~DESCENDANT OF THE DEATHMASTER~ by:DYNA

bagaimana menurut kalian novel pertama Dyna (daina) ini?


  • Total voters
    35
Daina.


_____________________________________
___________________________



I…invisible mode…aktif…
aku mengaktifkan ‘mode tidak tampak’ pada pesawatku,Mikia pernah mengajariku sedikit sedikit tentang ‘mode tak tampak’ yang membuat radar pesawat kita tidak bisa dilacak pesawat lain,
semua pesawat Paladin dilengkapi radar yang membuat mereka menyadari keberadaan satu sama lain,selain mempermudah mereka membedakan kawan atau lawan.
Harus kuakui,benda ini hebat,aku bisa melacak keberadaan kak Ari dari radar ini,
Dan aku juga bisa menyembunyikan diriku dari kakak dan yang lainnya dengan ‘mode tak tampak’ ini…
Sungguh,aku sangat bodoh. Tapi aku tidak kehilangan semangat belajar.
Dari radar musuh juga terlihat berapa banyak undead yang terbang…
Aku menghindari tempat tempat berbahaya dan berjalan memutar.

Sudah tidak makan hampir sehari semalam, semangatku tidak juga turun,
Tadinya sudah hampir sampai di Kanada, tapi kak Ari memisahkan diri dari medan perang, diikuti tiga pesawat lain,
Dari informasi radar, Aku tahu siapa pemilik pesawat itu,Alexander Boraknitchov, kakak, dan kak Ryo.
Tidak ada alasan mereka pergi sambil tergesa gesa begitu,
Selain karena mengejar ‘dia’.
Aku dapat merasakan keberadaannya,
Aku ingin bertemu,
Rasa rindu membuncah didadaku.

Apa ini?
Pesawatku bergetar hebat, dadaku berdebar kencang saat aku melirik alat penunjuk bahan bakar.
“Jangan sekarang…!” desisku panik ketika melihat bahan bakar ku dalam keadaan kritis,
Aku menerbangkan lebih cepat, membelah angin.
Sedikit lagi…kumohon,sedikit lagi…
Kulihat sinyal di radar yang sudah tidak bergerak sama sekali selama hampir satu jam itu berkedip dengan cepat,pertanda mereka tidak pergi lebih jauh,
Dan mereka berhenti disuatu tempat, dengan sesuatu…
Pesawat bergetar semakin sering,
Aku berniat turun sekarang juga,tapi pesawatku malah menukik tajam kebawah,
Aku terjatuh!

“Tasuku…!” jeritku tertahan.
Memanggil nama kecintaanku didunia ini.


********************************
********************************
 
Ari.

(Lanjutan)

_____________________________________________
_____________________________________


Tasuku?
Apa dia…mati?
Aku tertegun lama sekali,Stast yang sedari tadi bertarung denganku ikut berdiri membatu.
Boraknitchov melempar tubuh yang lemah seperti bangkai tak terurus itu keatas langit.
Dan melemparkan Granat tangan keatas.
Jasad itu meledak menjadi ribuan serpihan abu.
Suaraku tertahan di tenggorokan.

Boraknitchov berdiri dibawah sinar matahari, ia menang.

“Lagi…untuk kedua kalinya dia berhasil membunuh sang raja,” kata Stast dengan wajah tegang,
Aku melihatnya menyentuh dada dimana bagian jantungnya berada,
Tapi tubuhku membeku,suaraku sama bekunya.
Sampai bernafas secara normal saja rasanya sulit sekali.
Mati…
Habislah sudah…

Ryo yang bertarung dua ratus meter dari tempatku dan Stast berdiri, berteriak untuk mengingatkan.

“Ari! Jangan lengah!” katanya sambil menangkis serangan sang vampir betina yang menjadi lawannya.

Jika ia telah tiada, katakan padaku ini nyata.
meski aku tahu kematian adalah satu satunya cara yang dapat menolongnya.
mengapa dalam hatiku merasakan suatu perasaan aneh?

“Tsk…pangeran…” kata kata Stast menarik perhatianku yang menunduk lunglai menatap tanah.

Boraknitchov terjatuh.

Ada apa?
Aku tidak berharap…kumohon…aku tidak berharap…
Ketua kami bangkit lagi,dan memegangi dadanya.
Aku melihat ekspresi kesakitan teramat sangat dari wajahnya.
Jangan…aku tidak berharap…

Krak!

Sesuatu yang mengerikan berbunyi dari dalam tubuh ketua kami,
Mematahkan tulang tulangnya.

“Yang benar saja…Vampir…!” Boraknitchov memaki dengan marah. “Tidak akan kubiarkan kau hidup…lagi…”

Sampai dimanakah dia…? Hanya tuhan yang bisa melakukan ini…
Hanya tuhan yang bisa memberikan Takdir…bukan dia…

Krak! Krak!

Lagi-lagi, suara musik menjelang kematian itu terdengar,

Telapak Tangan pucat keluar dan berusaha menjangkau…dari dalam dada Boraknitchov,
Jendral besar yang kuhormati itu memuntahkan darah segar dari mulutnya.
Kali ini lengan yang keluar…
Gigiku bergemeletuk.

“Ari…!” teriakan Ryo hanya bisa kudengarkan,memanggil namaku,
Tapi sudut yang kulihat gelap,semuanya gelap…
Lengan berlendir itu terus memaksakan diri terlahir dari dalam tubuh musuhnya.

