~DESCENDANT OF THE DEATHMASTER~ by:DYNA

bagaimana menurut kalian novel pertama Dyna (daina) ini?


  • Total voters
    35
Bls: cerbung: ~DESCENDANT OF THE DEATHMASTER~ by:DYNA

Wah, ceritanya dah sepanjang ini ya..........
Huhuhu....... banyak ketinggalan aq.....


@ daina

Daya imajinasi kamu semakin maju ya.......
Ini mo diajukan ke penerbit ya.......
Aq kasih masukan ya.......
Sebelum kirim ke penerbit, penulisannya kamu edit dulu.......
Masih banyak yang salah tuh, penulisannya........ (Maaf ya dai....... Ini untuk kemajuan penulisanmu....... )
Biasanya sih, penerbit males ngedit yg salah2 jdinya harusnya penulisnya yg betulin..... Biasanya ya.........

Sukses buat dai........
 
Bls: cerbung: ~DESCENDANT OF THE DEATHMASTER~ by:DYNA


@Rikish,
benar,,,,,
^^;


fufufuffuufufufufufuuu~
masih banyak typo-typo gak jelas dalam penulisan dai,yuaaaaa,,,,
dai sadar diri,kuq,nyahahahahhahahahaa~
oleh karena itulah akhir-ahir ini 'Descendant' mengalami keterlambatan Update,
salah satu alasannya,yaaaaaaaa
penulis-nya yang amatiran ini lagi sibuk membetulkan berbagai kesalahan diksi untuk bagian cerita kedepannya, (dan insya allah yang udah keburu di update akan melewati proses pengeditan juga,dalam artian hanya membetulkan kesalahan diksi tanpa merubah sedikitpun esensi cerita)
^^

thanks,Rikish,
Daina merasa lebih baik sekarang,
SEMANGAAAAAAAAAAAATTT!!!

@all

saya membawa oleh-oleh,niiiihhhhh!!!!
lagu baru Versailles,,,,,, saya mau share sama teman-teman semuaaaa,,,
(satu satunya band 'kelas dewa' yang memberikan inspirasi buat penulis dalam setiap plot 'Descendant')
membaca sambil mendengarkan musik emang paling,toopppp!!!
cekidot!!!!

[ame="http://www.youtube.com/watch?v=oKK9Yzd7fKs"]YouTube- Versailles - [JUBILEE] - ROSEN SCHWERT[/ame]

setelah mendengarkan lagu ini,
saya harap kalian semua bisa merasakan suasana 'Medieval' yang saya rasakan,,,,
^-^

(sotoy,padahal 'Descendant' bukan cerita dari zaman 'Medieval',huueeee)

baiklah,
Update,now!!!!
please wait and we will go on to the next chapter!!!!!

 
Last edited:
Bls: cerbung: ~DESCENDANT OF THE DEATHMASTER~ by:DYNA

Ari.


(Lanjutan)



__________________________________________________
____________________________________



Padahal aku sudah berulang kali mengatakan ‘Tidak berharap’…


Kenapa aku tidak bisa menolak yang barusan?
Aku tahu yang barusan hanya kecelakaan,dia tidak membayangkanku sama sekali,aku tahu bukan aku yang ada dimata dan hatinya saat itu,
Bukan salahnya, meski sentuhan di bibir itu hanya sepersekian detik, kami berdua sempat terhanyut, dan aku juga tidak bisa menahan perasaanku!
Tapi aku ingin membuatnya senang… Aku ingin menyenangkannya dengan semua yang ada dalam diriku,
Terkadang aku begitu mengutuk kemiripanku dengan Tasuku,

Aku ingin melindunginya,ingin dia bahagia,
Aku tidak akan menjadi egois selama aku tidak punya keinginan untuk merebutnya,
Hanya itu yang bisa kukatakan pada diriku sendiri.
Cinta,ya,ini cinta,
Tapi aku tidak berharap,hanya itu.
Dengan segala kerelaan hati aku hanya ingin ia tahu perasaanku,
meski ia tidak bisa memberikan balasannya, aku telah memberitahunya, bahwa ada orang lain yang mencintainya, menyayanginya, senantiasa melindunginya, juga selalu berharap ia baik-baik saja,
dan gilanya, ada secercah rasa lega dihatiku, setelah ia tahu perasaanku sekarang.

Aku membuka kembali memori di benakku,
Sedangkan Tasuku…
Aku tidak akan mengkhianatinya,hanya ini hal terakhir yang bisa kulakukan untuknya.
melindungi seseorang yang berharga baginya,yang secara tidak sengaja menjadi 'Berharga pula' bagiku
Karena aku tidak berani menduga apa yang akan terjadi pada aku dan Tasuku dimasa depan.
Aku tidak pernah mengerti apa yang dipikirkannya,
Dia yang kukenal adalah seorang yang lembut dan kharismatik,
Aku tidak pernah menyangka segalanya akan berakhir seperti ini,

Dihari itu,
Hari dimana aku dan Tasuku kehilangan kedua orang tua kami, sebetulnya kami telah bersumpah untuk saling menjaga.


Jika aib itu adalah kau,lebih baik kita hancur bersama saja…



Aku mengusap keningku, Bimbang.
Terngiang kembali pembicaraanku dan Tasuku dahulu, padahal sebelumnya aku tidak pernah percaya takhayul,
Tapi jika kupikirkan lagi, hari itu sungguh sebuah pertanda.
Ketika aku bicara padanya dan mengutarakan betapa besar aku menyayanginya sebagai saudaraku,

Kami bukan orang lain, ditubuh kami mengalir darah yang sama,
Rasanya aku dikhianati,
Atau aku yang berkhianat,kenyataannya sama saja.
kami saling menyakiti satu sama lain, kami berada dipihak dan jalan yang berseberangan,
Daina benar,kami sudah hancur, kami tidak dapat dipersatukan lagi…
Salah siapa?
Takdirkah?
Bukankah kami tidak pernah membayangkan,juga tidak pernah tahu apa yang akan terjadi bahkan untuk dua menit kedepan sekalipun?

Aku ingin menangis jika mengenang Tasuku,
Terbayang olehku,Undead pertama yang dibantai olehku,adalah orang tua ku sendiri.
Apa dosaku,hingga adikku satu satunya kini mengajakku saling bantai?
Aku merenunginya dengan perasaan terluka yang sangat dalam.

Anehnya,aku yang awalnya merasa berdosa pada Tasuku karena perasaan rahasiaku pada Daina yang kupendam selama ini,
Justru merasa lega setelah mengungkapkan isi hatiku padanya…
Dia akan membenciku,aku tahu,
Aku sudah terlalu lancang mencintainya,

Sekarang aku mengerti mengapa aku mencintai Daina,karena ia begitu tulus dan bersungguh-sungguh mencintai Tasuku,
Aku banyak belajar dari cinta kasih mereka.

Aku tersenyum,aku tidak mengerti apa yang kutertawakan,
Aku sudah mengalami hal yang hebat, penderitaan batinku tak terperikan rasanya,
Lengkap sudah,
Hukuman bagiku,kah? yang selama ini terlalu mendewakan Tasuku, hingga ia menjadi bumerang sebagai satu-satunya kelemahanku didunia ini?!
kuhabiskan selama hidupku hanya untuk mempercayainya, jika bukan karena Tasuku, tidak akan kuserahkan Daina dengan begitu mudahnya,
lebih baik aku menyimpannya bagi diriku sendiri,
begitulah seharusnya,
namun aku begitu ingin melihat adikku yang menjadi separuh dari nafasku dan dewa didalam duniaku, bahagia...

apakah itu berdosa?
dosakah aku pada diriku sendiri?!

Bukan,dia,sejak awal sudah ditentukan, bahwa takdir Tasuku adalah…
Adalah menjadi Eraser yang diturunkan ke muka bumi dengan segala anugerah dan keajaiban yang dimilikinya,
Untuk memberi pelajaran berharga pada orang orang picik yang tidak mau tahu tentang aturan dunia.
Dialah fenomena alami yang ditunjukkan oleh kekuasaan Tuhan…
Ini adalah cerita tentang perubahan,dimana seorang malaikat bisa jatuh,sayapnya patah,lingkaran suci nya terbakar, dan berubah menjadi makhluk sangat jahat yang disebut iblis.

