~DESCENDANT OF THE DEATHMASTER~ by:DYNA

bagaimana menurut kalian novel pertama Dyna (daina) ini?


  • Total voters
    35
Bls: cerbung: ~DESCENDANT OF THE DEATHMASTER~ by:DYNA

Daina


Keesokan harinya,
Pukul 08:00
________________________________________
________________________________




Huh? Apa yang terjadi? Apa aku tertidur?
aku mengusap mataku,ngantuk…
tiba tiba aku bangun membuka mata seperti tersengat listrik.
Kak Ari!

Melompat dari tempat tidur,aku malah membentur pintu kamarku sendiri.
hah? Tempat tidur?!
aku menggosok gosok dahiku yang terasa agak sakit karena tabrakan tidak disengaja tadi,sejak kapan aku masuk ke kamar?

Kulangkahkan kaki telanjangku keluar dari kamar,meja makan sudah dibereskan.
seperti biasa kak Ari bangun pagi,aku bangun siang.
ada roti bakar sebagai sarapan yang ditinggalkan untukku,aku mendekat untuk membaca secarik memo yang ditempelkan dengan rapi diatas cangkir keramik putih berisi kopi hitam.

“Terima kasih makanannya,bulat,belajarlah lagi supaya bisa melampauiku!”

Ugh!Rasanya ingin kurobek kertas itu,menginjaknya dan melemparnya ketempat sampah,tapi tidak kulakukan,malah aku tertawa membacanya berulang kali.
awas,ya! Dasar kakak!
sepertinya kakak sudah berangkat kerja.
ingatanku melayang,tadi malam kakak juga yang membawaku ke kamar?
tuh,kan! Kakak baik sekali, lagi lagi aku merepotkannya,maaf,kakak…

Bau harum roti bakar menyentakkanku,aku bahkan harus menyeret diriku sendiri ke kamar mandi supaya aku bisa sikat gigi dulu. Dasar aku payah,

Pintu diketuk ketika aku sedang mengeringkan rambut.
aku baru saja selesai mandi pagi dan mulai menyeruput kopi pekat,
aku sukaaaaa sekali kopi! kak Ari tahu itu,begini begini aku tidak bisa hidup tanpa minum kopi setiap pagi,

Aku suka kopi dengan sedikit gula,beda dengan Tasuku aku kurang suka makanan manis.

Kata Tasuku kopi tidak baik karena menyebabkan kecanduan, sama seperti rokok,
tapi aku tetap suka!

Saat aku membukakan pintu,Mikia muncul dihadapanku, ia tampak pucat hingga aku mengurungkan niatku untuk menyapanya memakai gaya ceria seperti biasanya.

“Ada apa?!” adalah kalimat pertama yang meluncur dari bibirku.
Mikia menarik lenganku.

“Kupikir kau harus tahu ini” katanya padaku, ia tidak bisa menyembunyikan kegelisahannya.
wajahnya pucat,suaranya bergetar,

Aku bertanya tanya dalam hati apa yang telah terjadi.


************************
************************
 
Bls: cerbung: ~DESCENDANT OF THE DEATHMASTER~ by:DYNA

Ari


markas besar Paladin.
Gedung utama.

_____________________________________
_____________________________

Aku tidak tahu apa yang harus kuucapkan semua kata kata tertelan habis dalam tenggorokanku.
menatap dua jasad kaku dalam peti indah berukir itu,
keduanya sosok yang kukenal baik.
baru saja aku tiba ketika ada kehebohan yang luar biasa ini.-semalaman aku menginap ditempat Ryo dan kembali saat subuh membuatkan sarapan untuk Daina-sangat tidak terduga,

“Jahitan tipis ini, otaknya diambil supaya tidak bisa berubah jadi undead” Alexander Boraknitchov meraba dahi jasad Messiah,Rekan kami. “Kecuali seorang yang ahli dalam ilmu kedokteran,tidak mungkin melakukannya serapi ini”

Mataku beralih pada peti mati kedua, jasad John.R.Solomon yang juga rekan kami ada didalamnya,

“Mereka menyertakan ini,bersama peti mati yang mereka kirimkan, kami menyelidiki asal kiriman ini,dari Athena yunani, tapi begitu kita bergerak,sudah dipastikan tidak ada apa apa disana,hanya kota mati” Syeikh Ibrahim al ashadiq menambahkan seraya mengangsurkan sebuah kepingan padat disket padaku.

“Lebih baik kau juga ikut melihat isinya” ujarnya padaku.

Caesar berteriak geram. “Penghinaan besar bagi Paladin! Undead terkutuk itu,mereka pikir siapa mereka!”

Evangelina tidak terlihat menangisi jenazah teman sekamarnya, ia hanya terdiam.

Pandanganku beralih pada Yudas,yang sama tenangnya dengan Evangelina.

“Tidak ada gunanya ribut ribut,yang jelas, dua orang guardian sudah gugur dalam tugasnya,yang harus kita lakukan adalah memberi penghormatan setinggi tingginya dan melanjutkan tugas mereka” ia mendekap alkitab erat erat “Semoga mereka mendapat tempat yang layak disisi Tuhan” bisiknya dalam doa.

Selebihnya anggota guardian yang lain sama diamnya denganku.
“Pertanyaannya adalah,siapa yang bisa melakukan ini?” Boraknitchov menatap langsung kearahku. “Sudah 10 tahun ini,semenjak kau bergabung belum pernah kita mengalami kekalahan sampai kehilangan sepasang guardian terbaik kita”

Aku membalas tatapan Boraknitchov,

“Setidaknya kita tidak akan tahu tujuan mereka jika tidak memeriksa apa isi disket itu,kan?” jawabku tenang.

Tampaknya rekan rekanku sependapat, mereka diam saja, dan bagiku itu artinya adalah persetujuan.
dapat kurasakan ujung jariku mendingin.
kubuang tiap pikiran yang tidak perlu,aku tidak ingin memikirkannya lebih jauh,
kami semua menuju ruang monitor dan data untuk mengetahui apa isi kepingan cakram padat yang disertakan bersama jenazah para pejuang terbaik kami.
apapun itu,hal semacam ini baru pertama kalinya terjadi sepanjang sejarah Paladin.

Aku sempat mendengar Caesar berbisik pada Vladimir Romanesque,
partner Evangelina yang juga salah satu anggota guardian yang paling lama bergabung dalam organisasi pemusnah undead ini.

“Belum pernah…Stast seberani ini…”

Stast kah yang melakukannya? Jika ini bukan cara Stast…lalu siapa?
Well,kuakui hal itu menggangguku.



*********************
*********************
 
Last edited:
Bls: cerbung: ~DESCENDANT OF THE DEATHMASTER~ by:DYNA

(Lanjutan)




Ari

____________________________________
____________________________


Aku tercengang ketika melihat apa isi disket tersebut,
rencana invasi yang matang.
sampai pada rincian yang sedetil detilnya mengenai penyerangan.

Awal mula invasi akan dilakukan lewat udara,bukan pasukan zombie yang akan datang berbondong bonding seperti biasanya.
dan titik utama yang diincar adalah gedung Domain of World.
sebuah pusat perkantoran termegah yang berada di Washington DC,Amerika serikat.

Sejak beberapa daerahnya menjadi sasaran invasi,
Negara terseut memperkuat pertahannya, hanya ada beberapa daerah terpencil yang tidak memiliki sistem komunikasi dan sarana perlindungan yang memadai yang memungkinkan untuk para undaed memulai serangan,

Kota besar seperti New York atau Las Vegas,semuanya memiliki jaminan terbebas dari virus,
baik itu pemindaian maupun proses karantina yang ketat,semua dilakukan demi mempertahankan wilayah mereka.
dan gedung itu juga terkenal memiliki system keamanan dan pengawalan yang canggih.
bahkan menurut beberapa informasi,Amerika adalah Negara dengan wilayah yang terbebas dari jajahan undead terbanyak kedua setelah Rusia,dan Gedung itu menjadi salah satu bukti kuat mengapa kaum undead tidak bisa menginvasi Washington DC dan sekitarnya.

Kudengar pula bahwa keamanan disana sudah diperketat.

“Ini tantangan” ujarku pada anggota guardian yang lain “Ini adalah tantangan bagi kita,mereka ingin bertaruh dengan menyerang gedung perkantoran dinegara dengan system keamanan terbaik didunia”
Alexander Boraknitchov mengangguk setuju.

“Ini pernyataan perang terang terangan”

aku tidak dapat menyembunyikan kekhawatiranku.
Domain of World adalah…

“Rapat dibubarkan” kata kata Boraknitchov membuyarkan lamunanku.
“Kalian masing masing sudah tahu apa yang harus dilakukan untuk menghentikan mereka”

Aku melangkah gontai saat keluar dari ruang monitor. Daina menyambutku sekeluarnya aku dari ruangan dengan berpasang mata seakan menuduhku.

“Kakak!” ia menghampiriku cepat.

“Ada apa Daina? Kau tahu kan’ orang luar dilarang masuk bangunan utama…”

“Dia bersamaku” Mikia menambahkan,disampingnya Ryo berdiri,menatapku bersemangat. “Kupikir dia punya hak untuk tahu kalau ada perkembangan”
aku tidak dapat mengelak,Mikia benar,
Daina punya hak untuk tahu.