"Jadi demikian..." "Goresan yang kau buat bukan hanya sekedar kegagalan kecil..."
“Kau pikir,aku akan membiarkanmu melakukannya—biarpun harus mati—tak’kan kubiarkan—parasit menjijikkan…” nafas Boraknitchov tersengal.
Ia memotong lengan yang keluar dari dalam tubuhnya,
Dan menembak potongan yang menggelepar itu hingga hanya tersisa cuilan kecil tak berarti.
Tapi organ baru segera muncul,lengan lain…
Boraknitchov kembali muntah darah.
Kalau begini tidak ada habisnya…

“Jangan…” ujarku menahan udara yang berkumpul cepat diparu paruku.
Boraknitchov tidak dapat lagi menahan dirinya,
Ia kembali memotong bagian itu,tapi,kejadian seram yang sama terus terulang!
Akh,Perutku mual…
Boraknitchov mengarahkan pedang itu kejantungnya.

“Ini yang terakhir…” katanya sambil tersenyum padaku,wajah beliau yang selama ini menjadi teladan bagiku basah oleh darah.
“Aku tidak mungkin membiarkan raja undead membunuhku dengan cara ini…” katanya lagi, "Dia tidak boleh terlahir kembali!"

“Tidak! Ketua! Tidak!” teriakku nyaring, “Jangan!”

“Berikutnya kuserahkan padamu,Aryanov Gabriel…”
Tepat sedetik berikutnya ia menusukkan pedang itu pada jantungnya, dimana ia dikelilingi pilar cahaya menyilaukan.
Aku menutup mataku dan berdoa.
Aku tahu apa yang dilakukannya… ia membakar tubuhnya sendiri dengan panas tinggi!

“Percuma…” bisik Stast yang berdiri kaku di hadapanku. “Ia baru saja terlahir kembali,kekuatan boraknitchov yang tersisa sekarang hanya cukup untuk menghantar kematian bagi diri sendiri…tidak akan mungkin membunuhnya”

"Dia tidak bisa mati!"

Aku kembali berpaling pada sosok yang terbaring kaku ditanah,
Karena panas yang dihantarkan tadi,jasad itu sampai tidak bisa dikenali lagi sebagai ketua organisasi Paladin.

Creshh!

Tubuh yang lain…muncul dari dalam jasad yang mati dan kaku itu…
Masih berlumur lendir,dan berdarah darah…
Aku dapat melihatnya terluka parah dalam daging tanpa kulit yang setengah matang itu, sosok menyedihkan dan mengerikan, hanya ada sepasang bola mata melotot marah dari dalam rongga mata yang melesak karena kekuatan panas.

Stast benar…tenaga Boraknitchov sudah habis sama sekali tanpa tersisa saat ia melakukan pemusnahan dari dalam.
Ia kehilangan nyawanya setelah bertempur habis habisan.
Aku menyaksikan ia keluar dari dalam tubuh Jendral kami, sangat gemetar, dan lelah,ia menggunakan seluruh kekuatannya untuk bertahan dan melindungi diri…
Tapi bagaimana mungkin?
Jika demikian, dia pastilah…
Pastilah undead paling sempurna dan paling menakjubkan didunia ini.
Sebutan tidak bisa mati pantas untuknya.
Perasaanku bergulat hebat,antara rasa marah yang menggebu gebu,
Sudah separuh tubuh yang keluar saat aku tidak dapat lagi menahan hatiku tetap berada ditempatnya.

“Tasuku—kenapa—kenapa--”ucapku terputus putus.
“Kenapaaaaaaaaa?!” teriakku berlari kencang menerjangnya,
aku tidak kuat, Tuhan!
Aku tidak ingin melihatnya terperangkap dalam wujud mengerikan itu,

“Cukup sudah! aku akan membunuhmu,Tasuku! Aku akan mengakhiri semua penderitaanmu dengan tanganku sendiri!”

Kali ini aku sungguh sungguh,
aku menyerangnya dengan niatan membunuh!



*********************************************
*********************************************

**************************
**************************
 
[ame="http://www.youtube.com/watch?v=K2s9zYTtHkw"]http://www.youtube.com/watch?v=K2s9zYTtHkw[/ame]

fuufufufuuuu~
saya kesemutan, ^_________^"

ah iya,
anak saya laki laki, perkenalkan,


1_Foto0692.jpg


namanya Ari, ^^
fufufufufufufufuuu~
 
daiii...
aku nyelipin bbrpa gambar yaa

ghoul-portraits.jpg

GhouL before - after

22235_103565932997877_100000334124704_89326_7216707_n.jpg


aku ngbayangin kalau Tasuku [Tsarania Gabriel] versi cerita ini mungkin seperti itu,..