Ponselku berbunyi,Mikia lagi…
“ya?” sahutku, aku duduk bersandar diatas sofa dengan pandangan linglung,

“Ar! Segera berkumpul! Serangan mendadak di tiga benua! Invasi besar…”
Tidak usah teriak-teriak begitupun aku sudah tahu,aku bisa mendengarnya dengan jelas.
Aku menutup ponselku,

Menegapkan tubuhku,berdiri dan memandang ruang kosong itu.
Kukenakan Coat hitam panjang itu, Aku akan bertempur.
Meski sulit,aku akan menguatkan hatiku,aku akan melakukan yang terbaik,hanya itu.

“Sudah dimulai,ya” gumamku pada diriku sendiri.
Kita akan bertemu,disana,

Adikku…



***************************************************
***************************************************
 
Last edited:
Bls: cerbung: ~DESCENDANT OF THE DEATHMASTER~ by:DYNA

Daina.


_____________________________________________
___________________________________


Mereka membicarakan Invasi besar besaran yang terjadi di tiga benua,
Australia,Amerika,dan benua Asia,
Aku pikir Tasuku pasti masih ada di salah satu benua itu,
Dan aku berhasil mencuri dengar para prajurit pangkat rendah yang bergosip,
Bahwa markas kaum undead kemungkinan ada di Amerika Serikat,karena setelah Washington D.C,disanalah invasi terbesar dilaksanakan,

Aku mengendap endap, ada dua prajurit Paladin dan aku tepat di belakang mereka, tubuhku yang kecil memudahkanku bersembunyi.
Ini adalah ruangan penyimpanan pesawat jet milik Paladin.
Selama berada disini aku sudah diajari banyak hal oleh Mikia,termasuk mengendalikan pesawat.
Aku butuh kendaraan jika ingin menemui Tasuku.
Kanada?
Seberapa jauh itu?

Well,Washington D.C kemarin saja sudah sangat luas hingga tidak bisa kuhapalkan diluar kepala,apalagi tempat yang tidak pernah kudatangi dan hanya kulihat lewat poster dan film seperti Kanada?

Aku tipe yang bertindak dulu baru berpikir…,
Tapi,jika dengan kekuatan cinta,pasti bisa bertemu!

Cinta…
Kenapa saat seperti ini pernyataan cinta dari kak Ari terbayang lagi?!
Aku menyingkirkan ingatan itu dari dalam kepalaku.
Maaf,Tasuku…betapapun kak Ari sudah begitu baik padaku, aku hanya mencintai Tasuku saja,aku tidak suka pria lain…

Dan aku juga masih marah pada kak Ari sebab dia begitu lancang!
Huh! Kenapa aku jadi pusing sendiri?!
Mataku jadi berkunang kunang…

Sebenarnya bukan masalah besar jika aku berkeliaran disekitar sini,aku sudah akrab dengan Mikia,dan aku cukup mengenal para pilot yang biasanya berkumpul disini dan melakukan perawatan pada pesawat tempur mereka.

“Kumpul sebentar di aula utama!”
aku memepet dinding,mendengar seseorang bicara.

“Tapi bukankah kita harus menyelesaikan pekerjaan yang belum selesai terlebih dahulu?” Tanya yang lain.

“Tidak lebih dari lima menit,ketua Boraknitchov memerintahkan kita untuk mendengarkan pesannya,keadaan darurat,siapkan semua pesawat tempur kalian untuk bersiaga,”

“Kapten Gabriel sendiri yang akan memberikan instruksi pada kita semua.”


Kesempatan!


Aku segera keluar sesaat setelah langkah langkah kaki itu menjauh,
Dengan gesit tubuhku yang ringan bisa melompat dan memanjat keatas badan pesawat yang tersusun rapi,
Aku memilih yang paling sering ku kendarai bersama Mikia…
Aku segera duduk di kokpit,aku tahu harus melakukan apa,walau ini pertama kalinya aku mengendalikan pesawat tanpa ada Mikia disampingku.

Tuhan,Daina benar benar anak nakal…
Dasar Daina anak bandel, mengendarai pesawat tanpa ijin,Daina pantas dihukum…
Tapi keinginanku bertemu Tasuku amat besar,
Kerinduanku tidak terbendung lagi,

Terlihat olehku para prajurit yang terkejut bukan main melihat yang kulakukan, mereka sudah memasang ancang ancang akan mengejarku,
tapi percuma,aku sudah jauh sekali saat mereka baru saja meluncurkan pesawat mereka diangkasa.
Jujur,benda ini luar biasa cepatnya,aku sangat takut!

Demikianpun, aku tetap ingin bertemu…
Sangat ingin bertemu,aku percaya ia juga merasakan hal yang sama denganku,

Tunggu Daina,ya,Tasuku!


**************************************
**************************************
 
Last edited:
Bls: cerbung: ~DESCENDANT OF THE DEATHMASTER~ by:DYNA

BAB 13:


Another Fears - A Death Orchesthra-

________________________________________________
________________________________________


Tasuku.


Centralia, AS.
Pukul 19:30 malam.

________________________________________________
_________________________________________


Menyingkap tirai jendela,aku melihat keluar,
Langit menghitam, saat dimana hujan akan turun…
Sekarang aku menjadi tidak suka hujan,karena hujan selalu mengingatkanku akan kebahagiaan semua yang gagal kuraih.
Dan akhir akhir ini aku terus menerus melukai, hanya untuk menyembuhkan hatiku,

Kenangan indah yang membuat hatiku tak dapat memaafkan,
Penderitaan seperti apapun,asalkan aku dapat bertemu dengannya…

Aku gila,aku menjadi gila sekarang, betul betul gila dalam kesepianku,terkurung dalam kegelapan yang hampa ini,
Dimana tidak ada seorangpun yang dapat menolong.

Meski demikian,aku masih bertanya-tanya dalam hatiku,
Setelah apa yang kulakukan,
Mengapa aku sama sekali tidak memiliki kekuatan untuk menghancurkan ikatan yang paling ingin kuhapus dari dalam sejarahku?

Mengapa aku lari…? Bukankah selama ini aku telah benar benar belajar,
Bagaimana supaya tidak merasakan penyesalan dan perasaan manusia lainnya.
Apa yang membuatku bimbang?
Daina…
Daina…
Ya,Daina lah yang penyebabnya,aku mendustai hatiku sendiri,
Aku selalu menyakiti hatinya,membuatnya menangis, dan melimpahkan penderitaan padanya…

Jika untuk membunuhnya aku masih tidak sanggup,
Maka lebih baik jika aku tidak boleh bertemu lagi dengannya,
Aku tidak boleh membiarkan perasaan yang mengganggu ini berlarut larut,
Karena kecantikan yang membuat segala kenistaan yang melumuri tanganku kehilangan warna mereka,
Aku mengakuinya dalam hati,
Tapi aku terus berusaha menolaknya…,

Aku berjanji akan menghilang dari kehidupannya,berjanji tak akan mencarinya lagi, karenanya, dia harus bisa melupakanku…

"Kami masuk,My Lord..."
Tanpa mengetuk pintu, Luciferina dan Stast masuk kekamarku,membawa seorang pria asing dan seorang wanita.
Cukup lama aku memperhatikan siapa kiranya yang dibawa oleh mereka,sampai aku dapat mengenalinya dengan sempurna.

“Dr.Dominique…” aku menyapanya lembut,aku tidak mengenal wanita yang dibawa bersamanya,tapi jelas dia adalah asisten sang doctor.
Ia menggeletar ketakutan.

“Kami menangkapnya di laboratorium C.Corp ketika kita menginvasi
Washington D.C dan kami bingung… apa yang harus dilakukan padanya” kata Luciferina,“Kurasa otaknya memenuhi syarat, ingin dijadikan vampir atau…dibunuh saja?”
Aku menatap mata Dr.Dominique.