“Tasuku…ada kabar tentang Tasuku?” Daina mulai panik
aku menggeleng. “Nanti saja bicaranya,sekarang keluarlah dulu, nanti malam aku akan pulang lebih cepat dan kita bicara” aku yang mendapatkan tatapan tidak senang dari Boraknitchov segera memutuskan.
Daina mengerti, ia tidak menunggu lagi dan segera berlalu dari tempat itu, ia sempat melihat dengan sorot mata sedih kearahku.
aku tidak bermaksud mengacuhkannya,aku hanya agak butuh sedikit waktu untuk berpikir,dan bersiap menghadapi kemungkinan terburuk.

“Gadis yang malang” hanya itu komentar yang keluar dari bibir Boraknitchov,
Aku terdiam.

“Jika hal yang paling kau takutkan terjadi,apa yang akan kau lakukan?” tanya nya.
Mikia dan Ryo ikut terdiam menunggu jawabanku.

“Jika demikian” jawabku,menatap bayangan punggung Daina yang semakin menjauh.
“Akan kupastikan bahwa aku tidak salah, akan kupastikan bahwa yang kumusnahkan adalah musuhku,”

Aku adalah laki laki,betapapun sedihnya,
pilihanku adalah apa yang ingin kusimpan dan apa yang ingin kubuang,
aku harus memiliki kebijaksanaanku sendiri,

Yang ingin kusimpan dan kubuang...


“Aku hanya bisa terus bertempur dengan melindungi apa yang seharusnya kulindungi!”



*************************
*************************
 
Last edited:
Bls: cerbung: ~DESCENDANT OF THE DEATHMASTER~ by:DYNA

Daina.



Pukul 21:56 malam.

__________________________________
_____________________________



Malamnya,aku lebih memilih mengurung diri dikamarku.
markas paladin masih seperti dunia asing bagiku.sekalipun aku sudah terbiasa dan beradaptasi dengan lingkungan aneh yang belum pernah kutemui sebelumnya ini.

Aku tahu aku disini demi kebaikanku,dan aku bebas berkeliaran mengekplorasi berbagai bangunan,berjalan jalan melihat lihat berbagai hal di sini.
baris berbaris para prajurit Paladin,misalnya…,berbagai macam latihan mereka,
hal hal menarik yang tidak pernah kulihat.
kakak tidak pernah mengekangku,hanya jika bersama Mikia aku bebas berjalan jalan ke kota,atau menonton,
tapi hari ini aku malas melakukan segala hal,kepalaku kosong.

Aku juga tidak ingin menolak niat baik orang orang yang ingin melindungiku,
Disinilah tempat teraman yang kutahu…

Kak Ari mengetuk pintu kamar tepat ketika aku hendak beranjak untuk mengambil segelas air putih.
aku membukakan pintu dengan agak tidak sabar,berusaha agar raut penuh keingintahuan yang terpancar dari wajahku tidak akan membuat kak Ari sungkan dan menutup nutupi kenyataan apapun agar tidak membuatku bersedih.

“Kita harus bicara” katanya padaku.
aku menurut dan mengikutinya duduk disofa berwarna magenta yang kusukai,tempatku bermalasan setiap harinya hingga aku capek sendiri.
kulihat kakak diam saja, aku juga tidak tahu harus mulai dari mana,jadi kuputuskan diam saja,
setelah sekian lama kuperhatikan pemilik mata tajam berwarna sehitam arang didepanku tak bergeming,jadi aku bangkit dari dudukku,bermaksud mengambil gelas.

Aku tak dapat menyembunyikan keterkejutanku ketika ia menarik tanganku.

“Jangan pergi” pintanya.
aku kebingungan.

“Kak…sakitt”
kakak segera tersadar bahwa ia telah mencekal pergelangan tanganku terlalu kuat.

“Maaf…” ucapnya menyesal,
aku menyerahkan segelas air putih padanya, dan mengambil segelas lagi untukku sendiri.

“Ada apa sebenarnya…? Apa orang itu sudah diketahui keberadaannya?” tanyaku “Stast The Origin, orang yang pergi bersama Tasuku…”aku melanjutkan.

Kakak meneguk air pemberianku setelah ia kelihatan agak tenang untuk menjawab pertanyaanku.

“Dua orang anggota guardian telah tewas” katanya.
bahkan gadis bodoh sepertiku pun tahu itu adalah hal mengejutkan,
gugur dalam bertugas tidaklah aneh, tapi,anggota paladin, terlebih lagi guardian,
hal itu…

Yang aku masih belum mengerti adalah,
apa hubungannya dengan pertanyaanku?!

Segera saja kak Ari menceritakan panjang lebar tentang segala yang mungkin ia tahu, semuanya,
termasuk tentang rencana penyerbuan para undead,
tantangan bagi Paladin, dan pengumunan perang terang terangan yang mengguncangkan.

“Mereka tidak akan berpikir sampai kesana jika tidak ada kartu As” kata kak Ari.
aku yang bodoh ini pun tahu itu.

“Maksud kakak…tidak mungkin,kan?” aku mulai was-was.
kak Ari menutup matanya dengan tangan dan bersandar pada sofa.

“Mereka ingin menyerang Domain Of World”
aku menutup mulut dengan kedua tanganku,menahan jeritan kecil yang mungkin akan keluar.

Itu adalah kantor utama Robert Clarken,
tempat yang saat ini dipuja oleh seluruh umat manusia,tempat yang…jangankan undead, hukumpun sulit menjamah mereka,
dan setahun belakangan,sejak vaksin 50% itu dirampas dari Tasuku,
pengaruh dan kekuasaan C.corp tertancap semakin kuat, ia mengendalikan sepertiga ekonomi dunia,

“Clarken memperkuat pengaruhnya di Eropa dan Asia setahun terakhir, jika setengah dunia dikuasai undead,maka setengahnya lagi kini bisa dibilang milik si busuk Clarken” kak Ari tersenyum kecut “Salah satu alasan tidak ada yang membelamu,bahkan walaupun kau telah membeberkan semua fakta dan kejahatan orang itu”

Aku mengangguk setuju.

“Tapi mungkinkah? Dia kembali…untuk balas dendam…” aku kembali teringat
masa masa sulitku dimana Kak Ari mengupayakan segala hal agar aku tidak tersakiti,dengan menggunakan kekuasaan Paladin,melanggar apa seharusnya tidak boleh ia langgar dengan mengikut campurkan pekerjaan dan urusan pribadi.
Entah apa yang dipikirkan Alexander Boraknitchov sehingga ia memberikan begitu banyak kelonggaran untuk kakak…

“Dia pasti tahu…Daina menderita begitu hebat disini…” jawab kakak.“Bukan sifatnya untuk menambah lagi”

“Tapi kalau benar?!” aku memandang kak Ari. “Kalau ternyata benar dia?!”

“Bukan dia!” kak Ari membuang muka menghindari tatapanku. “Bukan dia…semoga bukan dia!”
aku tahu yang kami pikirkan sama, dan aku sangat cemas.

“Aku ikut kalau kakak pergi kesana!” putusku, kak Ari menampakkan wajah seperti habis tersengat listrik mendengarnya.

“Jangan bercanda! Apa yang kau pikirkan?!”
aku tahu kali ini aku akan membantahnya.

“Aku ikut! Aku ada hak untuk tahu apa yang terjadi!” teriakku. “Aku istrinya! aku juga berharap dia masih hidup,dan tidak disana!”
kak Ari terdiam.

“Bagaimana kau menjaga dirimu? Tidak ada yang mau melakukannya untukmu, kami semua sibuk dengan urusan kami masing masing!” balasnya berusaha tetap tenang.

“Mikia mau melakukannya untukku” jawabku. “Ia sudah berjanji”
Aku tahu ia sangat marah sekarang,tapi aku sudah bertekad tak’kan mengalah,
terkadang,aku merasa kak Ari seperti sengaja menahanku disini…

“Kumohon,kak…aku harus melihat dengan mata kepalaku sendiri,aku mencari jawaban yang sama denganmu sekarang!”

“Aku tidak mau kehilanganmu”suara kak Ari melembut, seperti bergumam,
kupikir aku salah dengar, “Hampir semua guardian ikut,itu rencana nya, kami akan mempertahankan satu Negara dan ini misi yang sangat penting” katanya. “Aku akan mengajakmu, asal kau mau berjanji, untuk tidak pergi selangkahpun dari Mikia, jika keadaan memburuk,kau bisa segera dilarikan menjauh dari medan pertempuran”
aku mengangguk menyetujui syaratnya.
kak Ari menghembuskan nafas tak senang.

“Rahasiakan ini pada orang lain,aku akan membawamu diam diam, jangan katakan pada siapapun selain Mikia,bahkan pada Yudas atau Ryo sekalipun,mereka tak’kan setuju,aku akan menjagamu dengan nyawaku” katanya lagi.

Ia bersiap hendak pergi lagi,aku melihat heran kearahnya,
kakak jadi aneh akhir akhir ini?!