Vampire.bmp



vampire-bite-kit.jpg



vampir-2.jpg



dracula.jpg


yang ini mungkin masuk untuk karakter Stats the Origin,
 
cakepnyaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa..........

aaaaiihhh,,,, itu idola sayaaaaaaaaaaa!!! :))
kamijo luv luv luv,


kamijo2.jpg


kenapa non bisa tahuuu,,, :))
iya, tepat sekali, dia dan band-nya (Versailles) adalah sumber inspirasi saya, ^^

heheee,,,, humm,,,
tenaaaaaaanggg,,,, stats nggak se serem itu, (walau dia emang serem dan sinting) :D
malah kalo saya bayangkan, dia itu baby face, hihihihihhhii~
 
oh my GOD,..

susah saya nyari muka yang baby face tapi umur sudah tua, dengan taring yang terlihat jelas,..
hmm,
sayang aku ngga bisa gambar sendiri

 
oh my GOD,..

susah saya nyari muka yang baby face tapi umur sudah tua, dengan taring yang terlihat jelas,..
hmm,
sayang aku ngga bisa gambar sendiri


tenang,
kalo untuk yang satu itu,
saya sendiri juga nggak punya model pasti kok,

imajinasi aja, ;)

sama seperti kak Ari, juga nggak ada model pas nya, ^^;
 
Stast.


____________________________________
_____________________________


“Apa yang kau lakukan,bodoh! Cepat berbuat sesuatu!” Luciferina berteriak histeris dan berang dibelakangku,
ia sendiri kerepotan menghadapi serangan pemuda berambut chesnutt yang menggunakan senjata panah besi yang terpasang dilengan mekanikal nya itu.
Aku tahu…aku tahu,tapi…

Aku terlalu terpesona,

Inilah pertarungan yang selalu kulihat dalam mimpiku…,
Dua orang pemuda,
Yang satu mengeluarkan cahaya pucat keperakan seperti bulan… Dan yang satu lagi bersinar keemasan seperti sinar matahari.
Dan mereka saling bunuh.

Hampir seluruh tubuh sang raja berselimut daging tanpa kulit,
Berlumur darah dan terluka,
Ia berusaha menahan serangan dari kakaknya sendiri, tapi Aryanov Gabriel dengan kemurkaannya yang luar biasa terlalu kuat untuk ukuran ia yang saat ini sedang sekarat kehabisan darah.

Aku ngeri membayangkan ia yang masih bisa bergerak meski dengan keadaan seperti itu,
meski ia berkali-kali menggeliat kesakitan karena gesekan angin dan debu yang masuk hingga ke dalam daging.

Orang hebat,Boraknitchov,meski gagal membunuh raja kami,tapi ia berhasil meninggalkan luka yang cukup fatal.

“Stast! Lakukan sesuatu!” Luciferina berteriak-teriak padaku,membuat telingaku sakit, ia sendiri sangat ingin meninggalkan pertarungan itu dan membantu sang raja,
Tapi pemuda yang bertarung dengannya seperti sangat bernafsu untuk membunuhnya,
Apalagi setelah ia melihat kematian sang jendral yang notabene adalah guru besar semua prajurit Paladin.

“Kau tidak boleh kemana mana,nona undead!” ujar si pemuda. “Ar! Jangan kalah!” ia menyemangati partnernya yang sedang berkelahi sengit melawan adik kandung sendiri.
Aku tidak terlalu memperhatikan pertarungan Ferina,

Aku begitu tertariknya menyaksikan pertarungan Aryanov Gabriel dengan sang raja, aku tahu! Aku juga tahu sang raja butuh bantuan,tapi…
Tapi tubuhku dikuasai rasa takjub teramat sangat hingga tak bisa menggerakkan satu jaripun.

Bahkan satu jari…



**********************************
***********************************
 
Ari.



(Lanjutan)

________________________________________
____________________________________

Aku berdiri didepannya yang menatap sepeti tidak mengenaliku lagi,
Kurentangkan tangan kiri ku,
Agak menjauh dan berniat mengaktifkan Flame-maker sekarang.
Nyala api jingga kebiruan berpendar ditanganku.
Tapi panasnya api tersebut tidak menyakitiku sedikitpun,

“Semakin cepat kau mati,semakin baik untukmu,” aku menghantamkan tinjuku ketanah,
bebatuan karang disekelilingku terangkat,melayang di udara.
Aku mengerahkan kekuatan magnet yang terdapat di senjata baru ini,
Lebih baik dari yang kuduga,

Batu-batu karang besar itu melayang semakin tinggi,lalu berwarna merah membara ketika sampai diketinggian tertentu,
Kubiarkan serangan dahsyat bagaikan hujan meteor itu jatuh keatas tubuh adikku.
Menggencetnya hingga lebur tak bersisa.
Kukira akan selesai dengan mudah,tapi…

Serbuan tentakel hitam keluar dari celah bebatuan, menyerangku dengan tiba tiba.
Mengincarku dan tak henti mengejarku,
Aku melompat mundur dan turun,lalu melompat kebelakang sekali lagi,
Setiap kali hal yang sama terjadi berulang kali, tiap bekas pijakanku selalu dihancurkan oleh tentakel raksasa itu dua detik setelah aku melompat mundur menghindarinya.

Terus begitu, aku menarik pedang dipunggungku,dan menebas barang haram itu tepat ketika ia hendak menghujam tulang tengkorakku.
Flame maker membuat apa saja senjata yang kupakai menjadi sama membaranya dengan tangan kiri ku…
Aku cukup kaget,padahal aku tidak melakukan apapun pada tubuhku untuk penyesuaian…

“Bakat alami Paladin yang mungkin tidak akan terlahir kembali dalam beberapa dekade…”

Cih,aku teringat kata kata Monroe.
Aku berulang kali mengingkarinya,karena jika aku pria yang terlahir dengan bakat sejati seorang Paladin,
Maka Tasuku adalah pria yang sejak terlahir dengan bakat sebagai ‘death master’ yang lebih kuat dari Stast?!
Menggelikan sekali nasib kami… Sedih sekali rasanya!

