~DESCENDANT OF THE DEATHMASTER~ by:DYNA

bagaimana menurut kalian novel pertama Dyna (daina) ini?


  • Total voters
    35
Bls: cerbung: ~DESCENDANT OF THE DEATHMASTER~ by:DYNA

bagus kok mbak dai,ternyata ceritanya jadi serumit ini :D gk nyangka.
awalnya aku sangka ari atau daina yg jadi vampir,ternyata tasukunya
ide ceritanya udah bagus,kualitas sastranya jgn sampai lengah......keasyikan ngikutin plot:D
 
Bls: cerbung: ~DESCENDANT OF THE DEATHMASTER~ by:DYNA

@kk masykur,

iyaaa,,,,,emang rumit bin bebelit ceritanya,,,,,;););)
nggak sesederhana yang dikira,,,,
otak yang ngarang memuntal nggak karuan,sihh,,,,hehe
yang jelas masih puaaaaaanjaaaaaannnggg banget,,,,hiks,,,,,>:'(

sekarang pengarang newbie yang super bodoh ini lagi muter otak membuat bab 12,,,,, yahhh,,,,bab tersulit sejauh ini,,,,
SULIT SEKALI,SEPERTI NERAKA!!!

ibarat main game RPG, musuh level 80 keatas,daina baru level 5,
(hanya bisa bertahan hidup dengan item penambah Health Point )
huaaaaaaaaaaaaaa!!!!! >:'(>:'(
>0<

bab 12!!!!! aku dataaaaaaaaaaanggg!!!!
 
Bls: cerbung: ~DESCENDANT OF THE DEATHMASTER~ by:DYNA

ditunggu lanjutannya mbak dai.....
biar semangat nih aku kasih bintang :D

kalo undead karakternya mirip gini gk?
aku dapet dari game ninja saga
emang paling susah matinya
1_undead.JPG
 
Bls: cerbung: ~DESCENDANT OF THE DEATHMASTER~ by:DYNA

@kk masykur,,,,
kalau dalam 'descendant story' ini,sihh,,,
jenis undead macam macam,kk,,,,

1. yang paling payah,Zombie,,,,
gerakannya lambat,(biasa,sihh) refleknya lemot, nggak cerdas juga.
biasanya,kalau orang dengan taraf IQ biasa biasa aja,
setelah terinfeksi (paling cepat satu bulan paling lambat setahun) dia bakalan jadi Zombie,tuhh,,, ^^;
orangnya dah mati,sihh,,,tapi APA yang tersisa dari virusnya itu yang melakukan serangan,,,,,

2. Chimera.
produk yang memiliki kecerdasan seperti anjing yang selalu taat pada perintah tuannya,juga kecepatan,dan reflek yang sangat bagus.
bentuknya macam macam,
manusia ular,kelelawar raksasa, manusia berkepala singa-banteng,
atau manusia dengan 3-4 tangan dan kaki sekaligus!!!
umumnya hasil rekayasa si sinting Stast yang melakukan berbagai percobaan dengan menggabungkan hewan dan undead seperti zombie,
peliharaan para vampir,dan hanya patuh kepada para vampir,
(sampai sekarang bagaimana cara mengendalikannya,tidak diketahui)
kadang kadang punya kemampuan khusus juga.

3.Ghoul
awalnya sebutan untuk Chimera produk gagal,
tapi sebutan ini bergeser jadi 'undead yang bisa terbang'.
juga memiliki kecerdasan,meskipun minim,
kenapa disebut produk gagal???
karena insting menyerang-nya lebih besar,
mereka cenderung memilih makanan daripada menyelesaikan misi yang diberikan tuan mereka,sang vampir.
makanya,undead jenis ini hanya dipakai sebagai tentara garis depan (dengan kata lain,sebagai tumbal)
dan jangan lupa,
undead yang suka menyerang tanpa pikir panjang seperti ini adalah makanan empuk bagi para pejuang paladin.

4.fang.
undead hewan.
anjing,singa,tarantula raksasa, atau apapun!
tapi karena tidak ada yang istimewa dari jenis ini (selain mereka bahan percobaan gila Stast yang paling utama) maka bahasannya hanya sampai disini,hehe,,,,

5.Vampir.
jangan memikirkan imej vampir dalam dongeng.
mereka manusia pilihan,yang memiliki tubuh yang sesuai untuk virus.
hidup abadi,kecerdasan,dan tidak bisa mati,
bisa mengendalikan bawahannya para undead yang lain.
kekuatan undead berjenis vampir terletak pada tingginya IQ mereka,
semakin jenius mereka,maka akan semakin kuat mereka.
mempengaruhi kemampuan beregenerasi dan mutasi yang terjadi pada tubuh mereka.
bahkan makin kuat pengendalian diri mereka!
(tahu kan,jika undead bisa mengendalikan insting dan emosi mereka terhadap darah, Paladin nggak bisa berbuat banyak)
Stast termasuk yang memiliki IQ super jenius,lho, karenanya dia menjadi sang raja undead.
Tasuku sendiri memiliki IQ yang jauh lebih tinggi dari Stast,
pewaris yang sempurna dan menjadi idaman kaum yang tidak bisa mati.

******
thanks bintangnya,kk masykurrrr~
^^


well,saya ingat kata kata Tasuku,
"batas racun dan obat itu sangat tipis..."

virus ini berkah ataukah kutukan????
we'll see,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,

 
Last edited:
Bls: cerbung: ~DESCENDANT OF THE DEATHMASTER~ by:DYNA

Ari


_____________________________________
____________________________

Bangkok,pukul 12:00 siang,

_____________________________________
____________________________


Seorang manusia tidak akan mungkin dapat menahan beban berlipat ganda dalam waktu yang bersamaan,



Pria itu berdiri disana, dengan angkuh, beserta antek antek yang mengawalnya,
Robert Clarken,pemilik perusahaan kimia C.Corp,
tak ada latar belakang medis,
tak ada pendidikan khusus,
hanya berbekal keberuntungan,dan bertahan didunia bisnis.

“tipe yang menhalalkan segala cara,pantas dia jadi kaya raya dalam sekejap” komentar Ryo menyulut rokoknya,
aku tidak tertarik lagi dengan rokok,
bagaimanapun, aku harus menyelesaikan misi pribadiku ini, aku tidak bisa tenang sebelum bertanya kebenaran yang sesungguhnya pada si gendut Clarken yang sedang berdiri mempersiapkan pidato di belakang podium.

Acara hari ini diselenggarakan disebuah universitas terkemuka di Bangkok,
banyak orang yang menantikan kabar gembira yang telah ditunggu tunggu oleh semua umat manusia diseluruh belahan dunia
aku melangkah maju,

“hei,kau serius?” tegur Ryo.“aku akan ada di sini,kalau kau butuh sesuatu”,dia langsung mengucapkan itu tanpa menunggu jawabanku.

Aku mengangguk ringan,menghampiri Clarken, pria itu terlihat bingung dan marah melihat kedatanganku. Anak buahnya yang bersenjata lengkap langsung mengerubunginya dengan sigap.

“Paladin” aku menujukkan tanda pengenalku,dan wajah mereka pun melunak,walau kewaspadaan masih tersirat didalamnya.

“Aryanov Gabriel” aku memperkenalkan diri, “sebaiknya kita jangan bicara disini,”
Robert clarken tampak kaget mendengar namaku, tapi-alih alih panik yang tersirat diwajahnya-justru dia tampak senang bisa bertemu denganku

“jangan khawatir,kau tidak mau,kan’ acaramu yang megah ini hancur berantakan? kita bicara berdua saja” pintaku baik baik.

“baik,kita ke tempat yang lebih pribadi,” ia menyarankan.
Aku mengangguk santai,

“Boss,” tegur salah seorang anak buahnya,

“tidak apa apa, jaga saja agar jangan sampai ada tikus yang lolos setelah menguping” entah apa maksud kata katanya itu,kemudian dia mengisyaratkan pada anak buahnya agar mengawasi keadaan,
kemudian membawaku ke tempat yang jauh dari keramaian.

Dengan dikawal anak buahnya yang menjepitnya dengan ketat,
aku berdiri menghadapinya sambil berkacak pinggang,

“jadi?”ujarku langsung pada pokok persoalan “darimana kau mendapatkan data tentang penelitian yang sama persis dengan yang dibuat oleh adikku?”

ada sedikit penekanan ketika aku mengucapkan kata ‘adikku’.

Robert clarken tersenyum
“tuan Aryanov Gabriel, aku turut berduka cita atas apa yang dialami adikmu,insiden kecil yang mengakibatkan kecelakaan fatal itu,tapi percayalah aku tidak ada hubungannya dengan semua kejadian aneh yang menimpa Dr.Gabriel”
Aku tidak akan semudah itu diyakinkan.

