[MasterForex] Data ekonomi dan Fundamental oleh MasterForex

Poundsterling Meningkat Setelah Data Pengangguran

Poundsterling Meningkat Setelah Data Pengangguran

10393836_702759696452103_5386591484242411622_n.png


Pada hari Rabu 11 Juni, dolar AS diperdagangkan ke bawah terhadap sebagian besar mata uang utama lainnya di tengah absennya statistik makro yang signifikan di AS dan zona euro. Poundsterling meningkat setelah rilis Bursa Tenaga Kerja Inggris yang positif. Dolar Selandia baru meroket setelah RBNZ meningkatkan Tingkat Suku Bunga Kas Resmi.

Dolar AS melemah terhadap sebagian besar mata uang utama lainnya kecuali euro dan franc Swiss sementara hampir tidak berubah terhadap indeks dolar. Euro terus berada di bawah tekanan pada perdagangan Rabu dan turun ke level terendahnya dalam empat hari terakhir terhadap dolar AS. Hansson dari ECB mengumumkan bahwa ECB harus memulai persiapan teknikal QE – namun masih terlalu cepat untuk mengatakan jika kebijakan lebih lanjut akan diperlukan. ECB harus siap terhadap QE; opsi ini masih dicadangkan oleh ECB dan berpeluang untuk digunakan di masa depan.

Selengkapnya: Poundsterling Meningkat Setelah Data Pengangguran
 
Penjualan ritel AS masih lesu, klaim pengangguran meningkat

Penjualan ritel AS masih lesu, klaim pengangguran meningkat

10373805_702981953096544_5256601387315492638_n.jpg


Penjualan ritel AS mencatat kenaikan namun masih di bawah ekspektasi di Mei sementara laporan klaim tunjangan pengangguran mencatat kenaikan di pekan lalu, namun data tersebut hanya sedikit mengubah pandangan perekonomian masih mendapat dorongan.

Departemen Perdagangan AS Kamis melaporkan, penjualan ritel AS meningkat 0,3 persen. Namun angka masih di bawah ekspektasi para ekonom Wall Street yang memperkirakan kenaikan 0,6 persen, penjualan di April mengalami revisi kenaikan menjdi 0,5 persen, masih menopang perkiraan pertumbuhan.

Dalam laporan terpisah, Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan klaim awal tunjangan pengangguran negara meningkat 4,000 menjadi 317,000 pengajuan hingga pekan pada 7 Juni. Meski bertambah, klaim tersebut tidak terlalu jauh dari level bawah pra resesi dan pertumbuhan kerja semakin mantab.

Seiring dengan tanda-tanda ekspansi yang kuat di sektor manufaktur dan jasa, data pekerjaan mendukung harapan untuk mengembalikan hentakan besar dalam pertumbuhan setelah melalui kesuraman di kuartal pertama di mana perekonomian mengalami kontraksi 1,0 persen pada tingkat tahunan.

Sementara beberapa ekonom sedikit memangkas perkiraan produk domestik bruto kuartal kedua mereka pada data penjualan ritel, namun mayoritas terus mengharapkan rebound yang kuat dengan perkiraan pertumbuhan berkisar antara 3 sampai 4 persen.

Penjualan ritel inti, yang tidak termasuk mobil, bensin, bahan bangunan dan jasa makanan, dan yang berhubungan dekat dengan komponen belanja konsumen dari produk domestik bruto, tidak berubah di bulan lalu. Penjualan inti direvisi menjadi kenaikan 0,2 persen pada April, dalam laporan sebelumnya turun 0,1 persen. Para ekonom mengatakan penjualan ritel naik 9,2 persen pada laju tahunan selama tiga bulan terakhir.
 
Dolar AS Tersandung Penjualan Ritel

Dolar AS Tersandung Penjualan Ritel

10364069_703262169735189_8782986693551835314_n.png


Pada Kamis 12 Juni, dolar AS melemah terhadap sebagian besar mata uang utama lainnya dan kehilangan 0,25% terhadap indeks dolar di tengah lemahnya Bursa Tenaga kerja dan Penjualan Ritel di AS. Dolar Australia memperkuat posisinya di tengah laporan Bursa Tenaga Kerja Australia. Poundsterling melonjak setelah pengumuman dari Gubernur BoE Mark Carney.

Klaim Awal Pengangguran AS minggu lalu naik 4.000 menjadi 317.000, sebelumnya penurunan klaim diperkirakan akan mencapai 3.000 menjadi 313.000. Data minggu sebelumnya direvisi ke bawah dari 312.000 menjadi 313.000. Klaim meningkat untuk minggu kedua berturut-turut. Rata-rata Empat Minggu Klaim Awal naik 4.750, dari 310.500 menjadi 315.250. Rata-rata Empat Minggu naik dari level terendahnya dalam tujuh tahun terakhir untuk pertamakalinya setelah menurun dalam empat minggu terakhir.

