatan, "akan menjadi pembahasan yang sangat sulit."

Hal tersebut membuat investor menyngkir dan meninggalkan aset berisiko dan memaksa investor ke aset yang aman seperti yen, emas dan Treasuries.
 
Defisit Perdagangan AS Turun Di Februari

Defisit Perdagangan AS Turun Di Februari

Defisit perdagangan AS turun hampir 10% pada bulan Februari, dibantu oleh meningkatnya ekspor mencapai level tertinggi 26 bulan dan turunnya impor mobil dan telepon selular.


17634387_1879080235641499_1768585286770000516_n.jpg


Defisit perdagangan turun menjadi $43,6 miliar pada Februari, melampaui dan berlawanan dengan peningkatan besar pada bulan Januari yang mengangkat defisit perdagangan mencapai level tertinggi lima tahun $48,2 miliar.

Dalam survei yang dilakukan MarketWatch, para ekonom memperkirakan defisit perdagangan AS mencapai $44,5 miliar. Angka yang disesuaikan secara musiman.

Ekspor AS meningkat 0,2% menjadi $192.9 miliar, terbesar sejak Desember 2014. Para eksportir AS telah dibantu oleh perbaikan ekonomi global serta melemahnya nilai tukar dolar, membuat barang-barang Amerika agak lebih murah. Penguatan dolar telah mengerutkan ekspor AS dari akhir 2015 hingga pertengahan 2016.

Impor AS, sementara itu, mengalami penurunan 1,8% pada bulan Februari menjadi $236,4 miliar. Penurunan impor AS terjadi akibat sedikitnya impor ponsel dari Korea Selatan dan otomotif serta suku cadang mobil dari Eropa.

Meskipun mengalami penurunan pada bulan Februari, defisit perdagangan AS masih berjalan 3,2% lebih tinggi selama dua bulan pertama 2017 dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2016.

Kabinet Trump telah berjanji untuk mengurangi defisit melalui negosiasi ketat dengan mitra dagang. Salah satu arsitek utama presiden atas kebijakan perdagangan berpendapat bahwa defisit perdagangan yang tinggi menimbulkan risiko besar secara ekonomi dan merusak keamanan nasional.

Namun bahkan jika Gedung Putih mencatat keberhasilan, itu tidak mungkin muncul dalam laporan perdagangan untuk beberapa waktu. AS mengalami defisit perdagangan dari $500,6 miliar pada tahun 2016 dan bahkan lebih besar $750 miliar pada perdagangan barang.

Hampir 70% dari defisit perdagangan AS adalah dengan satu negara: Cina. Yang mana pada akhir pekan ini, Trump dijadwalkan akan bertemu dengan presiden China di Florida untuk membahas perdagangan, Korea Utara dan isu-isu utama lainnya. Presiden mengatakan ia memperkirakan pembicaraan nantinya menjadi “sulit.”
 
Bursa China Topang Penguatan Indeks Saham Asia

Bursa China Topang Penguatan Indeks Saham Asia

highres_453614158.jpeg


Saham Asia menguat pada sesi Rabu, dibantu oleh penguatan saham di Cina, meskipun sentimen yang mendasari masih diwaspadai dengan investor berhati-hati dalam mengambil posisi besar sebelum dimulainya pertemuan antara Presiden Donald Trump dan Xi Jinping pada Kamis besok.


Sektor konstruksi berada di antara top gainers di China daratan dan Hong Kong setelah Beijing pada Sabtu lalu mengumumkan rencana untuk membangun Xiongan New Area, seperti yang diterapkan pada kota Shenzhen sebagai zona ekonomi khusus di samping Hong Kong yang membantu memulai langkah reformasi ekonomi China pada tahun 1980.

Pasar China daratan kembali dibuka pada hari Rabu setelah akhir pekan panjang. Pasar Hong Kong tutup pada hari Selasa. Indeks saham MSCI Asia Pasifik tidak termasuk Jepang naik 0,4 persen dengan indeks Shanghai dan Hong Kong memimpin dengan penguatan masing-masing 0,8 persen dan 0,4 persen.

