zoeratmand
New member
"Iya sih, Bang. Gimana ya?"
"Kalo akustik sih lo taro-taroin aja kursi di depan, palingan nge-bandnya juga
pada sambil duduk. Ballads juga manggungnya gak full team, cuma yang diperlukan aja,
sisanya nontonin. Ntar gue contact teknisi panggungnya Ballads deh, siapa tahu dia
punya kenalan yang bisa minjemin barang-barang. Atau mungkin, ambil aja dari studio
kita alat-alatnya, asalkan jangan sampai rusak..." usul Fino.
"Oke deh, gue mau nanya-nanya dulu tentang panggung, ke siapa kek gitu.
Thanks ya, Bang."
Setelah telepon diputus, Ia lagi-lagi kebingungan harus meminta bantuan ke
mana. Jika meminta tolong pada Yudhi, rasanya Ia sudah terlalu sering berhutang budi
pada cowok berkacamata itu. Fari lagi-lagi tidak bisa ditelepon.
Langge putus asa. Ketika Ia benar-benar tidak tahu harus berbuat apa, tiba-tiba
ada SMS yang masuk ke ponselnya.
From : +622192178348
Ge, wkt itu lo blg mau bikin mlm amal kan ? Udah ada panggung ? Gw ga bisa bantu
duit, tp gw bisa sewain panggung, bokap gw wiraswasta ngurus panggung. Gw ga bisa
ngasih gratis, tp gw td ngomong2 sm bokap. Ktnya boleh cicil lah, dan buat lo didiskon
abis. Acaranya dmn sih ? (Adrian FK)
Oh, God. It really is a miracle.
Inginnya Ia melonjak kegirangan ketika menerima SMS tersebut. Ditambah lagi
SMS dari Adrian dikirim melalui sebuah nomor kartu CDMA. Memang beda operator
dengannya, tetapi bisa Ia hubungi melalui ponsel adiknya. Sesegera mungkin Ia berjalan
menuju kamar adiknya, Vane.
"Van, ada pulsa nggak?" tanyanya.
"Ada, tapi gak boleh Mas pake," jawab Vane singkat. Langge dapat melihat
bahwa adiknya sedang mengerjakan PR.
"PR apaan tuh?" Langge berharap-harap semoga PR adiknya merupakan
pelajaran eksakta. Seharusnya Ia bisa mengerjakan soal pelajaran eksakta tingkat SMP
dengan baik, karena notabene-nya, Langge lulus SPMB IPA langsung ke Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.
"Biologi," kata Vane tanpa menengok.
"Sini Mas aja yang kerjain, tapi lo pinjemin Mas HP lo buat nelfon," tawar
Langge.
"Ke mana?"
"9217 sekian-sekian?"
"Oke." Vane dengan segera mengiyakan, dan lalu menyerahkan ponsel serta buku
pelajarannya kepada Langge. Ia menunjukkan nomor-nomor yang harus dikerjakan
(untunglah tidak begitu banyak!).
Sekembalinya dari kamar adiknya, Langge mengesampingkan pekerjaan rumah
Vane tersebut dan segera menekan nomor telepon Adrian.
"Kalo akustik sih lo taro-taroin aja kursi di depan, palingan nge-bandnya juga
pada sambil duduk. Ballads juga manggungnya gak full team, cuma yang diperlukan aja,
sisanya nontonin. Ntar gue contact teknisi panggungnya Ballads deh, siapa tahu dia
punya kenalan yang bisa minjemin barang-barang. Atau mungkin, ambil aja dari studio
kita alat-alatnya, asalkan jangan sampai rusak..." usul Fino.
"Oke deh, gue mau nanya-nanya dulu tentang panggung, ke siapa kek gitu.
Thanks ya, Bang."
Setelah telepon diputus, Ia lagi-lagi kebingungan harus meminta bantuan ke
mana. Jika meminta tolong pada Yudhi, rasanya Ia sudah terlalu sering berhutang budi
pada cowok berkacamata itu. Fari lagi-lagi tidak bisa ditelepon.
Langge putus asa. Ketika Ia benar-benar tidak tahu harus berbuat apa, tiba-tiba
ada SMS yang masuk ke ponselnya.
From : +622192178348
Ge, wkt itu lo blg mau bikin mlm amal kan ? Udah ada panggung ? Gw ga bisa bantu
duit, tp gw bisa sewain panggung, bokap gw wiraswasta ngurus panggung. Gw ga bisa
ngasih gratis, tp gw td ngomong2 sm bokap. Ktnya boleh cicil lah, dan buat lo didiskon
abis. Acaranya dmn sih ? (Adrian FK)
Oh, God. It really is a miracle.
Inginnya Ia melonjak kegirangan ketika menerima SMS tersebut. Ditambah lagi
SMS dari Adrian dikirim melalui sebuah nomor kartu CDMA. Memang beda operator
dengannya, tetapi bisa Ia hubungi melalui ponsel adiknya. Sesegera mungkin Ia berjalan
menuju kamar adiknya, Vane.
"Van, ada pulsa nggak?" tanyanya.
"Ada, tapi gak boleh Mas pake," jawab Vane singkat. Langge dapat melihat
bahwa adiknya sedang mengerjakan PR.
"PR apaan tuh?" Langge berharap-harap semoga PR adiknya merupakan
pelajaran eksakta. Seharusnya Ia bisa mengerjakan soal pelajaran eksakta tingkat SMP
dengan baik, karena notabene-nya, Langge lulus SPMB IPA langsung ke Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.
"Biologi," kata Vane tanpa menengok.
"Sini Mas aja yang kerjain, tapi lo pinjemin Mas HP lo buat nelfon," tawar
Langge.
"Ke mana?"
"9217 sekian-sekian?"
"Oke." Vane dengan segera mengiyakan, dan lalu menyerahkan ponsel serta buku
pelajarannya kepada Langge. Ia menunjukkan nomor-nomor yang harus dikerjakan
(untunglah tidak begitu banyak!).
Sekembalinya dari kamar adiknya, Langge mengesampingkan pekerjaan rumah
Vane tersebut dan segera menekan nomor telepon Adrian.