“Hei” kataku, duduk didepannya.

“Bukankah dulu Dr.Dominique ini pernah bilang padaku,uang adalah segalanya?”
Aku menunjuk dahinya dengan jari jariku,
“Kenapa sekarang tidak minta tolong pada uangmu?”

"Pasukan Paladin sedang bergerak menuju ke perbatasan" ujar Stast santai, "Aku cuma ingin melaporkan hal itu,"

aku hanya menanggapinya dengan sorot mata dingin,
pertempuran lagi,
dan aku harus ada disana,tentu saja.

“Dan kelihatannya kau tidak memerlukan si cantik yang satu ini?” Stast kembali memotong percakapan kami dan menarik wanita itu dari tangan Luciferina,membawanya ke sofa dan mendudukkannya di pangkuan,sekalipun si wanita memberontak.
Menciumi leher dan seluruh tubuh,merasakan harum bau kematian yang akan segera menghampiri.

Aku tidak terlalu peduli saat si wanita menjerit seram ketika Stast menggunakan kuku nya untuk merobek kulit tangan yang melapisi urat nadi,menyayat lebih dalam dan membiarkan darah segar mengalir dari sana,Stast terus membekap mulut mangsanya dengan ciuman mesra sebelum akhirnya mangsa itu melemah dan meregang nyawa.

Tanpa melihatpun ia mampu meraih salah satu dari gelas Kristal berkaki yang tersusun di meja didepannya,memeras cairan kemerahan itu,
Cumbuan ganasnya berakhir saat gelas itu nyaris terisi penuh,hanya kurang dari lima menit,
Mata nyalang miliknya menatapku sopan sebelum menyerahkan gelas ditangannya padaku,
Dan akhirnya,ia sendiri sibuk menyesap darah yang tersisa dari jasad mangsanya yang telah kaku.

Kembali pada Dr.Dominique,
aku mengangkat gelas ditanganku,tersenyum bersahabat dan sengaja melakukan gerakan seperti memberikan penawaran, paling tidak untuk menghargai saran Ferina,karena aku tahu aku tidak akan memberikan kesempatan untuk manusia macam ini,tidak sedikitpun.
Tapi ia tidak mampu bicara karena ketakutan yang teramat sangat.
baik,sudah cukup,
aku mudah bosan dan menjadi kesal.

“Bunuh!” perintahku.
Luciferina menatapku tidak percaya,ia terlihat kesal dan kurang begitu puas akan keputusanku,tapi ia menuruti kehendakku dan segera membawa pergi pria itu dari hadapanku.

“Stast…” ujarku setelah langkah kaki Luciferina tidak terdengar lagi.
Stast merespon dengan mengarahkan matanya padaku,masih asyik dengan kegiatannya,

“Awasi gerakan Luciferina” pintaku.
Stast tertawa.

“Dia memang begitu sejak awal,jangan khawatir,dia tidak punya cukup kekuatan untuk membangkang dari perintahmu” jawab Stast.

Aku sudah tahu bahwa omongan Stast layak dipegang.
Tapi aku masih menyangsikan Luciferina juga demikian adanya.

"Persiapkan segalanya" pintaku, "Aku hanya ingin memastikan Paladin tercerai berai, Alexander Boraknitchov bagianku..."

Sedangkan Kakakku, aku tidak ingin siapapun tahu aku sengaja menunda pertarungan dengannya,
ia,adalah hidangan penutupnya...



******************************************************
******************************************************
 
Last edited:
Bls: cerbung: ~DESCENDANT OF THE DEATHMASTER~ by:DYNA

Ari.


Paladin HQ,
Aula utama.

___________________________________________
________________________________


“Apa kau yakin misi tidak akan terganggu karena masalah ini?” Boraknitchov memastikan sekali lagi,
“Jika merasa tergangu,kau boleh tidak ikut”

Aku menggeleng.
“Apapun yang terjadi,aku akan tetap melaksanakan kewajibanku” aku menjawab mantap.
Jika boleh jujur,aku terkejut dengan kabar itu.
Daina lari membawa pesawat di landasan…

Karena dia terbiasa bersama Mikia,tentu saja tidak ada yang curiga ia disana,
Tapi siapa sangka ia bisa melakukannya?
Aku melupakan bahwa kenekatan adalah salah satu dari sekian sifat Daina yang paling menarik.

Dia akan datang pada Tasuku,aku tahu itu,

Dan aku tidak dapat melakukan apa-apa untuk mencegahnya.
Hatiku meradang.
Meskipun dari luar aku kelihatan tegar dan baik baik saja, sesungguhnya aku disiksa oleh rasa khawatir dan cemas yang tiada tara nya.
Hanya karena aku Kapten divisi utama yang setiap tindakannya dibatasi kendali etika dan kehormatanku sendiri yang membuatku masih bisa berwajah tenang hingga detik ini.

Tapi baiklah,
Aku akan tetap pergi kesana,
Kanada.
Tempat dimana invasi berlangsung.

Jika tidak,aku mana bisa bertemu Daina?
Pusat invasi terbesar disana,jadi,pasti Tasuku ada disana,
Yang paling diinginkan Daina adalah bertemu Tasuku,untuk itu dia tak akan peduli nyawanya sendiri.

Perasaanku menjadi berkecamuk.
Cinta yang tidak wajar,dan aku terlibat didalamnya.

“Ar!” Mikia berlari menyongsongku ketika aku dan Ryo bersiap hendak berangkat.

“Aku juga akan pergi…” katanya tersengal “Aku minta maaf…apa yang terjadi pada Daina…andai aku tidak pernah mengajarinya mengendalikan pesawat tempur…”
Ia menundukkan kepala penuh penyesalan,
Kenapa jadi serba salah begini?

“Jangan khawatir,bukan salahmu,kok” aku berusaha menghiburnya “Salah satu alasan dia pergi,kemungkinan besar adalah aku” kataku kalem.

Rupanya naluri Mikia amat tajam hingga dapat membaca ekspresi wajah yang sudah susah payah kusetel jadi tanpa ekspresi.

“Kau menyatakan cinta?” secara refleks ia menutup mulut dengan tangannya, menyadari bahwa penyakit keceplosannya sudah sangat parah.

Sambil setengah tersenyum ala kadarnya aku berlalu dari hadapan Mikia yang wajahnya memerah.
Ryo disebelahku tampak sama terkejutnya dengan Mikia.

“Berarti kau berutang pada Miki…”cetus Ryo.
“Hei! Sejak kapan namaku Miki?!” amarah Mikia tersulut.

Aku cukup iri dengan pasangan bodoh yang berbahagia itu,setidaknya.

“Jika kalian tidak menyusulku,aku akan meninggalkan kalian disini” ucapku dengan nada kesal.
Mikia dan Ryo yang tertinggal dibelakangku mempercepat langkah mereka.

Benar,
aku juga ingin kehidupan dan cinta yang biasa biasa saja.
namun aku tidak bisa menyalahkan siapa-siapa terhadap apa yang telah terjadi,
menyalahkan nasib, sama saja aku takut menghadapi.

Tapi sampai kapan aku akan bertahan tanpa mengeluh?!
Aku hanya manusia biasa...


********************************
********************************
 
Bls: cerbung: ~DESCENDANT OF THE DEATHMASTER~ by:DYNA

Ari.

(Lanjutan)

Kanada,
Dua puluh enam jam kemudian.

_____________________________________________
______________________________________



“Jangan lengah,Ryo!” aku berteriak.
Banyak sekali mayat hidup yang bergerak lambat menyerang Ryo.
Ryo mengeluarkan Bowgun yang terpasang erat dilengan artificial-nya,
kecepatan menembakkan Bowgun itu meningkat berkali lipat.

Tapi aku tidak punya banyak waktu memperhatikan karena sibuk dengan urusanku sendiri.