“Mau keluar lagi? Ini sudah jam berapa…” aku mengingatkan sambil melihat kearah jam yang menunjukkan bahwa hari sudah larut.

“Kalau kuperhatikan,kakak akhir akhir ini jarang tidur dirumah…apa aku mengganggu?!”

Kakak menggeleng. “Bukan itu masalahnya,aku hanya banyak pekerjaan”
Rasanya aku pernah mengalami hal ini sebelumnya,entah dimana,
seperti De Javu.

Ia meraih tanganku dan menempelkannya ke pipi.
“Apa kau merasa bisa melakukan apa saja karena cinta?”
“Iya,” jawabku “Menghadapi bahaya sekalipun tidak apa, karena aku yakin perasaan Tasuku akan selalu melindungiku”

Kak Ari menatapku amat dalam, aku bertanya-tanya dalam hati apa yang salah dengan jawabanku barusan.

Tanpa mengucap sepatah kata ia pergi,punggung tegap itu menghilang dibalik pintu.

Aku segera sadar saat De Javu itu kembali membayangiku.
tatapan kakak barusan, bukan tatapan seorang kakak pada adik perempuannya seperti yang selama ini ia tunjukkan padaku.

Tasuku…dulu aku pernah mendapatkan tatapan yang sama dari Tasuku…
sorot mata yang sakit karena cinta yang menyesakkan…
yang meluap dan perlu pelampiasan…

Astaga!
mustahil,pikirku.
tidak mungkin kakak…

Aku merasa bodoh sekali berpikir demikian, kakak adalah kakak Tasuku,kakakku juga, kami adalah keluarga.
jadi' mustahil ia punya perasaan tertentu, aku merasakan kasih sayang yang sangat besar,ya,pasti karena itu!

Kakak adalah kakak,selamanya akan tetap seperti itu,
kami adalah saudara,kami adalah keluarga,
bagiku.

Tapi bagaimana dengannya?!




*****************************
*****************************
 
Bls: cerbung: ~DESCENDANT OF THE DEATHMASTER~ by:DYNA

wuihh, semakin keren ceritanyaaaa!!
semangat!
lanjut penasaran!
tasuku dasar dudulllllllll!!! ka ari, kasian banget dia, perasaan yang gak tersampaikan, ohhhh, keren!

lanjut!!
 
Bls: cerbung: ~DESCENDANT OF THE DEATHMASTER~ by:DYNA

Ari.


____________________________________
____________________________

Apa yang kulakukan barusan?
walau sekejap,aku ingin bersamanya,lagi lagi…
tidak boleh terlalu sering berduaan dengannya,aku tak tahu kapan perasaan yang mengganggu ini menguar…
apalagi sejak aku menetapkan rasa cinta ini,sejak aku tidak lagi berusaha membantahnya,
tapi aku tidak akan menyatakan apa-apa,
sudah benar begini,
Daina percaya padaku,itu saja sudah bagus,dan aku sudah puas hanya dengan begini, aku tidak ingin menambah masalah lagi.

Tasuku…
ada sisi dihatiku yang menampakkan kecemburuan yang nyata setiap kali Daina berkata ‘mencintainya’…
apa yang kupikirkan?!
aku bukan orang serakah yang menginginkan apa yang tak kumiliki,
sedikitpun tak ada niat dihatiku merebut Daina…,tapi…
yang jelas,aku hanya harus melindunginya, hanya itu.

Persetan dengan perasaan bodoh ini,aku bisa menjadikan rasa cintaku pada Daina sebagai kekuatanku,
aku akan mengubahnya menjadi kekuatan bagiku.

Sebagian nuraniku bertanya tanya bagaimana jika Tasuku kembali?
tentu saja aku senang, aku senang mereka bahagia,
jika ada hal yang paling membahagiakanku,adalah melihat orang-orang yang kusayangi dan ingin kulindungi bahagia,hanya itu,
aku hanya ingin hidup berdampingan dengan Tasuku,hanya itu,
selamanya kami tetap saudara,selamanya kami tidak akan menjadi musuh,
tapi,jika Tasuku berubah,bagaimana?

Aku akan berusaha membawanya kembali,
demi Daina,dan demi hatiku,
jika disuruh memilih,antara Daina dan Tasuku,aku akan memilih keduanya,
dan apa yang kubuang?

Perasaanku,
kalau ada satu hal yang akan kusingkirkan,yang itulah yang akan kubuang.

demi adikku,kebanggaanku,
dan kebahagiaan wanita yang merupakan harta karunku yang paling berharga didunia ini,

Aku menyadari,
kalau posisiku sebagai kakak,
sebagai laki laki,
dan sebagai manusia diuji disini…



******************************
******************************
 
Bls: cerbung: ~DESCENDANT OF THE DEATHMASTER~ by:DYNA

Mikia.

____________________________________
___________________________


Domain of world,Washington dc, Amerika serikat,
Gedung perkantoran dan pusat perdagangan terbesar didunia.
_____________________________________
___________________________

“Lantai paling atas,ya?”
kakek menyentuh bahuku,menyentakkan ku dari keasyikanku melihat lihat.

“Ah,ya” jawabku sekena nya,"Kakek,ah! Mengganggu saja… padahal jarang jarang aku menjalani misi sepenting ini, aku juga ingin sedikit hiburan,kan!"

“Kita kesini bukan untuk pelesir,Mikia” kakek mengingatkan tanpa memandang padaku, padahal kalau saja kakek bisa melihat wajah cemberutku sekarang…
jadi jurus ‘Muka Bayi’ ku tidak berlaku lagi mulai sekarang.

Aku dan kakekku bermaksud mendatangi orang kaya bernama Robert Clarken itu.
kemegahan yang terlihat sejak pertama kali memasuku gedung ini sungguh meyakinkanku bahwa ia bukan orang kaya biasa,
dan karena hampir semua orang dikota ini bekerja di gedung besar tersebut,
kami tidak bisa diam saja menjalankan tugas tanpa mengevakuasi orang orang,kan?

Masalahnya, tidak semua orang setuju dievakuasi,
kabarnya si tua Clarken ini memberikan sanksi pemecatan bagi orang orang yang tidak bekerja bahkan untuk dua hari saja…

Benar benar keterlaluan!
aku menggertakkan gigi,
masa’ bisa memperlakukan manusia seperti barang...Payah!

Aku memang pernah dengar dia adalah diktaktor keji bagi para pegawainya,
perusahaan kimia miliknya berkembang pesat setahun belakangan,
dan dia menjadi pengusaha paling kaya yang menguasai sepertiga ekonomi dunia,

Berkat serum yang ia kembangkan,vaksin yang dapat mengobati infeksi hingga setengahnya, harga obat itu sangat mahal!
bahkan kami, Paladin pun hanya mendapat stok terbatas dari pemerintah di Negara seluruh dunia,

Selain Clarken,hanya kami yang bebas menggunakan vaksin itu untuk kepentingan misi,

Apa,sih! Orang bodoh dan kejam begitu, kok bisa meraih posisi sama kuatnya dengan Paladin?!

“Mikia” tegur kakek disebelahku,aku menoleh.
“Jangan katakan apa apa pada kapten mu,kita datang kemari”

“memangnya kenapa?” tanyaku, aku merasa tidak nyaman main rahasia-rahasia dengan Ari, tahu kan’ dia salah satu sahabatku,
tapi kalau diminta oleh kakek,berarti itu hal penting yang mendesak, walau demikian aku tetap saja harus tahu alasannya.

“Karena dendam” kata kakek,memupuskan rasa penasaranku, “Bukan hal yang bisa dimengerti olehmu, tapi ini penting baginya, Aryanov Gabriel bukan orang yang mudah memaafkan orang yang telah membuatnya kehilangan orang yang paling berarti baginya,”
aku pernah mendengar desas-desus nya, adiknya terinfeksi, dan sekarang ia menghilang entah kemana, itu semua gara gara orang bernama Robert clarken yang ingin mengusai penelitian adiknya,

Bisa saja aku membicarakannya pada Daina,tapi aku terlalu takut ada banyak dari pertanyaanku hanya akan membuat Daina bersedih, susah payah ia bangkit dan kembali tersenyum, masa aku tega menyakitinya dengan mengorek kejadian buruk yang pernah membuatnya terpuruk?

Aku mengangguk angguk,sambil menunggu elevator itu bergerak perlahan,aku mengajak kakekku bicara,

“Hei,kakek,” ujarku, “Kedatangan kita disini, untuk apa sebenarnya?”
kakekku mengelus janggutnya, berpikir sejenak,
mata tua yang bijak itu kelihatan memikirkan jawaban paling tepat yang sekiranya dapat kumengerti dengan mudah.

“Berunding” jawab beliau kaku. “Sebenarnya,Robert Clarken sangat yakin bahwa tempat ini adalah fasilitas Negara teraman selain markas Paladin kita di Rusia, tapi siapa yang tahu? Kita patut berhati hati dan memperingatkannya, bahkan jika bisa, membujuknya agar mau menuruti kita mengevakuasi seluruh warga kota,ini kota besar yang penduduknya tidak sedikit,"
"Domain of World sendiri adalah pusat pergerakan, transaksi bisnis, dan perdagangan terbesar, hampir semua pengusaha besar menanamkan modal dalam jumlah yang tidak sedikit disini”
“Tentu kau sudah tahu seperti apa kekuasaan C.Corp saat ini, sepertiga ekonomi dunia,kerajaan bisnis yang berkembang pesat hanya dalam waktu satu tahun,”

“Paham,deh,hidup semua orang bergantung padanya…” potongku,
kakek menghela nafas,terlihat amat lelah.

