~DESCENDANT OF THE DEATHMASTER~ by:DYNA

bagaimana menurut kalian novel pertama Dyna (daina) ini?


  • Total voters
    35
Bls: cerbung: ~DESCENDANT OF THE DEATHMASTER~ by:DYNA

duuuh bagus sekali novel non dai...
tapi sayang hulkhogan gk di masukin jadi bintang novelnya....
 
Bls: cerbung: ~DESCENDANT OF THE DEATHMASTER~ by:DYNA

dainna, novel mu baguss :D
hehehe :)

ak blum baca smua nya, baru baca sedikit . tp ak udh bsa menafsirkan klo novel mu kereenn .
lanjutkan kreatifitasmu iia :)

makasihh dah mampir,Luciaaaaa~
dai kasih bintang,dehhh,,,,,
sekali lagi terima kasih banyak,Lucia,semangaaaaaatttt!!!
^-^

Wah, ceritanya lumayan bagus....

Tapi, lain kali kalo bisa pake huruf besar ya seperti ini: "Kalau begitu menjauhlah dariku,"

Cuman sekedar saran aj....

Good luck kk....

:D

ooopppsss!!!
iyaaaa,,,KAMU BENAR,,,,, *mukul mukul kepala sendiri*
dai emang masih payaaaahhh!!!!
akan dai edit!!! janjiiii!!!!

bintang juga buat kamu karena dah ngasih masukan yang ok punyaaaa~
dai tunggu kritik dan saran lainnya dari kamuuuu!!!
terima kasih banyak,say,,,,,
hehe,,,,,:)):)):))

duuuh bagus sekali novel non dai...
tapi sayang hulkhogan gk di masukin jadi bintang novelnya....

kyahahahahahahhaaa~
thanks dah meluangkan waktu,kk,,,,
kalau masuk kedalam fanfic sihh bisaaaa,,,,hohooo,,,,

gimana kesannya,kk???
dah punya chara favorit,nihh???
hhihihiihihii~
:):)):))(
 
Last edited:
Bls: cerbung: ~DESCENDANT OF THE DEATHMASTER~ by:DYNA

ceritanya sudah bagus, yang penting jangan sampe ngalor ngidul yaaaaaaaaa.....
 
Bls: cerbung: ~DESCENDANT OF THE DEATHMASTER~ by:DYNA

Daina


____________________________________
_____________________________


Callcuta,Bengala Barat,
India.
____________________________________
_______________________________


Invasi terjadi dua hari setelah aku memutuskan menuruti usul Tasuku untuk memakaikan rantai padanya.

Aku membuatkan yang cukup panjang agar ia bisa berkeliling rumah dan bebas melakukan kegiatan seperti makan atau kekamar mandi,

Tasuku sangat keberatan,karena jika demikian sama saja dengan ia tidak memakai apa apa,dan marah marah mengatakan aku tidak mengerti dan sebagainya.

Aku tidak perduli,yang penting,aku tahu Tasuku tidak akan pernah melukaiku,aku percaya pada Tasuku.

Tapi sayang sekali hari hari mengerikan itu terjadi lagi,
Undead memenuhi setiap sudut kota,
aku hanya berdua dengan Tasuku di tempat tinggal kami,lantai sepuluh sebuah apartemen,
semua kamar dilantai sepuluh ini adalah milik keluarga Gabriel,
kak Ari yang menyiapkannya untukku dan Tasuku agar tidak ada seorangpun yang tahu keberadaan Tasuku,
agar tidak ada media atau apapun yang mengeksposnya secara berlebihan.karena sulit menyimpan rahasia,
meski itu terhadap tetanggamu sendiri,

kak Ari menepati janjinya,dan dia melindungi tasuku dengan caranya sendiri.
tapi bagaimana cara kami menghubunginya,sekarang?

“Kabel telepon terputus…,bagaimana ini?! Bagaimana kita dapat meloloskan diri?!” aku menunduk,mencuri pandang pada Tasuku yang mengintip dari celah jendela.
tadinya kupikir bersembunyi dan menunggu kesempatan adalah yang paling baik,tapi aku tidak menyangka,
invasi nya terjadi dalam skala sebesar ini dan dalam waktu sesingkat ini,
mungkin dalam waktu dua hari lagi,Negara ini akan jatuh ketangan para undead,
kak Ari…dimana kau?!

Tasuku menggebrak dinding dengan marah.
“Jika begini,sebelum Paladin berhasil mengatasinya,kita bisa keburu ditemukan,”
dia menatapku cemas.
Untuk pertama kalinya aku merasa senang karena dia tampak perhatian padaku setelah sekian lama.

“Tidak apa apa, aku akan selalu bersama Tasuku!” aku mengangguk “Tasuku pasti bisa melindungiku,”
Tasuku tersenyum hambar melihat keyakinanku.

“Daina,berjanjilah,kalau keadaan menjadi lebih buruk lagi…,berjanjilah bahwa kau akan tetap hidup” tiba tiba Tasuku menatapku nanar.
Rantai ditangannya yang terpasang erat bergemerincing lembut.

“Aku berjanji…,tapi kita akan selalu bersama,kan?”
Tasuku tidak menjawabku, aku mendesaknya hingga wajah tampan itu berada dekat sekali dengan wajahku.

“Jika aku mati” ujarku perlahan,berbisik ditelinganya ”aku ingin mati bersama denganmu…!”
Aku mendekatkan bibirku pada bibirnya,Tasuku mencoba mengelak tapi aku segara dapat meraih wajahnya dan mencoba menciumnya sekali lagi,

Kali ini suamiku tidak melawan,entah apakah aku yang khilaf melupakan segalanya,
atau memang Tasuku juga sudah sama tidak tahannya sepertiku,
bibir kami akan bersentuhan, sesaat kemudian…

Braaakkkk!!!!

Pintu didepan kami melesak dengan kuat hingga terlepas,
dari arah luar,berdatangan,lima atau enam zombie,
makhluk mengerikan itu menatap kearahku dan Tasuku bergantian,membaui udara,mencari apapun yang bisa menjadi mangsa mereka.

“Tidak…” desisku ketakutan,
makhluk itu berdesakan masuk,dan dibelakang mereka,ikut masuk juga seorang laki laki yang…
Apa dia manusia?! Tubuhnya terjahit jahit sembarang,walau tubuhya tubuh seorang laki laki, kepalanya bukan kepala manusia,
melainkan kepala dua ekor binatang…,kepala banteng dan juga kepala beruang besar,

Aku gemetar,

Tertatih tatih meraih pistol kecil didalam kantong rok ku yang sejak lama kusiap kan,
aku bukan ahlinya menembak,tapi saat ini…,hanya aku yang dapat melindungi Tasuku.

“Daina! mundur!” teriak Tasuku,
Zombie itu menerkamku,terlambat menyadari bahwa yang diincar sejak awal adalah aku!
Apa yang terjadi selanjutnya aku tidak dapat melihat dengan jelas,
Tubuhku basah oleh darah makhluk itu,
aku membuka kelopak mataku,
dan yang terlihat dimataku adalah Tasuku yang bertempur untuk melidungiku,
ganas seperti singa, murka seperti dewa…

Rantai yang mengikatnya putus,hanya ada sebagian pecahan rantai itu yang masih terpasang di tangan dan kakinya, tubuhnya ringan bagai kapas,ketika zombie itu berhasil melukainya,membuatnya semakin marah.