Selengkapnya: http://masterforex.com/Id/analytics/market_overview/13-06-14.html/?aid=393298
 
Inflasi produsen dan Sentimen Konsumen AS mencatat hasil buruk

Inflasi produsen dan Sentimen Konsumen AS mencatat hasil buruk

10476403_703443323050407_6544785624252976807_n.png


Salah satu indeks inflasi AS mengalami kemunduran di bulan lalu, menjadi sebuah tanda bahwa tekanan inflasi masih mendera di tengah pertumbuhan ekonomi yang tenang dan satu hal yang dapat meredam kekhawatiran dari pejabat bank sentral.

Indeks harga produsen untuk permintaan akhir, yang mengukur perubahan harga yang diterima perusahaan untuk barang dan jasa, turun 0,2% di Mei dari bulan sebelumnya, Departemen Tenaga Kerja Jumat melaporkan. Para ekonom dalam survei The Wall Street Journal memperkirakan kenaikan 0,2% harga. Namun inflasi harga produsen mencatat kenaikan 2% daro setahun lalu.

Laporan di Mei ini menunjukkan tekanan inflasi tiba-tiba jatuh setelah sempat naik pada bulan Maret dan April. semua harga pangan, energi dan jasa perdagangan di Mei jatuh dari bulan sebelumnya. Sementara inflasi inti yang tidak termasuk komponen volatil tidak berubah, indikasi pelemahan harga yang berbasis luas.

Harga produsen di April naik 0,6% dari bulan sebelumnya, terutama ditengarai oleh kenaikan harga pangan 2,7%. Sementara harga pangan di Mei turun 0,2%.

Sebuah laporan terpisah menunjukkan, konsumen AS masih merasa perekonomian masih belum menentu di awal Juni ini, menurut hasil survei yang dirilis Jumat.

Indeks sentimen preliminer Thomson-Reuters/University of Michigan di Juni tak disangka merangsek turun menjadi 81,2 pada hasil di akhir Mei tercatat di angka 81,9.

Hasil di awal Juni ini jauh di bawah ekspektasi para ekonom yang memperkirakan indeks berada di level 83,0 dalam survei yang dilakukan The Wall Street Journal. Laporan terbaru ini merupakan yang telemah sejak Maret dan jauh di bawah level kenaikan 84,1 yang tercatat di April.

Dalam laporan tersebut juga menunjukkan, indeks kondisi ekonomi saat ini meningkat 95,4 dari angka 94,5 yang dirilis di akhri Mei, namun indeks ekspektasi turun 72,2 dari 73,7.

Sementara ekspektasi inflasi selama setahun turun menjadi 3,0% dari angka yang dirilis pada akhir Mei di 3,3%. Ekspektasi inflasi selama lima hingga 10 tahun kedepan mencatat kenaikan menjadi 2,9% darvi 2,8%.
 
Peristiwa Penting Minggu ini

Peristiwa Penting Minggu Ini

10374020_705003536227719_1041564089292649880_n.png


Rilis data AS Jumat lalu hampir tidak mempengaruhi perdagangan. Indeks Harga Produsen dan Sentimen Konsumen di AS tampak lebih buruk dari perkiraan. Indeks Harga Produsen menurun pada bulan Mei sebesar 0,2% m/m dari perkiraan akan bertumbuh 0,1% setelah dua bulan sebelumnya menguat. Kepercayaan Konsumen melemah pada bulan Mei ke level terendahnya dalam lebih dari tiga bulan terakhir.

Sentimen Konsumen Awal dari Universitas Michigan menurun pada bulan Juni menjadi 81,2 poin dari angka perolehan final Mei di 81,9 poin, sebelumnya pertumbuhan diperkirakan akan mencapai 83 poin untuk bulan Juni. Penilaian Berjalan sedikit meningkat, sementara Perkiraan secara signifikan menurun. Pertumbuhan harga energi dan terbatasnya pertumbuhan gaji secara negatif mempengaruhi Sentimen Konsumen dan membatasi peluang finansial mereka walaupun Tingkat Penyerapan Tenaga Kerja bertumbuh.

Selengkapnya: Peristiwa Penting Minggu Ini
 
Euro masih lemah pasca data inflasi

Euro masih lemah pasca data inflasi

10431697_705043279557078_163060287375022348_n.jpg


Euro bertahan di level penurunan empat bulan terhadao dollar di sesi Senin setelah data menunjukkan laju inflasi tahunan zona euro masih tidak bergerak di level bawah empat setengah tahun di Mei.

EUR/USD turun 0,10% diperdagangkan pada level 1,3528, tidak jauh dari level empat bulan 1,3502 yang disentuh di awal bulan ini.

Eurostat melaporkan laju inflasi bulanan zona euro turun 0,1% di Mei, sejalan dengan ekspektasi, smeentara laju inflasi tahunan sebesar 0,5%, tidak berubah dari estimasi sebelumnya. Ini merupakan laju tahunan terendah sejak Nopember 2009, dengan ekseksi Maret tahun ini.