“kau tidak usah berduka cita,dia belum mati, jadi jangan bicara seolah olah dia telah meninggalkan dunia ini seperti yang, banyak orang orang seperti kalian harapkan” aku berkata tajam "lagipula kita sama sama tahu,dia tidak 'kecelakaan'..."

Lagi lagi ia menampakkan mimik resah,dan berkata bahwa ia tidak mengerti apa yang sedang kubicarakan saat ini. Sungguh menyebalkan orang ini.

“apa alasanmu?”
Clarken memuntir kumisnya perlahan

“karena perusahaan kami telah melakukan penelitian ini sejak 35 tahun lalu, jauh sebelum Dr.Gabriel lahir” dia tersenyum licik
“bukan tidak mungkin jika kami membuat kemajuan besar bahkan tanpa bantuannnya sekalipun,bukan?” dia menaikkan alis.

Aku mengangguk,aku tidak percaya padanya,tapi aku tidak punya cukup bukti,

“dan Dr.Dominique? kudengar dia mantan rekan adikku di lembaga penelitian milik pemerintah,kenapa sekarang dia bergabung denganmu?”

“Dr,Dominique,pasti tahu dimana tempat terbaik yang lebih menguntungkan untuknya” jawab Clarken tenang “ah,seandainya ada yang bisa kubantu, aku pasti akan melakukannya,” tawarnya,

Aku hanya menanggapi basa basi nya dengan tatapan dingin.
“baik,aku akan pergi,
”tapi jika aku tahu kau ada hubungannya dengan kasus ini,” aku sangat yakin itu adalah tatapan kebencian teramat sangat yang pernah kuberikan kepada makhluk lain selain undead.
”kau akan menyesal” aku tidak main main dengan ancamanku,tentu saja.
Clarken membungkuk sopan,

“tentu saja, Monsieur…” balasnya sopan. "kuharap,Dr.Gabriel bisa cepat sembuh dan memulai penelitiannya lagi"

Ketika aku berbalik hendak melangkahkan kakiku,
tepat di sebelahku,
dengan cepat,melintas seorang pria, berewok dan bertubuh tinggi, yang kepalanya seperti martil kalau menurut penglihatanku,
Dia juga ada keperluan dengan Clarken rupanya,pertemuan ditempat sepi,sama sepertiku,
pertemuan yang sangat tidak bisa ia sabarkan hingga ia nyaris saja menyela percakapan kami. Aku sempat melihat matanya sekilas.

Terinfeksi,

Sekilaspun aku tahu, pria berewok itu sedang terinfeksi,
secara spontan aku membalikkan badan
dia berjongkok memohon kepada Clarken, menyembah kaki sang milyuner dengan sikap menghiba,
para bodyguard mencoba menjauhkannya dari sang presiden direktur,tapi tenaganya kuat,
ia menghempaskan mereka seperti anak anakan kayu yang rapuh.
walau tampak pucat pasi tapi pria itu kuat sekali,walau ditarik,tubuhnya tak bergeming.
Separah apa infeksinya?

“kumohon! Robert Clarken! Kasihani aku…,berikan aku vaksin…,kumohon berikan aku vaksinnya…! segera!” Aku tidak yakin akan apa yang kurasakan, tapi mataku tertumbuk pada lengan pria itu.

oh,Sebelah lengannya tidak ada,
hanya ada bahu yang terbalut perban tebal,luka yang sangat parah namun tergolong biasa untuk ukuran luka karena serangan undead,
apa yang kupikirkan?
pikiranku melayang,
berusaha memilah milih ingatan yang tersimpan di memoriku,
apa yang dikatakan Daina waktu kami di kafetaria?


Apa?



"peluru itu melukainya, tapi luka itu seolah olah tidak ada,
semakin dia melihat darah,semakin pula dia buas,
lalu dia menarik orang kedua dan orang yang kuduga sebagai pemimpin komplotan mereka bersamaan,
memutuskan lengan si pemimpin komplotan yang berusaha melepaskan diri dari pagutannya, lalu,orang itu kabur serta sempat membawa disket berisi data penelitian Tasuku,dia meninggalkan anak buahnya...”



***************************************
***************************************
 
Last edited:
Bls: cerbung: ~DESCENDANT OF THE DEATHMASTER~ by:DYNA

kk masykur,,,,,,
saya sendiri juga kaget,,,,,
>.<

ternyata kak Ari nggak bego-bego amat,yaaaa!!!
pada saat begini,dia mirip Tasuku,,,,,
wajarlah,,,,mereka kan' bersaudara,,,,,,hoho

okkk!!! next!!!!
 
Bls: cerbung: ~DESCENDANT OF THE DEATHMASTER~ by:DYNA

07:

Our Prince,
Our Clan's.
..

__________________________________
________________________

(LANJUTAN)


Ari

___________________________________
________________________


Aku meninju manusia separuh Undead itu hingga ia terpelanting.
Clarken amat terkejut dengan perbuatanku,
aku menariknya,menghempaskannya seperti karung berisi kapas, dan menahannya di lantai.
Dengan kakiku.

“katakan” aku tidak bisa menahan diriku sendiri, “apa yang kau ketahui tentang Dr.Gabriel?!”

berapa banyak kebetulan yang bisa terjadi didunia ini?
Selain semuanya hanya rekayasa.
Bodoh sekali jika aku bisa ditipu semudah itu.
Pria dibawah kakiku tertawa sekarat.

“huh? matamu mirip sekali dengannya..."
"baiklah,akan kukatakan,sebelum virus ini mengambil alih tubuhku beberapa menit lagi,”
“orang yang berada dibalik rencana itu,rencana menghancurkan Dr.TsaraniaKova Gabriel…”

Aku menunggunya bicara,
tapi sebutir timah panas menghentikan detak jantungnya sebelum ia sempat menjawab pertanyaanku,
pria itu tewas dengan lubang menganga bekas peluru di dadanya.

Aku berpaling pada Clarken yang memegang pistol,
kini semua hal terlihat jelas dimataku.

“kau pelakunya” ujarku.
Clarken tersenyum,senyum paling licik yang pernah kulihat.

“ya,Aryanov Gabriel, akulah,yang menjadi dalang-kalau bisa dibilang begitu-yang berada dibalik semua ini, itu bukan,hal yang ingin kau ketahui?”

“kenapa” geramku.“apa salahnya padamu?!” Satu menit,aku hanya memberinya waktu satu menit untuk menjelaskan,setelah itu aku tidak perduli apapun yang sekiranya akan terjadi.

“karena aku, Robert Clarken, pemilik perusahaan besar yang akan menguasai dunia, dan aku tidak pernah gagal mendapatkan apapun yang kuinginkan,”
Dia berdecak seperti mengasihaniku,

“adikmu,orang yang berpotensi,tapi dia terlalu jujur dan lurus, dia tidak mau bekerja padaku,,juga tidak mau menyerahkan penelitiannya padaku,”
“maka aku mencari cara, bagaimanapun,agar bisa mendapatkan segala yang pada awalnya kubayangkan dapat ia hasilkan untuk perusahaan ini, yaitu uang,kemasyhuran,dan kekuasaan melebihi yang dapat dibayangkan,sesuatu, yang aku tahu dia bisa meraihnya hanya dengan satu tangan,”

“dunia tidak butuh satu raja, hanya yang kuat yang bertahan hidup,”
dia tertawa,suara tawanya bercampur antara marah,gelisah,dengki dan iri hati yang bercampur menjadi satu,aku tidak dapat menahan rasa jijikku lebih lama,

“dunia tidak butuh pria baik hati yang mau melakukan apa saja untuk kepentingan orang banyak,pengecut yang hanya hidup didunia mimpi!

"kebahagiaan yang setara untuk semua manusia,mana ada! Kuat dan lemah itu mutlak, hukum alam lah yang berlaku, laki laki baik hati yang tidak mengerti hal itu,tidak boleh ada didunia ini!”
Ketika ia mengakhiri kalimatnya, aku telah maju dengan kekuatan penuh, kearahnya,
aku akan membunuh orang ini.
aku pasti akan membunuh orang ini...!

Seberat apapun dosa yang akan kupikul nantinya,
posisi macam apapun yang akan memberatkanku…
bagiku,Robert Clarken sama hina nya,sama rendahnya,
dan sama derajatnya dengan undead,
para mayat hidup yang menjual jiwanya pada iblis agar dapat menyelamatkan hidup mereka sendiri!

Para pengawalnya bersiap menghadangku, tapi bagiku,yang terbiasa bertempur melawan makhluk makhluk yang bangkit dari kematian,
berkelahi dengan manusia tidak ada artinya,
aku menendang mereka satu persatu dan mematahkan tulang mereka dengan sangat mudah kulakukan,juga saat aku harus bertahan ditengah hujan peluru yang ditembakkan kearahku,
setiap peluru yang mereka tembakkan tidak mampu merusakkan bahkan menggores jaket kulit yang kukenakan,
percuma,hanya tangan seorang vampirlah yang mampu mencederaiku,
pertahanan sempurna,
perlengkapan elit paladin,teknologi tercanggih yang kami ciptakan untuk bertempur melawan mereka yang tidak bisa mati.