Aku melompat-sangat tinggi-diudara,
Berpijak dipunggung pasukan Ghoul yang pada saat bersamaan mengincarku.
Merobek sayap mereka dengan pedangku,
Lalu berpindah ke punggung yang lain,terus mencabik dengan gerakan tercepat yang biasa kulakukan.
Harusnya tidak meladeni kelompok kecil begini,tapi apa boleh buat.

Tasuku berdiri diatas Tower tertinggi,
Aku dapat melihatnya wajahnya dengan ekspresi dingin itu.
ia mengenakan jubah seputih salju yang menutup hingga bagian lutut dengan celana panjang terbuat dari bahan Leather berwarna hitam.
rambutnya yang pirang dibiarkan acak-acakan,
masih tetap anggun.
hanya bola mata berwarna merah itulah yang menjadikan perbedaan terbesar dari penampilannya,
tidak ada lagi[ I]Aqua marine[/I] yang memancarkan keindahan dan kebaikan.
Aku tidak ingin percaya ini.

Kami segera menemukan mereka saat datang kemari,
dan inilah acara penyambutannya.
Seakan tidak ada lagi hal yang membuat para undead takut sehingga harus bersembunyi dari Paladin seperti selama ini.
Ia,dan tentara Zombie-nya yang mengerikan itu,
Rasa cinta dan benci menguar dalam hatiku.

Namun aku tidak melihat Daina?!
masih berusaha fokus, aku konsisten dengan prinsipku,
aku akan menemuinya, namun terjadi sesuatu yang menghentikan langkahku,


Alexander Boraknitchov berjalan kearah Tasuku.
Seekor Ghoul hendak menariknya,
Tapi Boraknitchov menanti dengan gagah berani makhluk itu tiba di depannya.
Ketika makhluk itu hanya berjarak tiga puluh senti dari tubuhnya,
Tangan Boraknitchov yang kuat dan besar itu mencengkram kepala sang undead dengan ketepatan timing yang luar biasa.
Aku terkejut ketika sesuatu yang tajam keluar dari telapak tangan Alexander Boraknitchov.

Merobek dan meledakkan makhluk didepannya menjadi serpihan kecil.

Kulihat gerakan Ryo juga sempat terhenti karena memperhatikan.
Otak Ghoul itu berhamburan ditanah,

Boraknitchov menengadah menatap Tasuku diatas sana…
Perhatianku teralihkan selama beberapa detik saat aku melakukan pemusnahan,
sial, bagaimanapun tugas seorang Kapten Divisi Guardian Paladin adalah memantau dan memimpin jalannya pertempuran,
apalagi perang besar yang mempertahankan sebuah kota atau Negara macam ini!
Gerakanku terbatas karena ada yang harus kuawasi disini,

Mikia terbang disekitarku,
Aku kembali menyaksikan siluet energi,lalu sebentuk sayap kupu kupu muncul di punggungnya.

Gravitasi tidak berlaku bagi Mikia yang sedang dalam mode bertempur,
Ia menembakkan bazooka berkali kali,menghancurkan jalanan beraspal dan beberapa bangunan ditengah kota tempat pertempuran berlangsung.
Perang besar.

“Pancing mereka ke tempat dimana mereka bisa berkumpul!” ia memerintahkan pada para Warrior yang sedang bertempur bersama Ryo dibawah sana.
Dalam hitungan detik beberapa pesawat tempur kami bergerak dengan kecepatan yang sengaja diperlambat.

Mempertaruhkan nyawa itu sudah biasa.

Memang tidak salah membawa banyak pasukan disaat seperti ini, hanya prajurit terpilih Paladin yang dapat menangani undead sebanyak ini.
Mikia mengejar para Warrior yang sedang memancing undead ke tempat yang lebih terbuka, dalam sekejap,sejumlah besar zombie dan Ghoul mengikuti ke tempat dimana mereka mencium bau manusia dalam jumlah besar.

“Sudah! Pergilah!” teriak Mikia lagi, menunggu beberapa detik hingga semua pesawat milik prajurit kami berbelok semakin cepat.
ia berputar diudara dan berpijak diatas gedung tinggi,dalam sudut horizontal,
Membidik dengan Bazooka-nya.

Lautan api dahsyat membakar sekitar lima ratus undead dalam waktu beberapa detik,lidah api bertautan dengan angin antara radius satu kilometer.
Mikia tersenyum puas dan menunjukkan jari yang membentuk huruf ’V’ padaku.
Aku hanya bisa tertawa dalam hati.
Sesungguhnya,sama sekali tidak ada yang perlu kukhawatirkan,
kami telah terbiasa bertarung dengan cara kami sendiri-sendiri.

Dan rupanya aku telah mengamati hal yang salah.
Sementara aku mengalihkan pandanganku, Boraknitchov sudah berhadap-hadapan dalam posisi satu lawan satu dengan Tasuku diatas sana.



*************************************
*************************************
 
Last edited:
Bls: cerbung: ~DESCENDANT OF THE DEATHMASTER~ by:DYNA



"Gajeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeee!!!!!!"

adalah kata yang saya teriakkan ketika saya mengupdate bagian ini,,,,
bab 13, (tadinya ini bab 12) adalah bab tersulit sepanjang sejarah saya menulis cerita ini,

bagaimana tidak?! (alay,ah!)
bab ini penuh dengan pertempuran orang-orang keren *dijitak* dan sengaja dibuat dengan latar berbagai sudut pandang berbeda-beda dari tokoh-tokoh yang muncul sepanjang bab iniiiii!!!!!!
berbagai perasaan bercampur aduk jadi satu, kalau tidak berhati hati, kepribadian karakter jadi tidak konsisten,
dan lagiiiii!!!! daya khayal diperas sampai level max!!!!!

dan lagu-lagu apapun tidak berguna, hanya sebagai dopping,
selebihnya, kalau saja tidak sabar menghadapi bab ini, dan perhatian ekstra, mungkin akan menyerah dan berhenti ditengah jalan!!!
How Difficult i'snt?!

cerita di bab ini dibuah nyaris sebulan penuh,
melalui berbagai revisi melelahkan, dan akhirnya, adalah yang kalian baca sekarang~
^^;

pasti masih banyak kekurangan, (pasti!!!!!)
Penulis yang lemah otak dan bodoh ini memohon sejuta maaaaafff~
>_<



************************************


yahhh,,,,, begitulah,
saya masih dalam tahap belajar (selalu begitu)

haaahh,,,,,, update soon, lanjutannya,
sekarang lagi On Going di bab 18,
tenang sajaaa!!!! ini adalah pertarungan saya melawan diri saya sendiri, pasti akan saya menangkan dan saya tamatkan cerita iniiiiii~

SEMANGAAAAAAAAAAATTTT~
^0^


 
Bls: cerbung: ~DESCENDANT OF THE DEATHMASTER~ by:DYNA

Tasuku.


____________________________________________
________________________________

Ketika aku ‘masih menjadi manusia’,
Aku sudah sering mendengar cerita tentangnya dari ‘kakak’…
Aku juga ingat ia pernah mengirimkan surat tanda terima kasih atas keberhasilan penelitianku dulu,
Dulu,suatu saat aku berpikir untuk bertemu dengannya,
Ya,Alexander Boraknitchov…
Tidak kusangka pertemuan pertama kami akan seperti ini,bukan sebagai kawan,
Melainkan sebagai lawan.

“Bukan Aryanov Gabriel?” tanyaku.
Aku tidak merasa punya kalimat lain untuk membuka percakapan.
Alexander Boraknitchov yang terhormat sama sekali tidak menujukkan wajah ramah.
Apa lagi detik detik dimana aku menyebutkan nama lawan yang kuharapkan.

“Manusia malang” hanya itu ucapannya yang ditujukan untukku.

Apa gunanya?
Aku bukan lagi manusia…

Aku sempat terkejut karena secara tiba tiba ia menyerangku.
Jari jari tanganku reflek meninju bagian dada nya,tapi sesuatu yang terasa panas dari sana mengiris tubuhku.
Apa apaan?