“Graaaaaahhhhhhkkkkhhh!!!”
Tasuku memperlihatkan gigi giginya yang runcing,merayap seperti cicak didinding,menempel di langit langit,
dia melakukannya tanpa terpengaruh gravitasi sama sekali,
gerakannya cepat,matanya mengintai dan membiaskan aura kematian.
seperti predator yang sesungguhnya.

“Syahhhhahhahhahhhhhhh!!!!” chimera,makhluk berkepala hewan itu berteriak amat marah
Sementara para zombie itu menatap langit langit dengan bingung,
tanpa memberi kesempatan sedikitpun,Tasuku menjatuhkan diri kelantai,
dan membelah tubuh mereka dengan cakarnya yang tajam,
begitu gampang seperti mayat mayat itu terbuat dari stereo foam yang mudah dihancurkan,
menunjukkan padaku secara nyata,
bahwa dialah pemangsa sebenarnya.

Darah menggenang hingga sampai di kaki ku, aku mengerinyit ngeri.
Hanya tingga sang chimera sekarang,

Makhluk itu memperlihatkan giginya yang besar seperti taring macan pedang,
sangat berlawanan dengan gigi taring tasuku yang pendek dan anggun,
dia terlihat menakutkan,dan gerakannya juga cepat.
Tasuku menyeringai,

Akhirnya makhluk itu menyerang suamiku,
“Tasukuuuu!” teriakku histeris,antara rasa takut luar biasa dan panik ditengah pertarungan mengerikan itu, aku menutup mata sekuatnya,
hanya beberapa detik kemudian,
Kepala banteng itu terlempar ke hadapanku, tepat di kaki ku
aku melihat Tasuku dan bangkai makhluk itu dipelukannya,ia merunduk,kemudian mulai menyedot cairan merah pekat menjijikkan itu perlahan.

“Aaaaaaaaaaaahhhhhhh!” lengkingan teriakanku tidak tertahankan lagi,
Bunyi bunyian darah yang disedot paksa melalui gigi tajam Tasuku, dan suara ketika ia menggigit tepat di pembuluh darah makhluk itu memenuhi ruangan

“Tasuku…hentikan…Tasuku…” aku merintih menyebut namanya,sekujur tubuhku terasa lemas…
Suamiku telah selesai dengan makhluk itu.

Dia berbalik ke hadapanku dengan mulut yang berlepotan darah,
warna matanya saat itu,bukan merah darah, juga bukan warna biru teduh yang kukenang,
entahlah,bagian mata yang seharusnya berwarna putih,berubah jadi hitam,dan pupil matanya mengecil,berwarna putih keruh, ia menghampiriku,mendekatiku pelan pelan…
lama kami saling terdiam.
Aku memberanikan diri menyentuh pipi nya yang kini sedingin es.

“Tasuku?”aku memanggil namanya, “Tasuku…!” dan memeluk tubuh yang pasrah putus asa itu,menangis menggantikannya,

“Bunuhlah aku..”pintanya, ia menyelipkan pistol kecilku diantara jemari tanganku yang gemetar ”Aku tidak punya banyak waktu,aku akan berubah jadi undead sepenuhnya sebentar lagi” bisiknya lembut ditelingaku, “saatnya mengucapkan selamat berpisah”

“Tidak! Tidaakkk!” bantahku, “Aku akan gila…aku akan mati…” aku tidak dapat menahan air mataku untuk tidak tumpah.

“Aku mau bersama Tasuku…! Mau bersamamu…!”

“Rantai ini…” Tasuku melirik pecahan rantai yang membelit tangan dan kakinya,”sebenarnya bukan untuk menghalangi virus ini mengambil alih tubuhku, sebenarnya sama sekali tidak berguna…,tapi,” dia berkata dengan bersungguh sungguh.
“rantai ini ada untuk melindungimu dari ‘iblis’ dalam diriku, untuk melindungi pandangan 'manusia' dalam diriku juga…”bisiknya lirih

“Ini mimpi,kan?” “Hanya mimpi buruk…”aku terisak "Ini mimpi...aku berharap ini hanya mimpi!" aku berkeras membalikkan kenyataan yang percuma.

“Aku,tidak akan pernah meninggalkanmu… aku bisa hidup tanpa apapun didunia ini,tapi aku tidak bisa hidup tanpamu,” ujarnya lembut, aku bisa menyentuhnya, tapi anehnya aku bisa merasakan betapa ia mencintaiku,
betapa aku dicintai selama ini.

Kenapa? Kenapa justru disaat saat begini,tasuku yang kucintai kembali menjadi dirinya sendiri?!

“Aku menyebutnya mimpi buruk,jika suatu hari aku terbangun dan mendapati kau tidak ada disampingku…,hanya bayangan bahwa aku pernah memilikimu yang dapat menguatkan langkahku…” Tasuku berbisik tanpa henti,tubuhnya berbau darah segar,tapi aku tidak memikirkan itu dan terus mendengar setiap kalimat yang ia utarakan padaku

“Aku memang tidak mampu hidup tanpamu,Daina,tapi apa kau tahu?” kami sama sama terisak dan berpandangan,aku mengangguk angguk seperti orang gila mendengarkannya bicara,
”akan lebih menyedihkan bagiku jika aku melihatmu tidak bahagia”

“kebahagiaanku adalah Tasuku” sahutku,

“meski aku mungkin akan menyakitimu?!” ia bertanya ragu ragu

“barusan Tasuku melindungiku…,”

Tasuku terdiam sejenak,seperti memikirkan kemungkinan baru,
"Sebentar,biarkan aku berpikir..., kalau kita berpisah sekarang...bagaimana caramu keluar dari kota ini? apartemen ini jelas tidak punya pertahanan apa apa untuk melindungimu"

aku menatapnya dengan berharap,
berharap ia memikirkan hal sama seperti yang kupikirkan.

"Aku akan mengeluarkanmu terlebih dahulu,secepat mungkin" Tasuku mengangguk, ”Apapun itu, kekuatan terkutuk ini,aku akan menganggapnya berkah selama kekuatan itu membantuku untuk melindungimu”

Terima kasih,Tuhan...

“Bagaimana sekarang?!”tanyaku padanya

“Kita harus keluar dari sini,sebelum undead lain menemukan kita!” ia menarik tanganku, aku akan mengantarmu ketempat aman terdekat, mungkin itu pos Paladin, kalau beruntung,kita akan bertemu kak Ari disana,yang jelas selama infeksi nya belum 100%,kurasa kita bisa tenang tenang saja” Tasuku mengarahkan alat pemindai di matanya,yang perlahan kembali berubah warna menjadi merah gelap.

Alat pemindai menunjukkan tulisan 85%,naik hampir 10% dari yang kuperiksa tadi sore, “Pasti karena tasuku minum darah undead tadi” ujarku.
Tasuku menggeleng,”jika aku tidak melakukannya,pasti saat ini aku menginginkan darahmu”

Aku bergidik.

“Naiklah,jangan membantah” Tasuku berjongkok menyodorkan punggungnya padaku, "kita berlomba dengan waktu,sebelum virus ditubuhku bermutasi dengan sempurna"
aku segera melompat ke punggungnya,
Tasuku membuka jendela balkon, dan melompat kebawah, aku menjerit tertahan,
Lantai sepuluh! dan kami meluncur begitu saja.