Mereka memukulku, tapi aku tidak merasakan sakit,aku telah terbiasa akan pukulan vampir yang ratusan kali lebih berat tekanannya,
kegaduhan yang timbul memancing para pengawal datang lebih banyak,
aku tidak takut,biar sebanyak apapun mereka,
aku sudah sering merasakan bagaimana rasa takut yang sebenarnya,

Salah seorang pengawal clarken memghunuskan pisau dan menyerang kearahku, sangat lambat bagiku hingga aku dapat menangkap pisau itu, dengan sarung tanganku yang dapat memicu arus listrik, aku menjepit pisau itu diantara telapak tanganku,

memberikan efek kejutan halus yang tidak disangka oleh orang itu dan membuatnya terpental karena arus listrik yang mengalir deras melalui pembuluh darahnya,
ia kejang kejang sesaat sebelum akhirnya pingsan,

sudah kukurangi energi mematikan yang mengalir melalui sarung tanganku,
jika memakai energi maksimal,dia akan terpanggang dalam beberapa detik,
aku tidak pernah memukul orang tak bersalah kecuali mereka pantas dipukul,
namun hari ini aku punya pengecualian untuk itu.

Akhirnya selesai, empat puluh orang, kurang lebih,
aku telah menghajar empat puluh orang begitu saja,
hanya membuat mereka pingsan, tapi bukan itu tujuanku sekarang.

Robert Clarken berjalan mundur, gemetar dan ketakutan,
dia mencoba menembakku tapi aku lebih cepat darinya, berlari kencang menubruknya hingga tersungkur,
pistolnya terlepas dari tanggannya,
aku kembali berdiri dan membiarkan dia menyeret kakinya dengan susah payah,

“tidak mungkin! Apapun yang kau lakukan,tidak akan dapat merubah keadaan,dia hanya calon undead baru yang sebentar lagi akan terlahir kembali sebagai makhluk yang bukan manusia! Tidak akan ada yang memujimu bahkan walau kau membeberkan segalanya pada semua orang,sia sia saja!
Sudah terlambat,sekarang,seluruh dunia adalah musuh bagi TsaraniaKova Gabriel!” ia berteriak seperti orang gila.
“a…,kalau kau membunuhku,apa tidak berakibat buruk pada posisimu?? Paladin tidak akan membiarkan anggotanya berbuat semena mena,kan?”

“kau benar,tidak ada seorangpun yang berpihak pada nya…," Aku berjalan santai memungut pistolnya, “posisi?...” aku mengacungkan mulut pistol itu,tepat kearahnya. "persetan dengan semua itu"

Clarken merayap mundur perlahan, “ku…kumohon…,jangan bunuh aku…”ujarnya mencicit.
Darahku semakin bergolak,
apa Daina juga memohon seperti itu untuk nyawa adikku??
Untuk nyawa adikku….

ia memperlakukan Tasuku seperti hewan,ia tidak punya belas kasihan ketika menjatuhkan vonis yang lebih berat dari pada kematian untuk adikku,
darah dagingku…

Tubuhku menggigil seketika, menarik pelatuk dan pistol ditanganku meletus seketika memuntahkan peluru yang melesat menuju dahi bajingan yang telah merenggut kebahagiaan satu satunya saudara kandung yang selama ini kusayangi dan kujaga.

Bunyi desingan peluru tumpul menambrak permukaan keras dan berderak bagaikan gading gajah, terdengar seperti irama musik yang tak pernah kuduga sebelumnya.

Dalam jarak dua setegah meter,Tasuku berdiri dihadapanku.
Marah dan terluka.

Ia menghalau peluru itu dengan tubuhnya,
Sebelah tangannya bermutasi, aku pernah melihat mutasi seperti itu sebelumnya, tulang yang berkait menjadi satu seperti tombak.

Stast…,dia juga memakai senjata yang sama,
tentu saja teman terbaik undead dalam pertahan dan penyerangan adalah tubuh mereka sendiri.

“tidak akan kubiarkan” katanya saat serpihan peluru itu berjatuhan dari lengannya yang digunakannya sebagai tameng. “kakak tidak akan kubiarkan mengotori tangan kakak dengan darah orang ini…”

“Tasuku! Kau…” aku tidak menyangka sama sekali akan bertemu dia disini.
Clarken begitu ketakutan sampai kukira ia telah terkencing di celana,

Tasuku berbalik kearahnya,“aku tahu kau pelakunya…,perbuatanmu sudah tidak termaafkan,kau menghancurkan hidupku,
sekarang kau nyaris membuat kakakku jadi pembunuh,” ia menutup matanya sesaat
”dengar,aku menghentikannya bukan untuk menyelamatkanmu, aku hanya tidak ingin” ia menatapku dengan mata semerah darah
“aku tidak ingin kakakku menjadi pembunuh…” mata itu memelas,

Akupun melemparkan pistol itu ketanah,
“kau ingin melakukannya sendiri?” ujarku dingin,Tasuku menyeringai jahat.
Rasanya mengerikan karena itu tampak seperti bukan wajahnya.
Ia mengacungkan tombak tulang itu kearah Clarken

“aku bersumpah,kau akan mati ditanganku,” dia berkata lembut. “jika aku sudah bukan manusia lagi…,jika aku bisa sembuh seperti sediakala pun, aku akan mencarimu hingga neraka dan menghancurkanmu!”

dalam hatiku senantiasa mengutuk Clarken, aku ingin sekali melenyapkan pria itu,
tapi aku selalu percaya Tasuku adalah adikku yang sangat adil dan bijak,
biar dia sendiri yang memutuskan hukuman macam apa yang akan diberikannya pada pendosa itu.
walau aku tidak bisa menebak apa yang dipikirkannya dengan datang dan menghentikan tindakan yang kurasa paling tepat untuk dilakukan.

Kegaduhan yang luar biasa menyeruak diantara kami,
para wartawan dan reporter televisi menyerbu kearah kami, tertarik akan bunyi letusan senjata api yang kutembakkan barusan.

Diikuti petugas kepolisian,
mendekat hati hati membopong Clarken yang tertegun ketakutan tanpa suara menjauh dariku dan Tasuku

Mayat pria berewok itu bangun,
telah berubah menjadi zombie sempurna,
Tasuku merebut pistol ditanganku,
menembak zombie baru yang bersiap ingin menerkam siapa saja yang ada didekatnya.

Satu tembakan,zombie itu belum rubuh,
kupikir gawat jika Tasuku melihat darah disini,
aku dan Tasuku sama sama berlari menerjang,
Tasuku meraih tanganku,dan melemparkanku tinggi sekali,
tepat pada saatnya aku berhasil mencengkeram ubun ubun zombie itu,dengan sekali tarikan nafas, listrik ribuan mega watt yang mengalir dari tanganku membuat zombie itu terbakar jadi abu.
Kematian yang sakit,pembalasan yang setimpal untuk manusia sepertinya.

“itu…undead!!! Cepat lari!!! Selamatkan diri kalian!”

“dia berbahaya!!! Menjauhlah!!!”

“biar Paladin yang mengatasi ini!”


Tetap saja semua orang yang menyaksikan kejadian mengerikan itu berteriak ketakutan, menyangka bahwa aku tengah melakukan pemusnahan,
mereka semua menyadari Tasuku juga dalam keadaan setengah bermutasi,
dan tidak mau mengambil resiko tetap berada ditempat,

meskipun beberapa stasiun televisi tetap bertahan mengambil gambar dari jarak jauh.

ditengah kegaduhan itu,seorang gadis kecil berlari sambil menangis karena ia tidak dapat menemukan dimana ibunya berada, ketika berlari,ia tersandung, dan Tasuku dengan gerakan sangat cepat, merengkuh tubuh anak perempuan itu dalam pelukannya,melindunginya,

“tidak apa apa?” Tanya tasuku pada si gadis kecil yang terdiam menatapnya,
gadis kecil itu sepertinya ingin mengucapkan terima kasih pada Tasuku,namun tangan yang gemetar ketakutan merampas anak itu,

“menjauhlah dari anakku! Monster!” maki seorang wanita yang sepertinya ibu si gadis cilik,
“jika yang kau inginkan santapan,lebih baik nyawaku saja yang kau ambil!”

Tasuku tidak membalas kata kata wanita itu,dia diam tak bergeming,
Lalu memalingkan wajahnya.
keterlaluan sekali mereka,
padahal jika Tasuku tidak menyelamatkan anak itu, mungkin ia sudah mati terinjak injak ditengah kekacauan ini.