Dengan geram aku menerbangkan bebatuan sekali lagi,
Meledakkan serpihan tentakel itu dengan cara sama seperti aku mencoba menghancurkan tubuh yang menjadi pusat kekuatan mengerikan ini.
Karang yang bertumpuk jadi satu mengubur Tasuku didalamnya bergetar.
Aku tidak sempat menghindari ketika ledakan berskala kecil terjadi.
Butiran debu melayang beserta angin panas.

Aku terluka.

Jangan menertawakanku,batinku dalam hati.
Sudah untung bukan luka karena kontak langsung dengannya…
Aku menyeka darah yang menetes dari pipiku yang tergores agak dalam.
Bagian lain juga…
Aku sempat mengkhawatirkan,merasa ada serpihan batu yang masuk dalam daging,
Tapi dalam sekejap aku tidak mempedulikan rasa sakit yang kadang berdenyut lembut itu.

Ia berdiri disana, matanya lagi lagi sejajar dengan mataku,
Merah terang, bukan biru teduh,
Aku membiarkan pedangku ‘terbakar’ dan menghunuskan didepannya.
Ia tersenyum penuh pengertian.
Seakan inilah yang dicarinya?

“Sejujurnya,aku tidak pernah menyangka kita akan jadi seperti ini” bisikku lirih.
“kau ingat kita dulu…? Kita dulu saling menjaga…, aku pernah bilang kan’ kalau apapun yang terjadi,aku tidak akan mungkin jadi musuhmu?”
Aku tahu,tatapanku saat ini pasti terlihat sangat memelas.
Tapi ini untuk terakhir kali-nya, hanya untuk terakhir kalinya…
“tapi…kenapa? Kenapa Tasuku?” dari balik anak rambut yang menutupi pandanganku aku mengintipnya,diam dan membatu,
“kenapa kau membunuh teman temanku?! Kenapa kau lakukan ini semua?!”
“Memangnya apa yang kau inginkan,yang aku tidak bisa memberi atau merelakannya untukmu?!” “Katakan apa yang harus ku lakukan untukmu…”

“Membalikkan waktu…” ia menjawab sendu. “Kau tidak punya kuasa untuk membalikkan waktu…” pada saat itu aku melihatnya tersenyum begitu pedih.
Badannya yang perlahan dipenuhi sisik aneh berkilat basah oleh percikan air,
Niagara,saksi kami.
Kami yang tidak akan berhenti bertempur sampai salah satu mati.

“Kau dan Daina berharga,…sangat berharga…juga Daina…tidak ada satupun didunia ini yang dapat menandingi kecintaanku terhadap kalian…”
“Aku tidak sanggup melanjutkan dijalan yang berbeda dengan kalian, aku tidak ingin sendirian,tidak bisa menemukan tempat yang sesuai untuk diriku, sejak memiliki tubuh ini,dimanapun aku berada, selalu saja hanya kehancuran yang kubawa bersama takdirku…”
“Aku sudah tidak punya apa apa lagi,baik mimpi,ataupun cita cita, aku merasa sakit dan sesak setiap mengingatmu ataupun mengingat hari-hari masa kanak kanak dimana kita dapat dengan mudahnya tertawa tanpa rasa bersalah” ia melanjutkan, “Dan hari hari kebahagiaanku bersama Daina yang kucintai”
“Jika aku tidak dapat bersama kalian lagi, lebih baik aku hidup selamanya dalam wujud menyedihkan ini, dibenci dan membenci selamanya sambil setiap hari belajar bagaimana caranya agar tidak menyesal,”

Gerimis turun pada saat bersamaan, ketika ia berusaha menyelesaikan kalimatnya, demi aku, demi kami.

“Duniaku adalah orang orang yang kusayangi dan kucintai, jika kalian tidak ada,apa artinya? Aku hancur,maka dunia yang tidak berarti ini juga harus ikut hancur bersamaku.”

Alasan macam apa itu?!

Tapi karena aku kakaknya… Maka aku sangat bisa memahami ia yang menderita seorang diri selama ini,
Tuhan,salahku…,salahku yang mendidiknya hingga ia jadi seperti ini?

“Benar benar naif” jawabku “Jadi karena itu kau mau menukar hatimu dengan iblis,Tasuku?! Karena itu kau mau menjadi pewaris bagi makhluk setan?!”
Aku tidak dapat mengendalikan perasaanku,
Teramat ingin memeluknya dan berkata ‘Ada kakak disini…’ seperti yang biasa kulakukan ketika ia masih kecil.

Kami bertangisan.

Aku tidak tahu ia meneteskan air mata untuk apa, tapi aku meneteskan air mata untuknya, satu satunya pemilik darah yang sama dengan darahku.

Proses regenerasi nya mulai lagi...,
setiap sel-sel tubuh itu melakukan perbaikan, dan menutup bagian yang terluka,
Wajah Tasuku sekarang tampak lebih baik, walau masih jauh dari normal, hanya bagian kanan wajahnya yang sehalus porselen, sedangkan bagian kiri wajahnya, masih kacau balau dengan luka menganga dan tulang tengkorak kepalanya yang terlihat jelas,
sangat terlihat ia berusaha mengumpulkan tenaganya yang tersisa,
begitupun, ia masih mematikan.

