Bls: cerbung: ~DESCENDANT OF THE DEATHMASTER~ byYNA
Stast.
___________________________________________
_____________________________________
Sang pangeran bergerak maju dengan kecepatan penuh,mendesak Alexander Boraknitchov dengan segera.
Terjadi adegan saling serang diantara mereka.
Saat sang raja dan Boraknitchov adu kekuatan, delapan buah tombak di punggungnya itu telah bermutasi ke bentuk lain, gurinda raksasa.
Berputar dan mematikan.
Boraknitchov sepertinya sudah dapat memperkirakan perubahan itu,tapi ia agak terlambat,walau akhirnya serangan kejam tersebut dapat dihindari.
tempatnya berpijak tetap retak, kerusakan yang tidak sedikit,
Boraknitchov tidak setangkas dulu,menurutku…
Apa yang terjadi? Rasanya dulu sewaktu bertarung denganku dia amat cepat.
Apakah karena usia atau kah…
Karena raja kami yang luar biasa?
Boraknitchov mencabut lengannya,dan mulut senapan menggantikan lengan.
Ia menembak berulang kali pada sang raja,
Aku tidak perlu menjelaskan betapa tepatnya bidikan orang tua itu,
Kemampuan menembaknya tidak berkarat,hah…
Apa aku salah lihat?
Ada bagian dari tubuh sang raja kami yang luka nya menutup dengan lambat…
Rupanya meriam kecil itu juga mengandung penghantar panas.
Mereka menciptakan senjata baru,rupanya…
Pangeran iblis kebanggaan kami terhuyung mundur,berusaha mempercepat proses regenerasinya,
Saat ia melakukan itu,urat-urat bertonjolan muncul di dahinya, pertanda ia memaksakan diri.
Pembuluh darah dimatanya terlihat menakutkan,
Mata itu berubah,jadi hitam kelam sepenuhnya,
Ia menerjang Boraknitchov, Yang dengan tangkas menyorongkan mulut senjata ke hadapan sang raja,
Ia menyemburkan sinar panas dari mulutnya,
Dalam jarak sedekat itu,sang raja terdesak dan mengalami luka bakar yang tidak bisa dianggap remeh.
aku sendiri tidak menyangka,
bagitu banyak rahasia didalam tubuh pempinan Paladin itu.
Alexander Boraknitchov melemparkan belati dari tubuhnya, ia menebas sang pangeran, satu dari delapan tulang dipunggungnya itu terlepas dan jatuh ketanah.
Tapi segera beregenerasi menjadi pangeran yang baru.
Yang menyerang Boraknitchov bersamaan.
Menghadapi serangan makhluk yang sama persis dari dua arah,Boraknitchov seperti tak kehilangan akal.
Ia membentangkan kedua tangannya,mata pedang berkilat muncul dari sana.
Dari dalam lengannya.
Aku terperanjat bukan main.
Tak kusangka Ia bisa menghancurkan salah satunya, sambil melukai yang lain,
Dia masih memiliki tingkat konsentrasi yang tinggi.
"Mencabikmu bukan cara yang tepat untuk menghancurkanmu"
Boraknitchov membisikkan illustrasi yang telah dipahami otak cerdasnya, hanya sebentar saja.
dan ia dapat menguraikan situasi lebih baik dari siapapun.
Tubuh sang raja terpenggal,
kedua serpihan organ itu terlepas, terlempar jauh dan Boraknitchov membidik sebuah gedung yang segera rubuh menimpa bagian yang belum sempat beregenerasi itu.
belum puas, Ledakan beruntun membumi hanguskan reruntuhan itu, menimbulkan gempa dalam skala kecil namun mampu menggetarkan sekitarnya.
Aku tak percaya,
Ia memenggal kepala raja kami dalam waktu bersamaan,
Kecepatan sinar…!
Ia melompat sangat tinggi dan menembaki serpihan tubuh itu melalui udara.
Sebelum sinar itu jatuh menimpa raja-ku,
Stast ini bertindak meraih potongan kepala yang darahnya hampir habis itu.
Menara yang menjadi arena pertempuran runtuh.
Boraknitchov melayang diudara-kekuatan teknologi yang ada pada pakaian yang ia kenakan,beresonansi dengan tubuhnya yang dimodifiasi menjadi setengah mesin tentu saja-dan kembali menyentuh tanah,
Aku berlari menjauh mendekap dan menyadari bahwa potongan kepala itu menggigit leherku amat keras,mencari pertolongan pertama.
Aku mendesis dan gigi taringku beradu satu sama lain.
Sang raja terbunuh satu kali,sungguh Hebat sang jendral…
“Satu serpihan lagi…”ujar Boraknitchov menyayangkan. “Setelah itu giliranmu,Stast…!”
Hanya masa hidup yang panjang yang membuatku bisa menahan kesabaran hingga sampai batas ini.
Aku sudah barang tentu menyadari bahwa Alexander Boraknitchov tidak akan membiarkan potongan tubuh sang raja mendapatkan pasokan kekuatan kembali.