“gawat!” aku merasa gusar, aku amat mencemaskan Tasuku yang keberadaannnya amat mencolok,
orang orang yang semula datang untuk mencari sensasi dan berita hangat yang mungkin akan laku dijual dikoran koran,kini berlarian histeris setelah melihatnya,

“kita pergi,Tasuku! Kalau tidak akan jadi lebih heboh lagi…!”
Aku menengadah keatas langit,terjadi ledakan bunga api diudara,
kepanikan semakin menjadi jadi, mereka semua mengira ada invasi mendadak,
Pada saat itu,
sebuah mobil menyeruak diantara kami,
Daina,dengan wajah luar biasa cemas,
Tasuku bergerak,cepat sekali hingga sedetik kemudian ia telah berada didalam mobil,diikuti Ryo yang membawa bazooka mini,
(apa dia yang membuat ledakan tadi untuk mengalihkan perhatian?)

Aku masuk paling terakhir sebelum akhirnya mobil berpacu meninggalkan halaman universitas ternama tempat acara diadakan.

Daina mengebut mobilnya sampai rasanya ia melanggar kira kira seratus rambu rambu lalu lintas.

“bukankah aku sudah melarangmu datang kemari?!” bentak Tasuku pada istrinya, Daina merengut bandel.

“tapi aku berguna,kan? Aku akan buktikan aku berguna untukmu…!” bantahnya,

Tasuku diam tak menyahut, dia menyandarkan tubuhnya di jok mobil disebelahku,
Ryo yang duduk jok depan disamping Daina menyerahkan mini bazooka itu kepadaku, aku menyimpannya di bagian paling belakang mobil yang kosong

“mereka berhasil merekam kejadian tadi,aku yakin” imbuh Ryo “aku tidak keberatan dengan hal gila apapun yang ingin kalian lakukan barusan,aku hanya ingin tahu apa tindakan kalian selanjutnya” saat bicara matanya tertuju kearahku.

“tidak ada” jawabku,”karena sudah mengantongi nama dalang dibalik semua ini,kita lanjutkan pencarian Stast saja,masalah bagaimana cara kita menghancurkan bangsat itu,akan kita pikirkan nanti,"
"mulai sekarang,keberadaan Tasuku harus dirahasiakan,kita tidak bisa menuntut apa apa jika Tasuku masih dalam keadaan seperti ini,akan semakin mempersulit keadaan...
yah,pokoknya beri aku waktu sedikit lagi,aku pasti akan menemukan Stast” janjiku.
“bukan begitu tasuku?” aku balas bertanya pada tasuku.

“hmm...” adikku menjawab lesu. “kalau aku masih bisa tertolong…”
Daina mencuri dengar dengan harap harap cemas, aku tahu ia ingin menyela kata kata Tasuku, tapi niat itu diurungkannya.

Maka aku menggantikannya menyampaikan apa yang kami rasakan pada Tasuku.
“kau jangan bilang begitu, aku akan lakukan semua yang terbaik untukmu,”

“kalau begitu berjanjilah,” kata Tasuku tanpa melihat kearahku.“jangan mengotori tanganmu untuk hal yang tidak perlu, karena aku tidak rela kau melakukan sesuatu yang menorehkan dosa yang akan kau sesali seumur hidupmu,”
“nyawa manusia itu berat, menghilangkannya juga akan sangat berat,walau manusia yang tadi itu memang pantas dibunuh” ujarnya lagi.

kuakui,aku memang tidak sabar,
jika berhubungan dengan Tasuku,aku tidak bisa menyabarkan diriku.
dalam hal ini dia selalu lebih unggul dariku,
dia memang kelemahanku yang terbesar...

“mengakulah” balasku "tadi kau mati matian menahan diri untuk tidak membunuhnya,kan? Kenapa harus ditahan tahan? Kurasa lebih baik dia terbunuh ditanganmu saja sekalian,itu pantas untuknya…”

Tasuku menyeringai seram lagi,aku dapat melihatnya dari kaca spion,
menatap tempat duduk berisi Daina didepannya,

“aku memang berniat melakukannya” dia bicara tapi suaranya sangat halus,terdengar seperti desisan.



“kalau aku sudah bukan manusia lagi...”


**********************************
**********************************
 
Last edited:
Bls: cerbung: ~DESCENDANT OF THE DEATHMASTER~ by:DYNA

Stast

____________________________________
____________________________

Argentina, salah satu wilayah yang telah terkena invasi kaum undead.
Tempat persembunyian Stast The Origin.

______________________________________
__________________________________

Televisi,
salah satu media informasi yang berkembang sangat pesat,bahkan dari sejak aku masih jadi manusia, pemuda idealis yang masih dipenuhi keyakinan baik dan buruk.

Mereka menangis dan tertawa didalam kotak ajaib itu, apa mereka tidak lelah?
Aku mencoba memahaminya berkali kali,
menurutku,sebenarnya penontonlah yang sedang ditertawakan oleh televisi,
mereka mau menerima apa saja dalam kehidupan pendek mereka,
entah itu realita atau tipuan,
menggelikan.

Tapi aku suka menonton, itu hal yang tidak pernah kulewatkan, mengingatkanku akan hal lain yang juga menarik perhatianku,

aku juga suka melihat jika ada anak anak yang berpipi kemerah merahan,tertawa polos seperti malaikat, tapi sayang sekali makhluk memikat itu akan tumbuh dewasa sama cepatnya seperti mereka terlahir.

Aku berulang kali membekukan mereka agar mereka selalu menjadi seperti apa adanya,tapi kenyataan yang kutemui sangat berlawanan dengan apa yang kucita citakan.
Ternyata,mereka justru lebih berharga karena mereka mudah rusak.
Tidak ada hal menyenangkan jika kau tahu hari ini adalah esok yang tak berujung.

Sudah cukup untuk hari ini.
Aku melihat hal yang jauh lebih menarik daripada opera sabun sekarang.
Seorang reporter wanita sedang meliput suatu peristiwa menggemparkan,
tapi bukan kegaduhan itu yang menarik perhatianku,
melainkan bahan berita yang saat ini sedang ramai diperbincangkan di beberapa stasiun televisi sekaligus,

“saat ini,bertempat di salah satu universitas swasta di Bangkok, kami melaporkan adanya keributan yang disebabkan oleh undead, penyerangan dilakukan oleh Dr.TsaraniaKova Gabriel,menurut kabar yang beredar,
Dr.gabriel mengalami kecelakaan di lab penelitian pribadi nya, dan saat ini terinfeksi virus original yang tak dapat disembuhkan,"
aku mengganti ke saluran lainnya,

"rupanya,Dr.Gabriel sama sekali tidak berkenan dengan keputusan Mr.Robert Clarken yang ingin mempresentasikan vaksin terbaru tanpa menyertakan namanya,”
aku menyimak pembawa acara debat itu bicara. Dari cara bicaranya nyata sekali dipihak mana ia berada.
Aku memutar saluran lain lagi,kali ini, beberapa orang sekaligus tampak berdebat dengan serius,

"saat ini Robert Clarken sedang mendapat perawatan serius akibat shock yang dideritanya,pihak C.Corp mengatakan agar calon undead berbahaya itu disingkirkan sesegera mungkin"

“ini tidak dapat dibiarkan,bisa kita lihat tadi,kakaknya,Aryanov Gabriel berada disana,apa dia berada disana untuk menghentikan adiknya? Apa tindakan Paladin? Masa’ Paladin akan membiarkan begitu saja vampir baru terlahir hanya karena dia adalah adik dari kapten divisi utama mereka? Sungguh ironis…”

“ya,menurut saya juga begitu,apalagi dia adalah manusia dengan taraf jenius, keberadaannya tidak dapat dianggap remeh,"

"raja terror yang lebih menakutkan dari Stast The Origin akan lahir,”

“banyak jenis undead lain seperti zombie dan ghoul, tapi, satu orang vampir dengan otak luar biasa jenius, bayangkan nasib kita semua!”

"harus dimusnahkan secepatnya!"

Adik Aryanov…
Aryanov Gabriel yang itu…?
jika mengingat pria yang seperti dewa matahari itu,
aku merasakan sensasi luar biasa,
kesan yang tidak dapat kulupakan,baik itu kharisma,keperkasaan,kekuatan maupun kemampuan bertempurnya yang luar biasa,
dia bagaikan undead yang terlahir kembali sebagai manusia…

aku menggigil jika ingat bahwa kami sudah kehilangan harapan menjadikannya raja bagi kami.

Dia terlahir dengan ditakdirkan sebagai pemenang.
Pria dengan keunikan rantai nasib yang dibawanya…

kehilangan segalanya,tapi tetap berjalan dengan tegar dijalan yang mungkin bagi sebagian orang adalah jalan paling sulit untuk dilalui,
jalan yang akan senantiasa mengingatkannya dan terkait begitu erat pada masa lalu kelam yang paling ingin dia lupakan,

kami,para undead sangat menginginkan kekukuhannya itu…
Andaikata waktu itu aku berhasil mengubahnya menjadi sama seperti kami, pasti semua rencanaku akan berjalan lancar.