Saham energi dan yang berhubungan dengan sektor tersebut juga memberikan dukungan kepada investor karena harga minyak naik pada Selasa akibat terputusnya produksi yang tidak direncanakan di Laut Utara dan kekhawatiran berkurang stok minyak AS.

Minyak mentah AS naik ke level $51,19 per barel pada Selasa. Kenaikan ini menjadikan harga minyak AS mencapai tingkat tertingginya sejak 8 Maret pada level $ 51,30 per barel di sesi sebelumnya.

Namun, investor tetap berhati-hati terhadap aset safe haven seperti emas dan yen Jepang yang masih stabil sebelum KTT Trump / Xi pada hari Kamis dan Jumat, pertemuan tatap muka pertama mereka sejak Trump menjabat pada 20 Januari, dengan isu-isu perdagangan dan keamanan diperkirakan menjadi topik yang menonjol.

Khususnya, uji tembak jarak menengah rudal balistik Korea Utara dari pantai timur ke laut pada malam pertemuan tersebut.

Mata uang utama diperdagangkan di kisaran sempit menjelanf rilisan risalah pertemuan Fed Maret pada saat bank sentral AS menaikkan suku bunganya, dan sebelum laporan pekerjaan AS pada hari Jumat.

Grand Capital Forum
 
Pasar masih diliputi rasa waspada jelang pertemuan AS-China

Pasar masih diliputi rasa waspada jelang pertemuan AS-China

China-US-Trade.jpg


Hari ini bursa Asia diperdaPasar masih diliputi rasa waspada jelang pertemuan AS-China


Hari ini bursa Asia diperdagangkan melemah karena investor menunggu lebih banyak petunjuk berkaitan dengan suku bunga AS dan pertumbuhan ekonomi dan menjelang pertemuan antara Donald Trump dengan Xi Jinping.

Bursa Jepang drop setelah yen menguat capai hari keempat. Sementara pasar di Shanghai dan Taiwan bergerak menguat setelah pasar buka kembali menyusul libur panjang. Aussie berhasil naik setelah bank sentral memberi peringatan tengah merencanakan langkah tambahan demi menekan laju pertumbuhan harga rumah.

Secara umum masih ada kecemasan diantara pelaku pasar. Kuncinya adalah hasil dari pertemuan antara Presiden Trump dengan Perdana Menteri China Xi Jinping. Disamping itu, data ketenagakerjaan yang akan rilis Jumat nanti dan prospek suku bunga AS turut memberatkan pasar.

Yen diperdagangkan menguat menjadi 110,64 per dolar. Minyak naik 0,6% menjadi $51,31 per barrel sementara emas terkoreksi pada $1.255,38 per ounce.
 
Kebijakan Fed Menjadi Pertimbangan, Emas Naik Di Asia

Kebijakan Fed Menjadi Pertimbangan, Emas Naik Di Asia

gold-and-money-730x410.jpg


Emas menguat di Asia pada sesi Kamis, setelah para pelaku pasar mempertimbangkan risalah pertemuan terbaru Fed terhadap langkah kenaikan suku bunga yang diharapkan dan melemahnya dolar memberikan dukungan atas minat terhadap emas.


Beberapa pihak melihat risalah Fed ini sebagai sesuatu yang sedikit kurang hawkish dari yang diharapkan dan karena ketidakpastian seputar rencana Presiden Donald Trump untuk memotong pajak dan meningkatkan belanja di saat pembuat kebijakan mengatakan prospek telah sedikit berubah sejak Januari dengan terus menguatnya pasar tenaga kerja dan perkembangan menuju target inflasi dan kenaikan suku bunga tersebut kemungkinan sejalan dengan perkiraan untuk tiga tahun ini.