Jari jariku jatuh berguguran.
Aku terbelalak.
Bukan pertama kalinya aku terkena serangan hingga tubuhku terpotong,
Yang membuatku terkejut itu adalah,
Dari mana datangnya serangan itu?

“Punya mata pedang yang tertanam di sekujur tubuhnya…” Stast yang dari tadi duduk menyaksikan kami bertempur memberikan komentarnya.

“Jika aku jadi kau, pangeranku, aku akan lari” ia menyarankan.
“Butuh bantuanku?” tawarnya.
Aku menyeringai memperlihatkan gigi taringku.

“Ini pertarunganku” aku berkata disertai nada mengancam.
Aku semakin ingin mengalahkannya,masa bodoh dengan peringatan Stast.
Jari jariku yang terpotong telah menyelesaikan masa regenerasi dan kembali lengkap.
Laki laki dihadapanku berdecak kagum melihat kecepatan regenerasiku yang tidak sampai tiga puluh detik lamanya.
Sementara bagian yang terpotong berserakan di lantai,
Aku membiarkan mereka bertumbuh menjadi wujud ke dua dan ketiga ku,

“Kemampuan yang mengerikan” Alexander Boraknitchov memicingkan mata.
Janggut keperakan itu tertiup angin.
Alexander Boraknitchov mengeluarkan pedang yang tersambung langsung dengan lengannya melalui telapak tangan.
Harus kuakui, Ia juga memiliki kemampuan hebat.

Aku mempersiapkan diriku menghadapi sebuah pertarungan akbar.


********************************
********************************
 
Bls: cerbung: ~DESCENDANT OF THE DEATHMASTER~ by:DYNA

Stast.

_____________________________________________
__________________________________


Aku tidak pernah menyangka bahwa Alexander Boraknitchov sendiri yang akan turun tangan menghadapi master kami.
Karena sudah diperintahkan untuk tidak ikut campur,aku memilih duduk saja,
Udara puncak menara yang menjadi arena pertarungan menjadi panas seketika.

Saat aku menyaksikan pertarungan ini.
Aku memang seringkali mengatai Alexander Boraknitchov ‘Tua bangka menyedihkan’ tapi bukan berarti aku meremehkan kekuatannya.
Dia pun patut diwaspadai.
Walau dia telah berumur dan tidak setangkas dulu lagi.

Tapi Zaman sudah berganti, sama dengan era kejayaanku dimasa lalu.
Atas dasar itulah,
Stast ini mempercayai sang pangeran.

Sang pangeran memberikan pembukaan yang memukau dengan klonisasi yang dibuatnya, salah satu kemampuan baru yang hanya ia yang memilikinya.

Seni tertinggi.

Tangannya bermutasi menjadi sebentuk tentakel dan mengikat pergelangan tangan Boraknitchov,tapi lelaki tua itu kelihatan tenang tenang saja.

“Bocah Mutan…”
Dan ia tersenyum!

Aku menanti dengan penasaran.
Tiba tiba keluar banyak sekali pisau dari tubuh sang jendral.
Jumlah yang sangat banyak, bahkan lebih banyak dan dibagian yang tidak terduga,
Rupanya,tubuhnya sudah dimodifikasi ulang dari sejak pertarungan sehidup semati denganku 35 tahun lalu!
Serpihan tentakel beterbangan diudara,
Ia melompat,mata pangeran kami tak pernah lepas megikutinya.
Dan…
Sinar X !


Aku tersentak,
Bukan hanya pisau yang tertanam diseluruh tubuhnya,si tua itu juga menggunakan senjata penghantar panas?!
Sang pangeran juga sama terkejutnya denganku,
Bagian bagian kecil organ yang terpotong itu lenyap tanpa bekas menjadi debu.

Alexander menjejak tanah dengan bangga.
“Jadi benar perkiraanku” katanya tanpa canggung, “Senjata seperti ini yang berlaku untukmu,kau tidak akan bisa beregenerasi jika demikian!”
Pangeran merasa sangat tertantang,

“Ayo, jika hanya menghadapiku saja sudah begini,bocah vampir kemarin sore, kau tidak akan pernah berharap bisa menang dari Aryanov Gabriel, ratusan kali lebih kuat dariku, anak istimewa dengan bakat Paladin yang alami yang ditakdirkan sebagai pemenang!” Boraknitchov memancing.
Aku tahu bahwa sang pangeran saat ini kesal sekali.
Ia kembali mencoba menenangkan diri,
Tangannya terbentang dan…
Aku ingin menjauh dari sini, sebaiknya,

“Jika kau berniat melakukannya…” aku mengingatkan, “Aku akan membantumu,”

“Jangan ikut campur,Stast! Dengar titahku!”

Ah,dia masih muda dan ego nya tinggi sekali,aku pun menurut.
Dia bersikeras tak'kan kalah,
semuanya, demi 'ia'.

Demi Laki-laki dibawah sana, Saudara kandungnya.

Sekali lagi,karena aku percaya pada kemampuannya.
Aku menengok kebawah, dimana Aryanov Gabriel yang perkasa bertempur,

Sesekali ia menengadah, cemas, dan kembali melakukan tugasnya.
Dia tidak akan melanggar batas apa yang telah diperintahkan padanya,tentu saja.
Karena dia adalah pria sempurna yang menjunjung tinggi tanggung jawab.
Tapi bisakah ia bertahan sekarang?!
Setelah melihat apa yang kulihat,
Upacara menjalankan mutasi sempurna adiknya sendiri.

Aku tidak dapat menahan diriku terhadap pemandangan indah ini,
Raja kami indah, dia mengeluarkan suara seperti seribu ekor burung Rajawali yang terluka,dan raungan monster itu…

Boraknitchov memilih tidak bergerak sembarangan dan menunggu apa kira nya yang akan terjadi.

Punggung sang pangeran mulai robek,
Darah segar dan tulang baru mencuat keluar dari sana,
Berikutnya tanduk yang melobangi kepalanya,
Dan ia menumbuhkan sisik sekeras intan berlian hampir disekujur tubuhnya yang akan menjadi tameng terkuat tanpa celah.
Ia terluka ketika melakukannya,darahnya amat banyak, tapi konsekuensinya setimpal,
ia jadi amat lapar sekarang dan tidak akan ada seorangpun yang mampu menghentikannya.
Aku melihat bayangan kejadian itu,sangat jelas tercetak di pupil bola mata sehitam arang milik Aryanov Gabriel yang mengawasi pertarungan ini.
Suara raungan bercampur antara raungan singa dan Rajawali…

Dan perubahanpun selesai.
Dihadapan kami semua saat ini,bukan pria tampan dengan aura sang kaisar…
Bukan pula undead berwujud amat cantik…

Tapi manusia dengan delapan tulang tambahan yang mencuat keluar dari tubuhnya, tanduk keperakan yang terbuat dari tulang sekokoh gading seekor gajah,mulai dari bagian lengan membentuk tombak berwarna hitam pekat,

Sekilas sudah terlihat bahwa ia beracun,
Hanya mata itulah,mata yang kalap dan berwarna kuning keemasan itulah yang menyisakan wujud fisik maha cantik yang ia miliki pada awalnya.

Kemeja putihnya yang longgar basah oleh darah,
Tapi lukanya segera menutup,
Mulai dari mata kaki hingga bagian pinggang,muncul sisik kebiruan yang menggantikan pakaiannya yang telah koyak,
ia dapat membayangkan wujud barunya dalam sekejap dan bertransformasi dengan sempurna.

Monster yang mengusung kekejaman,atau kah…
Perwujudan keindahan milik Tuhan?!

“Aku tidak akan membiarkan kalian melanggar batas Teritori kami, perang masih akan berlanjut!” suara menggelegar laksana petir yang jatuh dari langit itu memberikan kesan kekuatan tanpa batas.

Aku sangat…sangat kagum atas keindahan dan kekuatannya,
Bahkan Stast ini pun, tidak akan sanggup membuat maha karya yang memadukan kecantikan Iblis dan keindahan Tuhan seperti yang ia lakukan!

Dia manusia,yang terlahir kembali dalam sosok seorang dewa,disertai kekuatan iblis.

