radiaku
New member
Pho Ang-soat tidak menghiraukan jawabannya, tanyanya
pula, "Tio Bu-kek, Tio Bu-liang bersaudara apakah ayah dan
pamanmu? Atau gurumu?"
Si kusir menatapnya dengan terbelalak kaget, seperti
mendadak melihat setan yang menakutkan. Dia memang
mahir sebagai kusir, sejak tadi duduk tenang memegang
kendali, bukan saja tidak melakukan gerakan apa pun, dia pun
tunduk pada perintah, sungguh dia tidak habis mengerti,
makhluk aneh yang bermuka pucat ini, bagaimana bisa
membongkar asal-usulnya.
Pho Ang-soat berkata, "Kulit dagingmu mengkilap, pori-
porimu kelihatan lembut berhimpit, sehingga mirip sesuatu
barang yang direndam dalam minyak, hanya seorang yang
pernah meyakinkan Khikang tunggal dari Sian-thian-bu-kek-
pay saja baru memperlihatkan gejala-gejala kulit tangan yang
berbeda."
Tajam benar pandangan makhluk aneh ini, akhirnya si kusir
menghela napas, katanya tertawa getir, "Cayhe Tio Ping, Tio
Bu-kek adalah ayahku."
"Bukankah kau masih punya nama lain dan biasa dipanggil
Jari telunjuk?" tanya Pho Ang-soat pula.
Terpaksa Tio Ping mengangguk, dia insyaf di hadapan
makhluk aneh ini hakikatnya dia tidak bisa berbohong lagi.
Pho Ang-soat berkata, "Menilai keluarga dan asal-usulmu,
ternyata kau melakukan kejahatan yang memalukan,
sepantasnya aku mewakili Sian-thian-bu-kek membersihkan
nama baik perguruannya."
pula, "Tio Bu-kek, Tio Bu-liang bersaudara apakah ayah dan
pamanmu? Atau gurumu?"
Si kusir menatapnya dengan terbelalak kaget, seperti
mendadak melihat setan yang menakutkan. Dia memang
mahir sebagai kusir, sejak tadi duduk tenang memegang
kendali, bukan saja tidak melakukan gerakan apa pun, dia pun
tunduk pada perintah, sungguh dia tidak habis mengerti,
makhluk aneh yang bermuka pucat ini, bagaimana bisa
membongkar asal-usulnya.
Pho Ang-soat berkata, "Kulit dagingmu mengkilap, pori-
porimu kelihatan lembut berhimpit, sehingga mirip sesuatu
barang yang direndam dalam minyak, hanya seorang yang
pernah meyakinkan Khikang tunggal dari Sian-thian-bu-kek-
pay saja baru memperlihatkan gejala-gejala kulit tangan yang
berbeda."
Tajam benar pandangan makhluk aneh ini, akhirnya si kusir
menghela napas, katanya tertawa getir, "Cayhe Tio Ping, Tio
Bu-kek adalah ayahku."
"Bukankah kau masih punya nama lain dan biasa dipanggil
Jari telunjuk?" tanya Pho Ang-soat pula.
Terpaksa Tio Ping mengangguk, dia insyaf di hadapan
makhluk aneh ini hakikatnya dia tidak bisa berbohong lagi.
Pho Ang-soat berkata, "Menilai keluarga dan asal-usulmu,
ternyata kau melakukan kejahatan yang memalukan,
sepantasnya aku mewakili Sian-thian-bu-kek membersihkan
nama baik perguruannya."