Ia menerjang kearahku,
Aku bergegas melemparkan potongan kepala itu ke langit,
Tapi Alexander Boraknitchov sudah tahu aku akan melakukan apapun untuk menyelamatkan sang raja,
aku dengan gesit menghindari tembakan sinar,nyaris melumpuhkanku,
Ia menembakkan senjata ditangannya ke udara.
Ledakan keras terjadi diatas langit, disertai kepulan asap dan pijaran cahaya.
Aryanov Gabriel,berjarak sekitar seratus meter dari tempatku berpijak sekarang.
Menatap tanpa berkedip.
Marah, gundah, bimbang, sekaligus kagum.
sama sepertinya, aku juga tidak akan menyangka,
makhluk pirang yang indah itu akan berkembang sampai ketahap ini.
Aku tahu apa yang ia rasakan sekarang,
Kesedihan,keputus-asaan…
Berharap yang manapun,sama tidak beruntungnya.
Hanya aku yang berani bertaruh,
Bahwa sang pangeran baik-baik saja.
Muncul sosok yang turun dari langit,
Boraknitchov memandang dengan sikap penuh kewaspadaan,
Ia memasang kuda kuda pertempuran ketika sang pangeran kembali berdiri dihadapan kami…
“Selamat datang, My Lord” aku tersenyum hormat.
Tapi ia tidak menunjukkan ekspresi sedikitpun.
Matanya kembali berwarna merah membara.
“Melakukan ini padaku…” ia berbisik lembut, “Akhirnya,lawan seimbang”
Ia tersenyum dan kepercayaan diri nya kembali.
sang pangeran kembali ke wujud-setengah-manusia biasa, walau perubahannya sempat sangat parah dan mengerikan,
sisa-sisa regenerasi masih ada,
dengan sisik dan tulang besar kebiruan yang mencuat dibagian-bagian tertentu menggantikan pakaian yang ia kenakan.
Aku tahu aku harus menyingkir karena mereka akan melanjutkan pertempuran.
Awalnya kukira begitu.
Alexander Boraknitchov, kami sama-sama tidak pernah berhasil mengambil kepala masing-masing selama berpuluh tahun, dalam berbagai pertempuran.
Ia salah jika menyamakan TsaraniaKova Gabriel denganku,
Raja kami sekarang, berada dihadapannya sama dengan berada di hadapan seorang dewa,
Menatapnya saja, seseorang akan merasakan tekanan dan rasa takut luar biasa,
Perwujudan dari maut.
Ditengah kota yang rusuh dan hancur, Undead ataupun Manusia,
Siapapun tidak akan berani mendekat dan menghalangi pertempuran lanjutan yang sebentar lagi akan terjadi,
Mereka kembali berhadapan dalam posisi satu-lawan-satu.
Hanya tinggal menunggu detik yang memutuskan siapa yang akan memberikan serangan terlebih dahulu,
Tapi tiba tiba sang pangeran seperti berubah pikiran.
Ia melompat mundur,
Seperti menyadari ada hal yang terlupakan.
Ia menempelkan jari telunjuknya ke dahi, aku bisa langsung tahu aktifitas otak yang saling berkaitan terjadi disana.
Dengan segera Ia memanggil kelelawar Chimera raksasa kami.
Hewan itu segera datang, menyemburkan api dan membunuh beberapa Prajurit Paladin yang menghalaunya, Boraknitchov berlindung dibawah Jubah hitamnya menghindari percikan api yang tentu saja juga mengandung virus.
“Kita pergi!” ucapnya cepat-cepat, “Pertarungan bisa dilanjutkan dilain tempat, Tapi tidak disini!”
Aku tahu tidak ada gunanya membantah,
aku hanya orang kedua, namun tetap saja, aku penasaran dengan tingkahnya, kadang ia begitu sulit ditebak,
apa yang dipikirkannya selalu menjadi sebagian misteri bagi kami.
Sang pangeran naik keatas punggung kelelawar kami,
Ada apa?!
Stast ini menyimpan rasa penasaran yang amat sangat, tapi cukup sabar untuk menanti penjelasan.
Mengikutinya naik,
Luciferina yang sejak tadi bertugas menyerang pasukan Paladin ikut menyusul kami.
"Kenapa?” ia tidak dapat menahan diri untuk tidak bertanya.
Sang pangeran diam saja,seperti memikirkan sesuatu.
“Mereka tidak akan melepaskanku tentu saja” ujar sang pangeran.
Ia bersimpuh, rupanya darah yang diterimanya dariku masih belum cukup.
“Jangan cemas,aku masih bisa…,pertarungan masih berlangsung, mereka akan mengejar kita, yang pasti aku tidak ingin bertempur,setidaknya disana, kita harus cari tempat lain…”
Tiba-tiba, aku merasakannya, Aroma yang manis,
Penuh kerinduan yang memabukkan,
Dengan kecepatan tinggi menuju kearah kami berada,
Luciferina tidak mungkin mengerti maksudnya…, Tapi aku dapat menduga apa yang terjadi,
Yang jelas bukan karena ia takut.
Penguasa kematian tidak pernah takut pada apapun,
Tapi karena sebab lain,
Alasan yang tidak akan dapat dimengerti dengan mudah oleh kami yang telah lama hidup tanpa mengenal cinta ini…
*********************************
*********************************