“Bagaimana ia memperbudak orang lain bukan urusan kita, yang harus kita lakukan adalah, menjaga keselamatan orang, memperkecil korban yang jatuh-karena korban adalah hal yang tidak bisa dihindarkan-dan memenangkan perang terhadap para undead, tentu saja, tapi dengan peraturan yang ia terapkan sekarang, aku ragu, mungkin akan ada lebih dari ratusan juta jiwa yang tidak dapat meninggalkan kota ini”

Aku menggertakkan gigi.
“kejam! Jadi kita memohon padanya?! Aku tidak sudi memohon pada orang yang telah menyakiti teman temanku sedemikian rupa!”

“Dengar,Mikia,bukan saatnya merajuk,ini demi kepentingan orang banyak, masalah salah satu anggota Paladin bukanlah beban semua anggota, kita bergerak demi keselamatan banyak orang”
kakek memberikan penekanan pada suaranya.
aku terdiam,

“Hilangkan perasaanmu, jangan biarkan dirimu dikuasai emosi, Paladin mendidik prajuritnya dengan pengendalian diri yang kuat, kau tidak akan bisa menolong penderitaan orang lain jika kau belum bisa mengendalikan
perasaanmu sendiri”

Yah,aku mengakui ucapan beliau benar...

Selanjutnya pintu kaca itu terbuka, kami telah sampai kelantai teratas gedung perkantoran termewah didunia ini,
harusnya aku tidak bicara apapun pada kakek.
jadi beginikah cara Ari mengatasi masalah? Dengan membunuh perasaannya setiap waktu?!

Ah, aku memang masih begitu hijau jika dibandingkan mereka semua,
terbayang olehku Solomon dan Messiah yang gugur dalam tugas, aku bertanya tanya dalam hati, apa mereka puas dengan kematian mereka?

Apa salah jika aku berpikir akan membalaskan kematian rekanku?
kejadian ini sama seperti soal kematian orang tua ku,
pun aku dan mereka sama sekali tidak bisa dibilang akrab, tapi perasaan ini…
perasaan bahwa aku tidak akan bisa melihat mereka lagi,
tidak bisa mendengar suara mereka lagi…

Paladin menganggap mati dalam tugas adalah hal yang biasa,
tapi aku tidak seperti itu.
suatu saat jika aku sedang sendirian,tidak ada siapapun yang melihat, aku ingin menangis diam-diam untuk mereka yang telah tiada.

“Anda sudah membuat janji,tuan?” Seorang yang memakai setelan kantoran rapih menyambut kami, ia juga membungkuk hormat padaku dan kakek.
sepertinya kakekku sudah membuat janji sebelumnya, benar juga, siapa yang akan menolak jika sang Jendral besar Paladin yang datang berkunjung.
kakek mengajakku karena ingin aku banyak belajar, hanya itu.

Tak lama kemudian, kami berdua dibawa kesebuah ruangan mewah,aku cukup terkesan pada penataan sofa nya yang sangat berkelas, ini kurahasiakan, tapi aku punya selera cukup baik dalam menilai perabot!

“Maaf sudah lama menunggu,Mr.Clarken akan segera tiba sebentar lagi” Suara lembut renyah membimbing mataku untuk melihat,

Ivanka Mendez! Aku pernah lihat dia dibeberapa majalah mode, dia seorang model terkenal pemenang kontes kecantikan dunia yang kabarnya menjadi sekretaris pribadi presiden direktur perusahaan C.Corp,
aslinya jauh lebih cantik!

Kadang aku takut sekali aku ‘Tidak Normal’ karena suka melihat gadis cantik, memikirkan rasa sukaku pada Ryo membuatku tenang,
tapi Ryo juga sama saja! Tidak pernah memperlakukanku seperti seorang gadis!

Laki laki paruh baya gemuk muncul, menyalami kakek, dari perangainya, aku langsung tahu bahwa inilah Robert Clarken

“Tidak bersama Gabriel, eh?” ia melontarkan kata kata seperti menyindir kakek.

“Masalah itu tidak ada hubungannya dengan kedatangan kami sekarang,” potong kakek cepat, kaku, seperti biasa.
wajah Robert Clarken mengerut.
Ivanka mendez berdiri dibelakang tempat sang milyuner duduk,memperhatikan.

“Ada kepentingan apa…sampai sang pemimpin organisasi elit Paladin bertandang ke gubukku ini…? Pasti bukan soal yang yang sepele,kan?”
dalam hati,aku berkata kalau aku sama sekali tidak sependapat bahwa gedung megah ini adalah 'gubuk'?
kakek segera menjelaskan duduk persoalannya.
Robert Clarken mendengarkan, ekspresi bosan terpampang jelas diwajahnya.

“Kami minta kerja sama anda untuk mengosongkan kota ini secepatnya,atau memindahkan aktivitas pekerja ke tempat lain sementara waktu” ujar kakek.
tampaknya hanya kalimat terakhir yang disimak oleh Robert Clarken, ia menggut mangguk sebentar dan memasang tampang berpikir,

“Sementara itu berapa lama, monsieur?”
“Batas waktu yang tidak ditentukan” jawab kakek, “Kita harus tunggu keadaan menjadi aman dan mendingin terlebih dahulu”

Betapa kagetnya kakek melihat presiden direktur C.Corp itu terbahak bahak.
“Apa anda tidak waras, tuan? Berapa kerugian yang akan ditanggung perusahaan saya bila melakukan itu, ratusan juta dalam dua hari saja, dan berapa banyak uang yang terbuang jika saya melakukan itu untuk batas waktu yang tidak dapat ditentukan?!”

“Apakah anda tidak pernah memikirkan banyaknya korban yang mungkin akan jatuh?”Tanya kakek.

“Gedung ini sendiri adalah tempat teraman didunia, Negara ini juga, adalah Negara adidaya kuat yang memiliki pengaruh,dan sistem keamanan yang terbaik-kecuali mungkin markas Paladin di rusia-lantas, apa yang harus ditakutkan?” ujarnya mengibaskan tangan.

“Dua orang Guardian tewas”
aku tertegun menatap kakek yang benar benar berusaha menyembunyikan kegalauan hatinya, matanya yang menyiratkan kebijakan itu menatap Robert Clarken tajam.

“Ini hasil dari meremehkan mereka” lanjutnya.
tapi Robert Clarken terlihat tidak terpengaruh

“Wah-wah,kalau mereka sampai gagal,tentu itu menujukkan ketidak mampuan Paladin,tuan Boraknitchov”
aku berdiri gusar, akan kuhajar orang ini!

“Mikia!” gertak kakek padaku, tegas dan kasar.
gerakanku terhenti seketika.
kakek berdiri dan memberi tanda padaku untuk mengikutinya.

“Pikirkanlah lagi soal permintaan kami” kata kakek seraya keluar dari ruangan itu,
”Kau salah besar mengira musuh yang kau ingin hancurkan bisa hancur dengan mudah,karena 'dia' yang namanya tidak pernah disebutkan lagi dan sejarahnya yang menghilang akan datang dengan kekuatan iblis yang tak pernah kau bayangkan sebelumnya dan mengambil semuanya, apa saja yang pernah kau rampas darinya” lanjutnya tanpa menoleh.

Aku bingung apa maksud kata kata kakek barusan?
tapi Robert Clarken menjadi pucat pasi dalam sekejap saat aku menatap ruang tamu pribadi itu untuk terakhir kalinya.

“Kakek! Tunggu!” susah payah aku mengikuti langkah kakek, kenapa kalau berjalan biasa aku mudah tersandung,sih?
Grabak-grubuk begini…,Tidak bisa jadi anak manis seperti Daina, pantas saja Ryo tidak pernah melihatku sebagai anak perempuan…

“Maafkan Mikia,kek” ujarku menyesal “Dia secara tidak langsung bilang Paladin payah,kan! Padahal kita manusia biasa, bukan manusia sempurna yang serba bisa,kan!” protesku.

Kakek mengusap rambutku sambil jalan.
“Mikia, kalau kau merasa marah itu wajar, kau adalah salah satu dari Guardian yang bekerja untuk Paladin,betapa sulitnya tugas itu,kau yang paling tahu,jadi kau berhak untuk marah” kata kakek tetap tenang.
mirip Ari! Membosankan! Ari kalau tua pasti jadi begini juga…
kakek-kakek cool, aku jadi ingin tertawa.

“Tapi bukan berarti kau tidak harus menjaga kelakuan dan sopan santunmu pada orang lain”

“Bukankah kakek yang mengajarkan untuk tetap pada prinsip selama yang kita lindungi itu kehormatan dan kita yakin kita benar?”