“Sejak kapan kau bisa begitu?!” tanyaku sewot,
Tasuku tertawa,

“Daina pikir bagaimana caraku kabur dari rumah sakit?”
Kami melewati kota yang hancur,banyak sekali zombie disekeliling kami,
ada banyak mayat hidup yang mencoba menyerang kami,dan Tasuku menghancurkan mereka yang menghalangi jalannya,

Aku sedang digendong di punggung orang yang mungkin lima menit lagi atau besok,tidak tahu kapan...
akan berubah menjadi makhluk berbahaya yang ganas, mungkin nyawaku berada dalam genggamannya, tapi aku tidak takut sedikitpun,

Akan kupikirkan bagaimana menghadapi nasib kami nanti saja,
sekarang yang kuinginkan hanya menikmati perlindungan laki laki yang kucintai meski hanya sesaat.



********************************
********************************
 
Last edited:
Bls: cerbung: ~DESCENDANT OF THE DEATHMASTER~ by:DYNA

Ari

___________________________________
_______________________________

Dua hari kemudian.
__________________________________
___________________________


“Mikia!” Seruku,menyeruak masuk kedalam tenda darurat.

“Ar...!” sahut mikia setelah melihat kedatanganku,“Kau datang…”

“Kau sudah menemukan…” aku melirik kearah kerumunan orang yang berjalan mondar mandir kebingungan menunggu giliran proses pemindaian di tengah jalan tol perbatasan itu,
hanya didaerah ini yang belum terinfeksi, tempat ini adalah zona aman, seluruh orang yang selamat mengungsi kesini dan tentu saja harus melalui proses pemindaian terlebih dahulu,

Paladin selalu membuat pengumuman pengosongan kota sebelum melakukan pemusnahan massal, baru setelah itu kami masuk ke kota dan menyematkan yang tersisa, memusnahkan yang tidak perlu,
bahkan meledakkan kota dengan bom nuklir kalau perlu, sebagian yang terinfeksi ringan dapat disembuhkan lewat vaksin standar,
tapi yang terinfeksi tahap akhir mau tidak mau harus kembali ke kota atau melalui proses karantina,pilih yang manapun tetap sama saja

“Gila! Seluruh India terancam jatuh ketangan Undead…,” geram Yudas “sudah lama tidak ada invasi sebesar ini sejak afrika…”
Ryo mengangguk sependapat,sementara Mikia memeriksa data komputernya, dia menggeleng lemah.

“Maaf,Ar…sementara belum ada…”

“Berarti mereka terkurung di Calcutta” desisku “Kenapa bisa begini? Aku bodoh sekali!” dengan kesal aku memukul tiang tenda darurat di sebelahku hingga melesak kedalam. Gerimis terus menerus turun tidak berhenti.

“Sudah kuputuskan,aku akan masuk kedalam” kataku, Tasuku dan Daina tidak mungkin dapat pergi jauh dalam keadaan genting begini,
aku akan menyelamatkan mereka walau nyawa ini taruhannya.

“Sendirian? kita satu tim,kan!” Ryo menepuk bahuku,

“Ini diluar tugas resmi” ujarku “Aku pergi karena alasan pribadi,aku tidak dapat melibatkanmu atau siapapun”

“Pergilah!” sebuah suara menggelegar berwibawa bergema dalam tenda Alexander Boraknitchov tersenyum padaku, disampingnya,berdiri sang wakil,Syeikh Ibrahim Al Ashaadiq,

"Tapi..."

“Walau sudah tua,kami juga bisa menangani situasi disini”kata Boraknitchov
“Lagipula,Kisaragi, tolong jaga Kapten merepotkanmu ini,seperti kami juga saling menjaga hingga tua begini” canda syeikh Ibrahim dengan nada tak senang saat mengulangi kata ‘tua’ yang diucapkan Boraknitchov.

Aku mengangguk berterima kasih atas pengertian mereka, Ryo tersenyum puas disampingku,
“Itu sih,tidak perlu disuruh...”

“Mikia juga ikut,” Mikia menarik bazooka raksasanya, Ryo terperangah

“Kenapa?” Tanya Ryo penasaran

Mikia mendelik tidak suka “Aku juga ingin bertempur,” “Boleh,kan’ kek?” ia memohon dengan nada manja pada Boraknitchov,sang kakek mengangguk setuju,
“Jaga para berandalan ini baik baik,Mikia” pesannya pada cucu semata wayangnya

“Baik!” mikia memberi hormat dengan sikap formal,

Aku menghela nafas,
“Wanita bisa jadi kuat karena cinta,ya”desahku mencelos
Mikia melotot tidak senang, Ryo memasang tampang bego tidak mengerti apa yang kukatakan,

“Kalau begitu,biar aku saja yang tinggal disini menggantikan Mikia” kata Yudas

“Jangan!sudah ada aku,” gadis kecil berusia sekitar 16 tahun masuk,

“Evangelina” kataku,gadis itu,dia memiliki sorot mata seperti tahu segalanya,

“Stast The Origin” ujarnya ”Jika ada invasi besar,tandanya dia juga ada disini,melenyapkan Stast The Origin merupakan prioritas utama Paladin saat ini,misi level S, kalau hanya untuk melindungi para pengungsi disini,aku dan Syeikh Ibrahim kurasa sudah cukup”
“menurutku,Jendral kami yang mulia”ia membungkuk pada Alexander Boraknitchov,
yang termanggut manggut menyetujui apa yang ia katakan.

“Menurutku juga demikian,kita tidak hanya membicarakan adikmu yang terkurung didalam ibukota,kita juga harus memikirkan Stast The Origin,Undead tua itu sudah pasti berada disini sekarang,kita telah belajar dari masa lalu tentang pentingnya membawa cukup orang sebagai tambahan dalam misi pemusnahan Stast The Origin,jangan mati sebelum membawa kepala Stast The Origin diatas meja makan Paladin” seru boraknitchov pada kami semua

“Siap!”

Aku,Ryo,Mikia dan Yudas bergegas membekali diri kami dengan persenjataan lengkap,

Sambil melakukan persiapan,aku berkali kali berusaha mentralkan pikiranku yang kacau,
perang besar diantara manusia dan Undead.

Calcutta,salah satu kota termegah di India,pusat invasi saat ini,
invasi yang terjadi disana bahkan berskala lebih besar dibanding invasi yang terjadi di Bombay dan kota lainnya,

Apa karena keberadaan tasuku?
Benarkah dia yang diinginkan Stast?!
aku tidak mengelak, cerdas,brilian,jenius,dan otak tercanggih lebih dari yang bisa dibayangkan seorang manusia selama hidup,
semuanya ada pada Tasuku,
Keberadaan sempurna sebagai pewaris yang sejati...

Apapun itu,Tasuku adalah adikku,
aku tidak boleh membiarkan ini terjadi.



******************************
******************************
 
Last edited:
Bls: cerbung: ~DESCENDANT OF THE DEATHMASTER~ by:DYNA

MANA LANJUTANNYA???????(sambil nangis)>:'(>:'(>:'(>:'(
DAINAAAAA PLEEEEEEASE LANJUTIN!!!!!!!!>:'(>:'(>:'(
 
Bls: cerbung: ~DESCENDANT OF THE DEATHMASTER~ by:DYNA

09:

Survival.