“Kumohon,kak,” aku sudah siap mendengarnya, tidak ada tanda tanda ia mengubah pikirannya yang gila dan kejam itu. "Agar rasa ini punah semua, agar aku tidak memiliki beban lagi..."

“Matilah ditanganku…”

Ketika ia mengatakannya, kami telah saling membentur satu sama lain.
Aku juga tidak akan mengubah jalanku,
Aku laki laki,
apa yang ingin kubuang,dan apa yang ingin kupertahankan, adalah pilihan hidupku.
Dan bagiku,
apapun pilihan hidupku nanti,itu adalah prinsip.

Kami bertabrakan beberapa kali,
Sehingga benturan yang terjadi antara pedangku dan tubuhnya menimbulkan suara suara berisik yang menggelegar.
Mengambil jeda hanya dalam sekian kali tarikan nafas,dan kembali berusaha melukai satu sama lain.
Ia sempat terdesak,tapi tentakel panjang keluar dari telapak tangannya, menghambat
Laju seranganku,dan mengempaskan kerikil tajam yang menggores bagian bagian tubuhku,
Harusnya tidak akan bisa melukaiku,
Tapi,begitu kuatnya dorongan yang ditimbulkan oleh kekuatan monster miliknya itu…
Aku tahu,aku dapat memaklumi pemilik kekuatan besar dihadapanku,
Darah yang sama denganku,
Jadi pasti…
Pasti tidak akan ada banyak perbedaan besar diantara kami.
Dari segi kekuatan,kami berimbang,
Aku tahu itu.

Aku mengerahkan tenaga yang besar untuk membuat dinding api di udara yang mengelilingi kami,
Ia tidak akan bisa lari lagi dariku,
Ini pertaruhan,
Aku, ataupun dia,siapa saja yang keluar dari lingkaran api yang membara ini,
Saat itu ‘Flame maker’ akan bekerja otomatis meledakkan kami.
Tasuku tidak berniat lari,aku yakin.
Dia tak kan mungkin lari tanpa membunuhku,
Aku memperlebar lingkaran api itu, benar,senjataku saat ini bisa mengatur kadar panas disekelilingku dengan kontrol yang sangat rapi.
Serta aku sangat berterima kasih atas kesempatan yang diberikan Tuhan padaku ini.

“Kalau kau sebegitu inginnya membuang hatimu,coba kalahkan aku, pria yang tidak bisa berjuang” ujarku.
Tasuku tidak senang dengan kata kataku.

“Hati manusiaku tidak akan punah sebelum aku menyingkirkanmu dari mataku untuk selamanya,kakak…”
Ia mengejarku, cakarnya tumbuh dan membesar beberapa kali lipat,
Dalam sekejap cakar dan lengan kanannya memanjang,ingin meraihku,
Aku menghindar,tapi ternyata itu hanya jebakan.
Lengan kirinya,menyusup masuk dalam tanah,aku melihatnya tersenyum dan menyadari apa yang akan dia lakukan…

Terlambat!

Dari belakangku datang serangan, ia menangkap tubuhku dengan kuat seakan ingin meremukkanku, aku menjerit kesakitan.
Ia dengan sengaja memutuskan lengannya,dan membiarkan bagian yang terlepas itu tetap mengikatku lebih erat lagi.
Aku merasakan kecemasan karena mungkin beberapa tulang rusukku patah,
Belum terjadi,tapi sebentar lagi pasti…

Lengan tanpa ada cacat sedikitpun tumbuh menggantikan bagian yang hilang.
Sangat cepatnya, Vampir terkuat dalam sejarah…

“Ini yang terakhir,kakak…” ia mengarahkan tombak mematikan itu kearah jantungku.
Bersiap menghujamkan benda tajam itu kejantungku,
Namun tiba tiba ia terjatuh,memuntahkan darah segar,
Aku sangat paham apa yang terjadi…

“Kekurangan bahan bakar,Tasuku? Aku melukaimu begitu parahnya?” tanyaku.
aku menyadari ia juga mengeluarkan tenaga sangat besar saat bertarung melawanku barusan, terutama untuk proses regenerasi yang teramat singkat itu.
Ini bukan cerita supranatural menggelikan, Segala hal,bisa dijelaskan secara ilmiah.
Dia kekurangan darah,dan tentu saja,dia jadi kesulitan bergerak sekarang.
Maka aku sendiripun segera tersadar.

Membunuh,atau dibunuh…

Suara berdebum keras mengiringi tiap inchi bagian tubuh Tasuku yang mencekalku dengan erat saat itu.
Aku mengaktifkan Flame-maker dalam ledakan skala kecil,
Memang dampak lukanya akan muncul pula padaku,tapi, aku memakai baju anti api ini, kalaupun terluka pasti hanya luka ringan yang tidak seberapa,
Yang penting, benda aneh itu dapat kuenyahkan sekarang.

