Pengangguran AS di 7 tahun, inflasi catat kenaikan terbesar
Pengangguran AS di 7 tahun, inflasi catat kenaikan terbesar
Data ekonomi AS menunjukkan laporan yang cukup positif sebanrnya, dengan laporan pengajuan baru tunjangan pengangguran berada di level terendahnya dalam tujuh tahun di pekan lalu, sementara dalam laporan lainnya, data inflasi AS mencatat kenaikan terbesarnya dalam 10 bulan di April, ekonomi AS pun semakin menunjukkan penguatannya.
Klaim awak tunjangan pengangguran AS berkurang sebanyak 24.000 menjadi 297.000 pengajuan di pekan lalu, Departemen Tenaga Kerja AS kami melaporkan. Ini merupakan jumlah pengajuan terendah setidaknya sejak Mei 2007 dan mengesankan kenaikan pertumbuhan pasar tenaga kerja AS dapat terus terjadi.
Pada dasarnya, klaim tunjangan pengangguran As telah mengalami ketidakstabilan dalam beberapa pekan terakhir, ini disebabkan sulitnya mentabulasikan data di sekitar libur paskah dan liburan setelahnya serta liburan sekolah musim panas.
Dalam laporan Departemen Tenaga kerja lainnya menunjukkan, Indeks Harga Konsumen (Consumer Price Index/CPI) AS meningkat 0,3 persen di bulan lalu karena kenaikan harga pangan untuk ke-empat bulan berturut-turut dan biaya BBM yang juga meningkat. Ini merupakan kenaikan CPI terbesar sejak Juni tahun lalu dan menambahkan kenaikan 0,2 persen pada Maret lalu.
Kombinasi kenaikan kedua data ini diharapkan akan mempermudah Federal Reserve untuk mengurangi stimulus moneternya. Namun, ini tidak mengubah pandangan bank sentral AS untuk menunggu setidaknya medio 2015 sebelum menaikan suku bunga ‘overnight’ dari angka mendekati nol.
Dalam basis tahunan hingga April, harga konsumen AS meningkat 2,0 persen setelah mencatat kenaikan 1,5 persen di Maret, kenaikan terbesar sejak Juli tahun lali dan sebagian mencerminkan kenaikan harga dari tahun lalu ketika harga minyak merosot.
CPI inti, yang tidak termasuk harga pangan dan energi, naik 0,2 persen menyusul kenaikan yang saa di Maret. Dalam rentang 12 bulan hingga April, CPI inti meningkat 1,8 persen, kenaikan terbesar sejak Agustus tahun lalu.
The Fed menargetkan inflasi 2 persen, tetapi the fed mencatat indeks yang sedang berjalan bahkan lebih rendah dari CPI. Para pembuat kebijakan khawatir inflasi akan terlalu rendah.
Kedua data ini gagal mengangkat semangat para pelaku pasar ekuitas AS, yang berfokus pada pendapatan Wal-Mart Stores Inc yang secara tidak terduga mengalami penurunan pendapatan. Dollar sentuh level kenaikan di 11 pekan terhadap euro. Sementara nilai obligasi pemerintah AS meningkat.
Data ekonomi AS menunjukkan laporan yang cukup positif sebanrnya, dengan laporan pengajuan baru tunjangan pengangguran berada di level terendahnya dalam tujuh tahun di pekan lalu, sementara dalam laporan lainnya, data inflasi AS mencatat kenaikan terbesarnya dalam 10 bulan di April, ekonomi AS pun semakin menunjukkan penguatannya.
Klaim awak tunjangan pengangguran AS berkurang sebanyak 24.000 menjadi 297.000 pengajuan di pekan lalu, Departemen Tenaga Kerja AS kami melaporkan. Ini merupakan jumlah pengajuan terendah setidaknya sejak Mei 2007 dan mengesankan kenaikan pertumbuhan pasar tenaga kerja AS dapat terus terjadi.
Pada dasarnya, klaim tunjangan pengangguran As telah mengalami ketidakstabilan dalam beberapa pekan terakhir, ini disebabkan sulitnya mentabulasikan data di sekitar libur paskah dan liburan setelahnya serta liburan sekolah musim panas.
Dalam laporan Departemen Tenaga kerja lainnya menunjukkan, Indeks Harga Konsumen (Consumer Price Index/CPI) AS meningkat 0,3 persen di bulan lalu karena kenaikan harga pangan untuk ke-empat bulan berturut-turut dan biaya BBM yang juga meningkat. Ini merupakan kenaikan CPI terbesar sejak Juni tahun lalu dan menambahkan kenaikan 0,2 persen pada Maret lalu.
Kombinasi kenaikan kedua data ini diharapkan akan mempermudah Federal Reserve untuk mengurangi stimulus moneternya. Namun, ini tidak mengubah pandangan bank sentral AS untuk menunggu setidaknya medio 2015 sebelum menaikan suku bunga ‘overnight’ dari angka mendekati nol.
Dalam basis tahunan hingga April, harga konsumen AS meningkat 2,0 persen setelah mencatat kenaikan 1,5 persen di Maret, kenaikan terbesar sejak Juli tahun lali dan sebagian mencerminkan kenaikan harga dari tahun lalu ketika harga minyak merosot.
CPI inti, yang tidak termasuk harga pangan dan energi, naik 0,2 persen menyusul kenaikan yang saa di Maret. Dalam rentang 12 bulan hingga April, CPI inti meningkat 1,8 persen, kenaikan terbesar sejak Agustus tahun lalu.
The Fed menargetkan inflasi 2 persen, tetapi the fed mencatat indeks yang sedang berjalan bahkan lebih rendah dari CPI. Para pembuat kebijakan khawatir inflasi akan terlalu rendah.
Kedua data ini gagal mengangkat semangat para pelaku pasar ekuitas AS, yang berfokus pada pendapatan Wal-Mart Stores Inc yang secara tidak terduga mengalami penurunan pendapatan. Dollar sentuh level kenaikan di 11 pekan terhadap euro. Sementara nilai obligasi pemerintah AS meningkat.