“Sudut pandang tiap orang berbeda,Mikia, bahkan terkadang ada dua pihak yang sama sama merasa dirinya benar, dan karena pemikiran semacam itulah, kita jadi mengenal istilah ‘perang’ selama ini”
aku jadi merasa malu dinasehati begitu oleh kakek.
dalam hati aku berjanji akan lebih memperbaiki diri lagi.

“Kakek, tadi…waktu kakek bilang ‘dia yang namanya tidak pernah disebutkan lagi akan datang’, itu apa maksudnya? Siapa yang kakek bicarakan?!”
aku begitu penasaran.
kakek kelihatan berpikir sejenak.

“Apa yang kupikirkan pasti tidak jauh berbeda dengan apa yang dipikirkan Aryanov Gabriel” katanya tanpa bersedia menjelaskan lebih jauh padaku.
aku tidak berani bertanya lebih jauh,
karena membaca gelagat 'Orang tidak akan suka urusannya dicampuri orang lain yang tidak ada hubungannya'.


Dan kami juga sama sekali tidak membicarakan masalah tersebut hingga kami meninggalkan Washington D.C hari berikutnya,
dalam perjalanan kembali ke markas.



*****************************************
*****************************************
 
Bls: cerbung: ~DESCENDANT OF THE DEATHMASTER~ by:DYNA

Stast.

_________________________________________
__________________________________


Centralia,tempat persembunyian sekaligus kediaman Stast the origin,


_________________________________________
__________________________________



Sulit bagiku mengalihkan pendengaranku dari suara piano yang mengalun merdu itu,
ia memainkannya membelakangi kami,
tak seorangpun berani mengusiknya ketika ia sedang asyik begini.

Dan kini ia telah selesai memainkan partitur terakhir dengan sempurna. Aku menikmati setiap dentingan yang dihasilkan oleh permainan terbaik yang pernah kudengarkan selama ini,

“Menakjubkan,…,indah sekali” aku memuji bersungguh sungguh,

“Chopin” katanya berbisik,tanpa melihat padaku “Musik klasik adalah yang terbaik,menurutku”
aku setuju dengan pendapatnya.

“Stast…” Rajaku bangkit menampakkan wajahnya, “Sudah kau lakukan apa yang kusuruh?” ia bertanya, rambut emas itu berkilauan tertimpa cahaya bulan.

“Sudah kulakukan semuanya,sesuai perintahmu” jawabku.
ia berputar anggun,sekarang kami bertatap muka,
sorot matanya adalah perwujudan nyata dari kesedihan dan penderitaan.

“Rencana apa?” Luciferina menyela, “Aku tidak diberitahu apa apa,Stast”

“Bukan apa apa, lagipula mengikutkan kau tidak akan merubah apa yang akan terjadi, yang akan terjadi tetap saja terjadi.” Jawabku.

“Aku punya rencana lain untukmu,Ferina” kata sang raja.
“Kau carilah manusia,dan gunakan ini” ia menyerahkan tabung kaca yang terbuat dari berlian,

“Apa itu?” tanyaku, aku menyukai barang barang indah, sudah tentu aku terpukau oleh warna warni menarik yang berpendaran didalam sana.

“Virus model baru” kata sang raja. “Aku membuatnya untuk mempermudah rencana kita”
bola mata Luciferina berkilat jahat.

“Maukah kau…menjelaskan pada kami, apa kelebihannya?”
sang raja tersenyum dingin.

“Virus ini sudah dikembangkan, jauh lebih ganas daripada virus terdahulu.siapa saja yang terinfeksi virus model baru itu,dia hanya butuh waktu tidak lebih dari satu jam untuk mengakhiri proses mutasi”

“Dengan kata lain, mempercepat proses mutasi sepuluh kali lebih cepat dari mutasi normal” ujarku.

“Luar biasa…” Luciferina memandangi isi tabung itu dengan takjub.
tapi sejurus kemudian ia masih menampakkan wajah seakan tidak mengerti,

“Apa yang akan kita lakukan pada manusia yang kau suruh kumpulkan?!” katanya.

“Bekerja sama” jawab raja kami tenang. “banyak juga didunia ini orang orang yang menyenangi kekacauan yang terjadi,kalian tahu kenapa? Karena apapun yang mereka lakukan,akan selalu luput dari perhatian publik,bahkan meski terjadi kesalahan sekalipun,mereka telah memiliki kambing hitam yang amat berharga,kaum undead”

“Jika kita bisa manfaatkan dengan baik, kita bisa menyelundupkan virus itu dengan aman,kita manfaatkan kelemahan itu,dan mengirimkan virus ini,” ia memutuskan kata katanya sejenak,“Serang dari dalam…”

Aku tidak dapat menyembunyikan keherananku,
ide yang gila,berani dan tidak masuk akal.

“Bagaimana dengan Paladin? Apa kau telah menghitung kemungkinan mereka menyadari rencana ini?” kelihatannya masih perlu sedikit waktu bagiku untuk berpikir.

Raja kami menatapku tanpa ada seulas senyuman pun dibibirnya.
ia menyentuhkan jarinya pada tuts piano, yang berdenting dalam tekanan lembut.

“Tidak ada yang tahu, siapa yang berada dibalik semua ini, mereka masih mengira ini ulahmu,Stast,meski mereka mungkin sedikit bingung karena ini hal yang tak pernah terjadi sebelumnya,mereka tidak akan mencampur adukkan antara fakta dan firasat yang belum pasti."
"Dan pasti akan bersorak gembira, menyangka kau akan datang sendiri ketangan mereka, dan mempersiapkan panen menangkapmu” Ia mengerjapkan matanya.

“Balas dendamku baru saja dimulai” katanya mendesah."Aku akan bertemu lagi dengannya disana,dan setelah itu kita akan melihat siapa diantara kami yang akan bertahan hidup sampai akhir…!”

Ia telah belajar lebih banyak dari apa yang bisa kuajarkan padanya,
hingga rasanya tak ada lagi yang bisa ku ajarkan,
justru ia sendiri lah yang berkembang pesat,
satu hal,
ia bukan lagi laki-laki yang idealis akan baik dan buruk,ia yang sekarang,telah terlahir kembali,
tidak ada seorangpun yang dapat menghentikan ia yang sekarang,
bahkan Aryanov Gabriel sekalipun,
benar,tidak seorangpun...



Dendam,ya.
Kata yang menakutkan.




******************************
******************************
 
Bls: cerbung: ~DESCENDANT OF THE DEATHMASTER~ by:DYNA

@misaaaa,, terima kasih,,, berusaha,aaaaahh...,(benar! kalau saya jadi kak ari,pasti sudah saya terkam,tuh! Mwahahahahahaaa) @kaz! Kenapa??kenapa?? 'kurang seksi' kah line nyaaa? (justru 'terlalu seksiii...',tahuuu! Bahayaaaa!! Bahayaaaaaa!!!) @mia,,,selamat datang,nonaaaa, dai mohon repiw nyaaaaa~ hiks...guys...akhir akhir ini dai sakiiittt... Huaaaaa....
 
Last edited:
Bls: cerbung: ~DESCENDANT OF THE DEATHMASTER~ by:DYNA

Ari.

Tiga minggu kemudian.


Washington D.C-district of Columbia-dulunya adalah ibukota Amerika serikat,
bertahun tahun lalu,jauh sebelum invasi terjadi,
dan merupakan wilayah federal yang berada di bawah pemerintahan dan perlindungan Amerika secara langsung.
sekarang kota ini memiliki populasi penduduk lebih dari 600.000 jiwa yang berlindung dibawah pengamanan ketat serta teknologi persenjataan canggih sebagai sarana untuk mempertahankan diri.

Pusat pemerintahan berada di distrik Columbia-juga tempat dimana gedung Domain Of World berada-namun distrik tersebut juga memiliki kota kota lain dengan jumlah penduduk tidak kalah padatnya. Seperti Georgetown atau Alexandria,

Banyaknya invasi mendadak yang telah terjadi makin mengisyaratkan kebutuhan yang tinggi terhadap tempat tinggal yang aman.

Kota ini telah kosong separuhnya,sekarang.
sudut jalanan tampak lengang,meski tetap tampak para pejalan kaki berlalu lalang yang dapat dihitung secara kasar,
aku berdiri memandangi bangunan putih ber arsitektur klasik didepanku,
Museum Holocaust.

Bangunan penting bersejarah yang dipertahankan keasliannya sampai sekarang.
pasukan Paladin yang kupimpin berkumpul tak jauh dari sini,
aku sengaja menyendiri karena berbagai pikiran dan kekhawatiran tentang Tasuku sangat menggangguku.
Mikia berada disamping Daina hampir setiap saat,bahkan aku yang tidak terlalu mengerti perasaan perempuan merasa sedikit terharu melihat mereka saling bantu sampai seperti ini,
Daina pergi bersama Mikia lebih dulu,Mikia lah yang mengantar gadis itu diam-diam dan tanpa sepengetahuan kakeknya,lalu menyembunyikannya.
Daina bersedia tidur di mobil,atau dimana saja-karena dia bukan tipe yang rewel-tapi sebenarnya aku tahu bahkan empat hari sejak tiba disinipun adik iparku hampir tidak tidur sama sekali.