Mata Boraknitchov memandang tajam.

“Kami juga punya hal yang harus kami lindungi,kami berperang untuk itu” Boraknitchov yang agung menekan dadanya.
“Kami tak’ akan menyerah, jadi jangan pernah meremehkan Paladin”
Aku dapat melihat bayangan orang orang yang bertempur dibawah sana dalam mata tua nya yang hijau keruh.
Ratusan Prajurit Paladin bertempur sambil menyaksikan semua ini,
Tapi ini baru awalnya,belum mencapai akhir!



************************************
************************************
 
Bls: cerbung: ~DESCENDANT OF THE DEATHMASTER~ by:DYNA

Ari.


_______________________________________________
___________________________________


Tasuku…
Aku tidak tahu apa yang sedang dipikirkannya,

Terperangkap dalam kegilaan semacam ini, andai bisa ingin sekali aku ikut naik keatas, dan bicara padanya,meski hanya sepatah dua patah kata saja.

Aku ingin membawanya kembali,
Aku masih belum kehilangan harapan untuk itu.
Tapi, para prajurit disini dibawah kendaliku yang seorang kapten ini,
Bagaimana aku bisa lari dan lebih memilih kepentingan pribadiku?

Harus kuakui,aku sangat takjub akan perubahannya,
Aku tidak menyangka ada undead dengan kemampuan begitu hebat,
Bahkan lebih dari Stast the origin,
Dia,
Tasuku adalah Undead terkuat sepanjang sejarah,

Sungguh ironis,aku ingin sekali menertawakan nasibku sendiri.
Satu hal yang kuingat ketika Stast mengutarakan niatnya mencari pewaris ketika kami bertempur dahulu,
Aku menolaknya,karena aku membenci makhluk itu, aku membenci virus laknat yang telah merenggut orang tua kami dan menyebabkan aku dan Tasuku harus hidup dalam neraka kesedihan yang dalam, dimana hanya ikatan persaudaraan dan kasih sayang diantara kami yang menjadi kekuatan kami dalam bertahan.

Undead, kekuatan psikopat yang tidak seharusnya ada, menyimpang dari hukum Tuhan dan terkutuk!
Terkutuklah manusia dan segala rasa keingintahuan mereka,dan rasa serakah mereka yang laknat,

Akhirnya virus itu pula yang merenggut adikku dariku, satu-satunya kekuatanku yang kubanggakan dan kujaga, alasanku bertahan hidup, pergi dan lenyap...
menyisakan makhluk kejam tanpa prikemanusiaan yang berdiri disana,
Yaitu Undead…

Apa salah adikku?! Selama hidupnya,ia selalu memikirkan kebaikan bagi semua orang… Ia hanya korban dari keserakahan seseorang manusia yang tidak bertanggung jawab yang menyebabkan malapetaka ini terjadi!

Aku tidak pernah menyangka adikku lah yang akan menduduki kursi terkutuk itu.
Mengusai pengetahuan diseluruh dunia,
Belajar untuk tidak menyesal,
Memandang dari sudut pandang Tuhan…

Aku bahkan masih tidak percaya Tasuku bisa menyetujui perjanjian setan itu…
Perjanjian untuk menjadi raja dari mereka yang bangkit dari kematian…
Aku tidak tahu apakah yang dijanjikan Stast sama seperti ketika Stast menawarkan posisi yang sama untukku,

Tapi, aku tetap tidak bisa mengeti apa yang Tasuku pikirkan…,
Tasuku…,Tasuku yang dahulu begitu baik hati…,

Ia,adalah pelajaran, agar orang lain bisa belajar darinya, tentang cinta kasih,cara mencintai kehidupan milik sendiri dan milik orang lain, Tentang betapa berharganya nyawa yang telah dititipkan.
Sebelum kita kehilangannya.

Sambil mengasah pedangku dileher Undead yang kutebas hingga terpisah dari tubuhnya, hatiku serasa remuk.

Hal berharga, dan pelajaran yang bisa diambil dari semua kepahitan dan kesedihan ini,

Ketahuilah,
Bahwa Virus itu salah,mereka yang menciptakannya telah melakukan kesalahan besar.
Bukan virus itu yang membangkitkan seseorang dari kematian,
Karena,setelah kita mati, secara harfiah tidak tersisa apapun,
Tidak tersisa apa-apa,

Kecuali orang-orang yang berharga yang mencintai kita,
Selama kenangan indah tentang kita masih tersimpan dalam ingatan mereka,
Selama itu pula kita masih ‘Hidup’.


*****************************************
*****************************************
 
Bls: cerbung: ~DESCENDANT OF THE DEATHMASTER~ by:DYNA


heaaaaaaaaaaa!!! saya kembaliiiiiii,,,,,, ^0^
akhirnya bisa juga memposting kata-kata dari sudut pandang Ari diatas, sangat puaaaaaaaaaass!!!!!

Lama juga saya hiatus, yaaa????
mampir ke YM, 'Descendant' yang ditanyai'in, mampir ke wall, 'Descendant' lagi, main ke blog temen, 'Descendant' lagi!!!

saya nggak sebel, kok, malah senang sekali,,,,, ^-^
Cerita ini diterima kawan-kawan sekalian,

balas ripiw dhuyu, yaaaaaaaaaa!!!

@kak masykur
ada keluhan, kak?? kalau ada yang 'nggak' pas, silahkan jitak Daina yang tidak punya kemampuan iniiiii,,,, >_<
well, semoga kakak menikmati update-an kali ini, mohon maap kalau update-an nya super pendekk.,,,, heheee,,,,
Insya Allah chapter depan lebih panjang,

@kaz
wuaaaaaaaaaa!!! iyaaaaaaaaaaaa!!!
Daina semangat, kok!!! ^-^
Thanks banget dah mau nungguin author dodol seperti saya,,, ^^;
mampir lagi, yaaaa!!!

@kazu
kazuuuuuuuuuuuuuuuu!!!
makasih dah mampirrrrr!!! ^0^
game Fb???
ga' tau,,,,,, kebetulan saya ga' punya Fb,,,, ^^; (saya orang kampung, sihh,,,)
*kaburr*


****************************************

yipppeeee!!!!
kemarin waktu di USG,
anak dalam kandungan saya Insya Allah Laki-lakiiii,,,,,
kyaaaaaaaaaa!!! My Dear Descendant!!!! *Ngikutin Stast*
*dicabik Stast karena Copas mulu*
^-^

mungkin nggak banyak yang tau, kalau saya lagi hamil,
karena alasan kehamilan inilah, selama ini saya selalu telat apdet, saya nggak bisa 24 jam didepan kompi kayak dulu lagi,
palingan Ol lewat Hp, sibuk istirahat, dsb, mohon pengertiannya, ya, guys,
namanya juga ibu hamil,heheee,,, dah mo 6 bulan, lagi,,,, perut gede, hobby guling-guling gak jelas, makan-tidur, dll,,,,
*Readers: "emang gue pikirin?!"*

kalau nggak ada halangan, anak ini mau saya kasih nama 'Ari',,,,,
habisnya kan' Ari PRIA TERKUAT DISELURUH DUNIAAAAAAA!!! ^o^
*digeplak*

Doa'in moga saya bisa brojol dengan lancar, ya,
Dan minta Repiw-nya juga, (dasar, Author gak tau diri!)

tunggu apdet selanjutnya, Guys!!! See yaaaaaaaaaa~
 
Last edited:
Bls: cerbung: ~DESCENDANT OF THE DEATHMASTER~ by:DYNA

Stast.


___________________________________________
_____________________________________


Sang pangeran bergerak maju dengan kecepatan penuh,mendesak Alexander Boraknitchov dengan segera.
Terjadi adegan saling serang diantara mereka.
Saat sang raja dan Boraknitchov adu kekuatan, delapan buah tombak di punggungnya itu telah bermutasi ke bentuk lain, gurinda raksasa.
Berputar dan mematikan.

