radiaku
New member
"Lho, kenapa?"
"Karena letak yang paling menakutkan dari pedang ini
bukan pada mata pedangnya, tapi terletak pada sarung
pedangnya."
Kongsun To tidak mengerti, "Apakah sarung pedang lebih
tajam dari mata pedang?"
Yan Lam-hwi mengelus sarung pedangnya yang merah,
katanya, "Tahukah kau dengan apa aku mewarnai sarung
pedangku ini?"
Kongsun To tidak tahu.
"Dengan getah mawar darah."
Agaknya Kongsun To juga tidak tahu apa itu mawar darah,
bahwasanya belum pernah dia mendengar jenis kembang ini.
Maka Yan Lam-hwi menerangkan, "Mawar darah adalah
kembang mawar yang selalu kusiram dengan lima jenis darah
beracun."
"Lima jenis darah beracun? Jenis panca bisa apakah itu?"
"Jit-jun-im-coa, Pek-coat-bu-siong, Jian-lian-ham-hian, Jik-
hwe-tok-koat."
"Dan satu lagi?"
"Satu lagi ialah darah dari durjana yang khianat."
Kali ini Kongsun To ternyata tidak bisa tertawa lagi.
"Karena letak yang paling menakutkan dari pedang ini
bukan pada mata pedangnya, tapi terletak pada sarung
pedangnya."
Kongsun To tidak mengerti, "Apakah sarung pedang lebih
tajam dari mata pedang?"
Yan Lam-hwi mengelus sarung pedangnya yang merah,
katanya, "Tahukah kau dengan apa aku mewarnai sarung
pedangku ini?"
Kongsun To tidak tahu.
"Dengan getah mawar darah."
Agaknya Kongsun To juga tidak tahu apa itu mawar darah,
bahwasanya belum pernah dia mendengar jenis kembang ini.
Maka Yan Lam-hwi menerangkan, "Mawar darah adalah
kembang mawar yang selalu kusiram dengan lima jenis darah
beracun."
"Lima jenis darah beracun? Jenis panca bisa apakah itu?"
"Jit-jun-im-coa, Pek-coat-bu-siong, Jian-lian-ham-hian, Jik-
hwe-tok-koat."
"Dan satu lagi?"
"Satu lagi ialah darah dari durjana yang khianat."
Kali ini Kongsun To ternyata tidak bisa tertawa lagi.