Sementara inflasi inti, yang tidak termasuk item yang volatil seperti energi dan pangan, juga tidak ada perubahan di 0,7%, sama dengan catatan di Maret tahun ini dan Desember 2013.

Bank sentral eropa menargetkan laju inflasi tahunan masih mendekati namun masih di bawah 2%. Awal bulan ini ECB memotong suku bunga di level rendah dan menerapkan suku bunga negatif pada kreditur komersil untuk kali pertama, guna memerangi ancaman rendahnya inflasi yang masih mendera di kawasan euro.

Terhadap mata uang lainnya, euro juga mencatat penurunan terhadap yen, dengan EUR/JPY turun 0,,18% ke level 137,92, mendekati level bawah empat bulan di 137,71 yang tersentuh di pekan lalu. Juga terhadap pound, euro kembali mencatat penurunan ke level bawah baru di satu steengah tahun, dengan EUR/GBP turun 0,23% ke level 0,7963.
 
Poundsterling Capai $1,70

Poundsterling Capai $1,70

10360244_705710512823688_2433000436976333975_n.jpg


Pada hari Senin dolar AS diperdagangkan ke bawah terhadap kebanyakan mata uang utama lainnya dan kehilangan 0,12% terhadap indeks dolar jelang pertemuan dua hari FOMC yang akan dimulai pada hari Selasa. IMF merevisi ke bawah perkiraanya atas GDP AS untuk tahun ini.

Perkiraan pertumbuhan GDP AS untuk 2014 direvisi ke bawah sebesar 0,8% menjadi 2%. International Monetary Fund menyebutkan musim dingin yang buruk, masalah Bursa Perumahan, dan lemahnya permintaan internasional. Perkiraan pertumbuhan ekonomi AS untuk 2015 dipertahankan tanpa perubahan di level 3%. IMF menyebutkan bahwa tingkat suku bunga AS harus tetap mendekati level nol bahkan setelah pertengahan 2015. Minggu lalu, Bank Dunia juga menurunkan perkiraan akan pertumbuhan GDP untuk taun berjalan dari 2,8% menjadi 2,1%.

Selengkapnya: Poundsterling Capai $1,70...
 
Naiknya harga konsumen menunjukkan tekanan inflasi yang meningkat

Naiknya harga konsumen menunjukkan tekanan inflasi yang meningkat

10387647_705746479486758_3506028373870420768_n.jpg


Harga konsumen AS mencatat kenaikan terbesar di lebih dari satu tahun terakhir pada Mei karena biaya untuk berbagai barang dan jasa mencatat kenaikan, sehingga menunjuk pada sebuah kestabilan tekanan inflasi yang menguat.

Departemen Tenaga Kerja pada hari Selasa mengatakan Indeks Harga Konsumen (CPI) meningkat 0,4 persen pada bulan lalu, dengan harga pangan bukukan kenaikan terbesar sejak Agustus 2011.

Meningkatnya tekanan harga diperkirakan memudahkan para pejabat Federal Reserve yang telah mengkhawatirkan inflasi berjalan terlalu rendah. Namun, indeks inflasi terpisah yang paling dipantau oleh Fed terus berjalan di bawah target bank sentral AS yakni 2 persen.

Pejabat Fed memulai pertemuan kebijakan dua hari pada Selasa. The Fed diperkirakan akan terus memangkas program pembelian obligasi bulanan, tetapi tidak terlihat akan menaikkan suku bunga sampai pertengahan 2015.

Peningkatan harga konsumen di bulan lalu merupakan yang terbesar sejak Februari 2013 dan di atas ekspektasi ekonom untuk kenaikan 0,2 persen. Ini menyusul kenaikan 0,3 persen pada April lalu.

Terhitung dalam 12 bulan hingga Mei, inflasi harga konsumen naik 2,1 persen, kenaikan terbesar sejak Oktober 2012. Yang berada di atas kenaikan 2,0 persen pada bulan April dan berada di atas ekspektasi ekonom untuk kenaikan tingkat tahunan sebesar 2,0 persen.

CPI inti, yang tidak termasuk harga pangan dan energi, naik 0,3 persen, kenaikan terbesar sejak Agustus 2011. Inflasi inti telah mencatat kenaikan 0,2 persen pada April. Dalam 12 bulan hingga Mei, CPI inti naik 2,0 persen, kenaikan terbesar sejak Februari tahun lalu menyusul kenaikan 1,8 persen pada April. Para ekonom memperkirakan CPI inti naik 0,2 persen dari bulan April dan 1,9 persen dari tahun lalu.

Sebuah laporan terpisah dari Departemen Perdagangan menunjukkan pembangunan rumah baru dan izin bangunan jatuh pada bulan Mei, sebuah sinyalemen bahwa pemulihan perumahan kemungkinan masih melambat. Ketua the Fed, Janet Yellen telah memperingatkan bahwa perlambatan perumahan berlarut-larut dapat merusak perekonomian.
 
