princess_newbie
New member
" Oooh.. "
Ha?? apa?? Ooh??? itu saja yang bisa dia keluarkan?? Ya Ampuunnn.... kembali aku mengutuk diri sendiri. Sebenarnya mahluk paling tidak peka dan tidak peduli itu siapa di rumah ini?? Aku atau Dia??
Aku berjalan ke dapur. Mengambilkan segelas air putih dingin untuk Taka, menyodorkan gelas dingin berisi air dingin yang tadi kuambilkan ke tangan Taka. Aku duduk manis di samping Taka saat gelas di tangannya membengkok ditumpahkan isinya oleh tangan Taka. Sekejap saja sudah habis tak bersisa, gelas kosongnya kembali di sodorkan kepadaku. " Lagi? "
Narantaka menggeleng. Ku letakkan gelas itu ke atas meja di depanku sembari mempersiapkan kata-kata untuk mengungkapkan keinginanku untuk kembali bekerja. Aku bosan kalau mesti setiap hari seperti ini. Ini aku seorang wanita yang terlahir untuk bekerja keras. Bukan darah wanita yang suka berleha-leha keluar masuk salon hanya untuk duduk tenang dan menikmati hasil keringat orang lain.
" Taka?? " Aku harus bisa. Aku harus bisa keluar dari rumah ini.
" Hmm?? " Jawabnya bergumam. Narantaka menyandarkan punggungnya ke sandaran sofa, melepaskan kaca matanya dan mengusap-usap kasar matanya dengan punggung tangan kiri.
Ku telungkupkan kedua telapak tanganku di atas lengan kanan Taka, membuat seolah - olah aku sedang memohon padanya. " Aku boleh kerja lagi 'kan? "
Taka memandangi wajahku, memandangi tangan-tanganku yang terdarat pasti diatas lengan kanannya seakan tidak percaya.
Ku guncang-guncang lengan Taka dengan manja,.. mungkin butuh sedikit rayuan supaya dia menyetujui permintaanku. Masih dengan wajah memelas, " Boleh 'kan? "
Narantaka tertawa. Membuatku sedikit bingung. Apa yang lucu? " Boleh,.. tapi cium aku lagi seperti waktu itu. "
Tawanya semakin menjadi ketika melihat air mukaku yang kembali mengerucut dan membuang muka saat dia menjulur-julurkan lehernya mendekatkan muka padaku. Ugh, dia menyebalkan!!
Ha?? apa?? Ooh??? itu saja yang bisa dia keluarkan?? Ya Ampuunnn.... kembali aku mengutuk diri sendiri. Sebenarnya mahluk paling tidak peka dan tidak peduli itu siapa di rumah ini?? Aku atau Dia??
Aku berjalan ke dapur. Mengambilkan segelas air putih dingin untuk Taka, menyodorkan gelas dingin berisi air dingin yang tadi kuambilkan ke tangan Taka. Aku duduk manis di samping Taka saat gelas di tangannya membengkok ditumpahkan isinya oleh tangan Taka. Sekejap saja sudah habis tak bersisa, gelas kosongnya kembali di sodorkan kepadaku. " Lagi? "
Narantaka menggeleng. Ku letakkan gelas itu ke atas meja di depanku sembari mempersiapkan kata-kata untuk mengungkapkan keinginanku untuk kembali bekerja. Aku bosan kalau mesti setiap hari seperti ini. Ini aku seorang wanita yang terlahir untuk bekerja keras. Bukan darah wanita yang suka berleha-leha keluar masuk salon hanya untuk duduk tenang dan menikmati hasil keringat orang lain.
" Taka?? " Aku harus bisa. Aku harus bisa keluar dari rumah ini.
" Hmm?? " Jawabnya bergumam. Narantaka menyandarkan punggungnya ke sandaran sofa, melepaskan kaca matanya dan mengusap-usap kasar matanya dengan punggung tangan kiri.
Ku telungkupkan kedua telapak tanganku di atas lengan kanan Taka, membuat seolah - olah aku sedang memohon padanya. " Aku boleh kerja lagi 'kan? "
Taka memandangi wajahku, memandangi tangan-tanganku yang terdarat pasti diatas lengan kanannya seakan tidak percaya.
Ku guncang-guncang lengan Taka dengan manja,.. mungkin butuh sedikit rayuan supaya dia menyetujui permintaanku. Masih dengan wajah memelas, " Boleh 'kan? "
Narantaka tertawa. Membuatku sedikit bingung. Apa yang lucu? " Boleh,.. tapi cium aku lagi seperti waktu itu. "
Tawanya semakin menjadi ketika melihat air mukaku yang kembali mengerucut dan membuang muka saat dia menjulur-julurkan lehernya mendekatkan muka padaku. Ugh, dia menyebalkan!!