Boraknitchov sepertinya sudah dapat memperkirakan perubahan itu,tapi ia agak terlambat,walau akhirnya serangan kejam tersebut dapat dihindari.
tempatnya berpijak tetap retak, kerusakan yang tidak sedikit,
Boraknitchov tidak setangkas dulu,menurutku…

Apa yang terjadi? Rasanya dulu sewaktu bertarung denganku dia amat cepat.
Apakah karena usia atau kah…
Karena raja kami yang luar biasa?
Boraknitchov mencabut lengannya,dan mulut senapan menggantikan lengan.
Ia menembak berulang kali pada sang raja,
Aku tidak perlu menjelaskan betapa tepatnya bidikan orang tua itu,
Kemampuan menembaknya tidak berkarat,hah…

Apa aku salah lihat?
Ada bagian dari tubuh sang raja kami yang luka nya menutup dengan lambat…
Rupanya meriam kecil itu juga mengandung penghantar panas.
Mereka menciptakan senjata baru,rupanya…

Pangeran iblis kebanggaan kami terhuyung mundur,berusaha mempercepat proses regenerasinya,
Saat ia melakukan itu,urat-urat bertonjolan muncul di dahinya, pertanda ia memaksakan diri.
Pembuluh darah dimatanya terlihat menakutkan,
Mata itu berubah,jadi hitam kelam sepenuhnya,
Ia menerjang Boraknitchov, Yang dengan tangkas menyorongkan mulut senjata ke hadapan sang raja,
Ia menyemburkan sinar panas dari mulutnya,
Dalam jarak sedekat itu,sang raja terdesak dan mengalami luka bakar yang tidak bisa dianggap remeh.
aku sendiri tidak menyangka,
bagitu banyak rahasia didalam tubuh pempinan Paladin itu.

Alexander Boraknitchov melemparkan belati dari tubuhnya, ia menebas sang pangeran, satu dari delapan tulang dipunggungnya itu terlepas dan jatuh ketanah.
Tapi segera beregenerasi menjadi pangeran yang baru.
Yang menyerang Boraknitchov bersamaan.

Menghadapi serangan makhluk yang sama persis dari dua arah,Boraknitchov seperti tak kehilangan akal.
Ia membentangkan kedua tangannya,mata pedang berkilat muncul dari sana.
Dari dalam lengannya.
Aku terperanjat bukan main.
Tak kusangka Ia bisa menghancurkan salah satunya, sambil melukai yang lain,
Dia masih memiliki tingkat konsentrasi yang tinggi.

"Mencabikmu bukan cara yang tepat untuk menghancurkanmu"
Boraknitchov membisikkan illustrasi yang telah dipahami otak cerdasnya, hanya sebentar saja.
dan ia dapat menguraikan situasi lebih baik dari siapapun.

Tubuh sang raja terpenggal,
kedua serpihan organ itu terlepas, terlempar jauh dan Boraknitchov membidik sebuah gedung yang segera rubuh menimpa bagian yang belum sempat beregenerasi itu.
belum puas, Ledakan beruntun membumi hanguskan reruntuhan itu, menimbulkan gempa dalam skala kecil namun mampu menggetarkan sekitarnya.

Aku tak percaya,
Ia memenggal kepala raja kami dalam waktu bersamaan,
Kecepatan sinar…!

Ia melompat sangat tinggi dan menembaki serpihan tubuh itu melalui udara.
Sebelum sinar itu jatuh menimpa raja-ku,
Stast ini bertindak meraih potongan kepala yang darahnya hampir habis itu.

Menara yang menjadi arena pertempuran runtuh.

Boraknitchov melayang diudara-kekuatan teknologi yang ada pada pakaian yang ia kenakan,beresonansi dengan tubuhnya yang dimodifiasi menjadi setengah mesin tentu saja-dan kembali menyentuh tanah,

Aku berlari menjauh mendekap dan menyadari bahwa potongan kepala itu menggigit leherku amat keras,mencari pertolongan pertama.
Aku mendesis dan gigi taringku beradu satu sama lain.
Sang raja terbunuh satu kali,sungguh Hebat sang jendral…

“Satu serpihan lagi…”ujar Boraknitchov menyayangkan. “Setelah itu giliranmu,Stast…!”

Hanya masa hidup yang panjang yang membuatku bisa menahan kesabaran hingga sampai batas ini.
Aku sudah barang tentu menyadari bahwa Alexander Boraknitchov tidak akan membiarkan potongan tubuh sang raja mendapatkan pasokan kekuatan kembali.
Ia menerjang kearahku,

Aku bergegas melemparkan potongan kepala itu ke langit,
Tapi Alexander Boraknitchov sudah tahu aku akan melakukan apapun untuk menyelamatkan sang raja,
aku dengan gesit menghindari tembakan sinar,nyaris melumpuhkanku,
Ia menembakkan senjata ditangannya ke udara.
Ledakan keras terjadi diatas langit, disertai kepulan asap dan pijaran cahaya.

Aryanov Gabriel,berjarak sekitar seratus meter dari tempatku berpijak sekarang.
Menatap tanpa berkedip.
Marah, gundah, bimbang, sekaligus kagum.

sama sepertinya, aku juga tidak akan menyangka,
makhluk pirang yang indah itu akan berkembang sampai ketahap ini.

Aku tahu apa yang ia rasakan sekarang,
Kesedihan,keputus-asaan…
Berharap yang manapun,sama tidak beruntungnya.
Hanya aku yang berani bertaruh,
Bahwa sang pangeran baik-baik saja.

Muncul sosok yang turun dari langit,
Boraknitchov memandang dengan sikap penuh kewaspadaan,
Ia memasang kuda kuda pertempuran ketika sang pangeran kembali berdiri dihadapan kami…

“Selamat datang, My Lord” aku tersenyum hormat.

Tapi ia tidak menunjukkan ekspresi sedikitpun.
Matanya kembali berwarna merah membara.

“Melakukan ini padaku…” ia berbisik lembut, “Akhirnya,lawan seimbang”
Ia tersenyum dan kepercayaan diri nya kembali.
sang pangeran kembali ke wujud-setengah-manusia biasa, walau perubahannya sempat sangat parah dan mengerikan,
sisa-sisa regenerasi masih ada,
dengan sisik dan tulang besar kebiruan yang mencuat dibagian-bagian tertentu menggantikan pakaian yang ia kenakan.

Aku tahu aku harus menyingkir karena mereka akan melanjutkan pertempuran.
Awalnya kukira begitu.
Alexander Boraknitchov, kami sama-sama tidak pernah berhasil mengambil kepala masing-masing selama berpuluh tahun, dalam berbagai pertempuran.

Ia salah jika menyamakan TsaraniaKova Gabriel denganku,
Raja kami sekarang, berada dihadapannya sama dengan berada di hadapan seorang dewa,
Menatapnya saja, seseorang akan merasakan tekanan dan rasa takut luar biasa,
Perwujudan dari maut.

Ditengah kota yang rusuh dan hancur, Undead ataupun Manusia,
Siapapun tidak akan berani mendekat dan menghalangi pertempuran lanjutan yang sebentar lagi akan terjadi,
Mereka kembali berhadapan dalam posisi satu-lawan-satu.
Hanya tinggal menunggu detik yang memutuskan siapa yang akan memberikan serangan terlebih dahulu,

Tapi tiba tiba sang pangeran seperti berubah pikiran.
Ia melompat mundur,
Seperti menyadari ada hal yang terlupakan.
Ia menempelkan jari telunjuknya ke dahi, aku bisa langsung tahu aktifitas otak yang saling berkaitan terjadi disana.
Dengan segera Ia memanggil kelelawar Chimera raksasa kami.

Hewan itu segera datang, menyemburkan api dan membunuh beberapa Prajurit Paladin yang menghalaunya, Boraknitchov berlindung dibawah Jubah hitamnya menghindari percikan api yang tentu saja juga mengandung virus.

“Kita pergi!” ucapnya cepat-cepat, “Pertarungan bisa dilanjutkan dilain tempat, Tapi tidak disini!”