Dolar Australia Melemah Jelang Rilis Notulen RBA

Dolar Australia Melemah Jelang Rilis Notulen RBA

10474308_706209332773806_2735220610030840571_n.png


Pada Selasa 17 Juni, dolar AS memperkuat posisinya terhadap sebagian besar mata uang utama lainnya dan menguat 0,22% terhadap indeks dolar jelang rilis hasil pertemuan FOMC pada hari Rabu. Euro melemah di tengah pelemahan Sentimen Ekonomi Jerman ke level terendahnya dalam 1,5 tahun terakhir. Poundsterling melemah di tengah lemahnya tingkat inflasi Inggris.

Dolar AS memperkuat posisinya di tengah kuatnya Indeks Harga Konsumen yang mempercepat pertumbuhannya pada bulan Mei dengan naik pada fase tercepatnya dalam lebih dari 15 bulan terakhir. Indeks Harga Konsumen (CPI) meningkat pada bulan Mei sebesar 0,4% m/m, dua kali lipat lebih tinggi dari perkiraan. Tingkat Pertumbuhan Inflasi Tahunan mencakup 2,1% - ini adalah tingkat pertumbuhan tertingginya sejak Oktober 2012. Indeks Harga Konsumen Inti Tanpa Makanan dan Energi naik 0,3% m/m dan sebesar 2% y/y, lebih tinggi dari perkiraan.

Selengkapnya: Dolar Australia Melemah Jelang Rilis Notulen RBA
 
Fed kemukakakn jalur kenaikan suku bunga

Fed kemukakakn jalur kenaikan suku bunga
Suku bunga jangka panjang masih akan rendah


1912434_706527752741964_6312992449795752385_n.jpg


Federal Reserve AS pada Rabu mengisyaratkan percepatan kenaikan yang sedikit lebih cepat yang dimulai tahun depan, tetapi menyarankan biaya pinjaman patokan dalam jangka panjang akan lebih rendah dari yang ditunjukkan sebelumnya.

Setelah pertemuan kebijakan selama dua hari, bank sentral memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi AS tahun ini ke kisaran antara 2,1 persen dan 2,3 persen dari proyeksi awal sekitar 2,9 persen. Tapi perkiraan untuk tahun 2015 dan 2016 tidak berubah, dan itu mengungkapkan keyakinan pemulihan masih berada di jalurnya.

"Kegiatan ekonomi rebound pada kuartal saat ini dan akan terus berkembang pada laju yang moderat," kata Ketua Fed, Janet Yellen, dalam konferensi pers. "Perekonomian terus membuat kemajuan menuju tujuan kami" dengan pasar tenaga kerja penuh dan inflasi 2 persen.

Seperti yang diperkirakan secara luas, bank sentral terus mendorong dengan rencana mengurangi salah satu program stimulus utamanya, mengurangi pembelian aset bulanan dari US$ 45 miliar menjadi $35 miliar.

Dalam proyeksi suku bunga terkini, pejabat Fed masih memperkiakan suku bunga naik tahun depan. Dari 16 individual proyeksi kenaikan suku bunga, suku bunga rata-rata mencapai 1,125 persen pada akhir 2015, naik hanya naik tipis dari bulan Maret.

Namun, para pejabat memproyeksikan jalan kenaikan suku bunga yang sedikit lebih agresif untuk tahun berikutnya, dengan median akhir tahun sebesar 2,5 persen dibandingkan 2,25 persen pada bulan Maret.

Satu hal yang penting, para pejabat Fed juga menurunkan proyeksi mereka untuk suku bunga jangka panjang, potensi tanda menurunannya kepercayaan pada potensi perekonomian jangka panjang. Proyeksi median adalah untuk dana federal jangka panjang dari 3,75 persen, dibandingkan dengan 4 persen pada bulan Maret.

Perkiraan inflasi mereka sedikit berubah, dengan inflasi tidak pernah mencapain target 2 persennya.
 
Dolar AS Melemah Setelah Hasil Rapat FOMC

Dolar AS Melemah Setelah Hasil Rapat FOMC

10304790_706817659379640_3592060991570114223_n.png


Dolar AS melemah pada perdagangan Rabu 18 Juni terhadap sebagian besar mata uang utama lainnya dan kehilangan 0,27% terhadap indeks dolar setelah pengumuman hasil rapat FOMC.

Dolar AS diperdagangkan ke bawah dan melemah selama konferensi pres Gubernur Fed Janet Yellen yang tampak mengecewakan para pembeli dolar AS. Yellen tidak menentukan batas waktu mengenai peluang kenaikan tingkat suku bunga. Seperti telah diperkirakan sebelumnya, FOMC menurunkan QE3 untuk kali kelima berturut-turut sebesar $10 miliar menjadi $35 miliar.

FOMC dengan tajam memangkas perkiraan pertumbuhan ekonomi AS untuk tahun ini, tidak menyisakan perubahan apapun untuk 2015-2016. FOMC memangkas perkiraan Tingkat Pengangguran untuk beberapa tahun ke depan. Perkiraan Tingkat Inflasi dipertahankan tanpa perubahan. Sebagian besar pejabat Fed memperkirakan peningkatan tingkat suku bunga pada 2015. Jika dibandingkan, perkiraan bulan Maret lebih menunjukan perkiraan kenaikan yang lebih tajam untuk 2015 dan 2016.