______________________________________
______________________________


Daina

________________________________________
________________________________


Aku menunggu dengan gelisah,
“Bisa tidak?” tanyaku was was,

Tasuku tidak menjawab pertanyaanku,dia mengutak atik kabel minibus itu,mencoba menyalakan kendaraan terbaik yang bisa kami temukan dikota yang hancur,
ketakutan merayap kesekujur tubuhku ketika aku menyadari berapa pasang mata yang mengawasi kami sebenarnya,”Tasuku...! Mereka datang!” aku mengingatkannya untuk bergegas,

Tasuku tidak menjadi panik karenanya, ia berusaha menyelesaikan pekerjaannya secepat dan setenang mungkin.

“Tetap didalam dan jangan bergerak” perintahnya padaku.
Aku menurut,menyembunyikan diriku diantara jok depan kursi pengemudi, tubuhku yang kecil tidak menyulitkanku menyusup masuk didalam sana,

Tuhan,makhluk itu banyak sekali, tapi mereka ragu ragu untuk menyerang, apa Tasuku tidak memiliki bau manusia lagi?
Yang jelas, aku harus berusaha agar bauku tidak tercium oleh mereka,tapi bagaimana caranya?

“Beres!” Tasuku masuk kedalam minibus,ia menoleh resah kearahku,sorot matanya tampak tidak nyaman “Maaf,bisakah kau menjauh sedikit?” pintanya.

Aku tersinggung “Memang aku tidak mandi dua hari ini,tapi…”
Tasuku mentertawakanku,”Bukan begitu…,” ia tersenyum hambar “Kalau melihatmu begitu aku jadi ingin memakanmu” ia melirik malu malu.

Aku menurutinya dan menjauh,beralih ke bangku bagian belakang,namun masih cukup dekat untuk melihat raut wajahnya.

“Apa artinya itu?” tanyaku membentuk kedua bola mataku sebulat mungkin untuk menggodanya.

Tasuku tersenyum berahasia “Dalam segala arti” jawabnya sambil mencoba bercanda.
agak lama kupandangi wajah tampan itu,Tasuku menstarter minibus itu dan melaju kencang,
kami masih terkurung dalam kota yang sama selama dua hari,menyembunyikan diri sambil berusaha mencari kesempatan untuk keluar.

Virus yang menggerogoti tubuh suamiku sudah melampaui angka 90%,
Tasuku tidak terlihat sakit,
sebaliknya,ia semakin kuat dan daya tahan tubuhnya meningkat lebih dari manusia biasa pada umumnya,
Tasuku bilang harus hati hati memilih rute,sekuat apapun dia, tetap saja dia hanya sendirian,menghadapi seisi kota yang berubah menjadi undead kan' hal yang mustahil...
apalagi dia harus mempertahankan dirinya seperti apa adanya,
semakin ia bertempur,semakin kuat virus tersebut mengendalikan dirinya,
dia juga bilang padaku,jika ia berubah,mungkin ia jadi lebih berbahaya dari seisi penduduk kota Zombie sekalipun...!

Tapi anehnya, akal sehat Tasuku masih bisa digunakan seperti manusia normal,ia bercakap cakap dan tertawa seperti biasanya,
walau aku tahu betapa berat godaan yang ia tahan agar dia tidak menyentuhku,
sikap tenangnya dan tidak emosian, apakah itu wajar untuk seorang undead?

“Waktunya sebentar lagi tiba” cetus Tasuku seakan ia bisa membaca pikiranku barusan, “Aku akan terlahir kembali dan tidak ada kontrol kali ini” ia melirik kearahku. ”Karena itu aku harus mengeluarkanmu dari tempat ini,bagaimanapun caranya,”
“Setelah kita bisa keluar dari sini,biarlah Paladin yang memutuskan akan melakukan apa padaku” Tasuku berkesah sembari menyelesaikan kalimatnya.
Aku hanya bisa memandangnya dengan sedih.

“Kita akan cari jalan keluarnya bersama sama,lagipula,kan’ masih ada kak Ari” aku mengingatkan “Kita satu keluarga,dia akan melindungimu apapun yang terjadi”

Tasuku tersenyum lemah, dia tidak menjawab kata kataku,mengemudikan mini bus secepat yang bisa diusahakan kendaraan itu melaju.
Bunyi kepakan sayap terdengar sayup sayup, tenggorokanku tercekat,wajah Tasuku menegang tiba tiba,

“mereka” bisiknya,“Mereka pasti tidak akan membiarkan seorangpun lolos,Daina kita harus tetap bersama” ujarnya,
Aku mengangguk,
“Apapun yang terjadi,tetaplah berada di sampingku,setidaknya saat ini aku masih belum begitu berbahaya untukmu”

Kiiiiiiiikkk!!!!
Aku tidak sempat menetralkan pikiranku yang kacau, menatap keluar jendela saat seekor ghoul terbang merendah,memperlihatkan wajah menyeramkan disisi jendela tempat dudukku, aku terpekik,

“Benar mereka,aku akan menutup semua jendela!”seruku seraya berlari ke bagian belakang minibus,menutupi jendela jendela yang terbuka,
undead bersayap itu mencoba masuk,sedikit lagi mereka nyaris lolos diatara celah jendela, aku bergulat dengan kengerian dalam memperkecil kemungkinan selamatku.

Mereka mengikuti kami, terbang dengan cepat seperti burung rajawali, bunyi gesekan sayap makhluk berupa manusia kelelawar besar itu mengikuti kami sepanjang jalan...Tasuku memacu minibus dengan kecepatan penuh.

“Sial” Tasuku mengumpat ketika kecepatan kami perlahan menurun.

“Tasuku…apa yang terjadi?!” desakku,
Aku belum sempat mengedipkan mata ketika para ghoul menyerbu kaca depan,kaca samping,dan kaca bagian belakang sekaligus,
darah makhluk itu berlepotan di kaca depan tempat makhluk tidak berotak itu menabrakkan dirinya sendiri dan tubuh mayat mereka yang pada dasarnya busuk dan rapuh hancur tanpa ampun terbentur kendaraan yang melaju dengan kecepatan tinggi ini,

Tangan Tasuku gemetar,
Bersusah payah mengalihkan perhatiannya dari noda meleleh yang memenuhi jendela.
kurasa jantungku berhenti berdetak,

“Sudah…tidak bisa lagi…” aku menyaksikan bola mata suamiku perlahan berubah seluruhnya menjadi hitam,
Tasuku memeras otaknya berpikir tanpa bersuara,
bagaimana cara menyelamatkan diri dalam keadaan serba terjepit begini?