Aku yang dapat menggerakkan anggota badanku dengan normal pasti lebih unggul sekarang,

“Ayo,akan kupaksa kau menunjukkan dirimu yang sesungguhnya” desakku seraya menyambarkan pedang yang menyala dan membara yang tergenggam erat ditanganku.
Aku menusukkannya tepat mengenai rongga mulut Tasuku.
Ia tidak sempat bergerak lagi,

“Lenyaplah,dan jangan jadi pengecut” perintahku.
Makhluk itu melebur dalam lava menjijikkan yang meleleh karena panas yang mengalir dari Flame-maker yang membungkus lenganku ketat.

Aku berdiri terengah, berpaling, "Tidak" gumamku.

"Dia belum mati."

“Berapa kali lagi aku harus membunuhnya?” aku menatap Stast. “Katakan”
Stast menatapku tanpa berkedip.
“Kau pikir aku bodoh? Boraknitchov,sampai akhir hayatnya telah menghabisi adikku sekiranya tiga kali… seandainya tidak ada sesuatu yang membantu mengendalikan semua kontrol dari jarak jauh...” aku mematikan sebagian api yang mengelilingiku.

“Termasuk sel apapun yang ia tinggalkan dan ia lahirkan dalam tubuh pemimpin kami,tidak akan bisa dilakukannya tanpa ia rencanakan terlebih dahulu,"
Tatapku tajam, "pasti ada yang lainnya,kan?”

“Keluarkan,” ujarku lagi ”Semua bagian tubuhnya yang tersisa…

Stast tersenyum.

“Pintar…” kesahnya. “Darimana kau tahu ada padaku?”
Aku menutup mataku,membiarkan hatiku yang menuntunku bicara.

“Dia tidak akan menyimpannya dilain tempat.” jawaban yang sangat sederhana,tapi sangat tepat. “Harusnya aku membunuhmu dari dulu” aku mengutuk.

“Apapun dia, bukan salahku,” cakar cakar Stast bermutasi,
Ia mengelus dadanya, bagian dimana seharusnya jantung berada.
Dalam sekali sentakan,ia merobek dadanya sendiri,

Aku mengerutkan alis.
Stast menyeringai sambil mematahkan tulang tulangnya sendiri, hingga rongga penuh darah didadanya terlihat jelas tanpa penghalang.
Vampir tua itu jatuh berlutut, darah yang mengalir dari lukanya sangat banyak.
Aku heran,kenapa ia rela melukai diri sendiri sampai seperti itu?

Tapi rasa penasaranku segera terjawab.
Dalam rongga mengerikan berlumur darah itu, ada dua buah jantung yang berjejal,
Aku tidak perlu mengingatkan sumber pengetahuan dalam otakku bahwa bagian tubuh undead tidak bisa membusuk,
Salah satu dari dua jantung itu pasti milik Stast sendiri,dan yang satunya lagi milik…

Stast melemparkan organ berwarna hitam keperakan itu jauh jauh diatas tebing.

“Yang terakhir…ronde terakhir” Stast jatuh dengan darah yang keluar dari mata, hidung, dan telinganya sekaligus,
“Selamat menikmati”

“Stast…!” si vampir betina menyingkir dari pertempurannya dengan Ryo.
Ryo mengejarnya, tapi si vampir betina segera memanggil dua ekor chimera raksasa,
Salah satu chimera itu menyemburkan asap beracun,
Ryo terpaksa bertahan agak jauh sebentar karena chimera itu menyerangnya,
mereka saling buru,
cih,pengalih perhatian!
Umpatku dalam hati.
Si vampir betina membawa Stast yang sekarat terbang menjauh,
Aku ingin menghentikan mereka,tapi sesuatu yang lebih berbahaya mencegahku.

Di atas tebing, berseberangan dengan tempatku berdiri,
Ia ada disana, Sedang menumbuhkan bagian bagian tubuhnya.

Kali ini bukan wujud menjijikkan dengan daging tanpa tertutup kulit berwarna kemerahan,

Sosok yang lebih kukenali sebagai ‘dia’ seutuhnya.
“Tasuku…” aku memanggil namanya.


Hujan gerimis perlahan-lahan berhenti.


***********************************************
***********************************************
 
Last edited:
Author's note

Terima kasih untuk review-review yang telah masuk selama saya hiatus, sampai saat ini,
saya akan berusaha!
 
Author note

Ok,
mo balas repiw dulu,

@non princess
iya, bentar, mo ngedit dhuyu, hihihihihii

@kaz
huaaaaa~
terima kasih telah menunggukuuuu~
*peluukk*(eh?) :))


Btw, aku dibuatkan ini sama cintaku, ^^

Find Tasuku in Here:
http://deathmaster.indonesianforum.net ^_____________________^
 
Last edited:
bab 13:

RISE OF THE FORBIDDEN LOVE


______________________________________________________
___________________________________________


Ari


______________________________________
_______________________________



Ia membungkus dirinya yang baru saja terlahir kembali itu dengan jubah putih yang lemparkan oleh Stast dari atas punggung Chimera,beberapa detik sebelum Undead tua yang telah sekarat itu menghilang bersama vampir betina yang merupakan salah satu cipataannya itu.

Telah kusadari apa yang akan terjadi sesaat lagi.
Pertarunganku dengan Tasuku,adik kandungku.
Tidak ada yang berubah,
Hanya saja,ia menjadi tampan sekarang,
Rambut berwarna emas itu,aku mengenalnya,
Sejak dahulu,Tasuku baik rupa maupun akal budi nya sama sekali tidak ada bandingannya didunia ini,
Kebanggaanku.
Tapi mata penuh bias aura jahat tanpa belas kasihan itu sedikitpun tidak kukenali

Aku kembali mengobarkan api dilengan kananku,begitu kuat hingga pedangku membara bersamanya.
Ia juga ada disana,
Masih menantiku,memberikanku isyarat agar aku menyerangnya lebih dulu.