Namun para anggota legislatif terpecah atas apakah inflasi yang lebih kuat menjamin kenaikan suku bunga yang lebih cepat ada saat ini atau kenaikan yang lebih bertahap mengingat persistensi inflasi yang rendah di masa lalu.

Kemudian pada Kamis hari ini, pasar akan terus memantau komentar dari pertemuan puncak Trump dan Presiden China Xi Jinping di Florida. Di Cina, indeks PMI jasa Caixin untuk Maret dilaporkan berada di level bawah enam bulan 52,2, di bawah ekspektasi.

Emas untuk pengiriman April di divisi Comex New York Mercantile Exchange naik 0,70% menjadi $1.257,25 per ons. Tadi malam, harga emas turun dari level tertinggi satu bulan pada hari Rabu, tertekan oleh penguatan dolar, setelah dirilisnya pertumbuhan pekerjaan sektor swasta AS yang bullish. Tembaga berjangka di Comex turun 0,34% menjadi $2,668 per pon.

Emas berjangka berupaya keras mempertahankan penguatan sebelum akhirnya berbalik negatif, setelah ADP dan Moody Analytics mengatakan prusahaan swasta AS menambahkan 263.000 lapangan pekerjaan pada bulan tersebut. Hasil laporan tersebut jauh di atas ekspektasi ekonom yang hanya memperkirakan pertumbuhan 187.000.

Laporan payroll swasta yang lebih kuat dari perkiraan ini meningkatkan harapan untuk laporan payrolls Tenaga Kerja Departemen yang tidak termasuk sektor pertanian ini menjadi bullish yang akan dirilis pada hari Jumat pekan ini.

Sementara itu, perlambatan di sektor jasa menutupi tekanan jual logam kuning, setelah laporan dari Institute for Supply Management menunjukkan bahwa aktivitas non-manufaktur lebih lambat dari yang diharapkan menjadi 55,2 dari 57,6 pada bulan Februari.
 
Dolar Bergerak Direntang Tipis

Dolar Bergerak Direntang Tipis

us-dollars-740-735x400.jpg


Dolar hanya bergerak tipis terhadap mata uang utama pada perdagangan Kamis, namun investor tetap berhati-hati menjelang pertemuan antara AS-China yang dijadwalkan pada hari ini.


Greenback berada di bawah tekanan setelah risalah pertemuan Federal Reserve Maret mengindikasikan bahwa bank sentral kemungkinan akan mulai memangkas neraca keuangannya dan sekuritas berbasis hipotek akhir tahun ini senilai $4,5 triliun.

Investor juga masih berhati-hati menjelang pertemuan puncak antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping Kamis hari ini, yang akan mencakup diskusi tentang perdagangan dan keamanan AS-China, termasuk program senjata Korea Utara.

Trump telah berulang kali mengkritik kebijakan ekonomi China dan berjanji melabeli China sebagai manipulator mata uang pada hari pertama pemerintahannya, tapi sejauh ini dia masih belum melakukan.

Sementara itu, Presiden Bank Sentral Eropa, Mario Draghi mengatakan pada hari Kamis bahwa bank sentral tidak berencana untuk meninjau kembali kebijakan moneter suku bunga rendah nya saat ini dan membeli obligasi.

Draghi menegaskan bahwa pernyataan kebijakan moneter saat ini masih sesuai dan bank sentral harus melihat lebih banyak tanda-tanda bahwa inflasi mendekati targetnya sebelum membuat perubahan kebijakan.

EUR/USD stabil di 1,0663, menjauh dri level bawah tiga pecan 1,0629. Di tempat lain, GBP/USD bergerak tipis di level 1,2474. USD/JPY tetap stabil di 110,74, sementara USD/CHF hampir tidak berubah pada level 1,0048. Dolar Australia melemah, dengan AUD/USD turun 0,24% di level 0,7553, sementara NZD/USD naik tipis 0,09% ke level 0,6971. Sementara itu, USD/CAD naik tipis 0,10% ke level 1,3446.