Selengkapnya: http://masterforex.com/Id/analytics/market_overview/19-06-14.html/?aid=393298
 
Data kerja dan pabrik pertegas kekuatan ekonomi AS

Data kerja dan pabrik pertegas kekuatan ekonomi AS

10408937_707028956025177_5325597226417549713_n.jpg


Jumlah warga AS yang mengajukan klaim baru atas tunjangan pengangguran menurun di pekan lalu sementara laporan dari Atlantik Tengah menunjukkan aktifitas pabrik di wilayah itu meningkat di Juni, bukti lainnya bahwa ekonomiu AS semakkin menguat setelah babak belur di kuartal pertama tahun ini.

Klaim awal tunjangan pengangguran turun 6,000 menjadi 312.000 untuk pekan hingga 14 Juni, Departemen Tenaga Kerja Kamis melaporkan. Dengan rata-rata jumlah klaim baru selama empat pekan, yang dianggap parameter tenaga kerja yang lebih baik karena meluruskan ketidakstabilan data, turun 3.750 menjadi 311.750 pengajuan, tidak jauh dari level bawah tujuh tahun yang dicapai pada Mei lalu.

Data klaim ini mencakup survei untuk laporan payroll non pertanian pemerintah di Juni, yang akan dirilis dalam dua pekan. Rata-rata klaim empat pekan turun 11.000 dalam periode survei antara Mei dan Juni, memperkirakan pertumbuhan payroll kemungkinan meningkat dari kenaikan di bulan lalu yakni 217.000 lapangan kerja.

Laporan klaim menunjukkan jumlah angjatan pekerja yang masih menerima tunjangan pengangguran setelah pekan pertama mencapai level terendahnya sejak Oktober 2007 di pekan hingga 7 Juni. Klaim lanjutan ini telah menunjukkan tren menurun, sebuah indikasi bahwa beberapa pekerja yang sudah lama menganggur kembali mendapatkan pekerjaan. Tingkat pengangguran untuk mereka yang menerima tunjangan pengangguran turun menjadi 1,9 percent di pekan hingga 7 Juni, terendah sejak Oktober 2007, dari 2,0 persen di pekan sebelumnya.

Dalam sebuah laporan terpisah, Federal Reserve Bank Philadelphia melaporkan indeks aktifitas bisnisnya melonjak menjaid 17,8 di bulan ini, level tertinggi sejak September, dari 15,4 pada Mei.

Kenaikan ini digerakkan oleh meningkatnya pesanan baru, serta bertambahnya pekerjaan pabrik dan jam kerja yang juga meningkat. Kenaikan ini juga didukung oleh pertumbuhan waktu deliveri, pengiriman, dan pesanan yang belum terpenuhi, yang mengalami rebound besar dari kemerosotan di Mei.

Kedua laporan di atas melengkapi data pekerjaan dan manufaktur serta sektor jasa dalam gambaran optimis pertumbuhan ekonomi setelah mengalami kontraksi di kuartal pertama. Pemerintah mengatakan bulan lalu ekonomi merosot 1,0 persen pada laju tahunan, namun para ekonom mengatakan economists banyak data saat ini mengesankan kontraksi yang bahkan lebih dalam lagi.
 
Market Overview

Market OverView
#Poundsterling Hampir Mencapai Level Tertingginya Dalam 6 Tahun Terhadap #Dolar AS

10455585_707353522659387_7957595581702826130_n.png


Pada Kamis 19 Juni, dolar AS melemah terhadap sebagian besar mata uang utama lainnya dan kehilangan 0,1% terhadap indeks dolar. Poundsterling meningka tlebih dari $1,70 di tengah menguatnya Permintaan Industri. Dolar Selandia Baru melemah setelah rilis tingkat pertumbuhan GDP Selandia Baru.

Pada paruh pertama hari perdagangan dolar AS masih berada di bawah tekanan setelah hasil pertemuan FOMC, namun kemudian memperoleh kembali kehilangannya setelah rilis Payroll Non Pertanian AS dan Aktifitas Manufaktur Fed Philadelphia yang tampak lebih baik dari perkiraan. Pada hari Rabu, FOMC mensinyalkan bahwa pembatasan tingkat suku bunga di level yang rendah akan berlanjut untuk beberapa waktu lamanya setelah berakhirnya program pembelian obligasi.

Klaim Pengangguran Awal menurun minggu lalu setelah menguat dalam dua minggu terakhir. Klaim Pengangguran Awal AS menurun minggu lalu sebanyak 6.000 menjadi 312.000, sementara pelemahan sebelumnya diperkirakan hanya akan sebanyak 4.000. Data minggu sebelumnya direvisi ke bawah dari 317.000 menjadi 318.000. Rata-rata Empat Minggu Klaim Awal turun sebanyak 3.750 menjadi 311.750.

