Bls: cerbung: ~DESCENDANT OF THE DEATHMASTER~ byYNA
Mikia.
____________________________________
___________________________
Domain of world,Washington dc, Amerika serikat,
Gedung perkantoran dan pusat perdagangan terbesar didunia.
_____________________________________
___________________________
“Lantai paling atas,ya?”
kakek menyentuh bahuku,menyentakkan ku dari keasyikanku melihat lihat.
“Ah,ya” jawabku sekena nya,"Kakek,ah! Mengganggu saja… padahal jarang jarang aku menjalani misi sepenting ini, aku juga ingin sedikit hiburan,kan!"
“Kita kesini bukan untuk pelesir,Mikia” kakek mengingatkan tanpa memandang padaku, padahal kalau saja kakek bisa melihat wajah cemberutku sekarang…
jadi jurus ‘Muka Bayi’ ku tidak berlaku lagi mulai sekarang.
Aku dan kakekku bermaksud mendatangi orang kaya bernama Robert Clarken itu.
kemegahan yang terlihat sejak pertama kali memasuku gedung ini sungguh meyakinkanku bahwa ia bukan orang kaya biasa,
dan karena hampir semua orang dikota ini bekerja di gedung besar tersebut,
kami tidak bisa diam saja menjalankan tugas tanpa mengevakuasi orang orang,kan?
Masalahnya, tidak semua orang setuju dievakuasi,
kabarnya si tua Clarken ini memberikan sanksi pemecatan bagi orang orang yang tidak bekerja bahkan untuk dua hari saja…
Benar benar keterlaluan!
aku menggertakkan gigi,
masa’ bisa memperlakukan manusia seperti barang...Payah!
Aku memang pernah dengar dia adalah diktaktor keji bagi para pegawainya,
perusahaan kimia miliknya berkembang pesat setahun belakangan,
dan dia menjadi pengusaha paling kaya yang menguasai sepertiga ekonomi dunia,
Berkat serum yang ia kembangkan,vaksin yang dapat mengobati infeksi hingga setengahnya, harga obat itu sangat mahal!
bahkan kami, Paladin pun hanya mendapat stok terbatas dari pemerintah di Negara seluruh dunia,
Selain Clarken,hanya kami yang bebas menggunakan vaksin itu untuk kepentingan misi,
Apa,sih! Orang bodoh dan kejam begitu, kok bisa meraih posisi sama kuatnya dengan Paladin?!
“Mikia” tegur kakek disebelahku,aku menoleh.
“Jangan katakan apa apa pada kapten mu,kita datang kemari”
“memangnya kenapa?” tanyaku, aku merasa tidak nyaman main rahasia-rahasia dengan Ari, tahu kan’ dia salah satu sahabatku,
tapi kalau diminta oleh kakek,berarti itu hal penting yang mendesak, walau demikian aku tetap saja harus tahu alasannya.
“Karena dendam” kata kakek,memupuskan rasa penasaranku, “Bukan hal yang bisa dimengerti olehmu, tapi ini penting baginya, Aryanov Gabriel bukan orang yang mudah memaafkan orang yang telah membuatnya kehilangan orang yang paling berarti baginya,”
aku pernah mendengar desas-desus nya, adiknya terinfeksi, dan sekarang ia menghilang entah kemana, itu semua gara gara orang bernama Robert clarken yang ingin mengusai penelitian adiknya,
Bisa saja aku membicarakannya pada Daina,tapi aku terlalu takut ada banyak dari pertanyaanku hanya akan membuat Daina bersedih, susah payah ia bangkit dan kembali tersenyum, masa aku tega menyakitinya dengan mengorek kejadian buruk yang pernah membuatnya terpuruk?
Aku mengangguk angguk,sambil menunggu elevator itu bergerak perlahan,aku mengajak kakekku bicara,
“Hei,kakek,” ujarku, “Kedatangan kita disini, untuk apa sebenarnya?”
kakekku mengelus janggutnya, berpikir sejenak,
mata tua yang bijak itu kelihatan memikirkan jawaban paling tepat yang sekiranya dapat kumengerti dengan mudah.
“Berunding” jawab beliau kaku. “Sebenarnya,Robert Clarken sangat yakin bahwa tempat ini adalah fasilitas Negara teraman selain markas Paladin kita di Rusia, tapi siapa yang tahu? Kita patut berhati hati dan memperingatkannya, bahkan jika bisa, membujuknya agar mau menuruti kita mengevakuasi seluruh warga kota,ini kota besar yang penduduknya tidak sedikit,"
"Domain of World sendiri adalah pusat pergerakan, transaksi bisnis, dan perdagangan terbesar, hampir semua pengusaha besar menanamkan modal dalam jumlah yang tidak sedikit disini”
“Tentu kau sudah tahu seperti apa kekuasaan C.Corp saat ini, sepertiga ekonomi dunia,kerajaan bisnis yang berkembang pesat hanya dalam waktu satu tahun,”
“Paham,deh,hidup semua orang bergantung padanya…” potongku,
kakek menghela nafas,terlihat amat lelah.