Indeks dolar AS hanya menguat 0,09% pada level 100,50, tidak jauh dari level atas tiga pekan yang disentuh pada sesi perdagangan pada level 100,99.
 
Serangan militer AS ke Syiria picu volatilitas di pasar

Serangan militer AS ke Syiria picu volatilitas di pasar

25269.jpg


Serangan militer Amerika ke Syiria memicu instabilitas di pasar keuangan dimana investor cemas sehingga mengalihkan dananya ke aset-aset aman (safe haven).


Volatilitas tampak mereda di pasar Asia ketika memasuki sesi siang. Akibat serangan itu tercatat bursa saham AS melemah, yen menguat bersama-sama dengan minyak dan emas.

Amerika meluncurkan serangan misil yang sudah terjadi selama dua hari setelah rezim Bashar al Assad menggunakan gas beracun untuk membunuh penduduk sipil. Perbuatan Assad memicu kutukan internasional dan Trump menyebut tindakan itu sebagai penghinaan terhadap kemanusiaan.

Aksi rush ke aset-aset safe haven diperkirakan hanya sementara untuk mengantisipasi kemungkinan terburuk. Perdagangan akan kembali normal jika semuanya sudah reda.

Event lainnya yang masih menjadi fokus pasar hari ini diantaranya laporan ketenagakerjaan AS dimana sinyal penguatan ekonomi nasional masih belum bisa dipastikan akibat lemahnya penjualan produsen mobil.

The Fed juga terindikasi akan menciutkan neraca perdagangannya yang merupakan sinyal perubahan kebijakan, dimana sebelumnya the Fed menyuntikkan dana ke perekonomian untuk memicu pertumbuhan ekonomi. Hasil pertemuan Trump dengan Xi Jinping juga menjadi fokus pasar.

Mata uang yen menguat 0,2% menjadi 110,53 per dolar sementara won Korsel melemah kurang dari 0,1%. Peso Meksiko turun 0,4%. Minyak West Texas melonjak 1,5% menjadi $52,47. Emas naik 0,9% menjadi $1.262,93.

Grand Capital Forum
 
Cina Tawarkan Konsesi Cegah Perang Dagang Dengan AS: FT

Cina Tawarkan Konsesi Cegah Perang Dagang Dengan AS: FT

news-1490857227-3374.jpg


China akan menawarkan akses yang lebih baik pasar kepada kabinet Trump untuk investasi sektor keuangan dan ekspor daging sapi AS untuk membantu mencegah perang dagang, berdasarkan pemberitaan Financial Times yang dilaporkan pada hari Minggu, mengutip para pejabat yang mengetahui dengan hal tersebut.


China siap untuk menaikkan plafon investasi dalam perjanjian Investasi Bilateral dan juga bersedia untuk mengakhiri larangan impor sapi AS, Finansial Time juga melaporkan.

"China bersedia untuk (meningkatkan plafon investasi) dalam BIT tetapi negosiasi tersebut masih ditunda (setelah kemenangan pemilu Trump)," Financial Times juga melaporkan mengutip seorang pejabat Cina yang terlibat dalam pembicaraan itu.

Menteri Perdagangan AS Wilbur Ross Jumat mengatakan bahwa Presiden Donald Trump dan Presiden Cina Xi Jinping telah menyetujui rencana 100 hari baru untuk pembicaraan perdagangan pada Jumat lalu.

Departemen perdagangan AS tidak segera untuk memberikan komentar sementara kementerian perdagangan China tidak bisa dihubungi untuk memberikan komentar.

Grand Capital Forum
 
Data ekonomi AS, kondisi geopolitik pengaruhi pergerakan pasar minggu ini

Data ekonomi AS, kondisi geopolitik pengaruhi pergerakan pasar minggu ini

17883644_1882384228644433_2786150925751964829_n.jpg

Bursa global diperdagangkan bervariasi. Melemahnya yen memicu penguatan saham-saham Jepang. Bursa Korea anjlok menyusul ancaman geopolitik dan kecemasan terhadap arah kebijakan moneter AS.


