nah itu berhubungan dengan konten dan unsur sinematografinya, dan bukan main idea yang bisa bikin pola pikir orang jadi mandek.Non benar... walaupun masih subjektif (tergantung yang nonton siapa dulu nih). Kalo yang ditanya ane, ane lebih prefer nonton yang "nambah sesuatu" setelah melihat tulisan "the end", "bersambung", etc, pada akhir sebuah tontonan.
Kalo gak ada yang nambah abis nonton--ane anggap tayangan seperti itu cukup membodohi ane.
ya kalo membahas bungkusnya memang cenderung netral, sebagai tontonan (meskipun ada juga yg menuding sinetron sbg tontonan yg menciptakan budaya "pemalas", seperti reply saya sebelumnya).nah itu berhubungan dengan konten dan unsur sinematografinya, dan bukan main idea yang bisa bikin pola pikir orang jadi mandek.
Terus kalau bentuk kebodohan seperti yang Den Voldie sebut di atas itu, semua jenis tontonan itu bisa jadi membodohi kita.
After all, kalau buat daku sejelek apapun film, sinetron dll itu, pasti ada yang bakal menambah pengetahuan kita walaupun sedikit.
nah itu berhubungan dengan konten dan unsur sinematografinya, dan bukan main idea yang bisa bikin pola pikir orang jadi mandek.
Terus kalau bentuk kebodohan seperti yang Den Voldie sebut di atas itu, semua jenis tontonan itu bisa jadi membodohi kita.
After all, kalau buat daku sejelek apapun film, sinetron dll itu, pasti ada yang bakal menambah pengetahuan kita walaupun sedikit.
Baru aja sekilas lihat tulisan di koran, bahwa sinetron-sinetron yang ada di tv-tv kita itu adalah bentuk pembodohan bagi masyarakat. Bagi gw ini terdengar lucu sih. Bagaimana dengan pendapat kalian?
hampir separuh sinetron yang tayang di TV merupakan bentuk pembodohan. Ini karena para produser hanya mengedepankan iklan ketimbang mutu sinetron itu sendiri
Darkgrey mau pilih nomer 2?
Udah aku masukkan ke hitungan di nomer 2, walaupun id nya masih 'tertinggal' di nomer 3....
-dipi-
Pembodohan.. Hiburan..
ahh pilih yang nomor tiga aja : membosankan
abis jalan ceritanya rata-rata klise dan jam tayangnya panjaaaaaaaaannnggg boring!! mending nonton Lawak aja deh
suka nonton OVJ juga ya non
Berarti, kita perlu mendefinisikan dahulu apa itu "bodoh" dan "membodohkan".
Ini dikutip dari KBBI:
bo·doh a 1 tidak lekas mengerti; tidak mudah tahu atau tidak dapat (mengerjakan dsb): anak ini -- benar, masakan menghitung lima tambah lima saja tidak dapat; 2 tidak memiliki pengetahuan (pendidikan, pengalaman): penjajah sengaja membiarkan rakyat -- agar mudah diperintah; 3 cak terserah (kepadamu): kalau tidak menurut nasihatku, --;
mem·bo·doh·kan v 1 membiarkan bodoh (tidak berpengetahuan dsb): penjajah sengaja - rakyat supaya dapat diperalat untuk kepentingan mereka; 2 menganggap (memandang) bodoh: ia sering - teman sejawatnya; 3 menipu; mengakali: polisi gadungan itu telah berhasil - beberapa toko;
Membodohkan --> membiarkan bodoh.
Apabila konten sebuah tayangan itu tidak memberikan hal-hal worthy secara signifikan selama beberapa waktu lamanya. (seperti yang ane bilang sebelumnya: beratus-ratus episode, berjuta-juta iklan, bermilyar-milyar adegan, bertriliyun-triliyun pasang mata--hiperbolis banget... ) itu sudah dianggap sebagai tindak "membodohkan".
IMHO, kesimpulan yang ane ambil : Ada unsur pembodohan dalam sinetron yang gak mutu.