“Kakak sedang apa?”
kepala Daina muncul begitu saja disampingku,
aku terkesiap,

“Kenapa bisa sampai kesini? Mana Mikia?” semprotku,Daina ceroboh sekali, aku benar benar harus memasangkan rantai dilehernya kalau begini terus…
Daina tertawa.

“Aku tersesat…” katanya polos, ia tidak dapat menyembunyikan rasa bersalahnya.
aku yang tadinya ingin marah malah jadi kasihan. “Aku diminta Mikia menunggu,dia bilang mau membelikanku es krim untuk kami berdua,tapi…aku begitu tertarik melihat hal-hal disekitarku,tanpa sadar jadi mengikuti apa saja yang buatku menarik,dan aku lupa jalan kembali…”
Ia menggaruk garuk kepala tidak gatal.
aku mengeluh.

“Untung saja kau bertemu denganku disini…”ujarku lega.

“Aku tahu kakak menghabiskan waktu tiap hari disini,” tukas Daina cepat.
aku mengerutkan alis tidak mengerti.

“Aku sering lihat kakak kesini,” ia mengulang.”Mikia juga sering mengajakku kesini,tapi aku tidak ingin menyapamu,karena takut kau terganggu,kak,dan hanya ini tempat yang kutahu,makanya aku kesini.” Daina tersenyum usil.
aku tahu dia tidak bisa dekat dekat kamp. Prajurit Paladin.
makanya setiap hari Mikia membawanya keluyuran kemana mana,sejauh ini tugas kami hanya bersiaga dan memperketat penjagan,selama belum terjadi apa apa,
selama itulah Mikia bisa bersantai.

Angin tiba-tiba bertiup kencang,rambut Daina yang panjang berkibaran,ia mendekap kepalanya sendiri untuk menghentikan pengaruh angin yang menerpa,tampak kesulitan,
matanya yang berwarna cokelat tanah itu membiaskan aura harapan dan keyakinan yang dalam,
Lagi-lagi aku terpesona,cantiknya…

“Pergilah…berbahaya diluar,” ujarku pada Daina ”Aku akan mengantarmu.”
baru saja aku akan membimbing Daina dari taman Museum itu, ponselku berbunyi.

“Ar! Daina bersamamu?” terdengar suara panik Mikia.

“Ya,” jawabku “Ada ap…”

“Syukurlah…sudah kuduga…” ia menyela “Ar! Bawa Daina jauh jauh!” teriaknya. Pada saat bersamaan aku melihat asap tebal dari langit.
perasaanku tidak enak.

“Merunduk!” seruku menyambar tubuh mungil Daina.
Coat berbahan anti api yang kupakai dapat melindungi gadis itu dari semburan api yang datang dari langit,
tapi keterkejutanku tidak terhenti sampai disitu,
Chimera! Kenapa bisa?!

Aku tertegun,bukankah ada sensor udara…bukankah semua protektor terpasang sempurna…dan invasi dari udara akan segera mendapat respon dari angkatan bersenjata.

Mengapa…tidak terlihat perlawanan apapun di langit…?
ponselku hancur berkeping keping karena terbanting barusan,dasar sial,aku jadi tidak bisa bertanya lebih banyak mengenai situasinya pada Mikia…
Daina merunduk gemetar dipelukanku.

“Jangan sampai kau terpisah dariku…” aku berbisik ditelinganya “kita kembali ke kamp secepatnya…”
aku menarik tangan Daina, kami berlari menuju mobilku,sebentar lagi pasti akan ada banyak Undead yang datang…
Daina masuk kedalam mobil,dan menutup pintunya rapat.

“Rasanya aku merasakan keberadaan Tasuku…” lirihnya.
“Jangan main main…!” desakku seraya menstarter mobil, “Mana ada!”
harus kuakui aku takut dengan ketajaman naluri Daina…
aku melihat Daina sama pucatnya denganku sekarang, aku sangat menyesal memarahinya.
aku berusaha untuk tetap tenang,
aku sudah menduga kalau tantangan ini bukan hanya gertak sambal.
dalam hati aku menyesali kekeliruanku mengikut sertakan Daina dalam rencana gila macam ini,hanya agar dia tidak terlalu sedih memikirkan Tasuku…
brengsek,aku sudah terlalu percaya diri,rupanya,

Dan sekarang yang perlu kulakukan adalah,
mengeluarkan Daina dengan selamat,sesegera mungkin.
tanggung jawabku,karena telah melibatkannya pada situasi menyebalkan ini!



*************************
*************************
 
Last edited:
Bls: cerbung: ~DESCENDANT OF THE DEATHMASTER~ by:DYNA

hmm, daina udah 35 halaman nih. boleh kasih komentar?
 
Bls: cerbung: ~DESCENDANT OF THE DEATHMASTER~ by:DYNA

Ryo.



Domain Of World.
_________________________________
____________________

Aku hanya mendengar laporan ada yang tidak beres pada gedung utama,Domain Of World,dan segera memeriksa kemari,
gedung setinggi 800 meter ini adalah yang tertinggi diseluruh dunia,
pusat pengendali teknologi dikota ini,
dan tentu saja, semua sistem pengaman diatur mulai dari sini,

“Aku sudah terjebak,dasar gila” umpatku kesal.

“Jangan menggerutu begitu,wakil kapten” Yudas menimpali dengan santai.

Ada lebih dari 50 zombie yang baru lahir-terlihat dari kondisi tubuh mereka yang belum membusuk-keluar dari semua pintu dilorong tempat kami berada.
mengendus bau darah kami.
kami terkurung disini…!
“Zombie…dari dalam…jadi begitu cara mereka” kata Yudas,”Jika kita membuka jalan keluar,kita akan selamat,tapi mereka juga pasti akan berhamburan keluar”

“Aku tidak mau mati sebagai undead” gerutuku kesal.
Yudas tersenyum.

“Kau hadapi mereka,aku akan membuka kunci digital ini.” katanya lagi.
aku tidak setuju.

“Enak saja! Siapa yang paling ahli mengoprasikan komputer? Aku,kan!”
Yudas menunjuk pada kerumunan zombie itu.mataku mengikuti arah tangannya

“Tipe-mu,tuh! Banyak,kan?” sambungnya pada segerombolan mayat hidup perempuan yang mengenakan seragam karyawati kantoran.
belum busuk,dan masih terlihat segar.
hmmm…

“Biar aku yang bertarung!” putusku cepat.
Yudas menertawakan reaksiku barusan,
ia menoleh pada ruang operasional di sebelah kami yang kosong,saat aku dan Yudas tiba disini,gedung telah kosong melompong,dan kami terkunci disini,ketika akan memeriksa ruang operasional,

Tiba tiba datang gerombolan ‘Pesta besar besaran’ ini tanpa diundang.
ia kembali memasuki ruang operasional itu dan menutup rapat pintunya.
aku menyerang kerumunan bodoh itu, mata mereka sudah putih semua,virus macam apa yang menimbulkan dampak semacam ini?
padahal semalam masih tidak ada yang perlu dikhawatirkan…!

Aku tidak bisa menggunakan bowgun saat dikerubuti begini, aku mencabut belatiku,menggenggamnya ditangan kiri, dan menyiapkan pistol laser ditangan kanan.
yang mana?

Peduli amat,Dua duanya saja,lah!

Aku mulai menembaki mayat yang berdiri dekat denganku,
roboh,aku merasa tidak bisa bisa berkonsentrasi,karyawati itu begitu cantik,kenapa harus jadi zombie,sih?
andai aku bertemu dengannya lebih awal aku pasti tanya nomer teleponnya. Haha…

Aku terus menembak dan merobek musuhku,aku hanya harus bertahan selama mungkin,memberikan Yudas waktu memecahkan kode Password yang bisa membawa kami keluar dari tempat terkutuk ini!

Ups! Salah satu mayat hidup itu mencoba menggigit lenganku.
“Tak semudah itu,sayang” aku menarik pelatuk pistolku,dan sinar laser panas melelehkan kepala si zombie seperti agar agar krim (aku tidak akan pernah makan agar agar krim lagi seumur hidupku)

“Yudas! Sudah belum?” teriakku mulai bosan,mudah sekali menghabisi mayat-mayat ini, tapi aku hanya manusia biasa yang tidak punya energi yang tak terbatas.
yudas keluar dari ruangan operasional itu.

“Selesai” katanya menarik pedang bulan sabitnya dari punggung.Detik berikutnya ia ikut melakukan pemusnahan seperti yang kulakukan,

“Semua lift terbuka,sekarang,kita hanya harus melewati anak-anak nakal ini”
aku mengeluh marah.
selalu saja,ujung ujungnya tidak enak,
zombie memang lamban,tapi selalu merepotkan…

“Lift nya ada diujung sana” sahutku sambil menghalangi satu dua mayat hidup yang bermaksud mengorek otakku. “Kita bisa lari sama sama.”

Kami bergerak maju bersamaan,sambil berlari menerobos kawanan mayat hidup, untunglah koridor ini bukan lorong sempit seperti yang aku dan Ari lewati di Irak dulu,
saat kami mencari sampel darah Stast, bayangkan seandainya mayat hidup itu berjejal sesak dilorong sempit dan kami harus melewati mereka semua berdesak desakan…
Whew,aku mual membayangkannya.