Terdengar bunyi 'Brakk Brukk' hewan chimera itu mencoba mendobrak kaca jendela bagian samping,
retakan retakan barupun tercipta dari hantaman keras itu, sebentar lagi mereka akan menghancurkan kaca jendela minibus ini dan masuk kedalam,

Yang bisa kulakukan sekarang hanya menjauh sejauh jauhnya dari jendela

“Kita keluar dari sini,Daina!” perintah Tasuku, ia menghentikan laju minibus itu,menarikku keluar dari sana,

“Para ghoul masih ada diluar…!” seruku panik

“Bukan ghoul yang harus kau cemaskan!” Tasuku menarikku keluar dari mobil, makhluk itu nyaris merobek leherku,
tapi Tasuku bergerak lebih cepat,sang ghoul hanya sempat menarik kalung yang kupakai dan aku tidak terluka,tapi tetap saja menakutkan

Lengan tasuku bermutasi menjadi tentakel-bagiku itu terlihat seperti tentakel-dan tentakel itu melecut kesana kemari seperti cambuk,
menyambar setiap ghoul yang mencoba menyerang kami,Tasuku memutuskan kepala mereka dalam beberapa kali sambaran,mengejar mangsanya sampai neraka,seperti peluru kendali,
belum pernah aku melihat senjata undead yang semenakutkan itu.

Aku menunduk terseok seok mengikutinya,

“Terlalu lambat,Daina,” ia berdecak kesal dan meraih tubuhku dalam gendongannya,
Tasuku berlari cepat sekali, seperti berseluncur diatas es…

Dengan sebelah tangan yang bermutasi,ia bertempur,mati matian berusaha mengendalikan diri,dia tidak kehilangan konsentrasi sedetikpun, dan bisa mengontrol dirinya dengan baik, tapi sampai kapan? Seperti kata tasuku,sebenarnya,ini sudah batasnya sama sekali…

Tasuku membawaku ke bangunan yang sepertinya sebuah sekolah,didepan pagar bagunan itu tertulis ‘direnovasi,libur hingga bulan berikutnya’

Aku tahu maksud tasuku,para ghoul itu terus mengikuti kami,Tasuku hanya bisa membawaku ketempat tertutup dan menghindari ruang terbuka sementara ini,sampai keadaan agak tenang,

Akulah prioritas utamanya,dan aku senang.
hah...aku masih sempat sempatnya merasa senang disaat begini...
dasar aku gadis payah...!

Tasuku menutup pintu gerbang besar itu dengan satu tangan,dia tidak melepaskanku sedetikpun, keadaan bangunan itu sangat sepi, perlahan Tasuku menurunkanku,

“Kau tidak apa apa?” tanyaku hati hati,
Tasuku sangat muram, matanya kini benar benar mata seorang undead, seperti yang sering kulihat di televisi,
vampir sejati.

Tasuku membelakangiku, “Jantungku telah berhenti berdetak beberapa saat tadi” ia memberitahuku, “Menurutmu sekarang bagaimana?”

Aku menggeleng,bermaksud memeluknya.

“Jangan sentuh” ia mengingatkanku “Kau bisa mati”
Aku menatap punggungnya dengan sedih,

“Bangunan ini ditutup sampai bulan depan,tapi bukan berarti tidak ada undead disini,” Tasuku berkata perlahan,”Bersembunyilah di tempat yang aman, aku tidak akan meninggalkanmu, hingga bantuan datang,tapi jika kita berada dalam satu ruangan akan sangat berbahaya bagimu,” lanjutnya
“Jika aku melihat darah sekali lagi…”

“Aku mengerti” sahutku,tidak apa apa,aku kuat,
dan aku mempercayai Tasuku,tidak akan ada kesalahan selama aku menuruti kata katanya,

Tasuku mengangguk, ia menuntunku berjalan kelantai atas,Tasuku benar,bangunan itu dalam keadaan setengah direnovasi,
papan dan kaleng cat berantakan dibeberapa sudut, ruang kelas,ruang musik,dan banyak lagi ruangan lainnya,
Tasuku mengambil untaian anak kunci yang tergantung diruang pengawas, memilih ruangan yang ia rasa paling cocok dan memakai papan kayu dan bahan bangunan yang tersisa dan tergeletak begitu saja dibeerapa sudut koridor,
aku membiarkannya bekerja sendiri sambil tetap merapat disisinya,setelah selesai mencari barang barang yang ia butuhkan,
ia kemudian memaku papan papan kokoh itu dijendela dan ventilasi tempat dimana aku bisa bersembunyi dengan sempurna tanpa ada celah sama sekali,
Ia menyerahkan anak kunci ruangan yang tampaknya kelas kosong itu padaku,

“Kuncilah,dan jangan dibuka,walau aku yang meminta”
Aku menerima anak kunci itu,Tasuku pasti tahu waktunya sudah dekat,

“Tasuku…akan tetap berada disini,kan?” dan Tasuku memperihatkan sorot mata paling menyedihkan yang bisa kulihat,

“Aku akan ada dibalik pintu ini menjagamu” ia tersenyum sedih “tutup pintunya”

Aku tidak berhenti memandang wajahnya hingga pintu itu mengayun tertutup.

Pangeranku yang malang,
pangeranku yang telah menodai tangannya yang lembut dan hatinya yang begitu baik dengan darah dan dosa…


Tubuhku merosot dibawah pintu yang terkunci,
kutempelkan telingaku didaun pintu,mendengar bunyi yang menandakan ia juga duduk di balik pintu,menjagaiku.

“Aku mencintaimu…”bisikku,
mencoba mencari keberadaannya dibalik pintu ini, padahal kami sedekat ini,kenapa terasa jauh?!

Padahal hanya tersekat oleh sebuah pintu…,padahal jarak kami hanya terpisah berapa inchi darinya, kenapa rasanya sesakit ini…?!

“Aku juga mencintaimu…selalu…”
Suara yang melenyapkan ketakutanku,satu satunya suara yang ingin kudengar didunia ini, suara kecintaanku yang mampu membuat semua kepalsuan didunia menampakkan wujud sebenarnya,

“Kita akan selalu bersama,kan?” tanyaku setengah terisak,aku bersedekap memeluk lutut,putus asa dan kedinginan.

“Kita akan selalu bersama…” terdengar sahutan lembut dari ruangan disebelahku,
“Tidurlah,sayang... ,sayangku…,tidurlah kesayanganku melebihi apapun didunia, kita akan segera bertemu lagi…” bisiknya berdusta,tapi itu cukup bagiku,
itu mimpi,

Walaupun mimpi,aku ingin segera mewujudkannya dalam kenyataan milikku sendiri.
Aku menangis, lagi lagi aku menangis…
menangis untuknya,menangis untuk impiannya,
air mataku hanya miliknya...

Lalu aku mendengar ia bersenandung lagu lagu yang bergema hingga ke hatiku,

Tak terasa kantuk menyerangku dengan segera dan akupun tertidur.


*********************************
*********************************
 
Last edited:
Bls: cerbung: ~DESCENDANT OF THE DEATHMASTER~ by:DYNA

MANA LANJUTANNYA???????(sambil nangis)>:'(>:'(>:'(>:'(
DAINAAAAA PLEEEEEEASE LANJUTIN!!!!!!!!>:'(>:'(>:'(

terima kasihhh,kk,,,
keep reading,,,,
pokoknya dai akan berusahaaaaaaaaaaa~
^-^

@all
sebenarnya lagi lagi tidak penting,sihh,,,,,,,
tapi nickname 'Tasuku' itu ejaan aslinya adalah 'Tatsh'

kenapa jadi 'Tasuku' ????
karena banyak orang kesulitan melafalkan 'Tatsh' dengan benar,,,,hiks,,,,
namanya jadi aneh,,, (kalau mau jujur,'Tatsh juga nama yang tidak lazim!!!')
benar benar SELERA YANG BURUK DALAM MEMILIH NAMA,yaaaaa,,,,
>_<;

pengarang bodoh ini hanya mengikuti 'naluri' nya sajaaaa,,,,>:'(
menurut pengarang bodoh ini,nama 'Tatsh' itu memiliki imej 'SEORANG RAJA' atau 'FALLEN ANGEL',sihh,,hiks,,,,>:'(>:'(
begitulah,,,,akhirnya gagal total,,,,,
>.<

ok!!! NEXT!!!!
 