Saham-saham Tokyo dan Australia langsung bereaksi menyusul buruknya data serapan tenaga kerja AS. Kospi sampai anjlok tajam dan won menjadi mata uang yang jatuh paling tajam diantara mata uang regional lainnya akibat krisis politik yang berkaitan dengan Korut. Yen melemah terhadap dolar selama 3 hari berturut-turut. Minyak masih menguat.

Meski data ekonomi ketenagakerjaan AS buruk, tapi hasilnya sesuai dengan target pertumbuhan ekonomi sebesar 2 persen di tahun ini. Minggu ini rilis pendapatan korporat akan kembali menghiasi sentimen pasar, diantaranya JP Morgan, Tesco Plc dan Prada.

Meski pasar sudah tidak lagi memikirkan serangan militer AS ke Syiria, kecemasan tetap ada yang dipicu oleh spekulasi Trump akan bertindak agresif terhadap Korut. Sebuah pesawat pengangkut yang bertolak menuju Australia kemudian mengubah haluannya ke Asia Utara. Hasil pertemuan antara Trump dengan Jinping pun berakhir tanpa ada pernyataan konkret yang bisa meredakan ketegangan dengan China.

Yen tergelincir menjadi 111,31 per dolar. Won drop 0,7%, anjlok lima hari berturut-turut. Aussie melemah 0,2% setelah data kredit pembelian rumah lebih lemah dari perkiraan.

Emas terkoreksi pada $1.254,39 per ounce. Minyak naik 0,5% menjadi $52,51 per barrel.

Grand Capital
 
Yen Masih Kuat, Aussie Ditopang NAB

Yen Masih Kuat, Aussie Ditopang NAB

56d98ac3c36188ce188b45b0.jpg


Dollar masih melemah terhadap yen pada perdagangan sesi Selasa di Asia dengan pernyataan ketua Fed chief yang mengesankan kenaikan suku bunga kemungkinan lebih awal dari yang sebelumya masih gagal mendongkrak greenback dan kondisi politik justru menopang minat atas safe-have yen, sementara Aussie menguat tipis pasca serangkaian survei bisnis.


Dari Australia data survei National Australia menunjukkan kepercayaan bisnis berada di angka -6 di Maret, di bawah laporan sebelumnya di bulan lalu pada angka -7, sementara survei bisnis meningkat menjadi plus 14 dari plus -9.

Indeks dolar AS, yang mengukur kekuatan greenback terhadap enam mata uang mayoritas, hanya naik tipis 0,03%, ke level 100,97.

Rencana Federal Reserve menaikkan suku bunga yang bertahap bertujuan pada penopangan sektor lapangan kerja penuh dan inflasi mendekati 2 persen tanpa membiarkan ekonomi terlalu panas, Ketua Fed Janet Yellen Senin mengatakan.

Yellen mengulangi komentar sebelumnya bahwa perekonomian diperkirakan akan terus tumbuh pada kecepatan yang moderat.

Dengan minimnya data ekonomi yang akan dirilis hari ini, investor fokus pada ketegangan geopolitik di Timur Tengah, setelah serangan rudal AS pekan lalu di sebuah pangkalan udara di Suriah. Sementara itu, ketegangan geopolitik di Asia muncul, menyusul keputusan AS untuk memindahkan kelompok tempur angkatan laut AS menuju semenanjung Korea di tengah berlanjutnya uji coba rudal oleh Korea Utara.

Beberapa analis, memperkirakan dolar meneruskan bias ke bawah, tetapi memperingatkan bahwa sentimen telah membaik di sesi perdagangan terakhir. USD/JPY turun 0,20% ke level 110,72, sementara AUD/USD naik 0,07% ke level 0,7506. Euro menguat terhadap dolar, setelah jatuh ke level terendah 1 bulan, karena investor cemas menjelang pemilihan presiden Perancis putaran pertama pada tanggal 23 April.

Grand Capital Forum
 
Back
Top