Adiknya…,
apakah akan sama seperti Aryanov yang menakjubkan?
Aku berpindah ke saluran lainnya,mereka sedang memutar rekaman yang diambil pada saat kejadian berlangsung,

saat pria bernama Robert Clarken tersungkur, aku melihatnya disana dengan jelas sekali,dia berdiri berhadap hadapan dengan kakaknya,
rambutnya yang sewarna emas berkibaran tertiup angin,
tampak kontras dengan rambut Aryanov Gabriel yang sehitam langit malam.
aku tidak mau mengira ngira apa yang akan terjadi,
tapi,mataku terpukau oleh perubahannya yang begitu indah.

Beberapa bulan lalu,ketika Aryanov Gabriel mengambil sedikit darahku entah untuk tujuan apa,tapi kini aku mengerti,
Ketika kamera terdekat tanpa sengaja menyorot pemuda yang dikatakan sebagai adik Aryanov itu, aku bisa melihat tatapannya sekarang,
mata yang benar benar mirip dengan Aryanov Gabriel, namun mata itu berwarna merah darah,
aku tidak meragukan lagi,mereka memang bersaudara.
Dalam hati aku mengagumi kemiripan mereka yang begitu nyata,
bukan hanya beberapa hal fisik tapi juga reaksi reflek dan juga kharisma yang dapat membungkam siapapun musuh mereka.

Aku tidak dapat menahan diri untuk tidak tersenyum,
Luciferina hadir di balik punggungku dengan lembut,memeluk bahuku dengan sikap manja yang berlebihan,
menggigit bahuku dan menyesap sedikit darahku,
membiarkan darahku bercampur didalam darah dan dagingnya sendiri.

“apa yang kau tertawakan,penciptaku?” ia memberikan tatapan mata menggoda sekaligus sorot tajam penuh keingintahuan didalamnya.

Aku berbalik dan menyentuh dagunya, Bruce juga ada disana.

“putera puteriku yang baik” tidak dapat menyembunyikan kegembiraanku, mataku mengarah ke layar televisi, spontan Ferina dan Bruce mengkuti kemana mataku tertuju.

Dia,TsaraniaKova Gabriel,bergerak amat cepat masuk kedalam mobil.diikuti sang kakak,Aryanov Gabriel,
Luciferina dan Bruce melempar pandangan penuh minat.

“adik Aryanov Gabriel,hah? dia…,mirip denganmu,Stast…” komentar Luciferina gembira,

“gerakannya,juga,caranya bermutasi juga,dan lengan yang seperti tombak itu…, matanya juga,dan kemampuan pengendalian diri yang luar biasa…”ujar Bruce terkesima.

Luciferina menggigit bibirnya,darahnya mengalir dari sana,dia menciumku,
membiarkan aku menyesap darah dibibirnya hingga kering,
darah undead, sesuatu yang tidak akan membuat vampir sepertiku lupa daratan,
tapi aromanya tetap menyebabkan aku merasa sedikit rindu….

“kami membawa sedikit hadiah,ayah…” katanya ketika ia melepas ciumannya.
Ia mengangguk pada bruce,dan Bruce membawa seorang wanita cantik yang tergolek lemah,pingsan dan tak berdaya.

“hanya ini yang bisa kami temukan,Stast…” bruce mendesah,
“nyaris mustahil menciptakan vampir yang hampir menyamaimu,penciptaku, tapi,aku dan luciferina tentu tidak boleh pulang dengan tangan hampa, jadi kami membawa setidaknya,makan malam untukmu,kau senang?”
mataku nanar menatap setiap jengkal tubuh wanita itu,
dengan sekali sentakan,aku merobek gaun yang dikenakannya,hingga tubuh itu polos tanpa sehelai benangpun menutupinya.
bersih,tidak ada noda apapun,tanpa cacat sedikitpun,

meskipun kami sangat kejam dan tidak memiliki perasaan,
tapi kami berbeda dengan undead rendahan semacam zombie atau chimera.
aku punya kriteria tersendiri dalam memilih mangsaku,
dan Ferina maupun Bruce adalah yang paling tahu, seleraku seperti apa.

“aku senang,Bruce…,” jawabku
aku tidak yakin, apakah luciferina dan bruce benar benar menganggapku berarti atau mereka memperlakukanku dengan baik kali ini hanya karena apa yang baru saja kutemukan…
tapi tetap saja aku senang.

“aku sudah tidak muda lagi,apalagi untuk sebutan raja terror”kataku santai,
”ada orang yang lebih pantas untuk julukan itu,dan kita tidak perlu bersusah payah lagi sekarang.”
Aku menatap bulan yang berwarna perak berkabut,
rasa rindu yang memenuhi dadaku menggelegak tanpa pelampiasan.

“karena raja terror yang baru akan segera lahir…!”




*******************************************
*******************************************
 
Last edited:
Bls: cerbung: ~DESCENDANT OF THE DEATHMASTER~ by:DYNA

bab 7 cuma sampai sini,,,,
^^

jumlah halaman per-chapter yang nggak tetap,,,,,heeeee~

nggak penting,sihh,,,lagi lagi nggak penting,
tapi saya akan jujur bercerita bahwa saat ini saya sedang keranjingan membuat 'FANFIC' dari tokoh tokoh saya sendiriiiii~
bwuahahahahahahhahaa~
^0^

macam macam,,,,tapi rata rata YAOI,,,hiks,,,,
dan pair fave saya adalah Ari x Stast!!!!
*ditimpuk temen2 yang ikud baca*

selain itu,straight fave saya adalah Daina x Ryo,,,, (nggak nyambung)
(saya suka sekali Ryo!!! menikahlah denganku,Ryoooo!!!!)

apalagi kebanyakan fic yang saya bikin sendiri ini adalah,,,,MESUM!!!!
*ditembakkan ke luar angkasa sama kk masykur*

ada apa dengan otak saya ini,,,,, =.=;
namanya juga twisted vesion,,,,nggak jelas sama sekali,,,,!!!!!
nggak ada hubungannya,,,kadang malah OOC banget~
^^;

dan tidak akan saya publikasikan apalagi saya tunjukkan pada siapapun,,,
karena kalian yang baca cerita ini akan kehilangan selera makan(baca) gara gara pikiran saya yang kotor,,,,
(mau lemon?! hubungi saya!!!)
bwuahhhahahahahahhaa~
^0^

ok!!! makin lama makin nggak jelas nihh OMAKE,,,,
tunggu saya,,,,!!!
saya akan kembali sesaat lagiiii~
next!!!!
 
Bls: cerbung: ~DESCENDANT OF THE DEATHMASTER~ by:DYNA

08:

Requiem.

_______________________________________
_______________________________

Tiga bulan setelah insiden kecil di Bangkok,
Calcutta city,India,
Apartement kecil di pinggiran kota.

______________________________________
_______________________________


Usai sudah mengukur tensi Tasuku,

Infeksinya telah menyebar dalam presentase 68%,
kemampuan Tasuku mengendalikan kesadarannya sangat luar biasa,

Tapi,sekarang seluruh dunia menyudutkan kami,banyak yang menginginkan kematian Tasuku,
kak Ari bilang kami tidak boleh kembali ke rumah sakit itu,
menurut kak Ari juga,
kami sebaiknya menyembunyikan diri di tempat yang tidak diketahui orang lain selain ia dan kak Ryo,
Tidak boleh melakukan gerakan atau tindakan apapun yang mencolok dan menarik perhatian publik,
Hubungan dengan dunia luar juga,diputuskan sama sekali.
karena jika memikirkan apa yang dipikirkan orang lain terhadapnya,
Tasuku akan jadi semakin menderita.

Kak Ari telah berusaha semaksimal mungkin,tapi sangat sulit menemukan keberadaan Stast, entah apa yang direncanakan vampir itu,tapi keadaaan ini membuat Tasuku semakin frustasi,
kadang kala dia bisa jadi sangat pemarah,kesalahan kecil saja bisa memicu amarahnya,jika sudah begitu,aku hanya bisa menangis...,

tapi yang jelas,aku tidak akan meninggalkannya sendiriannya disini, aku tahu ia membutuhkanku,karenanya aku tidak pergi,aku akan tetap ada disini untuknya.

Kuseka tubuhnya dengan penuh kasih sayang,
dia tidak pernah mau kudekati,tapi akhir akhir ini,tubuhnya semakin lemah,sehingga ia tidak punya pilihan lain selain membiarkanku merawatnya,

Kukunya,walaupun dipotong,dapat terus tumbuh dan tumbuh seperti semula,dalam waktu kurang dari satu jam.