“Bagaimana ia memperbudak orang lain bukan urusan kita, yang harus kita lakukan adalah, menjaga keselamatan orang, memperkecil korban yang jatuh-karena korban adalah hal yang tidak bisa dihindarkan-dan memenangkan perang terhadap para undead, tentu saja, tapi dengan peraturan yang ia terapkan sekarang, aku ragu, mungkin akan ada lebih dari ratusan juta jiwa yang tidak dapat meninggalkan kota ini”
Aku menggertakkan gigi.
“kejam! Jadi kita memohon padanya?! Aku tidak sudi memohon pada orang yang telah menyakiti teman temanku sedemikian rupa!”
“Dengar,Mikia,bukan saatnya merajuk,ini demi kepentingan orang banyak, masalah salah satu anggota Paladin bukanlah beban semua anggota, kita bergerak demi keselamatan banyak orang”
kakek memberikan penekanan pada suaranya.
aku terdiam,
“Hilangkan perasaanmu, jangan biarkan dirimu dikuasai emosi, Paladin mendidik prajuritnya dengan pengendalian diri yang kuat, kau tidak akan bisa menolong penderitaan orang lain jika kau belum bisa mengendalikan
perasaanmu sendiri”
Yah,aku mengakui ucapan beliau benar...
Selanjutnya pintu kaca itu terbuka, kami telah sampai kelantai teratas gedung perkantoran termewah didunia ini,
harusnya aku tidak bicara apapun pada kakek.
jadi beginikah cara Ari mengatasi masalah? Dengan membunuh perasaannya setiap waktu?!
Ah, aku memang masih begitu hijau jika dibandingkan mereka semua,
terbayang olehku Solomon dan Messiah yang gugur dalam tugas, aku bertanya tanya dalam hati, apa mereka puas dengan kematian mereka?
Apa salah jika aku berpikir akan membalaskan kematian rekanku?
kejadian ini sama seperti soal kematian orang tua ku,
pun aku dan mereka sama sekali tidak bisa dibilang akrab, tapi perasaan ini…
perasaan bahwa aku tidak akan bisa melihat mereka lagi,
tidak bisa mendengar suara mereka lagi…
Paladin menganggap mati dalam tugas adalah hal yang biasa,
tapi aku tidak seperti itu.
suatu saat jika aku sedang sendirian,tidak ada siapapun yang melihat, aku ingin menangis diam-diam untuk mereka yang telah tiada.
“Anda sudah membuat janji,tuan?” Seorang yang memakai setelan kantoran rapih menyambut kami, ia juga membungkuk hormat padaku dan kakek.
sepertinya kakekku sudah membuat janji sebelumnya, benar juga, siapa yang akan menolak jika sang Jendral besar Paladin yang datang berkunjung.
kakek mengajakku karena ingin aku banyak belajar, hanya itu.
Tak lama kemudian, kami berdua dibawa kesebuah ruangan mewah,aku cukup terkesan pada penataan sofa nya yang sangat berkelas, ini kurahasiakan, tapi aku punya selera cukup baik dalam menilai perabot!
“Maaf sudah lama menunggu,Mr.Clarken akan segera tiba sebentar lagi” Suara lembut renyah membimbing mataku untuk melihat,
Ivanka Mendez! Aku pernah lihat dia dibeberapa majalah mode, dia seorang model terkenal pemenang kontes kecantikan dunia yang kabarnya menjadi sekretaris pribadi presiden direktur perusahaan C.Corp,
aslinya jauh lebih cantik!
Kadang aku takut sekali aku ‘Tidak Normal’ karena suka melihat gadis cantik, memikirkan rasa sukaku pada Ryo membuatku tenang,
tapi Ryo juga sama saja! Tidak pernah memperlakukanku seperti seorang gadis!
Laki laki paruh baya gemuk muncul, menyalami kakek, dari perangainya, aku langsung tahu bahwa inilah Robert Clarken
“Tidak bersama Gabriel, eh?” ia melontarkan kata kata seperti menyindir kakek.
“Masalah itu tidak ada hubungannya dengan kedatangan kami sekarang,” potong kakek cepat, kaku, seperti biasa.
wajah Robert Clarken mengerut.
Ivanka mendez berdiri dibelakang tempat sang milyuner duduk,memperhatikan.
“Ada kepentingan apa…sampai sang pemimpin organisasi elit Paladin bertandang ke gubukku ini…? Pasti bukan soal yang yang sepele,kan?”
dalam hati,aku berkata kalau aku sama sekali tidak sependapat bahwa gedung megah ini adalah 'gubuk'?
kakek segera menjelaskan duduk persoalannya.
Robert Clarken mendengarkan, ekspresi bosan terpampang jelas diwajahnya.
“Kami minta kerja sama anda untuk mengosongkan kota ini secepatnya,atau memindahkan aktivitas pekerja ke tempat lain sementara waktu” ujar kakek.
tampaknya hanya kalimat terakhir yang disimak oleh Robert Clarken, ia menggut mangguk sebentar dan memasang tampang berpikir,
“Sementara itu berapa lama, monsieur?”