“Aku melihat kamera pengintai yang terpasang diseluruh sudut kota didalam ruang operasional tadi” kata Yudas saat kami terburu buru memasuki lift,
mereka mengejar!
seekor zombie nyaris lolos dan masuk dalam lift,
tepat pada saat saat lift menutup dan kepalanya terjepit disana,mempersulit kepergian kami,
aku menggunakan belatiku untuk memenggalnya,ugh,kerasnya,jasad baru yang belum membusuk…

“Lalu?”

“Kacau…” Yudas meneruskan, “Semuanya kacau,sistem keamanan mati total saat gedung ini terinvasi dari dalam,dan diluar sudah dipenuhi undead…”
aku tercengang, jadi walaupun kami keluar dari sini dan mungkin akan ada ratusan undead yang keluar bersama kami,tidak apa apa,dong?
sebelumnya aku cemas membayangkan bakal dimutilasi oleh Ari.

“Aku telah menghidupkan semua sistem yang mati dan kacau beberapa saat tadi,walaupun mungkin tidak akan banyak membantu,ada banyak sekali undead yang berhasil masuk…” katanya lagi, pikiranku menerawang,

Ini bukan Stast…” desisku,Stast tidak pernah seberani ini…
tapi kalau bukan dia?

“Tidak usah berpikir macam macam.” tukas Yudas “Walau tidak begitupun,kita tetap harus keluar dari sini.”
pintu lift terbuka.

“Kita,terutama kau,punya tugas penting yang harus dilakukan diluar sana”
aku tersenyum mendengarnya.
kadang aku tidak suka Yudas karena dia terlalu kaku,dulu aku segan mendekatinya, tapi kami berteman baik sekarang.

Kami telah mencapai aula raksasa menuju pintu keluar, saat terlihat sosok yang berlari mengejar kami.
“Tunggu! Jangan tinggalkan kami!”
ia seorang wanita yang sangat cantik,bahunya terluka parah bekas gigitan undead.
di belakangnya, ada sosok yang tak asing lagi,pria gendut dengan setelan jas mahal.

“Robert Clarken” aku keceplosan.

“Undead dimana mana!” ujarnya menarik lenganku, “Aku harus keluar dari sini!”
aku merasa jengah,tapi Yudas memutuskan lebih cepat dariku.

“ikutlah dengan kami, kami akan melarikan kalian ke tempat yang aman” ia menatapku,
yah,sebenarnya aku tidak ada urusan apa apa dengan Clarken, Paladin juga melarang kami melibatkan diri pada urusan orang lain,

“Oke,terserah,tapi kalau merepotkan,aku akan tinggalkan kalian disini” jawabku sekenanya.
kami tidak punya banyak waktu berpikir karena ada banyak rombongan mayat hidup mengejar kami.

Wanita cantik disamping Clarken menjerit.
hah! Aku menolong musuh bebuyutan Ari,entah apa yang akan dikatakannya padaku nanti. tapi kebaikan hati Yudas lumayan menggerakkanku,
dan mengingatkanku,bahwa misi adalah segalanya.
kami berlari secepat mungkin sebelum gerombolan merepotkan itu membuat kami terjepit ditengah tengah aula besar.
aku begitu ingin keluar secepatnya,tapi begitu kami menginjakkan kaki diluar gedung,serangan beruntun mengacaukan segalanya.
Chimera…dan ghoul…
semuanya menyemburkan nafas api,apa apaan ini? Makhluk kreasi Stast the origin yang terbaru?!

Belum habis keterkejutanku, aku mengerjapkan mata,tak percaya apa yang terjadi.
Seluruh kota…hampir seluruh kota,yang tadinya salah satu kota termodern,dan termegah didunia…
Sekarang menjadi lautan api.
Aku menatap kebakaran hebat itu dengan mata tak berkedip,

“Yudas…” panggilku “Adakah satu jam sejak kita terkurung tadi?” tanyaku.
Yudas memeriksa arloji antik nya,

“Satu jam,lebih tepatnya,lima puluh tujuh menit sejak kita terkurung didalam”
aku memandang takjub, undead sehebat apa yang dapat merancang penghancuran sebuah Negara hanya dalam waktu satu jam!

Gila! Aku tak’ dapat membayangkan seperti apa pemilik otak secanggih itu, dugaanku semakin kuat,bukan Stast…

“Dia datang padaku…” Clarken tertawa terbahak bahak,aku berbalik kearahnya, apa lagi yang ingin dikatakan orang gila ini?!
baik aku ataupun Yudas menatap heran,apa sih mau nya orang itu?!

“Kerja kerasku…kerajaan bisnis yang kubangun…dengan mempertaruhkan seluruh kekayaanku…!” ia tertawa makin keras. “Apa kau puas sekarang! Kau puas sekarang,hah! Kau tertawa disana…!” teriaknya makin histeris.

Ia menarik pistol didalam jas-nya,kami tidak sempat menghentikan,saat senjata itu meletus kesana kemari, termasuk menembus kepala perempuan di sebelahnya!
perempuan itu roboh seketika dengan kepala berlubang

“Sakit jiwa!” bentakku, “Apa yang kau lakukan?!”

“Jatuhkan senjatamu!”

Robert Clarken tidak menghiraukan peringatanku,dan menembak membabi buta ke udara kosong, aku dan Yudas menjauh,
sial sekali jika harus terkena peluru nyasar disaat seperti ini.

“Aku telah kehilangan segalanya…kau puas?!” Clarken terus berteriak teriak, “Keluar,kau! Maju ke hadapanku! Aku ingin lihat kau jadi apa! Kau sudah puas?! ”

“Belum…”

Kami menoleh pada asal suara itu, suara yang berdenting merdu seperti biola.
aku mengenali sosoknya yang berdiri diatas reruntuhan gedung pencakar langit.
Pirang,ia sama tampannya dengan orang yang pesta pernikahannya kuhadiri dahulu,tentu saja,dan ia masih tetap tampan,bahkan lebih tampan dari yang bisa dibayangkan seorang pemilik imajinasi yang paling baik sekalipun,

Namun ia juga berbeda,ia pucat,
pucat keperakan seperti bulan…

“Yudas! Tunggu!” aku menghentikan Yudas yang sudah bersiaga dengan pedang kembarnya.
aku mengenalnya…sangat mengenalnya,


Dia adik kandung Ari.


****************************
****************************
 
Bls: cerbung: ~DESCENDANT OF THE DEATHMASTER~ by:DYNA

@kk bjhe
boleeeehhh,,,,,,haaaaaaa,,,,
^0^

suatu kehormatan,kk,,,,,
repiw!! repiiwww!!! *loncat loncat kesenangan*

@all
sebenarnya beberapa hari yang lalu,sewaktu daina dan laki-laki yang daina cintai lagi berusaha membuka kaleng ikan sarden,
jari 'dia' teriris, >_<
darahnya BANYAAAAAAAAAAAAAKKK!!!!!
daina,,,,,,,HUUUEEEKKKK!!!!

mual,,,,,kepala berputar putar,,,,,semuanya berputar putar,,,,,
WAKTU MAU MAKAN,,,,nggak bisa makaaaannn!!
aroma dan bayangan darah itu nggak bisa hilaaaaaaaaaaaaanggg!!!
(akhirnya hanya makan roti tawar)
(anehnya,'dia' yang terluka dan berdarah darah malah cengar cengir,,,,^^; )

lalu daina kembali membaca 'Descendant',,,,,,
dan daina mikir:
"kok bisa,ya??? nulis cerita roman 'berdarah' macam ini????"
>_<

yahh,,,,,it's true,,,
penulis yang bodoh ini ternyata phobia darah,,,,,
(adikku bilang ini karma,karena daina banyak memuat adegan sadism dalam novel daina,,,,)
 
Last edited:
Bls: cerbung: ~DESCENDANT OF THE DEATHMASTER~ by:DYNA

Ari.


_______________________________________
______________________________


Aku menghentikan mobilku ditengah jalan, hanya sekedar untuk melihat siapa yang berkelahi dengan para zombie di emperan toko,

“Mikia!” aku memanggil namanya,
ia tampak terkejut,berlari menyongsongku,ia segera masuk ke mobil,duduk di belakang bersama Daina.

“Apa yang terjadi?” tanyaku.

“Aku tidak tahu,tiba tiba saja,ada serangan udara,dan aku masih menganalisa suasana saat undead berdatangan banyak sekali, aku sudah menghubungi kamp, Vladimir dan Evangelina ada dipusat kota,distrik columbia, memimpin dua ribu pionir Paladin digaris depan, kakekku bersama Syeikh Ibrahim sedang memimpin empat ribu sisanya di perbatasan kota,
diperkirakan akan ada ribuan mayat hidup yang menginvasi dari arah sana…,” ia mengepalkan tangan “Ryo dan Yudas… ada di Domain Of World,mengecek apakah ada yang tidak beres disana,hingga sistem keamanan yang susah payah dipasang jadi kacau begini”

Aku paham semuanya.
tanpa menjawab lagi,aku segera mengarahkan mobilku ke pusat kota washington, dimana Vlad dan Evangelina berada.
perbatasan diawasi oleh boraknitchov dan wakilnya,itu juga sudah cukup.
pusat kota,tujuanku sekarang.