Dia juga punya gigi taring kecil yang agak memanjang,semakin lama semakin panjang, ketika suatu hari dia bertanya padaku apakah ia terlihat mengerikan,
dengan jujur aku menjawab bahwa dia terlihat tampan dalam keadaan bagaimanapun.
(memang benar, meski taring itu sangat runcing dan kelihatan setajam silet, tapi dia semakin tampan,aku semakin memujanya)

Kami juga tidak pernah melakukan hubungan suami istri,
karena resikonya sangat besar aku dapat tertular, dan bagiku yang tidak punya otak sejenius Tasuku,
aku hanya akan menjadi zombie,mayat hidup tanpa otak yang tubuhnya dikendalikan virus,

Walau terkadang keinginan untuk ‘itu’ pernah muncul satu dua kali,Tasuku akan sangat marah ketika aku membicarakannya, dan aku tidak berani menyinggung tentang 'itu' lagi untuk kedua kalinya.

“sayang, bagaimana perasaanmu hari ini?” tanyaku ceria,
Tasuku muram seperti biasanya.
penting bagiku dan dia membicarakan bagaimana perasaannya setiap jam,
ini juga semacam terapi yang membantuku memahami emosinya yang terkadang naik turun.

“aku merasakan tubuhku lemah,mungkin ada sel yang mati lagi karena virus itu,” ia menjelaskan padaku. “kukira prosesnya akan sakit,tapi ternyata begini lambat,”

Aku terdiam,mengelap rambutnya yang keemasan,basah dan lembab.
“apa karena Tasuku sangat pintar makanya tidak sesakit yang kau bayangkan,” aku tertawa,tapi rupanya ucapanku lagi lagi membuatnya marah.
Wajahnya memberengut seketika.

“ya,dan aku akan segera menjadi undead yang sempurna,”

“maaf,Tasuku,aku tidak bermaksud begitu…” aku menunduk.
Tasuku diam saja,

“mereka bilang,akulah raja terror yang baru,”celutuknya ketus.

“mereka mengatakan itu karena mereka tidak mengenalmu,kalau mereka tahu seperti apa Tasuku,pasti tidak akan bilang begitu,kuberitahu,ya,Tasuku itu,membunuh semutpun tidak tega,apalagi menyakiti orang lain?!”

“aku sudah membunuh dua orang waktu itu” matanya menerawang.
Lalu Tasuku berjalan perlahan kearah jendela,menyeret kakinya yang lemah,dia mulai membutuhkan darah,aku tahu itu,tapi aku tidak takut.

Dia suamiku,aku akan berbakti padanya walau dia telah menjadi undead sekalipun.
Aku mendekatinya dan mendekap punggungnya,

“Tasuku melakukannya karena ingin melindungi aku,kan? Aku percaya itu…”

“atas dasar apa kau percaya?”

“karena kita saling mencintai…”

kali ini giliran Tasuku yang diam membisu, dia menatap mataku penasaran, seolah mencari kejujuran disana,

“Daina, kau mau mati bersamaku…?” ujarnya lembut, jari jarinya memainkan rambutku dengan gerakan pelan,
seolah amat takut menyakitiku.
tapi kemudian dia menarik rambutku dengan amat kuatnya, aku menjerit kecil.

"....sakit...!"

"kalau sakit,mengapa kau tidak pergi? mengapa masih tetap disini?!" ia menarik rambutku semakin kuat, helaian halus itu berguguran di telapak tangannya.
"kau salah pada satu hal,aku tidak mencintaimu lagi,Daina,selama ini aku hanya memanfaatkanmu sebagai pelayan bagiku,tidak lebih!" bisa bisa nya ia mengatakan itu dengan ekspresi yang kejam...

"lalu apa,pembohong?" aku menutup mataku,andai bisa,aku juga ingin menutup telingaku...

"sekarang kau kubebaskan,kenapa kau tidak pergi saja dan cari pria lain?!" ia menawarkan "atau perlukah aku yang mencarikan untukmu?!"

“apapun yang kau lakukan,aku tidak akan pergi...!” jawabku mantap,mataku berair,
aku sudah tidak mau kehilangan orang yang kucintai lagi, aku tidak mau sendirian lagi,
hanya kepada Tasuku kutambatkan hati ini,
dan akan mati seiring kepergiannya.

"seberat apapun kau menderaku,aku akan tetap pada keyakinanku..." aku menahan tangis,
"kalau memang benar kau dan aku tidak memiliki hubungan apa apa lagi dan aku dibebaskan ikatan kita,maka biarkan aku memilih tempatku! disinilah tempatku berada!" dadaku sangat sesak sampai untuk menghela nafas saja begitu sulitnya!

Tasuku terdiam,
“kalau begitu menjauhlah dariku,” pintanya halus.
ia mendorongku hingga aku terjerembab di lantai, mencampakkanku dengan dingin,

Aku sangat ingin menangis saat itu,tapi kutahan air mataku,bukan karena alasan yang rumit dan bukan karena aku tidak ingin terlihat lemah,
Tapi aku juga merasakan kepedihan yang sama seperti yang kurasakan dalam suaranya.

keterpaksaan...,

Dia juga menderita harus jauh dariku, tapi dia tetap tegar,
karena dia laki laki maka dia tidak menangis…,
segala cara yang ia lakukan,apapun yang dilakukannya, karena dia mencintaiku...
semua demi melindungiku...

Pangeranku…,
pangeranku yang memiliki hati yang teramat baik dan tulus,
yang telah menodai tangannya dengan darah dan juga dosa…
begitupun,aku masih tetap mencintainya,mencintai kenaifannya, mencintai kelembutan dan kasih sayangnya yang tiada dua didunia ini,
mencintai keluhuran budinya...
Dialah wujud estetika dan kemegahan yang absolut,
dialah Tasuku milikku seorang,

Setelah semua pengorbanan dan cinta teramat dalam yang di curahkan untukku,
bagaimana mungkin aku tidak tetap tinggal disisinya meski hanya sekedar untuk menunggu…?

Tidak ada kebimbangan,tidak ada keraguan sedikitpun dalam hatiku,
aku hanya mengangguk ringan seraya berdiri membereskan baskom kecil berisi cairan antiseptik yang sebelumnya kugunakan untuk menyeka tubuh Tasuku,
aku melangkah keluar dari kamarnya,ketika aku hendak menutup pintu,aku sempat melihat ia menatap kepergianku dengan pandangan sedih,

Tapi sejurus kemudian, tatapan yang penuh berisi luapan cinta membara yang tak terpuaskan itu kembali berubah menjadi sorot dingin dan angkuh.

Tatapan asing yang tidak pernah kukenali sebelumnya.



****************************
****************************
 
Last edited:
Bls: cerbung: ~DESCENDANT OF THE DEATHMASTER~ by:DYNA

Hai, Daina.....
Aq baru baca dikit novelnya.
Wah.... imajinasimu tinggi juga ya...
Klo aq sich imajinasinya lain arah.
Aq sdikit lbih ngarah ke romantic.
Tp itu dulu.... Skarang dah ga lagi.
Eh, kmu masih log in?
Mo bgadang lagi nich?
 
Bls: cerbung: ~DESCENDANT OF THE DEATHMASTER~ by:DYNA

@DD202KZ,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,

hummm,,,,belum,kk,,,,thanks dah mampir,,,,
sekarang masih banyak kekurangan,tapi daina akan berusaha lagiiiii,,,
terima kasih banyaaaaaaakkkkk~
dan,mohon diterima bintangnyaaaaa~
^^
 
Bls: cerbung: ~DESCENDANT OF THE DEATHMASTER~ by:DYNA

dainna, novel mu baguss :D
hehehe :)

ak blum baca smua nya, baru baca sedikit . tp ak udh bsa menafsirkan klo novel mu kereenn .
lanjutkan kreatifitasmu iia :)
 
Bls: cerbung: ~DESCENDANT OF THE DEATHMASTER~ by:DYNA

Thank's ya bintangnya...
Heheheh... baru dapat 1.
Aq jg deh, mo kasi daina bintang.
Yg smangat ya, nulis novelnya....
 
Bls: cerbung: ~DESCENDANT OF THE DEATHMASTER~ by:DYNA

Wah, ceritanya lumayan bagus....

Tapi, lain kali kalo bisa pake huruf besar ya seperti ini: "Kalau begitu menjauhlah dariku,"

Cuman sekedar saran aj....

Good luck kk....

:D
 
Bls: cerbung: ~DESCENDANT OF THE DEATHMASTER~ by:DYNA

Daina

___________________________________________
__________________________________

Presentase 70%.

___________________________________________
__________________________________

“Aku ingin kau memakaikan rantai padaku”
Permintaan tasuku karuan membuatku sangat terkejut,
rantai? Apa apaan?! Dia bukan hewan…itu tidak pantas…

“A...ku keberatan,” protesku. ”Apa gunanya…? Tasuku pasti akan sembuh, kak Ari akan segera menemukan Stast,itu pasti”
Tasuku mengeleng.