Last edited:
Bls: cerbung: ~DESCENDANT OF THE DEATHMASTER~ by:DYNA

salut buat mbak dai yg masih bisa mempertahankan ketegangan cerita sampai saat ini, bintang buatmu :D
 
Last edited:
Bls: cerbung: ~DESCENDANT OF THE DEATHMASTER~ by:DYNA

Tasuku



Flashback.
____________________________________________
__________________________________



Aku…,berteriak dan menangis,dalam kegelapan

“Kakak…kakak…apa yang kakak lakukan?! Kenapa ibu dan ayah…kenapa mereka kakak bunuh…?” Kakakku hanya terdiam tanpa suara,tangannya sama gemetarnya dengan tanganku,

“Karena…jika tidak…kitalah yang akan terbunuh” kak Ari mengusap darah yang mengotori tubuhnya,wajahnya tegar tanpa kerisauan sedikitpun, tapi aku bisa merasakannya,
"dia bukan ibu...dan dia bukan ayah...itu Undead..." katanya menjelaskan.
aku tahu dia menahan diri,
andaikata saat itu dia juga menangis bersamaku,aku pasti akan semakin putus asa…

ia memandang dingin pada potongan tubuh manusia didepan kami,
juga gergaji listrik ditangannya,

aku sering melihat proses mutilasi dalam adegan film sadistik di televisi,tapi baru kali ini aku melihatnya secara nyata.
kami hanya berdua,dan kakak yang melindungiku,
melewati malam yang mengerikan.

"kita hanya berdua,sekarang,kita harus tetap hidup,Tasuku,itulah bentuk penghormatan kita pada ibu dan ayah,mulai sekarang,kita harus saling menjaga,janji?" kak Ari meminta pengertianku dengan penuh harap,

"ya,aku janji"
aku mengaitkan jari kelingkingku pada kelingkingnya sebagai tanda ikatan,
aku berjanji akan mematuhinya,
saling melindungi,saling menjaga.

Sesaat setelah itu,
Kak Ari menyiram seluruh rumah dengan bensin dan membakar habis rumah kami,
usia kakakku tidak lebih dari dua belas tahun waktu itu,tapi ia selalu bisa diandalkan,
dia yang kukagumi selalu berpikir 'air mata tidak ada gunanya',
tapi hari ini ia memperlihatkan wajah sedihnya untuk pertama kali.
aku termenung memperhatikannya ‘bekerja’.
air mata mulai mengering disudut pipiku.
aku tidak pernah berpikir untuk jauh darinya sedetikpun.

“Selesai” katanya sambil meraih lilin yang menyala dan melemparkannya, api dengan mudah berkobar, warnanya merah membara,sama membaranya dengan hati kami berdua saat itu.

“Kakak…apa ayah dan ibu ada disurga sekarang?”tanyaku hati hati kakakku berpaling menujukkan wajahnya yang khawatir padaku,

“Tidak Tasuku…” aku tahu ia menangis,tapi ia tidak mengakuinya,ia menghapus air matanya dengan cepat,lantas memeluk bahuku erat ”Tidak akan ada surga sebelum semua kengerian ini berakhir…”

Aku menatapnya dan mengangguk tanda mengerti,
walau pada saat itu aku masih belum paham benar apa yang ia katakan.
”kalau begitu” sahutku yakin “biar aku yang akan menciptakan surga”

Kakakku menatapku lembut dan menghibur, ”Ya,kita akan menciptakannya, mari kita berjuang dengan jalan kita masing masing,agar kesedihan ini tidak dialami orang lain, mari kita berjuang bersama untuk menghapus neraka dari dunia ini untuk selama lamanya”
aku senang mendengar kata katanya,aku terhibur,

“Aku akan menciptakan surga” tekadku dalam hati.
dan itu tidak berubah hingga sekarang.

Malam itu,malam ulang tahunku yang ke sepuluh,
kami terpaksa membunuh orang tua kami.



***********************
***********************
 
Last edited:
Bls: cerbung: ~DESCENDANT OF THE DEATHMASTER~ by:DYNA

(LANJUTAN)

Tasuku

________________________________________
______________________________


Mimpi itu datang lagi mengusikku setelah sekian lama, mengingatkanku pada impianku semula, menciptakan surga didunia yang kacau balau ini,
membuat tempat yang nyaman sebagai tempat berlindung dimana yang kuat tidak akan memangsa yang lemah.

Rasanya aku seperti telah mengkhianati diriku sendiri…

Rupanya aku terbangun oleh sinar matahari yang merembes masuk melalui celah ventilasi,
aku dapat merasakan nafas teratur Daina masih ada balik pintu yang terkunci,
rupanya ia masih tertidur,

Dalam hati aku bertanya tanya apakah Daina lapar dan apa kiranya yang dapat kulakukan untuknya.

“Daina…”panggilku perlahan, kudengar Daina menguap malas,aku tahu ia masih mengantuk, aku tidak dapat menghalangi panca inderaku yang sudah sangat tajam dan sensitive terhadap bunyi sekecil apapun

“Tasuku…?” suaranya mencariku,

“Aku disini” jawabku

Aku hendak menanyakan pada Daina apa yang ingin ia makan pagi ini, kupikir aku akan mencarikannya sendiri,ketika telingaku menangkap sebuah bunyi asing yang lain.

Bunyi geraman halus hewan buas.

Aku mengetuk pintu dan Daina segera meresponku,
“Ada apa?”ia bertanya khawatir

“Jangan keluar” perintahku,aku merasakan tanda bahaya,mungkin juga ini adalah insting alami Undead untuk mempertahankan diri,
cara kerjanya mirip insting seekor cheetah liar…

Alam bawah sadarku memberikan gambaran secara acak,bahwa penyerangku kini bergerak tanpa arah dilantai bawah,mencari bau manusia yang bisa ditemukannya,
sunyi sekarang,
tapi aku ragu apakah ia akan gagal mencium keberadaan Daina,

Memasang kuda kuda tempur,gigi taringku memanjang,jarak pandanganku lebih jelas dari sebelumnya,

Inilah batasnya, ujarku dalam hati, bersusah payah mengontrol kesadaranku yang mulai pudar,

“Kyaaaaaaaaaa...!”
Aku tersentak oleh teriakan istriku diruangan sebelah,

Berikutnya terdengar bunyi kaca dipecahkan,dan tembok beton yang dibobol paksa,
sial,padahal aku sudah memasang palang untuk menghalangi mereka masuk baik di jendela maupun ventilasi, makhluk sekuat apa yang mampu menghancurkan barikade sempurna yang kubuat di sekitar ruangan tempat Daina bersembunyi!