Aku bertanya Tanya bagaimana keadaan Ryo,tapi mendengarnya ada bersama Yudas membuatku sedikit lega.
Ryo suka tidak serius dan menggampangkan masalah,
tapi Yudas lain,dia cerdas dan penuh perhitungan,aku mengandalkannya saat ini, mendampingi partnerku yang kekuatannya sebanding dengan mulutnya yang besar.

Mobilku membelok kearah distrik Columbia,kota luluh lantak dipenuhi undead.
Aku melihat makhluk makhluk buas itu saling berkejaran korbannya,
baku tembak prajurit paladin sekelas Warrior pun tak terelakkan,
tapi para Warrior Paladin yang tersebar di seluruh kota sudah lebih dari cukup untuk menyelamatkan,mengumpulkan dan membawa para korban selamat ke tempat yang paling aman.

Aku tiba di distrik Columbia tidak tepat pada waktunya.
saat Evangelina menarik benang kaca yang tertaut di tubuhnya,
yang membuatku tercengang,
ia terhuyung jatuh, sekujur tubuhnya terluka.

“Eva!” seru Mikia menghampirinya,aku mengikuti dari belakang.

“Vlad…” ia menyebut nama rekannya “Vlad mati...!” untuk pertama kalinya,

aku memandang ke sekitar, sesosok tubuh yang kukenali sebagai Vladimir Romanesque,aku tidak dapat menahan getaran ditubuhku.

Kuboyong jasad rekan yang kukenal seperti seorang paman itu kesamping Eva, perasaanku bercampur aduk.

“Aku…menyelesaikan pertarunganku…aku menang…” kata Eva lemah. “Tapi,musuh yang dihadapi Vlad dan musuh yang kuhadapi berbeda…aku sendirian…dia…sang pangeran berdarah…menuju Domain Of World…” Eva berusaha keras untuk bicara.

“Jawab aku,Eva! Stast the origin yang melakukan ini?!” teriakku,

“Ari!” bentak Mikia, Eva terdiam

“Bukan…” sahutnya terputus putus “Musuh yang dihadapi Vlad…”
tubuhku mendingin seketika.

“Pemuda…bagaikan bulan purnama…yang memiliki mata yang sama denganmu…”
Daina yang menunduk disamping Mikia berdiri tegak mendengarnya.

“Tasuku…” Katanya gamang “Itu pasti Tasuku! Aku…aku harus bertemu dengannya,kak!” ia menceracau seperti orang gila

“Dia ada disini! Itu pasti dia!”
Daina berlari menuju Domain Of World,jaraknya memang cukup dekat hingga bisa ditempuh dengan berlari,tapi aku tidak ingin membiarkan ia pergi kesana.

“Daina! Tsk!” aku hendak bergerak mengejarnya,tapi tanganku ditangkap oleh Evangelina.

“Dia pria yang telah mengacaukan formasi pasukanku dan Vlad, dia memiliki kemampuan hebat yang membuatnya tidak bisa dibunuh” ia melanjutkan.
“Aku…aku akan mati…” bisiknya
“Tapi aku beruntung bisa melihat siapa yang kuhadapi,berhati hatilah Ar, bukan lawan yang bisa kau kalahkan dengan mudah…dia…berbeda”

“Ari…” kata Mikia yang berlutut disamping Evangelina.

“Mungkin ini sangat merepotkanmu,tapi,bisakah kau sampaikan pada Ryo? Katakan padanya,aku tidak ingin dia mati…”
selanjutnya Mikia berteriak memanggil pasukan bantuan,dan unit penyelamat,
aku mengangguk,dan mencatat peringatan yang diucapkan Evangelina dalam otakku sesaat sebelum pergi.

Jika benar Tasuku,bagaimana?
bagaimana?
aku tahu,do’aku tidak tersampaikan…



***************************************
***************************************
 
Last edited:
Bls: cerbung: ~DESCENDANT OF THE DEATHMASTER~ by:DYNA

irama cerita kamu, kok kesannya cepet ya. Seperti Dari 35 halaman ini Daina sering bermain dengan dialog. Dan terkadang monolog (yang tidak perlu) juga ditulis dengan kutip. hehe. Soalnya aku ngeliatnya cerita kamu seperti naskah film.

Nah monolog-monolog seperti bertanya sama diri sendiri, berbicara dengan lawan main tapi tidak dihiraukan, dll, bisaloh ditulis dengan kalimat.

Contoh:
“Daina! Tsk!” aku hendak bergerak mengejarnya,tapi tanganku ditangkap oleh Evangelina.

bisa digambarkan suasananya ketika dia berusaha beranjak tapi tak bisa gara2 Evangelina karena ucapan "Daina! Tsk!" gambarannya sulit nyampe bagi saya. Mungkin bisa digunakan kalimat seperti ini:

Daina masih belum hilang dari jarak pandangku, aku berusaha untuk keluar dari kendaraanku namun kekuatan besar telah menghentikanku. Begitu besar hingga aku merasa harus tunduk kepadanya. Evangelina telah menghentikanku.

pengembangan karakter tokoh juga sangat baik dikenalkan pada jalan cerita. Nah, untuk pengembangan karakter ini dibutuhkan penceritaan tentang bagaimana si karakter menyikapi dan merasakan.

sudut pandang yang kamu gunakan sudut pandang orang ke satu. Itu sangat keren buat eksplorasi pengembangan tokoh utama. sayang kalau karakter utama harus ditebak pembaca karena saking banyaknya dialog.
hehe, semoga berkenan Daina :D
 
Bls: cerbung: ~DESCENDANT OF THE DEATHMASTER~ by:DYNA

Mikia.



_____________________________________________
____________________________________

Aku memutuskan tetap tinggal disini,
banyak prajurit Paladin yang bertempur melawan Undead yang gugur disekitarku,
aku terus mengusahakan cara cara sebisaku,
kutekan dada rekanku untuk membuatnya bernafas,tapi percuma,luka dalamnya terlalu parah,

“Sia sia,Miki…”
Ia memegang tanganku,tahu waktunya akan tiba,
aku gelisah,baru kali ini aku berhadapan dengan situasi dimana aku akan kehilangan seseorang,didepan mataku sendiri,
salah satu Prajurit Paladin menembakkan pistol dan meledakkan ghoul yang terbang diatasku dan Eva.

“Nona Mikia!” seru mereka “Disini tidak aman! Mari kita cari tempat berlindung!”
aku mengisyaratkan padanya untuk membopong Evangelina menjauh.
Eva menepis tanganku,melakukan gerakan yang menunjukkan penolakan,
seakan ia lebih senang jika aku meninggalkannya disini,

“Kasihan Aryanov…” desah Eva, ia tampak lemah,

“Jangan bicara lagi!” ujarku mengingatkan.

Eva tersenyum sedih padaku, “Dia harus punya setidaknya tujuh nyawa untuk mengalahkan musuhnya saat ini…”

Dan ia menutup mata,untuk selama lamanya,
tanpa mengucapkan sepatahpun kata selamat tinggal,nafasnya terhenti,
Evangelina,salah satu Guardian terbaik yang dimiliki Paladin,telah gugur,
aku mendekap rekanku,aku telah kehilangannya!
Seberapa banyak lagi harus ada kehilangan?! Aku mengasihani mentalku sendiri,hatiku sakit tak terperikan,

secara reflek aku menatap cemas pada puncak gedung Domain Of World yang berdiri tegak dan terlihat kecil diudara,
Ryo ada disana…Daina juga…Yudas juga…,batinku,
teman temanku seperti menyabung nyawa dibawah puncak gedung tertinggi didunia itu…

Jangan kalah,Ari...



*****************************
*****************************
 
Last edited:
Bls: cerbung: ~DESCENDANT OF THE DEATHMASTER~ by:DYNA

@kk bjhe
alur-nya cepat??? hmmm,,,,
ya,iya,lahh,,,,khan rencananya cuman satu jilid,,,,fufufufufufufuuu~
(ketahuan,dehhh)
yang daina update sampai sekarang mungkin sekitar 150 halaman,,,,
(yang sudah membaca sejauh ini,congrats!!!!!!!)

huaaaaaaaaaaaa!!! iyaaa,yaaaa,,kk bjheeee~
kebanyakan dialog,,,,,ihihihihihihiii,,,,
yahh,,,terima kasih,sangad,,, untuk masukannyaaaaaa~
dai sambil belajar,untuk chapta selanjutnya mudah mudahan bisa lebih baik lagi,,,,
terima kasih banyak atas sarannya yang ok punyaaaa,,, dan jangan kapok,kk,,,ntar review lagiihhh,,,
dai kasih bintang dehh supaya semangad nge-repiww!!! ^0^


@all
ok,guys!!! this is update!!!
setelah ini daina akan habiskan saja chapta 11,biar kita bisa buka bab baruu,,,

WARNING:
mengandung unsur lebay tingkat tinggi!!!
*author ditabok fans Ari*

(halah!! lebayyy!!!)

ok,,,,NEXT!!!!!!!!!!!!!!!!
 
Back
Top