“Tidak ada yang tahu tentang masa depan,kan’…,bagiku sekarang atau besok sama saja, dan kau bisa terbunuh kapan saja” ia mengeraskan suaranya.

“aku tidak mau,Tasuku, kau akan baik baik saja, semua akan kembali seperti semula,aku janji…”

“Sejak awal kau tidak mengerti apa apa,Daina,ini serius,jika kau tidak segera memakaikan rantai padaku, dan jika terjadi sesuatu padamu, aku…” Tasuku menghentikan kata katanya ditengah jalan. “Seharusnya kau jangan membantah kata kata orang yang lebih pintar darimu…” lanjutnya kikuk.

“Kak Ari pasti tidak akan setuju,” aku menambahkan.

“Aku akan bicara padanya, tidak ada alasan dia tidak setuju, ini menyangkut…”

“Menyangkut apa…?” aku mendelik penasaran.
Tasuku semakin kikuk, “Sudahlah, percuma bicara denganmu!” dan ia pergi begitu saja ke kamarnya.

Aku senang, Tasuku mencemaskan aku, jika terjadi sesuatu padaku, maka hidupnya tidak ada artinya lagi, itulah yang hendak ia katakan barusan.
Begitu pula aku

.
***************************
***************************

Presentase 72

_______________________________________
__________________________

Dua minggu kemudian,

perkembangan virusnya tidak dapat diprediksikan,dan akhir akhir ini semakin cepat.

Tasuku tidak banyak bicara, bahkan terkadang tidak menjawab jika diajak bicara,
kak Ari bilang, kontrol diri nya luar biasa,biasanya orang yang terinfesi diatas 60% sulit mengendalikan kesadarannya,
apa ini ada hubungannya dengan kejeniusan suamiku?

“Yang terpenting,jangan sampai ia melihat darah, undead baru akan sangat berbahaya” sarannya padaku lewat telepon,

Aku menceritakan permintaan Tasuku tentang memakaikan rantai,kak Ari sama tidak setujunya padaku, tapi rasa keberatan itu ditahannya.

“Tunggu saja,jika aku belum kembali sampai bulan depan,pakaikan saja” ujarnya tegas.
Aku mengangguk angguk, jika kak Ari bilang begitu…

Tasuku menatapku dari tempatnya duduk yang berseberangan denganku.
Wajahnya tampak puas mendengar tanggapan kak Ari.
Aku menutup telepon dengan sedih.


*****************************
*****************************

Selanjutnya,ketika aku melihat kalender dan menandai bulan baru,
aku memutuskan menuruti kemauan Tasuku.
walau hatiku melawannnya.



****************************
****************************
 
Last edited:
Bls: cerbung: ~DESCENDANT OF THE DEATHMASTER~ by:DYNA

Ari


Argentina.
Salah satu daerah yang telah terinvasi oleh Undead,
_____________________________________________
___________________________________


Sekitar 200 zombie kelaparan menghadang didepanku.Terseok seok.

Ditengah reruntuhan kota,didepan sebuah rumah terbesar yang dulunya digunakan sebagai tempat tinggal orang terkaya dikota ini,
aku mendapat informasi, kalau disanalah tempat persembunyian Stast The Origin,

tapi tidak ada seorangpun dirumah itu, hanya ada undead,
dan ketika kami akan keluar, kami terjebak diantara lautan mayat yang bangkit dari kematian ini.

Mata mereka yang seputih susu sejajar dengan mataku.
Dengan segenap kebencian kulemparkan granat tangan kearah mereka hingga ledakan hebat memisahkan tubuh membusuk itu berkeping keping.
Kelompok yang selamat tertarik pada serpihan daging itu dan berebut melahapnya.

Ryo dan Yudas berada di belakangku.mengawasi sekaligus menunggu perintah dariku.

“Bergerak” perintahku,dan mereka langsung menyerbu kearah kerumunan yang kacau balau tersebut. Memusnahkan apa saja yang dapat dimusnahkan.

Ryo menembakkan panah besinya berkali kali, menghabisi beberapa ekor zombie sekaligus, seekor ghoul terbang merendah ingin meraihnya,
Yudas melompat tinggi sekali hingga berada dalam posisi menunggangi si ghoul, yang panik dan kebingungan.

“Demi nama tuhan!” teriaknya dan menancapkan salah satu dari pedang kembar bermata bulan sabit miliknya diatas ubun ubun makhluk itu.
Mereka jatuh, tapi Yudas dengan sepatu yang dirancang khusus menghadapi gravitasi, mendarat dengan mulus diatas tanah.

“Hati hati dengan lehermu,sobat” katanya pada Ryo.

Ryo mendelik tidak senang, “Yah,bagaimanapun juga,terima kasih” ujar ryo tampak tak rela.

Aku mematahkan tulang manusia chimera berkepala kijang di tanganku.
sementara Ryo dan Yudas berkutat menghalau zombie,
ghoul dan chimera yang mencoba menyerang mereka. Hanya perlu seorang diri melakukan ini,
ghoul lagi,mereka tak pernah bertempur dengan memakai otak mereka.
Dengan sekali hentakan tinjuku ditanah,
bebatuan beterbangan bersama energi magnet dan pusaran tornado.
Menghantam gerombolan besar itu sekaligus di udara.

Angin yang panas menerpaku,
aku berlindung dibawah Coat hitam panjang yang kukenakan,
menunggu hingga semua makhluk laknat tersebut habis tertelan pusaran angin yang kuciptakan.
Onggokan daging mereka yang rapuh terpisah pisah dan terlempar.
kepala salah satu ghoul jatuh di dekat kakiku, kuinjak organ yang masih bergetar itu,
ada apa ini? tiba tiba berdatangan begini...
Harusnya kami sudah keluar dari kota ini sejak tadi!

“Hebat sekali,Paladin…”

Mencabut pedang dipunggungku dan berdiri mengahadapi vampir laki laki bertubuh tinggi besar.berambut cepak abu abu terang.
Hah,aku tidak terkejut.

“Mana Stast?” tanyaku dingin.

“Well,mengalahkan ratusan prajurit kami dalam waktu singkat seorang diri,lalu bertanya begitu saja? Tidak tahu sopan santun” ia menampakkan wajah bengisnya, vampir ini berperangai beringas dan buas,kelihatannya dia adalah generasi kedua,

Meski makhluk yang ada didepanku ini luar biasa indah dan tampan.
Aku bisa melihat kekejaman dalam matanya yang berkilat tanpa belas kasih.

“Karena aku tuan rumah, maka kita bermain dengan caraku,kau bisa mengalahkanku,kau akan dapat apa yang kau inginkan” ungkapnya penuh kesombongan.

“Jika kau tidak mau mengatakan demikian,aku tidak punya pilihan lain”
pedangku terayun ringan bersamaan dengan tubuhku,

Si vampir tidak sempat menghindar dariku,dan Lengan halus bagaikan porselen itu terpotong dengan mudahnya.

Dia tampaknya terlalu bangga akan kekuatannya,hingga terlambat menyadari kedatanganku,bahkan hanya untuk menghindarpun tidak sempat.
Kelihatannya ia amat marah karena perbuatanku.

Hm...Tipe berat,hanya tenaganya yang besar tapi refleknya agak lambat.

“Selanjutnya adalah kepalamu” bisikku, “Jika kau mengatakannya, hanya itu yang memperlambat kematianmu…”

Dengan wajah murka,ia bermutasi dengan cepat.
Daging tumbuh ditempat aku menyerangnya barusan.
Bukan daging,melainkan tulang.
Tulang baja laksana tombak yang siap menghujam dan mencabut nyawaku.

“Manusia! Kau melanggar wilayah teritorial kami!” raungnya.

Ryo dan Yudas terkejut bukan main karena suara raungannya yang bagaikan seekor singa itu
Vampir buas itu menubrukkan dirinya padaku.
Beberapa saat terjadi adu kekuatan diantara kami,kami saling dorong,dan aku berusaha menghalangi tubuhnya yang menekanku dengan menggunakan pedangku.

Sementara sebelah tanganku yang lain menahan tulang keras bagaikan tombak itu agar tidak menembus kerongkonganku dengan mulus
Sial,dia benar benar kuat.
Berapa tekanan ini sebenarnya…? Mungkinkah mencapai satu ton lebih…?
nafasku mau putus rasanya!

“Ari…!” teriak Ryo hendak membantuku, tapi jumlah zombie yang datang silih berganti.
Dia dan yudas sudah kerepotan menghalangi para mayat hidup itu agar pertarunganku dengan vampir generasi kedua ini tidak terganggu.

“Jangan ikut campur…Ryo!!” teriakku.

“Graaaaaaaaaaaaaaaakkkkhhh!!!!!!” si vampir memperlihatkan gigi gigi nya yang setajam silet itu,menyeringai penuh kemurkaan terhadapku.
Sialan…sialan…

Apa aku akan mati?!

Mati….