Chimera itu juga muncul didepanku,
sosoknya berbentuk ular besar dan kepala manusia di bagian dadanya menyeringai penuh kemenangan…
dua ekor,diluar dan didalam,mereka bermaksud mengepung kami!

Dia juga memiliki sayap kelelawar besar dipunggungnya,
mulutnya meneteskan darah segar dan dari gigi giginya juga merah menyala juga dipenuhi darah.

Monster itu hanya menatapku saja,apakah ia pikir aku sejenis dengannya?

Tidak ada tempat yang aman dimanapun,
Tapi daripada itu,aku lebih memikirkan keadaan istriku diruangan sebelah,
makhluk iblis itu mungkin sedang mengancam keselamatan Daina dari berbagai sudut sekarang!

Aku mungkin mengingkari apa yang semula kukatakan pada Daina,tapi bukan itu yang kupikirkan sekarang,

Dengan sekali dobrakan pintu itu terhempas dan aku mendapati istriku terkurung disudut ruangan,bersama monster monster berbentuk serupa dengan monster yang mencegatku,
Daina tidak berani bergerak sedikitpun,
aku selalu bersyukur ia tidak pernah melakukan gerakan apapun yang mempersulitku.

dua...tiga...ada empat,dan lima dengan makhluk dibelakangku,
dan kelihatannya,sayap dipunggung mereka juga bukan hanya sekedar pajangan.
mereka seperti diperintah sesuatu agar mengejar kami?
aku tidak mungkin tidak bertempur,musuh sebanyak ini...
aku harus melindunginya!

“Daina!”
aku menutup mataku sambil meneriakkan namanya,berdoa semoga aku tidak melupakannya ketika nanti aku membuka mataku kembali,
Naluri pemangsaku tidak dapat kutahan lagi…
Segala fakta logis lenyap,

Kekuatan iblis,
atau apapun nama kekuatan ini...
aku akan meminjammu untuk melindungi orang yang kucintai,


Setelah itu,silahkan ambillah ragaku sebagai bayarannya.


****************************
****************************
 
Last edited:
Bls: cerbung: ~DESCENDANT OF THE DEATHMASTER~ by:DYNA

Ari

__________________________________
_____________________________

Meski aku mengelilingi seluruh penjuru kota,tapi sudah tidak ada tanda tanda kehidupan lagi disini,

“Lakukan dengan cepat” kataku pada Mikia dan Yudas, “Jika mereka mengendus keberadaan kita dalam beberapa menit,tempat ini akan jadi ramai,hanya akan memperlambat misi”

Mikia dan Yudas mengangguk paham,

Baru saja kami akan berlalu dari tempat itu, Ryo datang,
“Lihat apa yang kutemukan” serunya,kami mengikutinya hingga sampai pada sebuah minibus,

Yang menarik perhatian kami adalah,Undead yang mati dalam jumlah besar disekeliling minibus itu, seakan mereka dimusnahkan serentak oleh kekuatan dahsyat yang tak terlihat.

“Tasuku…”
Hanya namanya yang terucap dari mulutku,
Dia sudah sampai mana sebenarnya?!

Pandanganku tertuju pada salah satu bangkai ghoul,
Ghoul itu mencengkeram sebuah liontin yang kukenali sebagai milik Daina,
Tentu saja,aku memilihkannya untuk Tasuku ketika ia mencarikan kado ulang tahun Daina setahun lalu,jadi pasti tidak salah…

Dimana mereka sekarang?

Kembali perhatianku teralihkan sesaat pada bangunan disekitarku…



****************************
****************************
 
Last edited:
Bls: cerbung: ~DESCENDANT OF THE DEATHMASTER~ by:DYNA

Daina

____________________________________
_____________________________

Jika boleh memilih,aku ingin kami menghilang saat ini juga!

Lagi, aku melihatnya bertarung seorang diri dalam kesakitan dan kepayahan yang sama seperti dalam mimpi mimpi burukku…

Pangeranku yang kucintai mencabik musuhnya dalam keadaan tidak sadar, dan dalam keadaan tidak sadar pula ia menyantap mangsanya,

Semuanya menjadi merah,menjadi satu dengan gerakan nya yang indah, seperti menari dan dalam sekejap ia menghias pemandangan yang ada dengan darah.

chimera dapat terbang dan bergerak dengan cepat,meskipun didalam ruangan yang sempit,
merasa lebih unggul karena menang jumlah,
tapi Tasuku tidak terpengaruh,ia mengejang dan terus mengejang,
aku terperangah melihat tubuhnya yang tertembus tulangnya sendiri,darah yang mengalir semakin memperkuat kebutuhannya,
tapi keadaan itu hanya sesaat,pelepasan...

Sekarang giliran para Chimera itu yang meraung kesakitan,
saat suamiku menarik sayap mereka,lalu mencabiknya dengan mudah,
ia tidak memberi ampun,ia tanpa belas kasih,ia kejam dan indah!
dia tidak menghabisi mereka satu persatu,tapi bersamaan.
sedikitnya ada delapan buah tentakel keluar dari punggungnya dan melecut menyambar setiap mangsanya.

beberapa menit kemudian,
Tasuku dapat mengalahkan semua chimera itu dengan mudah,tapi…

“Tasuku…” panggilku perlahan,sosok yang membelakangiku itu terasa begitu jauh…
Ia tidak menoleh.

“Pergi…Daina…”

“Apa? Tasuku…aku tidak mengerti,”
Tubuh suamiku kembali mengejang hebat,dan berikutnya aku menyaksikan mutasi luar biasa,
seperti seluruh badannya terkoyak dan akan binasa.

“Pergi! Dainaaaaa…!”

Darah keluar disekujur pori pori tubuhnya,dalam sekejap ia basah oleh darahnya sendiri, aku mengkeret disudut ruangan, tulang rusuknya mencuat keluar menembus daging yang kemerahan, punggung Tasuku kini dipenuhi tulang yang mencuat keluar, ia berbalik menghadapiku,
bukan air mata yang membasahi pipinya,melainkan darah segar yang keluar dari mata merah membara itu,

“Tasuku…ini aku…” aku mundur perlahan “ini Daina…?” air mataku tumpah jika mati ditangan Tasuku aku rela,
tapi apa ini yang ia inginkan?!

“Lari…” hanya ucapan lirih itu yang ia ucapkan untuk terakhir kalinya, sebelum virus terkutuk itu mengambil alih tubuh suamiku seluruhnya

Lari!
Jangan mati!


Suaranya dalam kepalaku berputar putar.
Reflek aku membalikkan kakiku,keluar dari ruangan,lari,lari secepat mungkin sebelum proses mutasi itu selesai,hanya itu,

Hanya itu yang ia minta dariku,aku harus tetap hidup!
aku teringat film film klasik yang mengisahkan karakter wanita yang berkejar kejaran dengan monster,
diakhir hayatnya,pastilah si karakter wanita melakukan kesalahan kecil seperti tersandung atau menginjak ranting.
akal sehatku masih jalan,aku tidak akan berbuat bodoh begitu!

Aku berlari secepat kakiku bisa melangkah,
ternyata tekadku cukup membantu,baru kali ini aku berlari secara sembarangan tanpa tersandung,
Aku harus hidup!

Lari! Lari! Lari!
Cepatlah lari,Daina…! Selamatkan dirimu!
Tetaplah hidup untuknya…!