Aku sudah berjanji pada diriku sendiri untuk membebaskannya.
Aku tidak tahan lagi melihatnya dalam wujud seperti ini.
Bagaimanapun aku harus tetap bertarung.
Meski dengan memikul beban berat yang menghimpit batinku.



*********************************
*********************************
 
Last edited:
Daina.


___________________________________
___________________________

Huh…

Aku tersangkut disemak semak…untung sekali…
Aku mengerjap-ngerjapkan bola mataku,berusaha mengingat ingat.
Pesawat…menukik pelan pelan…
Aku…menggunakan peralatan penyelamatan pertama dan terjun payung…lalu?
Aku tersangkut,

Disaat saat begini aku berterima kasih pada posturku yang mungil,
Cukup menolong,tapi aku susah melepaskan diri sekarang!
Aku mengapai gapai segala macam, berusaha bangun tapi aku malah jungkir balik tidak karuan,
Dan akhirnya aku berhasil duduk.

Membolak balik badanku dan melepaskan diri dari sesemakan lebat itu,
Aku berdiri menepuk nepuk bahuku,kemudian menepuk rok yang kukenakan,

Tiba tiba aku serasa melayang,
Aku berusaha bertumpu pada kakiku, kepalaku pening.
Kusentuh dahiku,berharap hal itu dapat meringankan kesadaranku yang berputar,
Agaknya sugesti tersebut bekerja sementara.
Lenganku memar dan tubuhku penuh lecet,
Huhh…,aku menghela nafas, mataku nanar menatap langit,
Masih jauhkah?

Selanjutnya,tatapanku tertumbuk pada bunga api yang memercik diatas mega,
Menandakan ada pertempuran tidak jauh disekitar sini,
Naluriku bekerja sesuai yang kuharapkan,
Dengan menyeret kakiku yang terseok sedih diatas rerumputan, aku berjalan tertatih.
Aku juga melewati bangkai pesawat yang kukemudikan,
Hancur,ya ampun…
Bagaimana aku mempertanggung jawabkannya pada kak Ari…?!
Daina betul betul anak bandel tidak sabaran…
Akan kupikirkan bagaimana mengatasi hal tersebut nanti.
Sekarang aku sudah harus melihat lihat apa kiranya yang terjadi, jaraknya mungkin jauh,mungkin ratusan meter dari sini,
Tapi aku yakin kalau aku berusaha,akan bisa ditempuh dengan jalan kaki.

Jika ada Paladin disana,aku beruntung,
Bagaimana dengan kemungkinan aku bertemu vampir kuat,atau kak Ari disana?!
Kalau aku bertemu vampir,aku hanya bisa menyerah agar ia membawaku pada suamiku,istilah lainnya,nekat.
Itupun kalau aku tidak dimakan ditempat,
Dan kalau ternyata kakak yang kutemui?!
Mencari cara lain untuk kabur,itu pasti,
Lebih baik bertemu undead daripada bertemu kakak sekarang, karena, setelah semua yang terjadi,
Aku tidak mungkin tahan bertatap muka lama lama dengannya…


“Aku mencintai Daina…”


Ugh,aku kembali teringat lagi…!
Aku berjanji pada diriku sendiri untuk melupakan hal tersebut.
Hanya kekhawatiran dan naluri sesaat.

Aku berjalan mengikuti insting wanitaku yang lemah ini,
Aku merasa dekat,entah kenapa,aku merasa kami sangat dekat sekarang…
Tasuku…?

Aku melihat ke depanku,aku mengenal siapa dia,
Bunyi air terjun yang dekat mendesau lembut seakan membuat tuli telingaku.
“Kak Ryo?!” aku berlari kearah kak Ryo yang menancapkan sebatang panas besi-nya di lambung kelelawar raksasa yang langsung mengakhiri hidup monster tersebut.

“Dai…?” kak Ryo pasang tampang kebingungan waktu melihatku.

“Kakak sendirian?! Kak Ari dan Tasuku…” aku bertanya dan mengacuhkan raut wajah tidak mengerti dari kak Ryo.
Ekspresi kak Ryo kemudian membiaskan aura yang tidak bisa kupahami

“Well,mereka…” katanya tanpa melanjutkan.
Aku mengikuti kemana arah matanya mengekor.
Dan aku menyaksikan pemandangan yang serupa,yang selalu kulihat dalam setiap mimpi burukku,

Disana,diatas puncang tebing tertinggi.



******************************************
******************************************
 
Ari.