Mati…

Bayangan bayangan mengerikan kembali muncul di kepalaku,

“Darah…,kakak! Darah!”

“Ayah…ibu…maafkan aku…”


Bayangan memuakkan itu lagi!
Undead pertama yang kubunuh…


Tidak akan ada surga kecuali semua kengerian ini berakhir…!



**********************************
**********************************
 
Last edited:
Bls: cerbung: ~DESCENDANT OF THE DEATHMASTER~ by:DYNA

(LANJUTAN)

Ari

________________________________________
________________________________


Ya,tidak ada surga kecuali semua kengerian ini berakhir.

dengan segenap tenaga,aku mengalirkan listrik di seluruh baju tempurku dan menendang undead didepanku hingga terpental,

“Yeah! Bagus,Ari! Tendangan halilintar!” Ryo berteriak teriak kegirangan sambil meneruskan memenggal kepala para mayat hidup,

Yudas tersenyum puas. “jangan mati,ya,kapten!” Hanya itu yang ia ucapkan.
Tidak kuhiraukan celotehan teman temanku,
memangnya mereka pikir aku sedang apa? Syuting film action?!

Butiran keringat mengalir di sekujur tubuhku, tapi aku sangat bersemangat memburu undead itu,
mendatanginya ketika ia sedang berguling guling mencoba bertransformasi ke bentuk lain.

Aku akan memutuskan kepala nya dari tubuhnya,
hanya itu cara satu satunya agar otak yang gila itu tidak terus menerus membuat tubuh yang merepotkan itu bermutasi.
Lengan si vampir beradu dengan pedangku,
menimbulkan bunyi berdenting yang nyaring saat kami berbenturan,

Aku Terlompat mundur, ia menebas lengan bajuku hingga goresan yang dibuatnya menimbulkan kerusakan kecil pada baju tempurku.
hanya itu,bukan luka dalam yang perlu kucemaskan.
aku takut aku jadi terlalu besar kepala karena ini,tapi reflek ku jauh lebih baik.

Ia sendiri tampak kepayahan menghadapiku,nafasnya terengah engah,sudah kuduga,
Walau tidak perlu bernafas apa boleh buat,makhluk ini masih bisa merasa panik jika merasa nyawanya terancam.

Tak akan kusia siakan kesempatan ini, aku menyerangnya dengan kekuatan penuh.
Dia juga membalas seranganku,
pedangku beradu kekuatan melawan cakarnya,entah berapa lama pertempuran berlangsung dengan seru.

Awalnya kami seimbang, tapi pelan pelan, vampir itu melemah,
dia mudah terpancing, semakin sering tinjuku mampir di wajahnya, semakin mudah pula ia lengah karena amarah.

Pedangku menusuk tulang rusuknya,satu kali, dua kali, ia meraung tidak terima.
Mendaratkan pukulan dan tendangan membabi buta yang semuanya dapat kuhindari.
Saat ini,dialah mangsaku,dan bukan sebaliknya.

Akhirnya,sebagian lehernya nyaris putus terkena sabetan pedangku.
Darah mengalir dan ia mulai panik karena darahnya mulai kering dan tubuhnya nyaris tidak bisa bergerak, ia mengerang sekarat.

Kuputar pedangku dan kembali mendatanginya.

“Hanya segitu,Undead?” tantangku lagi, “Sekarang tepati janjimu!”

“Stast benar,” vampir itu menatapku dengan mata Ruby nya yang terang.“kau memang kuat,Aryanov Gabriel,kemampuanmu setara dengan makhluk abadi seperti kami! Stast sampai menangis,kami gagal mendapatkanmu saat berhasil memancingmu tempo hari”
matanya menerawang jauh,

“Aku apa?!” tanyaku.”Apa yang ia rencanakan?!”
Undead didepanku tersenyum senang.

"Stast” ujarnya “Sudah sejak lama menaruh perhatian kepada banyak manusia berbakat, dan dia menjadikan mereka vampir,seperti aku dan saudara saudaraku yang lain…,namun tidak semua manusia bisa menerima virus original dalam darahnya, seperti yang kau tahu,"

"Jika manusia biasa dengan tingkat kecerdasan yang biasa pula, maka mereka hanya akan menjadi Zombie, mayat hidup tanpa otak yang tidak bisa berpikir,tidak punya akal. Maka ia,ayah kami yang pandai,menciptakan chimera dan ghoul, perpaduan hewan buas dengan Undead,dan jenis yang ini lebih cepat dan mudah dikendalikan,”

“Tapi itu belum cukup...! ghoul dan chimera. Mereka sama tidak berotaknya dengan mayat mayat hidup produk gagal itu,”ia mendelik gusar kearah tumpukan zombie yang dibantai oleh Ryo dan Yudas.
“Sedangkan jenis vampir seperti kami hanya ada sedikit,tidak semua orang bisa menjadi seperti kami, dan Stast semakin tua, meskipun dia wadah berlindung yang sempurna bagi kami dan dia kuat. sewaktu waktu dia bisa saja dikalahkan karena dia sendirian”
“Kami perlu pemimpin dan kawan kawan yang baru, yang dapat membantu kami mewujudkan ambisi menguasai dunia dan memperbudak umat manusia!
Seseorang yang kuat,cerdas,jenius dan kesempurnaan mutlak tidak ada bandingannya didunia ini, ”

Aku tertegun “Dan aku adalah sosok yang paling tepat…”
Vampir itu menyeringai kejam.

“Ya,harusnya," ia memberitahuku "Kami berharap,yang menjadi raja kami adalah kau,orang yang paling tepat untuk posisi ini,tapi rencana itu gagal,kau lebih kuat bahkan dari Stast sendiri,Stast gagal mengambilmu,
karena itu kami mencari dia,
seseorang yang bisa menandingimu,seseorang yang akan mengalahkanmu,satu satunya titik kelemahanmu didunia ini...!”

“Siapa dia?!” desakku.
Vampir itu tertawa,

“Tapi tidak bisa dengan manusia biasa, harus manusia yang sangat cerdas” tawanya melengking
Sekujur tubuhku menggigil memikirkan kemungkinannya.

“Tasuku…” desisku tak percaya.

“Sudah terlambat menyadarinya,Aryanov Gabriel, kau telah terkecoh dengan datang kemari,Stast ayah kami yang jenius berhasil mengecohmu,saat ini dia pergi membawa pasukan besar,dan sedang dalam perjalanan menjemput calon raja baru kami…,sang 'Pewaris' yang baru!”

Aku memenggal kepalanya disaat saat terakhir,percikan darah vampir yang nyaris mengering itu membasahi tanah.

“Ari! Apa benar yang ia katakan?!” Ryo menghambur ke arahku,
diikuti Yudas. shotgun di tangannya mengeluarkan asap karena ia baru saja menembaki Zombie yang tersisa, mereka berganti ganti senjata beberapa kali untuk kemudahan.

“Matilah kalian! Kalian manusia akan punah! Kalian akan merasakan perasaan kami yang terbuang! Kalian akan membayar kepalsuan yang kalian ciptakan!” kepala si vampir yang masih hidup dan bergerak-gerak itu berteriak menyuarakan berbagai macam kutukan dan sumpah serapah pada kami.

Yudas melempar pemantik api kepadaku, dan aku segela menyulut tubuh penuh dosa itu habis dalam kobaran api,
teriakan kematian bergaung hingga akhirnya lenyap.

Yudas berdoa sambil memegang salib di dadanya,
“Sayang sekali,kalianlah yang akan punah, para makhluk yang tidak dicintai oleh Tuhan” pastor muda perwakilan dari vatikan itu mengumpat halus.

“Ryo,Yudas,kita harus pergi ke Calcutta secepatnya, darurat, akan terjadi invasi besar besaran disana!” ujarku dengan nada setengah memerintah.
Ryo dan Yudas mengangguk bersamaan menyetujui perkataanku.

“Kita harus musnahkan yang disini dulu, akan menghalangi jalan kita kalau tidak disingkirkan” Yudas meraih kedalam Coat nya, menarik granat tangan dalam jumlah besar, lalu maju kearah kerumunan undead mendahului aku dan Ryo.

“Tenang saja” Ryo menepuk bahuku. ”Tasuku adalah tipe orang yang sama sepertimu,ia akan teguh dalam pendiriannya dan akan memegang prinsipnya hingga ia mati.”
Aku hanya menyahut dengan senyuman getir.

Ya,tapi tidak dalam keadaannya yang sekarang.

Aku mungkin bukan pemuka agama yang taat, juga bukan seorang syeikh yang alim,
bahkan aku sangat jarang berdoa,
tapi kali ini,kali ini aku berdoa dengan segenap hatiku,
aku hanya ingin adikku selamat,


Untuk itu aku rela mempertaruhkan diriku sendiri dalam permainan maut ini hingga sekarang.




*******************************
*******************************
 
Last edited:
Back
Top