“Batas waktu yang tidak ditentukan” jawab kakek, “Kita harus tunggu keadaan menjadi aman dan mendingin terlebih dahulu”
Betapa kagetnya kakek melihat presiden direktur C.Corp itu terbahak bahak.
“Apa anda tidak waras, tuan? Berapa kerugian yang akan ditanggung perusahaan saya bila melakukan itu, ratusan juta dalam dua hari saja, dan berapa banyak uang yang terbuang jika saya melakukan itu untuk batas waktu yang tidak dapat ditentukan?!”
“Apakah anda tidak pernah memikirkan banyaknya korban yang mungkin akan jatuh?”Tanya kakek.
“Gedung ini sendiri adalah tempat teraman didunia, Negara ini juga, adalah Negara adidaya kuat yang memiliki pengaruh,dan sistem keamanan yang terbaik-kecuali mungkin markas Paladin di rusia-lantas, apa yang harus ditakutkan?” ujarnya mengibaskan tangan.
“Dua orang Guardian tewas”
aku tertegun menatap kakek yang benar benar berusaha menyembunyikan kegalauan hatinya, matanya yang menyiratkan kebijakan itu menatap Robert Clarken tajam.
“Ini hasil dari meremehkan mereka” lanjutnya.
tapi Robert Clarken terlihat tidak terpengaruh
“Wah-wah,kalau mereka sampai gagal,tentu itu menujukkan ketidak mampuan Paladin,tuan Boraknitchov”
aku berdiri gusar, akan kuhajar orang ini!
“Mikia!” gertak kakek padaku, tegas dan kasar.
gerakanku terhenti seketika.
kakek berdiri dan memberi tanda padaku untuk mengikutinya.
“Pikirkanlah lagi soal permintaan kami” kata kakek seraya keluar dari ruangan itu,
”Kau salah besar mengira musuh yang kau ingin hancurkan bisa hancur dengan mudah,karena 'dia' yang namanya tidak pernah disebutkan lagi dan sejarahnya yang menghilang akan datang dengan kekuatan iblis yang tak pernah kau bayangkan sebelumnya dan mengambil semuanya, apa saja yang pernah kau rampas darinya” lanjutnya tanpa menoleh.
Aku bingung apa maksud kata kata kakek barusan?
tapi Robert Clarken menjadi pucat pasi dalam sekejap saat aku menatap ruang tamu pribadi itu untuk terakhir kalinya.
“Kakek! Tunggu!” susah payah aku mengikuti langkah kakek, kenapa kalau berjalan biasa aku mudah tersandung,sih?
Grabak-grubuk begini…,Tidak bisa jadi anak manis seperti Daina, pantas saja Ryo tidak pernah melihatku sebagai anak perempuan…
“Maafkan Mikia,kek” ujarku menyesal “Dia secara tidak langsung bilang Paladin payah,kan! Padahal kita manusia biasa, bukan manusia sempurna yang serba bisa,kan!” protesku.
Kakek mengusap rambutku sambil jalan.
“Mikia, kalau kau merasa marah itu wajar, kau adalah salah satu dari Guardian yang bekerja untuk Paladin,betapa sulitnya tugas itu,kau yang paling tahu,jadi kau berhak untuk marah” kata kakek tetap tenang.
mirip Ari! Membosankan! Ari kalau tua pasti jadi begini juga…
kakek-kakek cool, aku jadi ingin tertawa.
“Tapi bukan berarti kau tidak harus menjaga kelakuan dan sopan santunmu pada orang lain”
“Bukankah kakek yang mengajarkan untuk tetap pada prinsip selama yang kita lindungi itu kehormatan dan kita yakin kita benar?”
“Sudut pandang tiap orang berbeda,Mikia, bahkan terkadang ada dua pihak yang sama sama merasa dirinya benar, dan karena pemikiran semacam itulah, kita jadi mengenal istilah ‘perang’ selama ini”
aku jadi merasa malu dinasehati begitu oleh kakek.
dalam hati aku berjanji akan lebih memperbaiki diri lagi.
“Kakek, tadi…waktu kakek bilang ‘dia yang namanya tidak pernah disebutkan lagi akan datang’, itu apa maksudnya? Siapa yang kakek bicarakan?!”
aku begitu penasaran.
kakek kelihatan berpikir sejenak.
“Apa yang kupikirkan pasti tidak jauh berbeda dengan apa yang dipikirkan Aryanov Gabriel” katanya tanpa bersedia menjelaskan lebih jauh padaku.
aku tidak berani bertanya lebih jauh,
karena membaca gelagat 'Orang tidak akan suka urusannya dicampuri orang lain yang tidak ada hubungannya'.
Dan kami juga sama sekali tidak membicarakan masalah tersebut hingga kami meninggalkan Washington D.C hari berikutnya,
dalam perjalanan kembali ke markas.
*****************************************
*****************************************