(Lanjutan)


________________________________________
_________________________________


Dalam beberapa menit ini. Terlihat jelas,
Kami seimbang.
Aku meloncat loncat dengan gesit sekalipun di medan yang licin itu agak sulit bergerak.
Tapi aku bukan orang awam.
Ia mengikuti setiap gerakanku dengan sempurna.
Aku sangat mengakui kami memiliki darah yang sama, baru kali ini,sepanjang sejarah pertarunganku dengan para undead, bahkan Stast The Origin sekalipun.
Hanya yang ini yang paling sulit ditakhlukkan.
Ironisnya, ‘dia’ adalah adikku sendiri.
Ratusan malam setelah inipun tak’kan cukup rasanya bagiku untuk menertawakan diriku sendiri.
Bahkan meski aku mengerahkan seluruh kemampuanku pun,
Tetap saja seimbang.
Maju pada saat yang bersamaan sekali lagi, pedangku membentur lengannya,
lagi-lagi bagian tubuh itu terpisah,sebelum bagian itu membentuk dirinya yang baru,aku menghampiri dan meledakkannnya hingga menjadi serpihan debu,
Memusnahkan apapun yang kuinginkan hanya dengan satu sentuhan kecil.
Sayang sekali Aku tidak bisa menyentuh tubuh inti-nya.
hal itu sama sulitnya dengan ia yang tidak bisa melukaiku.
Bukan main-main seperti tadi,
Aku kini sungguh sungguh dan tidak akan membiarkannya menyentuhku!
Tasuku sama kesalnya denganku,
Ia basah kuyup oleh percikan air terjun,sama basahnya denganku sekarang.
Bagian lengan hingga kebahu yang terpenggal kini telah utuh kembali,

Cepat!

Sementara diatas kepalaku,seekor Chimera raksasa tampak terbang berputar-putar,
Entah menunggu untuk mengambil apa yang tersisa dari tuannya,ataukah hanya berada disana untuk menyaksikan kemenangan raja mereka yang notabene adalah adikku sendiri.
Yang jelas hewan hasil persilangan genetik itu hanya diam berputar-putar tanpa melakukan apa apa,seperti tahu kalau tuannya sedang tidak ingin diganggu.
Sekali lagi aku menebaskan pedang perakku, ia menghindar dalam sekelebat bayangan,pedangku mengenai batu besar dan membuat batu itu terbelah hancur seketika.
Ketika aku tahu ia berdiri dibelakangku,aku segera melompat keatas.
Sebelum tombak besar itu membinasakanku untuk selamanya.

“Cih…” aku dan dia sama-sama menyayangkan.
“Kalau kau tidak bisa melukaiku,aku tidak bisa membuat banyak klon?” katanya.

Aku tersenyum.
Aku tahu,dia sangat mengandalkan fisik yang bisa beregenerasi dan terlahir kembali itu sebagai senjata, aku tidak peduli berapa banyak dia,
Bukannya aku tidak mau melukainya,tapi,
Sampai saat ini kesempatan itu belum datang,
Aku tahu ia penuh perhitungan,ia tidak mungkin membiarkanku melukainya dengan sengaja hanya untuk mengkloning-kan diri sendiri,
Dan tidak mungkin melukai dirinya sendiri untuk meperbanyak diri.
Dia tidak akan melakukan kesalahan fatal yang menguras darahnya.
Kehilangan darah hanya akan membuatnya kesusahan bergerak seperti tadi.

Sedangkan aku apa?
Aku bukan musuh biasa yang bisa ia kalahkan dengan mudah.
Aku cukup bangga karena ia tidak meremehkanku.

“Kelihatannya pikiranku terbaca…” ia mencelos dengan suara bernada amat rendah.
Aku memandanginya sendu,
Kau pikir dengan siapa kau hidup sampai sebesar ini?
Tanyaku dalam hati,
Pertanyaan yang kutujukan padanya,tapi hanya kusimpan dalam hatiku.
Aku enggan berbicara.
Kepalaku penuh dengan berbagai macam alasan bertempur yang bercampur aduk.
Kubentangkan pedangku,
Seperti biasa,posisi yang sejajar dengan alis mataku.
Aku ingin membidiknya dengan tepat. Kelihatannya ia pun berniat melakukan hal yang sama.
Tentakel hitam keluar dari balik punggungnya,dalam sekejap mengeras dan mencuat kedepan, ia berniat menyerudukku dengan benda benda seram itu?!
Kami bergerak bersamaan.
Aku ingin mengakhiri segalanya dalam satu kali serangan ini,kami tidak akan saling menghindar lagi sekarang.
Aku menghunuskan pedangku yang berselimut api kedepan,
Tanpa sadar kaki ku telah berlari semakin dekat dengannya,

Kami,semakin dekat….

Menjelang tabrakan…

“Berhenti,kakak…! Tasuku…!”
Aku dan Tasuku masing masing mundur dua tiga langkah tanpa sempat menuntaskan apa yang kami mulai.
sama sama terkejut.


Daina,ia berdiri ditepi tebing,wajahnya pucat, dan air matanya bercucuran.


*************************************
 
Author note:


Uggghhh~~~~~
BAB 13, rise of The forbidden love
bagian favoritku,,,,,
selamat menikmati,,,,, ^________________^


kalian akan tahu setelah membaca, kenapa bab ini menjadi favoritku, ^^
 
Tasuku.

___________________________________
__________________________


Daina…
Bagaimana bisa…?!
Aku tidak merasakan apa apa dari tadi,apakah karena bau air terjun yang mengalir mengaburkan indera penciumanku?
Kenapa dia bisa disini,kenapa…kenapa…

Dia datang untuk siapa?
Untukku?
Ataukah...

Tiba tiba perih menusuk kurasakan membakar dikepalaku.
Bukan,didalam dadaku…



******************************
******************************
 
Back
Top