Lautandhana Daily View 09 Desember 2013
IHSG akhir pekan ditutup terkoreksi cukup tajam sebesar 0,9% di level 4.180,8 akibat maraknya aksi sell on news di hampir keseluruhan sektoral indeks ditengah spekulasi tappering AS. Hanya tercatat sektoral perkebunan yang mampu ditutup menguat sedangkan sektoral lainnya ditutup terkoreksi dipimpin oleh pelemahan saham-saham sektoral finansial, infrastruktur dan properti. Investor asing membukukan transaksi net sell senilai Rp 719 miliar. Saham-saham jajaran top gainers di antaranya (PTSP) naik Rp 700 ke Rp 4.000, Astra Agro (AALI) naik Rp 650 ke Rp 24.700, Garda Tujuh (GBTO) naik Rp 240 ke Rp 1.210, dan Jembo Cable (JECC) naik Rp 150 ke Rp 2.650; sedangkan saham-saham kategori top losers antara lain HM Sampoerna (HMSP) turun Rp 2.000 ke Rp 61.500, Indo Tambangraya (ITMG) turun Rp 800 ke Rp 28.850, Gudang Garam (GGRM) turun Rp 450 ke Rp 39.150, dan Bank Mandiri (BMRI) turun Rp 300 ke Rp 7.300.
DI akhir pekan, bursa AS dan Eropa ditutup menguat signifikan berkisar antara 0,7%-1,3% ditopang oleh membaiknya data ketenagakerjaan dan bekanja konsumsi AS. Tenaga kerja AS bulan November bertambah 203 ribu pekerja melebihi ekspektasi ekonomis yang di survei Bloomberg sebanyak 185 ribu pekerja. Sementara itu, belanja konsumsi As di bulan Oktober mengalami peningkatan yang diatas ekspektasi dimana belanja alat rumah tangga meningkat 0,3%. Membaiknya data tersebut merupakan salah satu sinyal segera dilakukannya tappering QE3 AS tahun depan. Indeks Dow Jones kembeli mencetak ke level 16.020,2 (+1,3%) sedangkan indeks Nasdaq dan S&P 500 masing-masing menguat 0,7% dan 1,1% ke level 4.062,5 dan 1.805,1. Sementara itu, indeks DJ euro Stoxx dan FTSE 100 ditutup menguat ke level 2.979,9 dan 6.552,0.
Kami perkirakan pergerakan IHSG awal pekan ini masih dalam tren pelemahan dalam kisaran yang terbatas ditengah positifnya berita ekonomi AS. Saham pilihan kami adalah SMGR, BMRI dan TLKM.
IHSG akhir pekan ditutup terkoreksi cukup tajam sebesar 0,9% di level 4.180,8 akibat maraknya aksi sell on news di hampir keseluruhan sektoral indeks ditengah spekulasi tappering AS. Hanya tercatat sektoral perkebunan yang mampu ditutup menguat sedangkan sektoral lainnya ditutup terkoreksi dipimpin oleh pelemahan saham-saham sektoral finansial, infrastruktur dan properti. Investor asing membukukan transaksi net sell senilai Rp 719 miliar. Saham-saham jajaran top gainers di antaranya (PTSP) naik Rp 700 ke Rp 4.000, Astra Agro (AALI) naik Rp 650 ke Rp 24.700, Garda Tujuh (GBTO) naik Rp 240 ke Rp 1.210, dan Jembo Cable (JECC) naik Rp 150 ke Rp 2.650; sedangkan saham-saham kategori top losers antara lain HM Sampoerna (HMSP) turun Rp 2.000 ke Rp 61.500, Indo Tambangraya (ITMG) turun Rp 800 ke Rp 28.850, Gudang Garam (GGRM) turun Rp 450 ke Rp 39.150, dan Bank Mandiri (BMRI) turun Rp 300 ke Rp 7.300.
DI akhir pekan, bursa AS dan Eropa ditutup menguat signifikan berkisar antara 0,7%-1,3% ditopang oleh membaiknya data ketenagakerjaan dan bekanja konsumsi AS. Tenaga kerja AS bulan November bertambah 203 ribu pekerja melebihi ekspektasi ekonomis yang di survei Bloomberg sebanyak 185 ribu pekerja. Sementara itu, belanja konsumsi As di bulan Oktober mengalami peningkatan yang diatas ekspektasi dimana belanja alat rumah tangga meningkat 0,3%. Membaiknya data tersebut merupakan salah satu sinyal segera dilakukannya tappering QE3 AS tahun depan. Indeks Dow Jones kembeli mencetak ke level 16.020,2 (+1,3%) sedangkan indeks Nasdaq dan S&P 500 masing-masing menguat 0,7% dan 1,1% ke level 4.062,5 dan 1.805,1. Sementara itu, indeks DJ euro Stoxx dan FTSE 100 ditutup menguat ke level 2.979,9 dan 6.552,0.
Kami perkirakan pergerakan IHSG awal pekan ini masih dalam tren pelemahan dalam kisaran yang terbatas ditengah positifnya berita ekonomi AS. Saham pilihan kami adalah SMGR, BMRI dan TLKM.