Selengkapnya:
 
Dolar Menuju Lembah Mingguan

Dollar menuju lembah mingguan

10405284_707465885981484_6093326420813872739_n.jpg


Dolar AS, meskipun berhasil rebound di sesi Jumaat, namun masih mengarah ke penurunan mingguan terhadap mata uang mayoritas setelah the Fed mensinyalir masih mempertahankan suku bunga.

Indeks ICE dollar index, parameter pergerakan greenback terhadap enam mata uang utama, naik ke level 80,431 dari 80,327 di Kamis kemarin. Di pekan ini, indeks dolar kembali turun 0,2%.

Ketua Fed Janet Yellen Rabu abaikan data yang menunjukkan inflasi konsumen melampaui perkiraan yang dianggap sebagai "keriuhan," menekankan bahwa tidak ada " formula mekanis" untuk menaikkan suku bunga. Pernyataannya tersebut, yang muncul setelah bank sentral memutuskan untuk memangkas pembelian obligasi bulanan lainnya sebesar $10 miliar, mengesankan bahwa suku bunga masih dapat berada di levelnya hingga pertengahan tahun depan.

Jika suku bunga naik kemungkinan akan mendongkrak dolar AS karena lebih banyak pelaku asing akan berbondong-bondong memburu greenbacks untuk mendapatkan aset AS ber-imbal yang lebih tinggi.

"Dolar kemungkinan jatuh karena pernyataan negatif Fed mendongkrak risk appetite dan mendorong perhentian perdagangan," analis Citi mengatakan dalam tulisannya, Jumat.

Di sesi Jumat, perdagangan euro terhadap dolar AS turun ke level $1,3576 dari level $1,3604, namun euro masih menuju ke kenaikan mingguan sebesar 0,3%. Dolar mencatat kenaikan terhadap yen, naik ke level 102,13 dari level 101,96 di sesi Kamis, namun masih menunjukkan mingguan 0,1%.
 
Peristiwa Penting Minggu ini

Peristiwa Penting Minggu Ini

10505420_708938785834194_7689455071579553654_n.png


Pada hari Jumat 20 Juni, dolar AS diperdagangkan sedikit menguat terhadap sebagaian besar mata uang utama lainnya di tengah absennya statistik makro yang signifikan di AS. Dolar Kanada menguat tajam setelah rilis Tingkat Inflasi dan Penjualan Ritel di Kanada.

Dolar AS dikoreksi ke atas pada hari Jumat setelah dua hari sebelumnya melemah, dan menguat 0,04% terhadap indeks dolar. Euro melemah dit engah lemahnya Produksi Industri Jerman dan Kepercayaan Konsumen zona euro. Indeks Harga Produsen Jerman (PPI) melemah pada bulan Mei sebesar 0,2% m/m, pelemahan indeks ini berlanjut untuk bulan yang ketiga berturut-turut.

Kepercayaan Konsumen Zona Euro melemah pada bulan Juni untuk pertamakalinya setelah tiga bulan terakhir menguat. Kepercayaan Konsumen Flash zona euro melemah menjadi -7,4 poin dari -7,1 poin pada bulan Mei dari perkiraan akan bertumbuh. Yves Mersch dari ECB mengumumkan pada hari Jumat bahwa zona euro masih belum mengatasi krisis ekonomi walaupun kemajuan bertahap dari proses pemulihannya.

Selengkapnya: Peristiwa Penting Minggu Ini
 
Pasar perumahan AS kembali menggeliat

Existing Home Sales Naik 4.9% di Mei

10471351_709100999151306_8054065375321614757_n.jpg


Penjualan rumah yang sebelumnya dimiliki naik pada Mei, sebuah tanda bahwa pasar perumahan AS menguat selama masa pembelian penting pada musim semi.

Penjualan rumah meningkat 4,9% pada bulan Mei ke tingkat tahunan yang disesuaikan secara musiman 4,89 juta, National Association of Realtors mengatakan pada hari Senin. Ekonom dalam survei The Wall Street Journal memperkirakan naik menjadi 4,75 juta pada bulan tersebut.

Angka penjualan di April direvisi naik ke tingkat 4,66 juta, meningkat 1,5% dari bulan sebelumnya. Saat ini penjualan telah meningkat selama dua bulan berturut-turut di musim semi ini setelah turun di tiap bulan di tiga bulan pertama tahun ini. Namun, penjualan di Mei turun 5% dari tingkat tahun sebelumnya.

Laju penjualan rumah mulai menurun di pertengahan tahun lalu, setelah KPR meningkat tajam. Kemudian musim dingin yang luar biasa di sebagian besar negara membekukan permintaan. Kelompok Realtors mengatakan calon pembeli juga berjuang dengan kenaikan harga rumah dan terbatasnya persediaan. Dan tren penurunan mulai untuk membaik seiring dengan kenaikan harga melambat karena persediaan rumah yang akan dijual lebih banyak.