Aku merasa selamat ketika aku telah berhasil keluar dari bangunan itu hidup hidup,
tapi sebuah sentakan berat menindihku sedemikian kuatnya,
Mendorongku hingga aku terhempas,lalu melemparkanku ke trotoar,
kepalaku membentur tanah keras sekali,

Bukan taktik pasaran...
aku sudah melakukannya dengan sangat baik,
hanya,ia lebih cepat dariku...

“Tidaaaaakk…!” teriakku nyaring,hingga suaraku nyaris habis rasanya,
Aku menyentuh bagian belakang kepalaku yang pening berdenyut denyut,
Sial,aku berdarah.

Apa hidupku sudah tidak lama lagi…?
Yang penting aku sudah memenuhi janjiku padanya untuk berusaha tetap hidup,
aku sudah...melakukannya dengan baik,
aku tidak melakukan kesalahan kesalahan bodoh seperti karakter utama wanita dalam film film horror yang menyedihkan,
jika masih tidak selamat,artinya nasibku yang buruk.

Mataku berpaling pada bayangan kabur pemangsaku yang maha tampan,
Aku sudah tidak bisa melihat kemana mana lagi,
Juga tidak bisa kabur kemana mana lagi.
hanya bisa menunggunya.

Pemangsaku yang berwajah malaikat berjalan maju kearahku,kurasakan tangan yang dingin mencekikku lembut,seakan ingin menghantarkan kematian yang indah bagiku,

Aku sudah tidak bisa bernafas lagi sekarang,

“Aku mencintaimu,lebih dari apapun” adalah kata kata yang paling ingin kuucapkan,

Sebelum aku menutup mata untuk selama lamanya.


***************************
***************************
 
Last edited:
Bls: cerbung: ~DESCENDANT OF THE DEATHMASTER~ by:DYNA

SEMANGAAAAT DAINAAAAAAAA!!!!!!!!!!!!
LANJUTKAN PERJUANGANMUUUUU!!!!!!!!:threadnyakeren:
 
Bls: cerbung: ~DESCENDANT OF THE DEATHMASTER~ by:DYNA

salut buat mbak kalin yg masih bisa mempertahankan ketegangan cerita sampai saat ini, bintang buatmu :D

:)):)):))
salah post,kk???
novel kak kalina disebelah,,,,,,,,,,
atau jangan jangan kata kata itu ditujukan buat dainaaaaaaaaaaaa????
dai jadi ge er,nihhh,,,, wiiiiiiiiiiiihhhh~

ehem ada apaan nih? cie cie ingetnya non kalin :D

wuuuaaaahhh,,,,ada kk bjhe,,,,,!!!!
thanks dah mampir,,,,
^-^


SEMANGAAAAT DAINAAAAAAAA!!!!!!!!!!!!
LANJUTKAN PERJUANGANMUUUUU!!!!!!!!:threadnyakeren:

tengkyuuuuuu~
iyaaaaaaaaaaaaaaaa!!!
(btw,'Daina' yang mana,nihh??? saya atau 'Daina' yang 'itu'???)
heeeeeeeeeeeee~


********************

hmmm,,,,,,saya suka bagian 'flashback' nya,,,,,
masa lalu kak Ari dan Tasuku,itu keren sekali,,,,,!!! (narsis)
seperti yang sudah kalian semua duga,bagian 'flashback' itu adalah lanjutan dari prolog di awal cerita,
jadi,,,,undead pertama yang dibinasakan oleh kak Ari,adalah,,,,YA,ORANG TUANYA SENDIRI.
menyedihkan,tapi itulah hidup.

kalau saya ada disana,saya ingin memeluk mereka,dan ingin mencoba mencari cara mengakhiri penderitaan mereka,
sekarang,mereka berdua harus menghadapi kenyataan yang lebih kejam dari kematian.
ikatan itu sebenarnya ada dimana?!

lantas,apakah arti sebuah keluarga bagimu?!

************

ok,,,,nggak nyambungnya selesai,,,,,
NEXT!!!!
 
Last edited:
Bls: cerbung: ~DESCENDANT OF THE DEATHMASTER~ by:DYNA

:)):)):))
salah post,kk???
novel kak kalina disebelah,,,,,,,,,,
atau jangan jangan kata kata itu ditujukan buat dainaaaaaaaaaaaa????
dai jadi ge er,nihhh,,,, wiiiiiiiiiiiihhhh~

ehem ada apaan nih? cie cie ingetnya non kalin :D

iya salah nama, tapi postnya udah bener kok, buat mbak dai :D
aku sering lupa nama2 di ii ini
sorry sorry |:mad: |:mad: |:mad: |:mad: |:mad: |:mad:
 
Last edited:
Bls: cerbung: ~DESCENDANT OF THE DEATHMASTER~ by:DYNA

tengkyuuuuuu~
iyaaaaaaaaaaaaaaaa!!!
(btw,'Daina' yang mana,nihh??? saya atau 'Daina' yang 'itu'???)
heeeeeeeeeeeeeee


ha...
maksudnya???????

tasuku kok kakak ngebayanginnya kayak sasuke ya?????
 
Bls: cerbung: ~DESCENDANT OF THE DEATHMASTER~ by:DYNA

tengkyuuuuuu~
iyaaaaaaaaaaaaaaaa!!!
(btw,'Daina' yang mana,nihh??? saya atau 'Daina' yang 'itu'???)
heeeeeeeeeeeeeee


ha...
maksudnya???????

tasuku kok kakak ngebayanginnya kayak sasuke ya?????



Tasuku itu bergerak karena CINTA,kakak,,,,,
kalaupun dia melakukan sesuatu yang jahat,atau nantinya dia akan berubah jadi orang yang bahkan tidak kita semua kenali,
semua itu diluar kekuasaannya,karakter yang seumur hidupnya selalu dipenuhi dilema,bukan 'sasuke' yang tanpa ragu melakukan semua tindakannya.

karakter bermasalah dengan keyakinan yang salah,
sulit memikirkan membencinya kalau kita berpikir dari sudut pandang 'dia' yang 'tidak punya jalan kembali'

"kasihan...." setidaknya perasaan itu yang ingin saya sampaikan pada kalian,
(berasa nggak,yaaaa???)

berawal dari rasa KEMANUSIAAN dan KEADILAN yang tinggi,
terlahir di zaman dimana penderitaan ada dimana mana,dia yang sangat lembut hatinya melihat semua itu,
lalu dia kehilangan impiannya,juga orang orang yang dia cintai,

hmmm,,,,karakter yang memberi ilham tentang tasuku,,,,,
alphonse elric,fullmetal alchemist,,,tapi,tetap nggak bisa disamakan,,,,,
Tasuku 'PEMUJA CINTA' yang 'JADI GILA KARENA CINTA'
kalau mau bayangan yang lebih pas,,,,,
tau 'FALLEN ANGEL',,,kk????

"malaikat yang jatuh kebumi,sayapnya terbakar,
lalu terlahir kembali menjadi makhluk sesat yang bernama 'IBLIS'

(saya senang dengan pertanyaan anda,bintang untuk andaaaaaaaaaaaaa!!!)
(nanti tanya tanya lagi,yaaaaaaaaa!!! hohhohhoohoo)
 
Last edited:
Back
Top