Aku tahu tidak ada gunanya membantah,
aku hanya orang kedua, namun tetap saja, aku penasaran dengan tingkahnya, kadang ia begitu sulit ditebak,
apa yang dipikirkannya selalu menjadi sebagian misteri bagi kami.

Sang pangeran naik keatas punggung kelelawar kami,

Ada apa?!

Stast ini menyimpan rasa penasaran yang amat sangat, tapi cukup sabar untuk menanti penjelasan.
Mengikutinya naik,
Luciferina yang sejak tadi bertugas menyerang pasukan Paladin ikut menyusul kami.

"Kenapa?” ia tidak dapat menahan diri untuk tidak bertanya.
Sang pangeran diam saja,seperti memikirkan sesuatu.

“Mereka tidak akan melepaskanku tentu saja” ujar sang pangeran.
Ia bersimpuh, rupanya darah yang diterimanya dariku masih belum cukup.

“Jangan cemas,aku masih bisa…,pertarungan masih berlangsung, mereka akan mengejar kita, yang pasti aku tidak ingin bertempur,setidaknya disana, kita harus cari tempat lain…”


Tiba-tiba, aku merasakannya, Aroma yang manis,
Penuh kerinduan yang memabukkan,
Dengan kecepatan tinggi menuju kearah kami berada,

Luciferina tidak mungkin mengerti maksudnya…, Tapi aku dapat menduga apa yang terjadi,
Yang jelas bukan karena ia takut.
Penguasa kematian tidak pernah takut pada apapun,
Tapi karena sebab lain,





Alasan yang tidak akan dapat dimengerti dengan mudah oleh kami yang telah lama hidup tanpa mengenal cinta ini…




*********************************
*********************************
 
Last edited:
Bls: cerbung: ~DESCENDANT OF THE DEATHMASTER~ by:DYNA

Tasuku.


__________________________________________
__________________________________


Apa lagi…?

Aku bertanya-tanya, selalu bertanya…
Tapi tidak dapat kutemukan jawabannya dalam diriku.

Barusan tadi,aku merasakannya,aku sangat mengenal ‘Aroma’ dia,
Entah karena apa,aku bersyukur akan indera penciumanku yang tajam ini, pertama kalinya aku berterima kasih sejak mendapat tubuh dengan kemampuan terkutuk ini.
sejak pertama kali aku menyentuhnya,
kegilaan yang serupa, keinginan yang menyerupai nafsu untuk meraihnya, Padahal ia adalah bunga terlarang bagiku, yang tidak boleh lagi kudambakan apalagi kumiliki,
aku tidak pernah lupa, tidak mungkin aku bisa lupa…

kenapa kak Ari membiarkannya berkeliaran seperti itu…
menyebalkan.

Daina ada didekat sana…!
Daina!

Aku menyingkirkan bayangan manis itu dalam ingatanku,
Sial!
Padahal aku berada disana dengan niat saling bunuh dengan kakakku, satu satunya ikatan yang tidak akan membuatku merasakan penyesalan sedalam ini jika mengingat bahwa aku telah kehilangan mereka yang kucintai…

Kakak…dan Daina…!

Aku masih memiliki hati manusia dalam diriku,
Mungkin reaksinya tidak terlalu kuat jika hanya kakak yang ada disana,

Tapi,jika Daina juga ada… Hati manusia ku berdenyut.
“Stast…” ujarku masih bersimpuh memegangi dadaku yang berdenyut hebat,
Bukan fisikku yang merasa sakit,aku sudah lama tidak menghiraukan rasa sakit macam itu, tapi…
“Kau bilang…jika aku bisa menghancurkan semua yang kucintai dengan tanganku sendiri,aku tidak akan merasakan sakit lagi…?” aku tersenyum lemah.
Stast menunduk,membelai rambutku seperti seorang ayah pada anaknya.

“Teoriku” jawabnya “Hasil akhir tergantung padamu,mulai sekarang aku menyerahkan semua keputusan padamu,bahkan semenjak hari kau setuju menjadi pewarisku”

Aku menatap undead tua yang membelaiku penuh kasih itu.
Sama sepertiku, sebatang kara…
pendapatnya adalah benar, Aku berusaha membuang segalanya,tapi masih belum cukup,
Seberapa jauh aku harus tenggelam dalam kegelapan ini sebelum akhirnya aku benar benar berhenti melangkah?

Sebelum langkah ini terhenti…, selama tubuh ini masih kuat…

Aku tidak akan kalah oleh Alexander Boraknitchov, pasti,
Aku tidak akan membiarkan diriku dibunuh untuk kesekian kalinya.
Walau aku disini, menderita batin dan terluka parah…
Jika aku mati, aku akan kembali dan menghancurkan siapapun yang ingin melenyapkanku,

Aku tidak akan lenyap.
Karena didunia ini, jika aku bisa lenyap,jika sejarahku bisa berakhir,
Hanya dua orang yang mampu dan pantas untuk mengakhirinya,

Terbayang olehku, aku, kakak, dan Daina…
Kami terhubung oleh rantai yang sangat kuat. Hubungan yang sangat ingin kutuntaskan sekarang juga.
Balas dendam telah terwujud,dan sekarang apa?

“Keputusanku, aku tidak bisa bersama sama mereka lagi,bagiku dunia adalah hidup dan mewujudkan cita-cita bersama orang orang yang kucintai, semua itu lenyap,maka akupun memutuskan jika aku tidak bisa bersama mereka lagi, maka lebih baik dunia ini hancur, jika aku hancur, maka duniapun harus hancur bersamaku,”

itulah keputusanku,aku tahu.
Tapi disudut hatiku, aku masih bertanya…
Jika demikian niatku,mengapa aku masih memikirkan keberadaan Daina disana?
Daina ada atau tidak ada…bukankah sama saja?

Akh, Seandainya saja semua berjalan sesuai rencanaku, kakak dan Daina bisa bersatu didalam cinta yang baru tanpa ingatan akan aku dihati mereka,
Mungkin akan lebih mudah menanamkan kebencian dihati ini,
Mengapa?
Mengapa mereka begitu setia dan keras kepala seperti itu?!
Mengapa mereka memikirkan aku yang pada kenyataannya sudah tidak bisa berada disisi mereka lagi?!
Apa sulitnya mengganggap aku ‘mati’ saja dan melanjutkan hidup tanpaku?!

Aku tidak tahu apa lagi yang memberatkan hatiku.
Andai bisa dilenyapkan dengan cara menyayat bagian tertentu dalam paru paruku,
niscaya aku akan menyisihkan bagian yang tidak perlu untuk kubuang.

Mereka bodoh!
Bodoh karena mencintai sosok yang tidak seharusnya disayangi,
Tasuku yang dulu tidak ada lagi, tidakkah mereka melihat kenyataannya? Tasuku sudah pergi dari dunia ini!
Dan yang ada saat ini bukan Tasuku,
Melainkan musuh mereka, musuh yang harus dikalahkan, musuh yang harus dibasmi.
Semakin aku mengusirnya,semakin aku mencarinya.
Perasaan Cinta itu hal yang merepotkan,sampai mengalahkan ikatan darahku bersama kak Ari…

Dia mencariku…mencariku…

Dan aku hanya bisa terus lari dari gadis yang mencintaiku itu…
Anehnya,
Jauh didalam,aku berharap agar dia tidak menyerah…?
Rasa senang abnormal apa ini...?
tidak bisa di kalkulasi, lepas dari perhitungan, bahkan meleset dari rumus manapun juga!

Aku sudah lama tidak tahu aku berdoa pada siapa, tapi aku berharap didalam mimpiku,
Bahwa ini mimpi,
Daina adalah 'terlarang' bagiku, itu saja yang harus kuyakinkan pada diriku sendiri,

Sebenarnya, jauh, jauh didalam pikiranku,
aku tidak bisa berhenti memikirkan Daina,
Sering aku bermimpi, atau mungkin juga berharap.
aku ingin dia berada di sisiku dan mengingatkanku akan panasnya cinta ini.



*****************************
*****************************
 
Back
Top