KPR juga terus menurun, menyentuh level terendah enam bulan pada bulan Mei dan terus bertahan di sekitar level tersebut. Suku bunga KPR rata-rata berada pada level 30 tahun suku bunga hipotek tetap sebesar 4,17% di pekan lalu, menurut Freddie Mac.

Suku bunga KPR yang lebih rendah membuat pembelian rumah lebih terjangkau bagi peminjam. Namun, ekonom Realtors Lawrence Yun memperkirakan suku bunga KPR bergerak kembali mencapai 5% pada kuartal pertama 2015.

Laporan pada Senin menunjukkan rata-rata harga jual rumah di Mei naik 5,1% dari tahun sebelumnya menjadi $213.400. Yang merupakan kenaikan tahunan paling lambat sejak Maret 2012.

Persediaan rumah yang tersedia untuk dijual naik 6% dari tahun sebelumnya. Pada tingkat saat ini, laju penjualan akan memakan waktu sekitar 5,6 bulan hingga persediaanhabis. Mr Yun mengatakan tingkat penjualan tersebut menyiratkan mendekati ‘kondisi seimbang’ tapi rumah perlu dicatat pasar perumahan bergerak cepat.
 
Aktifitas Manufaktur Cina Tumbuh

Aktifitas Manufaktur Cina Tumbuh

10349074_709497622444977_1817520479123176287_n.png


Pada Senin 23 Juni, dolar AS diperdagangkan melemah terhadap sebagian besar mata uang utama lainnya dan kehilangan 0,1% terhadap indeks dolar. Dolar Australia secara tajam meningkat setelah rilis Aktifitas Manufaktur Cina yang kuat.

Dolar AS hampir tidak bereaksi terhadap data AS yang tidak sepenuhnya buruk. Penjualan Rumah Bekas AS terus bertumbuh pada bulan Mei untuk bulan yang kedua berturut-turut, lebih tinggi dari perkiraan, yang menunjukan percepatan pemulihan Bursa Perumahan Amerika. Penjualan ini meningkat pada bulan Mei sebesar 4,9% m/m ke level tertingginya dalam tujuh bulan terakhir di level 4,89 juta rumah dari perkiraan akan bertumbuh sebesar 1,5%.

Meningkatnya penawaran rumah, tingkat pertumbuhan yang tipis dari harga perumahan, membaiknya situasi Bursa Tenaga Kerja, dan masih rendahnya biaya peminjaman dapat menstimulasi pertumbuhan permintaan akan perumahan. Penjualan Rumah Baru akan dirilis pada hari Selasa.

Selengkapnya: http://masterforex.com/Id/analytics/market_overview/24-06-14.html/?aid=393298
 
Data ekonomi AS kembali catat hasil menakjubkan

Data ekonomi AS kembali catat hasil menakjubkan
Kepercayaan konsumen, penjualan rumah baru di level atas 6 tahun

10354669_709630015765071_3183655562607926681_n.jpg


Kepercayaan konsumen AS melonjak ke level tertinggi di hampir enam setengah tahun pada Juni dan penjualan rumah baru meningkat pada bulan Mei, tanda-tanda terbaru lainnya bahwa perekonomian telah kembali mendapatkan momentum.

Conference Board, Selasa melaporkan, indeks kepercayaan konsumen naik menjadi 85,2 dari 82,2 pada Mei, di tengah optimisme tentang pasar tenaga kerja. Hasil pada bulan Juni ini merupakan yang tertinggi sejak Januari 2008.

Dalam laporan terpisah, Departemen Perdagangan mengatakan penjualan rumah baru di AS melonjak 18,6 persen pada tingkat tahunan yang disesuaikan secara musiman menjadi 504.000 unit, level tertinggi sejak Mei 2008. Peningkatan penjualan ini merupakan yang terbesar sejak Januari 1992.

Kedua laporan ini menambah data mulai dari pekerjaan hingga aktivitas sektor pabrik dan jasa yang mengarah pada rebound tajam dalam pertumbuhan pada awal kuartal kedua setelah laju tahunan ekonomi AS kontraksi 1,0 persen dalam tiga bulan pertama tahun ini.

Dolar beringsut menguat atas data tersebut. Nilai Treasury jangka panjang AS juga naik, sementara saham pengembang perumahan diperdagangkan lebih tinggi atas data penjualan rumah baru.

Para ekonom memperkirakan penjualan rumah baru hanya naik 440.000 unit di bulan lalu. Dibandingkan dengan Mei tahun lalu, penjualan naik 16,9 persen, menunjukkan beberapa momentum di pasar rumah baru.

Suku bunga KPR yang lebih tinggi dan lonjakan harga di tengah kelangkaan properti yang tersedia untuk dijual telah membebani pasar perumahan sejak pertengahan 2013.

Sebuah laporan lainnya pada hari Selasa menunjukkan indeks komposit harga rumah S&P/Case-Shiller di 20 daerah metropolitan naik hanya 0,2 persen pada April, dengan kenaikan tahunan melambat menjadi 10,8 persen. Ini merupakan kenaikan 12 bulan terkecil sejak Maret tahun lalu dan diikuti kenaikan tahunan 12,4 persen pada bulan Maret.

Persediaan rumah baru di pasar tidak berubah sebanyak 189.000 unit. Dengan laju penjualan bulan Mei inii akan mengahbiskan waktu selama 4,5 bulan persediaan rumah di pasar habis terjual, paling sedikit sejak Juni 2013. Angka ini turun dari 5,3 bulan pada bulan April.
 
Penjualan Rumah Baru AS Naik Ke Level Tertinggi 6 Tahun Terakhirnya

Penjualan Rumah Baru AS Naik Ke Level Tertinggi 6 Tahun Terakhirnya

10349866_710057069055699_1632601512449274879_n.png


Pada Selasa 24 Juni, dolar AS memperkuat posisinya terhadap sebagian besar mata uang utama dan menguat 0,05% terhadap indeks dolar di tengah menguatnya Penjualan Rumah Baru dan Kepercayaan Konsumen di AS. Poundsterling melemah di tengah laporan Inflasi.

Penjualan Rumah Baru AS meroket pada bulan Mei ke level tertingginya dalam lebih dari enam tahun terakhir sejak April 2008, yang menjadi sinyal lain dari pemulihan Bursa Perumahan AS setelah pelemahannya selama periode musim dingin. Penjualan Rumah Baru naik pada bulan mei sebesar 18,6% m/m menjadi 504.000 rumah sebelumnya pertumbuhan diperkirakan hanya akan mencapai 3,5%. Ini adalah pertumbuhan penjualan bulanan tertingginya dalam lebih dari 22 tahun terakhir, sejak Januari 1992.

Selengkapnya: Penjualan Rumah Baru AS Naik Ke Level Tertinggi 6 Tahun Terakhirnya
 
Ekonomi AS ternyata masih terpuruk

Revisi pertumbuhan Ekonomi kuartal satu lebih buruk

10431560_710237969037609_5775558070357597479_n.jpg


Ekonomi AS mengalami kontraksi pada kecepatan yang lebih buruk pada kuartal pertama dari perkiraan sebelumnya, berbalik dalam salah satu pertumbuhan non-resesi terburuk yang pernah terjadi, meski pertumbuhan perlahan mencoba bangkit dengan kuat.

Departemen Perdagangan Rabu mengatakan produk domestik bruto AS jatuh pada tingkat tahunan sebesar 2,9 persen, penurunan paling tajam dalam lima tahun terakhir, yang pada bulan lalun dilaporkan hanya turun 1,0 persen. Para ekonom memperkirakan revisi pertumbuhan ekonomi hanya menyusut 1,7 persen. Mengingat penurunan tajam ini, pertumbuhan diyakini masih harus berjuang untuk mencapai angka 2 persen di tahun ini.

Perekonomian kembali tertahan oleh musim dingin yang sangat ekstrim, berakhirnya tunjangan pengangguran jangka panjang dan pemotongan untuk kupon makanan, sehingga menghambat pengeluaran konsumen. Hal ini juga terbebani oleh perlambatan laju persediaan oleh bisnis. Semua faktor sementara ini sejak saat itu memang mulai pudar, mendongkrak pertumbuhan awal pada kuartal kedua.

Indeks pertumbuhan kuartal pertama pemerintah pun telah diturunkan sebesar 3,0 poin persentase sejak estimasi pertama pada bulan April yang menunjukkan ekonomi tumbuh pada tingkat 0,1 persen, dan revisi antara rilis Mei dan Juni adalah yang terbesar pada catatan di 1976.

Uniknya, para pelaku pasar justru mengabaikan data lemah dan membeli saham-saham AS. Nilai Treasury AS naik pada pertengahan hari, sementara dolar sedikit melemah terhadap sejumlah mata uang mayoritas.

Revisi PDB terbaru ini imbas dari tingkat pengeluaran kesehatan yang lebih lemah dari sebelumnya diasumsikan, sehingga menyebabkan penurunan belanja konsumen yang menunjukkan kenaikan paling lambat sejak kuartal keempat 2009. Perdagangan juga menjadi penghambat yang lebih besar terhadap perekonomian daripada yang diperkirakan sebelumnya .

Pada kuartal pertama, tingkat pertumbuhan belanja konsumen, yang menyumbang lebih dari dua-pertiga dari kegiatan ekonomi AS, turun menjadi 1,0 persen dari 3,1 persen. Ekspor jatuh pada laju 8,9 persen, penurunan terbesar dalam lima tahun, bukan 6,0 persen. Akibatnya defisit perdagangan terpangkas 1,53 poin persentase dari pertumbuhan PDB.

Penghambat lain pertumbuhan di kuartal pertama termasuk lambatnya akumulasi persediaan, penurunan tajam dalam investasi dalam struktur non-perumahan seperti pengeboran gas, dan pengeluaran pemerintah yang lemah di pertahanan.
 
Back
Top